Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Fropil Vol 9 No.

1, (Juni) 2021
DOI: https://doi.org/10.33019/fropil.v9i1.2298

KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN LAYANAN PERGERAKAN


INTERNAL KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Siti RAHMA1*, Goldie Melinda WIJAYANTI2, Zenia F SARASWATI2


1
Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi
Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
2
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan,
Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
3

*Email korespondensi: siti.rahma@si.itera.ac.id

[diterima: 31 Maret 2021, disetujui: 1 Juni 2021]

ABSTRACT
Besides of buildings, accessibility in moving between buildings is one of important factor in learning
activities. Accessibility in transportation will be achieved if the ease of moving in terms of time, cost and
distance can be accommodated efficiently. Based on the Masterplan for the Acceleration of Campus
Development at the Sumatera Institute of Technology 2017-2027, in the next 10 years, there would be
additional buildings in ITERA, where lead to increasing of internal movements. One of the accessibility’s
problems is, with 275 hectares of total land area, there is no public transportation serving. The internal
movement of the academic community is carried out using private vehicles, online transportation, or by
walk. There are several analyzes will be carried out to find out how important the internal movement
facilities in the ITERA campus area, and the types of vehicles that can serve the movement. The result
revealed that the peak hour of transfer of internal campus movements were carried out by all ITERA
academicians at 15.00-16.00 WIB. Based on analysis of the existing geometric conditions, it can be seen
that the lane width on the ITERA internal ring road is more than 2.5 m, which means that it is sufficient to
serve the movement Light Vehicles (LV) and medium or large buses according to the type classification.
In addition, from the choice group, more than 50% of respondents stated that they are willing to use
public transportation for the internal movements at the ITERA campus if these facilities are already
available.

Key words: transportation, internal, campus, ITERA.

INTISARI
Selain fasilitas berupa gedung fisik, aksesibilitas dalam perpindahan antar gedung merupakan faktor
pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Aksesibilitas dalam transportasi akan tercapai apabila
kemudahan untuk berpindah dari sisi waktu, biaya, dan jarak dapat diakomodasi dengan efektif dan
efisien. Berdasarkan Masterplan Percepatan Pembangunan Kampus Institut Teknologi Sumatera 2017-
2027, dapat disimpulkan bahwa dalam jangka waktu 10 tahun kedepan, masih akan terdapat penambahan
bangunan fisik di ITERA, sehingga pergerakan atau perpindahan yang terjadi di dalam wilayah kampus
akan meningkat. Salah satu permasalahan aksesibilitas pergerakan kampus adalah, dengan total luas lahan
sebesar 275 Ha, belum tersedianya angkutan yang melayani wilayah dalam kampus. Pergerakan internal
sivitas akademika dilakukan dengan menggunakan kendaraan pribadi, angkutan online, maupun berjalan.
Dalam merencanakan angkutan layanan internal kampus, akan dilakukan beberapa analisis untuk
mengetahui seberapa pentingnya sarana tersebut, dan jenis kendaraan yang dapat melayani permintaan
pergerakan. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa pergerakan internal kampus dilakukan oleh
seluruh sivitas akademika ITERA, dengan waktu puncak yaitu pukul 15.00-16.00 WIB. Dari analisis
kondisi geometri eksisting, diketahui bahwa lebar lajur pada ruas jalan lingkar internal ITERA melebihi
2,5 m yang artinya memadai untuk melayani pergerakan dengan jenis kendaraan mobil penumpang ringan
atau Light Vehicle (LV) dan bus sedang atau besar sesuai dengan klasifikasi jenis kendaraan angkutan
umum darat. Selain itu, dari golongan kelompok choice didapatkan lebih dari 50% responden yang

29
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..29-37

menyatakan untuk bersedia menggunakan angkutan umum yang melayani pergerakan internal kampus
ITERA apabila fasilitas tersebut telah tersedia. Hal ini menandakan bahwa kampus ITERA telah
membutuhkan perancangan kebutuhan angkutan umum untuk melayani pergerakan internal kampus.

Kata kunci: transportasi, internal, kampus, ITERA.

PENDAHULUAN daya baik berupa Sumber Daya Manusia


maupun bangunan fisik di ITERA, sehingga
Kegiatan belajar dan mengajar di kampus
pergerakan atau perpindahan yang terjadi di
merupakan salah satu bagian dari kegiatan
dalam wilayah kampus akan semakin
pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan
meningkat. Salah satu permasalahan
universitas yang berkompeten. Selain fasilitas
aksesibilitas pergerakan yang akan timbul
berupa gedung fisik, aksesibilitas dalam
adalah, dengan total luas lahan sebesar 275
perpindahan antar gedung merupakan faktor
Ha, hingga saat ini belum tersedianya
pendukung dalam kegiatan belajar mengajar.
Aksesibilitas dalam transportasi akan tercapai angkutan yang melayani wilayah dalam
kampus. Pergerakan sivitas akademika di
apabila kemudahan untuk berpindah dari sisi
dalam kampus dilakukan dengan
waktu, biaya, dan jarak dapat diakomodasi
menggunakan kendaraan pribadi, angkutan
dengan efektif dan efisien.
online, maupun berjalan kaki. Adapun
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menurut Basuki (2020), efek lain dari adanya
merupakan institusi negeri pertama di pulau banyaknya pergerakan dan volume lalu lintas
Sumatera, yang berada di perbatasan yang tinggi, serta didominasi oleh kendaraan
kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar bermotor, adalah permasalahan polusi dan
Lampung. Secara administrasi kampus kenyamanan. Perencanaan transportasi yang
ITERA berada di kabupaten Lampung baik akan turut mendukung kegiatan
Selatan, yang hanya berjarak sejauh ± 1 km akademik yang berlangsung di suatu institusi
dari Gerbang Tol Kotabaru, yang merupakan pendidikan, hal ini selaras dengan penelitian
salah satu akses dari dan menuju Jalan Tol yang dilakukan oleh Diayudha (2011)
Trans Sumatera. Pada tahun 2019, jumlah mengenai efektifitas bus kampus dari persepsi
mahasiswa ITERA sebanyak 9.412 mahasiswa, selain meningkatkan nilai jual
mahasiswa, 346 dosen, dan 241 tenaga dari kampus, angkutan ini juga bermanfaat
kependidikan dan outsourcing. Menurut dari sisi ekonomi sivitas akademika, yaitu
Masterplan Percepatan Pembangunan berkurangnya biaya transportasi. Dampak
Kampus Institut Teknologi Sumatera 2017- positif lainnya yaitu selain untuk
2027, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun meminimalisasi penggunaan waktu untuk
kedepan atau hingga tahun 2023, akan berpindah, penerapan ilmu dan teknologi
terdapat 50 Program Studi taraf Strata-1 (S1), transportasi yang berkelanjutan akan
12 Program Studi taraf Strata-2 (S2), dan 25 mempengaruhi sikap dan kedisiplinan sivitas
Program Diploma. Sebagai perguruan tinggi akademika dalam menggunakan fasilitas
negeri baru, perkembangan fisik di ITERA umum.
dapat dikatakan cukup pesat, hal ini
Dari hasil penelitian oleh Rugayah
ditunjukkan oleh ketersediaan bangunan
(2013), lebih dari 50% mahasiswa universitas
gedung di ITERA hingga tahun 2020 yaitu
negeri di Malaysia, menggunakan bus kampus
sejumlah 14 gedung, dengan 10 diantaranya
sebagai moda untuk berpindah di dalam
digunakan sebagai kegiatan perkuliahan dan
wilayah kampus, hal ini dikarenakan
praktikum, serta 4 gedung asrama yang dihuni
responden merasa lebih praktis untuk
oleh mahasiswa dan sebagian staf pegawai
berpindah menggunakan angkutan umum
ITERA.
dibandingkan kendaraan pribadi. Hal ini pun
Dengan demikian, dapat disimpulkan memiliki dampak positif, antara lain
bahwa dalam jangka waktu 10 tahun kedepan, penggunaan bus kampus bersifat ramah
masih akan terdapat penambahan sumber lingkungan khususnya pengurangan limbah

30
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..1-4

karbon, dikarenakan dapat mengurangi 2. Jalan empat-lajur dua-arah


penggunaan mobil pribadi yang dapat - Tak-terbagi (tanpa median) (4/2 UD)
menyebabkan kemacetan khususnya di - Terbagi (dengan median) (4/2 D)
gerbang masuk dan keluar kampus. Sistem
transportasi yang berkelanjutan merupakan 3. Jalan enam-laju dua-arah terbagi (6/2 D)
alternatif penghematan energi dengan 4. Jalan satu-arah (1-3/1).
memanfaatkan sistem transportasi masal
Sistem Transportasi Perkotaan
(Sulviawan, 2014).
Dari penelitian oleh Balsas (2003), Menurut Khisty (2003), bentuk fisik dari
beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk kebanyakan sistem transportasi tersusun atas
menyukseskan kebijakan pengunaan empat elemen dasar yaitu:
kendaraan tidak bermotor di wilayah kampus a. Sarana perhubungan (link): Jalan raya
yaitu strategi TDM (Transportation Demand atau jalur yang menghubungkan dua titik
Management), aspek perencanaan, asosiasi atau lebih, pipa, jalur ban berjalan (belt
pendukung, ketersediaan fasilitas, kegiatan coveyor), jalur laut, jalur penerbangan
sosialisasi, dan kebijakan yang 'memaksa' juga dapat dikategorikan sebagai sarana
konsumen untuk mengurangi pemakaian perhubungan.
kendaraan bermotor. Adapun kebijakan b. Kendaraan: alat yang memindahkan
tersebut harus diiringi dengan penyediaan manusia dan barang dari suatu titik ke
fasilitas angkutan umum dalam kampus yang titik lain di sepanjang sarana
dapat digunakan oleh sivitas akademika. Oleh perhubungan seperti mobil, bus, dan
karena itu melalui penelitian ini, akan sebagainya.
dilakukan kajian kebutuhan bus kampus yang c. Terminal: Titik-titik dimana perjalanan
akan melayani wilayah kampus ITERA. orang dan barang dimulai atau berakhir,
Selain bertujuan untuk meningkatkan seperti terminal bus dan bandar udara.
aksesibilitas, penelitian ini juga bertujuan
d. Manajemen dan tenaga kerja: Orang-
untuk menciptakan kampus yang ramah
orang yang membuat, mengoperasikan,
lingkungan selaras dengan slogan dari
mengatur dan memelihara sarana
kampus ITERA yaitu, Smart, Friendly, and
perhubungan, kendaraan dan terminal.
Forrest Campus.
Agar tata kelola transportasi dapat
Jalur dan Lajur Lalu Lintas berjalan optimal dibutuhkan suatu
Berdasarkan modul Dasar-Dasar perencanaan transportasi yang matang.
Perencanaan Geometrik Jalan oleh Pusdiklat Perencanaan transportasi sangat perlu
Jalan, Perumahan, Permukiman, dan dilakukan agar menciptakan sistem yang
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (2017), efisien dan efektif. Perencanaan transportasi
Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian untuk mencapai sasaran yang diinginkan,
perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk menurut Adisasmita (2011), dengan
lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri menetapkan kebijakan tentang beberapa hal
dari beberapa lajur kendaraan. Lajur berikut:
kendaraan yaitu bagian dari jalur lalu lintas 1. Sistem kegiatan (tata guna lahan).
yang khusus diperuntukkan untuk dilewati Rencana tata guna lahan yang baik
oleh satu rangkaian kendaraan beroda empat (lokasi tokoh, sekolah, pasar, kantor dan
atau lebih dalam satu arah. Oleh sebab itu, lainnya) dapat mengurangi kebutuhan
jumlah lajur minimal untuk jalan 2 arah akan perjalanan yang panjang menjadi
adalah 2 dan pada umumnya disebut sebagai lebih dekat dan mudah
jalan 2 lajur 2 arah. Jalur lalu lintas untuk 1 2. Sistem jaringan (transportasi). Hal yang
arah minimal terdiri dari 1 lajur lalu lintas. dapat dilakukan, misalnya meningkatkan
Berikut merupakan ketentuan jumlah lajur kapasitas pelayanan prasarana yang ada,
dan arah pada jalan perkotaan: melebarkan jalan, menambah jaringan
1. Jalan dua-lajur dua-arah (2/2 UD) baru dan lainnya

31
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..29-37

3. Sistem pergerakan (lalu lintas). Hal yang menyusun garis-garis besar strategi
dapat dilakukan antara lain mengatur implementasi;
teknik dan manajemen lalu lintas (jangka 2. Menginisiasi proses perencanaan yang
pendek), fasilitas angkutan umum yang efektif;
lebih baik (jangka pendek dan 3. Menentukan komposisi dari struktur
menengah), atau pembangunan jalan industri angkutan umum;
(jangka panjang). 4. Mengembangkan kerangka regulasi yang
Prinsip dasar angkutan umum menurut tepat;
(Parikesit, 2007), yaitu: 5. Membentuk lembaga perencanaan dan
regulator yang efektif;
1. Safety and Security
Safety dan security adalah persoalan METODOLOGI PENELITIAN
keselamatan dan keamanan pada
transportasi dimana menurut UU no 22 Bagan Alir
tahun 2009 bahwa angkutan umum Bagan alir penelitian ini dapat dijelaskan
massal harus mempunyai jalur trayek dan
pada Gambar 1. Berikut:
pengelolaan tersendiri untuk
meningkatkan keselamatan. Mulai
2. Efficiency
Perubahan ke angkutan umum massal Identifikasi Masalah
akan menekan konsumsi bahan bakar.
3. Equity Studi Pustaka
Asas keadilan dan pemerataan dimana
semua bisa menikmati pelayanan
transportasi, semua kalangan dengan Data Primer:
harga terjangkau. Data Primer: 1. Kebutuhan Pergerakan
Geometri Jalan Lingkar 2. Karakteristik Calon Pengguna
Menurut Sektor Proyek Pelayanan Konsultasi dalam ITERA Data Sekunder:
Kebijakan Transportasi (GIZ, 2011) Masterplan Pembangunan Kampus
pengelolaan angkutan umum yang efektif
dibangun di atas empat fondasi, yaitu : Analisis pemilihan - Analisis SWOT
1. Kebijakan yang koheren, dan strategi jenis kendaraan - Analisis
implementasi; angkutan umum kebermanfaatan
2. Struktur industri angkutan umum yang
mengamini persaingan sehat atau
Kesimpulan
pengendalian dengan regulasi;
3. Kerangka regulasi yang menyediakan
dasar hukum untuk menyeimbangkan Selesai
antara hak, kewajiban, dan insentif;
4. Kelembagaan regulasi yang memiliki Gambar 1. Bagan alir penelitian
kemampuan memadai dan kemandirian Bagan alir penelitian terdapat pada
(otonomi) untuk melakukan perencanaan Gambar 1 diatas. Penelitian diawali dengan
jaringan dasar, menjalankan peraturan mengidentifikasikan permasalahan yaitu
dan mengarahkan pengembangan industri adanya kebutuhan angkutan umum untuk
angkutan umum. melayani pergerakan sivitas akademika di
Selain empat fondasi di atas, menurut (GIZ, lingkungan kampus ITERA.
2011) terdapat lima langkah penting dan Pada penelitian ini, data yang dibutuhkan
hirarkis dalam penyelenggaraan sistem diambil dengan menggunakan dua metode
angkutan umum, yaitu: survei yaitu survei primer dan pengumpulan
1. Menentukan visi serta kebijakan data sekunder. Survei primer dilakukan
transportasi perkotaan yang koheren, dan dengan cara observasi langsung di wilayah

32
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..1-4

studi dan wawancara kuisioner untuk seluruh sivitas akademika ITERA yaitu
mendapatkan informasi mengenai dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.
karakteristik, persepsi dan harapan calon Selain itu dilakukan analisis prasarana jalan
pengguna layanan angkutan umum internal eksisting yang terdapat di lingkungan
kampus. Data karakteristik responden kampus. Setelah didapatkan jenis permintaan
diperoleh dengan cara pembagian kuisioner pergerakan dan kondisi jalan eksisting, maka
kepada calon pengguna angkutan, lalu dapat dilakukan kajian normatif terhadap
dianalisis secara statistik-deskriptif. peraturan perundangan yang berlaku
Menurut Munawar (2004), survei mengenai analisis perbandingan jenis
geometri perlu dilakukan dalam perencanaan angkutan darat yang dapat digunakan untuk
angkutan umum. Hal ini dikarenakan untuk melayani pergerakan internal kampus.
penyesuaian jenis kendaraan yang akan
digunakan sebagai moda transportasi umum HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut. Dari penyediaannya, terdapat Survei jenis kebutuhan dan bentuk
beberapa moda angkutan umum seperti
pergerakan dilakukan kepada sivitas
angkutan feeder atau angkutan pengumpan
akademika dan non sivitas akademika.
yang memiliki kapasitas penumpang dalam Adapun non sivitas akademik adalah tamu
satu kali pengangkutan yaitu 8-12 orang, maupun masyarakat umum yang
angkutan bus kecil/sedang, hingga bus besar menggunakan fasilitas dari kampus. Dari hasil
yang bersifat massal dan melayani pergerakan survei yang dilakukan, berikut merupakan
wilayah perkotaan atau dikenal dengan Bus tabel kebutuhan dan bentuk pergerakan sivitas
Rapid Transit (BRT).
akademika ITERA:
Berdasarkan Peraturan Menteri
Tabel 2. Kebutuhan dan bentuk pergerakan
Perhubungan No 15 Tahun 2019 tentang
sivitas akademika ITERA
Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan
Kebutuhan Bentuk
Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek, Objek
Pergerakan Pergerakan
berikut merupakan ukuran berbagai jenis Akademik (prodi • Masuk dan
antar
moda kendaraan angkutan umum: prodi) & non akademik keluar
Sivitas Urusan administrasi &
kampus
Tabel 1. Ukuran jenis angkutan darat
Akademika Kemahasiswaan • Mobilisasi
Dimensi ITERA Kegiatan perkuliahan antar
Jenis Angkutan dan
Lebar (m) Berat (Kg) gedung
Mobil Penumpang < 2,1 < 3500 organisasi
Mobil Bus Kecil Maks 2,1 3500 - 5000 Tamu rektorat • Masuk dan
Mobil Bus Sedang Maks2,1 5000 - 8000 keluar
Non-Sivitas kampus
Mobil Bus Besar Maks 2,5 8000 - 16000 Akademika menuju
Pengambilan data geometri jalan ITERA Gedung
dilakukan di ruas jalan dan persimpangan Rektorat
yang terdapat pada jaringan jalan wilayah Tamu • Masuk dan
fakultas/jur keluar
dalam kampus ITERA. Data ini meliputi lebar usan/ kampus
jalan, kelandaian, dan lebar jalur pedestrian. prodi
Dari data tersebut, dapat ditentukan jenis Ruang akses public • Masuk dan
kendaraan yang paling sesuai untuk melayani Melintas keluar
jaringan rute kampus ITERA. Menurut Eboli kampus
menuju
(2007), salah satu indikator penilaian kualitas
Ruang akses public • Melintas di
pelayanan angkutan umum, ditinjau dari Melintas kawasan
faktor kenyamanan adalah jumlah daya kampus
angkut. Adapun aspek tersebut tergantung Sumber: Hasil Analisis, 2020
kepada kebutuhan dan jenis pergerakan
internal yang dilakukan oleh sivitas
akademika. Populasi pada penelitian ini yaitu

33
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..29-37

Data Karakteristik Responden Sivitas Dari kebutuhan dan bentuk pergerakan sivitas
Akademika ITERA akademika ITERA yang tertera pada Tabel 2,
adapun untuk waktu perpindahan antar
Dari jenis moda yang digunakan dalam
gedung yang paling banyak dilalui oleh
menuju dan meninggalkan kampus ITERA, sivitas akademika ITERA adalah sebagai
berikut merupakan penjabaran data tersebut berikut:
pada Gambar 2.

Gambar 4. Jadwal perpindahan antar gedung


Selanjutnya yaitu, dari kelompok
Gambar 2. Jenis moda yang digunakan pengguna choice atau yang memiliki piihan
Dari Gambar diatas dapat diketahui antara menggunakan kendaraan pribadi
bahwa sebesar 27% dari sivitas akademika maupun angkutan umum, maka dilakukan
ITERA, tidak memiliki kendaraan pribadi. survei kembali mengenai kesediaan untuk
Adapun untuk pergerakan internal kampus, berpindah menggunakan angkutan umum
hal ini menjadi permasalahan dikarenakan yang melayani wilayah kampus ITERA,
tidak tersedianya moda yang mengakomodir apabila telah tersedianya fasilitas tersebut.
kebutuhan perjalanan internal seperti yang Berikut merupakan hasil survei yang
tertera pada Tabel 2 yang telah dijelaskan tergambar pada Gambar 5. berikut:
sebelumnya.
Jenis moda yang digunakan untuk
berpindah akan berkaitan erat dengan
besarnya biaya perjalanan, adapun hasil
survei mengenai hal tersebut dapat dijelaskan
pada Gambar 3 berikut:

Gambar 5. Kesediaan berganti moda


Dari Gambar 5 diatas dapat diketahui
bahwa sebesar 53% dari responden kelompok
Choice bersedia untuk berpindah
menggunakan angktan umum layanan dalam
kampus dalam melakukan pergerakan
Gambar 3. Biaya transportasi per bulan internal. Besarnya persentase hal ini menjadi
Berdasarkan Gambar 3 diatas, dapat kriteria utama dalam keberhasilan
diketahui bahwa sebesar 35% atau responden perencanaan operasional pengadaan angkutan
mayoritas menghabiskan biaya untuk umum layanan dalam kampus selanjutnya.
transportasi sebesar Rp100.000,00 hingga
Rp200.000,00 per bulan.

34
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..1-4

Data Lebar Ruas Jalan Internal Kampus ITERA memiliki Teknologi sistem
ITERA informasi yang baik oleh UPT TIK,
salah satunya aplikasi POCKET
Untuk data lebar ruas jalan lingkar dalam bagi seluruh sivitas akademika
kampus ITERA dapat terlihat pada Tabel Lokasi kampus strategis yaitu
berikut: berjarak ± 1 km dari Gerbang Tol
Tabel 3. Data lebar ruas jalan lingkar dalam Kotabaru, yang merupakan salah
ITERA satu akses dari dan menuju Jalan
Tol Trans Sumatera. Jika dilakukan
Jumla pengembangan pelayanan angkutan
Lebar Jumla
Ruas Jalan h umum wilayah eksternal ITERA,
Lajur (m) h Arah
Lajur akan menguntungkan
Gerbang Utama 4,5 2 2
Gedung Weakness Tidak terdapat prasarana seperti
Rektorat 3,5 2 2 bengkel, pool, di ITERA
Jalan Asrama 3 2 2 Kajian penyediaan angkutan
Jalan Gedung E 5 2 2 internal kampus dapat dilakukan
Opportunity
Jalan GKU 1 3,5 2 2 oleh peneliti dari sivitas akademika
Jalan Gedung F 3 2 2 ITERA
Sumber: Hasil Analisis, 2020 Sebesar 47% kelompok pengguna
Choice masih ingin menggunakan
Dari kondisi jalan eksisting lingkar dalam Threat
kendaraan pribadi pada pergerakan
kampus yang terdapat pada Tabel 3 di atas, internal kampus
dapat disimpulkan bahwa jalan lingkar dalam Sumber: Hasil Analisis, 2020
ITERA secara keseluruhan memiliki lebar Adapun analisis SWOT yang terdapat
lajur masing-masing 3m, jumlah lajur masing- pada Tabel 3 diatas yaitu bertujuan untuk
masing ruas jalan adalah 2 dan 2 arah, mengidentifikasi hal-hal apa saja yang
sehingga dari analisis kesesuaian jenis menjadi dasar dibutuhkannya angkutan umum
kendaraan angkutan umum darat pada Tabel layanan pergerakan internal kampus,
1, yang dapat digunakan untuk melayani tantangan serta dilengkapi dengan beberapa
pergerakan internal kampus, yaitu kendaraan strategi penyelesaian masalah. Dengan adanya
mobil penumpang, bus kecil/sedang hingga kekuatan dan kesempatan, maka dianalisis
bus besar. strategi jangka panjang apa yang dapat
Analisis SWOT dilakukan. Begitupula dengan
teridentifikasinya kelemahan dan tantangan
Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang pada Analisis SWOT, dapat dilakukan strategi
menjadi dasar penguatan bahwa untuk mengatasi hal tersebut. Berikut
dibutuhkannya suatu layanan angkutan umum merupakan rekapitulasi strategi penyelesaian
di internal kampus ITERA, berikut pada Tabel masalah pada masing-masing aspek adalah
3. merupakan analisis SWOT mengenai hal pada Tabel 4.
tersebut.
Tabel 5. Strategi penyelesaian masalah
Tabel 4. Analisis SWOT Setelah diketahui justifikasi mengenai
Belum tersedianya angkutan umum kebutuhan angkutan umum dalam
layanan pergerakan internal kampus, dapat dilakukan kajian
kampus ITERA S-O
penyediaan operasional angkutan
ITERA merupakan kampus dengan dalam kampus oleh peneliti dari
slogan Smart, Friendly, and sivitas akademika ITERA
Forrest Campus Melakukan kerjasama di bidang
Strength
ITERA merupakan institut penelitian atau MoU dengan pihak
teknologi negeri yang terus W-O pengelola angkutan umum, seperti
melakukan inovasi dalam ilmu Damri, dalam hal penggunaan
pengetahuan dan teknologi sesuai prasarana seperti bengkel, pool, dll
dengan kebutuhan di pulau
Sumatera

35
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..29-37

Sistem informasi pada pelayanan hari. Adapun sebanyak 27% sivitas


angkutan umum dalam kampus dapat akademika ITERA tidak memiliki kendaraan
S-T bersifat real time bagi sivitas pribadi, sehingga pergerakan diakomodir
akademika, yaitu melalui aplikasi dengan berjalan kaki dan menggunakan
POCKET angkutan online.
Meyakinkan kelompok pengguna
choice untuk menggunakan angkutan Dari analisis SWOT, dapat diketahui
W-T umum dalam kampus dengan bahwa adanya bus kampus akan
membangun sistem transportasi yang meningkatkan konektivitas pergerakan yang
berkelanjutan akan mendukung sistem transportasi
Sumber: Hasil Analisis, 2020 berkelanjutan di Provinsi Lampung. Dengan
kondisi geometri jalan lingkar dalam kampus
Analisis Sosial dan Ekonomi
ITERA, dari lebar dan topografi jalan
Dari kondisi eksisting dapat diketahui memenuhi kriteria untuk pelayanan oleh jenis
bahwa pergerakan internal kampus hanya kendaraan angkutan pengumpan ataupun bus
dapat diakomodir oleh angkutan umum yang kecil hingga sedang. Dari kajian kebutuhan
bersifat online, berjalan kaki, dan bus kampus ini dapat dilakukan penelitian
menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini jika selanjutnya yaitu berupa analisis kajian
diproyeksikan ke jangka panjang, tentunya perencanaan angkutan umum di wilayah
akan memiliki dampak negatif, antara lain: internal kampus ITERA, yang melingkupi
biaya transportasi yang tinggi; serta aspek operasional seperti headway,
produktifitas dalam kegiatan akademik dan perencanaan halte, penjadwalan, perancangan
non akademik di kampus ITERA. Dari hasil jaringan rute bus kampus.
analisis yang dilakukan, adapun tarif per 4 km
pertama angkutan sepeda motor online saat UCAPAN TERIMA KASIH
ini yaitu sebesar Rp10.000,00 setiap satu kali
perjalanan. Adapun jika dibandingkan dengan Terima kasih kepada Lembaga Penelitian,
penggunaan angkutan umum dalam kampus, Pengabdian Masyarakat dan Lembaga
hal ini dapat berdampak pada menurunnya Penjaminan Mutu Institut Teknologi
biaya transportasi sivitas akademika yang Sumatera yang telah membiayai penelitian
dikeluarkan setiap bulannya. ini.
Penggunaan angkutan umum tentu akan
mengurangi jumlah kendaraan yang melintas REFERENSI
di suatu wilayah, hal ini tentu akan Adisasmita, S.A., 2011. Jaringan
berdampak pada tingkat polusi udara maupun Transportasi: Teori dan Analisis. Graha
suara/kebisingan yang dihasilkan akan Ilmu, Yogyakarta.
berkurang secara signifikan. Dengan situasi
yang minim akan polusi tentu akan tercipta Balsas, C.J.L., 2003. Sustainable
suasana lingkungan yang kondusif untuk Transportation Planning on College
kegiatan belajar dan mengajar. Campuses, Transport Policy. 35-49.
Basuki, I, dkk., 2020. Studi Kelayakan
KESIMPULAN Penyelenggaraan Bus Kampus Atma Jaya
Dari hasil penelitian dapat diketahui Babarsari Yogyakarta. Jurnal
bahwa saat ini Kampus ITERA telah Transportasi. 20(1): 57-66.
membutuhkan perencanaan bus kampus untuk Diayudha, L., 2011. Persepsi Mahasiswa
mengakomodir pergerakan internal. Hal ini Terhadap Efektivitas Penggunaan Bus
didasarkan oleh hasil analisis hasil survei Kampus Universitas Bunda Mulia.
karakteristik pergerakan sivitas akademika Business & Management Journal Bunda
ITERA, dapat diketahui frekuensi Mulia, 7.
perpindahan antar gedung yang tinggi dengan
waktu perpindahan tertinggi terjadi pada pagi

36
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..1-4

Eboli, L dkk., 2007. Service Quality Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009


Attributes Affecting Customer tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.
Satisfaction for Bus Transit. Journal of
Public Transportation. 10(3).
GTZ, 2003. Sustainable Urban Transport
Sourceboo for Policy-makers in
Developing Cities, Germany: TZ
Verlagsgessellchaft mbH.
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, 2017. Dasar-
Dasar Perencanaan Geometrik Ruas
Jalan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Jalan, Perumahan, Permukiman dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah,
Bandung.
Khisty, C.J., 2003. Dasar-dasar Rekayasa
Transportasi, Jilid 1 edisi ketiga.
Erlangga, Jakarta.
Masterplan ITERA Rencana Pengembangan
Tahun 2017-2027.
Meakin, R., 2011. Regulasi dan Perencanaan
Bus. GIZ, Eschborn.
Munawar, A., 2004. Analisis Sistem Jaringan
Transportasi di Kampus UGM. Media
Teknik. 3(26).
Parikesit, D. 2007. Sistem Transportasi
Indonesia: Menggagas Tatanan Baru
Transportasi bagi Indonesia yang Maju
dan Sejahtera. Seminar Nasional
KAGAMA [tidak dipublikasikan],
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rugayah, H., dkk., 2013. Assessment of
Campus Bus Service Efficacy: An
Application Towards Green
Environment, Procedia – Social and
Behavioral Sciences 105: 294-303.
Sulviawan, P.A., dkk., 2014. Pemodelan Rute
Bus Kampus UNDIP Tembalang dengan
Aplikasi Sistem Informasi Geografis
(SIG). Jurnal Teknik PWK. 3(4):841-866.
Peraturan Menteri Perhubungan No 15 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang dengan Kendaraan Bermotor
Umum dalam Trayek.

37

You might also like