Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.

1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

Manfaat Ekstrak Akar Putrimalu (Mimosa pudica) Terhadap Mortalitas dan


Gambaran Histopatologi Otot Tikus yang Diinjeksi Bisa Ular Naja sputatrix

The Efficacy of Putrimalu Root Extract (Mimosa pudica) Against Mortality and
Histopathological of Rat Muscles Injected Naja sputatrix Venom

Briantono Willy Rendragraha1, Djoko Legowo2, Suryo Kuncorojakti3, Sri Chusniati4,


Arimbi2
1Program Profesi Dokter Hewan, 2Departemen Patologi Veteriner, 3Departemen

Anatomi Veteriner, 4Departemen Mikrobiologi Veteriner


Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
Corresponding author: bwrendragraha@fkh.unair.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this experiment was to know the effect of Mimosa pudica root
extract (normal water extraction) on mortality and muscle histopatological in
experimental animal (Rattus norvegicus) which injected with LD50 of Naja sputatrix
venom. Fresh Mimosa pudica root dried without sunshine and ground into coarse powder
with steamroller (mash 3mm). Plant extract were prepared by stirring 4 g of the powder
into 200 ml of water for 3 hours at room temperature and filtered with muslin cloth before
freezdried. 30 rat divided into five groups, P0(C+), P1(C-) P2, P3, and P4. P0 (positive
control group) injected by saline intra muscular and given aquadest peroral after five
minutes, P1 (negative control) injected with Naja sputatrix venom and given aquadest
peroral after five minutes. P2, P3, and P4 injected by Naja sputatrix venom and given
Mimosa pudica extract with 250mg/KgBW, 500mg/KgBW, and 1000mg/KgBW doses.
All of the experimental animal observed about six hours and than euthanized,
musculus gluteus maximus (location of injection) was taken for histopatological
examination. In this experiment observed that the normal water extraction of mimosa
pudica can’t reduce mortality of experimental animals but it can decrease muscle
damage in 1000mg/KgBW dose.
Keywords: Mimosa pudica, Naja sputatrix, snakebite

Received: 09-03-2022 Revised: 19-04-2022 Accepted: 28-06-2022

PENDAHULUAN
Kasus gigitan ular merupakan untuk berinteraksi dengan ular berbisa
penyebab umum morbiditas dan juga kecil, akan tetapi aktifitas manusia
mortalitas di negara tropis, terutama di seperti berkebun dan aktifitas luar
Asia Tenggara. Jumlah kasus gigitan ular ruangan lainya memperbesar
diperkirakan mencapai 2,5 juta kasus kemungkinan untuk manusia
per tahun dengan angka kematian berinteraksi dengan spesies- spesies ular
mencapai 125.000 jiwa (Yanuartono, berbisa (Valenta, 2010).
2008). Terdapat sekitar 3.000 spesies Berbeda dengan negara di Eropa,
ular di seluruh dunia dan hanya 10% dari populasi dan spesies ular berbisa banyak
jumlah tersebut dinyatakan berbisa ditemukan di negara beriklim tropis
(Valenta, 2010). Jumlah tersebut seperti di Asia, beberapa spesies yang
memang relatif kecil bila dibandingkan sering dilaporkan dalam kasus gigitan
dengan jumlah spesies ular yang tidak ular diantaranya seperti Naja sp dan
berbisa sehingga kemungkinan manusia Bungarus sp (Seneviratne and

1
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

Dissanayake, 2002). Umumnya gigitan sering kali menyebabkan systemic


ular terjadi di lingkungan yang myotoxicity seperti rhabdomyolisis yang
merupakan habitat alami ular seperti di di tandai dengan kenaikan enzim ceratin
area perkebunan, hutan, dan sawah. kinase (CK) dan derivat enzim otot lainya
Dalam beberapa kasus, gigitan ular (Montecucco et al., 2008).
dapat terjadi pada saat milking venom Penanganan kasus gigitan ular
atau pengambilan bisa ular di tempat secara tradisional dengan
penelitian atau pembuatan serum anti menggunakan tumbuhan telah banyak
bisa ular (Brunda and Sashidar, 2007). dipelajari, termasuk tanaman putri
Diantara spesies kobra (Naja sp), Naja malu (Mimosa pudica). Dalam
sputatrix merupakan spesies yang paling penelitianya Mahanta and Mukherjee
sering ditemui di Indonesia terutama di (2001) menyatakan ekstrak akar Mimosa
Pulau Jawa. Di Indonesia Naja sputatrix pudica mampu menghambat aktifitas
dapat dijumpai pada tempat-tempat myotoksin yang ada dalam bisa ular
yang sedikit lembab, daerah rawa, area Naja kaouthia secara signifikan. Hasil
persawahan, dan hutan bagian selatan serupa juga ditunjukan oleh penelitian
seperti di Pulau Jawa, Bali, Lombok, yang dilkukan Vejayan et al. (2007)
Sumbawa, Komodo, Flores, hingga Pulau dengan membandingkan kemampuan
Lomblen (Valeta, 2010). menetralkan bisa ular beberapa spesies
Bisa ular merupakan cairan kental tanaman. Inkubasi ekstrak tanaman
yang diproduksi di dalam venom gland putri malu (Mimosa pudica) dengan bisa
atau kantung bisa, cairan ini tidak ular N. kaouthia dapat menetralkan
hanya berfungsi untuk melindungi diri 2LD50 bisa ular N. kaouthia dengan
dari predator dan alat berburu tetapi tingkat keberhasilan mencapai 100%.
juga membantu ular untuk mencerna Hal ini menunjukan adanya potensi dari
mangsanya. Substansi aktif dari bisa putri malu (Mimosa pudica) yang dapat
ular diklasifikasikan berdasarkan digunakan sebagai obat untuk
susunan kimiawinya menjadi dua penanganan gigitan ular pengganti
klompok yaitu enzim dan toksin serum anti bisa ular, namun belum
(Valenta, 2010). Dari empat spesies ular diketahui kemampuan ekstrak akar
kobra yang ada di asia (N. sumatrana, N. putri malu sebagai obat untuk kasus
sputatrix, N. siamensis, dan N kaouthia) gigitan ular Naja sputatrix dan efek
memiliki karakteristik enzim yang pemberianya pada gambaran
hampir sama pada bisanya yaitu: low histopatologi otot skelet, maka dari itu
protease, phospodiesterase, alkaline perlu dilakukanya penelitian mengenai
phospomonoesterase, L-amino acid kemampuan ekstrak akar tanaman
oxidase, acetylcholinesterase, putri malu (Mimosa pudica) sebagai obat
hyaluronidase, dan Phospolipase A2 pada kasus gigitan ular Naja sputatrix.
yang kandunganya sangat tinggi.
Phospolipase A2 merupakan komponen METODE
yang menimbulkan efek neurotoksin Penelitian ini dilakukan dalam
dan myotoksin. Komponen tersebut waktu dua minggu. Kegiatan penelitian
menyebabkan kerusakan membran dilakukan di kandang hewan coba
plasma dengan meningkatkan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
konsentrasi Ca2+ pada sitosol dan Airlangga dan laboratorium patologi
menyebabkan degenerasi. Enzim veteriner Fakuktas Kedoktern Hewan
tersebut umumnya menyebabkan Universitas Airlangga. Penelitian
kerusakan otot skelet yang luas dan dilakukan pada Juni - Juli 2016.
bersifat irreversible. Phospolipase A2

2
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

Bahan Penelitian (normal water extraction) seperti yang


Bahan yang digunakan dalam dilakukan Mahanta dan Mukherjee
penelitian ini adalah organ otot (2001). Akar segar tanaman putri malu
(musculus gluteus maximus) tikus di angin-anginkan hingga kering,
bagian kanan yang merupakan tempat kemudian dihaluskan dengan gilingan
dilakukanya injeksi. Perlakuan yang (mash nomor 3) hingga berbentuk
dilakukan meliputi pemberian bisa ular bubuk. Sebanyak 4 gram bubuk
sendok jawa (Naja sputatrix) yang tersebut dimasukkan kedalam
didapatkan dari daerah Surabaya dan beakergalss dan ditambahkan 200 ml
sekitarnya, ekstrak akar tanaman putri aquadest, kemudian diaduk
malu (Mimosa pudica), tanaman putri menggunakan mikrosteerer selama 3
malu didapatkan dari daerah Surabaya jam pada suhu ruangan. Ekstrak
bagian timur yang diambil pada bagian tersebut di saring menggunakan kain
akarnya dan dilakukan ekstrasi dengan muslin, hasil saringan kemudian di
metode ekstraksi air (normal water masukan alat freezdry.
extraction) yang dimodifikasi dari
Mahanta dan Murkherjee (2001). Perhitungan Mortalitas
Hewan coba yang digunakan Perhitungan tingkat kematian
(Rattus norvegicus) diambil secara acak dilakukan dengan melakukan observasi
kemudian dimasukan kedalam kandang terhadap hewan coba setelah diberi
pemeliharaan yang telah diberi tanda perlakuan dalam durasi waktu 6 jam,
(P0, P1, P2, P3, P4) dengan jumlah yang durasi waktu tersebut di dapatkan pada
sama, masing-masing kelompok diisi penelitian pendahuluan yang dilakukan
enam ekor tikus. Tikus di adaptasikan pada 20 Januari 2016. Perhitungan
dan dipelihara selama tujuh hari dalam dilakukan pada semua kelompok
kandang, tikus-tikus ini diberi pakan perlakuan kemudian hasilnya di catat
dan minum secara ad libitum dan baik jumlah hewan coba yang mati dan
dilakukan penggantian liter bila kotor. waktu kematian hewan coba. Hewan
coba yang tetap hidup dalam durasi
Persiapan Penelitian waktu 6 jam dieutanasi dengan metode
Alat yang digunakan dalam servical dislocation.
penelitian ini adalah kandang hewan
coba yang terbuat dari bahan plastik, Tahap Pengamatan
kawat jala untuk penutup kandang, Pemeriksaan histopatologi
tempat pakan, tempat minum, liter, dilakukan dengan menggunakan
gunting, nampan, gelas ukur, air mikroskop cahaya pada perbesaran
destilasi (aquadest), spatula (pengaduk). lensa objektif 40 terhadap 10 lapangan
Pembuatan histopatologi meliputi: pandang yang berbeda dalam satu
gunting bedah, scapel steril, pinset sampel atau preparat. Perubahan
steril, object glass, cover glass, nampan, patologis yang diamati meliputi
karton, penjepit, pot organ, api bunsen, myonekrosis, infiltrasi sel inflamasi,
kertas label untuk preparat dan hemoragi. Model skoring untuk
histopatologi, papan seksi, spuit 1 cc, derajat kerusakan otot rangka
spuit 3 cc, kamera, dan mikroskop dimodifikasi dari Carter (1998).
cahaya.
Analisis Data
Tahap Ekstraksi Data dari uji toksisitas tersebut
Ekstraksi akar putri malu akan dianalisis dengan Analisis Probit
dilakukan dengan metode ekstraksi air untuk mengetahui harga LC50. Analisis

3
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

statistik dilakukan menggunakan dislokasi servikalis kemudian dilakukan


bantuan perangkat lunak program nekropsi. Organ yang diambil
komputer Statistical Program and merupakan musculus gluteus maximus
Service Solution (SPSS) for windows versi (tempat injeksi bisa ular). Skoring
25. dilakukan pada 10 lapangan pandang
untuk semua sampel, pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan pada variabel-variabel yang
Tingkat kematian dan waktu dianggap mewakili kerusakan sel
kematian di amati pada semua maupun jaringan otot seperti nekrosis
perlakuan yaitu P0, P1, P2, P3, dan P4. sel otot, sel inflamasi, dan hemoragi.
P0 adalah kelompok yang diinjeksi Data tersebut kemudian dianalisa
larutan saline kemudian dilakukan menggunakan uji non-parametrik
pemberian aquades setelah 5 menit Kruskal-Wallis dan menunjukan hasil
secara peroral. P1 adalah kelompok bahwa terdapat perbedaan yang nyata
yang di injeksi dengan LD50 bisa ular antar perlakuan (p<0,05) maka data
kemudian dilakukan pemberian tersebut dilanjutkan dengan uji
aquades setelah 5 menit, P2 adalah perbandingan berganda menggunakan
kelompok yang di injeksi dengan LD50 metode Mann-Whitney.
bisa ular kemudian di beri ekstrak akar Hasil analisa data menunjukan
putri malu dengan dosis 250mg/KgBB bahwa pemberian ekstrak akar tanaman
melalui jalur peroral, P3 adalah putri malu (Mimosa pudica)
kelompok yang di injeksi dengan LD50 berpengaruh terhadap gambaran
bisa ular kemudian di beri ekstrak akar histopatologi otot tikus (Rattus
putri malu dengan dois 500mg/KgBB norvegicus) yang di injeksi dengan LD50
melalui jalur peroral, dan P4 adalah bisa ular Naja sputatrix. Ditunjukkan
kelompok yang di injeksi dengan LD50 dengan adanya perbedaan yang nyata
bisa ular kemudian di beri ekstrak akar antara P1 (K+) dan P4, sedangkan P4
putri malu dengan dois 1000mg/KgBB tidak berbeda nyata dengan P0 (K-). P2
melalui jalur peroral. Tingkat kematian dan P3 menunjukan perbedaan yang
dan waktu kematian diamati selama 6 tidak signifikan terhadap P1 hal
jam terhitung setelah menginjeksi bisa tersebut menunjukan masih tingginya
ular. kerusakan otot yang dialami oleh
Hasil uji anova menunjukan bahwa kelompok P2 dan P3.
tidak ada perbedaan yang nyata pada Pemeriksaan preparat
perlakuan-perlakuan dalam penelitian histopatologi otot pada P1, P2, dan P3
(p>0,05), hal tersebut menunjukan menunjukan adanya kerusakan sel otot
bahwa pemberian ekstrak akar dengan skor 4 yang artinya kerusakan
tanaman putri malu (Mimosa pudica) sel yang dialami lebih dari 75% dari
tidak berpengaruh terhadap waktu seluruh lapangan pandang, selain itu
kematian dan tingkat kematian hewan skor untuk infiltrasi sel radang pada
coba yang di injeksi dengan LD50 bisa ketiga perlakuan tersebut masih tinggi,
ular Naja sputatrix. dengan skor 4 yang artinya jumlah sel
Perubahan gambaran histopatologi inflamasi pada satu lapangan pandang
otot diamati pada seluruh sampel hewan lebih dari 75 unit sel. Dari tiga
coba, hewan coba yang mengalami parameter yang diamati untuk skoring
kematian sebelum 6 jam dinekropsi kerusakan otot hemoragi merupakan
setelah diobservasi tidak adanya tanda kondisi yang paling jarang teramati. Dari
kehidupan, sedangkan untuk hewan uji Mann-Whitney dapat disimpulkan
coba yang bertahan hidup dilakukan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata

4
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

Tabel 1. Nilai rata-rata dan standar deviasi waktu kematian hewan coba
Skoring Otot
Perlakuan Mean + SD
P0 360a +0.00
P1 315,33a + 50,50
P2 226a + 171,53
P3 319,67a + 45,44
P4 308,6a + 89,88
superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang tidak
signifikan.

Tabel 2. Nilai rata-rata dan standar deviasi tingkat kematian hewan coba
Skoring Otot
Perlakuan Mean + SD
P0 1a + 0,00
P1 0,33a + 0,52
P2 0,33a + 0,52
P3 0,50a + 0,55
P4 0,50a + 0,51
superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang tidak
signifikan.

Tabel 3. Nilai rata-rata dan standar deviasi skor derajat kerusakan otot diantara
perlakuan
Skoring Otot
Perlakuan Mean + SD
P0 1,76 b +1,441
P1 5,25 a + 1,165
P2 4,71 a + 2, 237
P3 3,68 ab + 1,981
P4 3,15 b + 1,100
superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang
signifikan.

antara P0 dan P4, hal tersebut dan P4) baik pada tingkat kematian
menunjukan P4 tidak mengalami maupun waktu kematian hewan coba.
kerusakan yang signifikan. Hasil tersebut berbeda dengan
Hasil pengolahan data waktu dan penelitian yang dilakukan oleh Mahanta
tingkat kematian hewan coba and Mukherjee (2001) dan Vejayan et al.
menunjukan bahwa pemberian ekstrak (2007), kedua penelitian tersebut
akar tanaman putri malu tidak menyimpulkan bahwa ekstrak akar
memberikan perbedaan yang signifikan putri malu dapat melawan bisa ular
(p>0.05) terhadap waktu dan tingkat Naja kaouthia dengan tingkat
kematian hewan coba. Data pada keberhasilan mencapai 100%. Hal
Lampiran 3 tersebut juga menampilkan tersebut disebabkan karena adanya
data perbandingan berganda yang perbedaan pemberian perlakuan pada
menunjukan tidak adanya perbedaan hewan coba.
yang nyata antar perlakuan (P1,P2, P3,

5
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

Gambar 1. Gambaran kerusakan otot. Pewarnaan HE; Perbesaran 400x Ket: terdapat
infiltrasi sel inflamasi pada P1, P2, dan P3 (a), terdapat hemoragi pada P1 dan P3 (b),
tidak ditemukan peradangan pada P4 dan P0. Sel radang menempati ruang antar sel,
dengan pewarnaan HE terlihat berwarna kebiruan, sel radang yang teridentifikasi
adalah sel radang PMN (Polymorphonuclear). Hemoragi terlihat dengan adanya infiltrasi
sel drah merah (eritrosit) pada jaringan, sel darah merah nampak sebagai ulatan kecil
berwarna merah.

Gambar 2. Gambar kerusakan otot. Pewarnaan H.E; Perbesaran 400x Ket: nekrosis sel
otot pada P1, P2, P3, dan P4 (a) kerusakan sel otot pada P4 tidak sebanyak pada P1,
P2, dan P3, pada P0 tidak nampak kerusakan sel otot. Sel otot yang mengalami
nekrosis mengalami perubahan bentuk menjadi rounded, sedangkan pada sel otot
normal (b) bentuk sel berbentuk poligonal.

6
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

dengan memblok neurotransmitter di


Mahanta and Mukherjee (2001) sepanjang neuromuscular junction.
dalam penelitianya menginkubasikan Komponen lain yang juga berpotensi
ekstak akar putri malu dengan bisa ular menyebabkan kematian adalah adanya
terlebih dahulu sebelum di injeksikan kardiotoksin, aktivitas kardiotoksin
pada hewan coba melalui jalur pada bisa ular Naja sputatrix lebih
intraperitonial, sedangkan dalam rendah daripada komponen
penelitian ini hewan coba di injeksi neurotoksin. Kardiotoksin pada bisa ular
terlebih dahulu dengan LD50 bisa ular berkerja dengan mengganggu
Naja sputatrix dengan jalur intra permeabilitas membran sel seperti otot
muscular, kemudian ekstrak akar jantung yang menyebabkan cardiac
tanaman putri malu diberikan melalui arrest (Tan, 1982). Cardiotoksin dan
jalur peroral. Inkubasi yang dilakukan neurotoksin pada bisa ular merupakan
antara ekstrak akar tanaman putri malu komponen yang identik, kedua senyawa
dengan bisa ular menyebabkan tersebut bersatu dalam satu struktur
terjadinya interaksi antar dua senyawa rangka protein yang umum di sebut
tersebut dan menyebabkan adanya three-finger loop structure atau
komponen-komponen pada bisa ular threefinger toxin, namun keduanya
yang menjadi tidak aktif. Fraksi memiliki fungsi biologis yang berbeda
MP188ECT3 dalam ekstrak air akar (Kumar et al., 1997). Bisa ular
putri malu telah diketahui dapat mengandung komponen aktif berupa
mengikat protein bisa ular dan dapat enzim, komponen ini pada umumnya
mengendapkanya. Hal ini menjadikan menyebabkan kerusakan sel (nekrosis).
zat berbahaya pada bisa ular tidak Kematian pada hewan coba merupakan
berfungsi, selain itu akar Mimosa pudica hal yang terjadi secara sistemik dimana
mengandung sekitar 10% tanin (Duke, toksin tidak hanya berkerja secara
1985). Sebagian besar sifat biologis lokal, komponen enzim pada bisa ular
tannin mampu berikatan dengan menyebabkan terlepasnya adenosin,
makromolekul khususnya protein selanjutnya adenosin akan mengganggu
(enzime pencernaan, fungal, atau viral permeabilitas membran sel dan
protein (Vejayan et al., 2007). Sedangkan membantu tersebarnya komponen bisa
pemberian ekstrak akar tanaman ular yang dapat menyebabkan
putrimalu melalui jalur peroral kerusakan sel, di samping itu adenosin
memerlukan waktu yang lebih lama bagi dalam jumlah yang tinggi menyebabkan
zat aktif yang ada untuk mencapai terjadinya kelumpuhan dengan
organ target dan bereaksi terhadap bisa melakukan hambatan pada
ular di dalam tubuh sehingga metode ini neurotransmiter baik pada sistem saraf
tidak dapat menghindarkan hewan coba pusat maupun sistem saraf perifer,
dari efek kematian karena bisa ular. komponen ini juga berperan dalam
Penyebab utama kematian pada terjadinya kerusakan ginjal dan cardiac
mangsa adalah neurotoksin yang arrest (Bhadrapura et al., 2010).
bekerja pada cabang-cabang saraf tepi. Hasil skoring dan pengolahan data
Hal tersebut mengakibatkan paralisa kerusakan otot skelet menunjukkan
organ respirasi dan berujung pada perbedaan yang nyata (p<0,05), data
kematian mangsa (Montecucco et al., tersebut diuji kembali dengan
2008). Neurotoksin juga bekerja pada menggunakan uji statistik Mann-
organ vital lain seperti jantung, α- Whitney. Hasil uji statistik dengan
neurotoxic (a-NTX) merupakan protein metode Mann-Whitney menunjukan
hidrofilik yang berkerja secara spesifik pemberian ekstrak akar tanaman putri

7
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

malu (Mimosa pudica) dengan dosis phospholipid menyebabkan


1000mg/KgBB dapat meminimalisir terganggunya permeabilitas membran
terjadinya kerusakan otot. sel sehingga ion-ion ekstra sel terutama
Hasil serupa juga diperoleh pada kalsium akan masuk kedalam bagian
penelitian yang dilakukan Mahanta and dalam sel, Ca2+ diserap oleh mitokondria
Mukherjee (2001), dalam penelitian dan menyebabkan mitokondria
tersebut kerusakan otot dilihat melalui mengalami swelling, tidak teraturnya
uji enzimatis dengan CPK (Ceratin cristae, terbentuknya kristal
Phospokinase) sebagai indikator. hydroxyapatite, dan masa flocculent,
Pemberian ekstrak akar tanaman putri keadaan tersebut menyebabkan
malu (Mimosa pudica) sebanyak 30µg terbukanya permeability transition pore
dapat menghambat keluarnya CPK yang yang diikuti dengan kerusakan parah
merupakan indikasi adanya kerusakan pada mitokondria. Reaksi tersebut
jaringan otot pada uji enzimatis. Metode diikuti oleh terbentuknya Ca2+
yang digunakan dalam penelitian ini dependen proteinase (caplains) yang
untuk mendeteksi kerusakan otot merusak komponen sitoskeletal yang
berbeda dengan yang dilakukan berlanjut pada kerusakan fisik struktur
Mahanta et al. (2001), dalam penelitian sel. Kemudian terbentuklah Ca2+-
ini kerusakan otot diamati pada dependent cytosolic PLA2 yang bekerja
gambaran histopatologi otot skelet. menghidrolisis membran plasma
Berkurangnya kerusakan otot yang sehingga komponen aktif myotoksin
terjadi diduga disebabkan oleh interaksi PLA2 dapat memasuki sel dan
yang terjadi antara bisa ular dengan menghidrolisis bagian intrasel
fraksi MP188ECT3 di dalam tubuh, (Montecucco et al., 2008).
senyawa tersebut memiliki reaksi Tidak hanya nekrosis sel otot,
antigen-antibodi terhadap bisa ular, injeksi bisa ular pada musculus gluteus
adanya reaksi antigen- antibodi maximus dalam penelitian ini juga
menyebabkan teropsonisasinya bisa menunjukan adanya reaksi inflamasi
ular oleh senyawa MP188ECT3 sehingga yang ditunjukan dengan adanya
bisa ular tidak dapat memberikan efek akumulasi sel radang pada daerah yang
yang merusak pada sel otot. mengalami kerusakan. Teixeria et al
Ratusan jenis ular berbisa dengan (2003) menyatakan myotoksin PLA2
berbagai ukuran mangsa memproduksi dapat menyebabkan reaksi inflamasi
toksin dengan basis phospholipase A2 yang luas dan diikuti meluasnya
dengan proporsi yang bervariasi. Protein nekrosis sel, serta menimbulkan rasa
tersebut merupakan modifikasi dari sakit yang merupakan efek dari
enzim yang berfungsi untuk mencerna terjadinya keradangan (Montecucco et
mangsa. Toksin PLA2 bekerja secara al., 2008). Peradangan merupakan
spesifik pada sistem syaraf perifer dan respon biologis kompleks akibat
menyebabkan paralisa dalam waktu rangsangan berbagai macam patogen,
yang sangat singkat, selain sistem melibatkan pembuluh darah lokal dan
syaraf phospholipase A2 juga sistem kekebalan tubuh (Arimbi dkk.,
menyebabkan kerusakan yang luas 2013).
pada otot skelet (reaksi myotoksin Peradangan akut merupakan
(Montecucco et al., 2008). Proses respon awal dari tubuh terhadap
kerusakan sel oleh phospholipase A2 rangsangan sampai terjadi gerakan
dimulai dengan interaksinya terhadap peningkatan plasma dan leukosit
membran sel, PLA2 akan menghidrolisis (terutama granulosit) dari darah ke
phospholipid membran, rusaknya dalam jaringan yang terluka. Proses

8
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

peradangan akut ini diinisiasi oleh sel putri malu (Mimosa pudica) tidak
dalam jaringan, terutama makrofag, sel mempengaruhi tingkat dan waktu
dendritik, histosit, sel kupfer, dan kematian hewan coba yang di injeksi
mastocytes/mast cell. Pada awal infeksi, LD50 bisa ular Naja sputatrix.
luka bakar, atau luka lain, sel tersebut Pemberian ekstrak akar tanaman
mengalami aktivasi dan melepaskan putri malu (Mimosa pudica) dengan
berbagai mediator inflamasi dan dosis 1000mg/KgBB dapat mengurangi
bertanggung jawab atas tanda-tanda kerusakan otot yang disebabkan oleh
klinis dari reaksi keradangan akut yang bisa ular Naja sputatrix.
meliputi perubahan vaskuler dan reaksi
seluler. Perubahan vaskuler terjadi DAFTAR PUSTAKA
dengan vaso konstriksi yang hanya Adiyati, P. N. 2011. Ragam Jenis
terjadi beberapa saat, kemudian diikuti Ektoparasit pada Hewan Coba
vasodilatasi, sehingga aliran darah Tikus Putih (Rattus norvegicus)
menjadi lebih cepat, peningkatan Galur Sprague Dawley. Skripsi.
permeabilitas pada mikrovaskular dan Fakultas Kedokteran Hewan
vasodilatasi, menyebabkan Institut Pertanian Bogor. Bogor
peningkatan tekanan hidrostatik, Amalraj T, Ignacimuthu S.
selanjutnya cairan plasma yang Hyperglycemic effect of leaves of
mengandung sedikit protein keluar Mimosa pudica Linn. Fitoterapia
ekstravaskular (sebagai transudat) aliran 2002;73:351-2.
yang lambat menyebabkan leukosit Arora, S.K. (ed.), Chemistry and
terlempar ke tepi/marginisasi dan biochemistry of legumes. Edward
menempel pada endothel untuk Arnold (Publishers) Limited.
berusaha keluar ke tempat jejas London.1983: 358.
(migrasi). Reaksi seluler merupakan Bhadrapura L. Dhananjaya and Cletus
proses keluarnya leukosit dari dinding J. M. D’Souza. 2010. The
pembuluh darah ke dalam jaringan yang pharmacological role of
terkena infeksi/jejas, reaksi ini meliputi nucleotidases in snake venoms,
margination dan rolling sel leukosit pada Department of Studies in
pembuluh darah, adhesion dan Biochemistry, University of Mysore,
transmigration melalui celah sel Manasagangothri, Mysore, India
endhotel, emigrasi ke jaringan karena Brunda, G., Sashidhar, R. B, 2007.
pengaruh stimulus dari chemotactic, Épidemiological Profile of Snake-
kemudian phagositosis dan Bite Cases from Andhra Pradesh
degranulasi. Using Immunoanalytical Approach.
Phospolipase A2 (PLA2) merupakan Indian J Med Res 125, May, 661-
isoenzim yang merusak dapat merusak 668
berbagai jaringan, sistem, dan organ. Bum EN, Dawack DL, Schmutz M,
Komponen ini mampu menimbulkan Rakotonirina A, Rakotonirina SV,
kerusakan yang bersifat lokal seperti Portet C, et al. Anticonvulsant
neurotoksin presinaptik, kerusakan activity of Mimosa pudica
endhotel, dan kerusakan lainya decoction. Fitoterapia
(Valenta, 2010). Rusaknya sel endhotel 2004;75:309-14.
pembuluh darah menyebabkan Dart, R. C., McNally, J. 2001. Efficacy,
terjadinya hemoragi lokal. safety and use of snake antivenoms
in the United States. Ann Emerg
KESIMPULAN Med; 37 : 181-188
Pemberian ekstrak akar tanaman

9
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

Duke, J. A. 1985. Hand Book of 55-60.


Medicinal Herbs. CRC Press, Boca http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
Raton Hestianah, Eka Pramyrtha., med/11282444. 28 Agustus 2015.
Anwar, Chairul.,Kuncorojakti, Martínez R., G., F.F. Rodríguez L., C.M.
Suryo, Yustinasari, Lita Contreras, and M. Molina H. 1996.
Rakhma. 2012. Buku Ajar Histologi Estudio preliminary de las
Veteriner. Airlangga University possibles acciones antidepresivas
Press. Surabaya de Mimosa pudica L. In: Resumen
Holm, L.G., D.L. Plucknett, J.V. Paucho, de ponencias del Primer Congreso
and J.P. Herberger. The world’s Nacional de Plantas Medicinales de
worst Howard R.A. Flora of the Mexico. 1996:69-73. Mimosa
Lesser Antilles, Leeward and pudica L. A Sensitive Plant.
Windward Islands. Dicotyledoneae, International Journal of Pharmacy
Part 1. Vol. 4. Jamaica Plain, MA: and Pharmaceutical Sciences. Vol.
Arnold Arboretum, Harvard 1. Issue 2.
Joseph, Baby., George, Jancy., & Montecucco, C., Gutierrez, J. M., &
Mohan, Jeevitha. 2013. Lomonte, B. 2008. Cellular
Pharmacology and Traditional Uses pathology induced by snake venom
of Mimosa pudica. International phospholipase A2 myotoxins and
Journal of Pharmaceutical neurotoxins: common aspects of
Sciences and Drug Research 2013; their mechanisms of action. Vol. 65
5(2): 41-44. Offerman, S. R., Bush, S. P., Maoynihan,
Khare CP. Encyclopedia of Indian J. A., Clark, R. F, 2002. Crotaline
Medicinal Plants. Germany: Fab Antivenom for the Treatment of
Springer; 2004. p.313-4. Children With Rattlesnake
Kokane DD, More RY, Kale MB, Nehete Envenomation Pediatrics. Vol. 110
MN, Mehendale PC, Gadgoli CH. No. 5, 968-971.
Evaluation of wound healing Osweiler, G.D, 1996. Toxicology, The
activity of root of Mimosa pudica. J National Veterinary Medicine
Ethnopharmacol 2009;124:311-5. Series for Independent Study,
Kumar, T. K., Jayaraman, G., Lee, C. S., Williams and wilkins, Philadelpia,
Arunkumar, A. I., Sivaraman, T., Pp. 440
Samuel, D. and Yu, C. (1997) Patwari, B., 1992. A Glossary of
Snake venom cardiotoxins ± Medicinal Plants of Assam and
structure, dynamics, function and Meghalaya, (Publisher-B Patwari),
folding. J. Biomol. Struct. Dyn.15, pp: 531
431± 463 Payawal, P.C., A.C. Tilde, and A.L.
Kumar, N., Kaur, P., Das, K., & Manimtim. Year round pollen
Chakroborty, S. 2009. Mimosa sources of Italian honey bees (Apis
pudica L. A SENSITIVE PLANT. mellifera L.) in the Philippines. III.
International Journal of Pharmacy Selected areas. Philippine
and Pharmaceutical Sciences. Vol. Agriculturist, 1991;74(4): 503-509.
1, Issue 2 Pokhriyal, T.C., H.C.S. Bhandari, D.S.
Mahanta, Monimala., Mukherjee, Ashis Negi, S.P. Chaukiyal, and B.B.
Kumar. 2001. Neutralisation of Gupta. Identification of some fast
lethality, myotoxicity and toxic growing leguminous tree species for
enzymes of Naja kaouthia venom by nitrogen fixation studies. Indian
Mimosa pudica root extracts. Forester 1990;116(6): 504-507.
Journal of Ethnopharmacology 75 :

10
Journal of Basic Medical Veterinary Juni 2022, Vol.11 No.1, 1-11
Rendragraha et al. Online pada https://e-journal.unair.ac.id/JBMV

Premawardhena, A. P., de Silva, C. E., Sirois, M. 2005. Laboratory animal


Fonseka, M. M. D., Gunatilake, S. medicine: Principles and
B., de Silva, H. J. 1999. Low Dose procedures. Elsevier Mosby,
Subcutaneous Adrenalin to Prevent Philadelphia, USA. Pp 167,172.
Acute Adverse Reaction to Soh, S. Y., Rutherford, G. 2006.
Antivenom Serum in People Bitten Evidence behind the WHO
by Snakes: randomised placebo Guidelines: Hospital Care for
controlledtrial. British Medical Children: Should s/c Adrenaline,
Journal; 318; 730-3. Hydrocortisone or Antihistamines
Seneviratne, U., and Dissanayake, S. be Used as Premedication for
2002. Neurological Manifestations Snake Antivenom?. Joauran of
of Snake Bite in Sri Lanka. Journal Tropical Pediatrics. 52 (3) : 155-157
of Postgraduate Medicine, Vol. Tan, Nget-Hong, 1982. Cardiotoxins
48,Issue 4, 2002 : 275-279. from the Venom of Malayan Cobra
Shashidharamurthy, R., (Naja naja sputrix) Departmen of
Mahadeswaraswamy Y.H., Biochemistry, Faculty of medicine
Ragupathi, L., Vishwanath, B.S., Univercity of Malaya, Kuala
Kemparaju K., 2008, Systemic Lumpur, Malaysia, March 1, 1982,
pathological effects induced by and in revised..
cobra (Naja naja) venom from Turbet, C.R., and K. Thuraisingham.
geographically distinct origins of Feeding trials with the sensitive
Indian peninsula, Elsevier plant Mimosa pudica. Tropical
Simonnet, P. Sheep flock Agriculturist, Ceylon 1948;104(2):
management in a tropical 81-86. University. 1988:673.
environment under coconut. Valenta, Jiri. 2010. Venomous Snakes-
Oleagineux Paris 1190;45(10): 451- Envenoming Therapy. Nova
456. Science Publishers. 2nd rev.
Simonnet, P. Sheep flock management
in a tropical environment under
coconut. Oleagineux Paris
1190;45(10): 451-456.

***

11

You might also like