Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 29

Pemilihan bahan & proses

Toto Triantoro
Materi :
Perkembangan
Industri Manufaktur
Perkembangan Industri manufaktur
1. Introduction
2. Shaping Processes for Plastics
3. Rubber Processing Technology
4. Shaping Processes for Polymer Matrix Composites
5. Processing of Ceramics and Cermets
6. Sheet Metal Working
7. Non -traditional Machining and Thermal Cutting Processes
8. Coating and Deposition Processes
9. Rapid Prototyping
10. Processing of Integrated Circuits
11. Electronics Assembly and Packaging
12. Micro -fabrication Technologies
Shaping Processes for Plastics:
1. Properties of Polymer Melts
2. Extrusion
3. Production of Sheet and Film
4. Fiber and Filament Production (spinning).
5. Coating Processes
6. Injection Molding
7. Compression and Transfer Molding
8. Blow Molding and Rotational Molding
9. Thermoforming
10. Casting
11. Polymer Foam Processing and Forming
12. Product Design and Considerations
Rubber Processing Technology &
Shaping Processes for Polymer
Matrix Composites.
1. Rubber Processing Technology:
2. Rubber Processing and Shaping
3. Manufacture of Tires and Other Rubber Products
4. Product Design and Considerations
5. Shaping Processes for Polymer Matrix Composites:
6. Starting Materials for PMCs
7. Open Mold Processes
8. Closed Mold Processes
9. Filament Winding
10. Pultrusion Processes
11. Other PMC Shaping Processes
Processing of Ceramics and
Cermets & Sheet Metal Working
1. Processing of Ceramics and Cermets
2. Processing of Traditional Ceramics
3. Processing of New Ceramics
4. Processing of Cermets
5. Product Design and Consideration
6. Sheet Metal Working
7. Cutting Operations
8. Bending Operations
9. Drawing
10. Other Sheet Metals Forming Operations
11. Dies and Presses for Sheet Metal Processes
12. Sheet -Metal Operations Not Performed on Presses Bending of
Tube Stoc
Non-traditional Machining and Thermal
Cutting Processes & Coating and
Deposition Processes
1. Non-traditional Machining & Thermal Cutting Process:
2. Mechanical Energy Processes
3. Electrochemical Machining Processes
4. Chemical Machining
5. Application Considerations
6. Coating and Deposition Processes:
7. Plating and Related Processes
8. Conversion Coatings
9. Physical Vapor Deposition
10. Chemical Vapor Deposition
11. Organic Coatings
12. Porcelain Enameling and Other Ceramic Coatings
13. Thermal and Mechanical Coating Processes
Rapid Prototyping & Processing of
Integrated Circuits
1. Rapid Prototyping:
2. Fundamentals of Rapid Prototyping
3. Rapid Prototyping Technologies
4. Application Issues of Rapid Prototyping
5. Processing of Integrated Circuits:
6. Overview of IC Processing
7. Silicon Processing
8. Lithography
9. Layer Processes Use in IC Fabrication
10. Integrating the Fabrication Steps
11. IC Packaging Yields in IC Processing
Electronics Assembly and Packaging
& Micro-fabrication Technology
1. Electronics Assembly and Packaging:
2. Electronics Packaging
3. Printed Circuit Boards
4. Printed Circuit Boards Assembly
5. Surface Mount Technology
6. Electrical Connector Technology
7. Micro - fabrication Technology:
8. Micro - system Products
9. Micro - fabrication Processes
10.Nanotechnology
Processing Operations
1.Shaping Processes:mengubah bentuk bahan mentah dengan berbagai
metode.
a.Solidifications processes,bahan mentah dipanaskan hingga mencair,
kemudian dituangkan dalam cetakan, dan didinginkan dan dipadatkan.
b.Particulate processing,bahan mentah berupa serbuk(powder) dimasukkan
dalam cetakan dan dipanaskan sehingga dihasilkan bentuk yang diinginkan.
c.Deformation processes,bahan mentah padat dan ulet(biasanya logam)
dibentuk dengan deformasi plastis dengan diberi gaya besar.
d.Material removal processes,bahan mentah berbentuk padat( ulet maupun
getas), dipotong dengan pahat potong untuk menghilangkan bagian yang
tidak berguna.
2.Property-Enhancing Processes:memberi nilai tambah pada bahan dengan
meningkatkan sifat fisik tanpa mengubah bentuk. Proses utamanya adalah
heat treatment dan sintering.
3.Surface Processing Operations:dilakukan untuk membersihkan, melapiskan
dan menempelkan suatu material pada permukaan terluar benda.
Processing Operations

a.Cleaning and surface treatments.Cleaning mencakup proses kimia dan


mekanik untuk membersihkan kotoran, minyak dan kontaminan lain dari
permukaan benda kerja. Surface treatments mencakup pengerjaan
mekanik seperti: shot peening dan sand blasting, dan proses fisika
seperti diffusion dan ion implantation.

b.Coating and thin film deposition processes.Penerapan bahan


pelapis(coating) pada permukaan terluar dari benda kerja. Proses
Coating meliputi electroplating, anodizing of aluminum, organic
coating(call it painting), dan porcelain enameling. Thin film deposition
processes (penempelan lapisan tipis) meliputi physical vapor deposition
(PVD)and chemical vapor deposition (CVD)untuk membentuk lapisan
yang sangat tipis dari berbagai unsur
Tantangan Indonesia

- Indeks Pembangunan Manusia 2003 (UNDP) : posisi 112 (117)


Berdasarkan : pendidikan , kesehatan & penghasilan per kapita .
- World Economic Forum (2003)
– Indeks daya saing pertumbuhan : urutan ke 72 (2002: ke 69)
– Indeks teknologi : urutan ke 78 dari 102 negara
(Filipina -56; Vietnam 73; Uganda -77)
- Korupsi (versi TI) : 1 di ASIA, ke -7 di dunia (102)
- Pembajak Software : ke 3 (88% software di Indonesia, bajakan ),
di bawah Cina dan Vietnam
Tantangan Indonesia

- Lebih dari 80% tenaga kerja terampil bekerja di sektor publik .


- Tidak cukupnya tenaga terampil pada semua level untuk
berlanjutnya pertumbuhan Industri
- Spesialisasi pada segmen low -technology, dan tidak melakukan
peningkatan selama rentang waktu yang lama.
- Ekspor produk „hi -tech ‟ Indonesia berasal dari proses low -level
assembly yang merupakan relokasi dari Taiwan, Singapore dan
Malaysia.
Kondisi Industri Manufaktur

Mengalami pertumbuhan tertinggi th 89 - 93, melambat


tahun 94 - 97, dan negatif 98 - 99.

Neraca ekspor terhadap impor mengalami defisit sekitar


US$ 5 trilyun hingga th 1997, dan surplus mulai th 1998
karena terpuruknya kemampuan ekspor .

Tidak ada peningkatan kandungan tingkat teknologi pada


produk manufaktur dari th 85 - 98.

Kurangnya SDM berpendidikan tinggi .

Ketergatungan besar pada bahan dan komponen impor .

Investasi Asing (FDI) justru memberikan defisit nilai .


Pertumbuhan Industri Manufaktur
Ekspor–Impor Industri Manufaktur
Distribution of Manufactured Exports by
Technological Categories, 1980-1995 (%)
Category Korea Singapore
1980 1990 1995 1980 1990 1995
Resourced based 9 6.8 11.6 44.40 26.9 13.2
Labored based 49.2 40.8 23.2 10.60 10.3 7.6
Scale intensive 23.6 19.3 21 9.30 5.9 5.5
Differentiated 11.3 15.6 18.7 20.50 22.3 21.2
Science based 6.9 17.4 25.5 15.10 34.6 52.5
Technologically complexa 41.8 52.3 65.2 45.00 62.8 79.2
Hi- Techb 18.2 33.1 44.1 35.60 56.9 73.7
Category Indonesia Malaysia
1980 1990 1995 1980 1990 1995
Resourced based 78.5 48.2 33.6 17.6 9.9 8.6
Labored based 9.6 39.2 43.3 18.7 18.7 12.7
Scale intensive 5.1 9.3 8.3 5.2 5.2 5.9
Differentiated 0.8 2.2 10.3 12.3 12.3 26.8
Science based 6.1 1.1 4.5 46.3 46.3 46
Technologically complexa 11.9 12.7 23.1 63.8 63.8 78.7
Hi-Mahfudz
TechAlb Huda 27 6.8 3.4 14.8 58.6 58.6 72.8
Tingkat Kemampuan Teknologi
Prosentase Impor Bahan Industri
Kasus Korea dan Taiwan tentang
industrialisasi berbasis ekspor
Diawali dengan keunggulan komparatif d al a m l i ni
p r od u k s i b er b a si s b u r u h murah dan teknologi
rendah D i i k u t i d e n g a n p r o s e s p e n i n g k a t a n
kemampuan teknologi yang terus - menerus
menuju sektor high-tech
Dengan memanfaatkan buruh ahli dan
Keutamaan “ learning ”.
Evolusi kebijakan industrialisasi Korea
1960 an:
Kebijakan industrialisasi berbasis ekspor dan titik
berat pengembangan SDM
1970 an:
Promosi industri berat dan kimia yang diikuti dengan
pembangunan kapasitas teknologi nasional.
1980 an:
)

Liberalisasi perdagangan dan kebijakan


industrialisasi berorientasi IPTEK
1990 an:
)

Globalisasi dan promosi industri IT.


Apa yang memuat Korea Selatan
Sukses?
Sektor manufaktur merupakan mesin pertumbuhan
ekonomi yang
didukung strategi pembangunan berorientasi ekspor, yang
dipimpin langsung oleh pemerintah sejak 1960

Pemerintah Korea melakukan intervensi yang ektensif dalam alokasi


sumber daya dalam hal industri strategis dan memberikan berbagai insentif terhadap
industri yang dipilih .

Kebijakan industrialisasi yang selektif menjadi instrumen utama dalam


strategi pembangunan industri Korea dan membawa pertumbuhan yang sangat cepat .

Kebijakan pengembangan industri Korea terintegrasi dengan kebijakan


perdagangan , pengembangan SDM dan kebijakan IPTEK.

Performans ekonomi Korea yang sangat menonjol dalam beberapa dasaw arsa
terakhir sangat didukung oleh stabilitas politik ,

Kepemimpinana yang kuat yang mempunyai komitmen terhadap


homogen yang tidak mengalami gejolak sosial y
Kebijakan industrialisasi berorientasi
ekspor dan pengembangan SDM (1960an)

Sistem kredit ekspor : Eksportir bisa


mendapatkan
Pinjaman dengan bunga yang jauh lebih rendah dari
ketentuan bunga pinjaman untuk tujuan selain ekspor

Selama tahun 1960an industri ekspor berbasis buruh


murah sangat dipromosikan , diikuti oleh perhatian penuh
terhadap pengembangan tenaga buruh ahli.

Kebijakan pendidikan diintegrasikan dalam


pembangunanMisl : quota siswa yang masuk ekonomi
politeknik ditentukan dengan berkonsultasi dengan Badan
Jumlah Peserta Training Kejuruan
Promosi industri berat & kimia serta
pengembangan kemampuan teknologi
lokal (1970an)

Promosi dan dukungan thd industri strategis : Logam non-


ferrous , Per kapala elektronika,mesin, dan petrokimia .

Kendala kebijakan industri strategis :


investasi yang sangat besar dan kemampuan teknologi yang
substansial.

Pemerintah melakukan usaha yang luar biasa dengan


Institusi aktifitas inovasi:
pasar domestik . ) Pemberian berbagai insentif kredit dan pajak .

) Penaikan tarif impor untuk produk industri strategis dan penghapusan


pajak impor barang kapital untuk industri strategis .
Promosi industri berat & kimia serta
pengembangan kemampuan teknologi
lokal (1970an)
Training kejuruan semakin digalakan untuk memenuhi
kebutuhan thd tenaga buruh ahli yang semakin meningkat .
Pemerintah memberikan perhatian yang serius thd
pendidikan teknik dan engineering, m e mper baiki
m e k a nisme institusional u n tu k dan asimilasi teknologi
sambil
kemampuan teknologi lokal.
Tahun 1970 pemerintah Korea juga mendirikan program
pascasarjana b a r u , t he Korea A dv anced I nst itut e o f
S ci en ce ( K A IS ) , un t u k mentraining ilmuwan dan engineer
berkaliber internasional.
institusi riset spesialis didirikan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan swasta untuk pengembangan
produk baru proses baru serta melakukan adaptasi dan
asimilasi teknologi impor .
Indikator Utama R & D
Kontribusi UKM Korea Selatan
Pelajaran dari Korea bagi Indonesia
Perlunya pendekatan kebijakan yang koheren dan
terintegrasi dalam pengembangan industri.

Perlunya koordinasi yang baik antara kebijakan


kebijakan perdagangan , pengembangan SDM dan
IPTEK nasional
Pengembangan SDM dan IPTEK yang terus
menerus adalah merupakan kuncinya , dan harus
terintegrasi dengan kebijakan industrialisasi.
)

Penekanan khusus harus diberikan untuk


mempromosikan sektor UKM dan start-up bisnis .
Terima Kasih

Trians65@yahoo.co.id

You might also like