Pemilihan Metode Penanganan Yang Efektif Pada Struktur Jalan Pekerasan Kaku (Rigid Pavement) Berdasarkan Surat Edaran No. 09/Se/Db/2021

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PEMILIHAN METODE PENANGANAN YANG EFEKTIF PADA

STRUKTUR JALAN PEKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)


BERDASARKAN SURAT EDARAN NO. 09/SE/Db/2021

M. Tito Kurniawan, S.T. Lucky H. Tahalele,S.T. J. Edgar Sahetapy, S.T.


Direktorat Preservasi Jalan dan Direktorat Preservasi Jalan dan Direktorat Preservasi Jalan dan
Jembatan Wilayah 2 Jembatan Wilayah 2 Jembatan Wilayah 2
Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian PUPR Kementerian PUPR Kementerian PUPR
Jln. Pattimura, No. 20, Jakarta Selatan Jln. Pattimura, No. 20, Jakarta Selatan Jln. Pattimura, No. 20, Jakarta Selatan
titokurniawan2111@gmail.com luckyhtahalele@gmail.com edgarsahetapy@gmail.com

Abstract

Road preservation is a road handling activity that includes prevention, maintenance, and repairs needed to keep the
road condition stable and functioning optimally. Many types of damage can occur on Rigid Pavement which often
occurs in the field and requires proper handling so as not to trigger other problems. This writing aims to find out how
the right way to determine the right maintenance for each type of damage that exists in the rigid pavement. The
analysis in this paper is based on an understanding of Circular No. 09/SE/Db/2021 and also through the results of
making a pocketbook on road preventive maintenance technology and a guide to the selection of rigid pavement
preservation treatment by the author. Determination of the type of condition and the selection of a national road
maintenance program, especially on rigid pavements based solely on the surface grade (IRI) value, is less precise and
less accurate. So that the determination of the type of condition and the selection of the national road maintenance
program must be reviewed from a combination of several surveys and determining the handling of rigid pavements
must first be assessed by PCI which is converted to SCI and then seen from the IRI value.

Keywords :Road; Road Preservation; Rigid Pavement

Abstrak

Preservasi jalan ialah kegiatan penanganan jalan dimana termasuk pencegahan, perawatan dan perbaikan yang
diperlukan untuk menjaga kondisi jalan tetap mantap dan berfungsi dengan optimal. Banyak jenis-jenis kerusakan
yang dapat terjadi pada pekerasan kaku atau Rigid Pavement yang sering terjadi dilapangan yang mana perlu
penanganan yang tepat agar tidak memicu permasalahan lainnya. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara yang tepat untuk menentukan pemeliharaan yang tepat untuk setiap jenis kerusakan yang ada pada
perkerasan kaku. Analisis dalam panulisan ini yaitu berdasarkan pemahaman terhadap Surat Edaran No.
09/SE/Db/2021 dan juga melalui hasil pembuatan buku saku mengenai Teknologi pemeliharaan preventif jalan dan
panduan pemilihan penanganan preservasi pekerasan kaku oleh penulis.Penentuan jenis kondisi dan pemilihan
program pemeliharaan jalan nasional terutama pada perkerasan kaku yang hanya berdasarkan nilai kerataan
permukaan (IRI) kurang tepat dan kurang akurat. Sehingga penentuan jenis kondisi dan pemilihan program
pemeliharaan jalan nasional harus ditinjau dari kombinasi beberapa survey dan dalam menentukan penangangan
pekerasan kaku pertama harus dinilai dari PCI yang dikonversi ke SCI kemudian dilihat dari nilai IRI

Kata-kata kunci : Jalan; Preservasi Jalan; Pekerasan Kaku


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preservasi Jalan adalah kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan, dan
perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara
optimal melayani lalu-lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai. Dimana
terdapat strategi pemeliharaan terencana yang hemat biaya untuk permukaan jalan lama
menggunakan alat yang sesuai, menghambat penurunan kondisi selama umur rencana, serta
Manual Pelaksanaan Preservasi Jalan mempertahankan kondisi fungsional secara signifikan
tanpa meningkatkan kapasitas structural yang disebut Pemeliharaan Preventif. Perkerasan
jalan merupakan suatu konstruksi jalan yang terdiri dari berbagai material dan tebal lapisan
tertentu agar dapat menahan beban lalu lintas. Lapisan perkerasan umumnya terdiri dari
lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah keatas yaitu: Lapisan tanah dasar (subgrade),
Lapisan pondasi bawah (sub base course), Lapisan pondasi atas (base course), dan Lapisan
permukaan atau penutup (surface course).
Terdapat 2 jenis pekerasan yaitu Pekerasan Lentur (Flexible Pavement), Pekerasan Kaku
(Rigid Pavement), Pekerasan Lentur (Flexible Pavement) dimana merupakan pekerasan yang
menggunakan campuran aspal sebagai lapis permukaan kemudian ada Pekerasan Kaku (Rigid
Pavement) dimana merupakan konstruksi perkerasan dengan bahan baku agregat dan
menggunakan semen sebagai bahan pengikatnya, sehingga mempunyai tingkat kekakuan yang
relatif cukup tinggi

Pada Karya Tulis Ilmiah ini kami akan mengangkat tentang jenis Pekerasan Kaku (Rigid
Pavement), apa itu pekerasan kaku, jenis kerusakannya dan juga cara pemilihan
pemeliharaannya yang tepat. Agar sekiranya pembaca dapat lebih memahami tentang
bagaimana cara memilih penanganan yang tepat pada pekerasan kaku.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara menentukan pemeliharaan yang tepat untuk tiap jenis kerusakan pada
pekerasan kaku ?

C. Tujuan Penelitian
Dapat mengetahui cara yang tepat utuk menentukan pemeliharaan untuk tiap jenis kerusakan
pada pekerasan kaku.

TINJAUAN PUSTAKA
Pekerasan Kaku ( Rigid Pavement )
Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton
sebagai bahan utama perkerasan tersebut dan umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi
lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan - jalan
lintas antar provinsi, jembatan layang (fly over), jalan tol, maupun pada persimpangan bersinyal.
Sumber : Tipikal Struktur Perkerasan Lentur (MDP, 2017)
Gambar 1. Lapisan Pekerasan Kaku

Preservasi Jalan
Merupakan kegiatan pemeliharaan jalan yang dapat diikuti dengan rekonstruksi pada bagian-
bagian jalan yang terencana antara lain akibat bencana alam (Permen PU No.13 Tahun 2011)

Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan Preventif adalah strategi pemeliharaan terencana yang hemat biaya untuk
permukaan jalan lama menggunakan alat yang sesuai, menghambat penurunan kondisi selama
umur rencana, serta Manual Pelaksanaan Preservasi Jalan mempertahankan kondisi fungsional
secara signifikan tanpa meningkatkan kapasitas structural.
Pemeliharaan preventif jalan tidak ditujukan untuk menambah kekuatan struktur perkerasan, maka
dari itu perlu diidentifikasi terlebih dahulu agar tidak salah dalam memilih lokasi perkerasan yang
akan ditangani pemeliharaan preventif.
Beberapa contoh kerusakan seperti retak memanjang, retak melintang, pecah sudut, dan lain - lain.
Dengan teknologi preventif seperti Joint and Crack Sealing, Dowel Retrofit, Full Depth Repair,
dan lain lain, yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan.

Rehabilitas Jalan
Kegiatan penanganan pencegahan terjadinya kerusakan yang luas dan setiap kerusakan yang tidak
diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat
tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi kemantapan
tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.

Rekonstruksi
Peningkatan struktur yang merupakan kegiatan penanganan untuk dapat kmeningkatkan
kemampuan bagian ruas jalan dalam kondisi rusak berat agar bagian jalan tersebut mempunyai
kondisi mantap kembali sesuai dengan umur rencana yang di tetapkan.

PEMBAHASAN

Pekerasan kaku atau rigid pavement sudah sangat lama dikenal di Indonesia yang dikenal
biasanya dengan sebutan jalan beton. Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki
kondisi lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar. Seperti yang sudah
dijelaskan diatas, pekerasan kaku (rigid pavement) merupakan perkerasan beton semen yang
menggunakan semen sebagai bahan ikat yang mengakibatkan mempunyai tingkat kekakuan yang
relatif cukup tinggi khususnya bila dibandingkan dengan perkerasan lentur yang menggunakan
aspal. Mempunyai lapisan yang terdiri dari Pekerasan Beton Semen (Plat Beton), Lapisan Pondasi
Bawah dan Lapisan Tanah Dasar.
● Pekerasan Beton Semen atau biasa disebut Plat Beton adalah semen yang dicor di atas lapis
pondasi bawah yang memiliki mutu beton yang tinggi dengan kekuatan beton harus dinilai
dengan nilai kuat tarik uji lentur.
● Lapis Pondasi Bawah ini berfungsi sebagai bagian dari konstruksi pekerasan yang mendukung
dan menyebarkan beban.
● Tanah Dasar adalah tanah permukaan tanah atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan
dan menjadi dasar untuk perletakan bagian perkerasan lainnya. Dimana harus mempunyai daya
dukung tanah yang harus diuji dengan uji CBR Laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989

Secara umum beberapa jenis kerusakan pakerasan kaku seperti :


1. Kerusakan Pengisi Celah Sambungan
Jenis kerusakan ini disebabkan oleh pengaruh cuaca terutama panas matahari dan juga
kesalahan dalam pelaksanaan seperti kualitas bahan yang tidak memadai. Biasanya pada Joint
Sealent terjadi pengelupasan dan retak-retak. Dan bila dibiarkan air akan masuk kedalam slab
dan dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Gumpal Pada Sambungan (Joint Spalling), kerusakan/pecahnya tepi slab beton di sekitar
sambungan dan biasanya tidak membentuk bidang vertikal, tetapi membentuk sudut terhadap
bidang datar.

2. Penurunan Slab di Sambungan


Jenis kerusakan ini disebabkan karena terdapat rongga dibawah slab diakibatkan oleh material
pondasi yang tergerus air dan juga karena terjadi penurunan yang tidak seragam pada badan
jalan. Pada kerusakan ini dapat terlihat dari penurunan salah satu slab atau penurunan slab
yang tidak seragam pada sambungan melintang dan bila dilalui oleh kendaraan dapat
mengakibatkan benturan pada roda kendaraan. Bila dibiarkan maka sangat membahayakan
keselamatan pengguna jalan dikarenakan penurunan slab yang mengakibatkan bahan celah
retak dan air masuk kelapisan bawah dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Pumping, pergerakan atau terangkatnya material di bawah slab beton akibat tekanan air
melalui sambungan atau retakan. Akumulasi air dibawah slab beton akan menekan slab keatas
saat dibebani lalu lintas.

3. Slab Pecah/ Retak di Sambungan


Jenis kerusakan ini biasanya disebabkan oleh kesalahan saat pelaksanaan misalnya seperti
pemadatan beton terjadi segregasi ataupun karena perkembangan dari kerusakan penurunan
Slab disambungan yang tidak segera ditangani. Dan jika dibiarkan maka pengaruh cuaca dan
beban lalu lintas akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah dan membahayakan
pengguna jalan.:
Retak Memanjang (Longitudinal Crack), retak yang umumnya terjadi pada tengah perkerasan
beton, sejajar sumbu jalan atau arah lalu lintas.
Retak Melintang (Transverse Crack), yang terjadi pada arah lebar perkerasan beton dan
hampir tegak lurus dengan sumbu jalan.
Pecah Sudut (Corner Breaks), pecah yang terjadi di sudut slab beton yang memotong
sambungan pada jarak kurang atau sama dengan ½ dari panjang slab di kedua sisi panjang
dan lebarnya, diukur dari sudut pelat.

Indikator keparahan pada tiap jenis kerusakan ditunjukan dari tingkat kerusakan, dengan kategori
Rendah (R), Sedang (S) dan Tinggi (T) dengan kategori sebaran kerusakan yaitu kecil, menengah,
dan besar.

Penanganan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)


Pada Penyelenggaraan preservasi jalan yang baik merupakan salah satu faktor kunci dalam
mencapai umur layan yang optimal. Tabel 1 akan menjelaskan mengenai jenis penanganan
kerusakan pada perkerasan kaku.

Tabel 1. Daftar Jenis Penanganan Pemeliharaan Pada Perkerasan Kaku


Jenis Penanganan
No. Uraian
Kerusakan
1 Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan terhadap bagian jalan yang tidak berkaitan langsung dengan
perkerasan : Pemotongan rumput, pembersihan saluran samping/gorong-
gorong, perbaikan minor marka jalan, dan perbaikan minor lainnya
2 Pemeliharaan Preventif Pemilihan penanganan preventif sesuai dengan kondisi. Adapun bentuk-
bentuk penanganannya sebagai berikut :
- Joint Resealing
- Crack Sealing
- Diamond Grinding
- Diamond Grooving
- Partial Depth Repair
- Full Depth Repair
- Dowel Bar Retrofitting/ Load Transfer Restoration
- Grouting / Slab stabilization and Jacking
- Cross-stitching
3 Rehabilitasi
a. Rehabiliasi Minor Penanganan Rehabilitasi Minor memiliki kesamaan pada item pekerjaan
mayor pemeliharaan preventif. Adapun penanganan sesuai kondisi :
- Partial Depth Repair
- Full Depth Repair
- Diagonal Stitch of Concrete Slab
- Slab Stabilisation
- Dowel Bar Retrofit
b. Rehabiliasi Mayor
- Struktural Pemilihan bentuk Penanganan Rehabilitasi Mayor Struktural sesuai
kondisi :
- Pelapisan Lapisan Aspal Beton T = 40 mm (Perbaikan bertahap)
- Pelapisan Lapisan Aspal Beton T = 100 mm
- Pelapisan Lapisan Beton (bounded/unbounded) T = 100 mm
- Lingkup pekerjaan termasuk perataan permukaan bahu dengan
permukaan perkerasan
Jenis Penanganan
No. Uraian
Kerusakan
- Fungsional Pemilihan bentuk Penanganan Rehabilitasi Minor Struktural sesuai
kondisi :
- Pelapisan Lapisan Aspal Beton T = 40 mm (Perbaikan bertahap)
- Pelapisan Lapisan Aspal Beton T = 100 mm
- Lingkup pekerjaan termasuk perataan permukaan bahu dengan
permukaan perkerasan
4 Rekonstruksi Penggantian ≥ 20% Slab Beton dimana bagian yang tidak di bongkar
dilakukan penanganan preventif dan pemeliharaan rutin
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, 2017 dan 2021

Bentuk penanganan yang diindentifikasi sesuai dengan bagan pengambilan keputusan analisis
pemrograman hanyalah untuk perkerasan. Rincian jenis penanganan perkerasan dan jenis
pekerjaan lain di luar perkerasan yang diperlukan harus ditetapkan pada tahap perencanaan teknis,
misalnya : "untuk segmen yang berada diatas tanah bermasalah, jenis penanganan perlu
mempertimbangkan aspek geoteknik dalam perencanaan teknik."

Sumber : Pedoman No.07/P/BM/2021


Gambar. 2 Decision Tree Penaganan Perkerasan Kaku
International Roughness Index (IRI)
International Roughness Index (IRI) atau ketidakrataan permukaan adalah besaran nilai
ketidakrataan permukaan jalan, yang dihitung dari panjang kumulatif naik turunnya permukaan
arah profil memanjang. Secara matematis, IRI adalah perbandingan antara kumulatif panjang jalan
rusak/berlubang (dalam satuan m) terhadap panjang jalan total (dalam satuan km). Data yang
diambil dan digunakan adalah dalam penilaian indikator data segmen per 100m pada setiap lajur .
Kondisi jalan berdasarkan nilai IRI dapat dikategorikan baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat
tergantung nilai IRI nya yang terdapat pada Pedoman 01-2016-B tentang Penentuan indeks kondisi
perkerasan.

Pavement Condition Index (PCI)


Pavement Condition Index (PCI) atau Kondisi Permukaan Perkerasan adalah sistem penilaian
kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai perkerasan jalan ini mempunyai rentang
nilai 0-100 yang terbagi dalam skala standar sangat baik, baik, sedang, rusak ringan, dan rusak
berat tergantung nilai PCI nya sesuai dengan Pedoman No.07/P/BM/2021.

Surface Condition Index (SCI)


Surface Condition Index (SCI) merupakan nilai kondisi permukaan jalan yang didapatkan hasil
konversi nilai Pavement Condition Index (PCI). Konversi nilai SCI dan Deskripsi nya dapat
terlihat pada Tabel skala penilaian kinerja program indeks SCI pada Pedoman No.07/P/BM/2021.

Contoh Pengambilan Keputusan Penanganan


Dalam pengambilan keputusan penanganan pada perkerasan kaku, contoh ruas yang digunakan
adalah ruas Seseng - Bts. Provinsi Sulawesi Barat dengan tipe jalan 2/2UD (2 jalur dan 2 arah
tanpa median) pada STA 22+000 s/d 22+400 (400 m’). Terlihat foto-foto kerusakan masing-
masing – masing segmen per 100 m’ dapat terlihat pada gambar berikut.

a. STA 22+000 L1 R1 b. STA 22+050 L1 R1

c. STA 22+150 L1 R1 d. STA 22+200 L1 R1


e. STA 22+215 L1 R1 f. STA 22+235 L1 R1

g. STA 22+325 L1 R1 h. STA 22+350 L1 R1

Sumber : Hasil Survei BBPJN Sulsel Sementer 1 Tahun 2022


Gambar. 3 Foto – Foto Kerusakan Lapangan

Berdasarkan data PCI, SCI, IRI, dan kondisi visual lapangan pada perkerasan kaku, maka
didapatkan hasil keputusan penanganan yang mengacu pada Pedoman No.07/P/BM/2021 dan
terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Rencana Penanganan (Sesuai Decision Tree)


HASIL PCI HASIL SCI HASIL IRI Penanganan (Sesuai
STA PENILAIAN PCI PENILAIAN SCI PENILAIAN IRI RATA2
Decision Tree )
FROM TO Desc SB B S RR RB SB B S RR RB B S RR RB
22,1 22,2 L1 4 5 12 Rekonstruksi
22,1 22,2 R1 11 5 12 Rekonstruksi
Rehabilitasi Major -
22,2 22,3 L1 41,9 4 8,9
Struktural
Rehabilitasi Major -
22,2 22,3 R1 46,1 4 8,7
Struktural
Rehabilitasi Major -
22,3 22,4 L1 73,2 2 12,1
Fungsional
Rehabilitasi Major -
22,3 22,4 R1 60 3 8
Fungsional
Sumber : SMD Bina Marga, 2022 (IRI, PCI)

Keterangan :
SB = Sangat Baik L1 = Lajur ruas jalan yang berada di sebelah kiri dari arah normal
B = Baik R1 = Lajur ruas jalan yang berada di sebelah kanan dari arah normal
S = Sedang
RR = Rusak Ringan
RB = RusaK Berat
KESIMPULAN
Perkerasan Kaku sudah banyak digunakan pada Ruas jalan Nasional di Indonesia, setiap ruas jalan
di Indonesia wajib dilakukan pemeliharan atau yang biasa disebut preservasi jalan tak terkecuali
dengan perkerasan kaku (rigid pavement). Dalam menentukan penangangan pekerasan kaku yang
menjadi faktor utama dinilai dari data PCI yang dikonversikan ke SCI baru kemudian dilihat dari
nilai IRI. Penentuan jenis kondisi dan pemilihan program pemeliharaan jalan nasional yang hanya
berdasarkan nilai kerataan permukaan (IRI) kurang tepat dan kurang akurat terutama pada
perkerasan kaku (rigid pavement). Hal itu dikarenakan nilai IRI rata-rata perkerasan kaku (rigid
pavement) cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan perkerasan lentur (flexible pavement).
Maka dari itu sebaiknya penentuan jenis kondisi dan pemilihan program pemeliharaan jalan
nasional dapat pula ditinjau dari kombinasi beberapa survei, seperti kombinasi survei lendutan
menggunakan alat FWD, yang mencerminkan kondisi struktural, dengan survei visual atau
permukaan (IRI, Survei Kondisi Jalan, Pavement Condition Index) yang mencerminkan kondisi
fungsional jalan, sehingga akan diperoleh data kondisi perkerasan jalan yang representatif, yang
nantinya akan mengoptimalkan dalam menentukan program pemeliharaan jalan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2017. Surat Edaran No. 04/SE/Db/2017, tentang Penyampaian
Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi 2017 Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Marga. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2017. Surat Edaran No. 07/SE/Db/2017, tentang Panduan
pemilihan Teknologi Pemeliharaan Preventif Pekerasan Jalan. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2019. Manual Pelaksanaan Preservasi Jalan, Seri 02, Identifikasi
Data Kerusakan Jalan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2019. Manual Pelaksanaan Preservasi Jalan, Seri 03,
Pemrograman Preservasi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2019. Manual Pelaksanaan Preservasi Jalan, Seri 04, Pemilihan
Teknologi & Pelaksanaan Preservasi Jalan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Jakarta

Direktorat Jenderal Bina Marga. 2021. Surat Edaran No. 09/SE/Db/2021, tentang Perencanaan
dan Pemrograman Pekerjaan Preservasi Jaringan Jalan (Bagian Dari Manajemen Aset
Prasarana Jalan). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.

You might also like