Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 25

Penerapan Balanced Score Card .........

(Kurniawan & Breliastiti)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENERAPAN BALANCED SCORE CARD PADA INDUSTRI


MANUFAKTUR DI INDONESIA

Toto Kurniawan
Ririn Breliastiti
Universitas Bunda Mulia
rbreliastiti@bundamulia.ac.id

ABSTRACT

In order to face a competitive business environment, companies need to


implement new strategies. Each flow measurement strategies need to be
determined their level of success. So that a company needs to do a performance
measurement in order to measure the level of success of the company. At this time,
the financial performance indicators are considered no longer sufficient as a
performance measurement system of the company, because it is not considered
accurate in giving an assessment of the development of the company. In addition,
it is not giving a clear picture about the focus and objectives of the company in
the future. So we need a new paradigm in the measurement of the performance of
companies in the information age today.

This study aims to provide a discussion of the application of the Balanced


Scorecard in the manufacturing industry in Indonesia. Given this example is
expected that many companies in Indonesia which eventually attracted and can
also take benefit. Researchers establish a manufacturing company as a research
subject with the consideration that the manufacturing company has the scope of
the most complex operations when compared with service companies and trade.
Research on the application of balanced scorecard will be conducted in three
selected manufacturing companies, namely PT Cahaya Harapan Satya Printing,
CV Global Mandiri and PT Tanindo Sukses Makmur.

The three companies have a Balanced Scorecard approach is a bit different, but
still using the same four perspectives. Determination of the weight and the score
is determined by the company taking into account the targets to be achieved for
each perspective. The indicators used for each perspective also vary, depending
on the target to be achieved, and the types of indicators can also vary. The three
companies produce varying value Balanced Scorecard. For PT Cahaya Harapan
Satya CV Printing and Global Mandiri has demonstrated good performance, but
for PT Sukses Makmur Tanindo has not shown good performance. For PT
Cahaya Harapan Satya CV Printing and Global Mandiri, this performance can be
maintained. As for PT Sukses Makmur Tanindo performance should soon be
upgraded to the condition with the category A, which is healthy.

Keywords: Balanced Scorecard, manufacture, key performance indicator

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 186


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di era informasi dan komunikasi saat sebagai suatu sistem pengukuran


ini, kita dihadapkan pada kinerja perusahaan, karena dianggap
perkembangan dunia yang bergerak sudah tidak akurat dalam
begitu cepat. Terutama dalam hal memberikan suatu penilaian terhadap
perekonomian, segala sesuatu perkembangan perusahaan tersebut.
diharuskan mengikuti perubahan Selain itu, pengukuran kinerja
yang sedang terjadi. Perubahan perusahaan finansial tersebut sudah
tersebut harus diantisipasi untuk tidak memberikan gambaran yang
menghadapi persaingan bisnis, yang jelas tentang fokus dan tujuan
dimana terjadinya suatu perdagangan perusahaan di masa yang akan
bebas. Sehingga tidak ada lagi batas datang. Sehingga diperlukan suatu
perdagangan antar Negara dan juga paradigma baru dalam pengukuran
keberhasilan suatu perdagangan kinerja perusahaan di era informasi
tergantung oleh kekuatan pasar. Oleh saat ini.
karena itu banyak perusahaan yang Untuk mengatasi masalah tentang
sedang melakukan adaptasi dalam kelemahan sistem pengukuran
struktur serta sistem organisasi yang kinerja yang hanya fokus terhadap
sesuai dengan perubahan-perubahan aspek keuangan dan mengabaikan
yang sedang terjadi. Sehinga banyak aspek non keuangan, seperti
perusahaan yang besaing dalam hal kepuasan pelanggan, produktivitas
efisiensi, inovatif, penetapan harga, karyawan, dan sebagainya, maka
pengembangan usaha dan diciptakanlah sebuah model
sebagainya. pengukuran kinerja yang tidak hanya
Selama ini sistem pengukuran mencangkup keuangan saja
kinerja tradisional perusahaan dilihat melainkan non keuangan juga, yaitu
dari segi finansialnya saja yang konsep Balanced Scorecard (BSC).
menggunakan indikator keuangan Penelitian ini bertujuan untuk
seperti Net Profit Margin (NPM), memberikan pembahasan mengenai
Return on Asset (ROA) dan beberapa penerapan Balanced Scorecard pada
indikator lainnya. Pada saat ini, industri manufaktur di Indonesia.
indikator-indikator tersebut Dengan adanya contoh ini
dipandang sudah tidak memadai lagi diharapkan banyak perusahaan di

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 187


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Indonesia yang akhirnya tertarik dan e. Bagaimanakah kesimpulan


dapat juga memperoleh manfaat. dari nilai Balanced Scorecard
1.2 Batasan Masalah dari ketiga perusahaan?
Jenis usaha sangatlah beragam.
Namun secara umum dapat 2. Tinjauan Pustaka
dikelompokkan dalam tiga katagori 2.1 Pengertian Akuntansi
yaitu perusahaan jasa, dagang dan
Manajemen
manufaktur. Penelitian ini akan
membahas khusus pada perusahaan Menurut Hansen & Mowen
manufaktur, yaitu percetakan, pabrik (2009a), Akuntansi manajemen
pelapis kayu dan pabrik boks karton. merupakan proses
1.3 Perumusan Masalah mengidentifikasi, mengumpulkan,
a. Bagaimanakah kinerja mengukur, mengklasifikasi dan
perusahaan bila diukur melaporkan informasi yang
dengan menggunakan bermanfaat bagi pengguna internal
perspektif keuangan? dalam merencanakan,
b. Bagaimanakah kinerja mengendalikan dan mengambil
perusahaan bila diukur keputusan. Sedangkan menurut
dengan menggunakan Reeve (2009), Akuntansi
perspektif pelanggan? Manajemen menggunakan
c. Bagaimanakah kinerja akuntansi keuangan maupun data
perusahaan bila diukur estimasi untuk membantu
dengan menggunakan manajemen dalam menjalankan
perspektif proses bisnis aktivitas operasional harian dan
internal? merencanakan aktivitas operasional
d. Bagaimanakah kinerja di masa depan.
perusahaan bila diukur
dengan menggunakan 2.2 Pengukuran Kinerja
perspektif pembelajaran-
pertumbuhan? Menurut Halim (2009) Pengukuran
Kinerja adalah suatu proses yang
digunakan pimpinan untuk

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 188


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

menentukan apakah seorang Pengukuran strategi diperlukan


karyawan melakukan pekerjaannya untuk mengartikulasikan strategi
sesuai dengan tugas dan tanggung ke seluruh anggota organisasi.
jawabnya. Sedangkan Hansen dan Organisasi tersebut harus fokus
Mowen (2009b) berpendapat bahwa pada beberapa pengukuran
Pengukuran Kinerja merupakan kritikal saja. Sehingga manajemen
proses untuk mengukur prestasi kerja tidak terlalu banyak melakukan
pegawai berdasarkan peraturan yang pengukuran indikator kinerja yang
telah ditetapkan, dengan cara tidak perlu.
membandingkan sasaran (hasil 3. Mengintegrasikan pengukuran ke
kerjanya) dengan persyaratan dalam sistem manajemen
deskripsi pekerjaan yaitu standar Pengukuran harus merupakan
pekerjaan yang telah ditetapkan bagian organisasi baik secara
selama periode tertentu. formal maupun informal, juga
merupakan bagian dari budaya
Menurut Robert & Anthony (2012),
perusahaan dan sumber daya
tujuan dari sistem pengukuran
manusia perusahaan.
kinerja adalah untuk membantu
4. Mengevaluasi pengukuran hasil
dalam menetapkan strategi. Dalam
secara berkesinambungan
penerapan sistem pengukuran kinerja
Manajemen harus selalu
terdapat empat konsep dasar:
mengevaluasi pengukuran kinerja
1. Menentukan strategi
organisasi apakah masih valid
Dalam hal ini paling penting
untuk ditetapkan dari waktu ke
adalah tujuan dan target
waktu.
organisasi dinyatakan secara
ekspilit dan jelas. Strategi harus
2.3 Pengertian Balanced Scorecard
dibuat pertama kali untuk
Menurut Rangkuti (2013) Balanced
keseluruhan organisasi dan
Scorecard adalah kartu skor yang
kemudian dikembangkan ke level
digunakan untuk mengukur kinerja
fungsional dibawahnya.
dengan memperhatikan
2. Menentukan pengukuran strategi
keseimbangan antara sisi keuangan
dengan nonkeuangan, antara jangka

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 189


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

pendek dan jangka panjang serta manajemen untuk


melibatkan faktor internal dan melaksanakan strategi-
eksternal. Menurut Atkinson, Banker strategi bisnis mandiri dan
dan Young (Freddy Rangkuti, 2013) program-program
definisi Balanced Scorecard adalah peningkatan keunggulan
ukuran dan sistem manajemen yang kerja.
memandang kinerja suatu unit bisnis c. Balanced Scorecard
dari empat perspektif: keuangan, merupakan kerangka kerja
pelanggan, proses bisnis internal manajemen terintegrasi,
serta pembelajaran dan pertumbuhan. mencakup semua faktor yang
mendefinisikan organisasi,
2.4 Manfaat dan Keunggulan proses-proses operasional,
Balanced Scorecard dan hasil-hasil kinerja yang
Menurut Gaspersz (2013), paling jelas dan terukur.
sedikit terdapat enam alasan yang d. Balanced Scorecard berfokus
mendasar mengapa organisasi- pada persyaratan-persyaratan
organisasi lokal maupun kelas dunia untuk mencapai keunggulan
memilih Balanced Scorecard sebagai kinerja, bukan sekedar
kerangka kerja dari sistem aplikasi prosedur-prosedur,
manajemen mereka: alat-alat atau teknik-teknik.
a. Balanced Scorecard mampu e. Balanced Scorecard mudah
mengidentifikasi kekuatan- beradaptasi dengan
kekuatan dan kesempatan- lingkungan bisnis, dapat
kesempatan untuk perbaikan diterapkan pada organisasi
(opportunities for besar maupun kecil,
improvement = OFI). organisasi lokal yang hanya
b. Balanced Scorecard beroperasi di suatu negara
memberikan kerangka kerja maupun kelas dunia yang
untuk peningkatan menuju beroperasi di banyak negara.
keunggulan kinerja melalui f. Balanced Scorecard telah
memberikan peningkatan terbukti merupakan praktek-
kebebasan kepada praktek manajemen global

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 190


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yang valid untuk bahwa kita melihat suatu kinerja


meningkatkan keunggulan organisasi dari empat perspektif
kinerja organisasi. berikut:

2.5 Empat Perspektif Balanced


Scorecard
Menurut Suprayitno (2011),
Balanced Scorecard menyarankan
Gambar 1 informasi; dan motivasi,
Empat Perspektif Balanced pemberdayaan, serta kesesuaian
Scorecard dengan standard kinerja. Ukuran
intinya adalah produktivitas
karyawan, yang diukur dari:
jumlah output tiap karyawan,
tingkat kepuasan karyawan, tinggi
rendahnya pengakuan terhadap
prestasi karyawan, tingkat
keterlibatan karyawan dalam
proses pengambilan keputusan,
kemudahan akses karyawan
terhadap informasi yang
menunjang pekerjaannya, dan
tingkat retensi atau penolakan
Sumber: karyawan, yang diukur dari
http://www.jiscinfonet.ac.uk/infokits/ jumlah perputaran (turn over) staf
analytical-tools/scorecard atau karyawan potensial.
2. Internal-Business-Process
1. Learning and Growth Perspective. Dalam perspektif
Perspective. Kategori-kategori internal-business-process,
yang terdapat dalam perspektif ini manajer mengenali proses-proses
teridiri atas kemampuan kritis pada yang mana mereka
karyawan; kemampuan sistem harus unggul jika mereka akan

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 191


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

mencapai tujuan-tujuan dari pisah, melainkan memiliki saling


shareholder dan segmen berhubungan.
pelanggan yang menjadi target. 4. Financial Perspective. Tujuan
Sistem pengukuran performa finansial menyajikan suatu fokus
konvensional berfokus hanya untuk tujuan dan ukuran dalam
pada monitoring dan peningkatan seluruh perspektif Balanced
biaya, mutu, dan waktu yang Scorecard. Setiap ukuran dipilih
didasarkan pada proses bisnis harus menjadi bagian dari suatu
yang ada. Secara jelas, hubungan sebab-akibat yang
pendekatan dari Balanced memuncak dalam peningkatan
Scorecard memungkinkan performans keuangan. Balanced
permintaan untuk performans Scorecard harus menguraikan
proses internal untuk menurunkan tentang strategi, dimulai dengan
harapan-haran khusus dari pihak tujuan finansial jangka panjang,
eksternal perusahaan. dan kemudian keterkaitannya
3. Customer Perspective. Perspektif terhadap bagian-bagian tindakan
Pelanggan ini menggambarkan yang harus diambil dengan proses
tampilan perusahaan di mata finansial, pelanggan, internal
pelanggan. Hal ini merupakan proses, dan terakhir karyawan dan
konsekuensi dari tingkat sistem untuk mengantarkan
persaingan usaha yang makin performans ekonomis jangka
ketat, sehingga perusahaan panjang yang diharapkan.
dituntut memahami kebutuhan Walaupun bergantung pada daur
pelanggannya (customer driven hidup industrinya, tujuan strategi
company) Ukuran utama dari perspektif keuangan pada
perspektif pelanggan adalah umumnya terkait pada upaya:
market share, customer peningkatan pendapatan,
acquisition, customer retention, pengurangan biaya atau
customer satisfaction, dan peningkatan produktivitas, dan
customer profitability. Kelima utilisasi aset perusahaan.
buah ukuran ini tidaklah terpisah-

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 192


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Metode Penelitian b. Telaah dokumen yaitu


Penelitian ini merupakan penelitian mengumpulkan informasi data
deskriptif berdasarkan observasi dengan mempelajari referensi,
yang dilakukan pada tiga perusahaan laporan keuangan perusahaan,
manufaktur di Indonesia. maupun yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
Peneliti menetapkan perusahaan c. Penelitian lapangan yaitu
manufaktur sebagai subjek penelitian mengumpulkan data primer,
dengan pertimbangan bahwa dengan cara mendatangi
perusahaan manufaktur memiliki perusahaan.
ruang lingkup operasi yang paling
kompleks bila dibandingkan dengan
4. Hasil dan Pembahasan
perusahaan jasa dan dagang.
4.1. PT Cahaya Harapan Satya
Penelitian mengenai penerapan
Printing
balanced scorecard ini akan
PT. Cahaya Harapan Satya Printing
dilakukan pada tiga perusahaan
berusaha dalam bidang percetakan.
manufaktur terpilih, yaitu PT Cahaya
Untuk mencapai maksud dan tujuan,
Harapan Satya Printing, CV Global
perseroan melaksanakan kegiatan
Mandiri dan PT Tanindo Sukses
usaha sebagai berikut:
Makmur.
memberdayakan hasil-hasil dari
penerbitan, penjilidan, katonage dan
Teknik yang digunakan penulis
pengepakan, pencetakan buku-buku
dalam penelitian ini adalah sebagai
serta kegiatan terkait. Desain dan
berikut:
cetak grafis meliputi pembuatan
a. Pengumpulan data melalui
desain untuk gambar-gambar,
penilaian kepustakaan (Library
simbol, logo, keperluan pribadi
Research) dilakukan dengan
maupun perusahaan dan juga
mengkaji buku, situs web,
kegiatan-kegiatan penting (kegiatan
majalah dan jurnal ilmiah untuk
nasional maupun international) serta
memperoleh landasan teoritis
pekerjaan pencetakan majalah-
yang kuat dan menyeluruh tentang
majalah dan tabloid (media masa)
Balanced Scorecard.
lainnya yang terkait.

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 193


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

rugi selama dua periode, yaitu 2014-


Perspektif Keuangan 2015. Perspektif keuangan ini dapat
Pada perspektif keuangan, penulis diukur menggunakan rasio likuiditas,
menggunakan data dari laporan solvabilitas, profitabilitas, dan
posisi keuangan dan laporan laba aktivitas.

Tabel 4.1
Kinerja Keuangan PT Cahaya Harapan Satya Printing
Macam Rasio 2015 2014
Rasio Likuiditas:
Rasio Lancar 153% 157%
Rasio Solvabilitas:
Rasio Utang atas Modal 140% 130%
Rasio Utang atas Aktiva 58% 56%
Rasio Profitabilitas:
Profit Margin 4,23% 3,79%

Berdasarkan data diatas, dapat Perspektif Pelanggan


diketahui bahwa pada rasio utang Pada perspektif pelanggan,
atas modal mengalami peningkatan perusahaan mengukur jumlah
sebesar 10% yang menandakan pelanggan yang dapat di
bahwa total hutang perusahaan pertahankan, jumlah klaim, jumlah
meningkat. Dari hasil wawancara pelanggan baru dengan
dapat diketahui bahwa peningkatan menggunakan data yang diberikan
tersebut terjadi karena perusahaan oleh perusahaan melalui proses
melakukan pinjaman modal kepada wawancara dengan pihak terkait dan
pihak bank guna menambah modal menggunakan kuesioner untuk
operasional perusahaan. memperoleh data mengenai kepuasan
pelanggan.

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 194


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 4.2
Data Perspektif Pelanggan PT Cahaya Harapan Satya Printing

Pelanggan Jumlah Pelanggan


Tahun
Tetap Klaim Baru
2014 963 17 25
2015 978 9 15

Berdasarkan data di atas, dapat Pada perspektif proses bisnis


diketahui bahwa perusahaan dapat internal, perusahaan menggunakan
mempertahankan pelanggan lama, data tambahan produk/ jasa baru dan
namun tidak dapat mencapai target banyaknya produk cacat yang
tahun lalu dalam menarik pelanggan diperoleh dari hasil wawancara
baru di tahun 2015. dengan pihak perusahaan.

Perspektif Proses Bisnis Internal


Tabel 4.3
Data Perspektif Proses Bisnis Internal (dalam unit)
PT Cahaya
Tambahan
Tahun Produk Cacat Harapan
Produk/jasa
Satya Printing
2014 0 2.164.781
2015 1 1.114.044

Berdasarkan data di atas, dapat Hal itu disebabkan oleh adanya


diketahui bahwa perusahaan pengecekan kualitas mutu yang lebih
mengeluarkan inovasi produk yang ketat.
tidak ada di tahun sebelumnya.
Inovasi yang dihasilkan berupa Perspektif Pembelajaran-
kalender berukuran mini yang dapat Pertumbuhan
diletakan pada dashboard mobil. Dan Pada perspektif pembelajaran-
pada produk cacat mengalami pertumbuhan, penulis menggunakan
penurunan yang sangat signifikan. data laba bersih, jumlah karyawan

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 195


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dan menggunakan kuesioner untuk Perspektif ini diukur menggunakan


mengetahui kepuasan karyawan produktivitas karyawan dan
dalam lingkungan perusahaan. kepuasan karyawan.

Tabel 4.4
Data Perspektif Pembelajaran-Pertumbuhan
PT Cahaya Harapan Satya Printing

Tahun Penjualan Jumlah Karyawan

2014 Rp 53.246.844.440,00 496


2015 Rp 56.305.556.663,00 465

Berdasarkan data di atas, dapat menandakan bahwa produktivitas


dilihat bahwa terjadi kenaikan laba karyawan meningkat dan tidak
bersih ditahun 2015 meskipun dapat berpengaruh terhadap proses operasi
dilihat bahwa jumlah karyawan perusahaan.
mengalami penurunan. Hal tersebut
Tabel 4.5
Tabel Kriteria Skor Kinerja PT Cahaya Harapan Satya Printing 2014
Bobot per
Bobot per Kinerja perspektif x
Perspektif perspektif (2011) Kinerja
(a) (b) (2011)
(c) = (a) x (b)
Keuangan 25 0.87 21.75
Pelanggan 25 0.76 19.00
Bisnis Internal 25 0.65 16,25
Pembelajaran dan
pertumbuhan 25 1.03 25.75
TOTAL SKOR
PERSPEKTIF 100 3.31 82.75

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 196


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Total Skor Kinerja (2014) =


TotalSkorPerspektif Berdasarkan kriteria nilai akhir
x 100%
100 skor kinerja, penilaian kinerja PT
= Cahaya Harapan Satya pada tahun
82.75 2014 digolongkan dalam kondisi
x 100%
100
“Sangat Sehat”, kategori AA
=
dengan total skor kinerja 82.75%.
82.75%
Tabel 5.6
Tabel Kriteria Skor Kinerja PT Cahaya Harapan Satya Printing 2015
Bobot per
Bobot per Kinerja perspektif x
Perspektif perspektif (2015) Kinerja
(a) (b) (2015)
(c) = (a) x (b)
Keuangan 25 0.88 22.00
Pelanggan 25 0.73 18.25
Bisnis Internal 25 0.89 22.25
Pembelajaran dan
pertumbuhan 25 1.05 26.25
TOTAL SKOR
PERSPEKTIF 100 3.55 88.75

Total Skor Kinerja (2015) = Berdasarkan kriteria nilai akhir skor


TotalSkorPerspektif kinerja, penilaian kinerja PT Cahaya
x 100%
100 Harapan Satya Printing pada tahun
= 2015 digolongkan dalam kondisi
88.75 “Sangat Sehat”, kategori AA dengan
x 100%
100
total skor kinerja 88.75%.
=
Dari pengukuran perspektif
88.75%
keuangan belum dapat mencapai
target bobot perspektif sebesar 25%

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 197


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

namun terjadi peningkatan dengan pembelajaran-pertumbuhan adalah


memperoleh skor kinerja 21.75% penting karena karyawan merupakan
pada tahun 2014 dan 22.00% pada partner bagi perusahaan untuk
tahun 2015. Ini dapat dilihat dari mencapai tujuan perusahaan yaitu
pengukuran perspektif keuangan peningkatan profit. Pencapaian target
yang terdiri dari rasio likuiditas, tahun 2014 dan tahun 2015 pada
solvabilitas, dan profitabilitas. perspektif ini sudah mencapai bobot
Pada perspektif pelanggan belum perspektif sebesar 25%. Pada tahun
mencapai bobot perspektif yang 2014 perusahaan mampu mencapai
ditentukan sebesar 25% dimana pada skor nilai sebesar 25.75% sedangkan
tahun 2014 perusahaan hanya di tahun 2015 mengalami
mendapatkan skor 19.00% dan tahun peningkatan. Skor nilai yang dicapai
2015 mengalami penurunan dengan sebesar 26.25%. Hal ini dikarenakan
mendapatkan skor 18.25%. tingkat produktivitas terhadap
Pencapaian yang tidak sempurna ini perusahaan dinilai baik, karena setiap
dikarenakan PT. Cahaya Harapan tahunnya satu orang karyawan rata-
Satya Printing mengalami kendala rata dapat memberi kontribusi
dalam meraih pelanggan baru. keuntungan yang meningkat untuk
Untuk perspektif proses bisnis setiap tahunnya dan diharapkan
internal perusahaan skor kinerja pada dapat mencapai target laba yang
tahun 2014 masih di bawah target ditentukan perusahaan. Selain itu,
yang ditentukan sebesar 25%. dengan adanya kepuasan dalam
Persentase bobot pada tahun 2014 bekerja di perusahaan, diharapkan
pencapaiannya hanya sebesar karyawan lebih termotivasi dalam
16.25%, sedangkan di tahun 2015 bekerja agar tercipta keselarasan
terjadi peningkatan menjadi 22.25%. tujuan.
Hal ini disebabkan karena
perusahaan telah melakukan variasi 5.2 CV. Global Mandiri
produk dan dapat mengurangi tingkat CV Global Mandiri memperkenalkan
produk cacat di tahun 2015. bahan baku yang ramah lingkungan
PT Cahaya Harapan Satya Printing untuk melapisi kayu pada furniture
menganggap bahwa perspektif yang masih jarang digunakan oleh

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 198


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

para pengusaha di bidang furnitur, yang terbuat dari resin, penolin, kraft
yaitu HPL (High Pressure paper, dan decoratif paper.
Laminate). HPL merupakan bahan Perusahaan menjualkan HPL dengan
pelapis furnitur dan juga salah satu merk Haveel.
alternatif untuk finishing material
Tabel 4.15
Hasil Pengukuran 4 Perspektif tahun 2014
Perspektif Pengukuran Metode Perhitungan Nilai Bobot NxB
Tingkat Investasi ROA 5 7,5% 0,37
Perspektif Tingkat Margin NPM 4 6,5% 0,26
keuangan Tingkat Kontribusi Asset TATO 5 5% 0,25
Perputaran Persediaan Inventory Turnover 4 6% 0,24
Customer Retention Persentase pelanggan
tetap. 4 8% 0,32
Perspektif
Customer Aquisiton Persentase pertumbuhan
Pelanggan
pelanggan. 4 8% 0,32
Customer Satisfaction Index kepuasan pelanggan 3 9% 0,27
Sistem Informasi Internal Kesalahan Pengiriman
Perspektif
Barang. 4 12,5% 0,5
Bisnis
Ketepatan Waktu Proses Mengukur dari PO s/d
Internal
Siap diantar atau diambil 3 12,5% 0,37
Perspektif Perputaran Karyawan Tingkat perputaran 4 7,5% 0,3
Pembelajaran karyawan.
dan Produktivitas karyawan Tingkat produktivitas 4 7,5% 0,3
Pertumbuhan Kepuasan karyawan Index kepuasan karyawan 4 10% 0,4
Total nilai Balanced Scorecard tahun 2014 3,9

Tabel 4.16
Hasil Pengukuran 4 Perspektif Balanced Scorecard Tahun 2015
Perspektif Pengukuran Perhitungan Nilai Bobot NxB

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 199


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tingkat Investasi ROA 3 7,5% 0,23


Tingkat Margin NPM 2 6,5% 0,13
Perspektif Tingkat Kontribusi Asset TATO 5 5% 0,25
keuangan Tingkat Perputaran
Persediaan Inventory Turnover 4 6% 0,24
Customer Retention Persentase pelanggan
tetap. 5 8% 0,4
Perspektif Customer Aquisiton Persentase pertumbuhan
Pelanggan pelanggan. 4 8% 0,32
Customer Satisfaction Index kepuasan
pelanggan 3 9% 0,27
Sistem Informasi Internal Kesalahan Pengiriman
Perspektif
Barang. 5 12,5% 0,62
Bisnis
Ketepatan Waktu Proses Mengukur dari PO s/d
Internal
Siap diantar atau diambil 3 12,5% 0,37
Perputaran Karyawan Tingkat perputaran
Perspektif
karyawan. 4 7,5% 0,3
Pembelajaran
Produktivitas karyawan Tingkat produktivitas 5 7,5% 0,37
dan
Kepuasan karyawan Index kepuasan
Pertumbuhan
karyawan 4 10% 0,4
Total nilai Balanced Scorecard Tahun 2015 3,9

Tabel 4.17
Hasil Perbandingan Balanced Scorecard Tahun 2014 dengan Tahun 2015
Tahun 2014 Tahun 2015
Perspektif Indikator
N NxB N NxB
ROA 5 0,37 3 0,23
Perspektif NPM 4 0,26 2 0,13
Keuangan TATO 5 0,25 5 0,25
Inventory Turnover 4 0,24 4 0,24
Perspektif Persentase pelanggan tetap. 4 0,32 5 0,4

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 200


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pelanggan Persentase pertumbuhan pelanggan. 4 0,32 4 0,32


Index kepuasan pelanggan 3 0,27 3 0,27
Perspektif
Kesalahan Pengiriman Barang. 4 0,52 5 0,62
Proses Bisnis
Ketepatan waktu proses 3 0,37 3 0,37
Internal
Perspektif
Tingkat perputaran karyawan. 4 0,3 4 0,3
Pembelajaran
Tingkat produktivitas 4 0,3 5 0,37
dan
Index kepuasan karyawan 4 0,4 4 0,4
Pertumbuhan
Total Skor 3,9 3,9

Setelah menganalisis perbandingan segi kuantitas (produktivitas,


tiap–tiap pengukuran empat rendemen, dan sebagainya) maupun
perspektif dalam balanced scorecard kualitas (waktu, mutu, dan
antara tahun 2014 dengan tahun 2015 sebagainya).
pada CV Global Mandiri Jakarta,
maka telah di dapatkan skor akhir Walaupun dalam kinerja keuangan
untuk masing – masing balanced CV Global Mandiri di tahun 2015
scorecard yaitu untuk tahun 2014 sempat mengalami penurunan yang
skor nya adalah sebesar 3,9, dan cukup signifikan pada ROA dan
untuk tahun 2015, diperoleh skor NPM dari tahun 2014 yang membuat
akhir sama dengan tahun 2014 yaitu skor untuk kinerja keuangan rendah,
3,9. Maka kinerja CV Global namun pada tahun 2015 hasil
Mandiri untuk kedua tahun yaitu pengukuran untuk customer
tahun 2014 dan 2015 sama – sama retention, tingkat kesalahan
BAIK yang berarti, kinerja CV pengiriman barang dan produktivitas
Global Mandiri telah mendekati karyawan telah meningkat sehingga
standar normal atau target dapat menopang penurunan skor
perusahaan atau sedikit dibawah yang terjadi pada perspektif
standar normal, namun telah keuangan. Hal ini membuktikan
menunjukkan perbaikan baik dari bahwa kinerja keuangan tidak selalu

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 201


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

menjadi patokan dalam menilai diperhatikan agar dapat memperbaiki


kinerja keseluruhan dalam kinerja pada tahun berikutnya.
perusahaan. Dengan adanya Keempat hal tersebut adalah ROA,
perspektif pelanggan, bisnis internal NPM, customer satisfaction, dan
dan pembelajaran dan pertumbuhan ketepatan waktu proses pesanan.
membuat CV Global Mandiri dapat
meningkatkan kinerja keuangannya 5.3. PT Tanindo Sukses Makmur
lewat ketiga perspektif lainnya. PT Tanindo Sukses Makmur, yaitu
Namun dalam hal evaluasi pada CV sebuah perusahaan yang bergerak di
Global Mandiri Jakarta, masih bidang carton box dan general
terdapat empat hal yang harus supplier.

Perhitungan Balanced Scorecard Tahun 2014


Tahap 1: mengukur Bobot dan Bobot Indikator
Tabel 4.18
MENGUKUR BOBOT DAN BOBOT INDIKATOR
Jumlah Bobot
Perspektif KPI dan KRI Bobot
Indikator Indikator
1 Finansial Current Ratio
Quick Ratio
4 26 6,5
ROA
NPM
2 Pelanggan Customer
Retention
Costemer
2 25 12,5
Acquisition

3 proses internal MCE 1 24 24


4 pembelajaran produktivitas
karyawan
2 25 12,5
retensi karyawan

Total 100

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 202


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tahap 2 : Mengukur Skor Tertimbang Maksimum


Tabel 4.19
MENGUKUR SKOR TERTIMBANG MAKSIMUM
jumlah skor indikator bobot skor tertimbang
Perspektif
indikator maks indikator maks
Finansial 4 5 6,5 130
Pelanggan 2 5 12,5 125
Proses
Internal 1 5 24 120
Pembelajaran 2 5 12,5 125
Total 500

Rumus Skor Tertimbang Maksimum = Jumlah Indikator x Skor Indikator maksimum x


Bobot Indikator

Tahap 3 : Mengukur Jumlah Skor


Tertimbang
Pemberian nilai A = 5, B = 4, C = 3,
D = 2, dan E = 1 untuk masing-
masing indicator adalah berdasarkan
lima kriteria masing-masing
indicator yaitu dengan menggunakan
nilai interval kelas dan rumus.

Tabel 4.20
MENGUKUR JUMLAH SKOR TERTIMBANG
Skor
Perspektif KPI Nilai
Indikator
Finansial Current Ratio B 4
Quick Ratio B 4
ROA E 1
NPM E 1
Total 10
Pelanggan Customer Retention A 5
Costemer Acquisition D 2

Total 7

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 203


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Proses Internal MCE C 3


Total 3
Pembelajaran produktivitas karyawan D 2
retensi karyawan E 1

Total 3

Tahap 4 : Mengukur Nilai Akhir per Komponen


Tabel 4.21
MENGUKUR NILAI AKHIR PER KOMPONEN
Skor Tertimbang Nilai Akhir
Perspektif Skor tertimbang
maks Komponen
Finansial 130 65 50%
Pelanggan 125 87,5 70%
Proses
Internal 120 72 60%
Pembelajaran 125 37,5 30%

Rumus nilai akhir komponen (0-100) = (skor tertimbang/skor tertimbang


maksimum)100

Tahap 5 : Menghitung Nilai Akhir Total atau Total Score


Tabel 4.22
MENGHITUNG NILAI AKHIR TOTAL
Jumlah Score Bobot Skor
Perspektif
Indikator Indikator Tertimbang
Finansial 10 6,5 65
Pelanggan 7 12,5 87,5
Proses Internal 3 24 72
Pembelajaran 3 12,5 37,5
Jumlah Skor Tertimbang 262

Rumus nilai akhir total = (Jumlah skor tertimbang/Jumlah skor tertimbang


maksimum)100% = (262/500)100% = 52,4%
Selanjutnya yaitu menggunakan kriteria standar :

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 204


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 4.23
KRITERIA STANDAR PENGUKURAN BSC
Kondisi Kategori Total Score
SANGAT SEHAT AAA >95
AA 80%<TS<95%
A 65%<TS<80%
KURANG SEHAT BBB 50%<TS<65%
BB 40%<TS<50%
B 30%<TS<40%
TIDAK SEHAT CCC 20%<TS<30%
CC 10%<TS<20%
C TS<10

Kesimpulan yang diperoleh adalah perusahaan harus meningkatkan


perusahaan dengan nilai total skor penjualan dan mengurangi biaya-
pada tahun 2014 yaitu sebesar 52,4% biaya yang tidak terlalu penting agar
bahwa perusahaan telah masuk ROA dan NPM dapat meningkat.
kondisi Kurang Sehat dengan Sedangkan dalam perspektif
kategori BBB. Hal ini dikarenakan pembelajaran dan pertumbuhan
rendah nya perspektif keuangan dan rendahnya perspektif ini dikarenakan
perspektif pembelajaran dan rendahnya tingkat kenyaman,sarana
pertumbuhan. dari perspektif dan prasarana yang tidak sesuai
keuangan yaitu hanya memiliki nilai dengan keinginan karyawan sehingga
sebesar 65 dan perspektif banyak keluar masuknya karyawan
pembelajaran yaitu sebesar 37,5, hal pada PT Tanindo Sukses Makmur.
ini dikarenakan terlalu besar biaya Sehingga yang harus diperhatikan
yang dikeluarkan oleh perusahaan, oleh perusahaan yaitu terus
sehingga pendapatan yang diperoleh meningkatkan kenyaman, pemberian
menjadi rendah, hal ini fasilitas sehingga karyawan tersebut
mengakibatkan ROA dan NPM yang dapat merasa senang.
memiliki nilai rendah, sehingga

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 205


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perhitungan Balanced Scorecard Untuk Tahun 2015


Tahap 1: mengukur Bobot dan Bobot Indikator
Tabel 4.24
MENGUKUR BOBOT INDIKATOR
Jumlah Bobot
Perspektif KPI dan KRI Bobot
Indikator Indikator
1 Finansial Current Ratio
Quick Ratio
4 26 6,5
ROA
NPM
2 Pelanggan Customer
Retention
Costemer
Acquisition 3 25 8,3
Costomer
Satisfaction

3 proses internal MCE 1 24 24


4 pembelajaran produktivitas
karyawan
retensi karyawan 3 25 8,3
kepuasan
karyawan
Total 100

Tahap 2 : Mengukur Skor Tertimbang Maksimum


Tabel 4.25
MENGUKUR SKOR TERTIMBANG MAKSIMUM
jumlah skor indikator bobot skor tertimbang
Perspektif
indikator maks indikator maks
Finansial 4 5 6,5 130
Pelanggan 3 5 8,3 124,5
Proses
Internal 1 5 24 120
Pembelajaran 3 5 8,3 124,5
Total 500

Rumus Skor Tertimbang Maksimum = Jumlah Indikator x Skor Indikator maksimum


x Bobot Indikator

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 206


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tahap 3 : Mengukur Jumlah Skor masing indicator adalah berdasarkan


Tertimbang lima kriteria masing-masing
Pemberian nilai A = 5, B = 4, C = 3, indikator yaitu dengan menggunakan
D = 2, dan E = 1 untuk masing- nilai interval kelas dan rumus.

Tabel 4.26
MENGUKUR JUMLAH SKOR TERTIMBANG
Skor
Perspektif KPI Nilai
Indikator
Finansial Current Ratio B 4
Quick Ratio C 3
ROA E 1
NPM E 1
Total 9
Pelanggan Customer Retention A 5
Costemer Acquisition C 3
Costomer Satisfaction A 5
Total 13
Proses Internal MCE C 3
Total 3
Pembelajaran produktivitas karyawan C 3
retensi karyawan E 1
kepuasan karyawan B 4
Total 8

Tahap 4 : Mengukur Nilai Akhir per Komponen


Tabel 4.27
MENGUKUR NILAI AKHIR PER KOMPONEN
Skor Tertimbang Nilai Akhir
Perspektif Skor tertimbang
maks Komponen
Finansial 130 58,5 45%
Pelanggan 124,5 107,9 86,6%
Proses
Internal 120 72 60%
Pembelajaran 124,5 66,4 53,5%

Rumus nilai akhir komponen (0-100) = (skor tertimbang/skor tertimbang


maksimum)100

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 1


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tahap 5 : Menghitung Nilai Akhir Total atau Total Score


Tabel 4.28
MENGHITUNG NILAI AKHIR TOTAL
Jumlah Score Bobot Skor
Perspektif
Indikator Indikator Tertimbang
Finansial 9 6,5 58,5
Pelanggan 13 8,3 107,9
Proses Internal 3 24 72
Pembelajaran 8 8,3 66,4
Jumlah Skor Tertimbang 304,8

Rumus nilai akhir total = (Jumlah skor tertimbang/Jumlah skor tertimbang


maksimum)100% = (304,8/500)100% = 60,96%

Selanjutnya yaitu menggunakan kriteria standar :


Tabel 4.28
KRITERIA STANDAR BSC

Kondisi Kategori Total Score


SANGAT
>95%
SEHAT AAA
AA 80%<TS<95%
A 65%<TS<80%
KURANG
50%<TS<65%
SEHAT BBB
BB 40%<TS<50%
B 30%<TS<40%
TIDAK SEHAT CCC 20%<TS<30%
CC 10%<TS<20%
C TS<10

Kesimpulan yang diperoleh pada tetapi jika dibandingakan dengan


tahun 2015 yaitu perusahaan dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun
nilai total skor 60,96%, bahwa 2014 yang memiliki skor akhir
perusahaan telah masuk kondisi sebesar 52,4% bahwa dalam
Kurang Sehat dengan kategori BBB, peningkatan skor nilai yang

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 208


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

diperoleh perusahaan sudah sehingga karyawan tersebut dapat


mengalami peningkatan walaupun merasa nyaman dan aman bekerja di
perusahaan masih masuk kedalam perusahaan.
kategori BBB yang arti nya Kurang
Sehat. Namun hal ini dikarenakan 5. Simpulan
rendah nya perspektif keuangan dan Dari hasil analisis yang telah
perspektif pembelajaran dan dilakukan, penelitian ini memberikan
pertumbuhan. dari perspektif hasil sebagai berikut.
keuangan yaitu hanya memiliki nilai a. Ketiga perusahaan memiliki
sebesar 58 dan pembelajaran yaitu pendekatan Balanced Scorecard
sebesar 66,4. Hal ini dikarenakan yang agak berbeda, namun tetap
terlalu besar biaya yang dikeluarkan menggunakan empat perspektif
oleh perusahaan, sehingga yang sama.
pendapatan yang diperoleh menjadi b. Penetapan bobot dan skor
rendah, dan akibatnya ROA dan ditentukan sendiri oleh
NPM yang dimiliki perusahaan perusahaan dengan
menjadi rendah, sehingga perusahaan mempertimbangkan target yang
harus melakukan peningkatkan hendak dicapai untuk tiap-tiap
penjualan dan mengurangi biaya- perspektif.
biaya agar ROA dan NPM dapat c. Indikator yang digunakan untuk
meningkat. Sedangkan dalam tiap-tiap perspektif juga
perspektif pembelajaran dan bervariasi, tergantung pada
pertumbuhan rendahnya perspektif target yang hendak dicapai, dan
ini dikarenakan rendahnya tingkat jenis indikator juga dapat
kenyaman,sarana dan prasarana berbeda-beda.
yang tidak sesuai dengan keinginan d. Ketiga perusahaan menghasilkan
karyawan sehingga banyak keluar nilai Balanced Scorecard yang
masuknya karyawan pada PT bervariasi. Untuk PT Cahaya
Tanindo Sukses Makmur. Sehingga Harapan Satya Printing dan CV
yang harus diperhatikan oleh Global Mandiri telah
perusahaan yaitu terus meningkatkan menunjukkan kinerja BSC yang
kenyaman, pemberian fasilitas baik, namun untuk PT Tanindo

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 209


Penerapan Balanced Score Card .........(Kurniawan & Breliastiti)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sukses Makmur belum Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen YKPN.
menunjukkan kinerja BSC yang
Yogyakarta.
baik. Bagi PT Cahaya Harapan
Hansen, Don. R., Maryanne M.
Satya Printing dan CV Global Mowen, (2009a), Akuntansi
Mandiri, kinerja ini dapat terus Manajemen, Edisi 8, Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta.
dipertahankan. Sedangkan untuk
PT Tanindo Sukses Makmur Hansen, Don. R., Maryanne M.
Mowen, (2009b), Akuntansi
kinerja BSC harus segera Manajemen, Edisi 8, Buku 2,
ditingkatkan menuju kondisi Salemba Empat, Jakarta.

dengan kategori A, yaitu sehat. Luis, Suwardi dan Biromo (2013),


Step by Step in Cascading
Balanced Scorecard to
Bagi perusahaan yang saat ini sedang Functional Scorecards, PT.
mempertimbangkan untuk Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
menggunakan Balanced Scorecard,
dapat mengadaptasi salah salah satu Mahmudi (2013), Manajemen
Kinerja Sektor Publik, Edisi
contoh dari ketiga perusahaan yang 2, Sekolah Tinggi Ilmu
telah dianalis. Perusahaan dapat Manajemen YKPN,
Yogyakarta.
melakukan adaptasi sesuai dengan
Rangkuti, Freddy (2013), SWOT
kondisi yang dihadapi.
Balanced Scorecard,
Gramedia, Jakarta.

Reeve, James M., (2009), Pengantar


Daftar Pustaka
Akuntansi Adaptasi
Anthony, Robert N. dan Indonesia, Buku 1, Salemba
Govindarajan, Vijay (2009). Empat, Jakarta.
Sistem Pengendalian
Manajemen. Salemba Empat, Suprayitno, Eddy (2011), Perspektif
Jakarta. Balanced Scorecard, diakses
dari
Gaspersz, Vincent (2013), All-in-one http://ekonomi.kompasiana.c
150 Key Performance om, diunduh 3 Oktober 2015.
Indicators and Balanced
Scorecard, Malcom Baldrige, Wibowo, (2013), Manajemen
Leans Six Sigma Suplly Kinerja, Edisi 3, Cetakan 6,
Chain Management, Tri-Al- PT Rajagrafindo Persada,
Bros Publishing, Jakarta. Jakarta.

Halim, Abdul (2009). Sistem http://www.jiscinfonet.ac.uk/infokits/


Pengendalian Manajemen. analytical-tools/scorecard

Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.9 No.2 210

You might also like