Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

HUBUNGAN SIKAP INOVATIF DAN STRATEGI KOGNITIF DENGAN

KETERAMPILAN PRAKTIK MESIN BUBUT PADA PESERTA DIDIK


PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

Desi Rahmasari, Muhammad Akhyar, Danar Susilo Wijayanto


Prodi. Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS
Kampus V UNS Pabelan, Jl. Ahmad Yani No. 200A Surakarta. Tlp/Fax. 0271 718419
Email: desirah04@gmail.com

Abstrak
The objectives of this research are to find: (1) the correlation between
innovative attitude in Productive Subject Matter and lathe practice skill of the students
in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State Vocational High School 2 of
Surakarta; (2) the correlation between cognitive strategy in Productive Subject Matter
and lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of
State Vocational High School 2 of Surakarta; and (3) the simultaneous correlation of
innovative attitude and cognitive strategy in Productive Subject Matter to lathe practice
skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State Vocational
High School 2 of Surakarta. This research used the correlational method. Its population
was all of the students as many as 127 in Grade XI of Mechanical Expertise Program of
the aforementioned school. The samples of research were taken by using the simple
random sampling technique and consisted of 92 students. The variables of research
consisted of two independent variables i.e. innovative attitude and cognitive strategy
and one dependent variable i.e. lathe practicum skill. The data of research were
collected through questionnaire and documentation. The former was used to collect the
data of innovative attitude and cognitive strategy, and the latter was used to collect the
data of lathe practicum skill. Prior to its use, the questionnaire was tried out to 35
students. The data were validated by using the product moment formula, and their
reliability was tested by using the Cronbach’s Alpha formula. Both the validity and
reliability tests were aided with the program of SPSS Version 17.0. The data were
analyzed by using the partial correlation analysis and the multiple linear regression
analysis. Prior to the analyses, the data were exposed to pre-requisite tests of normality
test, linearity test, and multicollinearity test. The results of research are as follows: (1)
there is a positive and significant correlation between the innovative attitude and the
lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of
State Vocational High School 2 of Surakarta as indicated by the value of (rcount = 0.235
> that of r table = 0.207 at the significance level of 5%), meaning that the proposed
hypothesis is verified; (2) there is a positive and significant correlation between the
cognitive strategy and the lathe practice skill of the students in Grade XI of Mechanical
Expertise Program of State Vocational High School 2 of Surakarta as indicated by the
value of (rcount = 0.208 > that of rtable = 0.207 at the significance level of 5%), indicating
that the proposed hypothesis is verified; and (3) there is a simultaneously positive and
significant correlation of the innovative attitude and the cognitive strategy to the lathe
practice skill of the students in Grade XI of Mechanical Expertise Program of State
Vocational High School 2 of Surakarta as indicated by the value of (r count = 0.235 >
1
2

rtable = 0.207 at the significance level of 5%), meaning that the proposed hypothesis is
verified as indicated by the value of (Ry12 = 0.256 with the value of Fcount =3.112 > that
of Ftable = 1.433 at the significance level of 5%), meaning that the proposed hypothesis
is verified. The effective contribution of the innovative attitude variable to the lathe
practicum skill is 5.58%, whereas that of the cognitive strategy variable to the lathe
practice skill is 4.92%, meaning that the two variables have effective contributions to
the lathe practicum skill as much as 10.8%, whereas the other factors, which are not
explained in this research contribute to it as much as 89.2%. The correlational model of
X1 and X2 to Y is Y = 87,762 + 0,252 X1 +0,237 X2. This model is statistically
significant.
Keywords: Innovative attitude, cognitive strategy, lathe practicum skill, mechanical
engineering

I. PENDAHULUAN Fakta yang terjadi adalah masih


Perkembangan pendidikan di banyak hasil benda kerja dari peserta didik
Indonesia khususnya Sekolah Menengah yang hasilnya tidak sesuai dengan
Kejuruan (SMK) masih terbatas dalam ketentuan gambar kerja (jobsheet).
upaya memberikan pokok materi dalam Kejadian demikian diakibatkan dari
pembelajaran berupa kurikulum maupun peserta didik yang sikap inovatifnya tidak
fasilitas pendidikan yang ada disetiap dikembangkan, hal tersebut dilihat ketika
sekolah, untuk mencapai tujuan dari mereka menggunakan mesin. Selain itu,
jenjang pendidikan yaitu menyiapkan peserta didik juga kurang bersikap
lulusan untuk bersaing di dunia industri, inovatif jika terjadi kesalahan dalam
maka pendidikan SMK sangat erat menggunakan mesin yang mengakibatkan
kaitannya dengan sikap inovatif dan terhambatnya pekerjaan. Selain sikap
strategi kognitif untuk diterapkan dalam inovatif peserta didik juga kurang
pembelajaran praktik.Melihat bahwa memiliki strategi kognitif untuk
pembelajaran praktik sangat penting untuk mengerjakan tugas praktik. Dilihat dari
mencapai tujuan jenjang pendidikan peserta didik yang tidak melakukan
tersebut, SMK Negeri 2 Surakarta menjadi rencana pengerjaan tugas yang
salah satu yang mementingkan disesuaikan dengan jenis pengerjaan,
pembelajaran praktik sehingga kondisi mesin dan waktu pngerjaan. Hal
menghasilkan kualitas lulusan yang giat tersebut mengakibatkan hasil praktik tidak
bekerja, kreatif dan profesional. mendapatkan nilai maksimal.
3

Tujuan penelitan ini adalah untuk ataupun perasaan tidak memihak


mengetahui apakah ada hubungan yang (unfavorable) terhadap suatu objek.
positif antara sikap inovatif dan strategi Sikap adalah suatu kesiapan untuk
kognitif secara parsial dan simultan memberikan reaksi kepada sebuah
dengan keterampilan praktik mesin bubut. objek dengan cara-cara tertentu. Sikap
mengacu pada skema triadik (triadic
II. KAJIAN PUSTAKA
scheme), yaitu konstelasi dari
A. Sikap Inovatif
komponen kognitif, afektif dan konatif
Baron & Byrne (1991)
yang berinteraksi untuk memahami,
mendefinisikan sikap sebagai bentuk
merasakan, dan berperilaku terhadap
evaluasi yang dilakukan oleh seseorang
suatu objek.
terhadap berbagai aspek yang ada di
Sikap berdasarkan pemaparan
dunia sosial dan bagaimana evaluasi
teori di atas dapat diambil pengertian
tersebut dapat memunculkan rasa suka
bahwa sikap adalah bentuk evaluasi
atau tidak suka seseorang terhadap
dan kecenderungan untuk bereaksi
sebuah isu, ide, seseorang, kelompok
secara positif atau negatif yang relatif
sosial dan objek yang dievaluasi
permanen dan merupakan hasil
(Azwar, 2011:6).
interaksi dari komponen kognitif
Secord & Backman (1964)
(pengetahuan), afektif (perasaan atau
mendefinisikan sikap sebagai
keyakinan) dan konatif (kecenderungan
keteraturan tertentu dalam hal perasaan
bertindak).
(afeksi), pemikiran (kognisi), dan
Idris H. M. Noor
predisposisi tindakan (konasi)
(2000:541)membicarakan inovasi
seseorang terhadap suatu aspek di
berkaitan erat dengan istilah invention
lingkungan sekitarnya (Azwar,
dan discovery. Discovery adalah
2011:5).
penemuan sesuatu benda yang
Azwar (2011:7)
sebelumnya sudah ada. Di dalam
menggolongkan definisi sikap kedalam
inovasi dapat diartikan sebagai suatu
tiga kerangka pemikiran. Sikap
usaha menemukan benda dengan
merupakan suatu bentuk evaluasi atau
melakukan inovation dan discovery.
reaksi dari perasaan. Sikap dapat
Inovasi dapat dinyatakan sebagai
berupa perasaan memihak (favorable)
4

penemuan yang dapat berupa ide, tersebut sebagai executive control, atau
barang, kejadian, metode yang diamati disebut dengan kontrol tingkat tinggi,
sebagai sesuatu hal baru bagi seseorang yaitu analisa yang tajam, tepat dan
atau kelompok dalam masyarakat. akurat.
Inovasi dapat berupa hasil invention Bell - Gredler (1986)
dan discovery karena inovasi dilakukan menyebutkan strategi kognisi sebagai
untuk tujuan tertentu dalam pemecahan suatu proses berfikir induktif, yaitu
masalah. membuat generalisasi dari fakta,
Pengertian di atas dapat konsep, dan prinsip dari apa yang
diambil pengertian bahwa inovasi diketahui seseorang (mengutip Martinis
adalah suatu penemuan atau gagasan Yamin, 2006:73). Strategi kognitif
seseorang yang berasal dari pikiran tidak berkaitan dengan ilmu yang
seseorang tersebut dapat berupa ide, dimiliki seseorang, melainkan suatu
barang, kejadian, atau metode yang kemampuan berfikir internal yang
diamati secara langsung maupun tidak dimiliki seseorang dan dapat diterapkan
langsung. dalam berbagai bidang ilmu yang
B. Strategi Kognitif dimilikinya.
Strategi kognitif menurut Kecerdasan juga membentuk
Gagne (1985) adalah kemampuan struktur kognitif yang diperlukan bagi
internal seseorang untuk berfikir, pengadaan penyesuaian dengan
memecahkan masalah dan mengambil lingkungan. Kognitif memberikan
keputusan (Martinis Yamin, 2006:130). pengertian tentang kecerdasan sebagai
Kemampuan strategi kognitif suatu kapasitas umum dari individu
menyebabkan proses berfikir unik di untuk bertindak berfikir rasional dan
dalam menganalisis, memecahkan berinteraksi dengan lingkungan secara
masalah dan di dalam mengambil efektif.
keputusan. Strategi kognitif yang Paradigma konstruktivisme
dimaksud yaitu kemampuan kognitif oleh Jean Piaget melandasi timbulnya
yang dimiliki peserta didik dalam strategi kognitif, disebut teori meta
kaitannya dengan pembelajaran. cognition. Meta cognition merupakan
Kemampuan dan keunikan berfikir keterampilan yang dimiliki oleh
5

individu dalam mengatur dan Teknik pengumpulan data


mengontrol proses berfikirnya Martinis menggunakan kuisioner atau angket dan
Yamin (2006:83). dokumentasi. Angket digunakan untuk
Indikator-indikator startegi memperoleh data pengukuran untuk
kognitif yang menjadi acuan dalam variabel sikap inovatif dan strategi
penelitian ini adalah: (1) Berpikir kognitif, sedangkan variabel keterampilan
Rasional; (2) Memecahkan Masalah; praktik mesin bubut menggunakan teknik
(3) Pengambilan Keputusan; (4) dokumentasi.
Mengontrol Proses Berpikir; (5) Uji validitas instrumen
Pembuatan Generalisasi; dan (6) menggunakan uji validitas product
Berinteraksi secara Efektif. moment yang hasilnya adalah variabel
III. METODE PENELITIAN sikap inovatif terdiri dari 16 item yang
Jenis penelitian ini adalah valid di antara 18 item, sedangkan untuk
penelitian deskripsi korelasional, dengan strategi kognitif terdiri dari 31 item yang
menggunakan taraf signifikansi (taraf valid dari 32 item pernyataan.
kesalahan data) 5 %. Uji reliabilitas menunjukan
Penelitian ini mengambil lokasi sejauh mana suatu pengukuran dapat
di SMK Negeri 2 Surakarta yang menghasilkan hasil yang konstan bila
beralamat di Jalan. Adi Sucipto No. 33, dilakukan pengukuran ulang kepada
Manahan, Surakarta dan populasi subyek yang sama. Uji reliabilitas
penelitian adalah peserta didik kelas XI menggunakan teknik rumus koefisien
Teknik Pemesinan di sekolah tersebut Alpha Cronbach (digunakan untuk
yang berjumlah 127 peserta didik, mencari reliabilitas yang skornya bukan 1
sedangkan untuk sampel dilihat dari tabel dan 0). Hasil uji reliabilitas adalah
Isaac dan Michael, dengan tingkat reliabel untuk variabel sikap inovatif
kesalahan 5% berjumlah 92 peserta didik. harga Alpha Cronbach > 0,05 (0,718 >
Varibel dalam penelitian ini 0,05) dan strategi kognitif harga Alpha
terdiri dari dua variabel bebas yitu sikap Cronbach > 0,05 (0,745 > 0,05).
inovatif dan strategi kognitif dan satu Sebelum data dianalisis terlebih
variabel terikat yaitu keterampilan praktik dahulu dilakukan uji prasyarat analisis.
mesin bubut. Berikut hasil uji prasyarat analisisnya:
6

A. Uji Normalitas Strategi 0,733 1,364 Bebas


2 Kognitif Multikolinier
Hasil Uji Normalitas itas
Model regresi yang digunakan
Kolmogorov- Smirnov Z dapat dilihat
adalah bebas multikolinieritas dan
pada tabel berikut:
dapat dikatakan bahwa untuk uji
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
No Variabel p value Kriteria Kesimpulan
asumsi ini terpenuhi.
DataD. Pengujian Hipotesis Penelitian
Sikap
1 1,372 berdistribusi
inovatif > 0,05
normal 1. Ada Hubungan antara Sikap Inovatif
Data
Strategi
2 0,563 berdistribusi dan Keterampilan Praktik Mesin
kognitif > 0,05
normal
Keterampila Data Bubut
3 n praktik 0,953 berdistribusi
> 0,05 Hasil analisis menunjukkan
mesin bubut normal
Jadi, dapat disumsikan bahwa bahwa hubungan sikap inovatif dan
normalitas sebaran data terpenuhi. keterampilan praktik mesin bubut
B. Uji Linieritas secara parsial sebesar 0,235 dengan
Tabel 2. Hasil Uji Linieritas nilai signifikansi sebesar 0,024 (p <
Variabel Kriteria Sig. Kesimpulan 0,05). Artinya hubungan sikap
Sikap Inovatif Sig. < 0,05 0,028 Linier
dan inovatif dan keterampilan praktik
Keterampilan
Praktik Mesin mesin bubut dinyatakan positif dan
Bubut
Strategi Sig. ≤ 0,05 0,050 Linier
signifikan. Hubungannya adalah
Kognitif dan semakin tinggi sikap inovatif, makin
Keterampilan
Praktik Mesin tinggi pula keterampilan praktik
Bubut
mesin bubut yang dimiliki peserta

Jadi, dapat disumsikan bahwa didik.

linieritas antara variabel bebas dan 2. Ada Hubungan antara Strategi

variabel terikat terpenuhi. Kognitif dan Keterampilan Praktik

C. Uji Multikolinieritas Mesin Bubut

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas Hasil analisis menunjukan


bahwa hubungan strategi kognitif
No Variabel Tolerance VIF Kesimpulan dan keterampilan praktik mesin
Sikap 0,733 1,364 Bebas bubut secara parsial sebesar 0,208
1 Inovatif Multikolinier
itas dengan signifikansi sebesar 0,047 (p
7

< 0,05). Hubungan sikap inovatif semakin rendah keterampilan


dan keterampilan praktik mesin praktik mesin bubut peserta didik.
bubut dinyatakan positif dan Koefisien determinasi R2
signifikan. Semakin tinggi strategi sebesar 0,108. Ini artinya bahwa
kognitif, makin tinggi pula variasi variabel sikap inovatif dan
keterampilan praktik mesin bubut strategi kognitif dalam persamaan
yang dimiliki peserta didik. regresi dapat menjelaskan sebesar
3. Ada Hubungan antara Sikap Inovatif variasi variabel keterampilan praktik
dan Strategi Kognitif dengan mesin bubut. Model regresinya
Keterampilan Praktik Mesin Bubut adalah = 97,762 + 0,251 +
Hasil analisis menunjukkan 0,237 .
bahwa koefisien korelasi ganda R IV. PEMBAHASAN
sebesar 0,256 dengan signifikansi A. Hubungan antara Sikap Inovatif
0,047 (p < 0,05). Hasil analisis juga dan Keterampilan Praktik
menunjukkan harga Fhitung sebesar Mesin Bubut
3,112, sementara harga F tabel (5%) Hasil analisis data
dengan df1 sebesar 1,533 dan df2 diperoleh hasil bahwa terdapat
sebesar 1,433. Ternyata harga Fhitung korelasi yang signifikan antara sikap
> Ftabel (1,433) dengan signifikansi inovatif dan keterampilan praktik
sebesar 0,047. Ini artinya ada mesin bubut, artinya semakin tinggi
hubungan yang positif dan tingkat sikap inovasi yang dilakukan
signifikan secara simultan antara oleh peserta didik maka semakin
sikap inovatif dan strategi kognitif tinggi pula hasil keterampilan
dengan keterampilan praktik mesin praktik mesin bubut yang diperoleh.
bubut. Semakin tinggi sikap inovatif Sikap inovatif merupakan
dan strategi kognitif maka semakin kecenderungan tindakan
tinggi pula keterampilan praktik pembaharuan atau menyempurnakan
mesin bubut peserta didik. ide atau gagasan baru dengan
Sebaliknya, semakin rendah sikap melakukan pendekatan tertentu
inovatif dan strategi kognitif maka seperti pendekatan belajar,
pendekatan insentif dan pendekatan
8

konstitusi kognitif. Hasil observasi berkembangnya sikap inovatif


menyatakan, bahwa tingkat sikap peserta didik seperti: (a)
inovatif peserta didik kelas XI pengalaman pribadi; (b) pengaruh
Program Keahlian Teknik orang yang dianggap penting; (c)
Pemesinan di SMK Negeri 2 pengaruh kebudayaan; (d) media
Surakarta berada di tingkat agak masa; (e) lembaga pendidikan dan
setuju atau bisa dikatakan cukup, lembaga agama; dan (f) pengaruh
namun dalam kenyataan di lapangan emosional. Semua hal-hal yang
sikap inovatif yang ditunjukkan mampu mempengaruhi sikap
peserta didik saat mengikuti inovatif tersebut jika diperhatikan,
kegiatan praktik mesin bubut masih maka guru mampu mengawasi
kurang. Peserta didik belum mampu tingkat perkembangan sikap inovatif
secara mandiri maupun kelompok dari masing-masing peserta didik
melakukan tindakan pembaharuan yang ditunjukan ketika mengikuti
dikarenakan mereka merasa takut pelajaran praktik mesin bubut, dan
terjadi kesalahan. Oleh sebab itu, hasil keterampilan praktik mesin
pendidik sebaiknya merangsang bubut tercapai dengan maksimal.
sikap inovatif peserta didiknya B. Hubungan antara Strategi
dengan cara memberikan job yang Kognitif dan Keterampilan
berupa proyek sehingga peserta Praktik Mesin Bubut
didik bisa membuka wawasannya Hasil analisis data yang
dan mampu melakukan perencanaan dilakukan diperoleh hasil bahwa
job. Hal tersebut bertujuan untuk terdapat korelasi yang signifikan
mengasah perasaan atau keyakinan, antara strategi kognitif dan
kemampuan intelektual, dan keterampilan praktik mesin bubut,
tindakan peserta didik menjadi artinya semakin tinggi strategi
manusia yang siap diterjunkan ke kognitif yang dilakukan oleh peserta
dunia industri seperti tujuan dari didik maka semakin tinggi pula hasil
SMK. Selain pemberian job, guru keterampilan praktik mesin bubut
juga harus memperhatikan hal-hal yang diperoleh.
yang mampu mempengaruhi
9

Strategi kognitif merupakan mencangkup tingkat pengetahuan,


kemampuan internal seseorang pemahaman, penerapan, analisis,
untuk berfikir, memecahkan sintesis, dan evaluatif yang dimiliki
masalah dan mengambil keputusan. peserta didik. Cangkupan strategi
Hasil observasi yang telah kognitif tersebut dapat dilihat dari
dilakukan, strategi kognitif yang mulai awal proses pemberian tugas
dimiliki peserta didik kelas XI praktik sampai hasil jadi tugas
Program Keahlian Teknik praktik yang telah diberikan.
Pemesinan di SMK Negeri 2 Peningkatan strategi
Surakarta berada pada tingkat agak kognitif yang dimiliki peserta didik
setuju atau bisa dikatakan cukup. dapat dilakukan dengan cara
Namun, dalam kenyataan ketika pendidik memberikan pertanyaan-
pelajaran produktif khususnya pertanyaan yang berupa studi kasus
praktik mesin bubut penerapan yang sering terjadi didunia industri,
strategi kognitif yang dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
peserta didik kurang, terlihat hanya sederhana tersebut peserta didik
beberapa peserta didik saja yang mampu mengembangkan cara
mampu menerapkan strategi kognitif berpikir dan melakukan strategi
dalam menyelesaikan tugas praktik. apabila terjadi kesalahan pengerjaan
Strategi kognitif meruapakan salah mengerjakan tugas praktik mesin
satu hal yang mampu bubut. Pada akhirnya, kemampuan
mempengaruhi keterampilan praktik strategi kognitif yang dimiliki
mesin bubut, alangkah baiknya peserta didik kelas XI Program
peserta didik mulai mengasah Keahlian Teknik Pemesinan di SMK
kemampuan strategi kognitifnya Negeri 2 Surakarta akan meningkat
yang meliputi kemampuan: (a) dan hasil keterampilan praktik
pemmecahan masalah; (b) khususnya praktik mesin bubut juga
pengambilan keputusan; (c) berpikir akan meningkat.
kritis; dan (d) berpikir kreatif). C. Hubungan antara Sikap Inovatif
Kemampuan-kemampuan yang dan Strategi Kognitif secara
harus diasah tersebut sudah Bersama-sama dengan
10

Keterampilan Praktik Mesin dapat dipergunakan sebagai


Bubut landasan untuk melakukan prediksi
Penelitian ini menunjukan terhadap keterampilan praktik mesin
bahwa sikap inovatif dan strategi bubut. Garis persamaan regresi
kognitif secara simultan sebagai ganda adalah sebagai berikut:
prediktor dalam hubungannya = 97,762 + 0,251 + 0,237
dengan ketrampilan praktik mesin dimana:
bubut sebagai kriterium menunjukan Y = nilai prediksi tingkat hasil
nilai F regresi sebesar 3,112. Hal ini keterampilan praktik
menunjukkan > , mesin bubut
dengan demikian berarti semakin 87,762 = bilangan konstanta
tinggi tingkat sikap inovatif dan 0,251 = nilai sikap inovatif
strategi kognitif yang dilakukan 0,237 = nilai strategi kognitif
peserta didik ketika mengikuti Hasil analisis tersebut dapat
pembelajaran praktik, maka semakin diinterprestasikan sebagai berikut:
tinggi hasil keterampilan praktik a. Konstanta sebesar 87,762
mesin bubut dicapai dan sebaliknya menyatakan bahwa jika tidak
semakin rendah tingkat sikap ada sikap inovatif dan strategi
inovatif dan strategi kognitif yang kognitif, maka prediksi tingkat
dilakukan oleh peserta didik, maka hasil keterampilan praktik mesin
semakin rendah pula hasil bubut sebesar 87,762 poin.
keterampilan praktik mesin bubut b. Nilai koefisien regresi
yang dicapai. Hasil tersebut juga sebesar 0,251 menyatakan
menunjukkan bahwa terdapat bahwa jika variabel independen
hubungan yang signifikan antara lain nilainya tetap dan nilai sikap
kedua prediktor dengan inovatif mengalami kenaikan 1
kriteriumnya, dengan demikian garis satuan, maka hasil keterampilan
regresi yang ada dapat digunakan praktik mesin bubut (Y) akan
sebagai landasan untuk melakukan mengalami peningkatan sebesar
prediksi, ini berarti sikap inovatif 0,251 satuan atau 5,88%.
dan strategi kognitif secara simultan Koefisien bernilai positif artinya
11

terjadi hubungan positif antara Pemesinan di SMK Negeri 2 Surakarta


sikap inovatif dengan dengan sumbangan efektif sikap inovatif
keterampilan praktik mesin terhadap keterampilan praktik mesin
bubut, semakin naik sikap bubut sebesar 5,88%.
inovatif semakin meningkat Strategi kognitif mempunyai
keterampilan praktik mesin hubungan positif yang signifikan dengan
bubut yang dicapai. keterampilan praktik mesin bubut peserta
c. Nilai koefisien regresi didik kelas XI Program Keahlian Teknik
sebesar 0,237 menyatakan Pemesinan di SMK Negeri 2 Surakarta
bahwa jika variabel independen dengan sumbangan efektif strategi
lain nilainya tetap dan nilai kognitif terhadap keterampilan praktik
strategi kognitif mengalami mesin bubut sebesar 4,92%.
kenaikan 1 satuan, maka hasil Sikap inovatif dan strategi
keterampilan praktik mesin kognitif secara simultan mempunyai
bubut (Y) akan mengalami hubungan positif yang signifikan dengan
peningkatan sebesar 0,237 keterampilan praktik mesin bubut peserta
satuan atau 4,92%. Koefisien didik kelas XI Program Keahlian Teknik
bernilai positif artinya terjadi Pemesinan di SMK Negeri 2 Surakarta.
hubungan positif antara strategi Sikap inovatif memberikan
kognitif dengan keterampilan pengaruh yang lebih besar terhadap
praktik mesin bubut, semakin keterampilan praktik mesin bubut
naik strategi kognitif, maka dibandingkan dengan strategi kognitif
semakin meningkat dilihat dari sumbangan efektifnya.
keterampilan praktik mesin
bubut yang dicapai. DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia
Teori dan Pengukurannya Edisi
V. SIMPULAN
2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sikap inovatif mempunyai Offset
hubungan positif yang signifikan dengan Boeree, George C. 2006. Dasar-dasar
keterampilan praktik mesin bubut peserta Psikologi Sosial. Yogjakarta:
didik kelas XI Program Keahlian Teknik Prisma Shopie
12

Glenys G., William M. Alexander. 1991. Universitas Sebelas Maret


Psikologi Pengajaran. Jakarta: Surakarta.
PT. Grasindo
Sugiyono. 2011. Teknologi Penelitian.
Hafid, L. 2010. Pengaruh Strategi
Bandung: Alfabeta
Kognitif dan Sikap Inovatif
terhadap Keprofesian Guru SMA
_____________. 2013. Metode Penelitian.
negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran
2009/2010. Skripsi tidak Bandung: Alfabeta
dipublikasikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta _____________. 2014. Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Idris H. M. Noor. 2000. Inovasi
Pendidikan. Bandung: PT. Refika Yuskel Bimbang. 2013. Hubungan
Aditama Kreativitas dan Kemandirian
John H Dirckx. 2002. Kamus Kedokteran Siswa dengan Hasil Belajar pada
Stedman. Jakarta: ECD Mata Pelajaran T.I.K Di SMP
Negeri 1 Siau Timur. Skripsi
Nasution. S. 2005. Tehnologi Pendidikan. dipublikasikan. Diakses pada
Jakarta: Bumi Aksara.Yamin, tanggal 14 Desember 2014 dari
Martinis. 2006. Strategi http://Engineering And
Pembelajaran Berbasis Education.htm
Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah


Data dengan SPSS 17.
Yogyakarta: Andi

Riduan, Sunarto. 2013. Pengantar


Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: Alfabeta

Seti Sayoga. 2009. Hubungan antara


Kemampuan Awal, Kreativitas
Siswa dan Ketrampilan
Menggunakan Multimedia
dengan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Produktif di SMK
Muhammadiyah 3 Surakarta.
Skripsi tidak dipublikasikan,

You might also like