Professional Documents
Culture Documents
Fenomena, Feminisme Dan Political Self Selection Bagi Perempuan
Fenomena, Feminisme Dan Political Self Selection Bagi Perempuan
Fenomena, Feminisme Dan Political Self Selection Bagi Perempuan
1411-0199
Nurwani Idris
Dosen Fakultas Sosial dan Politik Universitas Jayabaya
ABSTRACT
Democracy needs all participation people in the country, women and men. The
political right for women, as we know was feminism hard and long time struggled,
therefore now the women have the high quality live in politic, the economic and social. All
the country in the world have ratificated the PBB of law for political freedom for women as
the same as men.
Especially in Indonesia now there‟s no formal barriers for women leadership, if they
select to participate in politics but it was the phenomenon for the women among self
selection in politics, the freedom to be participating and children, husband, housing, that
still stronger; from which one barrier “self selection” or “culture and religion”
responsibility where significantly.
Minangkabau women, forward analysis we can aim self selection or children,
husband and family responsibility. It is indisputable that the women‟s awareness and
struggle in the politics are debt to the feminists‟ endless efforts. The feminists have fostered
the women to empower themselves by which they reach equal position compared with their
counterparts, in nearly all aspects of the social life.
116
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
117
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
pikiran yang selama ini disangkal (NWPC), didirikan tahun 1971, dan
keberadaannya pada kaum perempuan. Women’s Campaign Fund (WCF),
Kaum perempuan tidak akan mampu didirikan tahun 1974, bekerja
menghasilkan anak-anak dan warga negara meningkatkan jumlah perempuan pro
yang baik seandainya mereka sendiri tidak pemilihan dalam jabatan yang dipilih dan
dididik untuk menjadi orang-orang dewasa ditunjuk tanpa memandang afiliasi
dan warga-warga negara yang luhur partainya. Kedua kelompok ini percaya
(Sapiro, dalam Losco, 2005). bahwa pemimpin perempuan akan
Selanjutnya dengan dideklarasikannya meningkatkan perhatian publik dan
“Tahun Perempuan” 1992 oleh PBB, hal memberikan solusi inovatif atas banyak
ini juga meningkatkan perhatian masalah sosial yang meliputi kemiskinan,
warganegara, politisi, dan akademisi kualitas hidup, pemeliharaan anak
terhadap peran perempuan dalam politik, berkualitas dan perawatan kesehatan, upah
khususnya peran mereka sebagai setara, perumahan terjangkau, kesejah-
pemegang jabatan politik. Pada masa ini teraan ibu dan anak. (Beck, 1997 dalam
di Indonesia, masyarakat telah mulai Bennion, 2001).
menyetujui dan berharap akan partisipasi Beberapa pengamat berkesimpulan
perempuan yang lebih besar, walaupun bahwa kehadiran perempuan sebenarnya
bagi perempuan masih banyak hambatan sangat dibutuhkan dalam politik untuk
yang harus dilalui dan diatasi. Disamping menjamin suara, kepentingan dan prioritas
memang tidak mudah bagi perempuan perempuan tersebut agar terwakili dalam
untuk memasuki dunia politik, walaupun pemerintahan dan dalam undang-undang
tidak ada lagi aturan-aturan formal yang yang diberlakukan oleh pemerintah.
menghalangi namun juga merupakan Banyak aktivis politik dan warganegara
pilihan (self selection) yang sulit. yang terlibat dalam politik tampaknya
Pilihan inilah yang menjadi fenomena setuju. WPC dan NWPC telah dirangkul
yang juga berat saat ini bagi perempuan oleh beberapa komite aksi politik lebih
untuk memilih karier politik dan baru yang berkomitmen memilih lebih
mengorbankan keluarga seperti dikatakan banyak perempuan untuk jabatan politik.
oleh Wilson Nadiale (2002, 2004) dalam (Bennion, 2001)
bukunya “Lembutnya Hati Ibu” Banyak pengamat politik, menyatakan
mengungkapkan dalam Maria Etty bahwa akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21
perempuan yang akan berkarier harus siap ditandai oleh “feminisasi politik.” Apa
sepenuhnya menanggung segala resiko yang disebut feminisasi politik mengacu
profesionalisme. Mereka harus siap pada prioritas yang telah diberikan para
mengorbankan waktu, perasaan, kesem- politisi pada isu-isu yang dianggap penting
patan-kesempatan yang seharusnya di- oleh perempuan dan pada gaya kampanye
berikan kepada keluarganya. Perempuan lebih personal yang didisain untuk menarik
harus merelakan ini semua demi karir dukungan pemilih perempuan. Isu-isu
politik. Hal ini jelas merupakan tugas seperti jaminan sosial, medicare, dan
yang berat dan sulit. pendidikan adalah isu-isu yang diberi
prioritas lebih tinggi oleh pemilih
Perjuangan Feminisme dan Politik perempuan daripada oleh laki-laki.
Para aktivis politik telah lama Feminisasi politik bertujuan mewujudkan
mengungkapkan hubungan antara ke- kebijakan-kebijakan yang melindungi
hadiran pemegang jabatan perempuan dan kaum perempuan; kaum miskin,
sifat agenda politik. Sebuah lengan meredakan konflik antara keluarga dan
gerakan feminis yang penting telah kerja; dan menyediakan dukungan jaringan
mengkampanyekan pemegang jabatan pengaman bagi mereka yang tertimpa
perempuan selama beberapa dekade seperti bencana; yang menghadapi kesulitan
National Women’s Political Caucus
118
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
119
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
publik tersebut, dengan kata lain usaha masyarakat yang terbaik adalah
mereka untuk keluar dari ranah domestik. masyarakat yang androgin, yang setiap
Sesungguhnya di dalam buku Marilyn individu laki-laki dan perempuan
French yang berjudul Beyond Power, setelah didalamnya dapat merangkul nilai-nilai
meneliti asal-muasal patriarki, French yang secara historis adalah feminin, seperti
menyimpulkan bahwa manusia awal hidup cinta, kelembutan, kemauan saling berbagi,
dalam harmoni dengan alam. Mereka dan saling menjaga, seantusias mereka
memandang diri mereka sebagai bagian merangkul nilai-nilai ketegasan, struktur,
kecil dari keseluruhan yang lebih besar, rasa memiliki, dan status yang secara
dan manusia harus menyesuaikan diri historis adalah maskulin (French, 1985
dengan itu jika mereka ingin hidup. dalam Tong, 1998). Namun Beauvoir
Berdasarkan bukti dari primata dan sisa- dalam feminisme eksistensialisme untuk
sisa peninggalan “masyarakat sederhana”, perempuan dalam “Second Sex”
French berspekulasi bahwa masyarakat mengatakan bahwa perempuan teropresi
manusia awal, mungkin berbentuk seperti diulas oleh Tong (1998); dengan
matrisentris (berpusat pada ibu), karena ibu mengadopsi bahasa ontologis dan bahasa
yang lebih mungkin untuk memainkan etis eksistensialisme, Beauvoir
peran utama di dalam kegiatan keterikatan, mengemukakan bahwa laki-laki dinamai
berbagi, dan partisipasi harmoni di dalam “laki-laki” sang Diri, sedangkan
alam, yang kesemuanya berorientasi “perempuan” sang Liyan. Jika Liyan
kepada kelangsungan hidup. French juga adalah ancaman bagi Diri, maka
berspekulasi bahwa sejalan dengan perempuan adalah ancaman bagi laki-laki.
pertumbuhan populasi manusia, makanan Karena itu, jika laki-laki ingin tetap bebas,
menjadi langka. Manusia kemudian ia harus mensubordinasi perempuan
membuat sumur, menggali, dan membajak terhadap dirinya.
alam untuk memperoleh kekayaan yang Beauvoir mengatakan perempuan di
disembunyikan-nya.Semakin besar kendali Eropa sangat tersubordinasi, terkekang
yang didapat manusia atas alam, semakin oleh hukum dan sosial, perempuan
terpisah manusia dari diri manusia itu sendiri teropresi, mereka adalah makhluk kelas
(French, 1985 dalam Tong, 1998). dua, perempuan adalah liyan (the others
Alienasi, sebagaimana didefinisikan yang lain). Perempuan tidak hanya
oleh French, sebagai rasa terpisah yang berbeda dan terpisah dari laki-laki, juga
dalam, yang menimbulkan “kebencian”, inferior terhadap laki-laki (de Beauvoir,
yang pada gilirannya menimbulkan 1952 dalam Tong, 1998:262). Selanjutnya
“ketakutan” dan akhirnya “permusuhan.” Beauvoir mengamati peran sebagai istri
Tidaklah mengherankan, karena itu, bahwa membatasi kebebasan perempuan. Meski-
perasaan negatif ini mengintensifkan hasrat pun Beauvoir percaya bahwa perempuan
laki-laki untuk menguasai, bukan saja dan laki-laki mempunyai kemampuan
alam, tetapi juga perempuan, yang mereka untuk memiliki rasa cinta yang mendalam,
asosiasikan dengan alam, terutama karena ia menyatakan bahwa lembaga perkawinan
peran perempuan di dalam reproduksi merusak hubungan suatu pasangan.
(French, 1985 dalam Tong, 1998). Perkawinan mentransformasi perasaan
French selanjutnya mengatakan: jika yang tadinya dimiliki, yang diberikan
kita ingin melihat abad 21, kita harus secara tulus, menjadi kewajiban dan hak
menghargai “cinta dan kelembutan, serta yang diperoleh dengan cara yang
kemauan untuk saling berbagi, dan saling menyakitkan. Perkawinan merupakan
menjaga setara dengan kendali dan bentuk perbudakan, menurut de Beauvoir.
struktur, rasa memiliki dan status.” Jika Perkawinan memberikan perempuan
kita ingin menerima penegasan ini sebagai (paling tidak perempuan borjuis Perancis)
mana adanya saja, kita akan dapat dengan sedikit lebih dari “kehidupan sehari-hari
mudah menyimpulkan bahwa, bagi French,
120
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
yang disamarkan, sehingga tampak lebih membuat ibunya menjadi objek, menjadi
baik dari yang sesungguhnya, yaitu mesin untuk mencuci, membersihkan,
kehidupan yang tidak berambisi dan tidak merawat, dan terutama untuk berkorban.
mengandung hasrat, hari-hari tak bertujuan Direduksi sebagai objek, sang ibu, tentu
yang terus-menerus diulangi tanpa batas, saja, mulai memandang dan memanfaatkan
hidup yang berlalu dengan perlahan anaknya sebagai objek, sebagai sesuatu
menuju kematian tanpa mempertanyakan yang dapat mengkompensasi rasa
tujuannya.” Perkawinan menawarkan pe- frustrasinya yang dalam (de Beauvoir,
rempuan kenyamanan, ketenangan, dan 1952, 2003).
keamanan, tetapi perkawinan juga me- Sangatlah jelas bahwa menjadi istri
rampok perempuan atas kesempatan untuk dan menjadi ibu, dalam pandangan de
menjadi hebat. Sebagai imbalan atas ke- Beauvoir seperti diulas oleh Tong (1998),
bebasannya perempuan diberikan adalah dua peran feminin yang membatasi
“kebahagiaan.” Perlahan, perempuan kebebasan perempuan, tetapi hal yang
belajar untuk menerima kurang dari yang sama juga berlaku bagi peran perempuan
sesungguhnya berhak diperolehnya (de pekerja. Beauvoir menekankan bahwa
Beauvoir, 1952, 2003). perempuan pekerja sama halnya dengan
Jika peran sebagai istri membatasi istri dan ibu, tidak dapat melepaskan diri
pengembangan diri perempuan, peran dari batasan femininitas. Lebih dari itu,
sebagai ibu lebih membatasi lagi. dalam beberapa hal, perempuan pekerja
Meskipun Beauvoir mengakui bahwa bahkan berada dalam kondisi yang lebih
mengasuh dan membesarkan anak hingga buruk dibandingkan perempuan istri dan
dewasa dapat bersifat mengikat eksistensi ibu yang tinggal di rumah (yang tidak
seorang perempuan, ia bersikeras bahwa bekerja di sektor publik), karena
melahirkan bukanlah tindakan, melainkan perempuan pekerja, secara terus-menerus,
semata-mata suatu peristiwa. Beauvoir di manapun juga diharuskan untuk menjadi
menekankan bahwa kehamilan dan bersikap sebagai perempuan. Dengan
mengalienasi perempuan dari dirinya perkataan lain, disamping tugas-tugas
sendiri, dan hal itu menyulitkan perempuan profesionalnya, seorang pekerja diharuskan
dalam menentukan arah takdirnya tanpa untuk melakukan pekerjaan yang
terganggu. Seperti feminis radikal- diimplikasikan oleh “ feminitasnya”, yang
libertarian, Shulamith Firestone, Beauvoir bagi masyarakat berarti kewajiban untuk
mempertanyakan kenikmatan yang berpenampilan yang menyenangkan.
“seharusnya” dari kehamilan, dan Sebagai akibatnya, perempuan
mengatakan bahwa bahkan perempuan mengembangkan konflik internal antara
yang menginginkan anak tampaknya kewajiban profesional dan kepentingan
mengalami masa-masa yang sulit selama femininnya. Jika seorang perempuan
kehamilan. Juga seperti Firestone, pekerja mengabdikan dirinya kepada
Beauvoir khawatir dengan hubungan ibu- kepentingan profesionalnya, sehingga ia
anak yang sangat mudah terdistorsi. Mula- mengabaikan penampilannya, ia akan
mula anak tampaknya membebaskan menghadapi kenyataan bahwa ia tidak lagi
perempuan dari status objeknya karena ia memenuhi standar yang dibangun oleh
“mendapatkan dari anaknya apa yang para perempuan cantik. Ia kemudian akan
dicari laki-laki dan perempuan; seorang menemukan kesalahan-kesalahan dari
Liyan, paduan alam dan nalar, yang akan rambutnya, giginya, kukunya, kulitnya,
menjadi mangsa dan juga menjadi ganda.” bentuk tubuhnya, dan pakaiannya. Karena
Sejalan dengan waktu, anak itu menjadi panik akan berkurangnya kecantikannya,
tiran yang banyak menuntutbalita, perempuan kemudian akan memotong
remaja, dewasa, seorang subjek yang waktu kerjanya agar mempunyai waktu
sadar, yang dengan melihat ibunya, dapat lebih banyak untuk merawat
kecantikannya. Jika ia mengatur ulang
121
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
122
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
bagian lain yang serupa, Elshtain untuk menolak “yang feminin” sama sekali
mengomentari bahwa gambaran Beauvoir atau untuk merangkulnya dengan lebih erat
mengenai kehamilan yang sangat (Elshtain, 1981 dalam Tong, 1998).
mengalienasi kebanyakan perempuan Dengan berjalannya waktu akhirnya
hamil, yang mempunyai pandangan positif partisipasi perempuan dalam kehidupan
atas “tubuhnya yang membesar karena berisi politik mulai mendapatkan perhatian yang
bayi.” Kita tidak dapat membuat orang cukup besar di seluruh dunia setelah
menjadi feminis dengan pernyataan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
perempuan hamil adalah sejenis dengan mengeluarkan Universal Declaration of
sayuran. Human Rights pada tahun 1949, yang
Akhirnya, Elshtain mengkritik menjamin hak asasi manusia dan
Beauvoir yang dianggapnya merayakan kebebasan fundamental seluruh umat
norma laki-laki pada umumnya. Semua manusia, laki-laki dan perempuan. Isu
keluhan Beauvoir mengenai karakter politik perempuan ini muncul sebagai
perempuan sebagai pasif, submisif, tanggapan dan hasil dari perjuangan
imanen, dimaknai sebagai perayaan Women Liberation Movement (WLM)
karakter laki-laki sebagai aktif, dominan, yang dimulai pada dekade 1960-an di
dan transeden. Perendahan tubuh pe- Barat.
rempuan ini muncul sebagai akibat dari Pada dekade 1980-an WLM menjadi
ditinggi-tinggikannya pikiran laki-laki. gerakan perjuangan berskala besar sampai
Pandangan yang merendahkan hubungan meluas ke Dunia Ketiga dan Negara
perempuan dengan alam sangat kontras Sosialis Eropa Timur. WLM menandai
dengan kekaguman akan konstruksi laki- kemajuan yang sangat nyata dalam
laki terhadap kebudayaan. Karena itu, mobilisasi politik dan integrasi politik
saran Beauvoir bagi pencapaian kebebasan perempuan, sehingga mainstream ini tidak
perempuan adalah dengan menolak dapat diabaikan lagi oleh para elit politik.
tubuhnya dan hubungannya dengan alam. Perubahan jelas kelihatan dalam pemberian
Menurut Elshtain, saran Beauvoir dengan suara, aktivisme dalam politik, seperti ikut
mengopresi perempuan adalah salah, serta berpartisipasi dalam partai politik, LSM,
meminta perempuan untuk menghilangkan penyusunan agenda politik, formulasi
identitas perempuannya tanpa memper- politik, dan berbagai organisasi politik.
timbangkan konsekuensi yang harus Satu hal lagi, yang tak bisa dipungkiri
dipertaruhkan perempuan, yaitu per- adalah kesadaran politik perempuan yang
saudaraan (sisterhood) untuk memperoleh semakin meningkat.
persaudaraan laki-laki (brotherhood), Selanjutnya PBB mengadopsi
menurut Elshtain, adalah tidak ber- Convention on The Elimination of All
tanggungjawab. Forms of Discrimination Against Women
Para kritikus Beauvoir mengundang kita (CEDAW/Konvensi tentang Penghapusan
untuk memikirkan apakah lebih mem- Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
bebaskan untuk berpandangan bahwa Kaum Perempuan) pada 1979 dan
perempuan adalah produk dari konstruksi Indonesia telah meratifikasi Konvensi
kebudayaan, atau sebaliknya, memandang Perempuan tersebut melalui Undang-
perempuan sebagai hasil dari pengaturan Undang No. 7/1984. Pemerintah Indonesia
alamiah. Para kritikus itu juga me- telah mengeluarkan Konvensi Hak-Hak
ngundang kita untuk berpikir apakah Politik Perempuan melalui Undang-
wahana transendensi lebih baik, lebih Undang No. 68 tahun 1958. Walaupun
buruk, atau hanya berbeda semata dari sudah ada jaminan atas partisipasi penuh
wahana imanensi. Akhirnya, para kritikus perempuan dalam domain politik, yang
itu mengundang kita untuk mem- tertuang dalam konvensi atau konstitusi,
pertimbangkan apakah pembebasan namun dalam kenyataan sehari-hari, hak-
perempuan mengharuskan perempuan hak perempuan tidak sepenuhnya dipenuhi
123
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
124
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
dihapuskan jika perempuan ingin luar politik radikal. Millet sekadar bertanya
mendapat kebebasan. Tetapi ini bukanlah mengapa di dalam sebuah masyarakat
tugas yang mudah. Untuk menghilangkan yang bebas, di mana kaum perempuan
penguasaan oleh laki-laki, perempuan dan memiliki hak-hak politik dan sipil yang
laki-laki harus menghapuskan jender lengkap, serta segala kesempatan
terutama status, peran, dan temperamen pendidikan yang terbuka lebar, semua
seksualsebagaimana hal ini dibangun di keputusan penting dalam masyarakat
bawah patriarki. hanya dibuat oleh kaum laki-laki tanpa
Selanjutnya masih menurut Millet, melibatkan kaum perempuan. Mengapa
ideologi patriarkal, membesar-besarkan kaum perempuan harus mendapatkan peran
perbedaan biologis antara laki-laki dan subordinat dari kaum laki-laki?
perempuan, dan memastikan bahwa laki- Millet juga mengembangkan gagasan
laki selalu mempunyai peran yang tentang “politik seks” (The personal is
maskulin dan dominan, sedangkan political) dengan menyatakan bahwa
perempuan selalu mempunyai peran yang dalam hubungan yang paling pribadi antara
subordinat, atau feminin. Ideologi ini lelaki dan perempuan, laki-lakilah yang
begitu kuat, hingga laki-laki biasanya mengontrol hubungan seksual, mengambil
mampu mendapatkan persetujuan dari inisiatif, membatasi dan mendefinisikan
perempuan yang mereka opresi. Mereka seksualitas perempuan sesuai dengan
melakukan hal tersebut melalui institusi kebutuhan mereka, serta membiarkan
akademi, gereja, dan keluarga, yang perempuan sering tak terpenuhi kebutuhan
masing-masingnya membenarkan dan seksnya. Hal ini dianggap “politis” dalam
menegaskan subordinasi perempuan artian bahwa hubungan seksual merupakan
terhadap laki-laki, yang berakibat bagi relasi kekuasaan, hubungan dominasi dan
kebanyakan perempuan untuk meng- subordinasi, sebuah dimensi dari situasi di
internalisasi rasa inferioritas diri terhadap mana pihak yang subordinate hidup untuk
laki-laki. melayani pihak yang dominan
Gerakan feminisme ini dicirikan (superordinate). Dengan kata lain, hal ini
dengan dua hal pokok: (1) tuntutan akan merupakan dimensi patriarki. Ini adalah
demokrasi yang bersifat partisipatoris, sumber slogan feminis “The Personal is the
yaitu demokrasi yang melibatkan seluruh Political (Setiap Pribadi adalah Politis)”
rakyat, dan the personal is political; dan (2) (Adam, 1993, 2004). Millet menekankan,
melihat persoalan-persoalan mendasar yang bahwa meskipun ada usaha terus- menerus
saling berlawanan antara laki-laki dan untuk mengkondisikan dan mengkoersi
perempuan. Secara khusus feminisme semua perempuan, banyak perempuan
radikal ini ditandai dengan diskusi dan aksi terbukti tidak dapat dikendalikan.
politik di seputar isu-isu reproduksi
(aborsi, kontrasepsi) dan kekerasan (per- c. Feminisme Gelombang Ketiga:
kosaan, penyalahgunaan seksual) (Pascal, Identitas Politik
1986). Feminisme gelombang ketiga, awal
Pemberi karakteristik pikiran baru, 1980-an sampai awal 1990-an, ditandai
yang secara luas dipengaruhi oleh oleh pemahaman atas gerakan feminisme
spektrum feminis Millet. Seperti banyak yang semakin beragam. Di mana gerakan
teori Pembebasan Perempuan awal, teori politik sudah mengedepankan politik
ini banyak dipengaruhi oleh ide-ide Kiri perempuan, ras etnisitas, dan posisi subjek
Baru dengan gagasannya tentang dominasi, yang sering dipahami dalam rubrik “politik
represi, dan alienasi, serta penggunaan postmodern”. Di mana segala sesuatu yang
konsep psikoanalitik. Meskipun demikian, selama ini dimarjinalkan dan terpinggirkan,
masalah yang dikemukakan dan di- dalam “teori postmodern” spesifikasi
simpulkan oleh Millet memantul jauh ke posisi mereka mulai ditonjolkan; dengan
125
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
126
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
Tabel 1. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2004
Hampir tidak ada perbedaan dalam Sedangkan dari hasil perolehan suara
bidang pekerjaan berdasarkan pendidikan dalam Pemilu Legislatif pemilihan anggota
di Minangkabau antara perempuan dan DPRD Provinsi Sumatera Barat periode
laki-laki, yaitu jumlahnya hampir sama. 2004-2009, hanya ada 5 perempuan yang
Yang menarik, jumlah total perempuan menjadi anggota DPRD Provinsi. (Komisi
yang bekerja lebih tinggi daripada laki- Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Barat,
laki. Selanjutnya dari hasil perolehan suara 2004).
dalam Pemilu Legislatif DPRD Kabupaten/ Di Minangkabau Sumatera Barat
Kota Provinsi Sumatera Barat tahun 2004, ditemukan banyak hal yang menyebabkan
dalam politik jumlah perempuan yang perempuan enggan memasuki dunia politik
berpartisipasi masih sangat sedikit. antara lain diperlukan motivasi politik
Di Kabupaten Agam ada 4 orang yang tinggi yang dipengaruhi oleh hal-hal
perempuan; Kabupaten Limapuluh Kota yang multikompleks.
ada 4 orang perempuan, dan Kabupaten Secara umum pengertian dari minat
Tanah Datar hanya 3 orang perempuan, dan atau motivasi adalah rangsangan yang
empat kabupaten tidak mempunyai anggota didapat dari lingkungan, yang sangat erat
perempuan. hubungannya dengan emosi atau perasaan
seseorang, yang mengarah pada terciptanya
127
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
128
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
129
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
Begitu juga hambatan budaya dan lanjut oleh feminisme bahwa fenomena
agama saat ini sudah melonggar namun perempuan dalam politik terdapat dalam
disamping aturan permainan politik, seperti kebebasan yang telah dipunyai, peluang
aturan dan permainan partai politik yang yang ada, dengan suatu tindakan strategis
terdapat dalam budaya politik pada saat ini dalam memanfaatkan peluang tersebut
menjadi fenomena yang penting dalam yakni S.W.O.T (Strengths, Weaknesses,
mendapatkan kedudukan politik. Opportunities, dan Threats).
Untuk memasuki dunia politik sangat
tergantung pada political self selection
perempuan itu sendiri. Dalam hal untuk DAFTAR PUSTAKA
mengambil tindakan politik, tulisan ini
merujuk pendapat Talcott Parsons (1951 Adams, Ian. 1993. Ideologi Politik
yang dikutip oleh Hambermas, 2007) Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik,
dalam teori struktural-fungsionalnya dan Masa Depannya, Yogyakarta:
bahwa masyarakat bertindak didorong oleh Qalam.
pemahaman kultural yang diyakini, dan Bennion, Elizabeth Anne. 2001. Gender
berdasarkan pemahaman itu, yakni nilai-nilai Perception, and Policy Priorities in
dan norma-norma yang berlaku sebagai Three Midwestern State Legislatures,
tujuan dan mengikat para aktor secara Dissertation, University of
intersubjektif, serta nilai-nilai dan norma itu Wisconsin– Madison.
menjadi motif (dorongan pribadi) untuk Best, Steven and Kellner, Douglas. 1991.
bertindak dan pembentuk karakter manusia Postmodern Theory: Critical
bersama terjadinya internalisasi, dalam arti Interrogations, London: Macmillan
manusia dalam mengambil keputusan Education LTD.
untuk melakukan sesuatu, norma dan nilai de Beauvoir, Simon. 2003. Second Sex:
yang diyakini menjadi dorongan untuk Kehidupan Perempuan, Cetakan
bertindak (Nurwani, 2007). pertama, Penerjemah: Toni B.
Kajian tulisan ini sependapat dengan Febriantono, dkk. Penerbit: Pustaka
Parsons yang menyatakan bahwa: Promethea.
tindakan tersebut dapat menjadi saluran di Etty, Maria. 2004. Perempuan: Memutus
mana nilai-nilai kultural bergeser menjadi Mata Rantau Asimetri, Jakarta: PT.
tindakan yang didorong oleh motivasi: Grasindo.
“sistem sosial adalah sistem tindakan yang Friedan, Betty. 1974. The Feminine
didorong oleh motivasi yang mengatur Mystique. New York: Dell.
hubungan aktor dengan sesamanya: Habermas, Jürgen. 2007. Teori Tindakan
kepribadian adalah sistem tindakan yang Komunikatif II: Kritik atas Rasio
didorong oleh motivasi yang mengatur Fungsionalis, Yogyakarta: Kreasi
organisme hidup.” (Nurwani, 2007). Wacana.
Untuk memasuki dunia politik adalah Huitt, W. 2001. Motivation to Learn: An
merupakan pilihan politik (political self Overview, Educational Psychology
selection) suatu konsep tentang usaha Interactive. Valdosa, GA: Valdosa
politik atau gerakan untuk mencapai State University. (http://chiron.
kedudukan dalam politik adalah kerja valdosta.edu/whuitt/col/
keras, tidak bisa hanya menunggu dari motivation/motivate.html)
alam “given” tetapi harus diraih “taken”, Idris, Nurwani. 2007. Perempuan
dengan kata lain usaha dalam mendapatkan Minangkabau dalam Politik: Suatu
kedudukan kepemimpinan politik adalah kajian mengenai hambatan dan
perjuangan menentang gejala rasa rendah usaha untuk mendapatkan
diri dan menaklukkan rintangan yang ada. kedudukan kepemimpinan politik,
Sebagai suatu konsep perjuangan Disertasi Program Doktor Program
perempuan dalam politik perlu dikaji lebih Studi Ilmu Sosial Universitas
130
WACANA Vol. 13 No. 1 Januari 2010 ISSN. 1411-0199
131