Professional Documents
Culture Documents
450-Article Text-2471-1-10-20200318
450-Article Text-2471-1-10-20200318
ABSTRACT
ABSTRAK
61
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
total lahan kering sekitar 148 juta ha sistem perakaran. Fungsi perakaran
dapat dikelompokkan menjadi lahan sebagai badan penyerap hara dan air
kering masam 102,8 juta ha. Sedangkan merupakan titik kritis bagi kelangsungan
di lahan basah, lahan masam ditemukan pertumbuhan dan perkembangan
pada lahan sawah yang berasal dari tanaman yang menghadapi lingkungan
bahan mineral berpelapukan lanjut dan yang tidak menguntungkan (Hanum,
pada lahan rawa terutama terdapat di dkk., 2009). Keragaman genotipe
lahan sulfat masam serta tanah organik kedelai terindikasi sangat signifikan
(gambut). (Widjaja-Adhi,dkk., 2000). dalam menanggapi cekaman aluminium
Akan tetapi, usaha perluasan pertanaman yaitu terhadap sifat (panjang akar
pada areal bukaan baru sering primer, berat kering akar dan berat
menghadapi faktor pembatas ekologi. kering tajuk) (Ojo dan Ayuba, 2012).
Lahan kering di Indonesia Toleransi tanaman terhadap Al
didominasi oleh tanah masam podsolik merupakan faktor yang penting untuk
merah kuning yang tergolong dalam adaptasi pada tanah masam. Identifikasi
ultisol. Tanah ini terkendala oleh pH terhadap hambatan pertumbuhan
rendah (4,6 –5,5),kapasitas tukar kation tanaman karena peningkatan konsentrasi
(KTK) rendah, peka erosi dan miskin Al dalam larutan hara merupakan pa
elemen biotik (Mulyani, 2006), serta rameter untuk menyeleksi genotipe
tingginya kadar aluminium (Al) (Utama, berdasarkan tingkat toleransinya
2008). Aluminium (Al) merupakan ion terhadap stress Al (Utama, 2008).
rhizotoksik yang menghambat Penelitian ini bertujuan untuk
pertumbuhan dan produktivitas tanaman menguji Mutan genotipe kedelai (M3)
di tanah mineral masam (Rengel, 2000). terhadap konsistensi hasil mutan turunan
67% lahan masam dipengaruhi oleh (M2) yang merupakan respon genotipe
keracunan Al (Hede dkk., 2007). kedelai hasil irradiasi sinar gamma yang
Keracunan Al dapat menghambat toleran dan peka terhadap cekaman
perkembangan akar (Budiarti dkk., kemasaman sebagai acuan untuk
2004). menentukan karakter morfofisiologis
Pendekatan utama yang seleksi toleransi genotipe kedelai pada
digunakan adalah melihat kemampuan lahan masam.
tanaman dalam menghadapi cekaman
Al, yaitu dengan melihat kemampuan
63
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
64
B. Rini Widiati Giono: Respon Morfofisiologis Beberapa
Genotipe Kedelai (Glycine max L.Merill) Hasil Irradiasi
Sinar Gamma terhadap Cekaman Kemasaman.
Pengapuran (P)
Perlakuan
P0 P1
𝑏 𝑐𝑑
g1 6,92 8,15
𝑥 𝑥
𝑎 𝑏𝑐𝑑
g2 13,87 10,06
𝑥 𝑥
𝑎𝑏 𝑏𝑐𝑑
g3 9,52 10,13
𝑥 𝑥
𝑎𝑏 𝑏𝑐𝑑
g4 9,87 10,23
𝑥 𝑥
𝑏 𝑎
7,97 16,73
g5 𝑦 𝑥
𝑎𝑏 𝑐𝑑
g6 9,42 8,91
𝑥 𝑥
𝑎𝑏 𝑎𝑏
g7 10,60 14,24
𝑥 𝑥
𝑏 𝑐𝑑
g8 7,27 7,90
𝑥 𝑥
𝑎𝑏 𝑎𝑏𝑐
g9 9,09 7,06
𝑥 𝑥
𝑏 𝑎𝑏𝑐
g10 6,32 12,27
𝑥 𝑥
𝑏 𝑎𝑏𝑐
g11 8,20 12,82
𝑥 𝑥
NP BNT PU (0,01) 17,823
NP BNT AP (0,01) 5,037
Hubungan Panjang Akar dan Serapan Al Akar pada kondisi cekaman kemasaman
50
Panjang akar (cm)
40
30
20
10 Indeks Kejenuhan Al 100% (P0) y0= -0,6468x2 + 10,314x - 19,655.,R² = 0,3897
Indeks Kejenuhan Al 0% (P1) y1 = -4,5804x2 + 32,991x - 18,252.,R² = 0,2619
0
0 2 4 Al akar6 (ppm) 8 10 12
Gambar 1. Hubungan Panjang akar dengan Serapan Al Akar Genotipe Kedelai pada
Indeks Kejenuhan Al 100% dan 0%.
65
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
Hubungan Ratio Bobot Kering Tajuk/akar, Serapan Al Akar dengan Bobot Biji
Genotipe Kedelai pada Cekaman Kemasaman.
40
Bobot Biji/tanaman
30
(g.tan-1)
20
10
Kejenuhan Al 100% (P0) y0 = 5,3317ln(x) + 6,2867., R² = 0,1117
Kejenuhan Al 0% (P1) y1= -0,0165x2 + 1,0996x + 21,258.,R² = 0,2466
0
0 5 10 15 20
Ratio Bobot Kering Tajuk/akar (g.tan-1)
Gambar 2. Hubungan Ratio Bobot Kering Tajuk/akar dengan Bobot Biji Genotipe
Kedelai pada Indeks Kejenuhan Al 100% dan 0%.
40
Bobot Biji/tanaman (g.tan-1)
35
30
25
20
15
Kejenuhan Al 100% (P0) y0 = -3,3062x2 + 38,954x - 95,33.,R² = 0,227
10
Kejenuhan Al 0% (P1) y1 = -0,0318x2 + 1,5083x + 15,496.,R² = 0,2858
5
0 2 4 6 8 10 12
Al akar (ppm. tan1)
Gambar 3. Hubungan Serapan Al akar dengan Bobot Biji Genotipe Kedelai pada
Indeks Kejenuhan Al 100% dan 0%.
66
B. Rini Widiati Giono: Respon Morfofisiologis Beberapa
Genotipe Kedelai (Glycine max L.Merill) Hasil Irradiasi
Sinar Gamma terhadap Cekaman Kemasaman.
67
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
Hanum, C., Mugnisjah, W.Q., Yahya, S., Ojo dan Ayuba., Screening of tropically
Sopansie, D., Idris, K., dan Sahar, adapted genotypes of soybean
A. 2009. Penapisan Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) for
Toleran Cekaman Aluminium dan aluminium stress tolerance in
Kekeringan. Forum Pascasarjana short-term hydroponics. Journal of
Vol. 32 No; 4 Oktober 2009: 295- Animal & Plant Sciences, 2012.
305 Vol. 14, Issue 2: 1921-1930
(2012).
Harmida. 2010. Respons Pertumbuhan
Galur Harapan Kedelai (Glycine Proklamirsininsih, E., Prijambada , I.D.,
max(L.)Merril) pada Lahan Rachmawati, D., Sancayaningsih,
Masam. Jurnal Penelitian Sains R. 2012. Laju Fotosintesis dan
Volume 13 Nomer 2(D) 13209. Kandungan Klorofil Kedelai pada
Media Tanam Masam dengan
Hede, A.R., B. Skovmand dan J. Lopez- Pemberian Garam Aluminium.
Cesati. 2007. Acid soil and AGROTROP, 2(1): 17-24 (2012).
Aluminium toxicity. Chapter 15. ISSN : 208 -155X.
CIMMYT Wheat Program,
CIMMYT Soil and Plant Nutrition Rengel, Z. 2000. Mineral Nutrition of
Laboratory. pp. 172-182 Crops, Fundamental Mechanisms
and Implications. Food Products
Li-Song, C. 2006. Physiological Press. Binghamton, New York.
Responses and Tolerance of Plant
Shoot to Aluminium Toxicity. J. Samac DA, Tesfaye M. 2003. Plant
Plant Physiol. Mol. Biol., 32: 143– improvement for tolerance to
155. aluminum in acid soils – a review.
Review of Plant Biotechnology
Muhidin, 2004, Uji Cepat Toleransi
Tanaman Kedelai Terhadap and Applied Genetics. Plant Cell,
Cekaman Aluminium, J. Agroland, Tissue and Organ Culture 75: 189–
11 (1) : 18-24 207.
Mulyani, A., Rachman, A., Datrah, A., Sopandie, D., M. Jusuf, & T.D. Setyono
Penyebaran Lahan Masam, 2000. Adaptasi kedelai (Glycine
Potensi dan Ketersediaannya max Merr.) terhadap cekaman pH
Untuk Pengembangan Pertanian. rendah dan aluminium. Analisis
Buku Fosfat Alam: Pemanfaatan pertumbuhan akar. Comm. Ag.
fisfat Alam Yang Digunakan 5(2) :61-69.
Langsung Sebagai Pupuk Sumber
69
Jurnal Agrotan Vol.1 No.1 Maret 2015
70