Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

ANALISIS EKSTERNALITAS DAN WILLINGNESS TO ACCEPT

MASYARAKAT AKIBAT TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU


BANTARGEBANG
Oleh:
Rima Amalia , Agus Arifin2), Pahrul Fauzi3)
1)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman


Email: amaliarima21@gmail.com, arifinie@gmail.com, pahrul.fauzi@unsoed.ac.id

ABSTRACT
Bantargebang integrated landfill has been assigned by Jakarta Provincial Government as a
landfill for its area. The large amount of waste has a large impact and considered to have
more negative impact, thus causing great losses to the local community. Jakarta Provincial
Government has provided compensation but there are still complaints from residents that the
compensation received has not been able to compensate all losses. This research aims to
analyze the amount of compensation funds that should be received by the community and the
factors that affect the community's willingness to accept, as well as to examine the impact or
externalities felt by residents. The result of analysis show that the community wants a higher
compensation fund than before, which is Rp497,540.98 per head of the family per month.
Factors that affecting willingness to accept significantly are income, impact-specific
expenses, education, type of work and distance of residence. And then there are negative
externality caused by Bantargebang integrated landfill that are polluted water, piles of
garbage making the air unkind to breathe and health problems. But there are also positive
externality that are an increase in regional facilities and infrastructure, the creation of an
increase in income and employment.
Keywords: Externality, Willingness To Accept, Contingent Valuation Method

ABSTRAK
TPST Bantargebang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai tempat
pembuangan akhir sampah untuk wilayahnya. Banyaknya sampah tersebut berdampak besar
dan dinilai memiliki dampak negatif yang lebih besar, sehingga menimbulkan kerugian besar
bagi masyarakat setempat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberikan kompensasi
namun masih ada keluhan dari warga bahwa santunan yang diterima belum mampu
mengkompensasi seluruh kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besaran dana
kompensasi yang seharusnya diterima oleh masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesediaan masyarakat untuk menerima, serta untuk mengkaji dampak atau eksternalitas yang
dirasakan oleh warga. Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan dana
kompensasi yang lebih tinggi dari sebelumnya, yaitu sebesar Rp497.540,98 per kepala
keluarga per bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk menerima (WTA)
secara signifikan adalah pendapatan, pengeluaran khusus dampak, pendidikan, pekerjaan dan
jarak tinggal. Kemudian eksternalitas negatif yang disebabkan oleh TPST Bantargebang yaitu
air yang tercemar, tumpukan sampah membuat udara tidak baik untuk bernafas dan masalah
kesehatan. Sementara eksternalitas positif yang merupakan peningkatan sarana dan prasarana
daerah, penciptaan peningkatan pendapatan dan lapangan kerja.
Kata Kunci: Eksternalitas, Willingness To Accept, Contingent Valuation Method
PENDAHULUAN dan mendapat prioritas penanganan. Oleh
karena itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta
menetapkan TPST Bantargebang sebagai
Lingkungan hidup merupakan hal
lokasi akhir dalam pengelolaan sampah untuk
yang terpenting karena ketersediaan sumber
Provinsi DKI Jakarta.
daya alam menciptakan ketergantungan bagi
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. TPST Bantargebang dengan luas
Manusia memiliki hak atas lingkungan hidup, sebesar 110,3 hektar telah dikelola sejak tahun
namun juga memiliki kewajiban untuk 1989. Lokasi TPST Bantargebang secara
bertanggung jawab atas pemeliharaan administrasi terbagi ke dalam tiga kelurahan
lingkungan hidup agar tidak menimbulkan diantaranya kelurahan Ciketing Udik, Cikiwul
masalah lingkungan. dan Sumur Batu. Secara teknis TPST
Bantargebang menerapkan metode Sanitary
Masalah lingkungan timbul dari
Landfill yaitu metode penimbunan sampah ke
adanya interaksi aktivitas manusia terhadap
tempat yang cekung kemudian ditumpuk
penggunaan sumber daya alam yang tidak
dengan tanah secara berlapis.
memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Hal tersebut menyebabkan penurunan kualitas Setiap hari sampah yang dihasilkan
lingkungan bahkan kerusakan. dari Provinsi DKI Jakarta dikirim ke TPST
Bantargebang. Banyaknya sampah yang
Manusia dengan segala aktivitasnya
dikirim ke TPST Bantargebang membuat
akan menimbulkan permasalahan penting
terdapat gunungan sampah setinggi sekitar 40
yang berdampak pada penurunan kualitas
meter yang memberikan kerugian besar
lingkungan. Salah satu permasalahan
terhadap masyarakat setempat. Gunungan
lingkungan yang ditimbulkan dari adanya
sampah yang tidak dilakukan pemilahan
aktivitas manusia adalah permasalahan
sampah dari hulu dapat mengakibatkan bau
sampah.
yang tidak sedap menjadi sumber penyakit
Sampah menjadi masalah penting bagi masyarakat.
untuk kota yang padat penduduk. Peningkatan
Para penduduk yang merasakan
kepadatan penduduk setiap tahun serta
kerugian akibat keberadaan TPST
kuantitas sampah yang melebihi kapasitas
Bantargebang harus mendapatkan ganti rugi
tempat pembuangan sampah akan semakin
yang dalam hal ini berupa kompensasi atas
menyulitkan upaya pengelolaan sampah.
dampak dari adanya kerusakan lingkungan
Pengelolaan sampah yang tidak optimal dan
yang ditempatinya. Pemerintah Provinsi DKI
tidak efisien dapat memberikan dampak
Jakarta telah mengalokasikan anggaran yang
negatif terhadap keberlangsungan hidup serta
cukup besar dalam pengelolaan sampah, tetapi
dapat menimbulkan pencemaran seperti
masih banyak warga yang mengeluh tentang
pencemaran air, tanah dan udara.
besaran kompensasi yang telah diterima
Salah satu wilayah di Indonesia yang sebelumnya karena belum dapat membantu
menghasilkan sampah dalam jumlah besar mengganti kerugian yang harus mereka
setiap hari adalah Provinsi DKI Jakarta. keluarkan.
Dalam menjaga serta meningkatkan citra
Salah satu kelurahan yang merupakan
Jakarta dengan kedudukannya sebagai
bagian dari wilayah TPST Bantargebang
Ibukota Negara Indonesia, faktor kebersihan
adalah Kelurahan Ciketing Udik dengan total
menjadi salah satu unsur yang harus dijaga
luas permukaan tanah sebesar 343,34 hektar dampak atau eksternalitas yang dirasakan oleh
dan sebesar 72 hektar tanah digunakan untuk warga agar dijadikan landasan dan diharapkan
lahan tempat pembuangan sampah. Hal dapat dijadikan pertimbangan pemerintah
tersebut telah memberikan dampak yang daerah terkait dana kompensasi keberadaan
kurang baik bagi kelurahan Ciketing Udik. TPST Bantargebang.
TPST Bantargebang yang belum dikelola
dengan baik dan maksimal membuat
TINJAUAN TEORITIS
pencemaran yang semakin memburuk dan
berpengaruh dengan kondisi lingkungan.
Eksternalitas dideskripsikan sebagai
TPST Bantargebang menimbulkan efek yang dirasakan seseorang yang timbul
dampak terhadap masyarakat. Bagi kesehatan, karena tindakan orang lain. Dalam
sampah menjadi tempat berkembangbiak perekonomian, eksternalitas timbul setiap
virus dan bakteri sehingga dapat kali kesejahteraan agen ekonomi
menyebabkan berbagai penyakit seperti dipengaruhi secara langsung oleh tindakan
infeksi saluran pernapasan (ISPA), diare dan agen ekonomi lainnya baik konsumen
demam berdarah (DBD). Bagi lingkungan ataupun produsen. Syarat terjadinya
dapat menyebabkan pencemaran udara eksternalitas ada dua, yaitu adanya pengaruh
dikarenakan udara yang dihirup masyarakat dari suatu tindakan, dan tidak adanya
sudah kurang baik karena bercampur dengan kompensasi yang dibayarkan atau diterima.
bau sampah serta asap pabrik di sekitar
tempat tinggal masyarakat. Selain itu pula Studi tentang willingness to accept
terdapat pencemaran air di mana permukaan (WTA) adalah menilai seberapa besar
air sumur dicemari oleh resapan air lindi yang masyarakat yang terkena dampak atas
mengandung zat berbahaya yang disebabkan kerusakan lingkungan untuk menerima
oleh pengelolaan tempat pembuangan sampah kompensasi dengan adanya penurunan
yang masih dibiarkan dalam keadaan terbuka kualitas lingkungan. Dengan kata lain, WTA
(open dumping). merupakan pengukuran kesediaan untuk
menerima pembayaran bagi masyarakat
TPST Bantargebang dinilai lebih
yang terkena dampak atas kerusakan
banyak memberikan dampak negatif, baik
lingkungan. Metode pendekatan atas dasar
dampak terhadap kesehatan bagi masyarakat
survei adalah pendekatan yang menilai
maupun dampak terhadap penurunan kualitas
lingkungan dari pendapat para pengguna
lingkungan seperti pencemaran air yang
lingkungan terkait kesediaan membayar atas
disebabkan oleh air lindi sampah, pencemaran
barang dan jasa lingkungan serta mengukur
udara yang disebabkan oleh gas yang
kesediaan menerima dari adanya kegiatan
dihasilkan dari pembusukan sampah serta
yang merusak lingkungan.
pencemaran tanah yang disebabkan karena zat
kimia dari sampah yang mengganggu Contingent valuation method
kesuburan tanah. 7 merupakan sebuah metode untuk
mengestimasi nilai ekonomi atas barang dan
Berdasarkan penjelasan di atas,
jasa yang tidak dipasarkan seperti barang
peneliti menganggap perlu adanya studi untuk
dan jasa lingkungan. Tujuan dari metode
mengkaji ulang tentang besaran dana
CVM adalah untuk mengetahui seberapa
kompensasi yang ingin diterima oleh
besar keinginan membayar (WTP) dari
masyarakat setempat, dengan juga mengkaji
masyarakat untuk perbaikan atau pelestarian
lingkungan atau untuk mengetahui Namun apabila individu memiliki hak atas
keinginan kesediaan menerima pembayaran barang dan jasa lingkungan tersebut maka
ganti rugi atau kompensasi (WTA) atas pengukuran yang relevan adalah dengan
penurunan kualitas lingkungan yang mengukur kesediaan menerima kompensasi
merugikan. atas penurunan atau hilangnya kualitas
sumber daya lingkungan.
Terdapat asumsi dasar dari
contingent valuation method diantaranya
setiap individu memahami pilihan-pilihan METODE PENELITIAN
yang ditawarkan pada mereka serta cukup
mengerti mengenai kondisi lingkungan Data dalam penelitian ini merupakan
yang akan dinilai. Selain itu setiap individu data primer yang diperoleh dari kuesioner,
harus bersungguh-sungguh dengan apa wawancara, observasi dan data dari
yang mereka katakan mengenai apa yang pemerintah Kota Depok. Objek dalam
akan individu lakukan apabila pasar bagi penelitian ini adalah kelompok UPPKS di
barang dan jasa lingkungan benar-benar Kota depok dengan jumlah populasi
terjadi. penelitian sebanyak 222 kelompok dan
sampel penelitian sebanyak 139 kelompok
Teknik CVM didasarkan pada UPPKS. Metode dan teknik analisis yang
asumsi hak kepemilikan artinya apabila digunakan dalam penelitian ini adalah
individu tidak memiliki hak atas barang dan statistik deskriptif dan regresi linier
jasa lingkungan maka pengukuran berganda. Dengan model regresi yaitu:
dilakukan untuk mengukur kesediaan
membayar atas barang dan jasa lingkungan. 𝒀 = 𝜷𝑶 + 𝜷𝟏 𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 + 𝒆
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Coefficientsa
Unstandardized t statistik
Pengaruh Variabel Coefficients > 1,977
β F hitung Kesimpulan
2.082 1.014 63.729
Proses Pemberdayaan X1 ® Y 0.141 2.102 Signifikan
Peran Kelompok X2 ® Y 0.159 2.608 Signifikan
Peran Pemerintah X3 ® Y 0.461 8.025 Signifikan
a. Dependent Variable: Keberdayaan

Berdasarkan hasil analisis pada tabel Proses Pemberdayaan (X1), Peran


diatas menunjukan koefisien β merupakan Kelompok (X2), dan Peran Pemerintah
bentuk persamaan regresi yang dapat (X3), maka tingkat keberdayaan adalah
dihasilkan sebagai berikut: tetap, yaitu sebesar 2,082 satuan.
Y= 2,082 + 0,141X1 + 0,159X2 + 0,461X3 b. Koefisien regresi Proses Pemberdayaan
Dari persamaan diatas maka dapat (X1) sebesar 0,141 dengan asumsi
diuraikan sebagai berikut: bahwa pengembangan sumberdaya,
a. Koefisien konstanta sebesar 2,082 pengembangan proses dan
bernilai tetap atau tidak berubah, yang pengembangan jaringan kelompok
artinya jika tidak ada penambahan nilai UPPKS meningkatkan penambahan
Proses Pemberdayaan sebesar satu signifikan terhadap keberdayaan kelompok
satuan, maka akan meningkatkan UPPKS dengan nilai parameter F hitung
keberdayaan kelompok UPPKS sebesar sebesar 63,729. Dengan demikian hipotesis
0,141. Koefisien regresi proses H1 dalam penelitian ini menyatakan bahwa
pemberdayaan bernilai positif, sehingga proses pemberdayaan, peran kelompok dan
dapat dikatakan bahwa arah pengaruh peran pemerintah secara bersama-sama
variabel X1 terhadap variabel Y adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
positif. keberdayaan dalam pengembangan usaha
c. Koefisien regresi Peran Kelompok (X2) melalui kelompok UPPKS diterima.
sebesar 0,159 dengan asumsi bahwa Pengaruh Proses Pemberdayaan
administrasi kelompok dan proses Terhadap Keberdayaan
produksi yang dilakukan kelompok
UPPKS meningkatkan penambahan Hasil analisis penelitian ini
Peran Kelompok sebesar satu satuan, menunjukan bahwa proses pemberdayaan
maka akan meningkatkan keberdayaan memiliki pengaruh positif dan signifikan
kelompok UPPKS sebesar 0,159. terhadap keberdayaan kelompok UPPKS
Koefisien regresi peran kelompok dengan nilai parameter sebesar 0,141. Hal
bernilai positif, sehingga dapat dikatakan ini menggambarkan bahwa semakin tinggi
bahwa arah pengaruh variabel X2 proses pemberdayaan maka keberdayaan
terhadap variabel Y adalah positif. kelompok UPPKS akan semakin meningkat.
Nilai t-statistik sebesar 2,102 signifikan.
d. Koefisien regresi Peran Pemerintah (X3) Dengan demikian hipotesis H1 dalam
sebesar 0,461 dengan asumsi bahwa penelitian ini menyatakan bahwa proses
kegiatan pembinaan oleh pemerintah pemberdayaan berpengaruh positif dan
kepada kelompok UPPKS meningkatkan signifikan terhadap keberdayaan dalam
penambahan peran pemerintah sebesar pengembangan usaha melalui kelompok
satu satuan, maka akan meningkatkan UPPKS diterima.
keberdayaan kelompok UPPKS sebesar
0,461. Koefisien regresi peran Pengaruh Peran Kelompok Terhadap
pemerintah bernilai positif, sehingga Keberdayaan
dapat dikatakan bahwa arah pengaruh Hasil analisis pada penelitian ini
variabel X3 terhadap variabel Y adalah menunjukan bahwa besarnya parameter pada
positif. variabel peran kelompok sebesar 0,159. Hal
Pengaruh Proses Pemberdayaan, Peran ini menggambarkan bahwa semakin tinggi
Kelompok dan Peran Pemerintah peran kelompok maka keberdayaan
kelompok UPPKS akan semakin meningkat.
Hasil analisis penelitian ini Nilai t-statistik sebesar 2,608 signifikan.
menunjukan bahwa proses pemberdayaan, Dengan demikian hipotesis H2 dalam
peran kelompok dan peran pemerintah penelitian ini menyatakan bahwa peran
secara bersama-sama memiliki pengaruh kelompok UPPKS berpengaruh positif dan
positif dan
signifikan terhadap keberdayaan dalam kesimpulan diatas, maka implikasi yang
pengembangan usaha diterima. dapat disampaikan pada penelitian ini
Pengaruh Peran Pemerintah Terhadap melalui hasil penelitian yaitu, pemberdayaan
Keberdayaan merupakan konsep pembangunan yang
berawal dari masyarakat yang memegang
Hasil analisis pada penelitian ini peran penting dalam keberhasilan
menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberdayaan masyarakat agar tercapai
positif dan signifikan antara peran kesejahteraan. Partisipasi masyarakat
pemerintah (X3) terhadap keberdayaan (Y) dilakukan dengan membentuk kelompok
dan besarnya parameter pada variabel peran usaha yang didukung oleh pemerintah
kelompok sebesar 0,461. Dapat melalui program UPPKS, berupa dukungan
diinterpretasikan bahwa semakin besar modal atau peralatan usaha, pembinaan dan
dukungan atau peran pemerintah, maka pelatihan yang difokuskan pada keluarga
keberdayaan kelompok akan semakin untuk bekerjasama didalam kelompok usaha
meningkat. Nilai t-statistik sebesar 8,025 dan memanfaatkannya sebaik mungkin agar
dan signifikan. Dengan demikian H3 dalam tercapai keberdayaan dalam kemandirian
penelitian ini menyatakan bahwa peran usaha, sehingga masyarakat bisa mandiri
pemerintah berpengaruh positif dan dan berdaya. Sehingga hasil penelitian ini
signifikan terhadap keberdayaan dalam bisa memperkaya konsep dan kajian sosial
pengembangan usaha melalui kelompok ekonomi terutama terhadap fungsi keluarga,
UPPKS. kelompok sosial, lembaga, dan pemerintah
SIMPULAN DAN SARAN sebagai bagian dari masyarakat dalam
memberikan manfaat pada masyarakat itu
Berdasarkan hasil analisis data dan sendiri menuju kesejahteraan. Penelitian ini
pembahasan yang telah diuraikan, maka mempunyai beberapa keterbatasan yang
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam diharapkan dapat dilakukan pengembangan
mencapai titik keberdayaan kelompok bagi peneliti selanjutnya. Keterbatasan-
UPPKS di Kota Depok dibuktikan melalui keterbatasan tersebut diantaranya: (1)
proses pemberdayaan dengan indikatornya Penelitian ini hanya melibatkan pada pada
yaitu pengembangan sumberdaya, kelompok UPPKS saja dengan responden
pengembangan proses dan pengembangan yaitu ketua kelompok UPPKS, namun tidak
jaringan, peran kelompok UPPKS itu sendiri mencakup seluruh anggota kelompok
dengan indikatornya yaitu administrasi UPPKS, dikarenakan survey yang dilakukan
kelompok dan proses produksi serta peran hanya sebatas ketua kelompoknya saja dan
pemerintah melalui pembinaan oleh lembaga penelitian dilakukan pada saat pandemi
pemerintahan pada tingkat Kelurahan, Covid-19 berlangsung sehingga sulit
Kecamatan dan Kota Depok. Melalui menjangkau seluruh anggota kelompok
analisis regresi linier dapat diketahui bahwa UPPKS di Kota Depok, serta (2)
variabel proses pemberdayaan, peran Keterbatasan materi mengenai
kelompok dan peran pemerintah pemberdayaan terhadap kelompok UPPKS
berpengaruh positif terhadap keberdayaan.
Berdasarkan
dikarenakan penelitian terdahulu yang jumlahnya sedikit dan terbatas, sehingga dalam
penelitian ini masih kurang kuat untuk menggambarkan keadaan dengan terperinci.

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Kabupaten Bulelengkap. (2017, Mei 23). Retrieved Desember 10,


2021, from bappeda.bulelengkap.go.id: https://bappeda.bulelengkab.go.id/inf
ormasi/detail/artikel/pengertian- pembangunan-menurut- profdrhsyamsiah-
badrudinmsi-20
BKKBN. (2005). Retrieved from www.bkkbn.go.id
Kementrian Sosial. (2012). Pemberdayaan.
Lembaga Sertifikasi Pekerjaan Sosial.
Laksamana, H. d. (2020, November).
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS) . Journal of Multidicsiplinary Research and
Development , 3(1). doi:https://doi.org/10.31933/rrj.v3i1. 351
Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebianto. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Nurdiansyah, D. H. (2017, September 17).
Peranan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKS) Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat
di Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 7 No 1,
Hal 56-64.
Zubaedi. (2013). Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

You might also like