Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 28 No.

1, Mei 2019 (43-54)

UPAYA PELESTARIAN KAPAL KARAM M.V. BOELONGAN,


TELUK MANDEH, SUMATRA BARAT DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
Conservation Efforts for M.V Boelongan Shipwreck in Mandeh Bay, West Sumatra
Using Geographic Information System (GIS)

Fairuz Azis1, Wastu Hari Prasetya2, dan Muslim Dimas Khoiru Dhony3
1
Departemen Arkeologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Indonesia
fairuzazis@gmail.com

2
Departemen Arkeologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Indonesia
wastuprasetya@gmail.com

3
Departemen Arkeologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta - Indonesia
muslim.dimas03@gmail.com

Naskah diterima : 4 Maret 2019


Naskah diperiksa : 14 Maret 2019
Naskah disetujui : 20 April 2019

Abstract. M.V Boelongan shipwreck is an underwater archaeological site which is potential to be


a dive spot destination in Mandeh Bay, Pesisir Selatan Regency. The shipwreck has huge historical
value as it was used by Dutch during World War II. This study used Geographic Information
System (GIS) to conduct the master plan, as an effort to protect the shipwreck from tourism
impact. It would also be beneficial for listing tourism assets and modelling a management strategy.
GIS itself is a system designed to capture, store, manipulate, analyze, manage, and present all
types of geographical data. Assessment and variables scoring from the research location will be
conducted to get suitable location for dive spot. To determine the location, the analysis was based
on the result of the integration between the assessment and variables scoring which has been
determined. The result shows that there are six locations suitable to be dive spot destination. The
dive spots with zonation concept would support the preservation of marine environment as well
as M.V Boelongan shipwreck as archaeological remains in Mandeh Bay area.
Keywords: Management Model, Multidestination, Geographic Information System, Boeloengan
Shipwreck, Mandeh Bay

Abstrak. Kapal karam M.V. Boeloengan adalah salah satu tinggalan arkeologi bawah air yang
berpotensi dijadikan destinasi wisata selam di Teluk Mandeh, Pesisir Selatan Sumatra. M.V.
Boeloengan mengandung nilai sejarah sebagai kapal Belanda dan menjadi bukti Perang Dunia II.
Model pengelolaan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dilakukan sebagai bentuk
upaya pelestarian kapal karam dari dampak pariwisata. Dengan demikian, dilakukan pendataan aset
wisata selam yang ada serta pemodelan pengelolaan dalam bentuk multidestinasi wisata selam. SIG
adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, metode,
dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, memperbaharui,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan secara bentuk informasi yang bereferensi geografis.
Pembobotan dan pemberian skor atas variabel dari setiap lokasi dilakukan guna menentukan lokasi
wisata selam yang sesuai. Untuk menentukannya, dilakukan analisis menggunakan SIG berdasarkan
hasil penggabungan antara pembobotan dan pemberian skor terhadap varibel yang ditentukan. Enam
lokasi yang sesuai akan dijadikan destinasi wisata selam dengan konsep zonasi yang mendukung
pelestarian lingkungan laut dan tinggalan sejarah yakni shipwreck M.V. Boelongan di kawasan
Teluk Mandeh.

Kata kunci: Model Pengelolaan, Multidestinasi, Sistem Informasi Geografi, Boeloengan, Teluk
Mandeh

43
KALPATARU, Majalah Arkeologi Vo.28 No.1, Mei 2019 (43-54)

1. Pendahuluan tidak memiliki potensi yang lebih besar


Indonesia adalah salah satu negara dibandingkan Indonesia. Hal ini terbukti dari
kepulauan terluas yang terletak di garis kunjungan wisatawan mancanegara yang
khatulistiwa yang menyebabkan kaya akan datang ke negara tetangga tersebut melebihi
sumber daya alam, baik di darat maupun jumlah yang berkunjung ke Indonesia2.
di laut. Kekayaan sumber daya alam yang Pengembangan pariwisata yang dilakukan,
dimiliki sangat beragam, terlebih 2/3 bagian baik oleh pemerintah maupun swasta, akan
luas wilayahnya berupa perairan sehingga meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan
Indonesia memiliki beragam jenis sumber yang nantinya akan meningkatkan devisa
daya alam kelautan yang dapat dimanfaatkan. negara. Dengan kata lain, pengembangan
Sumber daya alam kelautan tersebut masih pariwisata juga akan mendorong perekonomian
dalam proses pemanfaatan yang dilakukan negara beserta masyarakatnya.
oleh banyak pihak dari berbagai sektor, salah Indonesia memiliki sumber daya
satunya sektor pariwisata. alam melimpah yang belum dikelola dan
Sektor pariwisata merupakan salah satu dimanfaatkan secara maksimal. Salah satunya
pendorong utama perekonomian suatu negara adalah sumber daya alam di kawasan Teluk
dan sektor ini berpotensi menjadi salah satu Mandeh. Kawasan yang berada di Kabupaten
industri yang berskala global. Indonesia Pesisir Selatan Sumatra Barat ini memiliki
dengan potensi yang dimilikinya menyadari “keunikan” karena dikelilingi pulau-pulau
pentingnya sektor pariwisata terhadap kecil sehingga banyak orang menyebutkan
perekonomian negara yang telah memberikan sebagai “Raja Ampat” di barat Indonesia.
sumbangan devisa secara konsisten dari tahun Daya tarik teluk ini juga menyimpan nilai
ke tahun. Berdasarkan data Kementerian sejarah karena tersimpan tinggalan bawah air
Pariwisata diketahui bahwa angka pendapatan sisa Perang Dunia II, yaitu kapal karam M.V.
devisa Indonesia di sektor pariwisata Boelongan milik Belanda. Selain itu, dengan
mengalami kenaikan selama tiga tahun potensi yang ada, pemerintah memasukkan
terakhir, yaitu tahun 2013, 2014, dan 20151. kawasan Teluk Mandeh ke dalam Rencana
Sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha Induk Pengembangan Pariwisata Nasional
untuk mengembangkan kepariwisataan. Hal ini (RIPP) bersama Biak dan Bunaken. Di Desa
tertuang dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, Mandeh akan dibangun resort sebagai bagian
yaitu bahwa pariwisata perlu ditingkatkan dan dari Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
diperluas untuk meningkatkan penerimaan Nasional (RIPP)3.
devisa, memperluas lapangan kerja, dan Berdasarkan potensi dan peluang yang
memperkenalkan kebudayaan. ada, maka diperlukan upaya pengembangan
Meskipun demikian, Indonesia
2 Pada tahun 2015 Indonesia hanya mampu menempati
masih belum cukup pandai mengolah peringkat ke-50 pariwisata dunia, kalah dengan Singapura
dan memanfaatkan potensi-potensi yang yang menempati peringkat ke-11, Malaysia yang menempati
peringkat ke-25, Thailand yang menempati peringkat ke-35
dimilikinya sehingga masih kalah dengan pariwisata dunia. The Travel & Tourism Competitiveness Index
negara-negara tetangga, seperti Thailand, 2015 Ranking dalam The Travel & Tourism Competitiveness
Report 2015 (Crotti and Misrahi 2015).
Malaysia, dan Singapura yang sebenarnya 3 Seluas 8.632 ha lahan di Desa Mandeh akan disediakan untuk
pengembangan dan pembangunan resort pariwisata. Resort ini
merupakan bagian dari dalam rencana induk pengembangan
1 Melihat pada tabel 3.23. Perbandingan Target dan Realisasi pariwisata (RIPP) Sumbar 2006-2010. Tercantum dalam
Penerimaan Devisa Tahun 2013 -2015, Indonesia menerima artikel dengan judul Kapal Karam MV Boelongan Nederland
devisa sebesar 10,054 miliar US$ pada tahun 2013, penerimaan di Kawasan Mandeh, Lingkungan Laut Sekitarnya, Dan
devisa pada tahun 2014 meningkat menjadi 11,17 miliar US$, Kemungkinan Perkembangannya oleh Nia Naelul H. R dkk
kemudian meningkat lagi pada tahun 2015 menjadi 11,9 miliar dalam buku Karakteristik Sumberdaya Laut dan Pesisir hal :
US$. (Kementrian Kepariwisataan 2015) 88.

44
Upaya Pelestarian Kapal Karam M.V. Boelongan, Teluk Mandeh, Sumatra Barat Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG),
Fairuz Azis, Wastu Hari Prasetya, Muslim Dinas Khoiru Dhony

terhadap wisata selam yang ada di Teluk pula bahwa wisata merupakan suatu kegiatan
Mandeh. Selain itu, upaya pengembangan bepergian ke suatu tempat di luar lingkungan
juga dilatari oleh kenyataan bahwa semakin tempat tinggal dengan maksud bukan untuk
berkurangnya peran minyak bumi sebagai mencari nafkah, melainkan untuk menciptakan
sumber devisa negara dan merosotnya nilai kembali kesegaran, baik fisik maupun psikis
ekspor pada sektor nonmigas. Pengembangan agar dapat berprestasi lagi (Fandeli 1995).
wisata ini diharapkan sebagai salah satu upaya Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pariwisata
untuk menjadikan wisata selam Teluk Mandeh adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh
sebagai sumber industri andalan. seseorang atau kelompok ke suatu tempat
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, tertentu dengan maksud yang berbeda-beda.
perlu adanya kajian terhadap potensi-potensi Dalam kegiatan pariwisata, pasti ada objek dan
wisata selam yang dimiliki, khususnya pada daya tarik yang menyebabkan seseorang atau
Teluk Mandeh. Upaya pengembangan wisata kelompok berdatangan.
selam di Teluk Mandeh dilakukan dengan Menurut Yoeti (1997), aspek
cara membuat spot diving dan snorkeling pengembangan daya tarik wisata meliputi
sebagai multidestinasi wisata di kawasan ini wisatawan, transportasi, atraksi, fasilitas
berdasarkan analisis spasial menggunakan pelayanan, informasi dan promosi. Lima aspek
SIG. Pengembangan wisata berbasis spasial pengembangan daya tarik wisata tersebut
di Teluk Mandeh diharapkan mampu yang akan menjadi kerangka penelitian dalam
mewujudkan pembangunan wisata yang sesuai penyusunan matriks SWOT. Aspek atraksi
dengan karakteristik lingkungan serta mampu dalam riset ini dirinci ke dalam variabel-
memberikan informasi yang akurat untuk variabel yang terkait dengan kegiatan selam,
menunjang wisatawan yang datang ke kawasan yaitu kecerahan perairan, kedalaman perairan,
Teluk Mandeh. kecepatan arus, luas sebaran habitat terumbu
Dengan memanfaatkan SIG dalam karang, tingkat keragaman terumbu karang,
kajian secara spasial, diharapkan mampu tingkat keragaman ikan karang, fasilitas
menghasilkan konsep pengembangan penginapan, aksesibilitas, dan juga nilai
multidestinasi wisata yang baik. Dengan penting objek.
demikian, dirumuskan pertanyaan riset sebagai Kawasan pariwisata merupakan salah
berikut: satu dari sembilan kawasan budi daya (UU No.
1. Bagaimana potensi wisata selam di 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Teluk Mandeh? Wilayah Nasional Pasal 11 Ayat 1). Menurut
2. Bagaimana peran SIG dalam upaya pasal 49 undang-undang tersebut, kawasan
pengembangan multidestinasi wisata pariwisata memiliki kriteria sebagai berikut.
selam di kawasan Teluk Mandeh? a. Kawasan yang secara teknis dapat digunakan
Tujuan penelitian ini meliputi dua hal, untuk kegiatan pariwisata, serta tidak
yaitu (1) melakukan inventarisasi terhadap mengganggu kelestarian budaya, keindahan
potensi-potensi wisata selam yang ada di Teluk alam, dan lingkungan.
Mandeh dan (2) merumuskan pengembangan b. Kawasan yang apabila digunakan untuk
manajemen wisata selam Teluk Mandeh kegiatan pariwisata secara ruang, dapat
dengan konsep multidestinasi wisata. memberikan manfaat:
Pariwisata adalah segala sesuatu yang 1. Meningkatkan devisa dan mendayagunakan
berkaitan dengan wisata, termasuk pengusahaan investasi;
obyek daya tarik wisata serta usaha-usaha 2. Meningkatkan perkembangan pembangunan
yang terkait di bidang tersebut. Dijelaskan lintas sektor dan subsektor serta kegiatan

45
KALPATARU, Majalah Arkeologi Vo.28 No.1, Mei 2019 (43-54)

ekonomi sekitarnya; (penyimpanan dan pemanggilan kembali),


3. Tidak mengganggu fungsi lindung; manipulasi dan analisis data, serta keluaran
4. Tidak mengganggu upaya pelestarian sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output)
sumber daya alam; dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat; keputusan pada masalah yang berhubungan
6. Meningkatkan pendapatan nasional dan dengan geografi.
daerah; c. (Chrisman 1997) SIG adalah sistem yang
7. Meningkatkan kesempatan kerja; terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak,
8. Melestarikan budaya; data, manusia (brainware), organisasi dan
9. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan,
Menurut Buku Petunjuk 1 Star SCUBA menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan
DIVER CMAS - Indonesia, wisata selam informasi-informasi mengenai daerah-daerah
merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata di permukaan bumi.
khusus yang paling banyak diminati. Wisata Berdasarkan beberapa definisi SIG
selam dilakukan dengan cara menyelami tersebut, dapat disimpulkan bahwa SIG
kehidupan bawah air dengan menggunakan merupakan suatu integrasi dari perangkat
peralatan lengkap seperti SCUBA, Buoyancy keras, perangkat lunak, manusia (brainware)
Compensator Device (BCD), masker, snorkel, yang bekerja sama dalam mengolah data mulai
fin, wetsuit, booties, dan lain-lain (Dewan dari manajemen data, manipulasi dan analisis
Instruktur Selam Indonesia n.d.). Lokasi data, hingga menghasilkan output atau hasil
favorit wisata bawah air di antaranya adalah akhir yang dijadikan acuan dalam pengambilan
terumbu karang dan kapal karam. Wisata selam keputusan atas permasalahan yang dihadapi.
sebagaimana diatur oleh Confederation
Mondiale des-Activities Subaquatiques hanya 2. Metode
dapat dilakukan maksimal pada kedalaman Data yang digunakan dalam penelitian ini
40 meter. Wisata selam merupakan salah satu meliputi data primer dan data sekunder. Data
kegiatan wisata bahari yang terbukti mampu primer diperoleh dari dua tahap pengumpulan
meningkatkan pendapatan negara dan saat data, yaitu:
ini tengah berkembang pesat di luar negeri, a. Observasi Lapangan
seperti di Amerika Serikat, Inggris, dan Observasi lapangan dilakukan dengan
Perancis. melakukan pengamatan langsung terhadap
Sistem Informasi Geografis (SIG) yang lingkungan di Kawasan Teluk Mandeh
akan digunakan dalam riset ini memiliki yang berkaitan dengan wisata selam, seperti
pengertian yang beragam, di antaranya yaitu: kecerahan perairan, kedalaman perairan,
a. (Burrough and Rachael 1998): SIG adalah kecepatan arus, luas sebaran habitat terumbu
sistem berbasis komputer yang digunakan karang, tingkat keragaman terumbu karang,
untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, tingkat keragaman ikan karang, fasilitas
menganalisis dan mengaktifkan kembali penginapan, aksesibilitas, dan juga nilai
data yang mempunyai referensi keruangan penting objek. Pangamatan ini dilakukan
untuk berbagi tujuan yang berkaitan dengan dengan cara penyelaman langsung ke dalam
pemetaan dan perencanaan. laut menggunakan peralatan lengkap Self-
b. (Aronoff 1989): SIG adalah suatu sistem Contained Underwater Breathing (SCUBA)
berbasis komputer yang memiliki kemampuan yang terdiri dari tabung scuba, buoyancy
dalam menangani data bereferensi geografi compensator device, masker, snorkel, fin,
yaitu pemasukan data, manajemen data wetsuit, dan booties.

46
Upaya Pelestarian Kapal Karam M.V. Boelongan, Teluk Mandeh, Sumatra Barat Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG),
Fairuz Azis, Wastu Hari Prasetya, Muslim Dinas Khoiru Dhony

Pada observasi lapangan ini juga Data yang dianalisis pada dasarnya berupa
dilakukan identifikasi dan pemetaan potensi basis data dari data primer dan sekunder yang
wisata yang ada di Teluk Mandeh sebagai data dapat dirumuskan berdasarkan variabel yang
untuk analisis perencanaan pengembangan sudah ditentukan yaitu:
multidestinasi wisata selam Teluk Mandeh ke 1. Aksesabilitas,
depannya. 2. Fasilitas penginapan,
b. Diskusi dan Wawancara 3. Kecerahan perairan,
Diskusi dan wawancara dilakukan 4. Nilai penting objek,
dengan pihak terkait, seperti Pemerintah 5. Luas sebaran terumbu karang,
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Lembaga 6. Tingkat keragaman terumbu karang,
Swadaya Masyarakat (LSM) Yayasan Minang 7. Kedalaman perairan,
Bahari, Balai Pelestarian Cagar Budaya 8. Tingkat keragaman ikan karang, dan
Batusangkar dan Loka Penelitian Sumber 9. Kecepatan arus.
Daya dan Kerentanan Pesisir, dan masyarakat Data primer dan sekunder yang telah
di sekitar Kawasan Mandeh. Wawancara dikumpulkan kemudian ditabulasikan sesuai
dengan masyarakat di Nagari Mandeh sangat dengan kriteria/varibel yang sudah ditentukan.
penting dilakukan karena mereka merupakan Masing-masing kriteria diberikan pembobotan
masyarakat lokal yang telah mengenal yang berbeda guna mendapatkan perbedaan
kawasan Mandeh dengan baik, sehinga sangat data yang signifikan dan aktual sehingga
membantu peneliti dalam mengidentifikasi dan penentuan lokasi destinasi wisata bisa sesuai
mendapatkan informasi mengenai spot diving dengan keadaan aktual. Setelah itu, kriteria
serta snorkeling di Teluk Mandeh. yang terdapat di masing-masing lokasi
Data sekunder diperoleh dari studi penelitian dilakukan skoring sesuai dengan
pustaka dan studi peta. Studi pustaka dilakukan data terkini.
terhadap tulisan atau literatur yang berkaitan Total skoring kemudian dimasukkan ke
langsung dan tidak langsung dengan kondisi dalam peta tematik masing-masing kriteria/
lingkungan Teluk Mandeh, baik melalui buku, variabel dan selanjutnya dilakukan tumpang
laporan penelitian, jurnal, maupun dokumen susun atau overlay guna menjadikannya sebagai
tertulis lainnya. Selain itu, juga dilakukan studi satu peta komposit penentuan lokasi wisata
peta untuk mengetahui kondisi lingkungan selam. Langkah terakhir yaitu melakukan
secara umum dan informasi lebih lanjut analisis dengan cara mengklasifikasi
mengenai titik-titik yang berpotensi sebagai berdasarkan skor total yang dimiliki masing-
spot diving. masing lokasi sesuai dengan kriteria/variabel
Pengolahan data atau analisis data yang sudah ditentukan untuk menentukan
menggunakan Sistem Informasi Geografis lokasi yang sesuai untuk dijadikan destinasi
(SIG) melibatkan perangkat lunak ArcGIS. wisata selam di Kawasan Teluk Mandeh.

Tabel 1. Kriteria kelas kecerahan perairan


Kelas Kriteria Kelas
Gelap < 25 % 1
Kecerahan (%)
Redup 25 - 50 % 2
Cerah > 50 % 3

47
KALPATARU, Majalah Arkeologi Vo.28 No.1, Mei 2019 (43-54)

Tabel 2. Kriteria kelas kedalaman perairan


Kelas Kriteria Kelas
Dangkal < 15 m 3
Kedalaman (m)
Sedang 12 - 25 m 2
Dalam > 25 m 1

Tabel 3. Kriteria kelas kecepatan arus


Kelas Kriteria Skor
Kecepatan Arus Lambat < 0,5 m/s 3
(m/s) Sedang 0,5 - 1,0 m/s 2
Cepat > 1,0 m/s 1

Tabel 4. Kriteria kelas luas habitat karang


Kelas Kriteria Skor
Luas Habitat Rendah < 10 Ha 1
Karang (Ha) Sedang 10 - 20 Ha 2
Tinggi > 20 Ha 3

Tabel 5. Kriteria kelas keragaman terumbu karang


Kelas Skor
Tingkat Rendah 1
Keragaman
Sedang 2
Karang
Tinggi 3

Tabel 6. Kriteria kelas keragaman ikan karang


Kelas Skor
Tingkat Rendah 1
Keragaman
Sedang 2
Ikan Karang
Tinggi 3

Tabel 7. Kriteria kelas fasilitas penginapan


Kelas Skor
Penginapan Ada 2
Tidak 1

Tabel 8. Kriteria kelas aksesibilitas


Kelas Skor
Aksesibilitas Mudah 2
Sulit 1

Tabel 9. Kriteria kelas objek


Kelas Skor
Nilai Penting
Konservasi 1
Objek
Sejarah 2

48
Upaya Pelestarian Kapal Karam M.V. Boelongan, Teluk Mandeh, Sumatra Barat Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG),
Fairuz Azis, Wastu Hari Prasetya, Muslim Dinas Khoiru Dhony

Tabel 10. Matriks Penentuan Kesesuaian Penentuan Destinasi Wisata Selam (Sumber:
Modifikasi dari Yulianda 2007)

3.1 Analisis Kesesuaian Kawasan (Spasial) • Kedalaman perairan,


Analisis kesesuaian kawasan dilakukan • Kecepatan arus,
dengan menggunakan Sistem Informasi • Aksesibilitas
Geografis (SIG), yaitu sistem informasi • Fasilitas penginapan
geospasial berbasis komputer dengan • Nilai penting objek
melibatkan perangkat lunak ArcGIS 10.1. Pada
prinsipnya, analisis ini merupakan basis data 3.2 Analisis Tabular
primer dan data sekunder dengan data aktual Penentuan kesesuaian lokasi penelitian
tahun 2016 seperti data biologi, data fisik, dan yang akan digunakan sebagai sampel dalam
data oseanografi. penentuan lokasi destinasi wisata selam di
Data dapat dirumuskan berdasarkan Kawasan Teluk Mandeh dilakukan dengan
parameter sumber daya yaitu sumber daya metode pembobotan. Pembobotan disesuaikan
hayati dan sumber daya nonhayati. dengan karakteristik masing-masing variabel
a. Sumber daya hayati berupa: yang bertujuan untuk mendapatkan data yang
• Luas habitat terumbu karang, siginifikan terkait masing-masing kriteria/
• Keragaman terumbu karang, dan variabel. Variabel-variabel utama untuk
• Keragaman ikan karang. menentukan kesesuaian lokasi wisata selam
B. Sumber daya non-hayati berupa: disajikan dalam tabel (Tabel 10) dan peta
• Kecerahan perairan, (Gambar 1).

49
KALPATARU, Majalah Arkeologi Vo.28 No.1, Mei 2019 (43-54)

Gambar 1. Peta analisis penelitian destinasi wisata selam berdasarkan skor total variabel
(Sumber: Prasetya, Tim Peneliti, 2016)

Penentuan destinasi wisata selam di berada di timur Pulau Cubadak dengan skor
Kawasan Teluk Mandeh pada penelitian total 47; lokasi D6 yang berada di tenggara
ini didasarkan pada kondisi teraktual yang Pulau Cubadak dengan skor total 47; lokasi D8
terdapat di Kawasan Teluk Mandeh. Tingkat yang berada di dekat Pulau Sironjong Gadang
kesesuaiannya hanya berdasarkan data yang skor total 50; lokasi D9 dan D10 yang berada
tersedia yang didapat dari pengumpulan data di Pulau Setan Gadang dengan skor total 46;
primer dan data sekunder. Asumsi dan usaha dan terakhir lokasi shipwreck M.V. Boelongan
perbaikan serta pengelolaan yang dilakukan yang berada di lokasi D13 dengan skor total
untuk mengatasi berbagai kendala fisik dan 31.
faktor-faktor di luar kriteria yang ditentukan, Dari enam lokasi yang memiliki skor
belum dijadikan pertimbangan. total tinggi, lokasi D8 yang berada di Pulau
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh Sironjong Gadang menjadi lokasi yang
dari olahan data dengan perangkat lunak Arc memiliki skor tertinggi (Gambar 2). Hal
GIS 10.1, diperoleh enam lokasi yang memiliki ini dikarenakan lokasi D8 memiliki luasan
tingkat kesesuaian yang paling tinggi untuk habitat terumbu karang yang paling luas yakni
dijadikan destinasi wisata selam berdasarkan sebesar 26,45 Ha. Hal ini menjadikan lokasi
skor total dari masing-masing variabel. D8 memiliki keragaman terumbu karang dan
Keenam lokasi tersebut yaitu lokasi D4 yang ikan karang yang cukup tinggi. Kecerahan

Gambar 2. Keragaman terumbu dan ikan karang di lokasi D8 (Perairan P. Sironjong Gadang) yang termasuk kategori
tinggi (Sumber: Prasetya, Tim Peneliti, 2016)

50
Upaya Pelestarian Kapal Karam M.V. Boelongan, Teluk Mandeh, Sumatra Barat Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG),
Fairuz Azis, Wastu Hari Prasetya, Muslim Dinas Khoiru Dhony

Gambar 3. Kondisi Shipwreck M.V. Boeloengan yang masih relatif utuh mampu menjadikannya sebagai destinasi
selam unggulan (Sumber: Dhony, Tim Peneliti, 2016)

Gambar 4. Kapal M.V. Boeloengan ketika masih aktif sebagai transportasi laut di Hindia Belanda
(Sumber : wrecksite.eu)

perairan sekitar 50% dan juga memiliki arus Pesisir Selatan, berpotensi untuk menjadi
yang tenang yakni dibawah 0,5 m/s. Kecepatan destinasi wisata selam unggulan sejajar
arus yang ideal untuk wisata penyelaman dengan wisata selam yang telah mendunia,
yakni tidak melebihi dari 1,5 m/s. Walaupun yakni shipwreck USAT Liberty di Tulamben,
tidak memiliki fasilitas penginapan yang dekat Karangasem, Provinsi Bali (Gambar 4).
dengan lokasi, akan tetapi spot ini memiliki Sama seperti shipwreck Liberty, shipwreck
akses yang mudah terutama untuk menjangkau M.V. Boelongan memiliki kondisi kapal yang
kampung terdekat, yakni Kampung Mandeh relatif utuh (Gambar 5). Terlebih kedalaman
sebagai alternatif penginapan. lokasi tenggelamnya kapal M.V. Boelongan
Sementara itu, walaupun memiliki nilai hanya sekitar 25 meter dengan arus tenang
terkecil dari keenam lokasi yang memiliki sekitar 0,4 m/s. Hal ini dikarenakan Teluk
skor total tertinggi, lokasi kapal karam M.V. Mandeh tempat tenggelamnya kapal M.V.
Boeloengan memiliki keunggulan lain yang Boelongan merupakan wilayah teluk yang
mampu menjadikan lokasi ini sebagai destinasi tertutup oleh pulau-pulau kecil di sekitarnya.
wisata selam unggulan (Gambar 3). Shipwreck Walaupun berbatasan langsung dengan
M.V. Boelongan yang telah ditetapkan sebagai Samudera Hindia di sebelah barat, keberadaan
cagar budaya pada tahun 2007 dan sudah masuk pulau-pulau kecil di Kawasan Teluk Mandeh
dalam rencana pengembangan wisata bahari mampu menjadi tembok pelindung dan
Teluk Mandeh oleh Pemerintah Kabupaten penghalang dari arus kencang Samudera

51
KALPATARU, Majalah Arkeologi Vo.28 No.1, Mei 2019 (43-54)

Gambar 5. Hasil rekonstruksi 3D shipwreck M.V. Boeloengan (Sumber: Prasetya, Tim Peneliti, 2016)

Hindia. Selain itu lokasi tenggelamnya M.V. pelestarian tersebut, penelitian ini memberikan
Boelongan memiliki kontur perairan yang salah satu opsi yang dapat dilakukan, yakni
relatif datar. berupa multipel destinasi wisata selam untuk
Selain memiliki keunggulan, lokasi mengurangi tekanan yang dialami oleh
shipwreck M.V. Boelongan juga memiliki shipwreck M.V. Boelongan sebagai efek
kekurangan, yakni berupa sedimentasi hasil sampingan dari pengembangan destinasi
endapan material yang tertransportasi melalui wisata selam unggulan daerah dan nasional.
Sungai Mandeh yang berjarak sekitar 200 Oleh karena itu, pemilihan dan penentuan
meter dari lokasi kapal tenggelam. Alhasil, destinasi untuk mendukung wisata selam
kecerahan perairan di lokasi tersebut hanya di kapal tenggelam M.V. Boelongan lebih
sekitar 20%. Akan tetapi, di balik kekurangan mengarah pada wisata selam yang berbasis
tersebut tidak mengurangi keunggulan konservasi terumbu karang dan ikan sebagai
yang dimiliki lokasi kapal tenggelam M.V. pendukung wisata selam berbasis sejarah. Hasil
Boelongan. Dengan kondisi perairan yang analisis dengan perangkat lunak Arc GIS 10.1
seperti itu, lokasi tersebut masih relevan mampu menghasilkan lima lokasi seperti yang
untuk mendukung wisata penyelaman dengan telah disebutkan di penjelasan sebelumnya
kategori atau jenjang penyelaman advanced yang memiliki kesesuaian sebagai destinasi
dan expert divers. wisata selam di Kawasan Teluk Mandeh,
Ditetapkannya M.V. Boelongan sebagai Sumatra Barat.
cagar budaya, menjadikan kapal M.V.
Boelongan sebagai destinasi wisata selam 4. Penutup
dengan nilai penting sejarah yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis serta
Dengan demikian, selain dikembangkan sebagai pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat
destinasi, juga diperlukan strategi pelestarian ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
agar nilai penting sejarah yang terkandung 1. SIG sangat membantu menganalisis potensi-
tetap bisa bertahan. Untuk mendukung upaya potensi wisata selam di Teluk Mandeh dengan

52
Upaya Pelestarian Kapal Karam M.V. Boelongan, Teluk Mandeh, Sumatra Barat Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG),
Fairuz Azis, Wastu Hari Prasetya, Muslim Dinas Khoiru Dhony

pembobotan pada karakteristik yang dimiliki lingkungan dapat menjadikan wisata selam
oleh setiap lokasi guna pemilihan lokasi yang Teluk Mandeh sebagai model atau percontohan
dianggap sudah siap dan layak untuk dijadikan dalam pengembangan wisata berkelanjutan,
spot diving. Dari hasil analisis tersebut khususnya wisata selam di Indonesia.
diperoleh enam lokasi, yaitu lokasi D4 yang
berada di timur Pulau Cubadak, lokasi D6 yang 5. Ucapan Terima Kasih
berada di tenggara Pulau Cubadak, lokasi D8 Penelitian dan tulisan ini merupakan hasil
yang berada di dekat Pulau Sironjong Gadang, dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang
lokasi D9 dan D10 yang berada di Pulau Setan Penelitian Sosial Humaniora (PKM PSH)
Gadang, dan terakhir lokasi shipwreck M.V. Universitas Gadjah Mada yang dilaksanakan
Boelongan yang berada di lokasi D13. Dengan pada bulan Februari hingga Mei 2016 dan
adanya shipwreck M.V. Boelongan, maka didanai oleh Direktorat Pendidikan Tinggi
lokasi D13 memiliki karakteristik tersendiri (DIKTI) Republik Indonesia. Penelitian ini
yang berbeda dari kelima lokasi yang lain yang berhasil masuk sebagai finalis 10 besar Lomba
hanya memiliki keragaman karang dan ikan Geospasial Inovatif Nasional (LOGIN) 2016.
sebagai objek daya tarik wisatanya. Dalam proses penyusunan tulisan, tim penulis
2. Setelah diperoleh enam lokasi spot diving banyak menerima masukan dan saran dari Drs.
dan melalui analisis spasial SIG, maka J. Susetyo Edy Yuwono, M.Sc. (Departemen
dapat ditentukan konsep pengembangan Arkeologi, Universitas Gadjah Mada) sebagai
multidestinasi wisata selam di Teluk Mandeh dosen pembimbing di dalam penelitian.
yang berbasis zonasi dengan lokasi D13
tempat shipwreck M.V. Boelongan sebagai Daftar Pustaka
lokasi selam utama yang berbasis sejarah. Aronoff, Stan. 1989. "Geographic Information
Adapun lima lokasi lain yang berpotensi, yaitu System; A Management Perspective."
lokasi D4, D6, D8, D9, dan D10 yang berbasis Geocarto International (WDL
konservasi sebagai penunjang bagi lokasi Publications), 58.
selam utama. Pemilihan lima lokasi penunjang
Burrough, Peter A, and A McDonnell Rachael.
tersebut merupakan salah satu upaya pelestarian
1998. Principles of Geographical
bagi shipwreck M.V. Boelongan.
Information Systems. Oxford University
Mengingat Teluk Mandeh merupakan
Press.
salah satu target dalam Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Nasional, maka Chrisman, N. R. 1997. "Exploring Geographic
diperlukan pengelolaan wisata dengan Information Systems." (John Wiley).
memperhatikan kelestarian objek yang Crotti, Roberto, and Tiffany Misrahi. 2015.
menjadi daya tarik wisata seperti penyusunan "The Travel & Tourism Competitiveness
zonasi yang telah dihasilkan dari penelitian ini. Index 2015: T&T as a Resilient
Tidak hanya terhadap aktivitas pariwisatanya Contribution to National Development."
saja, tetapi juga pada sektor-sektor lain yang In World Economic Forum. The Travel
sangat dibutuhkan dalam pengembangan guna & Touris Competitiveness Report 2015.
mencapai target bahwa wisata selam Teluk Geneva: World Economic Forum.
Mandeh dapat menjadi salah satu sumber
Dewan Instruktur Selam Indonesia. Buku
industri andalan yang dapat menyumbang
Petunjuk 1 Star SCUBA DIVER CMAS
angka devisa negara. Selain itu, perencanaan
- Indonesia. Indonesia, n.d.
pembangunan dan pengelolaan wisata selam
Teluk Mandeh yang baik dan berwawasan Fandeli, Cahfid. 1995. Dasar - Dasar

53
KALPATARU, Majalah Arkeologi Vo.28 No.1, Mei 2019 (43-54)

Manajemen Kepariwisataan Alam.


Yogyakarta: Liberty Offset.
Kementrian Kepariwisataan. 2015. Laporan
Akuntabilitas Kinerja. Jakarta.
MPR. Ketetapan MPR tentang Garis - Garis
Besar Haluan Negara. 1978. Jakarta
Patent IV/MPR/1978.
Naelul H. R., Nia, and dkk. 2015. "Kapal Karam
M.V. Boelongan Nederland di Kawasan
Mandeh, Lingkungan Laut Sekitarnya,
dan Kemungkinan Pengembangannya."
Karakteristik Sumberdaya Laut dan
Pesisir Cetakan 1.
Republik Indonesia. Undang - Undang tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
1997. Jakarta Patent No. 47.
Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan dan
Pembangunan Pariwisata. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Yulianda, Fredinan. 2007. "Ekowisata Bahari
Sebagai Alternatif Pemanfaatan
Sumberdaya Pesisir Berbasis
Konservasi." Makalah Seminar Sains
Jilid 21.

54

You might also like