4286 18417 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak

PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BAGI PELAKU UMKM DI MASA


PANDEMI COVID 19

Ainun Arizah1), Khadijah Darwin2), Nurul Fuada 3)


1,2,3
Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
1
E-mail: ainunarizah@unismuh.ac.id
2
Email: khadijahdarwin@unismuh.ac.id
3
Email: nurulfuada@unismuh.ac.id

Abstract
The COVID-19 pandemic that is felt throughout the world has had a significant impact on almost all
levels of society. The Indonesian government has issued various policies to maintain economic
stability. MSME actors as taxpayers are required to report their monthly business realization reports
if they want to get tax incentives. This study focuses on understanding the application of PMK No. 9 of
2021 regarding MSME tax incentives borne by the government. In this case, how MSMEs interpret the
existence of these tax incentives for the sustainability of their business. This study uses a qualitative
method in the form of a case study by conducting interviews with related informants. The results of the
study found that government policies provide tax incentives for MSME actors by issuing PMK No. 9 of
2021 was carried out as a positive response to the government seeing the continuity of MSME
businesses which began to falter during the Covid 19 pandemic. The culinary sector was chosen
because culinary is one of the basic needs which certainly generates considerable profits compared to
other sectors. The Covid 19 pandemic that was felt by the culinary sector MSMEs made them also
have to experience economic difficulties. Access to information that is not as 'open' as access to other
information related to tax incentives makes MSME actors not access this information at the beginning
of the policy and the use of tax incentives from the government is still quite burdensome for MSME
actors because of the requirement to report monthly business realization reports.

Keywords : COVID – 19, Insentif Pajak, UMKM

1. PENDAHULUAN Pengelompokan UMKM dilihat dari omzet


Pajak memiliki kontribusi cukup tinggi tahunan yang mereka hasilkan. Berdasarkan UU
dalam penerimaan Negara. Indonesia merupakan Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM
salah satu negara yang sumber pendapatan mengatur kriteria UMKM berdasarkan kekayaan
utamanya dari pajak. Berbeda dengan retribusi, bersih dan penjualan yang dihasilkan dalam satu
Wajib Pajak tidak mendapat jasa timbal balik tahun pajak. Kriteria usaha Mikro adalah
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan memiliki kekayaan bersih maksimal Rp50 Juta,
dan yang digunakan untuk membayar atau memiliki hasil penjualan tahunan maksimal
pengeluaran umum. Salah satu jenis pajak yang Rp300 Juta. Sedangkan, untuk Kriteria Usaha
dikenakan adalah pajak penghasilan final atas Kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Rp50 Juta sampai dengan paling banyak Rp500
Juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
UMKM telah terbukti mampu bertahan usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan
selama masa krisis keuangan di Indonesia. lebih dari Rp300 Juta sampai dengan paling

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 23(01), 2022, 2

banyak Rp2.5 Miliar. Terakhir, bagi Usaha yang mengatur tentang pemberian insentif pajak
Menengah adalah memiliki kekayaan bersih hingga 31 Desember 2020. Pemerintah
lebih dari Rp500 Juta sampai dengan paling memperpanjang 6 insentif (PPh Pasal 21, Pajak
banyak Rp10 Miliar tidak termasuk tanah dan UMKM, PPh Final Jasa Konstruksi, PPh Pasal
bangunan atau, memiliki hasil penjualan tahunan 22 Impor, Angsuran PPh Pasal 25 dan PPN)
lebih dari Rp2.5 Miliar sampai dengan paling untuk membantu wajib pajak menghadapi
banyak Rp50 Miliar. dampak Pandemi Covid-19 hingga 30 Juni 2021.
Zidni Amaliah Mardlo (2020) menjelaskan
Peraturan pemerintah terkait pengenaan
bahwa hingga Mei 2020, realisasi insentif pajak
pajak bagi pelaku UMKM telah melewati
baru mencapai 6,8% dari anggaran atau setara
beberapa tahapan. Peraturan Pemerintah Nomor
Rp8,2 triliun.
46 Tahun 2013 menetapkan PPh Final bagi
UMKM sebesar 1% dari peredaran bruto Pelaku UMKM mendapat insentif PPh final
(omzet). Penelitian Prihantari & Supadmi tarif 0,5% sesuai Peraturan pemerintah Nomor
(2015), menyatakan bahwa “PPh final 1% tidak 23 tahun 2018 (PPh Final PP 23) yang kemudian
menguntungkan dan pajak penghasilan yang setelah aturan baru selama pandemi Covid 19
dikenakan dari omzet dianggap merugikan, pajak UMKM ditanggung oleh pemerintah.
karena omzet dan profitabilitas usaha berbeda- Dengan demikian Wajib Pajak UMKM tidak
beda sehingga cenderung tidak menguntungkan perlu melakukan setoran pajak. Pihak-pihak
bagi UMKM yang memiliki penghasilan kena yang bertransaksi dengan UMKM juga tidak
pajak kurang dari 8% dan memiliki kerugian perlu melakukan pemotongan atau pemungutan
fiskal yang masih dapat dikompensasi”. Lebih pajak pada saat melakukan pembayaran kepada
lanjut, aturan pemerintah kemudian berkembang pelaku UMKM. Lebih lanjut, pelaku UMKM
dan dikeluarkanlah PP Nomor 23 tahun 2018. yang ingin memanfaatkan insentif ini tidak perlu
Aturan ini menegaskan bahwa pajak yang mengajukan surat keterangan PP 23, tetapi
dikenakan atas penghasilan dari usaha yang cukup menyampaikan laporan realisasi setiap
diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri bulan (Suparnyo, 2020).
yang memiliki peredaran bruto tertentu yaitu Penelitian dari Aneswari, Darmayasa, dan
tidak melebihi 4,8 Miliar dalam satu tahun pajak, Yusdita (2015) menggunakan perspektif kritis
dikenai pajak penghasilan yang bersifat final terkait penerapan pajak penghasilan 1% pada
dalam jangka waktu tertentu, dengan tarif pajak UMKM dan menemukan bahwa (1) PP 46 tahun
0,5%. 2013 tidak sesuai dengan asas keadilan
Perjalanan panjang pemerintah dalam perpajakan, (2) kepatuhan pajak di Indonesia
menetapkan UMKM sebagai salah satu wajib dapat dilihat dengan dua teori, yakni psikologi
Pajak bagi Negara kemudian mengalami fiskal dan slippery slope framework dan
kesulitan semenjak Pandemi Covid 19 terjadi. kebijakan perpajakan yang dicanangkan
Kesulitan ekonomi yang dirasakan hampir setiap pemerintah dapat mengacu pada teori ini, (3)
lapisan masyarakat juga ikut berimbas bagi perlu disusun skema perpajakan yang adil bagi
UMKM. Kemampuan UMKM untuk bertahan pemerintah dan UMKM. Selanjutnya setelah
seperti saat krisis ekonomi melanda Indonesia peraturan terbaru terbit dan menghasilkan
tidak berjalan mulus. Segala upaya dilakukan ketentuan bahwa tarif pajak yang berlaku untuk
pemerintah guna menstabilkan perekonomian UMKM turun menjadi 0,5%. Penelitian Indriana,
UMKM. Dibidang perpajakan, pemerintah Norsain, dan Faisol (2020) dengan menggunakan
mengeluarkan kebijakan pajak untuk para pelaku studi kasus terkait pengenaan pajak 0,5% bagi
UMKM. Peraturan Menteri Keuangan Nomor pelaku UMKM menghasilkan beberapa temuan.
9/PMK.03/2021 yang mulai berlaku pada Pertama, penerapan PP Nomor 23 Tahun 2018
tanggal 1 Februari 2021 menggantikan PMK- masih banyak UMKM yang belum mengetahui
86/PMK.03/2020 jo PMK-110/PMK.03/2020 informasi tersebut, sehingga Direktorat Jenderal

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 23(01), 2022, 3

Pajak (KPP Pratama Pamekasan) perlu untuk dan merupakan istilah yang sangat asing. Hal ini
mensosialisasikan kembali secara intens. Kedua, mengindikasikan bahwa penelitian terkait
motif penerapan PP Nomor 23 Tahun 2018 insentif pajak UMKM selama masa Pandemi
adalah sebagai reward bagi wajib pajak UMKM: Covid 19 perlu dilakukan untuk mengungkap
tas kemudahan yang diberikan kepada wajib bagaimana penerapan insentif pajak sebenarnya
pajak dalam hal pelaporan pajak, sebagai reward dirasakan para pelaku UMKM.
atas kebebasan wajib pajak untuk memilih, dan Penelitian dari Aneswari, Darmayasa, dan
sebagai reward atas keringanan tarif yang Yusdita (2015), serta penelitian Indriana,
diberikan, sehingga wajib pajak dapat memenuhi Norsain, dan Faisol (2020) yang menggunakan
kewajiban perpajakannya sesuai dengan metode penelitian kualitatif mengenai insentif
ketentuan undang-undangan perpajakan yang pajak 1% kemudian berganti menjadi 0,5%.
berlaku. Sedangkan, penelitian ini memfokuskan diri
Keputusan pemerintah mengeluarkan pada pemberian insentif pajak UMKM dimasa
Peraturan Menteri Keuangan Nomor pandemi Covid 19 yang ditanggung oleh
9/PMK.03/2021 terkait insentif pajak bagi Pemerintah. Penelitian menggunakan studi
UMKM membuat pelaku UMKM hanya cukup kasus, di mana peneliti bertujuan untuk
menyampaikan laporan realisasi setiap bulan. memahami penerapan Peraturan Menteri
Penelitian yang dilakukan Indaryani, Budiman, Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 di Kota
dan Mulyani (2020) pada UMKM Jepara Makassar.
menghasilkan temuan pemanfaatan insentif
pajak berpengaruh positif terhadap
keberlangsungan usaha. Penelitian ini lebih Tinjauan Pustaka
lanjut menjelaskan harapan pelaku UMKM agar Pajak merupakan salah satu sumber
ada pendampingan dari pihak terkait agar penerimaan negara-negara di dunia. Dalam
keberlangsungan usaha Tenun Troso Jepara pengelolaan pajak, pemerintah setiap negara
dapat terus terjaga. Temuan penelitian tersebut memiliki kebijakannya masing-masing salah
sejalan dengan penelitian Lestari, Nurlaela dan satunya terkait insentif pajak. Rakhmindyarto,
Dewi (2021) pada UMKM di Boyolali 2020 menjelaskan bahwa insentif pajak disebut
menemukan bahwa insentif pajak dan bantuan juga sebagai pengeluaran pemerintah tidak
stimulus pemerintah berpengaruh terhadap langsung karena melalui insentif pajak
kinerja UMKM di Kabupaten Boyolali. pemerintah tidak langsung mengeluarkan uang,
Suparnyo (2021) menjelaskan bahwa Pajak melainkan tidak menerima apa yang seharusnya
UMKM memang relatif kecil, hanya 0.5 persen. menjadi penerima negara. Menurut Surrey, 2013,
Wajib pajak lebih memilih bayar daripada Insentif pajak sering pula disebut sebagai belanja
"ribet" lapor realisasinya tiap bulan. Meski perpajakan. Lebih lanjut, sejak 2010
sudah tahu ada insentif, wajib pajak lebih suka Organitation for Economic Co-Operation and
bayar. Terutama yang usahanya tidak terdampak. Development (OECD) mendefinisikan insentif
Mereka berpendapat bahwa justru karena pajak sebagai kebijakan perpajakan atau praktik
pandemi maka negara butuh dana besar untuk yang mengurangi atau menunda penerimaan
pemulihan. Beberapa daerah sangat minim akses pajak dan wajib pajak yang menyimpang dari
informasi. Kabupaten Gunung Mas Provinsi brenchmark pajak.
Kalimantan Tengah contohnya, tiga dari dua Sektor UMKM telah memiliki standar
belas kecamatan tidak ada internet. Untuk dapat akuntansi sendiri yaitu SAK EMKM. Hal ini
sinyal telepon harus mencari dataran tinggi membuktikan bahwa sektor UMKM memiliki
berkilo-kilo meter. Serta banyak wajib pajak, peran penting bagi negara. Penerapan SAK
terutama di pelosok, masih kesulitan dengan EMKM berlaku mulai 1 Januari 2018.
sesuatu bernama online. Email saja belum tahu Berdasarkan standar akuntansi tersebut, pelaku

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 23(01), 2022, 4

usaha yang memenuhi definisi dan kriteria mengeluarkan PP Nomor 23 Tahun 2018 tentang
sebagai UMKM dalam jangka waktu dua tahun pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha
berturut-turut, disarankan menggunakan SAK yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang
EMKM dalam menyajikan laporan keuangannya memiliki peredaran bruto tertentu. Aturan ini
(IAI, 2016). mengatur bahwa wajib pajak yang menerima
atau memperoleh penghasilan dengan peredaran
UMKM yang memiliki karakteristik usaha
bruto tidak melebihi Rp. 4.800.000.000 (empat
tersendiri menjadi salah satu alasan pemerintah
miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 tahun
mengeluarkan Standar Akuntansi (SAK)
pajak akan dikenai pajak penghasilan dengan
EMKM. Laporan keuangan yang disyaratkan
tarif 0,5% (nol koma lima persen).
tidak selengkap entitas lainnya. SAK EMKM
menyatakan bahwa laporan keuangan UMKM UMKM di Indonesia memiliki potensi yang
minimal berisi neraca, laporan laba rugi, dan sangat besar dan terbukti mampu bertahan dalam
catatan atas laporan keuangan. Sesuai SAK badai krisis moneter tahun 1997. Pada krisis
EMKM, laporan laba rugi dapat menyajikan global tahun 2008, UMKM juga justru menjadi
informasi mengenai pendapatan dan beban, baik penyelamat ekonomi nasional dari keterpurukan.
itu beban keuangan maupun beban pajak. Potensi UMKM dilihat dari tingkat
Adapun dalam hal pengakuan aset dan liabilitas pertumbuhannya juga menunjukkan grafik yang
pajak penghasilan, disesuaikan dengan ketentuan terus meningkat (Aneswari, 2018). Kemampuan
perpajakan, kecuali yang berkaitan dengan pajak UMKM untuk terus bertahan dimasa pandemi
tangguhan (IAI, 2016). mulai goyah. Kebijakan pemerintah kemudian
dikeluarkan merespon keadaan tersebut.
Pengenaan pajak bagi pelaku UMKM telah
Rileksasi kredit, hingga insentif pajak mulai
mengalami beberapa perubahan dalam
diguyurkan. Semua pihak berhak mendapatkan
perjalanannya. Aturan terkait yang mengatur
bantuan. Pelaku UMKM sebagai wajib pajak
pengenaan pajak bagi UMKM awalnya bermula
dengan tarif pajak penghasilan 0,5%, setelah
pada tahun 2013, dimana pemerintah
dikeluarkan PMK No. 9 Tahun 2021 tentang
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 46
Insentif Pajak untuk wajib pajak terdampak
tahun 2013 tentang “Pajak Penghasilan atas
Pandemi Corona Virus Disease 2019, maka
Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau
pajak UMKM ditanggung oleh pemerintah.
Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran
Bruto Tertentu”. Amalia (2018) menjelaskan Dalam PMK No. 9 Tahun 2021, Bab III
bahwa peraturan ini sejatinya ditujukan untuk tentang Insentif PPh Final berdasarkan PP No.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di 23 Tahun 2018. Insentif pajak diterima atau
Indonesia sebab peraturan ini mengatur diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran
pengenaan pajak untuk wajib pajak yang bruto tertentu sesuai ketentuan dalam PP No. 23
memiliki omset kurang dari 4,8 M dalam satu tahun 2018 dikenai PPh Final sebesar 0,5% dari
tahun dan akan dikenakan tarif PPh yang bersifat jumlah peredaran bruto. PPh final ditanggung
final sebesar 1%. Lebih lanjut, salah satu alasan oleh pemerintah dengan ketentuan Wajib Pajak
diterbitkannya PP No. 46 tahun 2013 ini adalah harus menyampaikan laporan realisasi PPh final
untuk memberikan kepastian peraturan dan ditanggung pemerintah melalui saluran tertentu
kemudahan dalam urusan perpajakan bagi pada laman www.pajak.go.id .
UMKM yang pada saat itu sedang berkembang. Penelitian terdahulu terkait pengenaan pajak
Pengenaan PPh final bagi UMKM sebesar bagi pelaku UMKM telah banyak dilaksanakan.
1% dari omzet kemudian menimbulkan Indriana, Norsain, dan Faisol (2020) meneliti
kontroversi. Banyak pihak menilai bahwa tentang tarif pajak UMKM 0,5 % menggunakan
pengenaan pajak ini tidak adil mengingat penelitian kualitatif dengan hasil temuan bahwa
perhitungan pajaknya hanya dinilai dari omzet penerapan PP Nomor 23 Tahun 2018 adalah
semata. Selanjutnya, pemerintah kemudian sebagai reward bagi wajib pajak UMKM:

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 23(01), 2022, 5

sebagai reward atas kemudahan yang diberikan insentif pajak UMKM dan pelaku UMKM
kepada wajib pajak dalam hal pelaporan pajak, sebagai wajib pajak.
sebagai reward atas kebebasan wajib pajak untuk Data kualitatif adalah data dalam bentuk
memilih, dan sebagai reward atas keringanan kata-kata, contohnya catatan wawancara,
tarif yang diberikan, sehingga wajib pajak dapat transkrip kelompok fokus, jawaban pertanyaan
memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai terbuka, transkripsi rekaman video, laporan
dengan ketentuan undang-undangan perpajakan pengalaman dengan suatu produk di internet,
yang berlaku. Penelitian lain yang dilakukan artikel berita dan semacamnya. (Sekaran dan
oleh Aneswari (2018) dengan menggunakan Bougie, 2019). Metode pengumpulan data yang
perspektif kritis, menghasilkan temuan bahwa digunakan yaitu metode dokumentasi dengan
kebijakan perpajakan (PP No. 46 tahun 2013, mencatat atau merekam hasil wawancara. Pada
dan PP No. 23 tahun 2018) tidak penelitian ini data diperoleh dari hasil
mempertimbangkan karakteristik unik UMKM, wawancara dengan pihak terkait yaitu pegawai
diduga hanya mementingkan dorongan tertentu pajak yang berwenang dan memahami tentang
dan sarat dengan semangat materialisme. insentif pajak UMKM, serta pelaku UMKM
Penelitian ini memiliki kontribusi kebijakan yang menjadi sasaran dari insentif pajak
yakni memberikan wacana bagi pemerintah UMKM.
mengenai skema penerapan pajak yang adil Dari hasil observasi dan wawancara
terutama bagi UMKM. dianalisis dengan analisis data kualitatif (Miller
dan Huberman, 1994). Analisis data terdiri dan
tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
2. METODE PENELITIAN yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kesimpulan /verifikasi.
berupa studi kasus. Kamayanti (2021), studi Tahap selanjutnya, dilakukan uji keabsahan
kasus bertujuan memahami dinamika yang ada data. Tahap ini dilakukan proses triangulasi.
dalam sebuah atau beberapa setting tertentu. Menurut Sugiyono (2011), triangulasi
Data kualitatif adalah data dalam bentuk kata- merupakan teknik yang bersifat menggabungkan
kata seperti wawancara, transkrip kelompok, dari berbagai teknik pengumpulan data dan
jawaban pertanyaan terbuka, transkripsi rekaman sumber data yang telah ada. Peneliti melakukan
video, laporan pengalaman dari internet, artikel, triangulasi dengan mengumpulkan data yang
berita dan semacamnya (Sekaran dan Bougie, akan digunakan dalam penelitian, sekaligus
2019). Pada penelitian ini, dilakukan wawancara menguji kredibilitas suatu data melalui berbagai
dengan informan. Wawancara dengan informan teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
dilakukan tidak terstruktur, dengan tujuan data. Kegunaan triangulasi adalah untuk
membuat informan lebih nyaman sehingga melacak/menelusuri ketidaksamaan antara data
peneliti mampu memperoleh data secara detail. yang diperoleh dari satu informan (sang pemberi
Bersamaan dengan hal tersebut peneliti juga informasi) dengan informan lainnya. Oleh
melakukan observasi dengan cara mendatangi karena itu, dibutuhkan suatu teknik yang dapat
tempat informan (dalam hal ini pelaku UMKM) menyatukan perbedaan data agar ditarik
untuk mengetahui aktifitas usaha yang kesimpulan yang akurat dan tepat (triangulasi).
dilakukan, sebagai data pendukung penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan triangulasi
Untuk memahami penerapan Peraturan Menteri sumber dan triangulasi metode. Triangulasi
Keuangan Nomor 9 tahun 2021 tentang insentif sumber dilakukan oleh peneliti dengan cara
pajak wawancara dengan informan untuk melakukan wawancara pada beberapa informan
mengungkap motif dibalik diterbitkannya PMK pada satu pertanyaan atau pernyataan yang sama,
No. 9 Tahun 2021 tersebut menurut pegawai sedangkan triangulasi metode dilakukan oleh
pajak sebagai pihak yang memahami kebijakan peneliti dengan cara melakukan penelusuran

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 23(01), 2022, 6

tentang satu pernyataan atau pertanyaan dengan selama maksimal tiga bulan, yaitu sejak Juli
metode yang berbeda. sampai Oktober 2020, sedangkan 26% lainnya
masih bisa bertahan di atas 3 bulan. Estimasi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut muncul bila tidak ada perubahan
3.1 Hasil Penelitian operasional dan intervensi dari pemerintah
(Badan Pusat Statistik, 2020). Hal ini kemudian
1. Pemberian Insentif Pajak bagi Pelaku
menjadi salah satu fokus pemerintah dalam
UMKM
upaya memulihkan perekonomian nasional.
Kemampuan UMKM yang mampu bertahan
Rangkaian kebijakan penanganan Covid 19
dalam menghadapi krisis dibandingkan dengan
dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional
perusahaan besar menurut Center for
(PEN) menganggarkan Rp. 123,46 triliun untuk
Information and Development Studies (CIDES)
dukungan UMKM (Damayanty dan Purwoko,
secara garis besar karena tiga faktor. Pertama,
2020). Selanjutnya di tahun 2021 pemerintah
UMKM pada umumnya menghasilkan barang
mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan
konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan
Nomor 9/PMK.03/2021 yang menggantikan
masyarakat sehingga permintaannya selalu ada.
PMK Nomor 86/PMK.03/2020 tentang Insentif
Kedua, pelaku UMKM memanfaatkan sumber
Pajak untuk Wajib Pajak terdampak Pandemi
daya lokal terkait tenaga kerja, bahan baku dan
Corona virus disease 2019.
peralatan yang berarti sebagian besar kebutuhan
PMK Nomor 9/PMK.03/2021 tentang
tidak mengandalkan barang impor yang
insentif pajak untuk wajib pajak terdampak
terpengaruh fluktuasi rupiah. Ketiga, bisnis
Pandemi Corona virus disease 2019 menjelaskan
UMKM tidak banyak ditopang dana perbankan,
beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
melainkan dari modal pribadi (Badan Pusat
antara lain, insentif PPh Pasal 21 ditanggung
Statistik, 2019).
pemerintah, insentif PPh final untuk UMKM
Damayanty dan Purwoko (2020)
ditanggung pemerintah, insentif PPh Final Jasa
menjelaskan bahwa dengan menjaga UMKM,
Konstruksi ditanggung pemerintah, insentif PPh
maka kita juga menjaga ketahanan ekonomi
Pasal 22 Impor, Insentif Angsuran PPh Pasal 25,
rakyat. Hal ini lebih lanjut karena kontribusi
dan Insentif PPN. Jangka waktu pemberian
UMKM dalam kurun waktu 2015-2018 bagi
insentif tersebut diberikan untuk masa pajak
Produk Domestik Bruto sekitar 60% dan lebih
Januari 2021 sampai dengan masa pajak Juni
dari 90% tenaga kerja berada pada sektor
2021. Sedangkan jangka waktu pemberian
UMKM.
insentif pembebasan dari pemungutan PPh Pasal
Pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung
22 Impor berlaku sampai tanggal 30 Juni 2021.
kurang lebih selama 2 tahun ini ikut dirasakan
UMKM sebagai salah satu sasaran dalam
oleh para pelaku UMKM. Survei terhadap
rangka memulihkan perekonomian nasional
pelaku UMKM yang melibatkan 34.559 pelaku
berhak mendapatkan insentif pajak. Pemerintah
usaha sebagai responden, yang terdiri dari
mewajibkan UMKM menyampaikan laporan
25.256 usaha mikro dan kecil (UMK), 6821
realisasi usahanya setiap bulan selama kebijakan
usaha menengah dan besar (UMB), dan 2.482 di
insentif pajak tersebut dilaksanakan.
sektor pertanian di wilayah Sumatera, Jawa, Bali
dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, serta
Papua dan Maluku. Survei yang dilaksanakan 2. Laporan Realisasi Usaha, ‘Syarat Wajib’
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terkait bagi Pelaku UMKM.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
bagaimana dampak pandemi terhadap kondisi
Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak
UMKM pada tanggal 10 – 26 Juli 2020
untuk Wajib Pajak terdampak Pandemi Corona
disampaikan bahwa sebanyak 55% pelaku usaha
Virus Disease 2019, wajib pajak memiliki
tidak mengetahui berapa lama mereka mampu
peredaran bruto tertentu (berdasarkan PP Nomor
bertahan menghadapi pandemi, 19% pelaku
23 tahun 2018) wajib menyampaikan laporan
usaha memperkirakan hanya dapat bertahan

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 23(01), 2022, 7

realisasi PPh Final ditanggung pemerintah. Hal dinilai sebagai wujud kepedulian kepada salah
ini lebih lanjut dijelaskan bahwa wajib pajak satu „penyumbang dana‟ bagi negara. UMKM
yang tidak menyampaikan laporan realisasi tidak sektor kuliner selama Pandemi Covid 19 ikut
dapat memanfaatkan insentif PPh final merasakan dampak yang nyata. Berdasarkan
ditanggung pemerintah tersebut. survei The World Bank IBRD-IDA terkait
Penelitian ini kemudian mengkaji hal dampak Pandemi di Indonesia, ternyata
tersebut secara mendalam dengan melibatkan sebanyak 42 persen UMKM menggunakan
UMKM sebagai informan. Beberapa UMKM media sosial atau digital platform sebagai
yang dijadikan informan antara lain UMKM antisipasi kebijakan social distancing
yang bergerak disektor kuliner di Kota (https://kemenkopukm.go.id/read/terhubung-
Makassar. secara-digital-umkm-sektor-kuliner-tetap-
bertahan-di-saat-pandemi).
3. Pemerataan Akses Informasi Sektor kuliner merupakan salah satu sektor
Wujud kepedulian pemerintah bagi pelaku yang aktif menggunakan berbagai digital
UMKM memang patut diapresiasi. Sejumlah platform sehingga mereka mulai dapat
dana telah disiapkan untuk mendukung UMKM beradaptasi dengan Pandemi Covid 19.
kembali bangkit selama Pandemi Covid 19. “Kalo hasil penjualan kami selama pandemi
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) memang menurun. Tapi karena ada gojek, grab,
sebagai respon atas penurunan aktivitas Instagram, facebook kami coba semua pasarkan
masyarakat yang berdampak pada ekonomi, produk. Makanya, Alhamdulillah cepat ji
khususnya sektor informal atau UMKM kembali kayak dulu. Kalo kurasa, lebih banyak
diantaranya berupa Subsidi Bunga Rp34,15 T, sepertinya sekarang”.
Insentif Pajak (PPh 21 DTP, PPh final UMKM Pernyataan diatas dari salah seorang
DTP) Rp.28,06T, Penjaminan untuk kredit informan yang mengakui diawal pandemi
modal kerja baru UMKM Rp.6T merasa kesulitan, namun setelah
(https://www.kemenkeu.go.id/) mengadaptasikan berbagai platform digital,
Program Pemulihan Ekonomi Nasional usahanya terbukti mampu bertahan.
(PEN) bagi pelaku UMKM dalam Terkait kebijakan pemerintah memberikan
pelaksanaannya terkendala akses informasi. insentif pajak, UMKM menilai keputusan
Hasil survei yang dilakukan Mandiri Institute tersebut cukup baik dan jika digunakan dapat
pada Agustus 2020 kepada 319 UMKM di Pulau bermanfaat bagi merekan.
Jawa, Kalimantan , Sumatera, Sulawesi dan Bali, “Kalo keringanan pajak katanya memang
masih terdapat 21% responden yang belum ada saya dengar dari orang. Bagus itu katanya,
mengetahui program PEN untuk UMKM (Bisnis karena bisa tidak bayar pajak” ujar informan
Indonesia, 2020). Informan dalam penelitian ini yang mengetahui adanya kebijakan insentif
diharapkan memberikan gambaran bagaimana pajak. Lebih lanjut, kembali menjelaskan
akses informasi dapat mereka terima selama bagaimana sebenarnya yang insentif pajak yang
Pandemi Covid 19. mereka rasakan.
“tapi begitumi, tidak ku pakai saya karena
3.2 Pembahasan dia suruhki laporkan realisasi usaha ta tiap
Penetapan UMKM sebagai salah satu wajib bulan” terkait laporan realisasi yang menjadi
pajak telah berlangsung cukup lama. Perjalanan „syarat wajib‟ bagi pelaku UMKM yang ingin
penentuan tarif pajak UMKM dari 1% menjadi mendapatkan insentif pajak dinilai cukup sulit
0,5% dari omzet usaha juga masih terus diwujudkan.
diperbincangkan. Berbagai penelitian “karena begitumi, tidak adapi memang
menghasilkan temuan yang beragam. pegawaiku yang bisa bantu bikinkan laporan,
Insentif pajak bagi pelaku UMKM selama ini ku laporkan tiap tahun ji sama
merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang petugasnya langsung. Tidak ada juga waktuku

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 23(01), 2022, 8

uruski” informan mengakhiri pernyataannya sehingga membantu terlaksanannya penelitian


dengan tawa, dari penjelasannya tampak ini hingga selesai.
keengganan melaporkan realisasi usahanya tiap
bulan.
6. REFERENSI
Amalia, sinta (2018). Dari PP 46/2013 hingga
4. KESIMPULAN PP 23/2018. Retrieved from
https://www.pajak.go.id/artikel/dari-pp-
Kebijakan pemerintah memberikan insentif 462013-hingga-pp-232018.
pajak bagi pelaku UMKM dengan mengeluarkan Aneswari YR, Darmayasa IY, Yusdita E E
PMK No. 9 Tahun 2021 dilakukan sebagai (2015). Perspektif Kritis Penerapan Pajak
respon positif pemerintah melihat kelangsungan Penghasilan 1% pada UMKM. Simposium
usaha UMKM yang mulai goyah selama Nasional Perpajakan (SNP) 5 Fakultas
Pandemi Covid 19 terjadi.
Ekonomi - Universitas Trunojoyo Madura,
Sektor kuliner dipilih karena kuliner 12 November 2015.
merupakan salah satu kebutuhan pokok yang Aneswari, Yuyung Rizka (2018). Membongkar
tentu menghasilkan keuntungan yang cukup Imperialisme dalam Kebijakan Pajak Usaha
besar dibanding sektor lainnya. Pandemi Covid Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
19 yang dirasakan UMKM sektor kuliner Jurnal InFestasi. Vol. 14 No. 1 Juni 2018.
tersebut membuat mereka juga harus merasakan Hal: 1 – 10.
kesulitan ekonomi. Adanya kebijakan insentif IAI. (2016). Standar Akuntansi Keuangan
pajak diharapkan memberikan mereka angin Entitas Mikro, Kecil dan Menengah.
segar yang baik untuk usahanya. Informan Retrieved from
mengakui selama Pandemi Covid 19, omzet http://iaiglobal.or.id/v03/files/file_sak/emk
usaha mereka menurun drastis dan di sisi lain m/
mereka sebagai wajib pajak memiliki keharusan Indriana, Norsain, dan Faisol (2020). Tarif Pajak
membayar pajaknya. UMKM 0,5% : Reward Or Punishment ?.
Akses informasi yang tidak se „terbuka‟ InFestasi : Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.
akses informasi lainnya terkait insentif pajak 16 No. 1 Juni 2020. Hal. 88-100.
membuat pelaku UMKM tidak mengakses Indaryani, Mamik. Budiman, Nita Andriyani,
informasi tersebut disaat awal kebijakan tersebut dan Mulyani, Sri. (2020). Dampak Covid-19
berlaku. dan Pemanfaatan Insentif Pajak terhadap
Pemanfaatan insentif pajak dari pemerintah Keberlangsungan Usaha pada UMKM
dirasakan masih cukup memberatkan pelaku Tenun Troso Jepara. Jurnal Manajemen dan
UMKM karena syarat melaporkan laporan Keuangan, Vol 9, No 3, Desember 2020.
realisasi usaha tiap bulannya. Kamayanti, Ari (2021). Metodologi Penelitian
Kualitatif Akuntansi, Pengantar Religiositas
5. UCAPAN TERIMA KASIH Keilmuan : Edisi Revisi. Malang : Penerbit
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Peneleh.
teman-teman di Program Studi Akuntansi Lestari, D. S. Nurlaela, S & Dewi, R. R (2021).
Unismuh Makassar yang telah bersedia Insentif Pajak, Bantuan Stimulus
meluangkan waktunya untuk menjadi partner Pemerintah pada Kinerja Usaha Mikro Kecil
diskusi sehingga penulis bisa mendapatkan Menengah di Kabupaten Boyolali. Journal
banyak insight terkait dengan topik pembahasan Ekombis Review, Vol. 9 No. 1 January
tulisan ini. Terima kasih pula kepada Lembaga 2021. Hal : 135–146.
Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Miles, M., & Huberman, M. (1994). Qualitative
Kepada Masyarakat yang memberikan data analysis: An expanded sourcebook.
kesempatan bagi penulis mendapatkan Hibah London: Sage Publications. Retrieved from
https://www.google.com/books?hl=en&lr=
Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 23(01), 2022, 9

&id=U4lU_J5QEC&oi=fnd&pg=PR12&dq Sarmigi, Elex. (2020). Analisis Pengaruh Covid-


=Qualitative+data+analysis+Miller+Matthe 19 terhadap Perkembangan UMKM di
w&ots=kEWF2GTWXP&sig=5nuE4nXb5F Kabupaten Kerinci. Al-Dzahab 1(1), 1-17.
3bXqVsFEHIpybw01U. Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. 2019. Metode
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Penelitian Bisnis. Buku 2 : Edisi 6. Jakarta :
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Penerbit Salemba Empat.
dari Usaha yang diterima atau diperoleh Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
tertentu. Suparnyo (2020). Melihat Insentif Pajak bagi
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 UMKM dari Perspektif Contagius.
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Retrieved from
dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh https://www.pajak.go.id/id/artikel/melihat-
Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran insentif-pajak-bagi-umkm-dari-perspektif-
Bruto Tertentu. contagius.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang
9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
untuk Wajib Pajak terdampak Pandemi (UMKM).
Corona Virus Disease 2019. Zidni Amaliah Mardlo (2020). Lima Insentif
Prihantari, G. A. P. E. D., & Supadmi, N. L. Pajak untuk Pelaku Usaha. Retrieved from
(2015). Dampak Implementasi PP Nomor 46 https://www.pajak.go.id/id/artikel/lima-
Tahun 2013 Ditinjau dari Perilaku insentif-pajak-untuk-pelaku-usaha
Kepatuhan Pajak. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 12(2), hal : 422–434.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055

You might also like