Professional Documents
Culture Documents
YWFj YTg 1 OTRi NTG 3 MJ Uy OTlk Y2 RH N2 My MGIy NDM5 ODg 2 ZJ U3 OThm YQ
YWFj YTg 1 OTRi NTG 3 MJ Uy OTlk Y2 RH N2 My MGIy NDM5 ODg 2 ZJ U3 OThm YQ
YWFj YTg 1 OTRi NTG 3 MJ Uy OTlk Y2 RH N2 My MGIy NDM5 ODg 2 ZJ U3 OThm YQ
BAB IV
lokasi penelitian :
kapal curah yang dibangun pada tahun 1998 dan saat ini berlayar di bawah
dan lebar 36.50 meter. Tonase kotor nya adalah 44.247 ton dan DWT sebesar
77.755 ton. Mesin pengerak utama di MV. RUBY INDAH yaitu type MITSUI
SHIP PARTICULAR
INDAH
NUMBER
NUMBER
SOCIETY
NOTATION
196.75m 32.25m
47.45m
18.50m
229.00 m
23
PRINCIPAL DIMENSIONS
LOA 229m
LBP 218.0m
BREADTH (Extreme) 36.50m
DEPTH (molded) 18.50m
HEIGHT (maximum) 47.45m
BRIDGE FRONT - BOW 196.75
BRIDGE FRONT - STERN 32.25
BRIDGE FRONT - M'FOLD
TOTAL 314.2
25
SURVEYS
KIND AS IS SS DOCKING
29-Oct-
LAST DONE 16-Sep-20 16-Sep-20 16 10-May-19
28-Oct-
NEXT DUE 15-Sep-21 21 28-Oct-21
praktek layar. Kapal ini beroperasi pada tahun 1998 hingga sekarang dengan
membawa muatan berupa curah yaitu gandum dan batubara yang dimuat di
pelabuhan dan dibongkar di pelabuhan tujuan, untuk jenis batu bara dan gandum di
muat di masing masing palka hingga mencapai muatan maksimal. Total maksimal
muatan yang dimuat diatas kapal sampai dengan 93.024 T, Kapal ini berlayar di
26
daerah kepulauan Indonesia dengan tujuan Line Jakarta tanjong priok, Surabaya
elektronik.
B. Hasil penelitian
Dalam hasil penelitian yang di teliti selama satu tahun di atas kapal sesuai
dengan inti permasalahan yang di kaji dalam KIT ini, yaitu yang pertama
atau mendapatkan posisi kapal dan apa penyebab perwira dek mengalami
Kompetensi perwira pelayaran niaga selalu mengacu pada standar yang ditetapkan
(STCW) sebagaimana telah diamandemen tahun 2010. Jika dilihat pada tabel
spesifikasi standar kompetensi minimum bagi perwira yang bertugas jaga di kapal
500 GT atau lebih, salah satu kompetensi di dalam fungsi navigasi pada level
benda angkasa untuk menentukan posisi kapal (STCW Including 2010 Manila
27
Amendments, 2011 : 99). Hal tersebut diperjelas dalam pokok bahasan pada IMO
Model Course 7.03. Dapat dikatakan bahwa setiap perwira dek harus cakap
bidang ilmu pelayaran astronomi. Berikut salah satu contoh gambar perhitungan
praktek laut.
Dalam penelitian yang kedua sesuai inti permasalahan yang di kaji yaitu apa
elektronik. Untuk selama ini dari perilaku atau penelitian sehari hari yang peneliti
amati dari mulai naik kapal pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020
praktek diatas kapal. Peneliti mengalami pergantian atau rotasi mualim dari 10
menggunakan benda angkasa. Itulah mungkin salah satu penyebab kenapa para
posisi dan membuat record terhadap penentuan posisi menggunakan benda langit
setiap harinya.dan factor yang terakhir ilmu pelayaran astronomi mungkin di nilai
C. ANALISA DATA
dan mewawancara narasumber berkaitan dengan objek yang diteliti oleh peneliti
selama kurang lebih 1 tahun diatas kapal untuk mengetahui dan mendapatkan
INDAH sudah cukup baik dan ketergantungan alat navigasi elektronik di atas
yang tertera dalam STCW dan efisiensi alat navigasi elektronik menjadi salah
kapal
1. Penggunnaan sextant
3 atau third officer di atas kapal dan di peroleh hasil sebagai berikut :
Third
dengan mengatur alhidade sedemikian rupa.
2. officer/mualim 4. Putar sekrup halus sehingga bayangan
3
benda menjadi satu dengan benda lain. Atau
dalam pengukuran secara vertikal atur
bayangan benda angkasa tepat menyinggung
cakrawala / horizon. Pada matahari
singgungkan tepi atas dan tepi bawah,bulan
di singgungkan dengan tepi atas
cakrawala,planet titik pusat baringan di
singgungkan dengan cakrawala.
kapal sebagai hasil dari pemanfaatan ilmu pelayaran astronomi sebagai alat
Sex alt =
IE = +
Dip = +
App alt =
Main coor = +
32
TRUEALT =
sejati kapal.
GHA = DEC =
INCR = + DORR = +
LONG = +
LHA(SN) =
A =
B =
C = +
TAZ =
TRUE ALT =
CAL ALT =
P = IF (+) TOWARDS
(-) AWAY
33
SIN TH =
(SIN LONGITUDE X SIN DECLINASI) +/- (COS LONGITUDE X COS DECLINASI X
COS LHA)
Setelah itu dapat dihitung latitude merpass atau biasa di sebut lintang tengah
perhitungan : BDW+-GMT,([+]BARAT.[-]TIMUR)
sextant kalkulasi
angakasa adalah cara penerapan ilmu astronomi dalam dunia pelayaran.pada saat di
kapal peneliti melakukan penentuan posisi dengan membaring benda angkasa yaitu
matahari setiap siang hari Ketika matahari berada tepat di sudut Sembilan puluh
derajat atau biasa di sebut lintang tengah hari,dengan cara pengoperasian diatas.
benda angkasa. Pada saat itu kapal berada dalam perjalanan dari yeousu
korea menuju tanjung priok Jakarta, peneliti memperoleh hasil observasi ini
menggunkan objek matahari berada pada lintang 15°31,3’ utara dan bujur
115°30,0’ timur.
peneliti selama menjadi asisten mualim 3 memiliki hasil yang sudah sesuai dengan
hasil penelitian ini di buktikan dari bagaimana cara perhitungan yang di peroleh
memproyeksikan hasil posisi yang di dapat dari perhitungan peneliti ke dalam peta
kertas maupun peta elektronik yang terdapat pada kapal MV.RUBY INDAH. Jika
di dalam teori IMO untuk penentuan posisi kapal cukup hanya dalam satu
perhitungan atau satu kali baringan sextan saja, sudah di dapatkan posisi sejati
kapal dan dapat di lakukan proyeksi peta. berbeda dengan data yang di dapat peniliti
di atas kapal, yang dimana penentuan posisi harus melakukan 2 kali baringan untuk
mendapatkan posisi sejati kapal Ketika berlayar. Baringan yang di gunakan di atas
kapal terdapat 2 baringan, yaitu terdiri dari satu baringan umum dan baringan
Ketika matahari berada pada sudut Sembilan puluh derajat atau biasa di sebut
Merah : baringan
umum
Biru : baringan
lintang tengah hari
posisi sejati kapal hanya di butuhkan satu proyeksi baringan umum saja,berikut
sebagai berikut :
38
elektronik yaitu alat navigasi elektronik dinilai lebih efisien yang dapat
39
memakan waktu. Oleh sebab itu perwira memiliki keengganan dalam melakukan
D. Pembahasan
Untuk membahas permasalahan yang di kaji dalam Analisa data KIT ini,
peneliti membahas hanya beberapa point penting saja yaitu mengenai pemanfaatan
sebagai sarana dan benda angkasa sebagai objeknya,penggunaan sextant yang dapat
di lakukan oleh peneliti di peroleh dari para mualim kapal sebagai narasumber
terutama mualim 3 yang sangat berperan bagi penelittian ini. Di kapal sendiri
priok yang mana Pelabuhan tersebut menjadi Pelabuhan utaman bagi kapal
inspeksi terhadapa penentuan posisi astronomi dengan mengecek log sight book
yang telah di isi oleh mualim kapal. peranan captain yang sangat di displin terhadap
menjadi salah satu penunjang tetap di gunakannya ilmu palayaran astronomi di atas
kapal MV. RUBY INDAH. Captain mewajibkan kepada para mualimnya untuk
melakukan baringan benda angkasa minimal satu bulan sekali agar para mualim
sudah sangat jelas karena alat navigasi elektronik memiliki tingkat efisien yang jauh
lebih baik dari pada navigasi astronomi,tetapi tetap mualim harus mengetahui ilmu
secara tiba tiba berhenti mualim harus tetap melayarkan kapalnya sampai
Pelabuhan tujuan. Satu satunya cara yang dapat di lakukan adalah dengan cara
mengetahui Haluan atau kemana kapal harus di layarkan serta posisi kapal pada
saat itu. Terdapat satu contoh sejarah yang sangat terkenal mengenai pelayaran
hawai yang menggunakan ilmu pelayaran astronomi untuk berlayar dan berhasil
tiba di kupang, pelayaran ini tercatat sebagai pelayaran terjauh yang menggunakan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah di lakukan sejauh ini dapat
dan bujur atau posisi kapal di atas kapal MV.RUBY INDAH di dapatkan
dan benda langit sebagai objeknya dan menghasilkan posisi sejati kapal.
Observasi benda langit dapat di lakukan pada kondisi tertentu. yaitu jika
kondisi langit pada saat itu baik,dengan kata lain benda langit yang akan di
observasi terlihat secara sempurna, serta keadaan laut juga harus dalam
sisi lain, penilikan benda angkasa dirasakan rumit dan perlu waktu yang
2. Nakhoda dan perwira senior menjadi teladan bagi perwira lain dalam
perwira yang sudah berdinas maupun calon perwira yang akan naik kapal.