Laporan Praktikum (PBU Test) REVISI

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

3.4.

DATA DAN PERHITUNGAN


3.4.1. Data Pressure Build-Up MV#3
A. Data Well Testing
Tabel III-3
Data Test Pressure Build-Up (PBU)

NO DATE TIME P T
1 19/07/2008 20:48:40 14.56 78.07
2 19/07/2008 20:49:40 14.5 78.27
3 19/07/2008 20:50:40 14.41 78.48
4 19/07/2008 20:51:40 14.37 78.69
5 19/07/2008 20:52:40 14.33 78.87
6 19/07/2008 20:53:40 14.32 79.03
7 19/07/2008 20:54:40 14.33 79.15
8 19/07/2008 20:55:40 14.36 79.26
9 19/07/2008 20:56:40 113.46 79.35
10 19/07/2008 20:57:58 358.23 80.25
11 19/07/2008 20:58:28 359.12 80.71
12 19/07/2008 20:58:58 359.58 81.09
13 19/07/2008 20:59:28 360.18 81.41
14 19/07/2008 20:59:58 359.7 81.67
15 19/07/2008 21:00:28 360.38 81.89
B. Data Sequence Operation
Tabel III-4
Data Sequence Operation MV#3

Well Flow
Head Rate
Pressure (M3/D
Date: Time (psi) ) Description.
19/07/0 See
8 14:30   on the Rigged up lubricator.          
page
  15:00 360 2. R.I.H. sinker with 1.8" gauge ring.      
Sinker reached 1924.7 m,mku could not pass
  17:15     through - P.O.O.H  
  19:30     R/D sinker.          
  20:49     First data of SRO.          
  20:56 360   Open well to Lubricator.        
  21:01     R.I.H. for flowing gradients. On bean of 13mm.    
  21:16     Stop @ 200 m Mku.        
  21:21     R.I.H. for the next stop        
  21:30     Stop @ 400 m,Mku          
  21:35     R.I.H. for the next stop        
  21:44     Stop @ 600 m. Mku.          
  21:49     R.I.H.            
  21:58     Stop @ 800 m , Mku.        
  22:03     R.I.H.            
  22:11     Stop @ 1000 m, Mku.        
  22:16     R.I.H.            
  22:24     Stop @ 1200 m, Mku.        
  22:29     R.I.H            
  22:36     Stop @ 1400 m, Mku.        
  22:41     R.I.H.            
  22:50     Stop @ 1600 m. Mku.        
  22:55     R.I.H.            
  23:04     Stop @ 1800 m , Mku.        
  23:09 360   R.I.H. for the last stop.        
Tool on depth of 1924.7 m, Mku, maximum depth
  23:16     could reach.  
20/07/0 Test
8 0:00 360 result Put the well on production test for 6 hours.      
20/07/0
8 6:00 360   Shut in well for PBU.          
see
21/07/0 below
8 13:18 730 . P.O.O.H for static gradients survey.      
  13:29     Stop @ 1800 m , Mku.        
  13:34     P.O.O.H            
  13:45     Sop @ 1600 m , Mku        
  13:50     P.O.O.H            
  14:00     Stop @ 1400 m, Mku.        
  14:05     P.O.O.H            
  14:14     Stop @ 1200 m, Mku.        
  14:19     P.O.O.H.            
  14:27     Stop @ 1000 m, Mku.        
  14:32     P.O.O.H            
  14:42     Stop @ 800 m, Mku.          
21/07/0
8 14:47     P.O.O.H            
see
below
  14:58 730 . Stop @ 600 m Mku.          
  15:03     P.O.O.H            
  15:17     Stop @ 400 m, Mku.        
  15:22     P.O.O.H            
  15:33     Stop @ 200 m, Mku.        
  15:38     P.O.O.H            
  15:53     Tool inside lub.          
  15:58 730   Close Swab valve and Bleed off pressure.      
C. Data PVT
Tabel III-5
Data Penunjang MV#3

DATA SUMUR MV #3

T res 250.95 °F
P res 2090 psi
D. Data Tambahan Sumur MV#3

1. Laju Produksi (q) = 381.4 bpd

2. Jari-jari sumur (rw) = 4.25

3. Porositas (Φ) = 0.15%

4 Ketebalan lapisan.(h) = 31 m

5. Kompresibilitas Total (Ct) =0,000040025 1/psi

6. Viskositas Oil (µo) = 0,1295 cp

7. Volume Formasi Minyak (Bo) = 4320,6847 rb/stb

8. Tekanan Alir Dasar Sumur (Pwf) = 1917,91 psi

9.Waktu Produksi (tp) = 6 Jam


3.4.2. Perhitungan

1. Menentukan harga EOWB

Berdasarkan data awal waktu mulai produksi hingga waktu awal analisa pressure
build up untuk soal pressure drawdown type 1 kemudian memplotting grafik Log dT
vs Log dP kemudian menarik garis cengan kemiringan 45 o pada penyimpangan
pertama dengan data terbanyak sehingga diperoleh harga

EOWB = 2 jam.

Dt EOWB = 4

tp + Δt
2. Menentukan m (dari grafik Δt Vs. P)

m = (P1-P2)

= 2,64 psi / cycle

3. Menentukan P* (P Statik)

tp+ Δt
P* diperoleh dengan jalan meneruskan garis plot antara Pws dengan log Δt ,
sampai memotong sumbu Pws, sehingga didapat harga

P* = 2128 psi.

4. Menentukan K (Permeabilitas)

162. 6 ( q )( μ ) ( B )
K = m ( h)

= 1345,82 mD

5. Menentukan P 1 jam

tp+ Δt
dapat ditentukan dari data grafik Pws dengan log Δt dimana diperoleh harga
P 1 jam = 2074,64 psi

6. Menentukan S (Skin)

S =
1. 151
[ P1 jam −Pwf
m (
− log
k
φ∗μ∗Ct∗rw
2 )
+ 3. 23
]
= 61,089

7. Menentukan Ps

Ps = 140,31 Psi

8. Menentukan PI (Productivity Index)

q
PI = P∗−Pwf −Δ Ps

= 17,225 bbl/day/psi

9. Menentukan FE (Flow Efficiency)

FE =
[ P∗−Pwf − ΔPs
P∗−Pwf ] x100 %

= 0,332 %

10. Menentukan ri (Radius of Investigation)

ri
kt

= 0.03 φμ Ct

= 3393,72 ft
3.5. GRAFIK

Grafik 3.1
Log dT vs Log dP
Grafik 3.2
Horner Time vs Pwf
3.6. PEMBAHASAN

Pada Praktikum uji sumur minggu ke-2 membahas mengenai “ Pressure Build Up
Test”. Tujuan dari praktikum ini yaitu agar mengetahui dan memahami data apa saja
yang diperlukan untuk analisa pressure build up , langkah untuk menganalisa Pressure
build up, dan hasil yang didapatkan pada pressure build up testing. Prinsip dari analisa
pressure build up adalah pertama memproduksikan sumur dengan laju alir konstan
dengan waktu tertentu setelah itu menutup sumur sehingga tekanan dalam sumur naik
(build up) tekanan tersebut dicatat sebagai satuan waktu. Parameter yang didapatkan
pada pengujian pressure build up yaitu Permeabilitas (K), faktor skin ( S), Produktivitas
formasi (Pi), menentukan tekanan statis (P*).
Dasar analisa Pressure build up ini dilakukan dengan metode horner, yang pada
prinsipnya adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu berdasarkan suatu
prinsip yang dikenal dengan superposisi. Berdasarkan prinsip tersebut, maka sumur-
sumur diproduksi dengan laju alir tetap selama waktu “tp” , kemudiian sumur ditutup
selama waktu “∆ t ”.
Data yang dibutuhkan untuk melakukan pressure build up testing yaitu data
Pressure vs Temperature, sequence operation, data hasil analisa fluida, dan data
tambahan. Data pada pressure vs temperature sumur MV#3 dilakukan selama 3 hari.
Data padaa Sequence operation dimulai dari rigged up lubricator sampai dengan close
swab valve dilakukan selama 6 jam. Data hasil analisa fluida yang dibutuhkan yaitu
viskositas minyak, faktor volume formasi minyak, tekanan bubble point. Untuk data
tambahan berupa laju produksi, jari-jari sumur, porositas, ketebalan lapisan,
kompresibilitas total.
Langkah kerja untuk melakukan analisa Pressure build up testing yaitu yang
pertama mencari nilai dt, dp , dan horner time yang dimana dt merupakan elapsed time,
dp merupakan perubahan tekanan dan horner time merupakan fungsi waktu superposisi.
Langkah selanjutnya yaitu membuat grafik plot log dp vs log dt, kemudian membuat
garis sebesar 45 yang diplot dalam grafik log dp vs log dt, lalu menarik 1-1,5 cycle dari
simpangan pertama dan membaca nilainya sebagai nilai end of wellbore storage.
Langkah selanjutnya membuat grafik horner time vs Pws pada grafik 3.2 . kemudian
plot nilai end of wellbore stroage yang sudah dikoreksi ke waktu horner time. Lalu
membuat garis horner straight line (slope). Horner straight line dibentuk dari titik-titik
data yang bebas dari wellbore stroage diatas. Setelah itu menghitung harga K, p*, S dan
FE. Nilai P* merupakan hasil pembacaan tekanan yang berpotongan dengan sumbu
ordinat (pws). Dan nilai P1jam merupakan nilai yang didapatkan dari nilai saat waktu
penutupan adalah 1 jam. Langkah terakhir adalah menganalisa data pressure backup
testing.
Hasil yang diperoleh dari analisa pressure build up pada sumur MV#3 yaitu unit
slope sebesar 2,64 psi/cycle , p* sebesar 2128 psi , P1jam sebesar 2074 psi,
permeabilitas sebesar 1345,82 mD , skin faktor sebesar61,089, ∆ Ps sebesar 140,31 psi,
Productiviy index(PI) sebesar 17,225 bbl/d.psia, flow efficiency(FE) sebesar 0,332, dan
radius investigasi(ri) sebesar 3393,72 ft
Berdasarkan data analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa permeabilitas
berbanding terbalik dengan skin faktor, skin yanng didapatkan pada sumur yaitu postif
hal ini menandakan batuan formasi mengalami kerusakan yang biasanya diakibatkan
oleh adanya filtrat lumpur pemboran yang menyerap kedalam formasi atau endapan
lumpur ( mud cake) dan permeabilitas yang mengecil. Berdasarkan harga permeabilitas
yanng didapatkan maka permeabilitas tersebut mempunyai nilai yang baik. Sedangkan
untuk flow efficiency yang berharga kurang dari satu maka menandakan bahwa
permeabilitas disekitar lubang sumur mengecil karena telah terjadi kerusakan formasi.
Aplikasi lapangan pada analisa pressure build up testing adalah mengetahui dan
memahami data tekanan yang didapatkan selama penutupan kepala sumur di
permukaan. Tekanan yang dicatat biasanya tekanan alir dasaar sumur (Pwf), tekanan
dasar sumur (Pws) . selain itu dapat mengetahui lamanya efek wellbore storage, serta
memperoleh parameter-parameter seperti permeabilitas, skin, productivity index, flow
efficiency, ∆ P skin, serta radius of investigation. Dari Parameter-parameter tersebut
dapat digunakan untuk perencanaan pengembangan sumur lebiih lanjut sesuai dengan
keadaan sumur aktual yang sedang diuji.
3.7. KESIMPULAN

1. Pada Praktikum minggu ke-2 membahas mengenai PBU testing. Tujuan dari
praktikum ini adalah mengetahui dan memahami data yang dibutuhkan untuk
analisa pressure build up Testing , langkah untuk menganalisa pressure build up
testing , dan hasil yang didapatkan dari analisa pressure build up testing. Prinsip
dari pengujian PBU ini yaitu sumur dialirkan secara konstan dalam jangka
waktu tertentu kemudian sumur ditutup dan dihentikan produksinya selama
pengujian berlangsung sehingga tekanan didalam sumur akan naik.
2. . Dari perhitungan yang telah dilakukan dan berdasarkan analisa grafik
diperoleh nilai :
 EOWB = 2 jam.
 K = = 1345,82 mD
 S = = 61,089
 ∆Ps = 140,31 psi
 PI = 17,225bbl/day/psi
 FE = 0,332%
3. . Hasil yang didapatkan pada pengujian PBU ini yaitu faktor skin yang bernilai
positif yang menandakan bahwa sumur MV#3 mengalami kerusakan pada
formasi dan permeabilitas yang mengecil dikarenakan skin effect yang
bertambah. Sedangkan flow efficiency yang didapatkan kurang dari satu
menandakan bahwa permeabilitas disekitar sumur mengecil akibat kerusakan
formasi.dan juga penurunan tekanan pada daerah perforasi akibat skin sebesar
140,31 psi.
4. Aplikasi lapangan pada analisa pressure build up testing adalah mengetahui
berapa lama pengaruh efek wellbore storage, end of wellbore storage dan dapat
merencanakan pengembangan sumur lebih lanjut sesuai dengan keadaan sumur
aktuall yang sedang diuji dengan parameter-parameter yang didapatkan.

You might also like