Indikator PH Ekstrak Bunga Rosella Untuk Mendeteksi Kesegaran Filet Ikan Nila Pada Suhu Chiller

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal FishtecH

ISSN: 2302-6936 (Print), ISSN: 2625-1913 (Online)


(Online, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech) Vol.11, No.1: 11-20 Mei 2022

Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet


Ikan Nila pada Suhu Chiller

Rosella Flower Extract pH Indicator to Detect Freshness of Tilapia Fish Filet at Chiller Temperature

Deli Silvia*), Muhammad Fajar, Wiwi Prastiwinarti


Program Studi Teknologi Industri Cetak Kemasan, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan
Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus Baru UI Depok 16424 ,
Indonesia
*)
Penulis untuk korespondensi: deli.silvia@grafika.pnj.ac.id

ABSTRACT
Tilapia is a food product that has high nutritional value so that it is favored by the people of
Indonesia. However, tilapia has a short shelf life. The way to extend the shelf life is to pack
the tilapia but it is difficult for consumers to know the level of freshness of the tilapia. The
purpose of this study was to determine the color change of smart indicator labels using rosella
flower extract to detect the freshness of tilapia filets at a chiller temperature of ± 40C by using
pH variations of label color indicators, namely 3, 5, 7, and 9. pH test, organoleptic test, and
mean RGB label. The research method used is a Completely Randomized Design (CRD)
method which consists of two repetitions in each test. The test was carried out for 9 days and
was tested every 3 days. The results showed that the appropriate color indicator label to detect
the freshness of fish fillets was pH 9 and pH 7 on day 6 because the color indicator label
changed from dark brown to light brown. At pH 3 and 5, there was no visible color change.
The highest pH value of tilapia fillet at cold storage temperature was 7.14 and the lowest pH
was 6.46. In addition, the organoleptic value of the tilapia filet was not fresh on the 6th day.
Keywords : indicator label, rosella flower, smart packaging, tilapia fish fillet

ABSTRAK
Ikan nila merupakan produk pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi sehingga digemari
masyarakat Indonesia. Namun ikan nila memiliki umur simpan yang pendek. Cara
memperpanjang umur simpan maka dilakukan pengemasan pada ikan nila tetapi konsumen
kesulitan untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan nila. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perubahan warna label indikator pintar menggunakan ekstrak bunga rosella untuk
mendeteksi kesegaran filet ikan nila pada suhu chiller ± 40C dengan menggunakan variasi pH
indikator warna label yaitu 3, 5, 7, dan 9. Parameter uji meliputi uji sensitivitas gas amin, uji
pH, uji organoleptik, dan mean RGB label. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua kali pengulangan pada setiap pengujian.
Pengujian dilakukan selama 9 hari diuji setiap 3 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa label indikator warna yang tepat untuk mendeteksi kesegaran filet ikan adalah pH 9 dan
pH 7 pada hari ke-6 karena label indikator warna mengalami perubahan warna cokelat tua
menjadi cokelat muda. Pada pH 3 dan 5 tidak terjadi perubahan warna yang dapat dilihat
secara visual. Nilai pH tertinggi fillet ikan nila pada suhu penyimpanan dingin yaitu hari ke-9
sebesar 7,14 dan pH terendah sebesar 6,46. Selain itu nilai organoleptik filet ikan nila tidak
segar pada hari ke-6.
Kata kunci: label indikator, bunga rosella, kemasan cerdas, filet ikan nila

Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet
Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet 12

PENDAHULUAN meningkatkan keamanan, dan


meningkatkan kualitas yang berkaitan
Ikan nila merupakan salah satu hasil dengan produk (Yam et al. 2020). Kemasan
komoditas ikan air tawar perikanan dikatakan cerdas jika terdapat alat
Indonesia. Ikan nila yang memiliki nilai gizi pendeteksi berupa sensor yang dikenal label
seperti vitamin B12, fosfor, selenium, dan pintar (Nurfawaidi et al. 2018). Teknik
kalium yang baik untuk memenuhi pengemasan ini menggunakan metode yang
kebutuhan protein hewani selain itu, ikan dikenal dengan FQI (Food Quality lndicator)
nila memiliki harga yang relatif murah Prinsip kerja FQI pada produk perikanan
sehingga digemari masyarakat Indonesia. sebagai indikator asam basa adalah
Produksi ikan nila mengalami peningkatan perubahan warna terjadi karena perubahan
pada setiap tahunnya. Pada produksi tahun pH (Riyanto et al. 2014).
2016 sebesar 1.114.156 ton, sedangkan Antosianin adalah pewarna alami
tahun 2017 meningkat menjadi 1.265.201 dengan warna bervariasi dari merah, ungu,
ton. Produksi hingga triwulan III tahun biru, dan kuning yang dipengaruhi oleh nilai
2018 tercatat 579.688 ton (Direktorat pH lingkungannya (Mahmudatussa’adah et
Jenderal Perikanan Budidaya 2018). al. 2014). Antosianin aman untuk
Ikan merupakan produk pangan yang dikonsumsi, tidak beracun dan tidak
sangat rentan mengalami pembusukan menimbulkan mutasi genetika (Armanzah
(perishable food) dan memiliki umur simpan dan Hendrawati 2016). Salah satu tanaman
yang pendek. Pembusukan pada ikan akan yang mengandung zat antosianin adalah
mengakibatkan kualitas ikan menurun dan bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) yang
kesegaran ikan akan menurun. Proses dapat digunakan sebagai sumber pewarna
pembusukan ikan mempengaruhi alami merah (Nurcahyo dan Kusnadi 2019).
perubahan pH daging ikan sangat besar Perubahan warna antosianin karena
peranannya karena berpengaruh terhadap pengaruh lingkungan seperti suhu dan pH
proses autolisis dan penyerangan bakteri. inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai
Semakin rendah suhu yang digunakan maka indikator warna pada kemasan cerdas
aktivitas enzim semakin terhambat. Proses (Warsiki dan Putri 2012).
glikolisis terjadi karena adanya enzim yang Penelitian kemasan cerdas dalam
berperan sampai terbentuknya asam laktat bentuk label/film dengan sensor warna
(Suprayitno 2020). untuk identifikasi kemunduran mutu suatu
Kandungan air dan protein yang tinggi komoditi telah dilakukan oleh beberapa
pada ikan menyebabkan ikan cepat peneliti yaitu pengembangan indikator
mengalami proses pembusukan (Ariyani et warna sebagai label kesegaran daging sapi
al. 2016). Ikan dengan kualitas yang baik pada kemasan telah dilakukan untuk
dan segar tanpa cacat fisik akan memiliki memantau kualitas daging sapi (Nurfawaidi
nilai kompetitif dengan nilai jual yang tinggi et al. 2018), kemasan cerdas pendeteksi
di pasaran (Sariningsih et al. 2019). Dalam kebusukan filet ikan nila (Riyanto et al.
menduga kesegaran ikan nila konsumen 2010) dan indikator metil merah pada
menilai kesegaran ikan nila menggunakan kemasan pintar sebagai sensor kesegaran
penilaian secara sensori seperti untuk filet ikan tilapia (Sariningsih et al.
penampakan, tekstur, bau, dan warna. 2019). Pada penelitian sebelumnya indikator
Perubahan pada atribut sensori terjadi pada warna yang digunakan adalah indikator
kenampakan, bau, rasa dan tekstur ikan warna sintetis. Namun untuk indikator yang
yang mengalami deteriorasi (Ariyani et al. menggunakan pigmen alami belum
2016). ditemukan maka penelitian ini bertujuan
Kemasan pintar merupakan suatu mengetahui efektivitas label indikator pintar
sistem kemasan yang mampu mendeteksi, alami menggunakan ekstrak bunga rosella
dan memberi informasi sebagai pedoman untuk mendeteksi kesegaran filet ikan nila
untuk memperpanjang masa simpan, pada suhu chiller ± 4oC dengan

Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022


13 Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022

menggunakan variasi pH label yaitu 3, 5, 7, baik. Kemudian ekstrak bunga rosella


dan 9. Hasil penelitian diharapkan mampu dipanaskan menggunakan hot stirrer dengan
memudahkan konsumen mengetahui suhu 50oC selama 2 jam agar mendapatkan
kesegaran filet ikan nila dengan mengamati ekstrak yang lebih kental. Dalam
label indikator warna secara visual sehingga memanaskan ekstrak suhu pemanasan
konsumen dapat mendeteksi kesegaran filet ekstrak bunga rosella tidak boleh dilakukan
ikan nila. melebihi suhu 50oC karena suhu diatas 50oC
dapat menyebabkan rusaknya senyawa
flavonoid (Yuliantari 2017).
BAHAN DAN METODE
Pemanasan ekstrak bunga rosella
Bahan dan Alat dilakukan selama 2 jam dengan alat hot plate
Bahan baku utama yang digunakan kemudian hasil ekstrak bunga rosella
dalam penelitian ini adalah filet ikan nila didapatkan sebanyak 150 mL supernatan
yang masih segar, bunga rosella kering, bunga rosella yang dijadikan indikator alami
etanol 70% volenvi, akuades purelizer, kemasan pintar. Kemudian disimpan pada
kertas whatman no 1, kertas saring, NaOH botol gelap agar terjaga dari suhu dan
(Merck), HCL (Merck), dan NH4OH cahaya karena antosianin peka terhadap
(Merck). suhu dan cahaya. Menurut Babaloo dan
Alat-alat yang dibutuhkan, yaitu botol Jamei (2018) menyatakan kondisi bebas
gelap, pisau, blender miyako, timbangan cahaya, temperatur rendah, kopigment, ion
analitik radwag AS, pH meter xingweiqiang, logam, oksigen, enzim, konsentrasi, dan
desikator, beaker glass pyrex, hotplate stirrer, tekanan pun menjadi faktor penting untuk
scanner tipe Canon MP230, dan software kestabilan antosianin tetap terjaga sehingga
ImageJ. zat antosianin tidak mudah bergeser dan
pada akhirnya mengalami degradasi.
Prosedur Kerja Kemudian hasil ekstraksi bunga rosella
Tahapan penelitian terbagi menjadi dua divariasikan menjadi pH 3, 5, 7, 9
tahapan yaitu pembuatan ekstrak bunga menggunakan NaOH untuk pH basa dan
rosella dan pembuatan label indikator bunga HCI untuk pH asam. Pengukuran pH
rosella. Tahapan pengujian terbagi menjadi dilakukan menggunakan pH meter dan
4 yaitu uji sensitivitas ekstrak terhadap uap indikator universal.
NH3, uji warna label indikator, uji pH filet
ikan nila dan uji organoleptik filet ikan nila. Pengujian Sensitivitas Ekstrak
Terhadap Uap NH3
Pembuatan Ekstrak Bunga Rosella Pengujian sensitivitas ini menggunakan
Pembuatan ekstrak bunga rosella gas amin dengan uap NH3 dari NH4OH
dilakukan dengan metode maserasi yang menguap di dalam desikator. Larutan
sederhana selama 24 jam. Ekstrak bunga NH4OH sebanyak 10 ml dan masing-
rosella dimaserasi pada suhu kamar ± 25oC masing larutan indikator (masing-masing 5
menggunakan pelarut etanol 70% selama 24 ml) yang diuji dimasukkan kedalam
jam (Aryati et al. 2020). Proses maserasi desikator (Riyanto et al. 2014). Pengamatan
dilakukan untuk mendapatkan zat perubahan warna ekstrak bunga rosella
antosianin pada bunga rosella yang akan diamati selama 2 jam setiap 30 menit.
digunakan sebagai indikator alami. Bunga Senyawa kimia NH3 yang menguap dari
rosella yang digunakan sebanyak 100 gram NH4OH akan tertangkap dan bereaksi
bunga rosella dan bahan pelarut yang dengan larutan indikator yang ada. Jika
digunakan etanol 70% dengan rasio cukup sensitif, larutan indikator akan
bahan:pelarut 1:7. Setelah direndam selama bereaksi dengan NH3 dan menyebabkan
24 jam ekstrak bunga rosella disaring terjadinya perubahan warna pada ekstrak
menggunakan kertas saring nomor 1 agar bunga rosella.
zat antosianin dan pelarut terpisah dengan

Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet
Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet 14

Preparasi Label Indikator label indikator pintar dilakukan setiap 3 hari


Desain label pintar dapat dilihat pada selama 9 hari.
gambar 1.
Pengujian pH Ikan Filet Nila
Proses uji pH pada filet ikan nila
dilakukan dengan memotong kecil-kecil filet
(a) pH 3 (b) pH 5 (c) pH 7 (d) pH 9 ikan nila timbang sebanyak 10 gr, kemudian
daging dihomogenkan dengan mortar
Gambar 1. Desain label indikator menggunakan 20 ml aquades dan didiamkan
Proses pembuatan label indikator selama 1 menit. setelah itu diukur
dilakukan perendaman pada kertas menggunakan pH meter (Suwetja 2007).
whatman no 1 kedalam larutan ektrak yang
sudah divariasikan pH nya yaitu pH 3, 5, 7, Pengujian Organoleptik Filet Ikan Nila
dan 9. Proses perendaman dilakukan selama Uji organoleptik dilakukan dengan
20 menit dan kemudian diangin-anginkan penilaian score sheet berdasarkan
sampai kertas whatman kering. Setelah itu kenampakan, bau, dan tekstur SNI
kertas whatman di potong menjadi ukuran 2729:2013 yang dilakukan terhadap 10
2,5 cm x 2,5 cm lalu direkatkan pada kertas panelis tidak terlatih yang telah mengetahui
whatman yang sudah dilubangi ukuran 6 cm dan memahami tentang uji organoleptik
x 6 cm sehingga pada satu label indikator (SNI 2729:2013).
terdapat 4 variasi pH ekstrak bunga rosella
yaitu pH 3, 5, 7, dan 9. Label indikator pH Parameter Pengamatan
lalu ditempel pada kemasan ikan nila 30 gr Parameter yang digunakan pada
dengan menggunakan plastik wrap dan penelitian ini adalah uji sensitivitas label
ditempel dengan label indikator pada plastik indikator, uji perubahan warna label
wrap tersebut sampel disimpan pada suhu indikator, uji pH filet ikan nila, dan uji
chiller selama 9 hari. organoleptik filet ikan nila.

Pengujian Warna Label Indikator


Pada uji warna label pintar pengukuran HASIL DAN PEMBAHASAN
warna dilakukan menggunakan software Perubahan Warna Ekstrak terhadap pH
ImageJ untuk mendapatkan nilai mean RGB. Perubahan warna pada ekstrak bunga
Gambar didapatkan dengan cara scanning rosella karena adanya penambahan senyawa
menggunakan scanner, kemudian hasil scan basa yaitu NaOH sedangkan senyawa asam
tersebut diaplikasikan pada software ImageJ HCI. pH sebenarnya ekstrak bunga rosella
dan hasil nilai mean RGB akan didapatkan setelah dimaserasi adalah 2.
(Nurfawaidi et al. 2018). Pengamatan warna

Tabel 1. Larutan indikator pH 3, 5, 7, dan 9


pH 3 pH 5 pH 7 pH 9

a.) Larutan indikator sebelum ditambahkan basa NaOH dan asam HCI
pH 3 pH 5 pH 7 pH 9

b.) Larutan indikator sesudah ditambahkan basa NaOH dan asam HCI

Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022


15 Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022

Namun dengan ditambahkan senyawa bunga rosella sagat mempengaruhi


basa maka ekstrak bunga rosella dapat kestabilan warna antosianin bunga rosella.
divariasikan menjadi pH 3, 5, 7, dan 9.
Variasi pH bertujuan untuk mendapatkan Sensitivitas Larutan Indikator
pH reaktif dari suatu produk pangan yang Uji sensitivitas larutan variasi ekstrak
dikemas (Imawan et al. 2018). Warna ekstrak bunga rosella terhadap gas amin dilakukan
bunga rosella dalam kondisi asam merah karena pada pembusukan ikan terbentuk gas
sedangkan kondisi basa ekstrak bunga amin sehingga perlu dilakukan pengujian ini.
rosella cenderung bewarna cokelat muda Pengujian sensitivitas ini menggunakan gas
dan cokelat kehitaman seperti pada pH 5, 7, amin dengan uap NH3 dari NH4OH yang
dan 9. Derajat keasaman pada ekstrak menguap di dalam desikator.

Tabel 2. Uji sensitivitas Indikator pH 3, 5, 7, dan 9


Label pH Warna awal (Jam ke-0) Warna akhir (Jam ke-2)

pH 3

Merah Terang Cokelat Kehitaman

pH 5

Cokelat Muda Cokelat Kehitaman

pH 7

Cokelat Cokelat Kehitaman

pH 9

Cokelat Cokelat Kehitaman

Perubahan warna larutan indikator pengamatan warna jam ke-2 keempat variasi
terjadi pada 30 menit pertama hal ini pH memiliki warna yang hampir sama yaitu
disebabkan karena reaksi larutan indikator cokelat kehitaman. Jika cukup sensitif,
dengan larutan NH4OH. Pada akhir larutan indikator akan bereaksi dengan NH3

Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet
Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet 16

dan menyebabkan terjadinya perubahan indikator asam basa selain digunakan


warna (Riyanto et al. 2014). Berdasarkan sebagai pewarna alami.
hasil uji sensitivitas ini menunjukkan bahwa
zat antosianin ekstrak bunga rosella Perubahan Warna Label Indikator
memiliki respon yang terhadap senyawa Nilai RGB merupakan nilai indeks
basa kuat NH3 sehingga dapat diaplikasikan warna dari (Red, Green, dan Blue).
pada label indikator alami produk ikan filet Perubahan warna pada label indikator dapat
nila. Hal ini sejalan dengan penelitian diukur melalui aplikasi software ImageJ untuk
(Armanzah dan Hendrawati 2016) bahwa medapatkan nilai mean RGB secara
antosianin dapat digunakan sebagai otomatis.

Tabel 3. Perubahan warna pada label indikator


Hari Label pH 3 Label pH 5 Label pH 7 Label pH 9

201.289 212.036 199.938 193.143

201.697 208.629 204.317 194.133

204.667 199.911 207.210 199.832

193.312 207.428 207.116 197.450

Nilai mean RGB pada tabel untuk pH 5 kinerja label indikator kurang baik
masing-masing warna pada label indikator dalam mendeteksi kesegaran filet ikan nila
setiap waktunya didapatkan dari hasil karena warna tidak dapat dibedakan
analisis menggunakan software ImageJ. Setelah menggunakan aplikasi software ImageJ
itu hasil nilai mean RGB yang didapat walaupun nilai mean RGB mengalami
dilihat kenaikan atau penurunan pada nilai perubahan. Nilai mean RGB label indikator
mean RGB setiap waktu penyimpanan. pH 3 sebesar 201.289 pada hari ke-0 dan
Hasil pengujian warna pada label indikator pada hari ke-9 193.312.
pintar menunjukkan bahwa pada pH 3 dan

Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022


17 Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022

Nilai mean RGB label indikator pH 5 label indikator dapat diamati dengan
sebesar 212.036 pada hari ke-0 dan pada perubahan warna RGB pada pH 7 dan pH
hari ke-9 sebesar 207.428. Label indikator 9 yang diikuti dengan perubahan pH pada
pada pH 7 dan pH 9 memiliki efektivitas filet ikan nila yang mengalami perubahan
kinerja yang cukup baik untuk mendeteksi dari hari ke-0 sampai hari ke-9.
kesegaran filet ikan nila hal ini disebabkan
adanya perubahan pada label indikator yang pH
dapat dibedakan warna secara visual yaitu Nilai pH pada filet ikan nila merupakan
pada pH 7 warna cokelat tua menjadi salah satu indikator untuk mengetahui
cokelat muda dan pada label 9 warna kualitas mutu filet ikan nila. Pengujian pH
cokelat tua menjadi cokelat muda. dilakukan untuk mengetahui kecenderungan
Nilai mean RGB pada label indikator kenaikan atau penurunan pH selama
pH 7 mengalami peningkatan yaitu pada penyimpanan dan digunakan untuk
hari ke-0 sebesar 199.938 dan pada hari ke-9 menentukan sejauh mana mutu fillet ikan
sebesar 207.116. Kemudian nilai mean RGB patin selama peyimpanan (Azzahra et al.
pada pH 9 mengalami peningkatan pada 2013). Nilai pH filet ikan nila dapat dilihat
hari ke-0 sebesar 193.143 dan pada hari ke-9 pada Gambar 2.
sebesar 197.450. Efektivitas penggunaan

Gambar 2 Nilai pH

Berdasarkan hasil uji pH ikan filet nila terhadap proses autolisis dan penyerangan
pada penyimpanan suhu chiller mengalami bakteri. Semakin rendah suhu yang digunakan
peningkatan dan penurunan Berdasarkan maka aktivitas enzim semakin terhambat
gambar 2 pH ikan pada hari ke-0 sebesar (Suprayitno, 2020).
6.77, hari ke-3 sebesar 6,61, hari ke-6 sebesar
6.46 dan hari ke -9 sebesar 7.14. pH tertinggi Karakteristik Organoleptik
fillet ikan nila pada suhu penyimpanan dingin Pengujian organoleptik dilakukan untuk
yaitu hari ke-9 sebesar 7.14 dan pH terendah mengetahui kualitas mutu filet ikan nila
sebesar 6,46. dengan menggunakan score sheet berdasarkan
Pada daging ikan penurunan dan SNI 2729:2013 tentang ikan segar yaitu
kenaikan pH ini banyak disebabkan keadaan dengan penilaian score 1, 3, 5, 6, 7, 8, dan 9.
fisiologis daging ikan, komposisi senyawa- Pengujian organoleptik filet ikan nila
senyawa garam yang ada pada daging ikan, dilakukan pada suhu penyimpanan chiller ±
dan aktivitas enzim (Pradana et al., 2018). 40C pada hari ke- 0, 3, 6, dan 9 dengan
Selain itu proses pembusukan ikan melihat parameter penampakan, daging, bau
mempengaruhi perubahan pH daging ikan dan tekstur.
sangat besar peranannya karena berpengaruh

Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet
Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet 18

Gambar 3. Nilai organoleptik

Berdasarkan Gambar 3 nilai perubahan warna pada label. Pada pH 7


organoleptik filet ikan nila terus mengalami label indikator yang semula berwarna
penurunan nilai karena kualitas ikan cokelat tua berubah menjadi cokelat tua
semakin menurun seiring lamanya pada saat filet ikan nila mengalami
penyimpanan. Nilai organoleptik lendir hasil kebusukan. Pada pH 9 label indicator yang
uji organoleptik 9 pada awal pengujian hari semula berwarna cokelat muda berubah
ke-0 sedangkan pada hari ke-6 sudah berada menjadi cokelat tua pada saat mengalami
di bawah syarat mutu SNI dengan nilai 5,9. kebusukan. Pada pH 7 filet ikan nila
Nilai organoleptik daging terus dikategorikan ‘fresh’ saat nilai mean RGB
mengalami penurunan yaitu pada hari ke-0 sebesar 200,659 ± 1,020. Sedangkan filet
sebesar 9 dan pada hari ke-6 sebesar 6,5 filet ikan nila dikategorikan ‘not fresh’ saat mean
ikan nila sudah tidak segar. Nilai RGB mencapai sebesar 205,329 ± 2,528.
organoleptik aroma pada hari ke-0 sebesar 9 Pada pH 9 filet ikan nila dikategorikan
dan pada hari ke-6 sebesar 6,4. Faktor yang ‘fresh’ saat nilai mean RGB sebesar 196,748
memicu perubahan bau adalah adanya ± 5,098. Sedangkan filet ikan nila
reaksi yang terjadi pada protein dan lemak dikategorikan ‘not fresh’ saat mean RGB
dapat mempengaruhi parameter sensori dan mencapai sebesar 201,169 ± 5,259.
menyebabkan aroma, rasa, dan perubahan Nilai pH filet ikan nila pada
tekstur yang tidak diinginkan (Yerlikaya dan penyimpanan suhu chiller mengalami
Gokoglu 2010). Nilai organoleptik tekstur kenaikan dan penurunan dari hari ke-0
pada hari ke-0 sebesar 9 dan pada hari ke-6 sebesar 6.77, hari ke-3 sebesar 6,61, hari ke-
sebesar 6,3. Syarat mutu SNI 2729:2013 6 sebesar 6.46 dan hari ke -9 sebesar 7.14.
menetapkan nilai pengujian organoleptik Hal ini berkaitan dengan nilai organoleptik
adalah minimal 7 untuk ikan segar apabila filet ikan nila yang sudah tidak dalam
nilai organoleptik ikan dibawah 7 maka ikan memenuhi syarat kesegaran pada hari ke-6.
dikatakan tidak segar. Berdasarkan gambar 3
filet ikan nila tidak segar pada hari ke-6. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
Desain Label Indikator
hasil penelitian ini adalah label pintar
Berdasarkan pengujian yang telah
ekstrak bunga rosella dapat digunakan
dilakukan, label indikator berbasis ekstrak
untuk mengetahui kesegaran filet ikan nila
bunga rosella yang dapat digunakan untuk
pada kemasan. Pengaplikasian label
mendeteksi kesegaran filet ikan nila adalah
indikator kemasan pintar dengan variasi pH
label pH 7 dan 9. Kesegaran filet ikan nila
label 3,5,7 dan 9 dapat disimpulkan bahwa
dapat diketahui dengan mengamati
label indikator dengan perubahan warna pH

Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022


19 Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022

terbaik adalah pH 7 dan pH 9 pada suhu Data Produksi Ikan Nila Direktorat
penyimpanan chiller karena terjadi Jenderal Perikanan Budidaya Tahun
perubahan warna pada pH 7 warna cokelat 2016 sampai Tahun 2021.
tua menjadi cokelat muda dan pada label 9 Imawan C, Fitriana R, Listyarini A,
warna cokelat tua menjadi cokelat muda Sholihah W, dan Pudjiastuti W. 2018.
sedangkan pada pH 3 dan 5 tidak terjadi Kertas label kolorimetri dengan ekstrak
perubahan warna yang signifikan. ubi ungu sebagai indikator pada
kemasan pintar untuk mendeteksi
DAFTAR PUSTAKA kesegaran susu. Jurnal Kimia dan
Kemasan, 40(1): 25-32. DOI:
Ariyani F, Hermana I, Triwibowo R, http://dx.doi.org/10.24817/jkk.v40i1.
Wibowo S. 2016. Kajian perubahan 3525
parameter sensori dengan metode Mahmudatussa’adah A, Fardiaz D,
demerit point score pada penurunan Andarwulan N, dan Kusnandar F.
kesegaran ikan patin selama pengesan. 2014. Karakteristik warna dan aktivitas
JPB Kelautan dan Perikanan, 11(1): 67-82. antioksidan antosianin ubi jalar ungu.
DOI: Jurnal Teknologi dan Industri Pangan,
http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v11i 25(2): 176-176. DOI:
1.282 https://doi.org/10.6066/jtip.2014.25.2
Armanzah RS, Hendrawati TY. 2016. .176
Pengaruh waktu maserasi zat Nurfawaidi A, Kuswandi B, dan Wulandari
antosianin sebagai pewarna alami dari L. 2018. Pengembangan label pintar
ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir). untuk indikator kesegaran daging sapi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan pada kemasan. Pustaka Kesehatan, 6(2):
Teknologi UMJ 8 November 2016, 199-204. DOI:
Jakarta. https://doi.org/10.19184/pk.v6i2.756
Aryati DL, Rohadi, Pratiwi E. 2020. 0
Aktivitas antioksidan ekstrak kelopak Nurcahyo H, Kusnadi. 2019. Pewarna alami
bunga rosela (H. sabdariffa L.) merah ekstrak maserasi bunga rosella (Hibiscus
pada berbagai suhu pemanasan. Jurnal sabdariffa L.). E-journal Politeknik Tegal.
Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, 8(1): 61-64. DOI:
15(1): 1-9. DOI: http://dx.doi.org/10.30591/pjif.v8i1.1
http://dx.doi.org/10.26623/jtphp.v13i 303
1.1845.kodeartikel Pradana NE, Wardiwira FF, Hakim L,
Azzahra FA, Utami R, dan Nurhartadi E. Imamah AN, dan Istianisa W. 2018.
2013. Pengaruh penambahan minyak Effects of seagrass extracts cymodocea
atsiri lengkuas merah (Alpinia Purpurata) rotundata, thalassia hemprichii, and
pada edible coating terhadap stabilitas enhalus acoroides from jepara as
pH dan warna fillet ikan patin selama antibacterials on tilapia (Orechromis
penyimpanan suhu beku. Jurnal niloticus) fillets during cold storage.
Teknosains Pangan, 2(4): 32-38. Saintek Perikanan: Indonesian Journal of
Babaloo F, dan Jamei R. 2018. Anthocyanin Fisheries Science and Technology, 13(2):143-
Pigment Stability of Cornus mas- 147. DOI:
Macrocarpa under Treatment with pH https://doi.org/10.14710/ijfst.13.2.143
and Some Organic Acids. Food Science -147
and Nutrition, 6: 168 - 173. DOI: Riyanto B, Maddu A, dan Hasnedi YW.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10 2010. Kemasan cerdas pendeteksi
.1002/fsn3.542 kebusukan filet ikan nila. Jurnal
[BSN] Badan Standar Nasional. 2013. SNI Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia,
2729:2013. Ikan Segar. Jakarta 13(2): 129-142. DOI:

Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet
Silvia et al. Indikator pH Ekstrak Bunga Rosella untuk Mendeteksi Kesegaran Filet 20

https://doi.org/10.17844/jphpi.v13i2. Warsiki E, Putri C. 2012. Pembuatan


5354 label/film indikator warna dengan
Riyanto R, Hermana I, dan Wibowo S. pewarna alami dan sintetis. E-jurnal
2014. Karakteristik plastik indikator Agro Industri Indonesia. 1(2): 82-87.
sebagai tanda peringatan dini tingkat DOI:
kesegaran ikan dalam kemasan plastik. http://journal.ipb.ac.id/index.php/e-
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan jaii/article/view/6744
dan Perikanan, 9(2): 153-163. DOI: Yam KL, Takhistov PT, dan Miltz J. 2005.
http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v9i2 Intelligent packaging: concepts and
.108 applications. Journal of food science,
Sariningsih KA, Rostini L, Haetami L. 2019. 70(1): 1-10. DOI:
Methyl Red Indicator on Smart https://doi.org/10.1111/j.13652621.
Packaging as a Freshness Sensor fo 2005.tb09052.x
Tilapia Fillets. Asian Food Science Jounal, Yerlikaya P, dan Gokogl N. 2010.
13(4): 1-9. DOI: Inhibitation effects of green tea and
https://10.9734/afsj/2019/v13i43011 grape seed extract on lipid oxidation ini
4 bonito fillet during frozen storage.
Suprayitno E. 2020. Kajian kesegaran ikan International Journal of Food Science and
di pasar tradisional dan modern Kota Technology. 45: 252–257.
Malang. JFMR (Journal of Fisheries and Yuliantari NWA. 2017. Pengaruh Suhu
Marine Research), 4(2): 289-295. DOI: Waktu Ekstraksi Terhadap Kandungan
http://dx.doi.org/10.21776/ub.jfmr.20 Flavonoid dan aktivitas antioksidan
20.004.02.13 Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Suwetja. 2007. Biokimia Hasil Perikanan. Menggunakan Ultrasonik. Skripsi.
Jilid III. Rigormortis, TMAO, dan Fakultas Teknologi Pertanian.
ATP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Universitas Udayana.
Kelautan Universitas Sam Ratulangi.
Manado.

Jurnal FishtecH, Vol. 11 No. 1 Tahun 2022

You might also like