Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA TENAGA KESEHATAN DI


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN
2020

Niputu Sudiadnyani1*, Lolita Sary2, Nova Muhani3, Khoidar Amirus4,


Neno Fitriyani Hasbie5

1
Departemen Anatomi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran, Universitas Malahayati, Indonesia
2-5
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Malahayati, Indonesia

*)
Email Korespondensi: adnyaniluh@yahoo.com

__________________________________________________________________

Abstract : Factors Affecting The Performance of Health Personnel at


Pertamina Bintang Amin Hospital Bandar Lampung In 2020. The availability
and empowerment of human resources (HR) is needed in achieving health
development, because quality services that are affordable to all levels of society will
not be realized if they are not supported by the readiness of good human resources.
From the data at Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung. The results
of the average performance measurementof doctors were obtained at 80.4%, where
this achievement is still below the performance target of doctors at Pertamina Bintang
Amin Hospital, which is 100%. The purpose of this study was to determine the factors
that affect the performance of health practitioner at Pertamina Bintang Amin Hospital
Bandar Lampung in 2020. Type of quantitative research with a cross sectional design,
the population of all health practitioner was 269. The size of the sample using the
Lameshow Test Hypothesis Two Proportion obtained a sample of 174 people. The
sampling technique used Cluster Sampling, because it consists of 15 rooms.
Collecting data using a questionnaire sheet and data analysis using logistic regression
statistical tests. The results showed that the performance of health practitioners was
in the good category (58%), the motivation was in the poor category (51.10%), the
supervision was in the poor category (51.70%). High category income / salary
(60.30%). Career development in the category of no career development (72.40%).
There is a relationship of motivation (p-value 0.0001 <α0.05), OR: 11,459. There is
a relationship of supervision ( p-value 0,000 <α0,05), OR: 9,516. There is an income
/ salary relationship (p-value 0,000 <α 0.05), OR: 9,382. There is a relationship with
career development (p-value 0.000 <α 0.05), OR: 5.328. The dominant factor related
to performance is motivation (p-value 0,000, OR: 9,297). It is recommended that
the hospital conduct a performance appraisal of all health practiotioners in
accordance with their respective fields, reward health practitioner who work well and
provide opportunities for career development and it is recommended that hospital
supervisors improve cooperation with health practitioners.

Keywords: Performance, Motivation, Supervision, Career Development

Abstrak : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Tenaga Kesehatan Di


Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2020.
Ketersediaan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) sangat dibutuhkan
dalam mencapai pembangunan kesehatan, karena pelayanan yang bermutu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tidak akan terwujud apabila tidak
didukung oleh kesiapan sumber daya manusia yang baik. Dari data di RS Pertamina
Bintang Amin Bandar Lampung. Hasil pengukuran rata-rata kinerja dokter diperoleh

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1114
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

sebesar 80,4% dimana capaian ini masih dibawah target kinerja dokter RS Pertamina
Bintang Amin yaitu sebesar 100%. Tujuan penelitian ini diketahui faktor yang
mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
Bandar Lampung Tahun 2020. Jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan cross
sectional, populasi seluruh tenaga kesehatan sebanyak 269. Besarnya sampel
menggunakan rumus LameshowUji Hipotesis Dua Proporsidiperoleh sampel
174orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling, karena
terdiri dari 15 ruangan. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner dan
analisis data menggunakan uji statistik logistic regression. Hasil penelitian diketahui
kinerja tenaga kesehatankategori baik (58%). Motivasi kategori kurang baik
(51,10%). Supervisi kategori kurang baik (51,70%). Pendapatan/gaji kategori tinggi
(60,30%).Pengembangan karir kategori tidak ada pengembangan karir (72,40%).
Ada hubungan motivasi (p-value 0,0001 < α 0,05), OR:11,459. Ada hubungan
supervisi (p-value 0,000< α 0,05), OR:9,516. Ada hubungan (p-value 0,000< α
0,05),OR: 9,382. Ada hubungan pengembangan karir (p-value 0,000< α 0,05),OR:
5,328. Faktor dominan yang berhubungan dengan kinerja yaitu motovasi (p-value
0,000, OR:9,297). Disarankan pihak rumah sakit melakukan penilaian kinerja
terhadap seluruh tenaga kesehatan sesuai dengan bidangnya masing-masing,
memberikan reward terhadap tenaga kesehatan yang bekerja dengan baik dan
memberi kesempatan dalam pengembangan karir serta supervisor Rumah Sakit agar
meningkatkan kerja sama dengan tenaga kesehatan.

Kata Kunci: Kinerja, Motivasi, Supervisi, Pengembangan Karir

PENDAHULUAN Sehubungan dengan pengembangan dan


Kesehatan merupakan investasi peningkatan sumber daya manusia,
untuk mendukung pembangunan maka salah satu faktor yang harus
ekonomi serta memiliki peran penting diperhatikan adalah masalah kinerja
dalam upaya penanggulangan (Ilyas, 2012).
kemiskinan. Oleh karenanya, Kinerja tenaga kesehatan sebagai
pembangunan kesehatan nasional konsekuensi tuntutan masyarakat
diarahkan untuk meningkatkan terhadap kebutuhan akan pelayanan
kesadaran, kemauan, dan kemapuan prima atau pelayanan yang bermutu
hidup sehat bagi setiap orang, agar tinggi. Melalui kinerja tenaga kesehatan,
peningkatan derajat kesehatan diharapkan dapat menunjukan kontribusi
masyarakat yang setinggi-tingginya profesionalnya secara nyata dalam
dapat terwujud, sebagai investasi bagi meningkatkan mutu pelayanan
pembangunan sumber daya manusia kesehatan, yang berdampak terhadap
yang produktif secara sosial dan pelayanan kesehatan secara umum pada
ekonomis (Muntaha, 2017). organisasi tempatnya bekerja, dan
Ketersediaan dan pemberdayaan sumber dampak akhir bermuara pada kualitas
daya manusia (SDM) sangat dibutuhkan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
dalam mencapai pembangunan Faktor yang memengaruhi pencapaian
kesehatan, karena pelayanan yang kinerja terbagi menjadi dua bagian yaitu
bermutu dan terjangkau oleh seluruh faktor kemampuan (ability) dan faktor
lapisan masyarakat tidak akan terwujud motivasi (motivation). Dalam teorinya
apabila tidak didukung oleh kesiapan Gibson dan Ivancevich mengemukakan
sumber daya manusia yang baik yang bahwa faktor individu, faktor organisasi,
memberikan fokus perhatian pada dan faktor psikologi merupakan tiga
langkah-langkah yang harus diambil oleh faktor yang mempengaruhi kinerja
manajemen guna menjamin bahwa (Ilyas, 2012).
organisasi tenaga kerja yang tepat dalam Jika dilihat secara lebih luas,
rangka mencapai tujuan dan berbagai motivasiterbukti berpengaruh langsung
sasaran yang telah ditetapkan. dan nyata terhadap kinerja karyawan

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1115
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

rumah sakit (Muntaha & Mufrihah, 2017) sebesar 2x. Menerima complain dari TS,
serta terdapat juga hubungan yang Sejawat, Staf , dokter spesialis, yang
nyata antara motivasi kerja dan kinerja menerima sebesar 1x, sementara target
petugas pelayanan resep obat. Sangat indikator kinerja dokter sebesar 2x.
sedikit penelitian yang melihat pengaruh Resume medik terbaca, lengkap dan
Motivasi terhadap kinerja yang tepat dokter spesialis, yang
meliputiKarakteristik pribadi (umur, sex, melaksanakan sebesar 0, dengan target
pengalaman, orientasi medical, gaya indikator kinerja dokter sebesar 1x.
komunikasi ), motivasi, pendapatan dan Menghadiri rapat tim medis oleh dokter
gaji, keluarga, organisasi, supervisi dan spesialis, belum tercapai dimana
pengembangan karier, secara kuantitatif pencapaian 1x target pada indikator
dan kualitatif secara bersamaan (Ilyas kinerja dokter sebanyak 2x.
,2012). Dari hasil survei dengan melakukan
Rumah Sakit Pertamina Bintang wawancara terhadap 10 orang tenaga
Amin (RSPBA) merupakan salah satu kesehatan diketahui bahwa masih
rumah sakit swasta tipe C yang ada di menghadapi masalah motivasi kerja
Bandar Lampung. RS Pertamina Bintang yang rendah. Hal ini terlihat bahwa
Amin merupakan rumah sakit swasta terdapat 6 (60%) tenaga kesehatan
yang ramai pasien baik rawat jalan mengatakan masih ada yang
ataupun rawat inap. Ditambah dengan meninggalkan jadwal dinas dengan
adanya BPJS dimana semua kalangan alasan ada urusan keluarga, tenaga
bisa berobat rawat jalan ataupun rawat kesehatan mengatakan kurang
inap di Rumah Sakit manapun sesuai semangat karena tidak ada reward untuk
tipenya, sehingga terjadi peningkatan tenaga kesehatan yang berprestasi.
jumlah pasien diseluruh Rumah Sakit tenaga kesehatan non pegawai tetap
khususnya RS Pertamina Bintang Amin. mengatakan tidak ada jaminan
Untuk tetap mempertahankan kualitas kesehatan, tenaga kesehatan
pelayanan maka kinerja dokter juga mengatakan pembagian insentif yang
harus ditingatkan. tidak jelas, masih ada tenaga kesehatan
Dari data yang didapat di RS mengantikan jam dinas oleh tenaga
Pertamina Bintang Amin Bandar kesehatan lainnya dengan imbalan.
Lampung menggunakan indikator kinerja Terdapat tenaga kesehatan mengatakan
dokter, dokter spesialis, dokter umum soal gaji masih kurang dari kebutuhan
dan dokter gigi yang masing-masing hidup dan terdapat 2 (20%) tenaga
dokter spesialis menggunakan indikator kesehatan mengatakan hubungan rekan
kinerja dokter berbeda pada setiap kerja kadang kurang baik. Berdasarkan
bagianya. Indikator ini dinilai setiap satu latar belakang di atas peneliti tertarik
tahun sekali oleh setiap bagian SMF di untuk melakukan penelitian mengenai
komite medik. Hasil presurvey dari 23 faktor yang berhubungan dengan
dokter poliklinik RS Pertamina Bintang kinerja tenaga kesehatan di RS
Amin yang terdiri dari dokter umum, Pertamina Bintang Amin Bandar
dokter spesialis, dan dokter gigi. Hasil Lampung Tahun 2020.
pengukuran rata-rata kinerja dokter
diperoleh sebesar 80,4% dimana capaian METODE
ini masih dibawah target kinerja dokter Jenis penelitian yang digunakan
RS Pertamina Bintang Amin yaitu dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
sebesar 100%. Jika di lihat dari penilaian Penelitian ini telah dilaksanakan pada
kinerja dokter didapatkan data kinerja bulan Mei tahun 2019 s/d Juni Tahun
yang belum tercapai yaitu pelaksanaan 2020. Penelitian ini telah dilaksanakan di
time out dokter spesialis yang Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
melaksanakan sebesar 1x, dengan target Bandar Lampung. Berdasarkan jumlah
2x. Menerima komplain dari pasien atau minimal sampel (n=158) ditambah 10%
keluarga pasien baik dokter spesialis, untuk mencegah terjadinya dropout
yang menerima sebesar 1x, sementara sehingga membutuhkan 174 tenaga
target pada indikator kerja dokter kesehatan. Dalam pengambilan sampel

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1116
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

dalam penelitian ini menggunakan teknik mendapatkan model terbaik. Semua


cluster Sampling yaitu teknik variabel kandidat dimasukan bersama-
pengambilan sampel bukan terdiri dari sama untuk dipertimbangkan menjadi
individu atau perorangan tetapi dari model dengan hasil menunjukan nilai
kelompok (cluster) dalam hal ini ruangan (p<0,05) (Sugiyono, 2014).
(contoh IGD, Poliklinik, ICU, VK,
Fisioterapi, dll). Peneliti tidak mendaftar HASIL
semua anggota atau unit yang ada Berdasarkan Tabel. 1 diketahui
didalam populasi tetapi cukup mendaftar bahwa usia tenaga kesehatan di RS
banyaknya kelompok yang ada didalam Pertamina Bintang Amin Bandar
populasi, kemudian menggambil Lampung Tahun 2020, sebagian besar
beberapa sampel berdasarkan kelompok adalah usia 18-40 tahun sebanyak 90
tersebut. Peneliti menggunakan teknik responden (51,72%). jenis kelamin
cluster Sampling karena terdiri dari 15 tenaga kesehatan sebagian besar adalah
ruangan (kelompok). Dari masing- perempuan sebanyak 96 responden
masing kelompok atau ruangan di ambil (55,17%) dan laki-laki sebanyak 78
beberapa sampel yang mewakili ruangan responden (44,83%).
tersebut, seperti pada tabel berikut.
Pada Analisis univariat, data yang Tabel 1. Karakteristik Tenaga
diperoleh dari hasil pengumpulan dapat Kesehatan di RS Pertamina Bintang
disajikan dalam bentuk tabel median. Amin Bandar Lampung Tahun 2020
Analisis univariat dalam penelitian ini
menyajikan persentase karakteristik Variabel Kategori N Persentase
motivasi, pendapatan/gaji, supervisi dan 18-40 tahun 90 51,72
Usia
pengembangan karier (variabel 40-65 tahun 84 48,28
dependen) kinerja. Analisis faktor yang Jenis Laki-laki 78 44,83
berhubungan dengan kinerja tenaga Kelamin Perempuan 96 55,17
kesehatan, dianalisis menggunakan uji Dokter 6 3,44
statistik Chi-Square (X2) dengan derajat Spesialis
kepercayaan 95% dan alpha (α) 5%. Jika Dokter Umum 18 10,35
p value ≤ 0,05, artinya ada hubungan Perawat 68 39,08
bermakna secara statistik atau Ha Bidan 28 16,09
diterima dan jika p value > 0,05 tidak
Apoteker 8 4,60
ada hubungan secara statistik atau Ha di
tolak. Selain itu ditampilkan juga nilai Ahli Gizi 8 4,60
Jenis Analis 8 4,60
Odds Ratio (OR) dari masing-masing
Profesi Kesehatan
variabel untuk melihat faktor resiko atau
derajat hubungan (Dahlan, 2011). Radiologi 6 3,44
Analisis multivariat digunakan Fisioterapis 5 2,90
untuk mengetahui pengaruh secara
bersama-sama dari beberapa faktor Perekam 5 2,90
medis
dominan yang berpengaruh terhadap
Laboratorium 8 4,60
kinerja. Uji statisik yang digunakan
adalah logistic regression untuk Radiografer 5 2,90
memperoleh model persamaan yang
sesuai dan mendapatkan nilai odds rasio Berdasarkan tabel 2. maka dapat
yang telah disesuaikan serta diketahui bahwa kinerja tenaga
menggunakan persamaan regresi kesehatan di RS Pertamina Bintang Amin
logistik. Prosedur yang dilakukan Bandar Lampung Tahun 2020, sebagian
terhadap uji regresi logistik, apabila besar dengan kategori baik sebanyak
masing-masing variabel bebas dengan 101 responden (58%), sedangkan
hasil menunjukan nilai p<0,25 maka dengan kategori kurang baik sebanyak
variabel tersebut dapat dilanjutkan 73 responden (42%). Motivasi tenaga
dalam model multivariat. Analisis kesehatan di RS Pertamina Bintang Amin
multivariat dilakukan untuk Bandar Lampung Tahun 2020, sebagian

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1117
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

besardengan kategori kurang baik


sebanyak 89 responden (51,10%),
sedangkan dengan kategori baik
sebanyak 85 responden (48,90%). tinggi sebanyak 105 responden
Supervisi tenaga kesehatandi RS 60,30%), sedangkan dengan kategori
Pertamina Bintang Amin Bandar rendah sebanyak 69 responden
Lampung Tahun 2020, sebagian besar (39,70%). Pengembangan karir tenaga
dengan kategori kurang baik sebanyak kesehatan di RS Pertamina Bintang Amin
90 responden (51,70%), sedangkan Bandar Lampung Tahun 2020, sebagian
dengan kategori baik sebanyak 84 besar dengan kategori tidak ada
responden (48,30%). Pendapatan dan pengembangan karir sebanyak 126
gaji tenaga kesehatan di RS Pertamina responden (72,40%), sedangkan dengan
Bintang Amin Bandar Lampung Tahun kategori ada pengembangan karir
2020, sebagian besar dengan kategori sebanyak 48 responden (27,60%).

Tabel. 2. Distribusi Frekuensi Kinerja Tenaga Kesehatan di RS Pertamina


Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2020

Variabel N Persentase(%)
Kinerja Tenaga Kesehatan
Kurang Baik (≤ skor median 33) 73 42.00
Baik (> skor median 33) 101 58.00
Motivasi
Kurang Baik (≤ skor median31) 89 51.10
Baik (> skor median 31) 85 48.90
Supervisi Tenaga Kesehatan
Kurang Baik (≤ skor median 9) 90 51.70
Baik (> skor median 9) 84 48.30
Supervisi Tenaga Kesehatan
Kurang Baik (≤ skor median 9) 90 51.70
Baik (> skor median 9) 84 48.30
Pendapatan/Gaji
Rendah (skor <median 9) 69 39.70
Tinggi (skor ≥ median 9) 105 60.30
Pengembangan Karir
Tidak Ada (≤ skor median (29) 126 72.40
Ada (> skor median 29) 48 27.60

Berdasarkan tabel 3 diketahui Hasil uji statistik pada variable supervise


bahwa pada variable motivasi hasil uji menghasilkan p value = 0,0001 lebih
statistik p value = 0,0001 lebih kecil dari kecil dari nilai alpha (  = 0,05) ,
nilai alpha (  = 0,05) , sehingga terdapat sehingga terdapat hubungan supervisi
hubungan motivasi dengan kinerja dengan kinerja tenaga kesehatan di RS
tenaga kesehatan di RS Pertamina Pertamina Bintang Amin Bandar
Bintang Amin Bandar Lampung Tahun Lampung Tahun 2020. Hasil analisis
2020. Hasil analisis diperoleh nilai diperoleh nilai OR: 9,516 dengan
OR:11,459 dengan (Confidence interval) (Confidence interval) CI 95% (4,632-
CI 95% (5,476-23,980). Artinya 19,549). Artinya responden dengan
responden dengan motivasi kurang baik supervisi kurang baik berisiko sebesar
berpeluang sebesar 11,459 kali 9,516 kali berkinerja kurang baik
berkinerja kurang baik dibandingkan dibandingkan dengan responden dengan
dengan responden dengan motivasi baik. supervisi kategori baik.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1118
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Pada uji statistik pendapatan pada pengembangan karir mendapatkan


hasilnya adalah p value = 0,0001 lebih p value = 0,0001 lebih kecil dari nilai
kecil dari nilai alpha (  = 0,05) , alpha (  = 0,05) , sehingga terdapat
sehingga terdapat hubungan pendapatan hubungan pengembangan karir dengan
dan gaji dengan kinerja tenaga kinerja tenaga kesehatan di RS
kesehatan di RS Pertamina Bintang Amin Pertamina Bintang Amin Bandar
Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil Lampung Tahun 2020. Hasil analisis
analisis diperoleh nilai OR: 9,382 dengan diperoleh nilai OR: 5,328 dengan
(Confidence interval) CI 95% (4,649- (Confidence interval) CI 95% (2,310-
18,932). Artinya responden dengan 12,288). Artinya responden yang tidak
pendapatan/gaji rendah berisiko sebesar ada pengembangan karir berisiko
9,382 kali berkinerj a kurang baik sebesar 5,328 kali berkinerja kurang
dibandingkan dengan responden dengan baik dibandingkan responden yang
pendapatan/gaji tinggi.Hasil uji statistik memiliki pengembangan karir.

Tabel 3. Analisa Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan di


RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2020

Kinerja Tenaga
Kesehatan Total OR
Variabel Kurang Baik Baik p-
(95% CI)
value
n % N % n %
Motivasi
Kurang Baik 60 67,4 29 32,6 89 100 0,000 11,459
Baik 1 (5,476-
13 15,3 72 84,7 85 100 23,980)
Supervisi
Kurang Baik 59 65,6 31 34,4 80 100 9,516
Baik 0,000 (4,632-
14 16,7 70 83,3 84 100
1 19,549)
Pendapatan dan
Gaji
Rendah 50 72,5 19 27,5 69 100 9,382
Tinggi 10 0,001 (4,649-
23 21,9 82 78,1 100
5 18,932)
Pengembangan
Karir
Tidak ada 12 0,000 5,328
65 51,6 61 48,4 100
6 1 (2,310-
Ada 8 16,7 40 83,4 48 100 12,288)

Berdasarkan tabel. 4 menunjukkan hubungan bersama dengan kinerja


bahwa dari ketiga variabel diatas tidak adalah motovasi (p-value0,000 dan OR
ada p-value >0,05, sehingga ketiga 9,297), pendapatan/gaji diperoleh (p-
variabel diatas masuk dalam pemodelan value0.000 dan OR 8,471), dan untuk
akhir. Dari pemodelan multivariat pengembangan karir diperoleh (p-
terlihat bahwa variabel yang memiliki value0,002 dan OR 4,880).

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1119
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Tabel 4. Analisis Multivariat Regresi Logistik Model Kedua Antara Tiga


Variabel Independent Dengan Kinerja

95% CI
Koefisien OR
Variabel (B) P-value Lower Upper
Motivasi 2.230 .000 9.297 3.980 21.720
Pendapatan/gaji 2.137 .000 8.471 3.627 19.785
Pengembangan
1.585 .002 4.880 1.757 13.551
Karir
Constant -2.260

Berikut model persamaan regresi logistik :


P=1/(1+e-y)
P= probabilitas
e= bilangan natural=2,7
a=Nilai koefisien tiap variabel
y= konstanta
1

1+e- (-2,260+2,230 (motivasi) +2,137 (pendapatan/gaji)


+1,585 (pengembangan karir)

1
p=
1+2,7 (-2,260+ 2,230(1) +2,137(1) +1,585 (1)
1
p=
1+2,7 (3,692)

p=0,0732

Berdasarkan persamaan diatas Pertamina Bintang Amin Bandar


diperoleh hasil probabilitas 0.0732 Lampung Tahun 2020. Hasil analisis
artinya responden dengan motivasi diperoleh nilai OR:11,459 dengan CI
kurang baik, pendapatan/gaji rendah 95% (5,476-23,980). Artinya responden
dan tidak ada pengembangan karir dengan motivasi kurang baik berisiko
memiliki probabilitas untuk berkinerja sebesar 11,459 kali berkinerja kurang
kurang baik sebesar 7,32%. Jika baik dibandingkan dengan responden
disimpulkan motivasi adalah variabel dengan motivasi baik. Motivasi adalah
yang paling dominan dengan nilai OR keinginan yang terdapat pada diri
9,297 berhubungan dengan kinerja di RS seseorang individu yang mendorongnya
Pertamina Bintang Amin Tahun 2020. untuk melakukan perbuatan-perbuatan
(perilaku). Motivasi adalah sesuatu hal
PEMBAHASAN yang menyebabkan dan mendukung
Hasil uji statistik p value = 0,0001 tindakan atau perilaku seseorang
lebih kecil dari nilai alpha ( , sehingga (Notoatmodjo, 2014).
terdapat hubungan motivasi dengan Bekerja adalah suatu bentuk
kinerja tenaga kesehatan di RS aktivitas yang bertujuan untuk

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1120
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

mendapatkan kepuasan. Aktivitas ini dengan kinerja tenaga kesehatan di RS


melibatkan fisik dan mental, bekerja itu Pertamina Bintang Amin Bandar
merupakan proses fisik dan mental Lampung Tahun 2020. Hasilanalisis
manusia dalam mencapai tujuannya. diperoleh nilai OR: 9,516 dengan CI 95%
Sementara itu pengertian motivasi kerja (4,632-19,549). Artinya responden
adalah suatu kondisi yang berpengaruh dengan supervisi kurang baik berisiko
untuk membangkitkan, mengarahkan, sebesar 9,516 kali berkinerja kurang
dan memelihara perilaku yang baik dibandingkan dengan responden
berhubungan dengan lingkungan kerja dengan supervisi kategori baik.
(Nursalam, 2014). Faktor-faktor internal Supervisi merupakan upaya untuk
yang mempengaruhi kinerja adalah membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan dan motivasi. Kemampuan kemampuan pihak yang disupervisi agar
adalah kapasitas individu untuk mereka dapat melaksanakan tugas
melaksanakan berbagai tugas dalam kegiatan yang telah ditetapkan secara
pekerjaan tertentu. Kemampuan efisien dan efektif. Supervisi
keseluruhan seseorang pada hakekatnya keperawatan adalah kegiatan
tersusun dari faktor yaitu kemampuan pengawasan dan pembinaan yang
intelektual dan kemampuan fisik. dilakukan secara berkesinambungan
Sedangkan motivasi adalah kemauan oleh supervisor mencakup masalah
atau keinginan di dalam diri seseorang pelayanan keperawatan, masalah
yang mendorongnya untuk bertindak ketenagaan dan peralatan agar pasien
(Wijono, 2009). mendapat pelayanan yang bermutu
Hasil penelitian ini sejalan dengan setiap saat (Nursalam, 2014). Hasil
penelitian yang dilakukan Renyaan., penelitian ini juga sejalan dengan
Kaunang., Posangi (2016) hubungan penelitian yang dilakukan. Gabriel.,
antara insentif, motivasi, supervisi Kolibu., Mandagi (2017) tentang
dengan kinerja perawat di ruang rawat hubungan antara supervisi dan
inap Rumah Sakit Umum Daerah keamanan kerja dengan kinerja perawat
Kabupaten Sorong-Papua Barat. di ruang rawat inap RSJ Prof. Dr. V.L
Diketahui bahwa ada hubungan yang Ratumbuysang Sario. Hasil penelitian ini
bermakna antara motivasi dengan menunjukkan adanya hubungan antara
kinerja perawat didapatkan hasil dengan supervisi dengan kinerja perawat
nilai p=0,027 α (<0,05). Berdasarkan (p=0,007).
hasil tabulasi silang diketahui bahwa dari Berdasarkan hasil tabulasi silang
89 responden dengan kategori motivasi diketahui bahwa dari 80 responden
kurang baik tetapi berkinerja baik dengan kategori supervisi kurang baik
sebanyak 29 responden (32,6%). Hal ini memiliki kinerja baik sebanyak 31
dipengaruhi faktorpengawasan dan responden (34,4%). Hal ini dikarenakan
supervisi selain itu tingginya tuntutan faktor usia serta pengalaman kerja yang
Manajemen Rumah Sakit terhadap sudah lama. Hal ini sesuai teori yang
responden juga mempengaruhi kinerja mengatakan semakin cukup usia
tenaga kesehatan. Sedangkan dari 85 seseorang maka tingkat kematangan
responden dengan motivasi baik yang dan kekuatan seseorang akan lebih
memiliki kinerja kurang baik sebanyak matang dalam berpikir dan bekerja.
13 responden (15,3%). Hal ini Semakin dewasa seseorang, maka cara
dikarenakan faktor kelelahan. Oleh berfikir semakin matang dan teratur
karena itu, apabila beban kerja tidak melakukan suatu tindakan. Sehingga
sesuai dengan kemampuan, maka dapat semakin matang usia tenaga kesehatan
mengganggu kesehatan fisik dan mental diharapkan dapat meningkatkan kinerja,
tenaga kesehatan, sehingga dapat dan dapat menyalurkan pengetahuan
menurunkan kinerja dalam memberikan dan pengalamannya untuk
pelayanan. meningkatkan pelayanan kepada pasien
Hasil uji statistik p value = 0,0001 rumah sakit. Sedangkan dari 84
lebih kecil dari nilai alpha α (<0,05) , responden dengan kategori supervisi
sehingga terdapat hubungan supervisi baik memiliki kinerja kurang baik

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1121
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

sebanyak 14 responden (16,7%). Hal ini jaminan kesehatan. Sehingga saat


dikarenakan rendahnya motivasi tenaga karyawan merasa sakit ada jaminan
kesehatan tersebut sehingga sering kali kesehatan yang disediakan Rumah Sakit.
mereka bekerja asal-asalan saja dan Sedangkan dari 105 responden
tidak ingin memberikan hasil yang baik. dengan kategori pendapatan/gaji tinggi
Peyebab tenaga kesehatan telah dan kinerja kurang baik sebanyak 23
berkinerja baik yaitu karena adanya responden (21,9%). Hal ini dikarenakan
pengawasan dari kepala ruangan atau faktor eksternal tenaga kesehatan itu
supervisor. Hasil uji statistik p value = sendiri seperti konflik sesama tenaga
0,0001 lebih kecil dari nilai alpha α kesehatan dan kurangnya pengawasan
(<0,05) , sehingga terdapat hubungan manajemen rumah sakit terhadap
pendapatan/gaji dengan kinerja tenaga kinerja tenaga kesehatan.
kesehatan di RS Pertamina Bintang Amin Hasil uji statistik p value =
Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil 0,0001lebih kecil dari nilai alpha α
analisis diperoleh nilai OR: 9,382dengan (<0,05) , sehingga terdapat hubungan
CI 95% (4,649-18,932). Artinya pengembangan karir dengan kinerja
responden dengan pendapatan /gaji tenaga kesehatan di RS Pertamina
rendah berisiko sebesar 9,382 kali Bintang Amin Bandar Lampung Tahun
berkinerja kurang baik dibandingkan 2020. Hasil analisis diperoleh nilai OR:
dengan responden dengan pendapatan/ 5,328 dengan CI 95% (2,310-12,288).
gaji tinggi. Artinya responden yang tidak ada
Hal ini sesuai teori Hasibuan (2014) pengembangan karir berisiko sebesar
yang mengemukakan bahwa kompensasi 5,328 kali berkinerja kurang
adalah semua pendapatan yang baikdibandingkan responden yang
berbentuk uang, barang langsung memiliki pengembangan karir.
ataupun tidak langsung yang diterima Pemerintah, pemerintah daerah dan
oleh karyawan sebagai imbalan atas swasta mengembangkan dan
yang diberikan kepada perusahaan. menerapkan pola karir tenaga kesehatan
Tujuan kompensasi adalah untuk yang dilakukan secara transparan,
kepentingan karyawan, dan kepentingan terbuka dan lintas institusi melalui
pemerintah atau masyarakat. Supaya jenjang jabatan struktural dan jabatan
tujuan kompensasi tercapai dan fungsional (Kemenkes RI, 2011).
memberikan kepuasan bagi semua pihak Hal ini sesuai dengan pendapat
hendaknya program kompensasi yang dikemukakan Bangun (2019) yang
ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip mengemukakan bahwa pengembangan
adil dan wajar, undang-undang karir adalah suatu proses peningkatan
pemburuhan, serta memperhatikan kemampuan kerja individu yang dicapai
internal dan eksternal konsistensi. dalam rangka mencapai karir yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan diinginkan, karena itu usaha
penelitian yang dilakukan Renyaan., pembentukan sistem pengembangan
Kaunang., Posangi (2016) hubungan karir yang dirancang dengan baik dapat
antara insentif, motivasi, supervisi membantu karyawan dalam menentukan
dengan kinerja perawat di ruang rawat kebutuhan karir mereka sendiri dan
inap Rumah Sakit Umum Daerah menyesuaikan kebutuhan anggota
Kabupaten Sorong-Papua Barat. dengan tujuan organisasi. Dengan
Diketahui bahwa ada hubungan yang adanya pengembangan karir yang
bermakna antara insentif dengan kinerja diberikan oleh instansi, dalam hal ini
perawat didapatkan hasil dengan nilai rumah sakit akan berdampak kepada
p=0,048< α 0,05. Berdasarkan hasil pelayanan yang diberikan oleh perawat
tabulasi silang diketahui bahwa dari 69 kepada pasien. Hasil penelitian ini
responden dengan kategori sejalan dengan penelitian Fauzan.,
pendapatan/gaji rendah memiliki kinerja Yaman., Putri (2019). Tentang dampak
baik sebanyak 19 responden (27,5%). pengembangan karier dan motivasi
Hal ini dikarenakan faktor fasilitas yang terhadap kinerja karyawan di Lembaga
memadai, seperti adanya sarana Kesehatan Gratis Dompet Dhuafa (LKC).

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1122
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil probabilitas 0.0732 artinya


pengembangan karir memiliki pengaruh responden dengan motivasi kurang baik,
yang signifikan terhadap kinerja pendapatan/gaji rendah dan tidak ada
karyawan; ini ditunjukkan oleh variabel pengembangan karir memiliki
efisiensi dimana pengembangan karir probabilitas untuk berkinerja kurang baik
memiliki pengaruh positif sebesar 0,383 sebesar 7,32%, maka dapat disimpulkan
dan sig. 0,000. seseorang dengan motivasi kurang baik,
Berdasarkan hasil tabulasi silang pendapatan/gaji rendah dan tidak ada
diketahui bahwa dari 69 responden pengembangan karir hampir dapat
dengan kategori tidak ada dipastikan berkinerja kurang baik.
pengembangan karir dan kinerja baik Penelitian yang dilakukan Ojokuku, R. M.
sebanyak 61 responden (48,4%), hal ini and Salami, A. O (2011) mengenai
dikarenakan faktor tingginya motivasi Pengaruh kontekstual dari motivasi
responden untuk bekerja dengan baik petugas kesehatan terhadap kinerja di
serta didukung oleh penghasilan atau Rumah Sakit Pendidikan Universitas
insentif yang memadai sehingga Llorin Wilayah Utara Tengah Nigeria.
meskipun tidak ada pengembangan karir Diketahui bahwa 59,05% dari pekerja
tetapi tenaga kesehatan tersebut dapat mengalami kepuasan umum dengan
bekerja dengan baik, selain itu juga pekerjaan mereka saat ini. Disimpulkan
manajemen rumah sakit memberikan bahwa indeks motivasi seperti usia dan
bonus dan apresiasi terhadaptenaga hubungan manajemen-staf secara positif
kesehatan yang berkinerja baik. mempengaruhi kinerja pekerja dengan
Sedangkan dari 48 responden koefisien masing-masing 0,305, 0,157
dengan kategori ada pengembangan dan 0,156 sementara tahun pengalaman
karir dan kinerja kurang baik sebanyak 8 dan gender memiliki hubungan negatif
responden (16,7%), hal ini dikarenakan dengan kinerja dengan koefisien 0,806.
faktor beban kerja tenaga kesehatan Masing-masing 0,003 dan -0,022. Hasil
tersebut yang merangkap seperti kepala f-rasio untuk model regresi Tobit adalah
ruangan. Serta pengahasilan/gaji yang 4,38 pada 1% tingkat signifikan yang
kurang sesuai dengan beban kerja. menunjukkan bahwa sistem motivasi
Sehingga akhirnya tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap kinerja
tidak bekerja secara maksimal karena pelayanan kesehatan pekerja.
merasa mendapatkan upah yang kurang Disimpulkan bahwa sistem motivasi akan
atau minim. meningkat kinerja petugas kesehatan
Hasil analisis regresi logistik jika diterapkan dengan baik.
multivariat diketahui bahwa faktor yang Hasil penelitian ini sesuai dengan
paling dominan yang berhubungan pendapat Usman (2016) yang
dengan kinerja yaitu motivasi (P-value = menyatakan bahwa pengembangan karir
0,000 dan OR = 9,297) artinya tenaga kesehatan sangat berpengaruh
responden dengan motivasi kurang baik pada kinerja, kinerja pegawai
berpeluang 9,3 kali berkinerja tidak baik dipengaruhi oleh berbagai faktor
dibandingkan dengan responden dengan kepuasan kerja, kepemimpinan dan
motivasi baik. Pendapatan/gaji pengembangan karir. Perhatian tersebut
menunjukkan OR sebesar 8,471, artinya sangat berdampak positif pada semangat
responden dengan pendapatan/gaji dan motivasi kerja tenaga kesehatan
rendah berpeluang 8,5kali berkinerja sehingga mereka mampu bekerja secara
tidak baik dibandingkan dengan maksimal dan dapat memberikan
responden dengan pendapatan/gaji pelayanan kesehatan yang bermutu dan
tinggi. Pengembangan karir memberikan kepuasan pada pasien.
menunjukkan OR sebesar 4,880 artinya Pelayanan yang bermutu dapat terwujud
responden yang tidak ada apabila tenaga kesehatan memiliki
pengembangan karir berpeluang 4,9 kali kinerja yang baik dan kinerja yang baik
berkinerja tidak baik dibandingkan dapat terwujud apabila didukung oleh
dengan responden yang ada motivasi yang tinggi baik motivasi
pengembangan karir. internal maupun eksternal. Hal ini sesuai

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1123
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

dengan pendapat yang mengatakan Dahlan, MS. (2011). Statistik Untuk


bahwa salah satu yang menjadi faktor Kedokteran Dan Kesehatan.
penting yang memengaruhi kinerja Jakarta: Salemba medika.
adalah motivasi. Fauzan., Yaman., Putri (2019). Dampak
Pengembangan Karir dan Motivasi
KESIMPULAN Terhadap Kinerja Karyawan di
Kinerja tenaga kesehatan di RS Lembaga Kesehatan Gratis Dompet
Pertamina Bintang Amin Bandar Dhuafa (LKC). Jurnal Tata Sejuta
Lampung Tahun 2020, dengan kategori Vol. 5 No 1, 2019.
baik sebanyak 101 responden (58%). Gabriel., Kolibu., Mandagi. (2017).
Motivasi tenaga kesehatan di RS Hubungan Antara Supervisi dan
Pertamina Bintang Amin Bandar Keamanan Kerja dengan Kinerja
Lampung Tahun 2020, dengan kategori Perawat di Ruang Rawat Inap RSJ
kurang baik sebanyak 89 responden Prof. Dr. V.L Ratumbuysang Sario.
(51,10%). Supervisi tenaga kesehatan di KESMAS Vol 6, No 3 (2017)
RS Pertamina Bintang Amin Bandar Ilyas, Y. (2012). Kinerja: Teori,
Lampung Tahun 2020, dengan kategori penilaian, dan penelitian (Revisi).
kurang baik sebanyak 90 responden Depok: Fakultas Kesehatan
(51,70%).Pendapatan/gaji tenaga Masyarakat UI. Depok Indonesia.
kesehatan di RS Pertamina Bintang Amin Muntaha, M., & Mufrihah, M. (2017).
Bandar Lampung Tahun 2020, dengan Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
kategori tinggi sebanyak 105 responden Kinerja Karyawan Rumah Sakit
(60,30%). Umum Daerah (RSUD) Dokter
Pengembangan karir tenaga Soedarso Pontianak. Jurnal
kesehatan di RS Pertamina Bintang Amin Samudra Ekonomi Dan Bisnis,
Bandar Lampung Tahun 2020, dengan 8(1), 602–610.
kategori tidak ada pengembangan karir Notoatmodjo, S. (2018).Metodologi
sebanyak 126 responden (72,40%). Ada Penelitian Kesehatan.Jakarta:
hubungan motivasi dengan kinerja Penerbit PT.Rineka Cipta.
tenaga kesehatan di RS Pertamina Notoatmodjo, S. (2014).Perilaku
Bintang Amin Bandar Lampung Tahun Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
2020. Hasil analisis diperoleh (p-value Nursalam. (2014). Manajemen
0,000 <0,05), OR:11,459. Keperawatan: Aplikasi dalam
Ada hubungan supervisi dengan Praktik Keperawatan Profesional,
kinerja tenaga kesehatan di RS Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Pertamina Bintang Amin Bandar Ojokuku, R. M. and Salami, A. O. (2011).
Lampung Tahun 2020. Hasil analisis Contextual Influences of Health
diperoleh (p-value 0,000 <0,05). Workers Motivations on
OR:9,516. Ada hubungan Performance in University of Llorin
pendapatan/gaji dengan kinerja tenaga Teaching Hospital. American
kesehatan di RS Pertamina Bintang Amin Journal Of Scientific And Industrial
Bandar Lampung Tahun 2020. Hasil Research. Am. J. Sci. Ind. Res.,
analisis diperoleh (p-value 0,000 <0,05). 2011, 2(2): 216-223
OR: 9,382. Ada hubungan Putri. (2018). Analisis Faktor-Faktor
pengembangan karir dengan kinerja yang Mempengaruhi Kinerja
tenaga kesehatan di RS Pertamina perawat di Ruang Rawat Inap
Bintang Amin Bandar Lampung Tahun RSUD Labuang Baji Makassar
2020. Hasil analisis diperoleh (p-value menggunakan pathway analysis.
0,000 <0,05). OR: 5,328. Faktor Jurnal Dinamika, September 2018,
dominan yang berhubungan dengan halaman 42- 49 Vol. 09. No.2 P-
kinerja yaitu motovasi (p-value 0,000 ISSN: 2087- 7889 E-ISSN: 2503-
dan OR:9,297). 4863.
Rahman, W. A. (2015). Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA Kompetensi dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Bagian

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1124
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Rawat Inap RSUD Petala Bumi Ratanto., Mustikasari., Kuntarti., (2013).


Pekan Baru.JOM FEKOM 2(1). Pengembangan Karir Sebagai
wibirahman@yahoo.co.id
Faktor Paling Mempengaruhi Kinerja
Perawat Pelaksana.
Renyaan., Kaunang., Posangi. (2016).
Hubungan Antara Insentif,
Motivasi, Supervisi dengan Kinerja
Perawat di ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sorong-Papua
Barat.Community Health, 2016,
1.2.
Republik Indonesia, Undang-undang No.
44 Tahun 2009.Tentang Rumah
Sakit.
Republik Indonesia, Undang-Undang
Republik Indonesia No. 36 Tahun
2014.Tentang Tenaga Kesehatan.
Usman., (2016). Analisis Kinerja Tenaga
Kesehatan pada Puskesmas
Lappade Kota Parepare. Jurnal
MKMI, Vol. 12 No 1 Maret 2016.
Wijono, D. (2009). Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan. Surabaya:
Airlangga University Press.
Woran,. Tucunan,. Maramis,. (2018).
Hubungan Antara supervisi dan
Keamanan kerja dengan Kinerja
perawat di ruang rawat inap RSUD
Noongan. Jurnal KESMAS, Vol, 7
No. 5, 2018.
Yuninda, E. (2017). Pengaruh
Kompetensi dan Motivasi terhadap
Kepuasan Kerja serta Implikasinya
pada Kinerja: Studi pada dokter
umum di RS Imanuel Bandung.
Universitas
PasundanBandung.https://www.go
ogle.com/search?client=firefox-b-
d&q=evagelia+yuninda.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 3, September 2022 1125

You might also like