Professional Documents
Culture Documents
Business Licensing
Business Licensing
On 5 October 2020, the House of Representative passed the Job Creation Law (known
as “Omnibus Law”). The Omnibus Law is expected to enhance the ease of investment in
Indonesia through some amendments on various laws.
ARMA Law provides this update regarding this topic both in English (here) and
Bahasa Indonesia (here).
In the meantime, our team has been continuously monitoring the Omnibus Law and its
implementing regulations. Until the date of the publication of this ARMA Update,
the Omnibus Law has not come into effect, as the President of Indonesia has not yet
signed the law. Thus, the entire analysis herein is based on the publicly available
final draft.
Pada 5 Oktober 2020, Dewan Perwakilan Rakyat telah mengesahkan Undang Undang Cipta
Kerja (atau yang dikenal dengan “Omnibus Law”). Dengan adanya Omnibus Law
diharapkan dapat memberikan kemudahan berinvestasi di Indonesia melalui perubahan
berbagai macam undang-undang.
Pada ARMA Update Volume 1 sebelumnya kami sudah memberikan gambaran singkat tentang
perizinan berusaha berbasis risiko dan Omnibus Law secara umum serta dampaknya bagi
bisnis di Indonesia. Pada Volume 2 kali ini, kami akan membahas mengenai suatu
konsep baru dalam perizinan usaha terhadap pelaku usaha, dengan menerapkan
perizinan berusaha berbasis risiko. Singkatnya, perizinan berusaha berbasis risiko
ini menjadikan setiap perizinan berusaha yang diberikan kepada pelaku usaha akan
diklasifikasikan berdasarkan tingkat risiko kegiatan usaha.
ARMA menyediakan update terkait bahasan ini dalam bahasa Inggris (di sini) dan
bahasa Indonesia (di sini).
Saat ini tim kami di ARMA Law terus memantau perkembangan Omnibus Law dan peraturan
pelaksananya. Hingga tanggal penerbitan ARMA Update ini, Omnibus Law belum berlaku
secara sah dikarenakan belum ditandatangani oleh Presiden Indonesia. Sehingga,
seluruh analisis ini didasarkan pada naskah Omnibus Law yang tersedia dalam
berbagai sumber.