Professional Documents
Culture Documents
440 690 1 SM
440 690 1 SM
440 690 1 SM
Abstract: Binjai (Mangifera caesia Jack.) has antibacterial active s+ubstances saponins and
tannins. This study aims to analyze the differences in inhibitory activity of binjai root extract against
Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenes in vitro. The study design used true experimental,
post-test only with control group design, consisting of 10 treatments of binjai root extract (50%, 55%,
60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) and penicillin 15 µg (positive control). Analysis of
research data using one-way ANOVA test, Duncan post-hoc test, and independent t test at 95%
confidence level. The results showed 80% binjai root extract was the optimum concentration of
Staphylococcus aureus (23.49 mm) and Streptococcus pyogenes (19.49 mm). At the same
concentration the inhibitory activity of Staphylococcus aureus was greater than that of Streptococcus
pyogenes. The conclusion of this study is that there are differences in the inhibitory activity of the
binjai root extract preparations for Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenes.
Keywords: binjai root extract, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, inhibitory power
Abstrak: Binjai (Mangifera caesia Jack.) memiliki zat aktif antibakteri saponin dan tanin.
Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan aktivitas daya hambat ekstrak akar binjai terhadap
Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes secara in vitro. Rancangan penelitian
menggunakan true experimental, post test-only with control group design, terdiri dari 10 perlakuan
ekstrak akar binjai (50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) dan penisilin 15 µg
(kontrol positif). Analisis data penelitian menggunakan uji one-way ANOVA, uji post-hoc Duncan,
dan uji t independent pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan ekstrak akar binjai
80% merupakan konsentrasi optimum terhadap Staphylococcus aureus (23,49 mm) dan Streptococcus
pyogenes (19,49 mm). Pada konsentrasi yang sama aktivitas daya hambat terhadap Staphylococcus
aureus lebih besar dibandingkan dengan Streptococcus pyogenes. Simpulan penelitian ini yaitu
terdapat perbedaan aktivitas daya hambat dari sediaan ekstrak akar binjai terhadap Staphylococcus
aureus dan Streptococcus pyogenes.
Kata-kata kunci: ekstrak akar binjai, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, daya hambat.
131
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 131-138
132
Nufus H. dkk. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar...
35
30,53
27,93
Rerata Zona Hambat (mm) 30
25,33 25,34 24,87
25 23,49 23,18
22,08 21,02
20,6 20,64
18,99 19,49
20 18,32
17,02 17,09
15,76
14,6 15,48 14,12
15 12,12 12,84
10
5
0
50% 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% KP
Konsentrasi Ekstrak Akar Binjai
SA SP
Gambar 1. Rerata Diameter Zona Hambat Berbagai Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Etanol
Akar Binjai terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes in Vitro
Keterangan:
SA = Perlakuan Ekstrak Etanol Akar Binjai terhadap Staphylococcus aureus
SP = Perlakuan Ekstrak Etanol Akar Binjai terhadap Streptococcus pyogenes
KP= Perlakuan Kontrol Positif terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes
133
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 131-138
perbedaan jumlah zat aktif yang terkandung Staphylococcus aureus jika diameter zona
dalam setiap konsentrasi akibat pengenceran hambat yang terbentuk besarnya kurang dari
ekstrak yang dibuat, sehingga peningkatan atau sama dengan 28 mm (≤ 28 mm);
konsentrasi perlakuan dapat meningkatkan sedangkan penisilin terhadap Streptococcus
efek zona hambatnya.12 Peningkatan pyogenes menunjukkan hasil sensitif jika
konsentrasi ekstrak mengakibatkan lebih dari atau sama dengan 24 mm (≤ 24
kandungan zat aktif ikut meningkat sehingga mm). Hasil ini menunjukkan bahwa
daya hambatnya semakin kuat hal ini sesuai sensitifitas bakteri uji terhadap penisilin
dengan penelitian sebelumnya.13 bersifat resisten.14
Pada penelitian ini, besaran zona Data penelitian ini mempunyai sebaran
hambat yang didapat sebagai efek dari data homogen dan normal. Uji one-way
perlakuan kontrol positif yaitu penisilin (15 ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan
µg) terhadap Staphylococcus aureus ATCC bermakna dengan nilai p = 0,000. Hasil
25923 adalah sebesar 24,87 mm dan zona tersebut dapat mendukung hipotesis pada
hambat dari perlakuan kontrol positif yaitu penelitian ini yaitu terdapat perbedaan
penisilin (15 µg) terhadap Streptococcus aktivitas antibakteri ekstrak akar binjai
pyogenes ATCC 19615 adalah 20,64 mm. (Mangifera caesia Jack.) terhadap
Berdasarkan kriteria Clinical and Staphylococcus aureus dan Streptococcus
Laboratory Standard Institute (CLSI) tahun pyogenes.
2017, penisilin tergolong resisten terhadap
Tabel 1. Aktivitas Zona Hambat dari Berbagai Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Akar Binjai
terhadap Staphylococcus aureus Berdasarkan Uji Post-hoc Duncan (α = 0,05)
P 50% 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% KP
50%
55% TB
60% BB TB
65% BB BB TB
70% BB BB BB TB
75% BB BB BB BB TB
80% BB BB BB BB BB TB
85% BB BB BB BB BB BB TB
90% BB BB BB BB BB BB BB BB
95% BB BB BB BB BB BB BB BB BB
KP BB BB BB BB BB BB TB BB BB BB
Keterangan :
P = Perlakuan BB = Berbeda Bermakna
KP = Kontrol positif TB = Tidak Bermakna
Data hasil penelitian pada Tabel 1 konsentrasi 55% terhadap 60%, konsentrasi
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna 60% terhadap 65%, konsentrasi 65%
dan tidak bermakna terhadap tehadap 70%, konsentrasi 70% tehadap
Staphylococcus aureus in vitro. Konsentrasi 75%, konsentrasi 75% tehadap 80%,
yang menunjukkan hasil tidak bermakna konsentrasi 80% tehadap 85% dan kontrol
antara lain, konsentrasi 50% terhadap 55%, positif.
134
Nufus H. dkk. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar...
Tabel 2 Aktivitas Zona Hambat dari Berbagai Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Akar Binjai
terhadap Streptococcus pyogenes Berdasarkan Uji Post-hoc Duncan (α = 0,05)
P 50% 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% KP
50%
55% TB
60% BB TB
65% BB BB TB
70% BB BB BB TB
75% BB BB BB BB TB
80% BB BB BB BB BB TB
85% BB BB BB BB BB BB TB
90% BB BB BB BB BB BB BB BB
95% BB BB BB BB BB BB BB BB BB
KP BB BB BB BB BB BB TB BB BB BB
Keterangan :
P = Perlakuan BB = Berbeda Bermakna
KP = Kontrol positif TB = Tidak Bermakna
Data hasil penelitian pada Tabel 1.2 dengan nilai p = 0,537. Berdasarkan besaran
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata zona hambat pada kedua bakteri uji,
dan tidak bermakna terhadap Streptococcus dapat diketahui bahwa perlakuan ekstrak
pyogenes in vitro. Konsentrasi yang akar binjai memiliki daya hambat optimum
menunjukkan hasil tidak bermakna antara yang lebih besar terhadap Staphylococcus
lain, konsentrasi 50% terhadap 55%, aureus dibandingkan terhadap Streptococcus
konsentrasi 55% terhadap 60%, konsentrasi pyogenes pada konsentrasi yang sama.
60% terhadap 65%, konsentrasi 65% Perbedaan aktivitas zona hambat dari
tehadap 70%, konsentrasi 70% tehadap perlakuan ekstrak akar binjai terhadap kedua
75%, konsentrasi 75% tehadap 80%, bakteri uji ini, secara teori dikarenakan ada
konsentrasi 80% tehadap 85% dan kontrol perbedaan struktur sel dari kedua bakteri uji
positif. tersebut. Pada bakteri Staphylococcus
Perlakuan ekstrak akar binjai 80% aureus mempunyai eksotoksin yaitu
merupakan perlakuan yang optimum dalam enterotoksin, TSST, eksfoliatin dan faktor
menghambat pertumbuhan Staphylococcus virulensi yaitu dinding sel, protein
aureus dan Streptococcus pyogenes. permukaan sel dan eksoprotein, sedangkan
Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau pada bakteri Streptococcus pyogenes
tidaknya perbedaan rata-rata mempunyai faktor virulensi yaitu protein M,
antara dua kelompok sampel maka kapsul hialuronat, enzim hialuronidase,
dilakukan uji lanjutan yaitu uji t streptokinase, dnase, toksin eritrogenik,
Independent. Pada penelitian ini, uji t streptolisin O, streptolisin S, eksotoksin
Independent digunakan untuk pirogenik A dan eksotoksin B.15,16,17
membandingkan efektivitas pada ekstrak Bakteri Streptococcus pyogenes
akar binjai terhadap Staphylococcus aureus diselubungi oleh kapsul yang terdiri dari
dan Streptococcus pyogenes dengan asam hialuronat yang berfungsi untuk
membandingkan hasil uji perlakuan. Hasil resistensi terhadap pagositosis dan untuk
dikatakan signifikan jika nilai P < 0,05 dan perlekatan bakteri terhadap sel epitel
dikatakan tidak signifikan jika nilai P > pejamu. Protein M yang merupakan faktor
0,05. Pada analisis uji t Independent virulensi utama bakteri Streptococcus
didapatkan hasil yang tidak signifikan pyogenes yang tampak seperti rambut pada
135
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 131-138
permukaan sel dan bersifat tahan panas dan besar dari Streptococcus pyogenes pada
resisten terhadap pagositosis. Bakteri ini konsentrasi yang sama.
juga mensekresi 2 jenis hemolisin yakni Penelitian lebih lanjut yang dapat
streptolisin O dan streptolisin S yang dapat dilakukan adalah uji skrining fitokimia
menghancurkan eritrosit, leukosit ekstrak etanol akar binjai, penelitian lanjutan
polimorfonuklear, trombosit, dan organel sel secara in vivo untuk mengetahui bagaimana
dengan membuat lubang pada membran sel. aktivitas ekstrak akar binjai secara langsung
Sehingga zat-zat aktif dari ekstrak akar terhadap organisme hidup dan uji toksisitas
binjai tidak mudah untuk menembus dan untuk mengetahui dosis yang aman dari
menghambat pertumbuhan bakteri.18 ekstrak akar binjai sebagai bahan
Perlakuan kontrol positif yaitu penisilin fitofarmaka.
(15 µg) pada penelitian ini memberikan efek
yang resisten. Penisilin bekerja dengan DAFTAR PUSTAKA
menghambat sintesis dinding sel, terutama 1. Carroll KC, Morse SA, Mietzner T,
dengan mengganggu sintesis peptidoglikan Miller S. Jawetz, Melnick & Adelberg’s
sehingga menyebabkan hilangnya viabilitas Medical Microbiology, 27th Edition.
dan menyebabkan sel lisis.19 Hasil ini McGraw-Hill Education; 2016.
menggambarkan bahwa zat aktif yang 2. Rizani FA, Djajakusumah TS, Sakinah
terlarut dalam ekstrak akar binjai juga RK. Angka Kejadian, Karakteristik dan
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pengobatan Impetigo di RS Al-Islam
kedua bakteri uji. Bandung. Prosiding Penelitian Sivitas
Akademika Unisba (Kesehatan). 2014-
PENUTUP 2015.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, 3. Tiyas AM, Basuki R, Ratnaningrum K.
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Buku Ajar Sistim Integumentum.
perbedaan aktivitas daya hambat dari Semarang: Unimus Press; 2017.
sediaan ekstrak etanol akar binjai 4. Lim SJ, Park H, Cho S, Yoon HS.
(Mangifera caesia Jack.) terhadap Antibiotic Susceptibility and Treatment
Staphylococcus aureus dan Streptococcus Response in Bacterial Skin Infection.
pyogenes secara in vitro. Zona hambat Ann Dermatol. 2018; 30(2): 186-91.
terkecil ekstrak etanol akar binjai pada 5. Moeloek FA. Herbal and Traditional
konsentrasi 50% terhadap pertumbuhan Medicine : National Perspectives and
Staphylococcus aureus yaitu 14,60 mm dan Policies in Indonesia. Jurnal Bahan
Streptococcus pyogenes yaitu 12,12 mm; Alam Indonesia. 2006; 5(1): 293-7.
sedangkan zona hambat terbesar ekstrak 6. Mustikasari K, Ariyani D. Studi Potensi
etanol akar binjai pada konsentrasi 95% Binjai (Mangifera caesia) Dan Kasturi
terhadap pertumbuhan Staphylococcus (Mangifera casturi) Sebagai
aureus yaitu 30,53 mm dan Streptococcus Antidiabetes Melalui Skrining
pyogenes yaitu 25,34 mm. Zona hambat Fitokimia Pada Akar Dan Batang. Sains
optimum ekstrak etanol akar binjai terhadap dan Terapan Kimia. 2008; 2(2): 64 – 73.
pertumbuhan Staphylococcus aureus dan 7. Akbar MRV, Budiarti LY, Edyson.
Streptococcus pyogenes yaitu pada Perbandingan Efektivitas Antibakteri
konsentrasi 80%. Aktivitas zona hambat Antara Ekstrak Metanol Kulit Batang
ekstrak etanol akar binjai terhadap Kasturi Dengan Ampisilin Terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus lebih Staphylococcus Aureus In Vitro.
Berkala Kedokteran. 2016; 12(1): 1-9.
136
Nufus H. dkk. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar...
137
Homeostasis, Vol. 2 No. 1, April 2019: 131-138
138