Professional Documents
Culture Documents
Aris,+journal+manager,+4 +Elma+Haryani
Aris,+journal+manager,+4 +Elma+Haryani
Aris,+journal+manager,+4 +Elma+Haryani
Abstract
ORANG NU PASCA MASUK SYIAH DI PROBOLINGGO
Abstrak
DOI: https://doi.org/10.32488/harmoni.v18i2.300
The city of Bogor is known as the buffer city Kota Bogor yang dikenal sebagai kota
of the capital of Indonesia, inhabited by a penyangga Ibukota Indonesia berpenduduk
variety of religious, race and ethnic groups. dengan beragam kelompok agama, etnis,
Its diversity often leads to conflicts, such dan suku. Keberagamannya itu kerap
as the conflicts of the Indonesian Christian menimbulkan konflik, seperti konflik
Church (GKI) Yasmin, the closing of Ibn penyegelan Gereja Kristen Indonesia
Mas’ud Pesantren, violence in the Sahur (GKI) Yasmin, penutupan Pesantren Ibn
on the Road program (during Ramadan), Mas’ud, kekerasan dalam acara saur on the
Christianization of the community, and road, kristenisasi masyarakat dan ragam
the variety of religious groups that trigger kelompok agama yang memicu kekerasan.
violence. These cases have made the city Kasus-kasus tersebut menjadikan Kota
of Bogor labeled as an intolerant city. Bogor mendapat label sebagai kota
This study uses a qualitative approach, intoleran. Penelitian ini menggunakan
by analyzing the power of identity and pendekatan kualitatif. Dengan analisa
the function of social conflict, the act of the power of identity dan The function of
intolerance in the city of Bogor can be social conflict, tindakan intoleransi di kota
traced its roots, namely because of the Bogor diketahui sebabnya, yaitu karena
rigid and static understanding of religion. pemahaman agama yang rigid dan statis,
Conflict is usually carried out by a group of konflik biasanya dilakukan oleh sekelompok
masses. Bogor City still has the opportunity massa. Kota Bogor masih memiliki peluang
to become a city of harmony, with the menjadi kota kerukunan, dengan adanya
existence of the Pabuaran harmony village desa model kerukunan Pabuaran, kegiatan
model, peace train activities, and the role of peace train, dan peran Forum Kerukunan
the Forum for Religious Harmony (FKUB). Umat Beragama (FKUB).
Keywords: Intolerance, Diversity, Kata Kunci: Intoleransi, Keberagaman,
Moderation. Moderasi.
menempatkan orang lain sebagai the The other; kemampuan untuk menangani
other (meminjam istilah Simone de sesuatu yang tidak menyenangkan; dan
Beauvoir dalam bukunya; The Second atau melanjutkan keberadaan meskipun
Sex), yang dianggap tidak setara dan kondisi buruk atau sulit menghadangnya.
tidak sama dengan dirinya. Bagi Dalam Cambridge Dictionary, The other
individu ataupun kelompok tertentu (liyan) adalah istilah yang awalnya
benih intoleransi ini bisa menjadi diperkenalkan oleh Simone de Beauvoir
ideologi yg berubah menjadi tindakan tentang memaknai kehadiran eksistensi
“kekerasan” dan menjadi mata rantai selain diri kita.
kekerasan yang menggurita dan tidak
Tindakan intoleransi
berkesudahan (Juergensmeyer, 1997)
sesungguhnya merugikan agama
Dari latar belakang tersebut di itu sendiri. Dengan adanya
atas penelitian ini dilakukan. Masalah tindakan intoleransi, menjadikan
penelitian dirumuskan untuk menjawab sebuah agama – apapun agama itu
bagaimana sesungguhnya konstruksi – ditakuti oleh orang lain. Tidak
intoleransi dan resistensi masyarakat kota hanya itu, dengan adanya tindakan
Bogor dalam kehidupan yang majemuk tersebut, Islam sebagai agama yang
dan beragam?. mengajarkan rahmatan lil alamin
bukannya didekati, tetapi terkadang
Secara umum, ada empat hal yang
justru dimusuhi. Islam sering dituduh
hendak dicapai dalam penelitian ini,
sebagai biang perpecahan dan
yaitu pertama, memetakan kasus- kasus
penyulut isu-isu kekerasan baik di
(mapping) intoleransi di Kota Bogor;
dunia lokal ataupun internasional.
kedua, mengungkap faktor-faktor yang
Sebagaimana dikatakan oleh Fawaizul
memicu (trigger) intoleransi dan resistansi
Umam bahwa tindakan intoleransi
masyarakat terhadap kemajemukan; ketiga
yang sering kali mengatasnamakan
membaca bagaimana sikap masyarakat,
jihad membuat Islam distigmakan
pemuka agama dan pemerintah dalam
sebagai agama kekerasan yang ekslusif
menyoal kasus intoleransi di kota Bogor;
dengan agama ataupun keyakinan
dan keempat, bagaimana peluang toleransi
orang di luar Islam (Umam, 2013).
dan kerukunan umat beragama di kota
tersebut. Komnas HAM pada tahun
2010-2013 menerima pengaduan
tentang peristiwa intoleransi dalam
Intoleransi dan Kerukunan Umat
Beragama bentuk pelanggaran kebebasan
dan keberagaman beragama. Pada
Intoleransi merupakan lawan kata dari tahun 2010 lembaga negara tersebut
toleransi. Kata tersebut merupakan menerima 84 buah pengaduan,
kata benda yang artinya ketidakmauan yang terdiri dari kasus perusakan,
untuk menerima perilaku dan keyakinan gangguan dan penyegelan rumah
yang berbeda, dan tidak setuju terhadap ibadah sebanyak 26 kasus, dengan
apa yang diyakini oleh orang si luar perincian kekerasan terhadap aliran
dirinya. Sedangkan toleransi berarti yang diklaim sesat sebanyak 14
kemampuan yang dimiliki seseorang kasus, konflik dan sengketa internal
untuk berhubungan/berinteraksi dengan 7 kasus, dan 6 kasus pelanggaran
HARMONI Juli - Desember 2019
Intoleransi dan Resistansi Masyarakat Terhadap Kemajemukan: Studi Kasus Kerukunan Beragama
di Kota Bogor, Jawa Barat
285
keyakinan dengan keyakinan lain, dan dan Jamaah Gereja yang memprotes
antar satu agama dengan agama lain. penyegelan tersebut (Kompas, 2017).
Meskipun dalam konteks sekarang, sikap
Kedua, penutupan Pesantren Ibnu
tersebut terbilang sudah tidak murni lagi,
Mas’ud, Sukaya, Bogor. Ponpes Ibnu
dengan ditemukannya tindakan-tindakan
Mas’ud sempat digeruduk massa setelah
intoleransi di berbagai sudutnya.
seorang Ustaznya (guru) membakar
Beberapa kasus intoleransi di umbul-umbul Merah-Putih pada saat
kota Bogor menyebabkan kota ini peringatan HUT RI pada 17 Agustus 2017.
mendapatkan label negatif sebagai Guna meredam amarah massa, pihak
wilayah yang sarat akan pelanggaran hak pesantren, Kepala Desa Sukajaya, dan
asasi manusia (HAM). Label tersebut sejumlah pejabat Muspida Kabupaten
bukan hanya berskala nasional, namun Bogor pun berkumpul. Saat itu disepakati
juga internasional. Baik permasalahan perjanjian bahwa pondok pesantren
kecil atau besar, peristiwa intoleransi tersebut akan ditutup. Ponpes tersebut
sering kali muncul di daerah yang diberi batas waktu satu bulan atau
penduduknya cukup padat tersebut. sampai pada 17 September 2017 untuk
Berdasarkan laporan beberapa lembaga segera ditutup dari Kampung Jami;
penelitian yang dilakukan setiap tahun, salah satu kampung di Bogor. Warga
kota Bogor tercatat sebagai kota yang kampung tersebut protes karena Ponpes
banyak memiliki kasus intoleransi di Ibnu Mas’ud dinilai tidak menghormati
Indonesia. Selain kota Bogor, dua kota simbol dan bendera Negara Kesatuan
lainnya, yaitu Kuningan dan Tasikmalaya Republik Indonesia. Ponpes tersebut
juga tercatat sebagai kota-kota yang tergolong masih baru, dan didirikan pada
memiliki catatan intoleransi yang tinggi. tahun 2012. Sejak 2016, ponpes ini sering
didatangi pasukan Detasemen Khusus
Kasus-kasus yang membuat adanya
88 Antiteror Mabes Polri terkait aksi
label intoleransi terhadap kota Bogor
terorisme di sejumlah tempat (Dimuat
secara lebih rinci (hasil wawancara/FGD
juga dalam websit tievendo, 2017).
dengan para tokoh di Kota Bogor, 2018),
dapat disebutkan sebagai berikut: Ketiga, tawuran saat Sahur on the
Road. Momen sahur (makan malam
Pertama, kasus pelarangan pendirian
persiapan puasa) yang dilakukan di
GKI Yasmin Bogor. Kasus ini mencuat
jalanan atau dikenal Sahur On The Road
setelah terjadi penyegelan pembangunan
telah menimbulkan kerawanan sosial
Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin
karena terjadi tawuran antar kelompok
di Kecamatan Bogor Barat, pada Kamis
pemuda dan telah menyebabkan luka
(11/3/2010). Penyegelan dilakukan
pada aparatur negara yang berusaha
karena pihak GKI tidak menghiraukan
menertibkan kegiatan Sahur tersebut.
teguran yang telah dilayangkan
Kejadian itu menjadi catatan tersendiri
Pemkot Bogor untuk menghentikan
terkait dengan sikap anarkhis terhadap
pembangunan, karena diduga terjadi
kelompok atau orang lain. Terjadinya
praktek administrasi pembangunan yang
tawuran dan penyerangan terhadap
berjalan tidak sesuai aturaan pemerintah
aparat negara telah menjadi indikator
setempat. Konflik terjadi antara warga
wajah masyarakat yang tidak ramah
Yasmin yang mendukung penyegelan
terhadap pihak lain.
Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 18 No. 2
290 Elma Haryani
(Huria Kristen Batak Protestan) menjadi yaitu pemberdayaan umat beragama dan
contoh yang mewakili isu sektarian ini. pemberian rambu-rambu bagi upaya
pemeliharaan kerukunan umat beragama.
Ketiga, Isu komunal, yang melibatkan
Salah satu kebijakan strategis yang telah
perseteruan di antara komunitas agama
diambil pemerintah dalam memberikan
yang berbeda, seperti konflik Muslim-
rambu-rambu itu guna menjamin
Kristen di Poso, Sulawesi Tengah.
kebebasan beragama dan pemeliharaan
Isu seperti penodaan agama, seperti
kerukunan umat beragama ialah penerbitan
dalam kasus karikatur tentang Nabi
Peraturan Bersama Mentri (PBM) Agama
Muhammad, masuk ke dalam kategori
dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8
isu komunal ini.
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Keempat, Isu terorisme, yang terkait Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala
dengan aksi-aksi serangan teror dengan Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan
sasaran kelompok keagamaan atau hak Umat Beragama, Pemberdayaan Forum
milik kelompok keagamaan tertentu, Kerukunan Umat Beragama, dan
maupun serangan teror yang ditujukan Pendirian Rumah Ibadat. Sesuai judulnya,
terhadap warga asing maupun hak milik peraturan bersama atau biasa disebut PBM
pemerintah asing. Contohnya adalah ini mengatur tiga hal, yaitu: pertama, apa
pengeboman di Bali, yang dilakukan oleh tugas-tugas kepala daerah/wakil kepala
kelompok Imam Samudra, dan berbagai daerah dalam pemeliharaan kerukunan
serangan bom di Jakarta. umat beragama di daerahnya, termasuk
bagaimana kaitan tugas-tugas itu dengan
Kelima, Isu politik-keagamaan, tugas kepala daerah sebagaimana
yang melibatkan sikap anti terhadap diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
kebijakan pemerintah Barat atau Tentang Pemerintahan Daerah; kedua,
pemerintah asing lainnya dan sikap amanat kepada pemerintah daerah untuk
kontra ideologi/kebudayaan Barat atau mendorong masyarakatnya agar segera
asing lainnya. Termasuk ke dalam isu membentuk Forum Kerukunan Umat
politik-keagamaan di sini adalah isu Beragama (FKUB) di setiap propinsi dan
penerapan Syariah Islam atau Islamisme, kabupaten/kota, dan menfasilitasi FKUB
serta pro-kontra menyangkut kebijakan itu agar dapat menjadi mitra pemerintah
pemerintah Indonesia yang berdampak dan dapat menjalankan fungsinya
pada komunitas keagamaan tertentu. sebagai katalisator aspirasi masyarakat;
Dan keenam, Isu lainnya, meliputi dan ketiga, memberikan rambu-rambu
isu subkultur keagamaan mistis seperti kepada pemerintah daerah dalam proses
santet, tenung dan sebagainya, maupun pemberian izin mendirikan bangunan
isu-isu lainnya yang tidak termasuk yang akan digunakan sebagai rumah
dalam 5 (lima) kategori sebelumnya. ibadat. Hal ketiga ini dipandang perlu
diatur, karena kehadiran suatu rumah
ibadat di tengah-tengah masyarakat, selain
Kebijakan Pemerintah Daerah Kota menjadi simbol keberadaan suatu umat
Bogor terkait Kerukunan
atau masyarakat pengguna rumah ibadat
Secara umum ada dua kebijakan itu, juga berdampak terhadap masyarakat
dasar pemerintah kota Bogor dalam sekitarnya dalam interaksi antar umat
pemeliharaan kerukunan umat beragama, beragama.
HARMONI Juli - Desember 2019
Intoleransi dan Resistansi Masyarakat Terhadap Kemajemukan: Studi Kasus Kerukunan Beragama
di Kota Bogor, Jawa Barat
293
hal yang sulit bahwa kota Bogor secara Yogyakarta pada 26-28 Januari 2018; dan
keseluruhan dapat menjadi kota yang peace train Indonesia 4 diadakan dengan
damai, rukun, dan berdampingan satu rute Jakarta-Bandung pada 23-25 Maret
sama lain antar pemeluk kelompok- 2018. Kegiatan tersebut diikuti oleh 35
kelompok yang ada. peserta dari berbagai agama yang berasal
dari Medan, Riau, Manado, Jabodetabek,
Kedua, inisiatif pembangunan
Bandung, Madura, dan Papua. Ahmad
kerukunan melalui kegiatan peace
Nurcholish sebagai Koordinator Studi
train. Peace train Indonesia merupakan
Agama dan Perdamaian Indonesian
program traveling lintas agama dengan
Conference on Religion and Peace (ICRP)
menggunakan kereta api menuju ke satu
mengatakan, peace train Indonesia ini
kota yang telah ditentukan. Kegiatan
didedikasikan bagi para pemuda dan
tersebut dilaksanakan dalam bentuk
berbagai agama untuk saling kenal,
mengunjungi komunitas agama-agama,
berinteraksi dan berbagi pengalaman
komunitas penggerak perdamaian,
sembari belajar bagaimana berperan serta
rumah ibadah, dan tokoh-tokoh yang
dalam membangun perdamaian di tanah
dianggap sebagai aktor penting toleransi
air. Hal lainnya adalah dalam rangka
dan perdamaian antaragama. Kegiatan
mempertemukan jaringan komunitas
ini dilakukakan dan difasilitasi tiga orang
lintas agama dari penggiat kebinekaan
yaitu Amok HT, Frangky Tampubolon,
dan perdamaian di Jawa Barat agar lebih
dan Ahmad Nurcholish yang merupakan
kuat dan strategis dalam menumbuhkan
penggagas program tersebut. Menurut
nilai dan sikap toleransi serta tergerak
Pdt. Frangky Tampubolon, terdapat dua
membangun perdamaian. (Pikiran
target penting dari program peace train
Rakyat, Maret 2018].
Indonesia; Pertama, kampanye menangkal
ujaran kebencian dan informasi bohong Kegiatan ini memiliki potensi
(hoaks). Dan kedua, kaderisasi masif besar untuk menggagas kota Bogor yang
bagi kelompok pemuda milenial untuk rukun dan hidup dalam berdampingan.
menjadi inisiator dan penggerak toleransi Dengan kegiatan yang arahnya adalah
dan perdamaian. Diharapkan anak- menciptakan toleransi dan perdamaian,
anak muda yang ikut program tersebut peace train menjadi harapan bagi kota
akan berproses untuk saling belajar, Bogor untuk mendayagunakan pemuda-
berbagi cerita, berdialog, bekerja sama, pemudinya yang melakukan kegiatan
mengelola perbedaan, berkampanye, dari tersebut untuk berperan aktif membangun
menuliskan pengalaman perjumpaan kerukunan dan perdamaian di kotanya.
dalam semangat kebersamaan dan
Ketiga, FKUB dan solidnya
persaudaraan.
ketokohan tokoh agama. Menurut salah
Peace train Indonesia sudah seorang penyuluh agama senior kota
diadakan untuk yang keempat kalinya. Bogor, konflik dan persoalan tentang
Sebelumnya, peace train Indonesia 1 kerukunan, seperti pelarangan pendirian
dilaksanakan di Jakarta-Semarang, yang rumah ibadah, diskriminasi, kebanyakan
digelar pada tanggal 15-17 September diselesaikan oleh tokoh-tokoh agama,
2017; peace train Indonesia 2 dilaksanakan bukan melalui local wisdom sebagaimana
di Jakarta-Surabaya pada 3-5 November daerah-daerah lain. Karena secara khusus,
2017; peace train Indonesia 3 di Jakarta- kota Bogor tidak memiliki local wisdom
HARMONI Juli - Desember 2019
Intoleransi dan Resistansi Masyarakat Terhadap Kemajemukan: Studi Kasus Kerukunan Beragama
di Kota Bogor, Jawa Barat
295
yang sebagaimana daerah lain yang adalah bagaimana cara FKUB Kota Bogor
dapat menjadi salah satu tawaran dalam bersinergi dengan pemerintah untuk
melerai konflik keagamaan (Wawancara mengatasi maupun mengantisipasi
DR. Taufiq, 15 Oktober 2018) berbagai konflik keagamaan yang
terjadi di Kota Bogor. Ketua FKUB Kota
Peran FKUB dalam peme-liharaan
Bogor, Chotib Malik menjelaskan, bahwa
kerukunan umat beragama sejatinya
dengan menjalin intensitas komunikasi
adalah peran masyarakat secara lebih
ke berbagai pihak dengan tujuan untuk
luas dan terdepan dalam pembangunan.
mempersatukan persepsi mealui dialog.
Sebagaimana ditegaskan di dalam
PBM, peme-liharaan kerukunan umat Pada sisi lain FKUB kota Bogor juga
beragama berarti upaya bersama sering menampung aspirasi dari ormas-
umat beragama dan Pemerintah di ormas setempat. Aspirasi yang telah
bidang pelayanan, pengaturan, dan ditampung itu kemudian disimpulkan
pemberdayaan umat beragama (Pasal dan segera disampaikan kepada
1 butir 2). Penyebutan kata ‘umat pemerintah daerah dalam hal ini kepada
beragama’ lebih dulu dari ‘Pemerintah’ Wali Kota Bogor untuk dijadikan bahan
tersebut di atas menunjukkan umat pertimbangan.
beragama (baca: masyarakat) memiliki
Untuk mengantisipasi konflik,
peran lebih besar daripada Pemerintah.
rekruitmen anggota FKUB diusahakan
Hal ini bukan suatu kebetulan, melainkan
terdiri dari orang-orang yang aktif di
dimaksudkan dan disadari betul oleh para
berbagai organisasi lain. Sehingga,
perumus naskah PBM tersebut. Peran
sekecil apa pun informasi mengenai
masyarakat yang lebih besar ini bukanlah
isu-isu sensitif pasti terdengar dan
sebagai bentuk lempar tanggung jawab
segera dilakukan pembahasan atau
Pemerintah seperti dituduhkan sebagian
langkah-langkah dari FKUB. FKUB
kalangan, melainkan sebagai bentuk
Kota Bogor sendiri baru saja mengikuti
pemberian ruang partisipasi yang luas
pertemuan seluruh FKUB se-Indonesia
bagi masyarakat untuk turut serta dalam
yang diadakan di Provinsi Bali (21-24
pembangunan di era reformasi yang
November 2018). Ketua Asosiasi Forum
diharapkan akan terbangunnya civil
Kerukunan Umat Beragama Indonesia
society yang kuat (Nur, 2014).
(AFKUBI), Ida Panglingsir Agung Putra
Sebagai salah satu contohnya, Sukahet (Bali) bersama Sekretarisnya,
Pemerintah Kota (Pemkot) dan Forum Dr. KH. Maratua Simanjuntak (Sumatera
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Selatan) mendeklarasikan lima point
Bogor pernah menerima kunjungan kerja penting, sebagai berikut:
dari FKUB dan Dewan Penasehat Kota
Pertama, bertindak menjadi
Bukit Tinggi. Tujuan kedatangan mereka
yang terdepan dan bersama segenap
ingin mengetahui cara Kota Bogor dalam
komponen bangsa membangun dan
menangani dan mengantisipasi konflik
merawat kerukunan nasional demi tetap
keagamaan. Dengan kata lain FKUB
tegaknya Negara Kesatuan Republik
Kota Bogor dianggap memiliki kapasitas
Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD
yang lebih dalam menyelesaikan konflik
Negara Republik Indonesia tahun 1945,
berbasis agama yang terjadi di Bogor.
dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal
Hal pertama yang ingin mereka tanyakan
Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 18 No. 2
296 Elma Haryani
Ika. Kedua, AFKUBI menyatakan siap sangat besar di kota Bogor, khususnya
berperan aktif mensukseskan Pemilu dalam perhatian daerah dan intervensi
2019 dalam setiap tahapannya, sesuai program. Peran pemerintah sebagai
peraturan perundang-undangan yang penjaga dan pemelihara Kerukunan
berlaku. Umat Beragama adalah peran paling vital
yang memberi pengaruh signifikan dalam
Ketiga, mendukung setiap
KUB. Melalui intervensi dengan program
kampanye yang mengedepankan visi,
ataupun melalui regulasi. Sebelum
misi, dan program pembangunan yang
berapa program yang intervensif ada
realistis dan mampu mensejahterakan
baiknya mengenal jenis penyebab konflik
rakyat Indonesia. Keempat, AFKUBI
berbasis keagamaan. Kategorisasi ini
menolak segala bentuk penyebaran
memudahkan analisis dan komunikasi.
berita bohong/hoax dan ujaran kebencian
yang berpotensi menimbulkan konflik Lalu bagaimana seyogyanya konflik
dan kekacauan bangsa. Dan terakhir berlatarbelakang agama ditangani di
yang kelima, menolak segala bentuk Indonesia? Rizal Panggabean (2014)
kampanye dengan cara politik uang, menyebutkan ada tiga pendekatan
mengeksploitasi isu SARA yang sangat atau model utama dalam penanganan
berpotensi memecah belah persatuan dan konflik keagamaan, yaitu: (1) pendekatan
kesatuan bangsa. berbasis kekuatan dan kekuasaan (power-
based), (2) pendekatan berbasis hak
Deklarasi pemilu damai ini
(rights-based), dan (3) pendekatan berbasis
digaungkan untuk mengawal suksesnya
kepentingan (interest-based) (Panggabean
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,
and Asfinawati, 2014).
DPR, DPD, dan DPRD tahun 2019,
dan berharap besar pemilu ini mampu Dari pendekatan di atas maka
melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik beberapa konflik keagamaan di kota
bangsa. Forum tersebut melibatkan Bogor kurang lebih dapat diatasi dengan
pengurus FKUB Provinsi se-Indonesia, intervensi program dan regulasi sebagai
kelompok penghayat Ketuhanan Yang berikut;
Maha Esa, Majelis Luhur Kepercayaan
Pertama, program Harmony fun walk
terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
10 (10 Januari 2018). Bentuk intervensi
Kemendikbud, Kemenko PMK,
program tersebut ialah berupa kegiatan
Kemenag, Kemendagri, serta Badan
seperti Gerak Jalan Kerukunan dari
Pembina Ideologi Pancasila yang dihadiri
berbagai agama. Kegiatan tersebut
oleh Syamsul Maa’rif dan Dr. Abdul Latif
dibuatkan regularnya oleh Kementerian
Bustami (posbali.id, 2019).
Agama.
Untuk memperkuat potensi yang
Kedua, mengaktifkan kembali FKUB.
ada pada FKUB kota bogor, pemerintah
Intervensi ini berupa kegiatan Forum
meski memperhatikan dan sekaligu
Kerukunan Umat Beragama angkatan II
mengawasi FKUB tersebut dalam
tingkat Kota Bogor tahun 2017 dengan
menciptakan dan merawat kerukunan di
tema “Melalui Penyelenggaraan Kerukunan
kota tersebut. Setidaknya ada beberapa
Umat Beragama Mari Kuatkan Pondasi
hal untuk menjaga eksistensi dan
Keimanan Demi Persatuan dan Kesatuan
mengembangkan peran FKUB yang
Bangsa”. Kegiatan ini tentu saja dalam gereja seperti GKI Pengadilan Bogor
rangka mengantisipasi, mengeliminir, dan Gereja Katedral. Di setiap gereja
dan mendeteksi permasalahan bernuansa ia dikunjungi, ia meminta jemaah agar
agama yang menimbulkan konflik sosial mendoakan agar kota Bogor senantiasa
antar umat beragama (Wawancara dilindungi Tuhan serta warganya diberi
Kesbangpol, 2018). kekuatan untuk menjaga kebersamaan
dan persatuan. Karena menurutnya,
Adapun Tujuan diselenggara-
keberagaman adalah keniscayaan, dan
kannya kegiatan ini yakni untuk
perbedaan adalah keharusan. Oleh
meningkatkan toleransi di dalam
sebab itu persatuan dan kebersamaan
kehidupan masyarakat, terutama
haruslah selalu dijaga secara bersama-
kebebasan memeluk dan beribadah
sama. Dalam kuncjunaggnya itu, sembari
sesuai ajaran agama dan kepercayaannya
mengucapkan selamat Natal bagi umat
masing-masing. Kegiatan ini diharapkan
yang merayakannya, Walkot berharap,
tercipta suasana yang kondusif di
agar Natal tahun ini dapat membawa
Kota dan kabupaten Bogor, sekaligus
kedamaian bagi semua.
mengaktifkan kembali Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB),”
SIMPULAN
Ketiga, pemerintah Kota Bogor, Jawa
Barat menggelar sosialisasi Peraturan Dari kajian ini dapat digarisbawahi
Bersama Menteri Agama dan Menteri beberapa kesimpulan yang menarik.
Dalam Negeri (PBM2) nomor 8 dan 9 Pertama, Kota Bogor dilabelkan sebagai
tahun 2006 tentang Kerukunan Umat kota intoleran selain karena kota ini
Beragama, dibuka oleh Walikota Bogor sebagai penyangga ibukota negara di
(Usmar Hariman, 2018). Bentuk intervensi mana banyak warga urban dengan
ini berupa pemahaman terus menerus berbagai warnanya, juga karena produk
yang diberikan pada masyarakat dalam dari pemberitaan yang terkadang dilebih-
konteks sosialisasi, silaturahmi dan ini lebihkan. Kedua, ada memang beberapa
dianggap sangat penting, agar masyarakat kasus yang terkesan intoleran seperti
mendapatkan pemahaman kerukunan penyegelan GKI Yasmin, penutupan
yang semakin melekat. Karena Forum pesantren Ibn Mas’ud, sahur on the road,
ini adalah forum dari lembaga yang kristenisasi dalam acara car free day dan
strategis sebagai wadah komunikasi antar beragamya agama, aliran serta keyakinan
umat dan pemerintah dalam menjaga yang sering memunculkan konflik
hubungan masyarakat dengan belakang antar golongan. Ketiga, Faktor penyebab
agama yang beragam. Dalam sosialisasi adanya kasus intoleransi karena masalah
itu dihadiri seluruh pengurus Forum pemahaman agama yang menganggap
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari orang lain (the other) sebagai orang
berbagai wilayah di Kota Bogor. yang boleh dijatuhi kekerasan. Konflik
intoleransi di kota Bogor selalu dilakukan
Dan keempat, Wali Kota Bogor Bima oleh sekelompok massa atau organisasi
Arya Sugiarto melakukan pantauan masyarakat. Keempat, Namun kasus-kasus
keamanan ke sejumlah gereja-gereja di tersebut intoleransi sesungguhnya dapat
Kota Bogor (24-12-2017). Bentuk intervensi diselesaikan dengan adanya peran para
ini adalah Walkot mendatangi gereja- tokoh dan sebagian peraturan pemerintah
Ada beberapa rekomendasi yang dapat Pada akhir tulisan ini, penulis hendak
diajukan dalam tulisan penelitian ini, mengucapkan terima kasih kepada
yaitu: Pertama, penting membuat medium pihak-pihak yang telah berkontribusi
yang banyak untuk memberi ruang-ruang membantu terselesaikannya penelitian
perjumapaan bagi kerukunanan umat dan penulisan paper ini. Pertama terima
bergama, dan itu harus diinisiasi oleh kasih kepada seluruh informan di kota
pemeritah dan masyarakat sendiri. Kedua, Bogor yang telah memberikan informasi
sebaiknya tantangan yang ada harus terkait intoleransi dan kemajemukan di
dijadikan pemicu untuk menggeser hal kota Bogor. Penulis juga menyampaikan
negatif menjadi hal yang positif, dan itu terima kasih kepada Mitra Bestari dan
harus dikembangkan oleh semua elemen Pengelola Jurnal Harmoni, Puslitbang
masyarakat. Bimas Agama dan Layanan Keagamaan,
Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Ketiga, Pemerintah Kota Bogor
Agama RI, yang telah memberikan
idealnya harus lebih banyak membuat
catatan dan kritik hingga tulisan ini bisa
program-program jangka pendek
diterbitkan pada edisi kali ini.
DAFTAR ACUAN
Castells, M. et al. (2011) ‘The Power of Identity’, in The Information Society and the Welfare
State. doi: 10.1093/acprof:oso/9780199256990.003.0006.
Coser, L. A. (1957) ‘Social Conflict and the Theory of Social Change’, The British Journal of
Sociology. doi: 10.2307/586859.
Fauzi, I. A. (2017) Kebebasan, Toleransi dan Pluralisme; Riset dan Kebijakan Agama di Indonesia.
Jakarta: PUSAD Paramadina.
Guba, E. and Lincoln, Y. (1998) ‘The landscape of qualitative research theories and
issues’, in Competing paradigms in qualitative research.
Juergensmeyer, M. (1997) ‘Terror mandated by god’, Terrorism and Political Violence. doi:
10.1080/09546559708427400.
Muntafa F, Ulum, R. and Daulay, Z. (2017) Indeks Kerukunan. Jakarta: Balitbang Kemenag
RI.
Naharong, A. M. (2007) ‘Teologi Kekerasan: Pandangan Jihad Muhammad ’Abd Al-
Salam Faraj dan Imam Samudra’, Falsafah, 1(1).
Nur, M. N. (2014) Penistaan Agama dalam Perspektif Pemuka Agama Islam. Jakarta: Balitbang
Kemenag RI.
Panggabean, S. R. and Asfinawati (2014) ‘Mengelola Keragaman dan Kebebasan
Beragama di Indonesia: Refleksi atas Beberapa Pendekatan Advokasi’, in CRCS
(ed.) Yogyakarta.
Puslitbang, T. (2009) Peran Strategis Peraturan Bersama Menteri (PBM). Jakarta: Balitbang
Kemenag RI.
Rianti, D. I. (2018) ‘Kerjasama Pemda, Polres dan Korem 061/SK Bogor dalam Pencegahan
Prpoaganda Ideologi Radikal di Kabupaten Bogor tahun 2015-2016’, Prodi Perang
Asimetris, 4(1), pp. 45–63.
Sirait, B. C. (2019) ‘Ancaman Diskriminasi Minoritas dan Hilangnya Multikulturalisme
di Indonesia: Studi kasus Penutupan GKI Yasmin Bogor’, Jurnal Ilmu Politik, 10(2),
pp. 28–45.
Suryowati, E. (2017) Jemaat Minta Jokowi Segera Buka GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia,
Kompas.com.
Wawancara:
H.Ma’sum, Kasubag TU Kemenag Kota Bogor
Ujang supriyatna (kasi Penais)
Hasan Sajili, Pegawai TU
Dr. Maroji Surakerti, Ketua FKUB Kota Bogor
DR KH. Mupriyadi, Ketua MUI Kota Bogor,
Website:
www.kompas.com
www.pospabli.com
www.ativeiindonesia.com
www.tempo.com.