Teknik Industri-UPNVY

Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan perencanaan
dan pengendalian produksi pada sistem
MANAJEMEN PRODUKSI manufaktur make-to-order
01-1718
Nur Indrianti

11. SISTEM PRODUKSI MAKE-TO-ORDER

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 1 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 3

Pokok Bahasan PENDAHULUAN

 Tipe sistem manufaktur Peningkatan Kualitas Produksi:
 Perbedaan MTO dan MTS  Lead time yang lebih pendek
 Sistem Manufaktur MTO  Kualitas yang lebih baik
 Penanganan order konsumen  Produktivitas yang lebih tinggi
 Waktu pengiriman yang tepat
 Produksi tepat waktu
 Fleksibilitas dalam memenuhi berbagai
macam pemintaan produk

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 2 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 4

Indrianti_01-1718 1
Teknik Industri-UPNVY

Processes Characterized by
Relationship Between
Classification of Processes Standardization and Volume

Project Batch Line Continuous

Intermittent Repetitive

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 5 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 7

Intermittent and Repetitive

Operations Linking Design & Process Selection

 Organizational Decisions appropriate for different types of

operations

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 6 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 8

Indrianti_01-1718 2
Teknik Industri-UPNVY

Intermittent VS. Repetitive Facility

Layouts Process Performance Metrics

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 9 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 11

Product-Process Matrix for Processes

Less Customization and Higher Volume
Types of Processes vs.
Product Design Product Strategy
(1) (2) (3) (4)
Low-volume Multiple products with low Few major
Low- majorHigh
High volume,
high
Less Complexity, Less Divergence, More Line

Process products, made to moderate volume products

Types of Process Product Strategy

Characteristics standardization, to customer higher
Continuous Flow
(1) order volume
Complex and
highly customized
Job
process, unique
sequence of tasks
process
Project Made to order
Small batch
process
(2)
Disconnected line Batch Assemble to order
flows, moderately
complex work Large batch
process
Line
(3) Line
Connected line, ,
highly repetitive
process Make to stock
work
Continuous
Continuous
Flows

(4) process
Continuous flows
NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 10 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 12

© 2007 Pearson Education

Indrianti_01-1718 3
Teknik Industri-UPNVY
Sistem manufaktur
berdasarkan konsep merespon
konsumen
 Membuat untuk disimpan (MTS, Make-to Stock)
 Merakit untuk pesanan (ATO, Assemble-to-Order)
 Membuat untuk pesanan (MTO, Make-to Order)
 Merancang untuk pesanan (ETO, Engineer-to-
Order)
NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 13
Make to Order
 Traditional production systems produce products
and stock them as inventory until they are sold
(make-to-stock). In order to reduce inventory
and increase the level of customization, some
firms have designed their production systems to
produce a product only after it is ordered. Such
systems are referred to as make-to-order.
 Make-to-order systems are not appropriate for all
types of products, and the make-to-order versus
make-to-buy decision must be weighed carefully.
NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 14
Indrianti_01-1718
Some factors to consider when evaluating
the prospect of make-to-order:
 Value of a custom product: Are customers
willing to pay more for customization?
 Customer patience: Are customers willing to
wait for a custom product to be manufactured
and delivered? If not, the cost of losing the
customer to the competition is the margin on the
product, plus the value of any future purchases
that may be lost as a result of the customer's
switching to the competition. Even if the
customer switches to another model from the
same firm, a loss of goodwill may result.
NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 15
 Cost of stockouts: Assuming the customer is
patient enough to wait the specified delivery
time, make-to-order eliminates the problem of
stock-outs. If stock-outs are estimated to have a
relatively large cost associated with them, make-
to-order becomes more attractive.
 Inventory holding costs: Does the product
lose its value quickly? Is it easily damaged? Do
customers demand a high level of variety (and
therefore higher inventory costs)? Make-to-order
becomes more attractive as inventory holding
cost increases.
NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 16
4
Teknik Industri-UPNVY

Flowchart for Different Product

Strategies at Antonio’s Pizzaria
 Modularity: If the product is modular,
component inventory costs can be reduced since
less safety stock is required.
 Manufacturing lead time: A long lead time
may render a make-to-order system infeasible if
the customers are not willing to wait.
 Manufacturing set-up costs: If set-up costs
are high, make-to-order might incur too large a
cost penalty relative to the benefits of
customization. Automated flexible manufacturing
systems help to reduce set-up costs.

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 17 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 19

Positioning Inventory in the Supply

Comparison of Product Strategies Chain

Make to Assemble to Make to

Order Order Stock
Custom- Very high High Low
ization
Type of None WIP Finished
inventory goods
Delivery Long Moderate Instant or
time Very Fast
Volume Low Moderate Very high
Process Project Batch Line or
NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO
continuous 18 NIi_Manajemen Produksi
LO 1
01-1718_11. MTO 20

Indrianti_01-1718 5
Teknik Industri-UPNVY

Product and Service Strategy MTS vs. MTO

Options
Karakteristik MTS MTO
Produk Banyak standar produk Sedikit standar produk
Sumber Mesin dan tenaga kerja Mesin umum dan
khusus tenaga kerja
fleksibel
Permintaan Permintaan produk Permintaan sulit
produk standar dapat diduga
diramalkan
Perencanaan Berdasarkan peramalan Berdasarkan order
kapasitas permintaan. Rencana yang diterima.
yang baik dibuat Tidak dapat membuat
diawal. Penyesuaian rencana di awal.
dilakukan jika
diperlukan

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 21 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 23

MTS vs. MTO

Decoupling Points e Lead Time Karakteristik MTS MTO
Lead time Konsumen tidak Sangat menentukan
produk mempermasalahkan. kepuasan
Short Finished Goods Make-to-Stock (MTS) Diatur secara internal konsumen.
Harus disetujui oleh
Lead Time

Components/Subassemblies konsumen
Assemble to Order (ATO) Harga Ditentukan oleh Harus disetujui oleh
Raw Materials Make to Order (MTO) pembuat konsumen

Long Suppliers Engineer to Order

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 22 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 24

Indrianti_01-1718 6
Teknik Industri-UPNVY

SISTEM MANUFAKTUR MAKE-TO-ORDER Kunci kompetitif MTO

TUJUAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN  Kemampuan teknis
SISTEM MTO:
 Penentuan harga dan waktu manufaktur
 Memberikan kemudahan dalam menggunakan
suatu sistem perencanaan dan pengendalian  Penentuan waktu pengiriman
manufaktur.
 Menyediakan suatu alternatif sistem
perencanaan dan pengendalian manufaktur
yang sederhana, tetapi sistematis.

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 25 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 27

Order

SISTEM MANUFAKTUR MAKE-TO-ORDER Spesifikasi

Aliran kegiatan
Perancangan
Perencanaan
Produksi
penanganan
JENIS PERUSAHAAN MTO: Informasi
bentuk & order
teknis
1.Manufaktur subkontrak komponen dan tools Perencanaan
Proses
2.Manufaktur peralatan/mesin. Informasi
Ketersediaan mesin
& tools

SIFAT PERUSAHAAN MTO Perencanaan Informasi pemesinan

Penjadwalan,
1.Produknya unik
Operasi & waktu proses
Penurunan
Pekerjaan
Urutan proses
2.Adanya permintaan perkiraan harga dan waktu & pemesinan Jadwal

penyelesaian. Perancangan
Jig, Tooling

Jigs & tools

Material Produk
Produksi

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 26 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 28

Indrianti_01-1718 7
Teknik Industri-UPNVY

Pro – 1a Perencanaan Order Konsumen LSP- ITB

Konsumen Pemasaran & Penjualan Enjiniring Perencanaan & Pengendalian
Manufaktur

Aliran informasi antar subsistem Sistem Manufaktur Permintaan

Estimasi
Perencanaan
Customer Perkiraan Penentuan

order
Order Persiapan Biaya dan
Spesifikasi
awal Waktu
Order
Pembuatan

MA NUFA CTURING

konsumen
MA NA GE ME NT
SY STE M Perkiraan
Spesifikasi Sub-kontrak/
ENG INEERING SUBSYSTEM Order Part PP-2
Biaya dan
Waktu
Pembuatan
Order Product Process
Design
Management Evaluation Planning
Rencana
Proses awal
Pembuatan PP-1
Penawaran
Cost and Time Order
Estimation

Penawaran
Product Biaya dan
waktu
Costing Pembuatan
Rencana
Proses Awal

No Negoisasi
MANUFACT URING PLANNING & CO NTROL SUBSYST EM
Yes
Scheduling Shop Order Stop

Persiapan
Rinci Pembuatan
Jadwal
Produksi
Induk
Machining Finishing Bench Work Inspection
Sub-Kontrak
Proes/Part PP-
2
Jadwal
Produksi rinci
Monitoring Jadwal
PS-2
Product Produksi Induk
Ps-1
Rencana
Proses PP-1
NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 29 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 31

Lead time pada sistem manufaktur MTO

PENUTUP
Sistem Manufaktur
 Sistem manufaktur MTO dihadapkan pada
Penanganan Order persoalan penanganan order yang biasanya unik
Penolakan
Operasi Produksi
dan selalu baru.
Lantai Produksi
 Kunci kompetitif sistem manufaktur MTO adalah:
kemampuan teknis, penentuan harga dan waktu
Pengiriman
Permintaan Perkiraan Order Pengadaan Pengumpulan Penurunan Antrian
Perkiraan Kon- Pengerjaan
Order Material Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Order
sumen

Negosiasi manufaktur, dan penentuan waktu pengiriman.

 Penanganan order dalam sistem manufaktur MTO
Waktu
memerlukan penanganan tersendiri, dan hal ini
Penurunan
Pekerjaan
Lead-time Lantai Produksi
yang membedakannya dengan sistem
Waktu
Perkiraan Order
Lead-time
Material
Lead-time Manufaktur
manufaktur jenis lain.
Lead-time Pengiriman

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 30 NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 32

Indrianti_01-1718 8
Teknik Industri-UPNVY

SOAL LATIHAN/DISKUSI
1. Jelaskan sifat dan karakteristik sistem manufaktur make-
to-order (MTO)
2. Jelaskan komponen dari lead time pada sistem
manufaktur MTO
3. Jelaskan aliran kegiatan penanganan order dalam sistem
manufatur MTO
4. Bagaimana perencanaan dan pengendalian sistem
manufaktur MTO dilakukan?
5. Jelaskan prosedur dan penjadwalan produksi induk pada
sistem manufaktur MTO.

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 33

Referensi
1. Bertrand, J.W.M, J.C. Wortman, and J. Wijngaard, 1990,
Production Control: A Structural and Design Oriented Approach
Manufacturing and Research Technology, Elsevier, Amsterdam
2. Fogarty, D.W., J.H. Blackstone, and T.R. Hoffman, 1991,
Production and Inventory Management, South-Western Publishing
Co., Ohio
3. Indrianti, N., 1999, Model Penentuan Lead Time Manufaktur
Rekayasa Simultan pada Sistem manufaktur Make-to-Order Non-
Repetitif, Tesis Magister, Program Studi Teknik dan Manajemen
Industri, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung.
4. Indrianti, N., 2010, Bahan Ajar Matakuliah Sistem Produksi,
Jurusan Teknik Industri, UPN “Veteran’ Yogyakarta
5. Toha, I.S., 1999, Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manufaktur Make-to-Order, Working Paper, Laboratorium Sistem
produksi, Departemen Teknik Industri, ITB.

NIi_Manajemen Produksi 01-1718_11. MTO 34

Indrianti_01-1718 9