Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Journal Of Environmental Engineering And Hygiene

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN


KONSEP 3R DI KECAMATAN LUMAJANG,
KABUPATEN LUMAJANG
Mawan Eko Defriatno a,1,*, Andhi Krisdhianto a,2
a
Univeristas PGRI Argopuro Jember, Jember, Indonesia
1
Mawan.ekodefriatno@gmail.com*; 2 Andhik634@gmail.com;
* corresponding author

The Lumajang Regency Environmental Service plans develop an


integrated waste management program. The purpose was to
determine the sustainability of the waste management program with
the 3R concept in Ditotrunan village, Lumajang regency. The
analysis consisted by a suitability analysis of the program with the
Lumajang regency waste management plan, mass balance analysis,
bcr analysis, and SWOT analysis. Data was collected using direct
measurement methods, questionnaires, interviews, and observations.
The results of the analysis show that community-based waste
management with the 3R concept in Ditotrunan village is in
accordance with the regulations and waste management plans of
ABSTRACT lumajang regency. The community-based waste management
program with the 3R concept is effective (65.15%) in reducing the
amount of waste that will be disposed of in the tpa. The result of the
BCR analysis is 1.33 (BCR>1), which means that the community-
based waste management program is economically feasible. The
position of the community-based waste management program in the
SWOT quadrant is in quadrant II, meaning that the organization is in
a strong position but faces big challenges. The recommendation for
development is that the government together with public try to
promote processed waste products and look for a marketing network
for processed waste

Article history: DLH Kabupaten Lumajang berencana mengembangkan program


Received pengelolaan sampah secara terpadu. Tujuan penelitian ini untuk
Revised mengetahui keberlanjutan pengelolaan sampah dengan 3R di
Accepted Kelurahan Ditotrunan, Lumajang. Analisa yang digunakan antara
lain analisis kesesuaian program dengan rencana penanganan
sampah Lumajang, analisis neraca massa, analsis BCR, dan analisis
SWOT. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengukuran
langsung, wawancara, kuesioner, dan observasi. Hasil analisa
menunjukkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan
konsep 3R di Kelurahan Ditotrunan sesuai dengan peraturan dan
rencana penanganan sampah Kabupaten Lumajang. Program
pengelolaan sampah dengan konsep 3R efektif (65,15%) mengurangi
jumlah sampah yang akan dibuang ke TPA. Hasil analisa BCR
adalah 1,33 (BCR>1) berarti program pengelolaan sampah berbasis
masyarakat layak secara ekonomi. Posisi program pengelolaan
sampah berbasis masyarakat berada pada kuadran II dalam kuadran
SWOT artinya posisi organisasi yang kuat tapi akan menghadapi
tantangan besar. Rekomendasi pengembangan program adalah warga
bersama Pemerintah berupaya mempromosikan hasil olahan sampah
dan mencari jaringan pemasaran olahan sampah
2

Kata kuncis: Copyright © 2022 Universitas PGRI Argopuro Jember.


sampah, All rights reserved.
pengelolaan,
berbasis masyarakat,
berkebelanjutan

I. Pendahuluan
Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui DLH Kabupaten Lumajang membina masyarakat
kelurahan Ditotrunan Kecamatan Lumajang sebagai pilot project untuk mengolah sampahnya
sendiri sebelum dibuang ke tempat sampah melalui program Desa Berseri yang didalamnya terdapat
pengelolaan sampah secara 3R dengan tujuan awal untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang
ke TPS. Keengganan masyarakat untuk mengelola sampah dengan pengelolaan yang baik biasanya
didasari ketidak tahuan warga akan nilai ekonomi sampah. Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
sektor informal akan membuat nilai ekonomi yang relatif besar (Burcea, 2015).
Melihat keberhasilan pengelolaan sampah oleh masyarakat kelurahan Ditotrunan, Dinas
Lingkungan hidup Kabupaten Lumajang berencana membuatkan program pengelolaan sampah
secara terpadu. Tujuan penelitian ini mengetahui keberlanjutan program pengelolaan sampah
menggunakan konsep 3R pada Kelurahan Ditotrunan Kabupaten Lumajang. Salah satu indikator
keberhasilan suatu program ialah keberlanjutan dari program tersebut. Keberlanjutan suatu program
didefinisikan sebagai kemampuan mempertahankan fungsi dari jasa-jasa yang telah diatur dalam
suatu program tetap berfungsi tanpa adanya donasi dari pihak luar (Moningka, 2010). Salah satu
faktor yang menentukan keberlanjutan suatu pengelolaan yang berbasis partisipasi rakyat ialah
adanya kebutuhan masyarakat yang belum bisa terpenuhi oleh pemerintah maupun sektor formal
lain (Kruljac, 2012).
Penelitian ini merupakan penelitian dengan tujuan mendapatkan gambaran wacana pengelolaan
sampah berbasis rakyat menggunakan konsep 3R pada Kelurahan Ditotrunan, Kecamatan
Lumajang, Kabupaten Lumajang yang berkaitan dengan keberlangsungan program sebagai indicator
keberhasilan program dan potensi untuk diterapkan ditempat lain. Berdasarkan uraian diatas maka
judul penelitian ini adalah “evaluasi pengelolaan sampah dengan konsep 3R di kecamatan
Lumajang, kabupaten Lumajang”.

II. Metode penelitian


Penelitian ini menggunakan berbagai metode pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data
dan kebutuhan. Metode pengumpulan data terdiri dari metode kualitatif dan metode kuantitatif.
Analisis diawali dengan identifikasi masalah untuk mendapatkan masalahan persampahan yang
ada disekitar. Berdasarkan hasil identifikasi, masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah keberlanjutan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R di
Kelurahan Ditotrunan Kabupaten Lumajang.
A. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran langsung, wawancara, kuesioner, dan
observasi. Teknik pengukuran menggunakan pedoman pengukuran sampling sampah pada SNI 19-
3964-1995 dan SNI M 36-1991-03. Selain dengan rumus SNI cara lain yang dapat digunakan dalam
penentuan jumlah sampel adalah dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0,1. Penentuan jumlah
sampel menggunakan rumus 10% dari jumlah populasi keseluruhan

B. Analisa data
Analisa yang pertama adalah analisa kesesuaian program pengelolaan sampah dengan peraturan
dan rencana penanganan sampah Kabupaten Lumajang.

Defriatno, M. E., et.al (Evaluasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Dengan Konsep 3R)
3

Berikutnya analisa keefektifan pengurangan sampah oleh program pengelolaan sampah berbasis
masyarakat dengan konsep 3R. Neraca massa digunakan untuk melacak pergerakan materi (dalam
hal ini sampah domestik warga Ditotrunan).

Prosentase pengurangan sampah = x 100%(………………..(Persamaan 1)

Skor untuk penilaian keefektifan pengelolaan sampah dapat dilihat dengan pengukuran atau skor
sebagai berikut (Nancy, 2003) Skor (1% - 25%) = Tidak efektif, Skor (26% - 50%) = Kurang
efektif, Skor (51% - 75%) = Efektif, Skor (76% - 100%) = Sangat efektif.
Berikutnya analisa Benefit Cost Ratio (BCR). Persamaan BCR dinyatakan dalam:

BC (i) = …………………………………………………………………(Persamaan
2)
Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak ekonomis atau tidak setelah melalui
metode ini jika BCR ≥ 1 artinya investasi layak (feasible) dan jika BCR < 1 artinya investasi tidak
layak (unfeasible).
Terakhir adalah analisa SWOT (Strength. Weakness, Opportunities, Threats). Analisa ini
digunakan untuk mengetahui berapa besar potensi manfaat yang akan diberikan oleh pengelolaan
sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R ini. Alur penelitian tercantum dalam bagan alur
penelitian berikut.

Gambar 1. Alur penelitian

Defriatno, M. E., et.al (Evaluasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Dengan Konsep 3R)
4

III. Hasil dan Pembahasan


A. Analisa deskriptif peraturan dan rencana penanganan sampah Kabupaten Lumajang
Berdasarkan hasil analisa pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R di
Kelurahan Ditotrunan sudah sesuai dengan rencana penanganan sampah Kabupaten Lumajang
B. Analisa neraca massa timbulan sampah
Sampah yang dikatakan tertangani oleh bank sampah adalah sampah yang dikomposkan
dan sampah yang dikelola oleh bank sampah. Untuk mengetahui prosentase pengurangan sampah
oleh program pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R di Kelurahan
Ditotrunan, menggunakan persamaan berikut:

Prosentase pengurangan sampah =

= 68,15%

Gambar 2. Neraca massa timbulan sampah


Menurut skala efektivitas menurut Nancy (2003) nilai tersebut berada pada rentang antara
51% sampai 75% yang berarti “efektif”. Sehingga berdasarkan hasil pengukuran dan neraca massa,
pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R di Kelurahan Ditotrunan efektif
(68,15%) mengurangi timbulan sampah yang akan dibuang ke TPA.
C. Analisa BCR (Benefit Cost Ratio)
Aspek pembiayaan persampahan yang terdapat dalam program pengelolaan sampah
berbasis masyarakat dengan konsep 3R di Kelurahan Ditotrunan Kabupaten Lumajang antara lain
biaya investasi, pembelian bahan baku, biaya operasional, serta keuntungan penjualan sampah dan
kerajinan sampah. Biaya investasi dilakukan pada awal berdirinya program yaitu pada tahun 2010
dan setelah itu tidak ada biaya investasi lagi. Untuk melakukan perhitungan Benefit Cost Ratio
(BCR) biaya investasi dibagi menjadi enam tahun (tahun 2010 sampai tahun 2016). Suku bunga
yang digunakan adalah suku bunga rata-rata dari tahun 2010 sampai tahun 2016 yaitu 6,75% (Bank
Indonesia, 2016). Berikut perhitungan BCR pengelolaan sampah berbasis masyarakat Kelurahan
Ditotrunan Lumajang:
BCR = Benefit / Cost

Defriatno, M. E., et.al (Evaluasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Dengan Konsep 3R)
5

= Rp 34.816.638 / Rp 26.072.298,6 = 1,335


Nilai BCR adalah 1,335 artinya nilai BCR > 1, sehingga dapat dikatakan bahwa secara
ekonomi program pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R di Kelurahan
Ditotrunan Kabupaten Lumajang layak untuk dilanjutkan.
D. Analisa SWOT
Setelah melakukan analisa faktor internal dan faktor internal, berikut yang dilakukan
adalah menentukan koordinat pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R di
Kelurahan Ditotrunan untuk mengetahui posisinya. Langkah awal untuk menentukan koordinat
adalah menghitung strength posture dan competitive posture.
Strength posture = S + (-W)
= 2,8 + (-0,26)
= 2,54
Competitive posture = O + (-T)
= 1,42 + (-1,67)
= -0,25
Jika nilai Strength posture dianggap sebagai sumbu X, dan nilai Competitive posture
dianggap sebagai sumbu Y, maka koordinat yang didapat tergambar dalam berikut

Gambar 3. Matrik SWOT


Dari gambar diketahui bahwa posisi pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan
konsep 3R di Kelurahan Ditotrunan Kabupaten Lumajang berada pada kuadaran II (positif,
negatif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.

Defriatno, M. E., et.al (Evaluasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Dengan Konsep 3R)
6

Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
(Kevin, 1992).
Strategi yang tepat untuk digunakan oleh program pengelolaan sampah berbasis
masyarakat dengan konsep 3R di Kelurahan Ditotrunan Kabupaten Lumajang berdasarkan kondisi
saat ini adalah strategi ST (Strength-Threat). Sehingga rekomendasi yang diberikan adalah:
- Pemerintah bersama warga berusaha mempromosikan hasil olahan sampah dan mencari
jaringan pemasaran olahan sampah
- Lakukan inovasi kerajinan sampah dengan menghilangkan kesan produk tersebut adalah produk
olahan sampah.
- Pemerintah dan masyarakat gencar mempromosikan produk kerajinan sampah
- Bentuk usaha baru bank sampah, misalkan asuransi kesehatan berbasis sampah

IV. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisa pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R di
Kelurahan Ditotrunan sudah sesuai dengan Peraturan daerah.
Berdasarkan hasil pengukuran dan neraca massa, pengelolaan sampah berbasis masyarakat
dengan konsep 3R di Kelurahan Ditotrunan efektif (68,15%) mengurangi timbulan sampah yang
akan dibuang ke TPA.
Berdasarkan analisa SWOT diketahui bahwa posisi pengelolaan sampah berbasis
masyarakat berada pada kuadaran II (positif, negatif) yang menandakan sebuah organisasi yang
kuat namun menghadapi tantangan yang besar.

Daftar Pustaka
[1] Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang, Kabupaten Lumajang Dalam Angka. Lumajang: BPS
Lumajang, 2014.
[2] Burcea, S.G, “The Economical, Social And Environmental Implications Of Infomal Waste Collection
And Recycling”, dalam Journal of Theoretical and Empirical Researches in Urban Management Volume
10 Issue 3, 2015
[3] Cahyo, S.L, Analisa Strategi Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat di Kota Semarang,
Universitas Diponegoro, 2011.
[4] Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang, Rancangan Akhir Perencanaan Strategis,
Lumajang, 2015.
[5] DLH Kabupaten Lumajang. Profil Adipura Kabupaten Lumajang, Lumajang, 2016.
[6] Faizah, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kota
Yogyakarta). Tesis Program Magister, Universitas Diponegoro, 2008
[7] Kevin P. Kearns, “From Comparative Advantage to Damage Control: Clarifying Strategic Issues
Using SWOT Analysis” dalam jurnal Nonprofit Management and Leadership, Vol. 3, No. 1. New
York: Henry HoltUniversity, 1992
[8] Kruljac, S, “Public–Private Partnerships in Solid Waste Management: Sustainable Development
Strategies for Brazil” dalam Journal of the society for latin american studies Bulletin of Latin
American Research, Vol. 31, No. 2, pp. 222–236, 2012
[9] Moningka, L, Community Participation in Solid Waste Management: Factors Favouring the
Sustainability of Community Participation, A Literature Review, UWEP Occasional Paper,
Netherlands, 2000
[10] Samuel, O.O, “Intraurban Analysis of Domestic Solid Waste Disposal Methods in a Sub-Sahara
African City” dalam Journal of Waste Management Volume 2014, Article ID 193469,7 pages, 2014
[11] Pokja AMPL Kabupaten Lumajang, Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Lumajang,
Lumajang, 2012

Defriatno, M. E., et.al (Evaluasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Dengan Konsep 3R)
7

Defriatno, M. E., et.al (Evaluasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Dengan Konsep 3R)

You might also like