Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.

2686 - 6064

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING PAJAK PERTAMBAHAN


NILAI (PPN) TERHUTANG PADA CV ARYA

Ayu Zulfiani1, Muhammad Arief2*, Rizki Filhayati Rambe3


123
Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Harapan Medan
*
Email : muhammadariefmsi@gmail.com

Abstract
CV Arya has an uneven amount of VAT Payable in 2020, where each tax period tends
to increase quite drastically. This is because the company has not been optimized in
maximizing the input tax that can be credited so that the tax to be paid is quite large. This
research is expected to be able to determine the factors that cause the company's VAT
payable to fluctuate every month, to find out the strategies that can still be optimized in tax
planning for VAT, as well as strategy tax planning the right so that VAT efficiency can be
realized. The analytical method used is described using a quantitative approach. The types
of data used are primary and secondary data. The results of the study indicate that the
factors that cause VAT payable are very volatile because the company has not been
optimized in maximizing its input tax. In addition, several strategies that are not optimized
by companies for VAT are not yet optimal in Output Tax Efficiency Invoices, Lack of
efficiency by Delaying Tax planning Input Taxes with Delaying Crediting Input Taxes and
still making purchase of BKP/JKP to Non PKP. As for strategy tax planning the right so
that the efficiency of Value Added Tax can be realized by purchasing BKP/JKP to PKP
only.
Keywords: Tax Planning, Value Added Tax Payable

1. PENDAHULUAN Perusahaan merupakan subjek pajak


Bagi negara, pajak merupakan salah negara, karena kegiatan usahanya
satu sumber penerimaan penting yang menjadi objek pajak, yaitu Pajak
akan digunakan untuk membiayai Pertambahan Nilai. Menurut Waluyo
pengeluaran negara, baik pengeluaran (2011: 9) dalam literaturnya menyatakan
rutin maupun pengeluaran bahwa “Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
pembangunan. Sebaliknya, bagi merupakan pajak yang dikenakan atas
perusahaan, pajak adalah suatu beban konsumsi di dalam negeri (di dalam
yang akan mengurangi laba bersih Daerah Pabean), baik konsumsi barang
(Suandy, 2016). Pencapaian penerimaan maupun konsumsi jasa”. Seringkali
dari sektor perpajakan tidak akan lepas perusahaan menekan biaya produksi dan
dari sistem yang digunakan oleh menekan biaya-biaya lain sehingga dapat
pemerintah dalam pemungutan pajak. memperkecil atau meminimalkan
Mardiasmo (2016) mengemukakan “Saat pengeluaran-pengeluaran perusahaan
ini terdapat 3 (tiga) sistem yang sehingga laba atau keuntungan yang
digunakan dalam pemungutan pajak diperoleh perusahaan semakin besar dan
yaitu official assessment system, self meningkat. Maka dari itu, Perusahaan
assessment system, dan withholding tax membutuhkan adanya Tax Planning.
system”. Self assessment system adalah Pohan (2014: 8) menyatakan bahwa Tax
pmungutan pajak yang memberikan planning adalah rangkaian strategi untuk
kepercayaan, wewenang dan tanggung mengatur akuntansi dan keuangan
jawab kepada wajib pajak untuk perusahaan untuk meminimalkan
menghitung, memperhitungkan, kewajiban perpajakan dengan cara-cara
membayar dan melaporkan sendiri yang tidak melanggar peraturan
besarnya pajak yang harus dibayar perpajakan (in legal way).
(Waluyo, 2016: 17).

194
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

Berdasarkan data tahun 2020 yang Tinjauan Pustaka


diperoleh diketahui bahwa perusahaan Pajak
memiliki jumlah PPN Terutang tahun Pajak menurut Undang-Undang
2020 yang tidak merata atau fluktuatif, Nomor 16 Tahun 2009 berbunyi “Pajak
karena tiap masa mengalami kenaikan adalah kontribusi wajib kepada negara
dan penurunan namun cenderung yang terutang oleh orang pribadi atau
mengalami kenaikan yang cukup drastis badan yang bersifat memaksa
pada bulan Januari sampai dengan bulan berdasarkan Undang-Undang, dengan
Mei, dan pada bulan November 2020. tidak mendapatkan imbalan secara
Hal ini dikarenakan perusahaan belum langsung dan digunakan untuk keperluan
memaksimalkan pajak masukan yang negara bagi sebesar-besarnya
dapat dikreditkan sehingga pajak yang kemakmuran rakyat”.
harus dibayarkan cukup besar.
Selain itu, dalam situasi pandemi Pajak Pertambahan Nilai
Covid-19 sekarang yang belum mereda Menurut Waluyo (2011: 9)
juga, hal ini berdampak pada perusahaan menyatakan bahwa “Pajak Pertambahan
dimana terjadinya penurunan omzet Nilai (PPN) merupakan pajak yang
penjualan dari tahun-tahun sebelumnya dikenakan atas konsumsi di dalam negeri
sehingga perusahaan menunda (di dalam Daerah Pabean), baik
pembayaran PPN Terutang Kurang bayar konsumsi barang maupun konsumsi
seperti pada bulan Juli yang terbilang jasa”.
cukup besar yakni Rp. 14.838.500,-
dikarenakan para pembeli (customer) Barang Kena Pajak dan Jasa Kena
menunda pembayaran tagihan. Hal ini Pajak
dapat mengakibatkan CV Arya Definisi Barang Kena Pajak menurut
dikenakan sanksi administrasi dan denda UU Nomor 42 Tahun 2009 pasal 1 angka
bunga pajak sebesar 2% setiap bulannya (3) yang berbunyi “Barang kena pajak
dari pajak terutang. adalah barang berwujud yang menurut
Berdasarkan latar belakang masalah sifat atau hukumnya dapat berupa barang
di atas, penulis merasa tertarik untuk bergerak atau barang tidak bergerak dan
membahas masalah Tax Planning Untuk barang tidak berwujud yang dikenakan
Meminimalkan Pajak Pertambahan Nilai pajak berdasarkan Undang-undang”.
Terhutang. Untuk itu penulis tertarik Sedangkan Menurut Waluyo (2011: 12)
untuk menyusun skripsi ini dengan judul: mengatakan bahwa “Barang Kena Pajak
“Analisis Penerapan Tax Planning adalah barang berwujud yang menurut
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sifat atau hukumnya dapat berupa barang
Terhutang Pada CV Arya”. bergerak atau barang tidak bergerak dan
barang tidak berwujud yang dikenai
Tujuan Penelitian pajak berdasarkan UU PPN dan
Tujuan dilakukannya penelitian ini PPNBM”.
yaitu untuk mengetahui faktor-faktor Definisi Jasa Kena Pajak menurut
yang menyebabkan PPN terutang sangat Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
fluktuatif setiap bulannya, mengetahui pasal 1 angka (5) yang berbunyi “Jasa
strategi-strategi yang masih mampu Kena Pajak adalah setiap kegiatan
dioptimalkan dalam tax planning atas pelayanan berdasarkan suatu perikatan
PPN pada perusahaan dan untuk atau perbuatan hukum yang
mengetahui strategi Perencanaan Pajak menyebabkan suatu barang atau fasilitas
(tax planning) yang tepat agar efesiensi atau memberi kemudahan atau hak
PPN dapat terealisasi. tersedia untuk dipakai, termasuk jasa
yang dilakukan untuk menghasilkan
barang karena pesanan dan bahan dan
petunjuk pemesan”.

195
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

Perencanaan Pajak (Tax Planning) Selatan. Metode yang digunakan adalah


Menurut Pohan (2014: 18) Analisis Deskriptif. Hasil penelitian
menyatakan bahwa Perencanaan Pajak menunjukan bahwa PT Transworld
(Tax Planning) adalah proses Solution sudah menerapkan beberapa tax
mengorganisasi usaha wajib pajak orang planning yang baik dalam bidang pajak
pribadi maupun badan usaha sedemikian pertambahan nilai.
rupa dengan memanfaatkan berbagai Pujiwidodo (2017) dalam
celah kemungkinan yang dapat ditempuh penelitiannya yang berjudul : Analisis
oleh perusahaan dalam koridor ketentuan Penerapan Tax Planning Dalam Upaya
peraturan perpajakan (loopholes), agar Meminimalkan PPN Terhutang Pada CV
perusahaan dapat membayar pajak dalam Mikita Cookies. Tujuan penelitian ini
jumlah minimum. adalah untuk mengetahui dan
menganalisis dampak penerapan tax
Mekanisme Pengkreditan dan planning sebagai usaha meminimalkan
Pelaporan PPN pajak pertambahan nilai pada CV Mikita
Jika Pajak Keluaran > Pajak Cookies. Metode yang digunakan adalah
Masukan, maka selisihnya merupakan Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian
yang harus dibayar menunjukkan bahwa setelah dilakukan
Jika Pajak Keluaran < Pajak tax planning PPN dengan cara
Masukan, maka selisihnya merupakan memaksimalkan pengkreditan pajak
kelebihan bayar PPN yang bisa masukan dari transaksi pembelian atas
dikompensasikan dengan Masa Pajak pemenuhan barang/jasa untuk
berikutnya atau dimintakan kembali operasional. Dalam kurun waktu 2014,
(restitusi). CV Mikita Cookies dapat menghemat
beban pajak PPN.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh 2. METODE PENELITIAN
Londorang, dkk. (2014) mengenai
Penerapan Tax Planning Pajak Jenis Penelitian
Pertambahan Nilai Terhutang Pada UD Penelitian ini menggunakan jenis
Leonel. Tujuan dari penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan
untuk mengetahui bagaimana tax menggunakan pendekatan Kuantitatif.
planning yang tepat dalam rangka untuk
meminimalkan jumlah pajak Lokasi dan Waktu Penelitian
pertambahan nilai terhutang pada UD Lokasi penelitian ini akan dilakukan
Leonel. Metode yang digunakan adalah di CV Arya yang berlokasi di Jalan
Deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian Raden Salah No.23. Waktu penelitian
menunjukkan bahwa Pada tahun 2013 selama 23 Maret 2021 sampai dengan 2
beban pajak pertambahan nilai terhutang Juli 2021.
perusahaan mengalami peningkatan
setiap bulannya. Setelah dilakukan tax Sumber Data
planning perusahaan dapat menghemat Data yang digunakan dalam
beban pajaknya. penelitian ini adalah sumber data primer
Penelitian yang dilakukan oleh dan data sekunder.
Marentek dan Budiarso. (2016)
mengenai Evaluasi Penerapan Tax Teknik Pengumpulan Data
Planning Untuk Meminimalkan Pajak Adapun teknik pengumpulan data
Pertambahan Nilai Pada PT Transworld yang dilakukan oleh peneliti adalah
Solution Jakarta Selatan. Tujuan dokumentasi, observasi, wawancara,
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan studi kepustakaan.
penerapan tax planning untuk
meminimalkan pajak pertambahan nilai
pada PT Transworld Solution Jakarta

196
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

Teknik Analisis Data Penelitian 2020, perusahaan dikenakan PPN


Adapaun langkah-langkah yang sebesar Rp. 30.315.738,-
ditempuh dalam analisis data yaitu :
1. Mengumpulkan data-data, dokumen Tabel 2. Data Pajak Keluaran tahun
yang terkait dengan perusahaan 2020
seperti data penjualan, data
pembelian, serta dokumen-dokumen Masa DPP PK Jumlah
Jan 202.104.328 20.210.433 222.314.761
yang berkaitan dengan PPN.
Feb 51.622.143 5.162.214 56.784.357
2. Menganalisis data perencanaan PPN
Mar 52.180.673 5.218.067 57.398.780
yang diterapkan oleh perusahaan
Apr 1.080.000 108.000 1.188.000
3. Menganalisis faktor-faktor apa saja
Mei 72.442.500 7.244.250 79.686.750
yang menyebabkan PPN Terutang
perusahaan tidak merata setiap Juni 34.530.000 3.453.000 37.983.000
bulannya pada tahun 2020. Juli 148.385.000 14.838.500 163.223.500
4. Menganalisis strategi tax planning Agst 33.335.000 3.333.500 36.668.500
yang tepat agar efesiensi PPN dapat Sept 18.600.000 1.860.000 20.460.000
terealisasi. Okt 11.300.000 1.130.000 12.430.000
5. Membandingkan jumlah Pajak Nov 343.189.000 34.318.900 377.507.900
Pertambahan Nilai terhutang Des 12,870,518 1.287.052 14.157.570
sebelum dan sesudah dilakukannya TOTAL 981.639.162 98.163.916 1.079.803.078
tax planning. Sumber : CV Arya
6. Menarik kesimpulan.
Dari rekap pajak masukan pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tabel 2 dapat dilihat bahwa
perhitungan PPN juga sudah sesuai
A. Analisis Perhitungan Pajak dengan tarif yang telah ditentukan
Pertambahan Nilai (PPN) yaitu sebesar 10%. Selama tahun
2020, perusahaan memungut PPN
sebesar Rp. 98.163.916,-.
Tabel 1. Data Pajak Masukan Tahun
Dapat dilihat dalam tahun 2020,
2020
PPN keluaran lebih besar
Masa DPP PM Jumlah dibandingkan dengan PPN Masukan
Jan 86.700.000 8.670.000 95.370.000 dengan selisih sebesar Rp.
Feb 30.942.380 3.094.238 34.036.618 67.848.178,-. Perusahaan lebih
Mar 6.950.000 695.000 7.645.000 banyak melakukan transaksi
Apr - - - penjualan dibandingkan pembelian.
Mei - - -
Juni 21.060.000 2.106.000 23.166.000 B. Analisis Mekanisme Pengkreditan
Juli - - - Pajak Masukan
Agst 20.045.000 2.004.500 22.049.500
Sept 7.080.000 708.000 7.788.000 Mekanisme pengkreditan yaitu
Okt - - - Pengusaha Kena Pajak dapat
Nov 120.300.000 12.030.000 132.330.000 mengurangkan atau mengkreditkan
Des 10.080.000 1.008.000 11.088.000 pajak masukan dalam suatu masa
TOTAL 303.157.380 30.315.738 333.473.118 dengan pajak keluaran dalam masa
Sumber: Cv Arya pajak yang sama. Jika dalam masa
pajak tersebut lebih besar pajak
Dari rekap pajak masukan pada keluaran, kelebihan pajak keluaran
tabel 1 dapat dilihat bahwa harus disetorkan kepada kas negara
perhitungan PPN sudah sesuai atau yang disebut dengan kurang
dengan tarif yang telah ditentukan pajak. Sebaliknya, jika dalam masa
yaitu sebesar 10%. selama tahun pajak tersebut lebih besar pajak
masukan, kelebihan pajak masukan

197
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

dapat di kompensasikan ke masa C. Analisis Penerapan Perencanaan


pajak berikutnya atau yang disebut Pajak (Tax Planning)
dengan lebih bayar. Mekanisme
pengkreditan pajak masukan tahun Perencanaan pajak (Tax Planning)
2020 dapat dilihat pada tabel 3. yang dilakukan perusahaan pada tahun
2020 dengan memaksimalkan PPN
Tabel 3. Data PPN Terutang masukan dengan cara penundaan
Masa PK PM KB/LB pengkreditan pajak masukan dan
Jan 20.210.433 8.670.000 11.540.433 pembelian BKP/JKP dari PKP terbilang
Feb 5.162.214 3.094.238 2.067.976 belum efektif atau belum optimal dalam
Mar 5.218.067 695.000 4.523.067 rangka meminimalkan pajak
Apr 108.000 - 108.000 pertambahan nilai terhutangnya.
Mei 7.244.250 - 7.244.250 Sebelum dilakukannya perencanaan
Juni 3.453.000 2.106.000 1.347.000 pajak diperlukan data PPN sebelum tax
Juli 14.838.500 - 14.838.500 planning sebagai perbandingan mampu
Agst 3.333.500 2.004.500 1.329.000 atau tidak mencapai efesiensi Pajak
Sept 1.860.000 708.000 1.152.000 Pertambahan Nilai di CV Arya. Berikut
Okt 1.130.000 - 1.130.000 data PPN sebelum dilakukannya tax
Nov 34.318.900 12.030.000 22.288.900 planning dapat dilihat pada tabel 4.
Des 1.287.052 1.008.000 279.052
TOTAL 98.163.916 30.315.738 67.848.178 Tabel 4. PPN sebelum Tax planning
Sumber : Cv Arya Masa PK PM KB/LB
Jan 20.210.433 8.560.230 11.650.203
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa Feb 5.162.214 2.908.500 2.253.714
perusahaan sudah sesuai dalam Mar 5.218.067 550.600 4.667.467
menerapkan mekanisme pengkreditan Apr 108.000 - 108.000
pajak masukan yaitu pajak keluaran Mei 7.244.250 - 7.244.250
dikurangkan dengan pajak masukan. Dari Juni 3.453.000 1.925.500 1.527.500
data tahun 2020, diketahui PPN Terutang Juli 14.838.500 - 14.838.500
pada bulan Januari hingga Desember Agst 3.333.500 1.760.650 1.572.850
mengalami kurang bayar. Hal ini Sept 1.860.000 689.000 1.171.000
dikarenakan perusahaan belum Okt 1.130.000 - 1.130.000
mengoptimalkan pajak masukan yang Nov 34.318.900 11.990.500 22.328.400
dapat dikreditkan sehingga PPN Des 1.287.052 908.000 379.052
Terutang yang harus dibayarkan cukup TOTAL 98.163.916 29.292.980 68.870.936
besar. Sumber : data diolah, 2021
Selama tahun 2020, PPN Terutang
perusahaan sebesar Rp. 67.848.178,- Dari perhitungan tabel 4, dapat
jumlah ini terbilang cukup besar dilihat bahwa PPN sebelum tax planning
mengingat masa pandemi Covid-19 yang kurang bayar setiap bulannya cukup
berdampak pada CV Arya besar. Namun, kurang bayar yang terlalu
mengakibatkan omzet penjualan besar setiap bulannya di rasa tidak
mengalami penurunan. Selain itu, efesien dalam operasional perusahaan.
banyaknya pembelian BKP/JKP kepada Misalnya kurang bayar yang paling besar
Non PKP yang dilakukan oleh selama tahun 2020 ada pada masa pajak
perusahaan mengakibatkan pajak bulan november sebesar Rp.
masukan lebih kecil daripada pajak 22.328.400,-. Hal tersebut dapat
keluaran. menghambat cash flow perusahaan,
sehingga perusahaan menerapkan
perencanaan pajak agar pajak yang
dibayarkan setiap bulan tidak terlalu
besar. Dengan demikian, biaya yang

198
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

ditekan dan dapat dialokasikan ke biaya Perencanaan pajak (tax planning)


lainnya sehingga tidak menghambat yang peneliti lakukan dengan menunda
jalannya operasional perusahaan. pengkreditan pajak masukan ke bulan-
bulan berikutnya. Hal ini dikarenakan
besarnya pajak masukan dibulan-bulan
D. Analisis Tax Planning dengan tertentu sehingga pajak masukan yang
Penundaan Pengkreditan Pajak diterima menjadi tidak merata atau
Masukan fluktuatif.
Seperti pada bulan Januari dapat
Tabel 5. Tax Planning dengan dilihat bahwa pajak masukan sebelum
Penundaan Pengkreditan Pajak Masukan dilakukannya tax planning sebesar Rp.
PM PM KB/LB KB/LB
(sebelum (setelah tax (sebelum (setelah tax
8.560.230,- dan pajak masukan setelah
Masa PK tax planning) tax planning) dilakukannya tax planning sebesar Rp.
planning) planning)
Jan 20.210.433 8.560.230 7.448.550 11.650.203 12.761.883
7.448.550,- yang menyebabkan adanya
Feb 5.162.214 2.908.500 3.225.468 2.253.714 1.936.746 penurunan pajak masukan. Pada bulan
Mar 5.218.067 550.600 1.003.332 4.667.467 4.214.735 Januari pajak masukan cukup besar
Apr 108.000 - 100.850 108.000 7.150 sehingga beberapa pajak masukan
Mei 7.244.250 - 350.900 7.244.250 6.893.350 dikreditkan pada bulan Februari. Begitu
Juni 3.453.000 1.925.500 1.383.610 1.527.500 2.069.390
14.838.500 722.390
juga dengan bulan November yang
Juli - 14.838.500 14.116.110
Agst 3.333.500 1.760.650 1.397.725 1.572.850 1.935.775
memiliki pajak masukan yang terlalu
Sept 1.860.000 689.000 674.925 1.171.000 1.185.075 besar yaitu sebesar Rp. 11.990.500,-
Oct 1.130.000 - 167.000 1.130.000 963.000 sehingga beberapa pajak masukan
34.318.900 11.707.476
Nov 11.990.500 22.328.400 22.611.424 dikreditkan kebulan berikutnya yaitu
Des 1.287.052 908.000 1.110.754 379.052 176.298
98.163.916
bulan Desember , dimana semula pajak
Jlh 29.292.980 29.292.980 68.870.936 68.870.936
Sumber : data diolah, 2021 masukan bulan Desember sebelum
dilakukannya tax planning hanya sebesar
Berdasarkan perhitungan tabel 5, Rp. 908.000,- setelah dilakukannya tax
dapat diuraikan bahwa jumlah pajak planning menjadi Rp. 11.707.476,-
masukan sebelum dan sesudah tax Sebaliknya pada masa pajak bulan
planning (PPN terhutang) dalam satu April adanya peningkatan pajak masukan
tahun tidak ada perubahan. Hal ini setelah dilakukannya tax planning, yang
dikarenakan pada tahun 2020 tidak ada semula pada bulan maret tidak ada pajak
pajak masukan yang dikreditkan dari masukan yang diterima setelah
tahun sebelumnya, maka tidak ada dilakukannya tax planning dengan
perubahan jumlah pajak masukan selama menunda Pengkreditan pajak masukan di
satu tahun. Dengan menggunakan bulan Maret ke bulan April sebesar Rp.
metode tersebut hanya menunda 100.850,-. Dan pada masa pajak bulan
pengkreditan pajak masukan ke bulan- Oktober adanya peningkatan pajak
bulan berikutnya. masukan setelah dilakukannya tax
Dalam menerapkan perencanaan planning, yang semulanya pada bulan
pajak ini menyesuaikan dengan omzet Oktober tidak adanya pajak masukan.
penjualan terlebih dahulu, hal ini Hal ini dikarenakan pada bulan
dilakukan untuk menentukan jumlah September terdapat pajak masukan
pajak masukan yang nantinya akan sebesar Rp.167.000,- yang dikreditkan
dikreditkan dengan pajak keluaran yang dibulan Oktober.
diperoleh dari omzet penjualan. Jika Dapat disimpulkan bahwa dengan
omzet penjualan besar maka otomatis menggunakan metode penundaan
Pajak Keluaran juga besar sehingga pengkreditan pajak masukan masih
memerlukan Pajak Masukan yang belum mencapai efisien dalam
banyak untuk dikreditkan sehingga PPN penghematan pajak selama satu tahun,
Terutang dapat diminimalkan. penundaan pengkreditan pajak masukan
hanya saja mampu meratakan PPN

199
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

terutang setiap bulannya. 16,23%. Pada masa pajak Februari


terdapat penambahan pajak masukan
E. Analisis Tax Planning dengan sebesar Rp. 1.962.150,- sehingga
pembelian BKP/JKP kepada PKP meningkat sebesar Rp. 4.870.650,- atau
87,06%. Pada masa pajak Maret terdapat
Tabel 6. Tax planning dengan pembelian penambahan pajak masukan sebesar Rp.
BKP/JKP kepada PKP 1.800.200,- sehingga meningkat sebesar
PM PM KB/LB KB/LB Rp. 2.350.800,- atau 38,57%. Begitupun
(sebelum (setelah (sebelum (setelah tax
Masa PK tax tax tax planning) pada bulan april, mei, juni, juli, agustus,
planning) planning) planning)
20.210.433
september, oktober, november dan
Jan 8.560.230 10.450.800 11.650.203 9.759.633
Feb 5.162.214 2.908.500 4.870.650 2.253.714 291.564
desember.
Mar 5.218.067 550.600 2.350.800 4.667.467 2.867.267 PPN terhutang dalam satu tahun
Apr 108.000 - 100.850 108.000 7.150 dengan menggunakan metode pembelian
Mei 7.244.250 - 1.025.000 7.244.250 6.219.250 BKP/JKP kepada PKP juga mengalami
Juni 3.453.000 1.925.500 1.970.000 1.527.500 1.483.000
14.838.500
penurunan. Nilai pajak terhutang yang
Juli - 2.750.642 14.838.500 12.087.858
Agst 3.333.500 1.760.650 4.980.650 1.572.850 (1.647.150)
sebelumnya sebesar Rp. 68.870.936,-
Sept 1.860.000 689.000 900.900 1.171.000 959.100 menjadi sebesar Rp. 47.414.974,-
Oct 1.130.000 - 587.500 1.130.000 542.500 sehingga terdapat selisih sebesar Rp.
Nov 34.318.900 11.990.500 15.960.500 22.328.400 18.358.400 21.455.962,-. Jika dinyatakan dalam
1.287.052 (3.513.598)
Des 908.000 4.800.650 379.052 persentase, maka perusahaan telah
Jlh 98.163.916 29.292.980 50.748.942 68.870.936 47.414.974
Sumber: data diolah, 2021
melakukan penghematan sebesar
31,15%.
Dalam transaksi pembelian Dapat disimpulkan bahwa dengan
perusahaan tidak hanya melakukan melakukan perencanaan pajak
pembelian BKP/JKP kepada PKP, tetapi menggunakan metode pembelian
juga pembelian non PKP. BKP/JKP kepada PKP mampu mencapai
Berdasarkan tabel 6 diatas, peneliti efisiensi dalam Pajak Pertambahan Nilai.
mengasumsikan bahwa semua pembelian
BKP/JKP hanya kepada PKP saja, F. Perbandingan Tax Planning
sehingga pajak masukan yang diterima dengan Penundaan Pengkreditan
dapat dikreditkan. Dapat dilihat bahwa Pajak Masukan dan Pembelian
terdapat perbedaan pajak masukan BKP/JKP kepada PKP
sebelum dilakukannya tax planning yang
semula hanya sebesar Rp. 29.292.980,- Perhitungan ini dilakukan untuk
menjadi sebesar Rp. 50.748.942,-. Hal ini mengetahui mampukah perusahaan
dikarenakan adanya penambahan Pajak mencapai efisiensi Pajak Pertambahan
Masukan dari transaksi pembelian BKP Nilai jika kedua metode tersebut
kepada non PKP. digabungkan. Adapun perhitungan
Perusahaan ini masih banyak perbandingan tax planning dengan
melakukan transaksi kepada pengusaha pengkreditan pajak masukan dan
yang belum dikukuhkan sebagai PKP, pembelian BKP/JKP kepada PKP adalah
sebaiknya perusahaan melakukan sebagai berikut.
pembelian BKP/JKP kepada perusahaan
yang telah dikukuhkan sebagai PKP Tabel 7. Perbandingan Tax Planning
sehingga perusahaan akan dikenakan dengan Penundaan Pengkreditan Pajak
PPN dari pihak supplier yang disebut Masukan dan Pembelian BKP/JKP
dengan Pajak Masukan. kepada PKP
Misalkan pada bulan Januari terdapat Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3
penambahan transaksi pembelian
PM PM
BKP/JKP sebesar Rp. 1.890.570,- Masa (sebelum (Penundaan
sehingga pajak masukan setelah PK
tax pengkreditan
dilakukannya tax planning meningkat planning) PM)
menjadi sebesar Rp. 10.450.800,- atau Jan 20.210.433 8.560.230 7.448.550

200
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

Feb 5.162.214 2.908.500 3.225.468 Pada masa pajak Januari pajak


Mar 5.218.067 550.600 1.003.332 masukan yang semula Rp. 7.448.550,-
Apr 108.000 - 100.850 naik menjadi Rp. 10.450.800,- atau
Mei 7.244.250 - 350.900 sebanyak 40,31%. Pada masa pajak
Juni 3.453.000 1.925.500 1.383.610 Februari pajak masukan yang semula Rp.
Juli 14.838.500 - 722.390 3.225.468,- naik menjadi Rp. 4.870.650,-
Agst 3.333.500 1.760.650 1.397.725 atau sebanyak 51%. Begitupun
Sept 1.860.000 689.000 674.925 seterusnya untuk masa pajak bulan
Oct 1.130.000 - 167.000 maret, mei, juni, juli, agustus, september,
Nov 34.318.900 11.990.500 11.707.476 oktober, november, desember. Pada masa
Des 1.287.052 908.000 1.110.754 pajak April tidak ada perubahan karena
TOTAL 98.163.916 29.292.980 29.292.980 tidak ada penambahan pajak masukan
pada bulan tersebut. Perbedaan dari
Kolom 4 Kolom 5 Kolom 6 Kolom 7 kedua perencanaan pajak (tax planning)
PM adalah penundaan pengkreditan pajak
KB/LB masukan hanya mampu meratakan dan
(Pembelian KB/LB Selisih
(Kolom 1
– Kolom
BKP/JKP (Kolom 1 - (Kolom 4 belum mencapai efesiensi, jika
kepada Kolom 5) -Kolom 6 pembelian BKP/JKP kepada PKP
3)
PKP)
mampu mencapai efisiensi PPN yaitu
12.761.883 10.450.800 9.759.633 3.002.250
1.936.746 4.870.650 291.564 1.645.182 dapat menghemat pembayaran.
4.214.735 2.350.800 2.867.267 1.347.468
7.150 100.850 7.150 -
Berdasarkan penjelasan yang telah
6.893.350 1.025.000 6.219.250 674.100 diuraikan sebelumnya bahwa penting
2.069.390 1.970.000 1.483.000 586.390 bagi perusahaan untuk menerapkan
14.116.110 2.750.642 12.087.858 2.028.252 perencanaan pajak, dengan menerapkan
1.935.775 4.980.650 (1.647.150) 3.582.925 perencanaan pajak perusahaan dapat
1.185.075 900.900 959.100 225.975 meminimalkan pajak yang dibayarkan
963.000 587.500 542.500 420.500
22.611.424 15.960.500 18.358.400 4.253.024
kepada negara sehingga dapat
176.298 4.800.650 (3.513.598) 3.689.896 mengalokasikan dana tersebut untuk
68.870.936 50.748.942 47.414.974 21.455.962 mengatur cash flow perusahaan.
Sumber : data diolah, 2021
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari perhitungan tabel 7 diatas dapat Berdasarkan perhitungan dan hasil
diuraikan bahwa perusahaan dengan penelitian yang telah disampaikan pada
menggunakan perencanaan pajak atas bab–bab sebelumnya, maka peneliti
pembelian BKP/JKP kepada PKP dapat mengambil beberapa kesimpulan
mampu meminimilkan PPN terhutang mengenai perencanaan pajak (tax
tahun 2020 sebesar Rp. 68.870.936,- planning) di CV Arya, antara lain:
turun menjadi Rp. 47.414.974,- jika 1. Faktor yang menyebabkan PPN
dipersentasekan turun sebanyak 31,15%. Terutang perusahaan sangat
Dibandingkan dengan perencanaan pajak fluktuatif setiap bulannya
menggunakan penundaan pengkreditan dikarenakan masih belum optimal
pajak masukan hanya mampu meratakan dalam memaksimalkan pajak
pajak yang dibayar setiap bulannya, masukan yang dapat dikreditkan
sehingga pajak terutang kurang bayar sehingga pajak yang harus
tidak terlalu besar hanya dibulan tertentu dibayarkan cukup besar. Dari hasil
saja. Selisih dari penggabungan pengamatan diketahui bahwa
perencanaan pajak menggunakan sedikitnya pajak masukan yang
penundaan pengkreditan pajak masukan diterima selama tahun 2020
dan pembelian BKP/JKP kepada PKP dikarenakan adanya pembelian
sebesar Rp. 21.455.962, merupakan total BKP/JKP kepada non PKP sehingga
penambahan pembelian CV Arya selama pajak masukan tidak dapat
tahun 2020. dikreditkan.

201
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

2. Strategi-strategi yang kurang a. Mengefesiensikan Pajak


dioptimalkan pada perusahaan atas Keluaran dengan Penundaan
PPN adalah : Faktur pajak.
a. Belum optimal dalam Efesiensi b. Mengefesiensikan Pajak Masukan
Pajak Keluaran dengan dengan Penundaan Pengkreditan
Penundaan Faktur Pajak. Pajak Masukan.
b. Kurang efesiensi dalam c. Melakukan Pembelian BKP/JKP
perencanaan Pajak Masukan kepada PKP
dengan Penundaan Pengkreditan
Pajak Masukan. 3. Bagi pihak perusahaan diharapkan
c. Masih banyak melakukan dapat terus memperbaharui
Pembelian BKP/JKP kepada perencanaan pajak (tax planning)
Non PKP. seiring dengan peraturan perpajakan
3. Stategi Perencanaan Pajak (Tax yang diperbaharui oleh DJP. Peneliti
Planning) yang tepat agar efesiensi juga menyarankan untuk perusahaan
Pajak Pertambahan Nilai dapat lebih memaksimalkan pajak
terealisasi dengan melakukan masukan dengan melakukan
Pembelian BKP/JKP kepada PKP pembelian kepada customer yang
saja namun harus ditingkatkan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha
pembeliannya dari biasanya maka Kena Pajak. Syarat pajak masukan
hal tersebut dapat memperbesar yang dapat dikreditkan dengan pajak
Pajak Masukan, sehingga PPN keluaran adalah harus ada faktur
Terutang atau PPN yang harus pajak yang sesuai dengan Undang-
dibayar menjadi lebih sedikit. undang PPN dan faktur pajak dapat
perusahaan kurang memaksimalkan dibuat oleh pengusaha yang telah
pembelian BKP/JKP dengan PPN dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
karena banyak melakukan transaksi Pajak. Jika perusahaan ingin tetap
dengan Non PKP sehingga pajak bekerja sama dengan customer yang
masukan tidak dapat dikreditkan. ada maka sebaiknya perusahaan
mendorong sebagian customer yang
Berdasarkan kesimpulan dari hasil belum dikukuhkan sebagai PKP
analisis yang telah dibahas sebelumnya, untuk dikukuhkan menjadi PKP,
maka peneliti memberikan saran kepada sehingga CV Arya tidak rugi jika
CV Arya yaitu: melakukan pembelian pada customer
1. Agar tidak terjadi PPN terutang yang tersebut atau mencari customer lain
sangat fluktuatif setiap bulannya, yang telah dikukuhkan sebagai PKP.
peneliti menyarankan CV Arya Selain itu, perusahaan perlu
melakukan pembelian BKP/JKP mempertimbangkan kebijakan
hanya kepada PKP saja, dengan penjualan dengan sistem kredit
begitu dapat memperbesar Pajak terutama pada saat menerbitkan
Masukan yang diterima dan faktur pajak sebelum dilakukannya
melakukan penundaan pembuatan pembayaran dari pihak pembeli. Hal
faktur pajak pada saat jumlah pajak ini dapat mengurangi tingkat
keluaran sudah terlalu banyak pada keuntungan perusahaan karena
bulan tersebut digeser hingga bulan perusahaan menalangi pembayaran
berikutnya. Sehingga dengan begitu PPN kepada negara. Perusahaan
PPN Terutang yang harus dibayarkan dapat menunda
menjadi lebih sedikit. pembuatan/penerbitan faktur pajak
2. Peneliti menyarankan strategi- sampai akhir bulan berikutnya
strategi yang masih mampu setelah penyerahan BKP/JKP.
dioptimalkan dalam perencanaan Kemudian perusahaan juga dapat
pajak (tax planning) atas PPN pada mempertimbangankan syarat
CV arya adalah : pembayaran yang ideal, yaitu tidak

202
Vol.2 No.2 Desember 2021 ISSN.2686 - 6064

lebih dari 45 hari setelah penyerahan PT. Lindung Jaya Makmur


BKP/JKP. Medan”. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Sumatera
5. DAFTAR PUSTAKA Utara.
Harjanti, R. S., Karunia, A., & Kamal, Pujiwidodo, Dwiyatmoko. (2017).
B. (2019). “Analisis Tax “Analisis Penerapan Tax
Planning Dalam Rangka Planning Dalam Upaya
Mencapai Efesiensi Pajak Meminimalkan PPN Terhutang
Pertambahan Nilai (PPN) Pada Pada CV Mikita Cookies”.
PT Ramadhan Caturkarsa Jurnal Moneter Vol. IV No. 1
Layorda Tegal”. Jurnal Monex April 2017. ISSN: 2355-2700.
Volume 8 Nomor 2 Bulan Juli
Tahun 2019. ISSN: 2089-5321. Suandy, E. (2011). Perencanaan
Perpajakan, Edisi 5. Jakarta.
Londorang, I. M., Sabijono, H., dan Salemba Empat.
Walandouw, S. K. (2014).
“Penerapan Tax Planning Pajak Suandy, E. (2016). Perencanaan
Pertambahan Nilai Terhutang Pajak, Edisi Keenam. Jakarta:
Pada UD Leonel”. Jurnal Emba Salemba Empat.
Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal.
1626-1635. ISSN: 2303-1174. Undang-Undang Republik Indonesia.
UU Nomor 16 Tahun 2009.
Mardiasmo. (2016). Perpajakan, Tentang perubahan dari
Edisi Terbaru. Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 6
Andi Publisher. Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara
Mardiasmo. (2019). Perpajakan, Perpajakan.
Edisi 2019. Yogyakarta. Andi
Publisher. Undang-Undang Republik Indonesia.
UU Nomor 42 Tahun 2009.
Marentek, E. E. & Budiarso, N. Tentang perubahan ketiga atas
(2016). “Evaluasi Penerapan Undang-Undang Nomor 8
Tax Planning Untuk Tahun 1983 Tentang Pajak
Meminimalkan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Pertambahan Nilai Pada PT Jasa dan Pajak Penjualan Atas
Transworld Solution Jakarta Barang Mewah.
Selatan”. Jurnal Emba Vol.4
No.1 Maret 2016, Hal. 868-879. Waluyo. (2011). Perpajakan
ISSN: 2303-1174. Indonesia, Buku 1, Edisi 10.
Jakarta. Salemba Empat.
Pohan, C. A. (2014). Manajemen
Perpajakan Strategi Waluyo. (2016). Akuntansi Pajak,
Perencanaan Pajak dan Bisnis. Edisi 6. Jakarta. Selemba
Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia. Empat.

Prasetya, Risa. (2019). “Analisis


Penerapan Akuntansi Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) Pada

203

You might also like