Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Prolanis
Jurnal Prolanis
Jurnal Prolanis
Abstract
Chronic Disease Care Program[Program pengelolaan penyakit kronis(PROLANIS)] is
formulated by Indonesian government and Health insurance [BPJS Kesehatan]to provide
health care for BPJS Kesehatan participants who suffer from chronic diseases to achieve
an optimal quality of life with cost-effective and efficient health services. Primary Level
Health Facilities [Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama(FKTP)] such as Puskesmas,
Family Doctors, and primary care clinics that have collaborated with BPJS Kesehatan are
obliged to implement Prolanis. This study aims to determine the effect of enabling factors
and needs on the use of Prolanis. This research is a type of analytic survey research with
a cross sectional study approach which is carried out in several FKTP, namely; Gentungan
Health Center, Manuju Health Center and High Moncong Health Center. The population
in this study were participants in the prolanis activities at FKTP. Subjects in this study
were 107 people. The results of this study indicate that the factors that influence the
utilization of prolanis in FKTP are; Educational history (0.001), income (0.029), BPJS
Health membership class (0.019), role of health workers (0.001) and timeliness of
implementation prolanis activities (0.048). Factors that do not affect the utilization of
prolanis in FKTP are; Gender (0.369), Age (0.169), Occupation (0.103), Distance from
house to FKTP (0.353), Family support (0.413), Knowledge (0.145), Need for prolanis
(0.400) and Disease control (0.315
Abstrak
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah upaya pemerintah dan BPJS
Kesehatan untuk melakukan pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang
menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama
(FKTP) seperti Puskesmas, Dokter Kelurga, dan Klinik layanan primer yang telah
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan berkewajiban mengimplementasikan Prolanis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor pemungkin dan faktor
kebutuhan terhadap pemanfaatan Prolanis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
survei analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada beberapa
131
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
FKTP yaitu; Puskesmas Gentungan, Puskesmas Manuju dan Puskesmas Tinggi Moncong.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta kegiatan prolanis di FKTP. Jumlah Sampel
pada penelitian ini adalah 107 orang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan prolanis pada FKTP adalah; Riwayat pendidikan (0,001),
Pendapatan (0,029), Kelas kepesertaan BPJS Kesehatan (0,019), Peran petugas kesehatan
(0,001) dan Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan prolanis (0,048). Faktor yang tidak
mempengaruhi pemanfaatan prolanis pada FKTP adalah; Jenis kelamin (0,369), Umur
(0,169), Pekerjaan (0,103), Jarak rumah ke FKTP (0,353), Dukungan keluarga (0,413),
Pengetahuan (0,145), Kebutuhan akan prolanis (0,400) dan Kontrol penyakit (0,315)
Kata kunci: faktor kebutuhan, faktor pemungkin, Pemanfaatan prolanis, Penyakit kronis, PROLANIS
132
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.vxxixx
bawah target zona aman. Hal ini perbukitan yaitu Puskesmas Manuju dan
mengindikasikan rendahnya pemanfaatan dataran tinggi yaitu Puskesmas Tinggi
pelayanan Prolanis di FKTP BPJS Kesehatan. Moncong.
Penelitian ini merupakan jenis
Penelitian sebelumnya menunjukan penelitian survei analitik dengan pendekatan
terdapat pengaruh signifikan antara informasi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
pelayanan Prolanis (p=0,020) dan kesesuaian adalah peserta KIS/BPJS yang telah terdaftar
jadwal/waktu (p=0,008) terhadap pada FKTP dan terdaftar sebagai peserta
pemanfaatan Prolanis di PLK Unair. kegiatan prolanis pada wilayah kerja
Sedangkan variabel kelas BPJS, jarak tempuh, Puskesmas Gentungan, Puskesmas Manuju
waktu tempuh, ketersediaan transportasi, jenis dan Puskesmas Tinggi moncong. Jumlah
transportasi, hubungan sosial, petugas populasi pada penelitian ini adalah 107 orang
kesehatan, fasilitas kesehatan, waktu tunggu berdasarkan data peserta pengelolah prolanis
dan kebutuhan tidak berpengaruh signifikan.
puskesmas. Sampel pada penelitian ini adalah
(Auliya, 2018. Penelitian lain mengenai faktor seluruh peserta prolanis yang telah terdaftar
yang berhubungan dengan pemanfaatan pada FKTP dan mengikuti rutin kegiatan
program pengelolaan penyakit kronis prolanis prolanis, Teknik pengambilan sampel dengan
di BPJS Kesehatan kantor cabang Tangerang menggunakan total sampling.
tahun 2015 terdapat hubungan signifikan
antara pengetahuan penyakit, dukungan BPJS
Kesehatan dan dukungan keluarga HASIL
mempunyai dengan pemanfaatan program
pengelolaan penyakit kronis. Tidak ada Berdasarkan hasil penelitian yang
hubungan antara usia, jenis kelamin, dipaparkan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
pendidikan, pekerjaan, jarak tempuh dan jenis kelamin responden yang paling banyak
waktu tempuh ke PPK tingkat pertama serta menjadi responden dalam penelitian ini
dukungan teman dengan pemanfaatan adalah Perempuan (67,3%). Usia yang paling
prolanis (Tawakal, 2015). banyak adalah responden dengan usia lebih
dari 59 tahun (40,2%). Responden dengan
Berdasarkan uraian diatas penulis Riwayat pendidikan terakhir terbanyak adalah
tertarik untuk meneliti tentang Analisis Faktor responden yang menamatkan SD (29,9%).
(Faktor Pemungkin dan Faktor Kebutuhan) Status responden dalam keluarga yang
yang mempengaruhi Pemanfaatan Program terbanyak adalah responden yang merupakan
Pengelolan Penyakit Kronis (PROLANIS) Anggota keluarga (64,5%). Responden
Pada FKTP BPJS Kesehatan berdasarkan pendapatan perbulan yang paling
banyak menjadi responden adalah responden
BAHAN DAN METODE dengan pendapatan dibawah Rp.2.941.270,-
(60,7%).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April – Mei tahun 2020 pada FKTP yang Berdasarkan tabel 1, hasil analisis
telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan menggunakan Chi square untuk mengetahui
dan sementara melaksanakan program pengaruh faktor karakteristik responden
implementasi pengelolaan penyakit kornis terhadap pemanfaatan prolanis dengan taraf
(Prolanis). Pemilihan Lokasi penelitian signifikansi 5% menghasilkan p value; jenis
berdasarkan ketewakilan letak geografis kelamin 0,369 yang berarti p > 0,05 jadi Ho
FKTP yaitu mewakili daerah dataran rendah diterima sehingga kesimpulannya tidak ada
yaitu Puskesmas Gentungan, daerah pengaruh jenis kelamin terhadap pemanfaatan
133
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
134
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.vxxixx
Distribusi
P
Karakteristik Responden Kategori Frekuensi
Value
n=107 %
Jenis Kelamin Laki-Laki 35 32,7
0,369
Perempuan 72 67,3
Umur < 45 tahun 23 21,5
0,169
45 - 59 tahun 41 38,3
> 59 tahun 43 40,2
Riwayat Pendidikan Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD 17 15,9
Tamat SD 32 29,9
Tamat SMP 19 17,8 0,001
Tamat SMA 19 17,8
Tamat Perguruan Tinggi/Sarjana 20 18,7
Kepala Rumah Tangga 38 35,5 0,103
Status Dalam Keluarga
Anggota Rumah Tangga 69 64,5
Penghasilan Perbulan < Rp. 2.941.270 65 60,7
0,029
(UMP SULSEL) > Rp. 2.941.270 42 39,3
Distribusi
P
Variabel Faktor Kategori Frekuensi
Value
n=107 %
Faktor Pemungkin (Enabling Factor)
Kelas Keanggotaan BPJS KELAS I 38 35,5 0,019
KELAS II 10 9,3
KELAS III 59 55,1
Jarak Rumah Ke Faskes < 3 km 46 43,0
0,353
> 3 km 61 57,0
Peran Petugas Kesehatan Baik 82 76,6
0,001
Kurang 25 23,4
Dukungan Keluarga Baik 84 78,5
0,413
Kurang 23 21,5
Pengetahuan Tentang Prolanis Baik 59 55,1 0,145
Kurang 48 44,9
Ketepatan Waktu Pelaksanaan Tepat Waktu 79 73,8
0,048
Prolanis Tidak Tepat Waktu 28 26,2
135
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
Distribusi
P
Variabel Faktor Kategori Frekuensi
Value
n=107 %
Variabel Faktor Kebutuhan (Need Based Factor)
Kebutuhan Pelayanan Prolanis Membutuhkan 105 98,1 0,400
Kurang Membutuhkan 2 1,9
Hipertensi
63 58,9
Penyakit Kronis Yang Diderita Diabetes Melitus
20 18,7 0,315
Hipertensi dan Diabetes
24 22,4
Melitus
136
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.vxxixx
1
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
2
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.vxxixx
3
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. xx, No. x, 20xx: xx – xx p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
13. Musfirah Ahmad, et all.2017. Prolanis 16. Sarafino, EP (2006). Health Psychology:
Implementation Effective To Control Fasting biopsychosicial interactions fifth editions . John
Blood Sugar, Hba1c And Total Cholesterol Levels Willey & Sons
In Patients With Type 2 Diabetes. Jurnal Ners Vol. 17. Tawakal, I. (2015) Faktor faktor yang
12 No. 1 April 2017: 88-98. https://e- berhubungan dengan pemanfaatan program
journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/2750. pengelolaan penyakit kronis prolanis di BPJS
14. Mediciani, Shella. 2020. Pemanfaatan Program Kesehatan kantor cabang Tangerang Tahun 2015 =
pengelolaan penyakit kronis di Puskesmas. Higea Factors associated with the utilization of chronic
Journal of Public Health, disease management program prolanis at BPJS
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higea. Kesehatan. Universitas Indonesia
Universitas Negeri Semarang, Indonesia 18. Vest et all. Diabetes self-management in a low
15. Rahmi, A. 2015. Faktor – faktor yang berhubungan income population: impacts of social support and
dengan pemanfaatan program pengelolaan relationships with the health care system. Pubmed.
penyakit kronis (Prolanis) di BPJS Kesehatan 2013;9(2):145-55. Doi:
Kantor Cabang Jakarta Timur tahun 2015. Jakarta. 10.1177,1742395313475674.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas 19. Yuliaristi, Viona. 2018. Faktor – faktor yang
Indonesia. mempengaruhi pemanfaatan prolanis di wilayah
kerja puskesmas mandala kecamatan Medan
Tembung. Medan. Universitas Sumatera Utara.