Auditexpectationgapdiindonesia PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361466255

AUDIT EXPECTATION GAP DI INDONESIA

Article  in  Jurnal EL-RIYASAH · June 2022

CITATIONS READS

0 190

1 author:

Nasrullah Djamil
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau
7 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Public policy View project

All content following this page was uploaded by Nasrullah Djamil on 10 August 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112

AUDIT EXPECTATION GAP DI INDONESIA

Nasrullah Djamil
UIN Sultan Syarif Kasim Riau

ABSTRACT
The main purpose of this study was to investigate whether an audit expectations gap in
Indonesia. Audit expectations gap will be tested between auditors and investors, auditors with the
bankers, and auditors with management in Indonesia. This study is an empirical research about
perceptions, which compares the perception of the auditor with other users on responsibility,
reliability, and decision usefulness. The sampling technique in this study use a random sampling
technique and techniques in data collection using a questionnaire to 563 respondents (177 auditors,
96 bankers, 123 investors, and 163 management).
Hypothesis testing using different test Independent T-Test to examine differences in perceptions
between auditors with other users. From the results of hypothesis testing, shows that the hypothesis
was accepted which means there has been an audit expectations gap in Indonesia.

Keywords: Audit expectation gap, responsibility, reliability, and decision usefulness

1. Latar Belakang Masalah Akibat tidak optimalnya peran auditor


tersebut, pemakai jasa audit menyalahkan auditor
1.1. Pendahuluan atas kegagalan audit dan skandal keuangan yang
terjadi. Boynton et al. (2002) menyatakan bahwa
Akuntan publik merupakan profesi yang kegagalan audit dan skandal keuangan yang sering
lahir dan besar dari tuntutan publik akan adanya terjadi banyak disebabkan oleh tidak
mekanisme komunikasi independen antara entitas dilaksanakannya prosedur audit yang penting atau
ekonomi dengan para stakeholders. Sejalan dengan tidak dievaluasinya bukti-bukti audit dengan benar
tujuan akuntansi, salah satu pekerjaan auditor dan adanya keterbatasan yang melekat di dalam
adalah menyediakan informasi yang berguna bagi audit laporan keuangan itu sendiri.
pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber
daya. Menurut Imam Ghozali dan Ivan (2006), Isu yang berkembang di BAPEPAM saat ini
profesi auditor sedikit berbeda dengan profesi adalah kepercayaan publik atau pemakai jasa audit
lainnya seperti pengacara atau dokter. Pengacara terhadap akuntan publik sudah mencapai titik
atau dokter, sebagai pihak pertama, bekerja untuk terendah. Contohnya di Indonesia seperti hasil peer
kepentingan klien sebagai pihak kedua yang review yang dilakukan oleh BPKP terhadap 10
merupakan pihak pemohon jasa. Auditor bukan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan
saja dituntut untuk melayani klien (pihak kedua), audit terhadap 37 bank bermasalah untuk tahun
tetapi terutama dituntut untuk melayani masyarakat buku 1995, 1996, 1997. Peer review tersebut
(pihak ketiga). Tanggung jawab utama auditor berdasarkan SK Menkeu No.
justru bukan pada klien sebagai pemohon jasa, akan 472/KMK.01.017/1999 pada tanggal 4 Oktober
tetapi kepada pihak ketiga. Hal ini merupakan 1999 (Media Akuntansi, 2001). Data-data peer
karakteristik unik profesi auditor. Adanya tugas review tersebut kemudian diolah oleh Indonesian
tersebut tidak serta merta menempatkan auditor Corruption Watch (ICW) dan menyimpulkan
pada posisi yang nyaman. Jika pihak eksternal bahwa telah terjadi kolusi antara pihak bank
tersebut memiliki kepentingan yang berbeda, dengan KAP yang mengauditnya. Hal itu bisa
auditor dapat berada dalam posisi yang sulit. dilihat dari kondisi bank yang bobrok akan tetapi
Pertimbangan motif ekonomi bagi klien dan etika opini yang diberikan adalah opini Wajar Tanpa
bagi masyarakat mendorong auditor untuk tidak Pengecualian (WTP), dan di kemudian hari bank
dapat memainkan perannya secara optimal tersebut tiba-tiba mengalami kerugian.
61
JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112
Atas kasus tersebut di atas, Ahmadi ada beberapa perbedaan metode penelitian dalam
Hadibroto menyatakan bahwa telah terjadi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
kesenjangan harapan audit karena telah terjadi Sehubungan dengan situasi di atas, maka penelitian
salah persepsi antara tugas yang dikerjakan auditor ini mencoba untuk meneliti persepsi auditor dan
dengan persepsi ICW yang mempersepsikan seolah pemakai jasa audit tentang faktor-faktor penyebab
olah auditor independen dapat bertindak seperti timbulnya kesenjangan harapan di Indonesia.
detektif. Ahmadi menyatakan bahwa persoalan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari
salah atau benarnya akuntan dalam melakukan apakah memang terjadi kesenjangan harapan audit
tugasnya, tolok ukurnya tidak sesederhana seperti antara kelompok auditor, bankir, investor, dan
apa yang dikemukakan ICW tersebut. Banyak manajemen di Indonesia.
persoalan yang bisa dijadikan tolok ukur, hal ini
karena kompleksnya pekerjaan auditor. Seperti 1.2. Perumusan Masalah
diketahui dalam menjalankan tugasnya auditor
menerima penugasan dari klein, dan penugasan itu
Masalah yang diteliti selanjutnya dapat
sifatnya berbeda-beda Biasanya, kebanyakan
dirumuskan dalam bentuk beberapa pertanyaan
penugasan dari klien kepada auditor hanya
penelitian :
penugasan audit umum (general audit), bukan
management audit ataupun special audit. Dalam 1. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) jelas auditor dengan bankir, auditor dengan investor,
disebutkan bahwa tujuan audit umum adalah untuk dan auditor dengan manajemen tentang
menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua tanggung jawab auditor.
hal yang material mengenai posisi keuangan, hasil 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara
usaha, perubahan ekuitas serta arus kas sesuai auditor dengan bankir, auditor dengan investor,
prinsip akuntansi yang berlaku umum. (Media dan auditor dengan manajemen tentang
Akuntansi, 2001). keandalan laporan keuangan auditan.
3. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara
Fenomena perbedaan persepsi tentang
auditor dengan bankir, auditor dengan investor,
tanggung jawab auditor di atas, menggambarkan
dan auditor dengan manajemen tentang
bahwa telah terjadi kesenjangan harapan audit
kegunaan laporan keuangan auditan.
antara ICW (pemakai jasa audit) dengan auditor.
Fenomena kesenjangan harapan audit ini telah
banyak diteliti oleh peneliti yang meneliti tentang
1.3. Tujuan Penelitian
keberadaan kesenjangan harapan audit ini seperti
penelitian Humprey et al. (1993), Gay dan
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai
Schelluch (1993) di Australia, Best et al. (2001) di
berikut :
Singapura, Fadzly dan Ahmed (2004) di Malaysia,
1. Secara umum, menguji secara empiris
Dixon et al. (2006) di Mesir. Peneliti-peneliti
keberadaan kesenjangan harapan audit antara
tersebut menyatakan bahwa kesenjangan harapan
auditor dengan bankir, auditor dengan investor,
audit dapat diukur dalam tiga dimensi (faktor) yaitu
dan auditor dengan manajemen di Indonesia.
: 1) tanggung jawab auditor dalam mendeteksi,
2. Secara khusus :
menemukan dan melaporkan kekeliruan dan
a) menguji secara empiris perbedaan persepsi
ketidakberesan, terutama kecurangan
antara auditor dengan bankir tentang tanggung
(responsibility), 2) keandalan dari laporan
jawab, keandalan, dan kegunaan laporan
keuangan yang telah diaudit (reliability), 3)
keuangan auditan.
kegunaan laporan keuangan yang telah diaudit
b) menguji secara empiris perbedaan persepsi
dalam pengambilan keputusan (decision
antara auditor dengan investor tentang
usefulness). Hasil dari penelitian tersebut di atas
tanggung jawab, keandalan, dan kegunaan
menunjukkan bahwa di masing-masing negara
laporan keuangan auditan.
tersebut terdapat kesenjangan harapan audit antara
c) menguji secara empiris perbedaan persepsi
auditor dengan pemakai jasa audit.
antara auditor dengan manajemen tentang
Pada dasarnya metode penelitian dalam tanggung jawab, keandalan, dan kegunaan
penelitian ini hampir sama dengan metode laporan keuangan auditan.
penelitian Dixon et al. (2006) di Mesir, akan tetapi
62
JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112
1.4. Manfaat Penelitian Pengertian kesenjangan harapan audit
1. Bagi pengembangan teori dibidang Akuntansi sangat bervariasi antar peneliti, Shaikh dan Talha
Keperilakuan, dapat memberikan kontribusi (2003) menyatakan bahwa kesenjangan harapan
dalam penelitian perilaku auditor. audit adalah perbedaan antara apa yang dipercayai
2. Bagi praktek pada akuntan publik, sesuai oleh publik dan pemakai jasa audit tentang
dengan hasil penelitian yang menyimpulkan tanggung jawab auditor, dengan apa yang
bahwa telah terjadi kesenjangan harapan audit dipercayai auditor tentang tanggung jawab dalam
di Indonesia. Oleh karena itu maka diharapkan pekerjaannya. Monroe dan Woodliff (1993)
kepada auditor dalam bekerja harus sesuai menyatakan pengertian kesenjangan harapan audit
dengan Standar Perilaku Profesional Akuntan adalah perbedaan dalam kepercayaan antara auditor
Publik yang telah di tetapkan oleh Ikatan dengan pemakai jasa audit tentang tugas dan
Akuntan Indonesia. tanggung jawab auditor dan informasi yang
3. Bagi Kompartemen Akuntan Publik, sesuai disampaikan auditor dalam laporan auditnya.
dengan hasil penelitian yang menyimpulkan Jenning et al. (1993) dalam penelitiannya
bahwa telah terjadi kesenjangan harapan audit menyatakan bahwa expectation gap merupakan
di Indonesia. Oleh karena itu diharapkan perbedaan antara apa yang diharapkan publik dari
kepada Kompartemen Akuntan Publik, agar profesi audit dan apa sesungguhnya pekerjaan audit
hasil penelitian ini dapat sebagai bahan itu. Porter (1993) mengadakan penelitian empiris
masukan dan pertimbangan. tentang kesenjangan harapan audit, dan
mendefenisikan kesenjangan harapan audit sebagai
2. Telaah Teori dan Pengembangan Hipotesis kesenjangan antara harapan masyarakat tentang
auditor dan kinerja auditor.
2.1. Teori Persepsi Porter membagi kesenjangan harapan audit
dalam dua komponen yaitu :
Robins (1996) mendefinisikan persepsi a. Reasonableness Gap, yaitu kesenjangan antara
adalah proses dari seseorang dalam memahami apa yang diharapkan pemakai jasa audit tentang
lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian apa yang dilakukan auditor dan apa yang
dan penafsiran dalam suatu pengalaman psikologis. dikerjakan auditor.
Teori ini termasuk dalam teori psikologi individu, b. Performance Gap, yaitu kesenjangan kinerja
perbedaan persepsi masing-masing individu antara apa yang diharapkan pemakai jasa audit
mengenai situasi kerja akan berpengaruh pada dan apa yang diharapkan auditor tentang
produktivitas. M. Dimyati Mahmud (1990) pekerjaannya.
menyatakan bahwa dalam ilmu psikologi
pengertian persepsi adalah menafsirkan stimulus Dixon et al. (2006) menyatakan perbedaan
yang telah ada dalam otak. Meskipun alat untuk antara apa yang diharapkan oleh pemakai jasa audit
menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, dari profesi akuntan, dan apa yang yang
tetapi interpretasinya bisa berbeda-beda. Untuk sesungguhnya dilakukan oleh profesi akuntan
menggambarkan persepsi tentang audit, yaitu tersebut, itulah yang disebut sebagai kesenjangan
tentang peran dan tanggung jawab auditor, pada harapan audit. Profesi akuntan berpendapat bahwa
setiap individu ataupun kelompok mempunyai salah satu penyebab terjadinya kesenjangan
interpretasi yang berbeda-beda. harapan audit adalah kegagalan pemakai jasa audit
dalam menilai atau menghargai sifat dan
Robbins (1996) secara implisit menyatakan keterbatasan audit.
bahwa persepsi satu individu terhadap satu obyek
sangat mungkin memiliki perbedaan dengan
persepsi individu yang lain terhadap obyek yang Fenomena kesenjangan harapan audit ini
sama. telah banyak diteliti oleh peneliti yang meneliti
tentang keberadaan kesenjangan harapan audit ini
2.2. Kesenjangan Harapan Audit (Audit seperti penelitian Humprey et al. (1993), Gay dan
Expectation Gap) Schelluch (1993) di Australia, Best et al. (2001) di
Singapura, Fadzly dan Ahmed (2004) di Malaysia,
Dixon et al. (2006) di Mesir. Peneliti-peneliti

63
JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112
tersebut menyatakan bahwa kesenjangan harapan Berdasarkan konsep dan hasil penelitian
audit dapat diukur dalam tiga dimensi (faktor) yaitu sebelumnya, maka penelitian ini mengajukan
: 1) tanggung jawab auditor (responsibility), 2) hipotesis sebagai berikut :
keandalan dari laporan keuangan yang telah diaudit Terdapat perbedaan persepsi antara
(reliability), 3) kegunaan laporan keuangan yang auditor dengan manajemen tentang
telah diaudit dalam pengambilan keputusan
Ha7 : tanggung jawab.
(decision usefulness).

2.3. Pengembangan Hipotesis Terdapat perbedaan persepsi antara


auditor dengan manajemen tentang
Ha8 : keandalan laporan keuangan auditan.
1. Kesenjangan harapan audit antara auditor
dengan bankir Terdapat perbedaan persepsi antara
Berdasarkan konsep dan hasil penelitian Ha9 : auditor dengan manajemen tentang
sebelumnya, maka penelitian ini mengajukan kegunaan laporan keuangan auditan.
hipotesis sebagai berikut :
3. Metode Penelitian

Terdapat perbedaan persepsi antara 3.1. Populasi dan Teknik pengambilan Sampel
Ha1 :
auditor dengan bankir tentang tanggung Penelitian
jawab.
Populasi dalam penelitian ini adalah :
Terdapat perbedaan persepsi antara pertama, auditor yang juga sebagai pimpinan
Ha2 :
auditor dengan bankir tentang keandalan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di
laporan keuangan auditan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan juga terdaftar
di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Terdapat perbedaan persepsi antara pada bulan Januari 2009. Kedua, bankir yang
Ha3 : auditor dengan bankir tentang kegunaan terdiri dari direktur, manager analis kredit, dan
laporan keuangan auditan. manager akuntansi yang bekerja pada bank yang
terdaftar di Bank Indonesia dan juga terdaftar di
2. Kesenjangan harapan audit antara auditor Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada bulan Januari 2009.
dengan investor Ketiga, investor yang terdaftar di BAPEPAM pada
bulan Januari 2009 yang berbentuk badan
Berdasarkan konsep dan hasil penelitian (perusahaan), yang ditujukan pada direkturnya.
sebelumnya, maka penelitian ini mengajukan Keempat manajemen, yaitu direktur dan manajer
hipotesis sebagai berikut : akuntansi bekerja pada perusahaan yang terdaftar
di BEJ pada bulan Januari 2009.
Terdapat perbedaan persepsi antara Teknik penentuan sampel untuk kelompok
Ha4 : auditor dengan investor tentang tanggung auditor, investor dalam penelitian ini adalah
jawab. random sampling dengan menggunakan tabel
random isaac. Dimana nanti akan dilakukan
Terdapat perbedaan persepsi antara pengambilan secara acak tanpa memperhatikan
Ha5 :
auditor dengan investor tentang keandalan strata yang ada dalam populasi kemudian
laporan keuangan auditan. dimasukkan kedalam tabel random, yang prosesnya
dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan
Terdapat perbedaan persepsi antara random. Prosesnya penentuan sampel dimulai dari
Ha6 : auditor dengan investor tentang kegunaan pembentukan tabel dengan memuat nama-nama
laporan keuangan auditan. sampel, kemudian nama-nama sampel tersebut
dipilih secara random serta disusun ke dalam suatu
3. Kesenjangan harapan audit antara auditor tabel. Sedangkan teknik penentuan sampel untuk
dengan investor kelompok manajemen menggunkan metode sensus.

64
JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112
3.2. Definisi Operasional Variabel dan Schelluch (1993) di Australia, Best et al. (2001) di
Pengukuran Variabel Singapura, Fadzly dan Ahmed (2004) di Malaysia,
Dixon et al. (2006) di Mesir. Setiap responden
diminta untuk menjawab 3 pertanyaan untuk
a. Tanggung jawab Auditor (Auditors mengukur kegunaan laporan keuangan auditan, dan
Responsibilities) diminta untuk memilih dengan menggunakan skala
likert 1 poin sampai 7 poin. Arti skala tersebut
adalah skala 1 (rendah) menunjukkan bahwa
Untuk mengukur variabel ini, peneliti
menunjukkan laporan keuangan tidak berguna, dan
menggunakan instrumen yang dikembangkan
skala 7 (tinggi) menunjukkan laporan keuangan
oleh Gay dan Schelluch (1993), Best et al.
auditan berguna.
(2001), Fadzly dan Ahmed (2004), Dixon et al.
(2006). Instrumen tersebut digunakan dalam
penelitian-penelitian sebelumnya. Setiap
4. Teknik Analisa Data dan Hasil Penelitian
responden diminta untuk menjawab 7
pertanyaan untuk mengukur tanggung jawab
4.1. Teknik Analisa Data
auditor, dan diminta untuk memilih dengan
menggunakan skala likert 1 poin sampai 7 poin. Perumusan hipotesis dalam penelitian ini,
Arti skala tersebut adalah skala 1 (rendah) dapat dilihat pada rumus dibawah ini :
menunjukkan bahwa auditor tidak
1. Ha1 = Ha2 = Ha3 : 1  2
bertangungjawab, dan skala 7 (tinggi)
2. Ha4 = Ha5 = Ha6 : 1  3
menunjukkan auditor mempunyai tanggung
jawab. 3. Ha7 = Ha8 = Ha9 : 1  4
yang mana :
b. Keandalan Laporan Keuangan Auditan 1 = rata-rata persepsi auditor
(Reliability of Audit and Audited t.Financial 2 = rata-rata persepsi bankir
.Statement) 3 = rata-rata persepsi investor
Untuk mengukur variabel ini, peneliti 4 = rata-rata persepsi manajemen
menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh
Gay dan Schelluch (1993) di Australia, Best et al. a. Deskripsi Variabel Penelitian
(2001) di Singapura, Fadzly dan Ahmed (2004) di
Malaysia, Dixon et al. (2006) di Mesir. Setiap Gambaran mengenai variabel-variabel atau
responden diminta untuk menjawab 6 pertanyaan faktor penelitian tanggung jawab auditor
untuk mengukur keandalan laporan keuangan (responsibility), keandalan laporan keuangan
auditan dengan menggunakan skala likert 1 poin auditan (reliability), kegunaan laporan keuangan
sampai 7 poin. Dimana skala 1 sebagai skala auditan (decision usefulness) disajikan dalam tabel
rendah sampai skala 7 sebagai skala tinggi. Arti statistik deskriptif pada tabel 1. Apabila dilihat dari
skala tersebut adalah skala 1 (rendah) menunjukkan nilai rata-rata (mean) jawaban, pada variabel
bahwa menunjukkan laporan keuangan auditan tanggung jawab auditor (responsibility) untuk
tidak handal, dan skala 7 (tinggi) menunjukkan responden auditor adalah sebesar 14,53, sedangkan
laporan keuangan auditan sudah handal. untuk responden bankir adalah sebesar 29,45,
investor sebesar 28,11, dan manajemen sebesar
c. Kegunaan Laporan Keuangan Auditan 30,29. Secara absolut jelas bahwa rata-rata pada
(Decision Usefulness) variabel tanggung jawab auditor (responsibility)
berbeda antara responden auditor dengan
Variabel ini adalah laporan keuangan responden bankir, investor, dan manajemen.
auditan berguna dalam proses memonitor kinerja
perusahaan, laporan keuangan auditan berguna Untuk variabel keandalan laporan keuangan
dalam proses pengambilan keputusan, laporan auditan (reliability), untuk responden auditor
keuangan auditan dapat memberikan sudut pandang adalah sebesar 21,05, sedangkan untuk responden
yang benar dan wajar bagi pemakainya. Untuk bankir adalah sebesar 18,17, investor sebesar
mengukur variabel ini, peneliti menggunakan 17,19, dan manajemen sebesar 32,18. Secara
instrumen yang dikembangkan oleh Gay dan absolut jelas bahwa rata-rata pada variabel
tanggung jawab auditor (responsibility) berbeda
65
JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112
antara responden auditor dengan responden bankir, kegunaan laporan keuangan auditan (decision
investor, dan manajemen. usefulness) adalah sebesar 1,29 dengan probabilitas
signifikansi sebesar 0,07. Apabila nilai signifikansi
Untuk variabel kegunaan laporan keuangan K-S maing-masing variabel dibandingan dengan α
auditan (decision usefulness), untuk responden = 0,05, maka nilai signifikansi K-S tersebut lebih
auditor adalah sebesar 14,34, sedangkan untuk tinggi dari α = 0,05. Oleh karena itu dapat diambil
responden bankir adalah sebesar 11,62, investor kesimpulan bahwa variabel dalam penelitian ini
sebesar 10,97, dan manajemen sebesar 17,58. secara statistik telah terdistribusi secara normal dan
Secara absolut jelas bahwa rata-rata pada variabel layak digunakan sebagai data penelitian.
tanggung jawab auditor (responsibility) berbeda
antara responden auditor dengan responden bankir, d. Uji Non-Response Bias (T-Test)
investor, dan manajemen.
Dari tabel 5, dapat disimpulkan pada
pengujian non response bias antara sebelum
b. Uji Kualitas Data tanggal cut off dengan setelah tanggal cut off
menunjukkan hasil varian dan nilai rata-rata (mean)
1) Uji Validitas yang sama secara signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa jawaban responden menunjukkan hasil yang
Dari tabel 2 terlihat bahwa masing-masing tidak bias, oleh karena itu data penelitian dapat
butir pertanyaan nilai Corrected item-Total diolah secara bersama-sama.
Correlation di atas kriteria 0,30. Jadi dapat
disimpulkan bahwa secara statistik masing-masing 4.2. Hasil Penelitian
indikator pertanyaan variabel penelitian adalah
valid dan layak untuk digunakan sebagai data 1. Kesenjangan Harapan Audit antara Auditor
penelitian. dengan Bankir

2) Uji Reliabilitas a. Tanggung jawab Auditor (Responsibility)

Pada tabel 3 terlihat bahwa untuk variabel Untuk tanggung jawab auditor
tanggung jawab auditor mempunyai nilai (responsibility), oleh karena probabilitasnya
cronbach’s alpha sebesar 0,88 atau 88%, untuk sebesar 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan
variabel keandalan laporan keuangan auditan bahwa secara statistik kedua rata-rata (mean)
mempunyai nilai cronbach’s alpha sebesar 0,81 berbeda siginifikan antara responden auditor
atau 81%, dan untuk variabel kegunaan laporan dengan responden bankir. Dari hasil pengujian di
keuangan auditan mempunyai nilai cronbach’s atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima.
alpha sebesar 0,68 atau 68%. Berdasarkan kriteria
Nunally (1967) dalam Imam (2005), semua b. Keandalan Laporan Keuangan Auditan
pertanyaan tentang variabel tanggung jawab, (Reliability)
variabel keandalan laporan keuangan auditan, dan
variabel kegunaan laporan keuangan auditan Jadi untuk keandalan laporan keuangan
dikatakan reliabel dan layak digunakan sebagai auditan (reliability), oleh karena probabilitasnya
data penelitian karena nilai cronbach’s alpha sebesar 0,02 < 0,05, maka dapat disimpulkan
variabel responsibility diatas 60%. bahwa secara statistik kedua rata-rata (mean)
berbeda siginifikan antara responden auditor
c. Uji Normalitas dengan responden bankir.Dari hasil pengujian di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima.
Tampilan tabel 4 menunjukkan nilai K-S
untuk variabel tanggung jawab auditor c. Kegunaan Laporan Keuangan Auditan
(responsibility) adalah sebesar 1,14 dengan (Decision Usefulness)
probabilitas signifikansi sebesar 0,15. Nilai K-S
untuk variabel keandalan laporan keuangan auditan Untuk kegunaan laporan keuangan auditan
(reliability) adalah sebesar 1,25 dengan probabilitas (decision usefulness), oleh karena probabilitasnya
signifikansi sebesar 0,09. Nilai K-S untuk variabel sebesar 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan
66
JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112
bahwa secara statistik kedua rata-rata (mean) Oleh karena probabilitasnya sebesar 0,00 <
berbeda siginifikan antara responden auditor 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian
dengan responden bankir. Dari hasil pengujian di adalah tidak sama dan harus menggunakan asumsi
atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ha3 diterima. equal variances not assumed sebesar -13,90
dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,00 (two
2. Kesenjangan Harapan Audit antara Auditor tail). Jadi untuk faktor keandalan laporan keuangan
dengan Investor auditan (reliability), oleh karena probabilitasnya
sebesar 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan
a. Tanggung jawab Auditor (Responsibility) bahwa secara statistik kedua rata-rata (mean)
berbeda siginifikan antara responden auditor
Oleh karena probabilitasnya sebesar 0,00 < dengan responden manajemen. Dari hasil pengujian
0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ha8
statistik kedua rata-rata (mean) berbeda siginifikan diterima.
antara responden auditor dengan responden
investor. Dari hasil pengujian di atas, maka dapat c) Kegunaan Laporan Keuangan Auditan
disimpulkan bahwa Ha4 diterima. (Decision Usefulness)

b) Keandalan Laporan Keuangan Auditan Oleh karena probabilitasnya sebesar 0,00 <
(Reliability) 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara
statistik kedua rata-rata (mean) berbeda siginifikan
Untuk keandalan laporan keuangan auditan antara responden auditor dengan responden
(reliability), oleh karena probabilitasnya sebesar manajemen. Dari hasil pengujian di atas, maka
0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara dapat disimpulkan bahwa Ha9 diterima.
statistik kedua rata-rata (mean) berbeda siginifikan
antara responden auditor dengan responden 4.3. Pembahasan
investor. Dari hasil pengujian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Ha5 diterima. 1. Kesenjangan Harapan Audit antara Auditor
dengan Bankir
c) Kegunaan Laporan Keuangan Auditan
(Decision Usefulness) Dari uji hipotesis yang telah dilakukan,
mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan
Oleh karena probabilitasnya sebesar 0,00 < persepsi yang signifikan antara kelompok reponden
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara auditor dengan responden bankir tentang faktor
statistik kedua rata-rata (mean) berbeda siginifikan tanggung jawab (responsibility), keandalan
antara responden auditor dengan responden (reliability), dan kegunaan laporan keuangan
investor. Dari hasil pengujian di atas, maka dapat auditan (decision usefulness) yang merupakan
disimpulkan bahwa Ha6 diterima. faktor penyebab terjadinya audit kesenjangan
harapan audit.
3. Kesenjangan Harapan Audit antara Auditor
dengan Manajemen 2. Kesenjangan Harapan Audit antara Auditor
dengan Investor
a) Tanggung jawab Auditor (Responsibility)
Dari uji hipotesis yang telah dilakukan,
Oleh karena probabilitasnya sebesar 0,00 < mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara persepsi yang signifikan antara kelompok reponden
statistik kedua rata-rata (mean) berbeda siginifikan auditor dengan responden investor tentang faktor
antara responden auditor dengan responden tanggung jawab (responsibility), keandalan
manajemen. Dari hasil pengujian di atas, maka (reliability), dan kegunaan laporan keuangan
dapat disimpulkan bahwa Ha7 diterima. auditan (decision usefulness) yang merupakan
faktor penyebab terjadinya audit kesenjangan
b) Keandalan Laporan Keuangan Auditan harapan audit.
(Reliability)

67
JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112
3. Kesenjangan Harapan Audit antara Auditor 5.3. Saran
dengan Manajemen Atas dasar kesimpulan dan keterbatasan di
atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai
Dari uji hipotesis yang telah dilakukan, berikut :
mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan
persepsi yang signifikan antara kelompok reponden a. Untuk meningkatkan keakuratan pengisian
auditor dengan responden manajemen tentang kuesioner, sebaiknya penelitian selanjutnya
faktor tanggung jawab (responsibility), keandalan menggunakan metode selain metode mail
(reliability), dan kegunaan laporan keuangan survey. Metode tersebut seperti metode
auditan (decision usefulness) yang merupakan eksperimen atau metode wawancara.
faktor penyebab terjadinya audit kesenjangan b. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat
harapan audit. disimpulkan bahwa telah terjadi kesenjangan
harapan audit di Indonesia. Oleh karena itu
5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran diperlukan penyamaan persepsi antara auditor
dengan pemakai jasa audit (bankir, investor,
5.1. Kesimpulan dan manajemen) agar dapat meminimalisasi
kesenjangan harapan audit tersebut. Adapun
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang bentuk penyamaan persepsi tersebut dapat
telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil dilakukan dengan cara melakukan pelatihan
kesimpulan bahwa telah terjadi audit expectation ataupun seminar-seminar tentang peran,
gap antara auditor dengan bankir, investor, dan tanggung jawab auditor, kebutuhan, dan
manajemen. Hal ini dibuktikan dengan penerimaan harapan pemakai jasa audit.
hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3, hipotesis 4, c. Selain itu, penelitian ini perlu diuji lagi dengan
hipotesis 5, hipotesis 6, hipotesis 7, hipotesis 8, dan responden yang berbeda dan memperbesar
hipotesis 9, yang menyatakan ada perbedaan jumlah sampel penelitian. Seperti responden
persepsi antara auditor dengan bankir, auditor pemerintah, apakah ada kesenjangan harapan
dengan investor, dan auditor dengan manajemen audit antara pemerintah dengan auditor.
tentang faktor tanggung jawab auditor dalam
mendeteksi, menemukan dan melaporkan
kekeliruan dan ketidakberesan, terutama Daftar Pustaka
kecurangan (responsibility), keandalan dari laporan
keuangan yang telah diaudit (reliability), kegunaan AICPA, 1992, Treadway Commission, Report of
laporan keuangan yang telah diaudit dalam the National Commission on Fraudulent
pengambilan keputusan (decision usefulness). Financial Reporting, AICPA, New York,
October, p. 13.
5.2. Keterbatasan Abdul Halim. 2003. Auditing (Dasar-dasar Audit
Laporan Keuangan), Edisi Ketiga.
Sebagai sebuah penelitian survey, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
penelitian ini juga mempunyai keterbatasan. Al Haryono Jusuf, 2001, Auditing (Pengauditan),
Keterbatasan tersebut antara lain : Buku Satu, Cetakan Pertama, Penerbit
a. Keakuratan jawaban pengisian kuesioner. STIE-YKPN, Yogyakarta.
Karena penelitian ini menggunakan metode Almer, E.D. and Brody, R.G., 2002, “An empirical
mail survey, maka peneliti tidak bisa investigation of context-dependent
mengontrol jawaban responden. Mungkin saja communications between auditors and
responden tidak menjawab sejujurnya butir bankers”, Managerial Auditing Journal,
pertanyaan dalam kuesioner, atau mungkin saja Vol. 17, No. 8, pp. 478-86.
orang yang mengisi kuesioner tersebut bukan American Institute of Certified Public Accountants
merupakan sampel yang diinginkan peneliti. (AICPA), 1992, “Statement of position
b. Latar belakang responden dengan kualifikasi regarding mandatory rotation audit firms of
non akuntansi, akan dapat memberikan publicly held companies”, SEC Practice
pengurangan pemahaman tentang tanggung Section, Division for CPA Firms.
jawab auditor.

68
JURNAL EL-RIYASAH Vol. 1, Juli 2011 ISSN : 2088-8112
Arifin Sabeni, Pernan Akuntan dalam menegakkan Humphrey, C., Moizer, P. and Turley, S., 1993,
prinsip Good Corporate Governance, “The audit expectation gap in Britain: an
Pidato pengukuhan, Semarang, BP UNDIP. empirical investigation”, Accounting &
Best, P.J., Buckby, S. and Tan, C., 2001, “Evidence Business Research, Vol. 23 No. 91A, pp.
of the audit expectation gap in Singapore”, 359-411.
Managerial Auditing Journal, Vol. 16 No.
3, pp. 134-44.
Boynton, William C., Johnson, Walter G. Kell &
Ray Johnson. 2002. Modern Auditing, 7th
Edition. New York : John Willey Sons Inc.
Dewing, I.P. and Russell, P.O., 2002, “UK fund
managers, audit regulation and the new
accountancy foundation: towards a
narrowing of the audit expectation gap”,
Managerial Auditing Journal, Vol. 17 No.
9, pp. 537-45.
Dixon, R., A.D. Woodhead, 2006, “An
Investigation of the expectation gap in
Egypt”, Managerial Auditing Journal, Vol.
21 No. 3, pp. 293-902.
Epstein, M.J. and Geiger, M.A., 1994, “Investors
views of audit assurance: recent evidence of
the expectation gap”, Journal of
Accountancy, Vol. 177 No. 1, pp. 60-4.
Fadzly, M.N. and Ahmed, Z., 2004, “Audit
expectation gap: the case of Malaysia”,
Managerial Auditing Journal, Vol. 19 No.
7, pp. 897-915.
Frank, K.E., Lowe, J.D. and Smith, J.K., 2001,
“The expectation gap: perceptual
differences between auditors, jurors and
students”, Managerial Auditing Journal,
Vol. 16 No. 3, pp. 145-9.
Gay, G.E. and Schelluch, P., 1993, “The impact of
the long-form audit report on users’
perceptions of the auditor’s role”,
Australian Accounting Review, Vol. 3 No.
2, pp. 1 11.
Gay, G., Schelluch, P. and Baines, A., 1998,
“Perceptions of messages conveyed by
review and audit reports”, Accounting,
Auditing & Accountability Journal, Vol. 11
No. 4, pp. 472-94.
Godsell, D., 1992, “Legal liability and the audit
expectation gap”, Singapore Accountant,
Vol. 8, pp. 25-8.
Guy D., J. Sullivan, 1998, The expectation gap
auditing standards, Journal of Accountancy,
165, pp. 36-46.
Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, Alan J.
Winters, 2002, Auditing, Penerbit Erlangga,
alih bahasa Sugiyarto, Jakarta.

69

View publication stats

You might also like