Professional Documents
Culture Documents
Kajian Kebutuhan Angkutan Layanan Pergerakan Inter
Kajian Kebutuhan Angkutan Layanan Pergerakan Inter
1, (Juni) 2021
DOI: https://doi.org/10.33019/fropil.v9i1.2298
ABSTRACT
Besides of buildings, accessibility in moving between buildings is one of important factor in learning
activities. Accessibility in transportation will be achieved if the ease of moving in terms of time, cost and
distance can be accommodated efficiently. Based on the Masterplan for the Acceleration of Campus
Development at the Sumatera Institute of Technology 2017-2027, in the next 10 years, there would be
additional buildings in ITERA, where lead to increasing of internal movements. One of the accessibility’s
problems is, with 275 hectares of total land area, there is no public transportation serving. The internal
movement of the academic community is carried out using private vehicles, online transportation, or by
walk. There are several analyzes will be carried out to find out how important the internal movement
facilities in the ITERA campus area, and the types of vehicles that can serve the movement. The result
revealed that the peak hour of transfer of internal campus movements were carried out by all ITERA
academicians at 15.00-16.00 WIB. Based on analysis of the existing geometric conditions, it can be seen
that the lane width on the ITERA internal ring road is more than 2.5 m, which means that it is sufficient to
serve the movement Light Vehicles (LV) and medium or large buses according to the type classification.
In addition, from the choice group, more than 50% of respondents stated that they are willing to use
public transportation for the internal movements at the ITERA campus if these facilities are already
available.
INTISARI
Selain fasilitas berupa gedung fisik, aksesibilitas dalam perpindahan antar gedung merupakan faktor
pendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Aksesibilitas dalam transportasi akan tercapai apabila
kemudahan untuk berpindah dari sisi waktu, biaya, dan jarak dapat diakomodasi dengan efektif dan
efisien. Berdasarkan Masterplan Percepatan Pembangunan Kampus Institut Teknologi Sumatera 2017-
2027, dapat disimpulkan bahwa dalam jangka waktu 10 tahun kedepan, masih akan terdapat penambahan
bangunan fisik di ITERA, sehingga pergerakan atau perpindahan yang terjadi di dalam wilayah kampus
akan meningkat. Salah satu permasalahan aksesibilitas pergerakan kampus adalah, dengan total luas lahan
sebesar 275 Ha, belum tersedianya angkutan yang melayani wilayah dalam kampus. Pergerakan internal
sivitas akademika dilakukan dengan menggunakan kendaraan pribadi, angkutan online, maupun berjalan.
Dalam merencanakan angkutan layanan internal kampus, akan dilakukan beberapa analisis untuk
mengetahui seberapa pentingnya sarana tersebut, dan jenis kendaraan yang dapat melayani permintaan
pergerakan. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa pergerakan internal kampus dilakukan oleh
seluruh sivitas akademika ITERA, dengan waktu puncak yaitu pukul 15.00-16.00 WIB. Dari analisis
kondisi geometri eksisting, diketahui bahwa lebar lajur pada ruas jalan lingkar internal ITERA melebihi
2,5 m yang artinya memadai untuk melayani pergerakan dengan jenis kendaraan mobil penumpang ringan
atau Light Vehicle (LV) dan bus sedang atau besar sesuai dengan klasifikasi jenis kendaraan angkutan
umum darat. Selain itu, dari golongan kelompok choice didapatkan lebih dari 50% responden yang
29
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..29-37
menyatakan untuk bersedia menggunakan angkutan umum yang melayani pergerakan internal kampus
ITERA apabila fasilitas tersebut telah tersedia. Hal ini menandakan bahwa kampus ITERA telah
membutuhkan perancangan kebutuhan angkutan umum untuk melayani pergerakan internal kampus.
30
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..1-4
31
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..29-37
3. Sistem pergerakan (lalu lintas). Hal yang menyusun garis-garis besar strategi
dapat dilakukan antara lain mengatur implementasi;
teknik dan manajemen lalu lintas (jangka 2. Menginisiasi proses perencanaan yang
pendek), fasilitas angkutan umum yang efektif;
lebih baik (jangka pendek dan 3. Menentukan komposisi dari struktur
menengah), atau pembangunan jalan industri angkutan umum;
(jangka panjang). 4. Mengembangkan kerangka regulasi yang
Prinsip dasar angkutan umum menurut tepat;
(Parikesit, 2007), yaitu: 5. Membentuk lembaga perencanaan dan
regulator yang efektif;
1. Safety and Security
Safety dan security adalah persoalan METODOLOGI PENELITIAN
keselamatan dan keamanan pada
transportasi dimana menurut UU no 22 Bagan Alir
tahun 2009 bahwa angkutan umum Bagan alir penelitian ini dapat dijelaskan
massal harus mempunyai jalur trayek dan
pada Gambar 1. Berikut:
pengelolaan tersendiri untuk
meningkatkan keselamatan. Mulai
2. Efficiency
Perubahan ke angkutan umum massal Identifikasi Masalah
akan menekan konsumsi bahan bakar.
3. Equity Studi Pustaka
Asas keadilan dan pemerataan dimana
semua bisa menikmati pelayanan
transportasi, semua kalangan dengan Data Primer:
harga terjangkau. Data Primer: 1. Kebutuhan Pergerakan
Geometri Jalan Lingkar 2. Karakteristik Calon Pengguna
Menurut Sektor Proyek Pelayanan Konsultasi dalam ITERA Data Sekunder:
Kebijakan Transportasi (GIZ, 2011) Masterplan Pembangunan Kampus
pengelolaan angkutan umum yang efektif
dibangun di atas empat fondasi, yaitu : Analisis pemilihan - Analisis SWOT
1. Kebijakan yang koheren, dan strategi jenis kendaraan - Analisis
implementasi; angkutan umum kebermanfaatan
2. Struktur industri angkutan umum yang
mengamini persaingan sehat atau
Kesimpulan
pengendalian dengan regulasi;
3. Kerangka regulasi yang menyediakan
dasar hukum untuk menyeimbangkan Selesai
antara hak, kewajiban, dan insentif;
4. Kelembagaan regulasi yang memiliki Gambar 1. Bagan alir penelitian
kemampuan memadai dan kemandirian Bagan alir penelitian terdapat pada
(otonomi) untuk melakukan perencanaan Gambar 1 diatas. Penelitian diawali dengan
jaringan dasar, menjalankan peraturan mengidentifikasikan permasalahan yaitu
dan mengarahkan pengembangan industri adanya kebutuhan angkutan umum untuk
angkutan umum. melayani pergerakan sivitas akademika di
Selain empat fondasi di atas, menurut (GIZ, lingkungan kampus ITERA.
2011) terdapat lima langkah penting dan Pada penelitian ini, data yang dibutuhkan
hirarkis dalam penyelenggaraan sistem diambil dengan menggunakan dua metode
angkutan umum, yaitu: survei yaitu survei primer dan pengumpulan
1. Menentukan visi serta kebijakan data sekunder. Survei primer dilakukan
transportasi perkotaan yang koheren, dan dengan cara observasi langsung di wilayah
32
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..1-4
studi dan wawancara kuisioner untuk seluruh sivitas akademika ITERA yaitu
mendapatkan informasi mengenai dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.
karakteristik, persepsi dan harapan calon Selain itu dilakukan analisis prasarana jalan
pengguna layanan angkutan umum internal eksisting yang terdapat di lingkungan
kampus. Data karakteristik responden kampus. Setelah didapatkan jenis permintaan
diperoleh dengan cara pembagian kuisioner pergerakan dan kondisi jalan eksisting, maka
kepada calon pengguna angkutan, lalu dapat dilakukan kajian normatif terhadap
dianalisis secara statistik-deskriptif. peraturan perundangan yang berlaku
Menurut Munawar (2004), survei mengenai analisis perbandingan jenis
geometri perlu dilakukan dalam perencanaan angkutan darat yang dapat digunakan untuk
angkutan umum. Hal ini dikarenakan untuk melayani pergerakan internal kampus.
penyesuaian jenis kendaraan yang akan
digunakan sebagai moda transportasi umum HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut. Dari penyediaannya, terdapat Survei jenis kebutuhan dan bentuk
beberapa moda angkutan umum seperti
pergerakan dilakukan kepada sivitas
angkutan feeder atau angkutan pengumpan
akademika dan non sivitas akademika.
yang memiliki kapasitas penumpang dalam Adapun non sivitas akademik adalah tamu
satu kali pengangkutan yaitu 8-12 orang, maupun masyarakat umum yang
angkutan bus kecil/sedang, hingga bus besar menggunakan fasilitas dari kampus. Dari hasil
yang bersifat massal dan melayani pergerakan survei yang dilakukan, berikut merupakan
wilayah perkotaan atau dikenal dengan Bus tabel kebutuhan dan bentuk pergerakan sivitas
Rapid Transit (BRT).
akademika ITERA:
Berdasarkan Peraturan Menteri
Tabel 2. Kebutuhan dan bentuk pergerakan
Perhubungan No 15 Tahun 2019 tentang
sivitas akademika ITERA
Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan
Kebutuhan Bentuk
Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek, Objek
Pergerakan Pergerakan
berikut merupakan ukuran berbagai jenis Akademik (prodi • Masuk dan
antar
moda kendaraan angkutan umum: prodi) & non akademik keluar
Sivitas Urusan administrasi &
kampus
Tabel 1. Ukuran jenis angkutan darat
Akademika Kemahasiswaan • Mobilisasi
Dimensi ITERA Kegiatan perkuliahan antar
Jenis Angkutan dan
Lebar (m) Berat (Kg) gedung
Mobil Penumpang < 2,1 < 3500 organisasi
Mobil Bus Kecil Maks 2,1 3500 - 5000 Tamu rektorat • Masuk dan
Mobil Bus Sedang Maks2,1 5000 - 8000 keluar
Non-Sivitas kampus
Mobil Bus Besar Maks 2,5 8000 - 16000 Akademika menuju
Pengambilan data geometri jalan ITERA Gedung
dilakukan di ruas jalan dan persimpangan Rektorat
yang terdapat pada jaringan jalan wilayah Tamu • Masuk dan
fakultas/jur keluar
dalam kampus ITERA. Data ini meliputi lebar usan/ kampus
jalan, kelandaian, dan lebar jalur pedestrian. prodi
Dari data tersebut, dapat ditentukan jenis Ruang akses public • Masuk dan
kendaraan yang paling sesuai untuk melayani Melintas keluar
jaringan rute kampus ITERA. Menurut Eboli kampus
menuju
(2007), salah satu indikator penilaian kualitas
Ruang akses public • Melintas di
pelayanan angkutan umum, ditinjau dari Melintas kawasan
faktor kenyamanan adalah jumlah daya kampus
angkut. Adapun aspek tersebut tergantung Sumber: Hasil Analisis, 2020
kepada kebutuhan dan jenis pergerakan
internal yang dilakukan oleh sivitas
akademika. Populasi pada penelitian ini yaitu
33
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..29-37
Data Karakteristik Responden Sivitas Dari kebutuhan dan bentuk pergerakan sivitas
Akademika ITERA akademika ITERA yang tertera pada Tabel 2,
adapun untuk waktu perpindahan antar
Dari jenis moda yang digunakan dalam
gedung yang paling banyak dilalui oleh
menuju dan meninggalkan kampus ITERA, sivitas akademika ITERA adalah sebagai
berikut merupakan penjabaran data tersebut berikut:
pada Gambar 2.
34
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..1-4
Data Lebar Ruas Jalan Internal Kampus ITERA memiliki Teknologi sistem
ITERA informasi yang baik oleh UPT TIK,
salah satunya aplikasi POCKET
Untuk data lebar ruas jalan lingkar dalam bagi seluruh sivitas akademika
kampus ITERA dapat terlihat pada Tabel Lokasi kampus strategis yaitu
berikut: berjarak ± 1 km dari Gerbang Tol
Tabel 3. Data lebar ruas jalan lingkar dalam Kotabaru, yang merupakan salah
ITERA satu akses dari dan menuju Jalan
Tol Trans Sumatera. Jika dilakukan
Jumla pengembangan pelayanan angkutan
Lebar Jumla
Ruas Jalan h umum wilayah eksternal ITERA,
Lajur (m) h Arah
Lajur akan menguntungkan
Gerbang Utama 4,5 2 2
Gedung Weakness Tidak terdapat prasarana seperti
Rektorat 3,5 2 2 bengkel, pool, di ITERA
Jalan Asrama 3 2 2 Kajian penyediaan angkutan
Jalan Gedung E 5 2 2 internal kampus dapat dilakukan
Opportunity
Jalan GKU 1 3,5 2 2 oleh peneliti dari sivitas akademika
Jalan Gedung F 3 2 2 ITERA
Sumber: Hasil Analisis, 2020 Sebesar 47% kelompok pengguna
Choice masih ingin menggunakan
Dari kondisi jalan eksisting lingkar dalam Threat
kendaraan pribadi pada pergerakan
kampus yang terdapat pada Tabel 3 di atas, internal kampus
dapat disimpulkan bahwa jalan lingkar dalam Sumber: Hasil Analisis, 2020
ITERA secara keseluruhan memiliki lebar Adapun analisis SWOT yang terdapat
lajur masing-masing 3m, jumlah lajur masing- pada Tabel 3 diatas yaitu bertujuan untuk
masing ruas jalan adalah 2 dan 2 arah, mengidentifikasi hal-hal apa saja yang
sehingga dari analisis kesesuaian jenis menjadi dasar dibutuhkannya angkutan umum
kendaraan angkutan umum darat pada Tabel layanan pergerakan internal kampus,
1, yang dapat digunakan untuk melayani tantangan serta dilengkapi dengan beberapa
pergerakan internal kampus, yaitu kendaraan strategi penyelesaian masalah. Dengan adanya
mobil penumpang, bus kecil/sedang hingga kekuatan dan kesempatan, maka dianalisis
bus besar. strategi jangka panjang apa yang dapat
Analisis SWOT dilakukan. Begitupula dengan
teridentifikasinya kelemahan dan tantangan
Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang pada Analisis SWOT, dapat dilakukan strategi
menjadi dasar penguatan bahwa untuk mengatasi hal tersebut. Berikut
dibutuhkannya suatu layanan angkutan umum merupakan rekapitulasi strategi penyelesaian
di internal kampus ITERA, berikut pada Tabel masalah pada masing-masing aspek adalah
3. merupakan analisis SWOT mengenai hal pada Tabel 4.
tersebut.
Tabel 5. Strategi penyelesaian masalah
Tabel 4. Analisis SWOT Setelah diketahui justifikasi mengenai
Belum tersedianya angkutan umum kebutuhan angkutan umum dalam
layanan pergerakan internal kampus, dapat dilakukan kajian
kampus ITERA S-O
penyediaan operasional angkutan
ITERA merupakan kampus dengan dalam kampus oleh peneliti dari
slogan Smart, Friendly, and sivitas akademika ITERA
Forrest Campus Melakukan kerjasama di bidang
Strength
ITERA merupakan institut penelitian atau MoU dengan pihak
teknologi negeri yang terus W-O pengelola angkutan umum, seperti
melakukan inovasi dalam ilmu Damri, dalam hal penggunaan
pengetahuan dan teknologi sesuai prasarana seperti bengkel, pool, dll
dengan kebutuhan di pulau
Sumatera
35
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..29-37
36
Siti Rahma et al., Kajian Kebutuhan Angkutan …..1-4
37