1 SM PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Wacana Politik - ISSN 2502 - 9185 Vol. 1, No.

2, Oktober 2016: 172 - 179

MARITIME DIPLOMACY SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN KEAMANAN


MARITIM INDONESIA

Muhammad Harry Riana Nugraha dan Arfin Sudirman


Alumnus Diplomasi Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia dan Dosen Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
E-mail: arfinsudirman@gmail.com

ABSTRACT

Indonesia’s geographical conditions that sourrounded by ocean should be considered as an added value
for maritime diplomacy for the sake of the development of Indonesia. Therefore, in terms of geoculture,
Maritime Diplomacy should be taken into account as one of the main pillars to build maritime security
in Indonesia including the use of maritime diplomacy in response to security threats, so that the defense
capabilities will be gradually improved. This article will examine the importance of organizing Indonesia’s
maritime sector regarding the vision of the Global Maritime Fulcrum (GMF) in order to see the strengths
and weaknesses of Indonesian Navy’s capabilities as an instrument of Indonesia’s Maritime diplomacy to
support the development of maritime security. This article also argued that the most important in Indonesia’s
Maritime Diplomacy is that Indonesia is capable to guarantee maritime security for all stakeholders
regionally and globally. Indonesia needs to improve management and expand promotion for all trading ports
available, namely Jakarta and Surabaya as well as other ports as a hub of global maritime prospects. By
enhancing maritime safety and security, various international cooperation will be maintained and profitable
for Indonesia.

Keywords: Maritime Diplomacy, Maritime Security, Maritime Fulcrum Global (GMF), Indonesian Navy

PENDAHULUAN Indonesia dengan kekayaan maritimnya dan


kepentingan maritim yang diusung pada peri-
Sektor maritim Indonesia dalam kalkulasi ode pemerintahan Joko Widodo, yaitu Global
ekonomi berdampak pada arus lintas per- Maritime Fulcrum (GMF) akan menjadi
dagangan dunia dengan nilai kontribusi USD40 daya tarik bagi dunia internasional karena
milyar. Akibat kejahatan berupa pencurian ikan pertumbuhan ekonomi terbesar salah satunya
ilegal dan sejumlah kerugian lainnya di wilayah berasal dari sektor maritim. Selat Malaka, Selat
perairan Indonesia secara tidak langsung ber- Singapura, Selat Sunda, Selat Makasar, dan
potensi mengalami kerugian USD24 milyar per Selat Lombok bukan saja merupakan tiga jalur
tahunnya. Dengan demikian, diharapkan kema- utama pelayaran di Asia Tenggara, tetapi juga
juan berupa keamanan sektor maritim Indonesia merupakan jalur pelayaran vital bagi dunia
akan mendukung terhadap ekonomi nasional, (Noivong, 2011: 14). Berdasarkan hal tersebut,
sehingga mampu menguatkan keamanan dan sektor maritim mempunyai efek besar terhadap
pertahanan negara. kesejahteraan dan keamanan, sehingga akan
Berbagai kegiatan perdagangan interna- mendukung kestabilan pasar global melalui
sional dipengaruhi dinamika pertumbuhan perdagangan berbagai komoditi pada jalur laut
ekonomi dunia di antaranya terlihat dengan tersebut.
peningkatan armada kapal yang berlayar melalui Trend terbaru dari globalisasi adalah
Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok adanya kompetisi sumber daya, pertumbuhan
melalui ALKI I, II dan III. Data menunjukkan penduduk dan perubahan iklim. Maka Indonesia
bahwa jumlah kapal yang melalui Selat Malaka perlu merubah sektor kemaritiman dari satu
sejak tahun 1999-2008 meningkat sebanyak 74 keterhubungan kepada berbagai keterhubungan
persen dan data dari Kementerian Pertahanan dengan membangun infrastruktur baru untuk
memprediksikan akan ada 114.000 kapal yang mendukung pertumbuhan bisnis Indonesia
menggunakan wilayah Selat Malaka pada yang diharapkan dapat berdampak pada segi
tahun 2020 (Sheldon, 2010: 3). Kepulauan keamanan dan kesejahteraan negara. Bagi
Maritime Diplomacy sebagai Strategi Pembangunan Keamanan Maritim Indonesia 173

negara adidaya, seperti Amerika Serikat, kebebasan navigasi latihan di laut dan kegiatan
kepentingan terhadap Selat Sunda, antara di sekitar pesisir pantai. Tindakan ini dapat
lain, adalah untuk mobilisasi armada militer dikategorikan sebagai diplomasi koersif yang
dari dan menuju Laut China Selatan. Selain menggunakan Angkatan Laut untuk mengirim
itu, 66% kargo perdagangan LNG di dunia sinyal niat, dukungan dan perhatian, atau untuk
dengan total nilai US$5,2 trilliun per tahun memaksa perubahan dalam perilaku negara lain.
melewati Laut Tiongkok Selatan. Sebanyak Tidak ada definisi khusus dari diplomasi
US$1,2 trilliun diantaranya terkait langsung maritim, yang jelas adalah diplomasi maritim
dengan kepentingan AS akan kebutuhan energi. tidak sama dengan Gun Boat Diplomacy atau
Kepentingan Amerika Serikat juga tidak jauh diplomasi kapal perang dan Naval Diplomacy.
dari orientasi Freedom of the sea and freedom of Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan
navigation menjadi prinsip utama armada laut berikut: ‘Gun Boat diplomacy is the overt
Amerika Serikat (Hume, 2009: 26). Langkah display, demonstration, threat or use of limited
Amerika Serikat tersebut, terlihat adanya peng- sea based force by state or non-state actor
gunaan diplomasi maritim sebagai instrumen designed to coerce an opponent to further a
penting dalam mencapai kepentingannnya. political goal, often unstead, by compellence
Sebagai sebuah negara, Indonesia juga perlu or detterence’. (Sir James Cable dalam Griffin,
melihat kapada dunia yang lebih luas untuk 2005 :109).
membentuk dan memberikan pengaruh pada Berdasarkan pengertian di atas, seringkali
lingkungan internasional, melalui penggunaan ancaman atau penggunaan kekerasan berbasis
diplomasi maritim. Strategi ini menjelaskan laut terbatas oleh negara atau aktor non negara
bagaimana mengorganisasikan kapabilitas nasi- yang dirancang untuk memaksa lawan untuk
onal yang dimiliki, diarahkan dan ditujukan pada memajukan tujuan politik. Diplomasi maritim,
isu keamanan maritim secara domestik dan mengharuskan angkatan laut, coast guard dan
global, serta diproyeksikan pada peningkatan semua kekuatan laut adalah alat negara yang
kemampuan untuk menguasai sektor maritim dapat digunakan untuk kepentingan operasi
global. Dengan demikian secara jangka pan- maritim dan diplomasi maritim.
jang akan efisien dalam menggunakan dan Diplomasi maritim ditujukan untuk
menyediakan berbagai sumber daya guna keperluan penggetar negara lain atau deterrence,
kepentingan nasional. yang bisa dipahami sebagai penggunaan an-
caman oleh salah satu pihak penangkalan dalam
konteks strategi militer untuk meyakinkan pihak
HASIL DAN PEMBAHASAN
lain dalam menahan dan menangkal berbagai
upaya tindakan (Butler, 2005: 20-22). Ancaman
Diplomasi Maritim
berfungsi sebagai pencegah yang meyakinkan
Diplomasi maritim adalah istilah yang
target agar tidak melaksanakan tindakan yang
berlaku untuk berbagai macam kegiatan di
akan mereka lakukan karena biaya dan kerugian
wilayah maritim atau perairan dalam hal ini
yang akan ditimbulkannya. Dalam konteks
gugus tugas utamanya ada pada Angkatan
keamanan internasional, efek deterrence umum-
Laut suatu negara berdaulat. Pada masa
nya mengacu pada ancaman pembalasan
damai diplomasi maritim ini dilakukan untuk
militer yang diarahkan untuk mencegah negara
mempengaruhi perilaku dari negara lain dalam lain untuk melakukan kegiatan yang dapat
konteks interaksi dan transaksi yang terjadi di merugikan negara yang melakukan kebijakan
wilayah perairan. Hal lain juga disebutkan bahwa deterrence tersebut dan umumnya terbatas
diplomasi maritim disamakan dengan diplomasi pada penggunaan senjata nuklir (perspektif
angkatan laut. Tetapi, disisi lain, penggunaan Perang Dingin). Oleh Karena itu, perlu adanya
atau ancaman Angkatan Laut terbatas oleh pelaksanaan konsep poros maritim yang men-
pemerintah, dari suatu tindakan perang, untuk dahulukan implementasi kedaulatan di laut dan
menjamin keuntungan atau mencegah keru- penyelesaian batas-batas laut serta penguatan
gian. Diplomasi maritim merupakan bentuk pertahanan di laut dan memastikan efek deter-
penggunaan kekuatan angkatan laut yang rence berjalan sebagaimana semestinya.
terbatas dalam spektrum yang bergerak dari Pada konteks indonesia yang memiliki
pelabuhan kunjungan oleh kapal perang kepada dan mengusung kebijakan poros maritim sangat
174 Muhammad Harry Riana Nugraha dan Arfin Sudirman

ideal untuk dikembangkan sekaligus peletakkan tradisional. Berdasarkan kerangka keamanan


dasar diplomasi maritim yang ditujukkan pada tradisional, pelanggaran terhadap keamanan
dunia internasional. Oleh karenanya selaras maritim dianggap mengancam kedaulatan dan
dengan uraian di atas, Indonesia memerlukan identitas negara, sedangkan kerangka non-
infrastruktur dan penyiapan berbagai perangkat tradisional cenderung memperluas bentang ke-
yang terlibat dalam pelaksanaan diplomasi mari- amanan dari objek acuan sehingga masalah-
tim pada konteks poros maritim dunia dengan masalah keamanan yang dikaji lebih dari
melihat juga pengertian Keamanan Maritim sekedar ancaman terhadap kedaulatan dan
secara umum. identitas negara, seperti Suku Agama Ras dan
Antargolongan (SARA), ekonomi, migrasi,
Konsep Keamanan Maritim lingkungan hidup, serta sumber daya. Bahkan
Munculnya isu keamanan maritim diawali menurut Timothy D. Hoyt dalam Keliat (2009:
dengan fungsi wilayah perairan yang semakin 113), fokus kepedulian keamanan non-tradi-
strategis bagi kepentingan negara-negara di sional harus dialihkan dari negara menjadi
dunia. Menurut Susanto dan Munaf (2014: 48- kelompok atau individu dengan isu-isu yang
50), wilayah maritim merupakan urat nadi utama bersifat non-militer seperti keamanan ekonomi,
interaksi ekonomi global, sehingga menjadikan lingkungan, politik, termasuk keamanan
keamanan maritim isu krusial bagi banyak maritim.
negara di dunia. Stabilitas keamanan maritim
sangat diperlukan seluruh negara di dunia dalam Perkembangan Konsep Keamanan Maritim
rangka menjaga kepentingan nasional bangsa Konsep keamanan maritim berawal dari
yang berdampak pada pembangunan nasional. resolusi majelis umum PBB yaitu Informal
Keamanan maritim merupakan sebagian Consultative Process (ICP) yang mengeluarkan
kecil dari keamanan nasional, sehingga praktek dokumen-dokumen mengenai ancaman terhadap
keamanan nasional suatu negara menentukan perdamaian dan keamanan internasional yang
bagaimana praktek keamanan maritim dalam datang dari laut berupa praktek kegiatan ilegal
kebijakan nasional (Octavian & Yulianto, 2014: seperti perdagangan gelap narkotika, migrasi
159-160). Menurut Makmur Keliat (2009: 118), ilegal, serta kejahatan terorganisir (ICP PBB,
kendati dewasa ini masalah keamanan maritim 2001: 2). Menurut Geoffrey Till dalam Keliat
sedang diperbincangkan banyak pihak, belum (2009: 115), keamanan maritim merupakan
ada satupun pihak yang mencetuskan definisi sebuah istilah baru yang ruang lingkupnya tidak
utuh dari keamanan maritim karena masalah ini lagi membahas hal-hal yang bersifat tradisional
dinilai terlalu sensitif khususnya dalam hal batas seperti pengendalian dan ekspedisi militer di
laut suatu negara. Menurut Roell et.al (2013: laut, melainkan menjaga ketertiban di laut yang
2) sekalipun konsep keamanan maritim belum menjadi sumber daya alam, sarana transportasi,
rigid, namun perlu dibedakan antara keamanan dan aspek penting dalam lingkungan hidup.
maritim dengan keselamatan maritim, yaitu Namun semenjak peristiwa 9/11, komu-
keamanan maritim sifatnya merujuk pada tin- nitas maritim internasional meninjau kembali
dakan yang sifatnya preventif dan responsif hukum tentang keamanan di laut: International
untuk melindungi wilayah maritim suatu negara Convention of Safety of Life at Sea (SOLAS)
dari ancaman terhadap keamanan maupun untuk melindungi pelabuhan dan kapal di seluruh
tindak pelanggaran hukum lainnya, sedangkan dunia dari ancaman terorisme. Berdasarkan
keselamatan maritim menekankan pada men- konvensi tersebut terciptalah International Ship
cegah/mengurangi dampak dari kecelakaan/ and Port Facility Security Code (ISPS Code)
bencana alam. Seperti yang dikemukakan Roell serta amandemen SOLAS 74 yang menjadi
sebagai berikut: “Maritime Security…which has standar keamanan di industri maritim untuk
no clear definitions when it comes to Maritime mencegah tindak kejahatan di laut seperti
Security Operations…….no universal legal or pembajakan, penyanderaan, penyelundupan,
agreed definition due to the fact that it is a broad penyalahgunaan fungsi kapal serta perusakkan
topic, covering many policy sectors” (Roell et kargo (IMO, 2015)1.
al, 2013: 2) 1
IMO. 2015. “International Convention for the Safety of Life at Sea
Konsep keamanan maritim berada di (SOLAS), 1974”, diakses dari http://www.imo.org/en/About/Conventions/
antara kerangka keamanan tradisional dan non- ListOfConventions/Pages/International-Convention-for-the-Safety-of-
Life-at-Sea-%28SOLAS%29%2c-1974.aspx pada 28 Oktober 2015
Maritime Diplomacy sebagai Strategi Pembangunan Keamanan Maritim Indonesia 175

Pada pertemuan ICP tahun 2002, masih berkurangnya otoritas keamanan nasional dalam
belum ditemukan definisi yang rigid mengenai pengelolaan laut. Hal ini berarti keamanan mari-
konsep keamanan maritim, namun untuk per- tim tidak hanya berfokus pada aksi militer
tama kalinya dicetuskan istilah keamanan (gencatan senjata) saja, tetapi juga aktivitas per-
dan keselamatan maritim yang harus menjadi ikanan, pencemaran laut yang disengaja, serta
salah satu prioritas dan segala kejahatan yang kegiatan penelitian atau survei yang bertempat
terjadi di laut merupakan ancaman yang di laut.
serius. Dalam dokumen ini juga menyertakan
peran serta aktor non-negara seperti organisasi Ruang Lingkup Keamanan Maritim
maritim internasional (IMO). Ditemukannya tantangan dan ancaman
Pada pertemuan ICP tahun 2005, disebut- terhadap keamanan maritim tersebut di atas
kan bahwa “negara-negara harus bertindak mendorong banyak pihak untuk mengkon-
secara ketat sesuai dengan hukum laut inter- struksikan konsep keamanan maritim dalam
nasional dan menghindarkan penerapan rangka menyelesaikan persoalan keamanan
kebijakan-kebijakan unilateral apapun yang ber- maritim itu sendiri. Masalah keamanan maritim
tentangan dengan norma-norma hukum yang merupakan masalah keamanan yang kerap
ada yang berasal dari UNCLOS”. Kemudian terjadi di wilayah perairan laut, dengan kata
pada tahun 2006, keamanan maritim menjadi lain menggunakan laut sebagai media/tempat
salah satu dari empat isu utama pertemuan kejahatan/tindak pelanggaran hukum dilakukan,
ICP, pada saat ini pembahasan tentang isu- seperti kejahatan terorganisasi lintas negara:
isu keamanan maritim lebih terfokus, namun pembajakan/perompakan laut, imigran gelap,
demikian, definisi keamanan maritim belum perdagangan narkoba, penyelundupan serta pen-
dapat ditetapkan, yang ada hanya kesepakatan curian ikan yang sering diidentikkan sebagai
mengenai komponen ancaman yang dianggap persoalan utama dalam keamanan maritim.
membahayakan keamanan maritim, yaitu (The Mayoritas ancaman yang terjadi dalam
Present Addendum to the Report of the Secretary- ruang lingkup keamanan maritim merupakan
General on Oceans and the Law of the Sea ancaman non-tradisional seperti terorisme
(A/63/63): maritim,separatisme,radikalismeyangberujung
1. Tindakan teroris terhadap pelayaran kapal pada konflik komunal dengan laut sebagai
dan instalasi lepas pantai (terrorist acts medianya, kerusuhan sosial antarpengguna
against shipping and offshore installations) laut, perompakan dan pembajakan di laut,
2. Pembajakan dan perampokan bersenjata imigran ilegal, penangkapan dan pembalakan
(piracy and armed robbery against ships) ilegal, serta penyelundupan dan pencemaran
3. lalu lintas obat terlarang dan narkrotik laut (Buku Proceeding Seminar Markas Besar
yang ilegal dan zat-zat psikotropik (illicit AL, 2007).
traffic in narcotic drugs and psychotropic Kejadian-kejadian yang mengancam ke-
substances). amanan maritim memunculkan aturan-aturan
berupa tindakan pencegahan serta inisiatif yang
Menurut McNicholas (2008: 1-2), keamanan bertujuan menjaga keamanan kekayaan maritim.
maritim adalah langkah-langkah yang diambil Contoh aturan-aturan tersebut tertulis dalam
oleh pemilik, operator, administrator kapal, ISPS (International Ship and Port Security),
fasilitas pelabuhan, instalasi lepas pantai, serta PSI (Proliferation Security Initiative), CODE
organisasi kelautan untuk melindungi wilayah by IMO (International Maritime Organization)
laut dari pembajakan, sabotase, penyitaan, pen- (Buku Proceeding Seminar Markas Besar AL,
curian, dan gangguan lainnya. Kesulitan dalam 2007).
merumuskan konsep keamanan maritim dapat Menurut salah satu peneliti senior pada
dikatakan terjadi karena menghindari tindakan Centre for Strategic and International Studies
pre-emptive terhadap forum-forum keamanan (CSIS), Anggoro (2007), keamanan maritim
maritim yang berada di luar mekanisme PBB, tidak mungkin hanya menjadi tanggung jawab
keinginan pemisahan konsep keamanan maritim suatu instansi tunggal karena karakternya yang
dengan keselamatan maritim, serta definisi memiliki kedaulatan ganda, ketidakjelasan
keamanan maritim yang kaku mengakibatkan tapal batas dan permeabilitasnya yang tinggi.
176 Muhammad Harry Riana Nugraha dan Arfin Sudirman

Oleh karena itu, jika strategi pembangunan dibentuk dan dilakukan dengan pendekatan
keamanan maritim Indonesia bertumpu kepada berdasarkan tujuan yang akan dicapai di masa
kepiawaian diplomasi maritime TNI AL, maka yang akan datang. Pada akhirnya struktur
penting untuk memahami dan mengembangkan pemerintahan yang akan menentukan efektifitas
doktrin maritim Indonesia yang memang rawan dan efisiensi penataan sektor maritim Indonesia.
tumpang tindih kedaulatan dengan negara lain. Permasalahan yang dihadapi secara mayoritas
adalah ancaman terhadap sumber daya, berupa
Doktrin Maritim Indonesia kriminalitas, terosisme hingga kejahatan kema-
Indonesia akan mencapai tujuan ter- nusiaan (Gandarsih dan Priamarizki, 2015: 5).
sebut dengan memfokuskan pada visi Sehingga membutuhkan regulasi yang kuat dan
Global Maritime Fulcrum (GMF). Dengan kebijakan internasional yang jelas serta kerja
memperhatikan berbagai resiko yang diha- sama komprehensif secara global yang ditujukan
dapi, berbagai pendekatan perlu dilakukan pada keamanan bersama. Domain maritim
guna menyeimbangkan pencapaian visi dan sangat komplek dalam sistem internasional,
hambatan-hambatan yang mungkin terjadi. dimana Indonesia perlu memainkan peran
Termasuk penggunaan diplomasi maritim diplomasi dan penguatan kemampuan militer
dalam merespon terhadap gangguan keaman- serta industri pertahanan.
an, sehingga secara berangsur kapabilitas per-
tahanan akan terbangun. Hal ini membutuhkan Tantangan Diplomasi Maritim Indonesia
pendekatan-pendekatan strategis dari peme- Kelemahan Indonesia adalah belum mampu
rintah terhdap ancaman maritim dengan meng- berkompetisi pada aspek kebijakan, militer,
umpulkan informasi selengkap mungkin dan kapabilitas diplomasi pada tataran global.
sebelum pengambilan keputusan. Berdasarkan Padahal sebenarnya, Indonesia adalah pusat dari
hal tersebut, dukungan dari ikatan kerja maritime domain dunia yang mencakup ketiga
sama regional dan multilateral akan sangat aspek tersebut. Seharusnya sudah mampu mulai
membantu dalam melangsungkan pencapaian melakukan pengauatan infrastruktur sehingga
visi maritim Indonesia. Masa depan maritim tiga sektor lainnya akan iikut tergerakkan, yaitu
Indonesia akan4terlihat pada kemampuannya ekonomi, kelautan dan perikanan, serta energi.
mempengaruhi kebutuhan global untuk men- Global Maritime Fulcrum sangat strategis di
capai kondisi aman dan memiliki mobilitas masa depan dalam isu-isu maritim dunia, oleh
perdagangan dan aktifitas bisnis yang stabil dan karenanya Indonesia perlu memaksimalkan
berkelanjutan. Hal terpenting adalah mampu upaya dan fokus terhadap kerjasama yang ter-
menjamin keamanan maritim bagi stakeholders integrasi jika memungkinkan untuk dijalankan.
di kawasan regional dan global. Indonesia Aspek sumber daya manusia dan teknologi
perlu melakukan penataan dan promosi ter- perlu ditingkatkan melalui pendidikan dan riset
hadap pelabuhan perdagangan yang sudah serta joint research dengan negara lain dalam
dimiliki, yaitu di Jakarta dan Surabaya serta ikatan kerja sama pertahanan keamanan maupun
pelabuhan lainnya sebagai pusat dari aktifitas sektor maritim secara berkelanjutan.
maritim global yang prospek. Meningkatkan
pengamanan dan keamanan sehingga berbagai Stabilitas Keamanan Maritim Indonesia
kerja sama akan terus berlangsung dan bisa TNI Angkatan Laut (TNI AL) Indonesia
mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. juga menempati posisi dan porsi yang strategis
Indonesia yang mengusung “Global untuk mengupayakan optimalnya implementasi
Maritime Fulcrum” untuk menjadi garda ter- visi maritim dunia. Melakukan operasi dengan
depan kepentingan nasional Indonesia secara dukungan peralatan Alutsista yang canggih akan
domestik dan internasional. Berdasarkan hal mempercepat pengawalan bagi pemerintah
tersebut berbagai resiko dan peluang dari mencapai visi tersebut, memberikan gambaran
sektor maritim yang dikembangkan dengan bagi negara lain dan membangun pelaksanaan
tujuan penguatan dan pencapaian keamanan diplomasi (naval diplomacy) secara efektif.
untuk membantu membentuk stabilitas dunia. Pemerintah dan angkatan laut dapat melakukan
Strategi ini ditempatkan pada domain maritim beberapa upaya, diantaranya: modernization,
pada konteks permasalahan tersebut. Hal ini build up, dan naval deployment. Dinamika
Maritime Diplomacy sebagai Strategi Pembangunan Keamanan Maritim Indonesia 177

yang berkembang juga perlu menjadi respon kedalam kebijakan industri pertahanan melalui
bagi Indonesia dalam menata pencapaian visi komite kerja sama industri pertahanan dengan
maritim dunia. Gejolak Laut Cina Selatan yang berbagai negara. Dalam jangka panjang
sampai sejauh ini belum menemukan suatu produksi produk Alutsista maritim akan mem-
titik terang, menjadi lahan diplomasi maritim bentuk wajah industri pertahanan dan akan
Indonesia secara berkelanjutan. Penyaiapan menaikkan taraf ekonomi nasional.
sumber daya strategis dan penguatan angkatan
bersenjata merupakan bentuk kolaborasi efektif SIMPULAN
yang harus dikedepankan dalam kurun waktu
sepuluh tahun kedepan. Berkaitan dengan aktifitas kerja sama inter-
Organisasi regional Association of South nasional pada kerja sama industri kapal selam
East Asian Nation (ASEAN) dapat menjadi dan Alutsista maritim lainnya merupakan poin
wadah sekaligus wabah bagi kelangsungan pen- penting bagi Indonesia sebagai suatu strategi.
capaian visi maritim dunia Indonesia. Menjadi Berbagai aktifitas yang dipromosikan oleh
wadah bagi kegiatan diplomasi maritim dan United Nation (UN) seperti the International
melangsungkan serangkaian agenda strategis Oceanographic Committee of the United Nations
bidang kemaritiman Indonesia. Menjadi wabah, Educational, sebagai saluran efektif untuk melang-
negara-negara asean akan menjadi batu san- sungkan diplomasi dan kepentingan maritim.
dungan apabila tidak tegas dan jelas dalam Indonesia perlu mengambil peranan pada akti-
menentukan sikap yang kaitannya dengan ke- fitas kemaritiman dunia, diantaranya bisa aktif
daulatan dan kepentingan nasional Indonesia. berkonsentrasi terhadap the Global Studies and
Oleh karena itu, penggunaan diplomasi maritim Monitoring of Marine Pollution (GSMMP);
secara efektif akan berdampak positif terhadap the Tropical Ocean and Global Atmospheric
organisasi regional tersebut untuk kepentingan Project (TOGA); the World Ocean Circulation
maritim Indonesia. Experiment (WOCE); the Joint Global Ocean
Analisis terhadap kemanan maritim Indo- Flux Study (JGOFS); the Land-ocean Interaction
nesia adalah penangkalan sekaligus penyelesaian in the Coastal Zone (LOICE); and the Global
berbagai kriminalitas di wilayah perairan Indo- Ocean Ecosystem Dynamics (GLOBEC).6Masa
nesia. Terorisme, perdagangan ilegal, serangan depan industri kemaritiman Indonesia sudah
laut, dan penyelundupan manusia. Oleh karena jelas, disamping sebagai sebuah strategi dalam
pengembangan produk Alutsista bagi industri
itu Indonesia perlu melakukan berbagai langkah
pertahanan nasional juga sebagai dimensi
strategis, diantaranya yang bisa dilakukan:
pendukung diplomasi maritim Indonesia di
1. Memosisikan keamanan maritim interna-
masa depan. Ada beberapa strategi yang bisa
sional melalui karakteristik dan nilai strategis
dilakukan Indonesia: Pertama, kebijakan
maritim Indonesia.
pengembangan sumber daya kelautan yang kom-
2. Mengembangkan pemerintahan atau tata
prehensif dipromosikan melalui kebijakan industri
kelola maritim dan kapabilitas negara secara
maritim secara terintegrasi. Hal tersebut akan
strategis.
sangat memungkinkan terpenuhinya base load
3. Melindungi segenap bangsa Indonesia, ter-
industry dan kesiapan kekuatan pertahanan dalam
utama yang berada di wilayah perbatasan menjaga keamanan dan stabilitas maritim global.
dengan memberikan kepastian ekonomi Kedua, kerja sama internasional melalui
secara bertahap. penggunaan diplomasi maritim mendapatkan
4. Menata infrastruktur laut dan keterhubungan dukungan dari pemerintah berupa aktifasi badan
rute perdagangan, antara angkatan laut Indo- dan lembaga kemaritiman seperti Bakamla, TNI
nesia, kawasan regional, dan internasional. AL, dan lembaga lainnya. Dukungan penuh
5. Melindungi wilayah dan populasi penduduk dan sinergi antara lembaga tersebut juga perlu
dari bahaya organisasi ilegal dan kejahatan terintegrasi langsung dengan Komite Kebijakan
serta terorisme melalui wilayah perairan. Industri Pertahanan (KKIP) yang khusus
Terutama mereka yang berada di wilayah- merevitalisasi dan mengembangkan industri
wilayah rentan dengan kejahatan tersebut. pertahanan.
Sejumlah kerja sama industri pertahanan Ketiga, kebijakan pengembangan diarahkan
yang sudah dijalin Indonesia perlu diadopsikan pada penelitian, pendidikan, pengelolaan industri
178 Muhammad Harry Riana Nugraha dan Arfin Sudirman

kemaritiman yang mengedepankan teknologi Marsetio. 2014. Sea Power Indonesia. Jakarta:
dan pembangunannya yang berkelanjutan. Karena UNHAN.
bagaimanapun dukungan dari aspek ini memiliki McNicholas, Michael. 2008. “Maritime Security
peran strategis. Disamping itu, penguatan kelem- an Introduction”. Oxford: Elsevier
bagaan sektor maritim Indonesia, dari tingkat
kementerian, badan atau lembaga terkait serta IMO. 2015. “International Convention for the
pemangku kepentingan lainnya perlu secara Safety of Life at Sea (SOLAS), 1974”,
serius dilakukan mulai dari sekarang. diakses dari http://www.imo.org/en/
About/Conventions/ListOfConventions/
DAFTAR PUSTAKA Pages/International-Convention-
for-the-Safety-of-Life-at-Sea-
Berridge, G.R, dan James, Alan. 2003. A %28SOLAS%29%2c-1974.aspx pada
Dictionary of Diplomacy. New York: 28 Oktober 2015
Palgrave Macmillan Noivong, Thassarany. 2011. “Moving Beyond
Booth, Gore. 1979. Satow’s Guide to Diplomatic “Hub-and-Spokes” System: US – ASEAN
Practice Fifth ed. New York: Longman Non-Traditional Security and Multilateral
Cooperation “. Dipresentasikan dalam
Buzan, Barry. 1998. Security: A New Framework Third Global International Studies
for Analysis. USA: Lynne Rienner Conference, Portugal.
Publishers Inc
Octavian, Amaruli dan Yulianto, Bayu. 2014.
Butler. Colin J. (2005) Strategic Alliance UK, Budaya, Identitas & Masalah Keamanan
Journal, Jan – Feb Edition. Strategic Maritim. Jakarta: Universitas Pertahanan
Change 14: 20–22 Indonesia.
Dewan Kelautan Indonesia. 2011. Maritime Pernyataan Duta Besar Amerika Serikat
Security Policy. Jakarta: Kementerian untuk Indonesia, H.E.Cameron Hume,
Kelautan dan Perikanan. dalam Penyerahan Hasil PreFeasibility
Gandarsih, Iis dan Priamarizki, Adhi. 2015. Study Jembatan Selat Sunda kepada
Indonesia’s Maritime Doctrine and Pemerintah RI. Tanggal 9 Agustus 2009.
Security Concern. Indonesia Program. Sheldon, Simon. 2010. “Safety and Security
Policy Working Paper. RSIS. in the Malaca Strait: The limits of
Huth, P. K. 1999. Deterrence and International Collaboration”, The National Bureau of
Conflict: Empirical Findings and Asian Research.
Theoretical Debate. Annual Review of Simon. W. Sheldon, “Safety and Security
Political Science. in the Malaca Strait: The limits of
International Organization for Migration. 2009. Collaboration”, The National Bureau of
The International Organization for Asian Research, November 2010.
Migration and Penyelundupan manusia. Susanto & Dicky Munaf. 2015. Komando
Switzerland: IOM. dan Pengendalian Keamanan dan
International Organization for Migration. 2015. Keselamatan Laut: Berbasis Sistem
FGD tentang Keamanan Maritim: Laut Peringatan Dini. Jakarta: Gramedia
Kunci Masa Depan Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama.
IOM. Thassarany Noivong, Moving Beyond “Hub-
Keliat, Makmur. 2009. “Keamanan Maritim and-Spokes” System: US – ASEAN Non
dan Implikasi Kebijakannya Bagi Traditional Security and Multilateral
Indonesia”. Jakarta: Jurnal Ilmu Sosial Cooperation.
dan Ilmu Politik. Till, Geoffrey. 2004. “Good Order at Sea;
Le Mière. 2014. Maritime Diplomacy in the Revisiting the Imperative”. United
21 st  Century: Drivers and Challenges. Kingdom: KCL Corbett Centre.
Routledge, New York.

You might also like