Jurnal Rahmatt

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

AQUAWARMAN

JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR


Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman

Efektifitas Penambahan Tepung Wortel (Daucus carrota) Pada Pakan Dari Bahan Tepung
Udang Rebon Terhadap Kualitas Warna, Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih
Ikan Koi (Cyprinus carpio)
The Effectiveness of Adding Carrot Flour (Daucus carrota) to Rebon Shrimp Flour Feed on
Color Quality, Growth and Survival of Koi Fish (Cyprinus carpio) Seeds
Nur Rahmat1) Henny Pagoray2) Isriansyah3)
1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman
2)
Ka. Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman
3)
Ka.Laboratorium Kolam Percobaan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman
e-mail : nurrahmat700@gmail.com

Abstrack
This study aims to analyze color change, color variation, growth, survival and determine the
optimal dose of adding carrot flour (Daucus carrota) to feed on color quality, growth and survival
of koi fish (C. carpio) fry. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of
four treatments and three replications. The method used in this study was to apply carrot flour to
artificial feed with different doses of 0%, 3%, 6%, and 9% per weight of feed. The results
showed that the addition of carrot flour to the feed had no significant effect on changes in TCF
color level, changes in color brightness L*a*b* and significantly affected changes in the red color
dimension of Koi fish seeds (P>0.05). The addition of carrot flour to feed also had a significant
effect on length growth and had no significant effect on weight growth and survival of Koi fish fry
(P>0.05). changes in TCF color level, changes in the dimensions of red (red) and changes in
color brightness L*a*b* were highest in the addition of carrot flour as much as 9% per weight of
feed, while the dominant color variation was orange black. The growth in total length and
absolute weight growth was highest with the addition of 9% carrot flour while the specific weight
was found in 6% carrot flour. For survival, all treatments have a survival rate of 100%.
Keywords : Koi Fish, Carrot Flour, Growth, Survival

merupakan komoditi perikanan yang


berpeluang untuk dikembangkan. Ikan hias
1. PENDAHULUAN
memiliki nilai keindahan yang berbeda-
Budidaya perikanan yang dilakukan
beda, dapat dilihat dari warna dan bentuk
masyarakat beragam yaitu komoditi ikan
badannya salah satunya adalah ikan Koi.
konsumsi maupun ikan hias. Ikan hias
Ikan Koi (Cyprinus carpio) adalah ikan hias
air tawar yang digemari masyarakat karena kandungan protein yang tinggi (Satyani dan
daya tarik warna dan pola warna yang Sugito, 1997). Rahmayati dkk., (2014)
terbentuk pada tubuhnya. Koi memiliki nilai menunjukkan kadar astaxanthin dalam
jual yang cukup tinggi karena warnanya. udang rebon yaitu 3,12 mg/100g berat
Menurut Subamia dkk., (2010) berbagai basah. Sedangkan menurut Sunarno (2012)
warna pada ikan Koi pada dasarnya tepung Wortel (Daucus carrota L.) salah
dihasilkan oleh sel-sel pigmen (kromatofor) satu bahan penghasil karoten yang dapat
yang terletak pada lapisan dermis. Sel menaikan dan mempercantik warna ikan
tersebut mempunyai nama sesuai dengan hias. Tepung wortel sebagai sumber
jenis pigmen yang dikandungnya, yaitu: karoten yang murah dan alami merupakan
melanofor yang menyimpan pigmen hitam, sumber karoten yang memiliki struktur
eritrofor menyimpan pigmen merah, molekul hampir sama dengan astaxanthin
xantofor menyimpan pigmen kuning, dan (Ninin dkk., 2009).
iridofor yang tidak mengandung pigmen Berdasarkan uraian tersebut, penulis
tetapi mengandung kristal guanin yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang
mampu memantulkan atau memendarkan penambahan tepung wortel pada pakan
cahaya ke dalam komponen warna yang terbuat dari tepung udang rebon
penyusunnya. terhadap perubahan kualitas warna,
Pembudidaya perlu kelangsungan hidup dan pertumbuhan
mempertahankan warna ikan hias, salah benih ikan Koi (C. carpio).
satu caranya memberikan pakan yang
mengandung pigmen warna. Pigmen warna 2. BAHAN DAN METODE
ada dua sumber yaitu alami dan sintesis.
Penelitian ini dilaksanakan pada
Saat ini, sudah banyak dibuat zat warna
bulan November 2021 – Desember 2021
sintetik yang dapat ditambahkan dalam
Tempat penelitian ini adalah di
pakan tetapi hasilnya tidak sebaik
Laboratorium Kolam Percobaan Fakultas
menggunakan sumber pigmen alami.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Pembudidaya lebih memilih menggunakan
Mulawarman yang terletak di Samarinda.
sumber pigmen alami untuk meningkatkan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
warna ikan hias, yaitu tepung udang rebon
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dan tepung wortel.
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan sebagai
Tepung Udang Rebon (krill meal)
berikut :
merupakan salah satu bahan pakan yang
selain meningkatkan pertumbuhan karena
T. Udang yang digunakan berjumlah 360 ekor. Benih
Perlakuan T. Wortel
Rebon ikan Koi dipelihara di luar ruangan.
Penelitian pemeliharaan benih ikan Koi
1 100% 0%
dilakukan selama 30 hari. Pengukuran
2 97% 3% panjang dan berat benih ikan dilakukan
pada awal dan akhir penelitian. Pemberian
3 94% 6%
pakan berupa adonan pasta dilakukan
4 91% 9% dengan frekuensi pemberian pakan yang
dilakukan sebanyak empat kali sehari.

A. Alat dan bahan Selama proses pemeliharaan dilakukan

Alat yang digunakan dalam pengukuran kualitas air setiap hari di waktu

penelitian ini adalah bak betom ukuran 4 x 3 pagi dan sore hari untuk parameter suhu,

x 0,8 m (1 unit), selang aerasi, blower, bak pH, DO. Sedangkan ammoniak dilakukan

filter, lampu Uv, pompa air, serok ikan, pengukuran 5 hari sekali. Adapun

baskom, penggaris, toples, spuit 1ml, parameter kualitas air yang diamati dan

timbangan dengan ketelitian 0.01, water frekuensi pengamatannya dapat dilihat

checker U-10 (0.01 mg/L), pH meter ATC pada Tabel 2. Dibawah ini.

(0.1), spektrofotometer Taomsun (0.001), No. Parameter Satuan


o
alat pengukur warna (TCF), kamera 1. Suhu C
handphone, computer, alat tulis. 2. Derajat keasaman -
Bahan yang digunakan yaitu benih (pH)
ikan Koi yang diperoleh dari hasil pemijahan 3. Oksigen terlarut mg/l
yang dilakukan di Laboratorium Kolam
4. Amonia (NH3) mg/l
Percobaan FPIK Unmul dengan berat rata-
rata 0,11 – 0,41 gram, panjang 1-2 cm, dan
C. Pengumpulan dan Pengolahan Data
berumur ±30 hari. Bahan pakan yaitu air,
1. Data Utama
tepung udang rebon, tepung wortel produksi
a. perubahan tingkat (level) warna
hasil bumiku yang dikemas oleh IELS
Perubahan tingkat (level) warna
organic food.
yang diukur dengan menggunakan TCF
yang telah dimodifikasi pada awal dan akhir
B. Pelaksanaan Penelitian
penelitian dihitung berdasarkan rumus
Dalam pelaksanaan penelitian ini,
sebagai berikutt
diawali dengan menebar benih sebanyak 30
ekor tiap hapa sehingga benih keseluruhan
Keterangan : d. Variasi warna
ΔTCF : Perubahan tingkat (level) warna
Pengamatan kualitas warna
TCFt : Tingkat (level) warna pada akhir
penelitian dilakukan dengan cara mengelompokkan
TCF0 : Tingkat (level) warna pada awal
ikan sesuai dengan jenis warnanya pada
penelitian
setiap perlakuan dan ulangan lalu
menghitung jumlah pervariasi warna. Total
nilai setiap variasi warna pada masing-
masing perlakuan dihitung persentasenya
Gambar 1. Kertas pengukur warna yang mulai dari warna yang paling banyak
dimodifikasi (Sumber : Margaretta et al.,
2021) muncul hingga warna yang paling sedikit
muncul. Persentase variasi warna dapat
b. Perubahan dimensi warna merah (red)
dihitung menggunakan rumus sebagai
Menurut Ohta dan Robertson
berikut (Margaretha et al. 2021).
(2005), perubahan dimensi warna
dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut: Keterangan :
% Warna : Persentase warna pada tiap
Keterangan: perlakuan (%)
ΔR = perubahan dimensi warna merah JV : Jumlah ikan pada tiap variasi
R0 = dimensi warna merah awal warna
pengamatan JP : Jumlah ikan pada tiap perlakuan
Rt = dimensi warna merah waktu t e. Pertumbuhan Panjang Total
Pertumbuhan panjang total dapat
c. Perubahan kecerahan warna L*a*b* dihitung menggunakan rumus Effendie
Menurut Ohta dan Robertson (1997) sebagai berikut :
(2005), perubahan dimensi warna dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut : Keterangan :
√ Pt : Pertumbuhan panjang total (cm)
Keterangan: Lt : Panjang total rata-rata akhir (cm)
ΔE*Lab : perubahan kecerahan warna Lo : Panjang total rata-rata awal (cm)
L*a*b* f. Pertumbuhan berat mutlak
ΔL* : L*t – L*0 Pertumbuhan berat mutlak dapat
Δa* : a*t – a*0 dihitung menggunakan rumus Effendie
Δb* : b*t – b*0 (1997) sebagai berikut :
Nt : Jumlah ikan yang hidup pada akhir
Keterangan: penelitian (ekor)
Wm : Pertumbuhan berat mutlak (gram) No : Jumlah ikan yang hidup pada awal
Wt : Berat ikan pada akhir penelitian penelitian (ekor)
(gram) 2. Data Penunjang
Wo : Berat ikan pada awal penelitian Data penunjang yang diamati pada
(gram) penelitian ini adalah data pengukuran
g. Laju pertumbuhan spesifik kualitas air media penelitian. Pengukuran
Laju pertumbuhan spesifik kualitas air dilakukan pagi dan sore untuk
merupakan % dari selisih berat akhir dan suhu, pH, DO dan 5 hari sekali untuk
berat awal, dibagi dengan lamanya waktu ammonia.
pemeliharaan. Laju pertumbuhan spesifik D. Analisis data
(SGR) dihitung menggunakan rumus dari Data analisis penelitian dianalisis
Zonneveld et al., (1991) sebagai berikut : dengan sidik ragam (ANOVA) dengan
tingkat kepercayaan 95%. Sebelum diuji
sidik ragam, terlebih dahulu data diuji
Keterangan:
homogenitasnya, untuk melihat perbedaan
SGR : Laju pertumbuhan harian spesifik
antar perlakuan diuji dengan uji Duncan
(%/hari)
Multipe Range Test (DMRT) dengan taraf
Wt : Berat ikan pada akhir penelitian (g)
nyata 5%. Pengolahan data untuk pengujian
Wo : Berat ikan pada awal penelitian (g)
statistic ini menggunakan (software)
T : Lama waktu penelitian (hari)
perangkat lunak Microsoft excel 2010 dan
h. Kelangsungan hidup
SPSS versi 24.
Kelangsungan hidup benih ikan
dilakukan dengan cara mengamati ikan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mati dan hidup setiap hari.
A. Kualitas Warna Benih Ikan Koi (C.
Kelangsungan hidup benih ikan dapat
carpio)
dihitung menggunakan rumus Effendie
1. Perubahan level warna
(2002) sebagai berikut :
25 22 22 23
21
Perubahan Tingkat (Level) Warna

20 17 17 17 17

15
Warna Ikan
KH (%)= Nt/No ×100 10
TCF

Awal
Warna Ikan
5 Akhir
Keterangan : 0
0% 3% 6% 9%
KH : Kelangsungan hidup Dosis Tepung Wortel
Gambar 2. Hasil pengamatan tingkat level 101.00 98.60±1.06b

Perubahan Dimensi Warna Merah


warna awal dan akhir penelitian 100.00
99.00 95.60±1.93a
97.27±1.14ab

98.00
97.00 94.67±1.22a
7.00 5.50±0.58a 96.00
4.86±0.99a 5.00±0.74a
95.00

(Red)
Level Perubahan Warna TCF

6.00 4±0.55a 94.00


5.00 93.00
4.00 92.00
91.00
3.00 90.00
2.00 0% 3% 6% 9%
1.00 Dosis Tepung Wortel
0.00
0% 3% 6% 9%
Dosis Tepung Wortel
Gambar 4. Hasil pengamatan perubahan
dimensi warna merah (red) menggunakan
Gambar 3. Hasil pengamatan perubahan Aplikasi Adobe Photoshop CS3.
warna benih ikan Koi menggunakan kertas
TCF yang telah dimodofikasi. Pada Gambar 4. Menunjukan bahwa

Pada Gambar 2 dan 3. Dapat dilihat perubahan dimensi warna pada benih ikan

bahwa terdapat tingkat (level) perubahan Koi dengan penamabahan tepung wortel

warna pada benih ikan koi dengan menghasilkan perubahan warna merah

perlakuan dosis tepung wortel berbeda. yang berbeda disetiap perlakuan,

Penambahan tepung wortel pada pakan uji perubahan dimensi warna tertinggi terdapat

dengan dosis berbeda memberikan hasil pada perlakuan P4 (9%) sebesar 98,60 dan

warna oranye berbeda, warna oranye perubahan warna merah terendah pada

dengan level tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (0%) sebesar 94,67. Hasil

perlakuan P4 (9%) dengan nilai perubahan analisis menunjukan bahwa penambahan

sebesar 6, selanjutnya perlakuan P3 (6%) tepung wortel pada pakan memberikan hasil

dan P2 (3%) memiliki perubahan warna yang berpengaruh nyata terhadap

sebesar 5, dan P1 tanpa penambahan perubahan dimensi warna merah(P<0,05).

tepung wortel memiliki perubahan warna 3. Perubahan kecerahan warna L*a*b*

sebesar 4. Hasil analisis menunjukan 50.00 35.98±5.71a 36.82±7.36a 37.99±4.47a


Perubahan Kecerahan Warna

45.00 33.62±4.76a
40.00
penambahan tepung wortel pada pakan 35.00
30.00
25.00
L*a*b*

20.00
tidak memberikan pengaruh yang nyata 15.00
10.00
5.00
(P>0,05) terhadap perubahan warna benih 0.00
0% 3% 6% 9%
Dosis Tepung Wortel
ikan Koi yang diamati menggunakan kertas
TCF.
Gambar 5. Hasil pengamatan warna L*a*b*
2. Perubahan dimensi warna merah (Red) menggunakan Aplikasi Adobe Photoshop
CS3.
Pada Gambar 5. Menunjukan bahwa
perubahan dimensi warna merah pada
benih ikan Koi dengan penambahan tepung
wortel menghasilkan perubahan kecerahan
warna L*a*b* tertinggi terdapat perlakuan Keterangan :
P4 (9%) sebesar 37,99 dan perubahan
A = Oranye Penuh
kecerahan warna L*a*b* terendah pada
B = Oranye Penuh
perlakuan P1 (0%) sebesar 33,62. Hasil
C = Oranye Hitam
analisis menunjukan bahwa penambahan
tepung wortel pada pakan menunjukan hasil D = Oranye Putih

yang tidak berbeda nyata terhadap E = Hitam Putih


perubahan kecerahan warna L*a*b* benih F = Oranye Hitam
ikan koi (P>0,05). Putih

4. Variasi warna Secara keseluruhan dari hasil


penelitian pada setiap perlakuan
50.00 43.33
Variasi Warna Benih Ikan Koi %

34.44 35.56
40.00
30.00
30.00 28.89 30.00
25.56
22.22
menunjukkan bahwa warna ikan yang lebih
21.11 21.11 20.00
18.89
16.67 16.67
20.00
10.00
8.89
4.44
2.22
12.22

4.44
2.22 1.11
banyak muncul yaitu warna oranye hitam
0.00
0.00
0.00 0.00 0.00 0.00
0.00

0.00
0% 3% 6% 9% yang terdapat pada perlakuan P3 (6%)
Dosis Tepung Wortel

sebanyak 43,33%, berikutnya warna oranye


Oranye Penuh Oranye Putih Oranye Hitam

Oranye Putih Hitam Putih Hitam Putih Penuh


penuh yang terdapat pada perlakuan P1
Hitam Penuh
sebanyak 30,0%, warna oranye putih
Gambar 6. Variasi warna tubuh benih ikan sebanyak 21,11% yang terdapat pada
koi (%) perlakuan P4 dan warna oranye hitam putih
pada P2 sebesar 25,56%. Variasi warna
ikan yang paling dominan muncul pada
setiap perlakuan yaitu warna oranye hitam.
(A) (B)

B. Pertumbuhan Benih Ikan Koi


1. Pertumbuhan panjang total
2.60±0.06c
2.70
(C) (D) 2.52±0.08bc
Pertumbuhan Panjang Total

2.46±0.10ab
2.60

2.50
2.36±0.02a
2.40
(cm)

2.30

2.20

2.10
0% 3% 6% 9%
(E) (F) Dosis Tepung Wortel

Gambar 7. Variasi Warna


Benih Ikan Koi Gambar 8. Pertumbuhan panjang total
benih ikan Koi (cm)
(Dokumentasi pribadi 2021)
Berdasarkan Gambar 8. diatas Gambar 9. Pertumbuhan Berat Mutlak
menunjukan bahwa pertumbuhan panjang Benih Ikan Koi (g).
total benih ikan koi selama 30 hari 9.00
7.08±0.54a 7.20±0.49a 6.81±0.59a

Laju Pertumbuhan Spesifik


8.00 6.71±0.27a
pemeliharaan dengan nilai tertinggi selama 7.00
6.00
5.00

Rata-rata

(%/hari)
penelitian terdapat pada perlakuan P4 (9%) 4.00
3.00
2.00
yaitu sebesar 2,60 cm dan pertumbuhan 1.00
0.00
0% 3% 6% 9%
terendah terdapat pada P1 tanpa Dosis Tepung Wortel

penambahan tepung wortel. Dari Gambar 8.


Dapat dilihat bahwa penambahan tepung Gambar 10. Laju Pertumbuhan Spesifik
Benih Ikan Koi (%/hari).
wortel pada pakan cenderung memberikan
Berdasarkan Gambarr 9.
peningkatan pertumbuhan pada setiap
Menunjukan hasil pengamatan
perlakuan. Hasil analisis menunjukan
pertumbuhan berat mutlak menunjukan
bahwa penambahan tepung wortel pada
perlakuan P4 dengan penambahan tepung
pakan menghasilkan berbeda nyata
wortel sebanyak 9% menghasilkan
(P<0,05) terhadap pertumbuhan panjang
pertumbuhan tertinggi dengan nilai 1,50 g
total.
dan pertumbuhan terendah terdapat pada
Pertumbuhan panjang tertinggi pada
perlakuan P1 sebesar 1,28 g.
perlakuan P4 dengan dosis 9% tepung
Pada Gambar 10. Hasil pengamatan
wortel sehingga dengan adanya
pertumbuhan spesifik benih ikan Koi
penambahan ini menyebabkan
tertinggi pada P3 sebesar 7,20%/hari, dan
pertumbuhan benih ikan Koi menjadi baik.
pertumbuhan spesifik terendah ada pada
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
perlakuan P1 tanpa penambahan tepung
Saputri dan Mutiarasari (2017) bahwa
wortel.
penambahan tepung wortel pada pakan
Hasil analisis menunjukan bahwa
dapat meningkatkan panjang berat ikan.
pemberian pakan dengan penambahan
tepung wortel memberikan hasil yang tidak
2. Pertumbuhan berat benih ikan koi
berbeda nyata terhadap pertumbuhan berat
1.50±0.16a
1.80
mutlak dan laju pertumbuhan spesifik benih
Pertumbuhan Berat Mutlak (g)

1.60 1.28±0.07a
1.30±0.12a 1.32±0.12a

1.40
1.20
1.00 ikan Koi (P>0,05).
Rata-rata

0.80
0.60
0.40 Menurut Diansyah dkk., (2019)
0.20
0.00
0% 3% 6% 9% pemberian tepung wortel pada pakan
Dosis Tepung Wortel
dengan dosis berbeda memberi pengaruh
yang tidak berbeda nyata terhadap
pertumbuhan ikan mas Koki. Ikan hias yang pada sore hari berkisar antara 29,5-31°C.
diberi pakan sumber karoten lebih Menurut Sutisna dan Sutarmanto (1995)
memanfaatkan untuk zat warna tersebut suhu optimal untuk pemeliharaan larva dan
untuk meningkatkan warna tubuh (Prayogo pendederan benih ikan berkisar 25-30°C.
dkk., 2012). Pengukuran pH pada pagi hari
C. Kelangsungan Hidup berkisar 7,1-8,4 dan pada sore hari berkisar
120
antara 8,0-9,0. Menurut Kordi dan Tancung
100±0.0a 100±0.0a 100±0.0a 100±0.0a
Kelangsungan Hidup (%)

100
80
(2005), pH yang baik untuk budidaya ikan
60
40
yaitu berkisar antara 5-9, sehingga pH air
20
0
pada saat pemeliharaan masih layak.
0% 3% 6% 9%
Dosis Tepung Wortel Pengukuran kandungan oksigen
terlarut dilakukan setiap hari pada pagi dan
Gambar 11. Kelangsungan hidup benih ikan
sore hari menggunakan alat water checker,
Koi (%)
hasil dari pengukuran pada pagi hari 6,0-7,4
Pada Gambar 13. terlihat bahwa
mg/L dan pada sore hari 5,1-7,0 mg/L.
semua perlakuan menghasilkan rata-rata
Menurut Diansyah dkk. (2019) DO normal
tingkat kelulusan hidup yang tinggi. Tingkat
untuk ikan berkisar antara 5-7 mg/L.
kelulusan hidup seluruh perlakuan 100%.
Pengukuran amoniak dilakukan
Tingkat kelulus hidup yang baik di duga
setiap 5 hari sekali denagn pengambilan
karena terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang
sampel yang kemudian di ukur
diperlukan oleh benih ikan Koi pada pakan
menggunakan alat spektrofometer, kadar
yang diberikan serta dosis yang dapat
amoniak yang terukur selama pemeliharaan
diterima dengan baik oleh benih ikan Koi.
berkisar antara 0,004-0,108 mg/L. Kadar
Ningrum (2012) menyatakan bahwa, nutrisi
amoniak selama pemeliharaan berasal dari
makanan yang baik mendukung warna,
feses dan sisa pakan ikan . Kadar amoniak
kesehatan dan kualitas ikan yang baik.
dalam pembenihan ikan terutama dalam
pendederan yaitu maksimal 1,5 mg/L
D. Kualitas Air
(Sutisna dan Sutarmanto, 1995).
Parameter Kualitas Air
Waktu
Pengukuran Kesimpulan
Suhu (°C) pH DO (mg/L) Amoniak (mg/L)

Berdasarkan hasil penelitian penambahan


Pagi 26,0-29,6 7,1-8,4 6,0-7,4

0,004-0,108
tepung wortel pada pakan terhadap warna
Sore 29,5-31,0 8,0-9,0 5,1-7,0

ikan dan pertumbuhan benih ikan Koi, maka


Selama pemeliharaan rata-rata suhu dapat disimpulkan :
air pagi berkisar antara 26 – 29,6°C dan
1. Penambahan tepung wortel pada pakan
dengan dosis berbeda tidak menunjukan
pengaruh nyata terhadap perubahan
level warna TCF, perubahan kecerahan
warna L*a*b* tetapi berpengaruh nyata
terhadap perubahan dimensi warna
merah (red) benih ikan Koi.
2. Penambahan tepung wortel pada pakan
dengan dosis berbeda berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan panjang
dan tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan berat benih ikan Koi.
3. Perlakuan P4 dengan dosis 9% tepung
wortel menghasilkan kualitas warna,
pertumbuhan panjang dan pertumbuhan
berat tertinggi pada benih ikan Koi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
4. Dengan penambahan 9% tepung wortel
pada pakan menghasilkan perubahan
kualitas warna TCF sebesar 6 (warna
awal 17, warna akhir 23), pertumbuhan
panjang total dengan rata-rata 2,60 cm
dan pertumbuhan berat mutlak dengan
rata-rata 1,50 g.

You might also like