Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 79

Volume 8 Nomor 2, Oktober 2022

ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI


TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
(Studi Kasus Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 10 Tahun 2013)

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF THE SUKABUMI CITY REGIONAL


ON THE ARRANGEMENT AND EMPOWERMENT OF STREET VENDORS
(CASE STUDY OF SUKABUMI CITY REGULATION NUMBER 10 2013)

Yonan Bastiar 1*, R. Deni Muhammad Danial 2, Darmo Suwiryo 3


1,2,3 Program
Studi Magister Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Administrasi dan Humaniora,
Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Jl. R. Syamsudin, SH No. 50, Cikole, Kota Sukabumi,
Jawa Barat 43113
*Korespondensi: Yonan Bastiar. Email: yonan@ummi.ac.id
(Diterima: 27-07-2021; Ditelaah: 06-08-2021; Disetujui: 10-10-2021)

ABSTRACT
The implementation of the Policy on the Arrangement and Empowerment of Street Vendors in Sukabumi City
has not yet been fully realized. Some indications of this are that the goal of realizing a clean, beautiful, orderly,
and safe city with adequate and environmentally sound urban facilities and infrastructure has not been
achieved properly. This means that the city's chaos due to the presence of street vendors still occurs in the
Sukabumi City area. Furthermore, many street vendors have felt the impact of the Covid-19 pandemic, which
has resulted in a decrease in their income of street vendors. In addition, the economic environment also affects
the process of implementing policies for structuring and empowering street vendors. Some of the budget for
structuring and empowering street vendors has been eroded and diverted to the budget for handling the Covid-
19 pandemic in the Sukabumi City area. However, from these various problems, the Regional Government of
Sukabumi City continues to strive to realize the arrangement and empowerment of street vendors for the
better, one of which is by building the Pelita Market which will serve as a trading centre for street vendors with
an orderly and safe arrangement so as to provide comfort to the street vendors. Street vendors and the people
of Sukabumi City.
Keywords: Implementation, Local Regulation, Street Vendors

ABSTRAK
Implementasi Kebijakan tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL di Kota Sukabumi, belum sepenuhnya
terealisasi dengan baik. Beberapa yang menjadi indikasi hal tersebut ialah tujuan untuk mewujudkan kota yang
bersih, indah, tertib, dan aman dengan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan
lingkungan belum tercapai dengan baik. Artinya kesemrawutan kota akibat keberadaan PKL masih terjadi di
wilayah Kota Sukabumi. Selanjutnya banyak dari PKL yang merasakan dampak dari adanya pandemi Covid-19,
yang mengakibatkan pendapatan para PKL mengalami penurunan. Selain itu, lingkungan ekonomi tersebut
juga berpengaruh terhadap proses implementasi kebijakan penataan dan pemberdayaan PKL. Anggaran untuk
kegiatan penataan dan pemberdayaan PKL sebagian ada yang dikikis dan dialihkan untuk anggaran
penanganan pandemi Covid-19 diwilayah Kota Sukabumi. Namun demikian, dari berbagai persoalan tersebut
Pemerintah Daerah Kota Sukabumi terus berupaya untuk mewujudkan penataan dan pemberdayaan PKL
menjadi lebih baik, salah satunya yaitu dengan melakukan pembangunan Pasar Pelita yang akan dijadikan
sebagai tempat pusat perdagangan para PKL dengan penataan yang tertib dan aman sehingga memberikan
kenyamaman terhadap PKL dan masyarakat Kota Sukabumi.
Kata kunci: Implementasi, Peraturan Daerah, Pedagang Kaki Lima

Bastiar, Yonan; Danial, R. Deni Muhamad; Suwiryo, Darmo (2022). Analisis Implementasi Peraturan Daerah
Kota Sukabumi Tentang Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Peraturan Daerah Kota Sukabumi
Nomor 10 Tahun 2013. Jurnal GOVERNANSI, 8(2): 79-90
80 Bastiar, et al. Implementasi Kebijakan Penertiban PKL

PENDAHULUAN perkotaan yang memadai dan


Kota Sukabumi merupakan salah berwawasan lingkungan.
satu Kota di Jawa Barat yang terletak pada Dalam rangka mewujudkan tujuan-
bagian Selatan Jawa Barat. Kota Sukabumi tujuan tersebut, maka Pemerintah Daerah
terletak 120 KM pada wilayah Selatan Kota Kota Sukabumi melalui Perda Nomor 10
Jakarta dan 96 KM pada wilayah Barat Kota tahun 2013, menyusun sebuah batasan-
Bandung, serta wilayahnya berada di batasan dan larangan yang perlu
sekitar timur laut Kabupaten Sukabumi. diperhatikan oleh para PKL di Kota
Secara administratif, kota ini seluruhnya Sukabuumi, yaitu:
berbatasan dengan wilayah Kabupaten 1. Melakukan kegiatan usahanya
Sukabumi. Kota Sukabumi secara budaya diruang umum yang tidak ditetapkan
merupakan bagian dari wilayah Priangan untuk lokasi PKL;
Barat. Setiap Kota di Indonesia termasuk 2. Merobak, menambah dan mengubah
wilayah Kota Sukabumi, tidak terlepas dari fungsi serta fasilitas yang ada di
keberadaan pedagang kaki lima atau yang tempat atau lokasi usaha PKL yang
kerapkali di sebut sebagai PKL. PKL telah ditetapkan dan/atau
merupakan salah satu usaha ekonomi ditentukan Kepala Daerah;
kerakyatan yang bergerak dalam bidang 3. Menempati lahan atau lokasi PKL
usaha perdagangan sektor informal. untuk kegiatan tempat tinggal;
Pemerintah Daerah Kota Sukabumi, 4. Berpindah tempat atau lokasi
sebagai usaha dalam menjalankan hak, dan/atau memindahtangankan TDU
wewenang dan kewajiban sebagai daerah PKL tanpa sepengetahuan dan seizin
otonom, menyusun sebuah kebijakan Kepala Daerah;
tentang penataan PKL di wilayah Kota 5. Menelantarkan dan/atau
Sukabumi. Kebijakan tersebut tertuang membiarkan kosong lokasi tempat
dalam Peraturan Daerah Kota Sukabumi usaha tanpa kegiatan secara terus
Nomor 10 Tahun 2013 tentang Penataan menerus selama satu bulan;
dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. 6. Mengganti bidang usaha dan/atau
Peraturan Daerah tersebut dibuat atas memperdagangkan barang illegal;
dasar pertimbangan bahwa kegiatan 7. Melakukan kegiatan usaha dengan
pedagang kaki lima sebagai salah satu usaha cara merusak dan/atau mengubah
ekonomi kerakyatan yang bergerak dalam bentuk trotoar, fasilitas umum,
usaha perdagangan sektor informal perlu dan/atau bangunan disekitarnya;
dilakukan penataan dan pemberdayaan 8. Menggunakan badan jalan untuk
sehingga tidak berdampak pada tempat usaha, kecuali yang
terganggunya kelancaran lalu lintas, ditetapkan untuk Lokasi PKL
estetika, dan kebersihan serta fungsi terjadwal dan terkendali;
prasarana kawasan perkotaan. 9. PKL yang kegiatan usahanya
Adapun tujuan penataan PKL menggunakan kendaraan dilarang
berdasarkan Perda tersebut ialah untuk : berdagang di tempat-tempat
1. Memberikan kesempatan berusaha larangan parkir, pemberhentian
bagi PKL melalui penetapan lokasi sementara, atau trotoar;
sesuai dengan peruntukannya. 10. Memperjualbelikan atau
2. Menumbuhkan dan menyewakan tempat usaha PKL
mengembangkan kemampuan usaha kepada pedagang lainnya;
PKL menjadi usaha ekonomi mikro 11. Berdagang pada lokasi sebagai
yang tangguh dan mandiri. berikut:
3. Untuk mewujudkan kota yang a. Jalan R. Syamsudin, S.H;
bersih, indah, tertib, dan aman b. Jalan R.E. Martadinata;
dengan sarana dan prasarana c. Jalan Suryakencana;
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 81
Volume 8 Nomor 2, Oktober 2022

d. Jalan Siliwangi; Dari berbagai permasalahan tersebut


e. Jalan Zaenal Zakse; diatas, menunjukkan bahwa PKL di Kota
f. Jalan Perpustakaan; Sukabumi masih belum tertata rapi dan
g. Jalan Perintis Kemerdekaan. menimbulkan kesan semrawut. Oleh karena
itu, permasalahan tersebut menjadi sangat
Namun demikian, pelanggaran
penting untuk diselesaikan oleh Pemerintah
terhadap larangan-larangan tersebut masih
Daerah Kota Sukabumi agar keberadaannya
kerapkali terjadi di wilayah Kota Sukabumi
tidak mengganggu ketenteraman dan
yang menyebabkan adanya permasalahan
ketertiban masyarakat, kenyamanan,
dalam proses penataan dan pemberdayaan
keamanan, dan kemacetan lalulintas.
PKL di Kota Sukabumi. Adapun
Berdasarkan uraian permasalahan
permasalahan tersebut ialah sebagai
diatas, sangat penting adanya analisis
berikut:
terkait kebijakan penataan dan
1. Masih adanya PKL yang melakukan pemberdayaan yang telah dibuat oleh
aktivitas perdagangan di zona Pemerintah Daerah sebagai usaha dalam
larangan, sehingga menyebabkan untuk mengetahui sejauh mana
kesemrawutan wilayah Kota keberhasilan Pemerintah Daeah saat ini
Sukabumi. Bahkan, kesemrawutan dalam melakukan penataan dan
Kota Sukabumi dinilai sudah kronis. pemberdayaan PKL berdasarkan arah dan
Artinya, kesemrawutan pusat kota tujuan kebijakan yang telah disusun
dengan keberadaan pedagang kaki sebelumnya.
lima (PKL) memang masih menjadi
‘pekerjaan rumah’ bagi Pemerintah
MATERI DAN METODE
Daerah Kota Sukabumi.
2. Sepanjang tahun 2020, terdapat Thomas R. Dye dalam Ayuningtyas
sebanyak 86 pelanggaran yang (2014: 8) mengemukakan bahwa
dilakukan oleh para PKL. “kebijakan publlik adalah apa pun yang
Pelanggaran tersebut ditemukan dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan
oleh Pemerintah Daerah dan atau tidak dilakukan (whatever governments
dilakukan penindakan tegas hingga choose to do or not to do)”. Sedangkan
berujung dipersidangan. menurut Anderson dalam Winarno
Pelanggaran tersebut dilakukan (2012:21) Kebijakan merupakan arah
karena para PKL tidak tindakan yang mempunyai maksud yang
mengindahkan peraturan yang ditetapkan oleh seorang aktor atau
berlaku yaitu berjualan dibadan sejumlah aktor dalam mengatasi suatu
jalan dan trotoar sehingga masalah atau suatu persoalan.
menyebabkan kemacetan arus lalu Agar kebijakan pemerintah dapat
lintas. mencapai tujuannya, maka kebijakan
3. Akibat adanya pandemi Covid-19, tersebut tentu harus diimplementasikan.
banyak PKL di Kota Sukabumi yang Implementasi kebijakan merupakan
tutup. Dampak Covid-19 sudah mulai tahapan yang paling penting yang
dirasakan para pedagang kaki lima memungkinkan tujuan dan harapan
sejak adanya himbauan sosial dan masyarakat atau pemerintah akan tercapai.
pychical distancing. Melalui menurut Mazmanian dan Sabatier dalam
himbauan tersebut, Pemerintah Solichin (2017) mengemukakan bahwa :
Daerah Kota Sukabumi membatasi “Implementasi adalah memahami apa yang
askes menuju pusat keramaian di senyatanya terjadi sesudah suatu program
Kota Sukabumi, sehingga dinyatakan berlaku atau dirumuskan
menyebabkan turunnya pendapatan merupakan fokus perhatian implementasi
PKL di Kota Sukabumi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan
82 Bastiar, et al. Implementasi Kebijakan Penertiban PKL

kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah (kebijakan), yaitu kebijakan yang telah


disahkannya pedoman-pedoman berjalan sesuai dengan kebijakan. Kedua
kebijaksanaan Negara yang mencakup baik ketetapan sasaran, yaitu tindakan yang
usaha-usaha mengadministrasikannya dilakukan oleh aparatur untuk
maupun untuk menimbulkan melaksanakan kebijakan. Ukuran dan
akibat/dampak nyata pada masyarakat atau tujuan implementasi kebijakan dapat
kejadian-kejadian”. diukur tingkat keberhasilannya jika dan
Sedangkan menurut Van Meter dan hanya kebijakan tersebut memang
Van Horn dalam Winarno (2012) realistis dengan kondisi sosio kultur
implementasi kebijakan meliputi tindakan- yang ada di level pelaksana kebijakan
tindakan yang dilakukan oleh publik atau dan juga masyarakat. Berarti suatu
swasta (atau kelompok) yang diarahkan kebijakan haruslah disesuaikan dalam
pada pencapaian tujuan yang ditetapkan proses pembuatannya dengan kondisi
pada kebijakan sebelumnya. Dari sosial dan budaya yang ada baik di
beberapan definisi yang dikemukakan tingkat para pelaksana maupun
diatas dapat dipahami bahwa implementasi berkaitan dengan masyarakat.
kebijakan merupakan serangkaian 2. Resources (sumber daya)
pelaksanaan kebijakan oleh para pelaku Sumber daya kebijakan yaitu suatu
dalam kebijakan dan dilaksanakan agar komponen yang dapat memberikan
tujuan kebijakan terlaksana dengam baik. manfaat pada pelaksanaan agar dapat
Model Implementasi Kebijakan Van berjalan sesuai rencana. Sumberdaya
Meter dan Van Horn terdiri dari beberapa hal Pertama
Model implementasi kebijakan menurut Sumber daya manusia, adalah aparatur
Van Meter dan Van Horn (1975) merupakan yang bertugas menjalankan kebijakan
model pendekatan top-down yang disebut sesuai dengan ketentuan. Kedua Sumber
sebagai a model of policy implementation. daya biaya, merupakan anggaran 10
Menurutnya, Proses implementasi ini yang digunakan untuk mendanai agar
merupakan abstraksi atau performansi kebijakan pengawasan dapat berjalan
suatu implementasi kebijakan yang pada dengan baik. Ketiga Sumber daya waktu,
dasarnya secara sengaja dilakukan untuk merupakan unsur yang di jadikan
meraih kinerja implementasi kebijakan patokan dalam berjalannya suatu
publik yang tinggi yang berlangsung dalam kebijakan.
hubungan berbagai variabel. Terdapat 3. Interorganizational Communication
enam variabel yang dikemukakan oleh Van and Enforcement Activities
Meter dan Van Horn dalam Winarno (2008) (komunikasi antar organisasi dan
yang dapat mempengaruhi implementasi aktivitas-aktivitas pelaksanaaan)
kebijakan publik ialah sebagai berikut: Komunikasi antar organisasi dan
1. Standard and Objective (ukuran dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
tujuan kebijakan) merupakan cara yang dilakukan para
Proses implementasi kebijakan aparatur pelaksana untuk
dalam A Model Of The Policy menyampaikan maksud dan tujuan dari
Implementation yang pertama, standard dibentuknya sebuah kebijakan, yang
and objective atau ukuran dan tujuan terbagi atas: Pertama Transmisi, adalah
kebijakan. Ukuran dan Tujuan Kebijakan penyampaian informasi oleh aparatur
adalah suatu dasar yang dijadikan agar implementasi kebijakan dapat
sebagai ukuran utama untuk berjalan dengan baik. Kedua Kejelasan,
melaksanakan kebijakan yang sudah merupakan proses penerimaan
direncanakan dalam pelaksanaan informasi kebijakan oleh aparatur
kebijakan, yang terdiri atas beberapa hal pemerintahan yang tidak berlawanan
yaitu Pertama Kesesuaian Program dengan kebijakan. Ketiga Konsistensi,
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 83
Volume 8 Nomor 2, Oktober 2022

yaitu sikap pelaksana kebijakan yang yang di perlukan untuk memenuhi


tidak merubah sebuah kebijakan yang kebutuhan pelaksanaan kebijakan.
telah berjalan. Kedua Tanggapan masyarakat, yaitu
4. Characteristics of The Implementing reaksi yang ditunjukan oleh masyarakat
Agencies (karakteristik agen mengenai kebijakan yang dapat
pelaksana) berpengaruh pada kondisi sosial. Ketiga
Karakteristik agen pelaksana yaitu Kekuasaan, adalah kewenangan yang
sikap dari masing-masing pelaksana dimiliki oleh para pejabat untuk
kebijakan. Sikap ini dapat dijadikan menentukan apakah kebijakan dapat
patokan dari para pelaksana kebijakan. berjalan baik atau tidak. Lingkungan
Hal ini terlihat dari: pertama, ingkat ekonomi, sosial dan politik tersebut
pendidikan, yaitu suatu jenjang pada perlu juga diperhatikan guna menilai
kebijakan pengawasan yang harus kinerja implementasi kebijakan.
dilalui oleh para aparatur kebijakan. Metode Penelitian
Kedua, kejujuran, yaitu suatu sikap yang Penelitian ini menggunakan metode
wajib dimiliki oleh para aparatur kualitatif. Menurut Sugiyono (2014:8),
pelaksana kebijakan dalam metode penelitian kualitatif sering disebut
melaksanakan kebijakan. Karakteristik metode penelitian naturalistik karena
agen pelaksana yang selanjutnya penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
menjadi pusat perhatian dimana kinerja alamiah (natural setting)”. Sedangkan
implementsai kebijakan (publik) akan menurut Satori dan Komariah (2013:22),
sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri metode penelitian kualitatif adalah
yang tepat serta cocok dengan para agen penelitian yang menekankan pada quality
pelaksananya. atau hal yang terpenting dari sifat suatu
5. The Disposition of Implementors barang/jasa. Hal terpenting dari suatu
(kecenderungan pelaksana) barang atau jasa berupa
Menurut Van Metter Kecenderungan kejadian/fenomena/gejala sosial adalah
pelaksana (implementor) adalah sikap makna dibalik kejadian tersebut yang dapat
yang dominan dari aparatur kebijakan, dijadikan pelajaran berharga bagi suatu
yang dapat dilihat dari beberapa hal pengembangan konsep teori. Menurut
yaitu: Pertama Kognisi (pemahaman), Creswell (2016:4-5) penelitian kualitatif
yaitu pemahaman para aparatur merupakan metode-metode untuk
kebijakan tentang isi kebijakan. Kedua mengeksplorasi dan memahami makna
Tanggapan, merupakan reaksi yang oleh sejumlah individu atau
pelaksana kebijakan yang ditunjukan sekelompok orang dianggap berasal dari
berkaitan dengan pemahaman tentang masalah sosial atau kemanusiaan.
kebijakan. Ketiga Intensitas tanggapan, Dalam menentukan informan dalam
merupakan reaksi pelaksana kebijakan
penelitian ini yaitu menggunakan teknik
pengawasan mengenai pemahaman purposive sampling yang termasuk kedalam
yang ditimbulkan tentang kebijakan. rancangan non probability sampling.
6. Economic, social, and Political Menurut Sugiyono (2013: 218-219)
Conditions (kondisi ekonomi, sosial purposive sampling adalah teknik
dan politik) pengambilan sampel atau sumber data
Kondisi-kondisi ekonomi, sosial dan dengan pertimbangan tertentu. Adapun
politik yaitu suatu kondisi teknik pengumpulan data yang dilakukan
pemerintahan yang sangat berpengaruh dalam penelitian ini yaitu menggunakan
penting pada berjalannya kebijakan. Hal teknik observasi, wawancara dan studi
ini dapat dilihat dari: Pertama Sumber dokumentasi. Selanjutnya validasi data yang
ekonomi, merupakan sumber anggaran digunakan dalam penelitian ini ialah
84 Bastiar, et al. Implementasi Kebijakan Penertiban PKL

menggunakan teknik triangulasi. masih dikatakan semrawut yang


Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan menyebabkan jalanan trotoar yang
dengan cara memvalidasi hasil wawancara, seharusnya digunakan untuk pejalan kaki,
observasi dan dokumentasi yang peneliti namun justru digunakan para PKL untuk
peroleh dari beberapa sumber dalam waktu berdagang. Berikut adalah gambaran
yang berbeda. Analisi data yang digunakan kesemrawutan PKL di Kota Sukabumi:
dalam penelitian ini dilakukan melalui
teknik analisi data yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman (1992) yang terdiri
dari: reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Implementasi merupakan suatu
tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang
dan terperinci. Untuk mengukur
Kesemrawutan PKL di Kota
implementasi kebijakan Penataan dan
Sukabumi
Pemberdayaan PKL di Kota Suakbumi,
Sumber : SindoNews, 2020
peneliti menggunakan 6 dimensi yang
terdiri dari: (1) ukuran dan tujuan Dari gambar diatas, terlihat bahwa
kebijakan (2) sumberdaya (3) komunikasi jalanan trotoar di Jalan Kapten Harun
antar organisasi dan aktivitas pelaksana (4) Kabir penuh dengan aktivitas PKL yang
karakteristik badan pelaksana (5) kondisi sedang berdagang. Sehingga
lingkungan ekonomi, sosial dan politik (6) menyebabkan para pejalan kaki tidak
sikap/kecenderungan para pelaksana dapat menggunakan bahu jalan untuk
(implementator). Adapun pembahasan dari berjalan kaki. Namun demikian,
ke enam dimensi tersebut kaitannya dengan Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
implementasi kebijakan Penataan dan terus berupaya yaitu dengan
Pemberdayaan PKL di Kota Sukabumi melaksanakan pembangunan pasar
adalah sebagai berikut: pelita sebagai terusan dari proses
penataan dan pemberdayaan yang
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan diamanatkan oleh Perda Nomor 10
Keberhasilan suatu kebijakan, dapat Tahun 2013. Pembangunan pasar pelita
dilihat dari ketercapaian tujuan-tujuan yang ini rencana akan dijadikan sebagai
diharapkan dalam kebijakan tersebut. tempat PKL untuk berdagang. Sehingga
Apabila tujuan-tujuan kebijakan belum semuanya terpusat dan trotoar yang
terlaksana, maka dapat dikatakan bahwa asalnya tidak bisa digunakan untuk
kebijakan yang dirumuskan belum dapat pejalan kaki, maka kini bisa digunakan
dikatakan berhasil. tujuan penataan dan apabila pasar pelita telag selesai
pemberdayaan pedagang kaki lima salah dibangun dan dapat digunakan.
satunya ialah untuk mewujudkan kota yang 2. Sumberdaya
bersih, indah, tertib, dan aman dengan Dalam proses implementasi
sarana dan prasarana perkotaan yang kebijakan, tentu membutuhkan sumber
memadai dan berwawasan lingkungan. daya yang dapat mendorong
Tujuan kebijakan penataan dan tercapainya keberhasilan suatu
pemberdayaan PKL belum sepenuhnya kebijakan. Sumber daya dalam proses
tercapai dengan baik. Hal tersebut terbukti implementasi kebijakan penataan dan
bahwa keberadaan PKL di Kota Sukabumi pemberdayaan PKL, dinilai belum
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 85
Volume 8 Nomor 2, Oktober 2022

mencukupi. Seperti halnya sarana dan perpakiran dan tata kelola jalan, dan
prasarana yang tersedia tidak pernah yang terakhir adalah SatPol PP sebagai
mengalami penambahan setiap isntansi penegak Perda. SatPol PP
tahunnya, bahkan mengalami memiliki wewenang dalam memberikan
penyusutan. Kemudian selain itu, tindakan kepada PKL yang melanggar
sumber daya anggaran yang dikikis dan Perda Nomor 10 Tahun 2013.
digunakan untuk penanganan pandemi 4. Karakteristik Badan Pelaksana
Covid-19 di wilayah Kota Sukabumi, Karakteristik badan-badan
sehingga menyebabkan anggaran untuk administratif akan mempengaruhi
kegiatan penataan dan pemberdayaan pencapaian kebijakan, dimana
PKL terbatas. Namun demikian, dengan karakteristik ini tidak terlepas dari
keterbatasan tersebut Pemerintah struktur birokrasi. Komponen ini
Daerah dibawah arahan Walikota meliputi ciri-ciri struktur formal dan
Sukabumi terus berupaya semaksimal informal organisasi serta atribut-atribut
mungkin dengan melakukan kolaborasi yang personal. Beberapa unsur yang
bersama SKPD terkait dalam melakukan mungkin berpengaruh terhadap suatu
kegiatan penataan dan pemberdayaan organisasi dalam mengimplementasikan
PKL di Kota Sukabumi. Sehingga, segala kebijakan adalah salah satunya tingkat
keterbatasan sumber daya bisa teratasi pengawasan hirarki terhadap
dengan baik. keputusan-keputusan sub unit dan
3. Komunikasi Antar Organisasi dan proses-proses dalam badan pelaksana.
Aktivitas Pelaksan pimpinan instansi terutama
Untuk dapat mencapai keberhasilan Diskumindag dan Satpol PP dalam
kebijakan penataan dan pemberdayaan implementasi kebijakan penataan dan
PKL, maka perlu adanya komunikasi dan pemberdayaan PKL di Kota Sukabumi
kordinasi antar SKPD terkait serta selalu melakukan pengawasan dan
diharapkan dapat melahirkan aktivitas dukungan yang baik kepada para
bersama yang dapat menunjang pegawai. Pengawasan yang dilakukan
keberhasilan kebijakan tersebut. yaitu berupa rapat internal yang
Adapun organisasi atau SKPD yang bertujuan untuk memonitor
terlibat dalam implementasi kebijakan pelaksanaan kebijakan penataan dan
penataan dan pemberdayaan PKL di pemberdayaan PKL di Kota Sukabumi.
Kota Sukabumi ialah terdiri dari: (1) Adapun dukungan yang diberikan yaitu
Badan Perencanaan Pembangunan berupa motivasi dan dukungan
Daerah (Bappeda), (2) Dinas Koperasi, kesejahteraan. Tidak hanya itu,
Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dukungan juga diberikan oleh instansi
dan Perindustrian, (3) Dinas vertikal seperti Kementrian
Perhubungan, dan (4) Satuan Polisi Perdagangan dan Pemerintah Provinsi
Pamong Praja. instansi yang terlibat dalam mendistribusikan gerobak dan
dalam implementasi kebijakan penataan alat-alat yang dapat digunakan untuk
dan pemberdayaan PKL di Kota para PKL di Kota Sukabumi.
Sukabumi telah melakukan komunikasi Dimensi karakteristik badan
yang baik dan melaksanakan kegiatan pelaksana dapat dipahami bahwa
sesuai dengan kewenangannya. Dari instansi yang terlibat dalam
mulai Bappeda yang mengatur implementasi kebijakan penataan dan
perencanaan kebijakan, kemudian pemberdayaan PKL, telah menunjukkan
Diskumindag yang mengatur aktivitas adanya saling dukung mendukung baik
perdagangan para PKL, selanjutnya secara internal antar pimpinan dengan
Dishub yang mengatur tentang bawahan maupun secara eksternal antar
86 Bastiar, et al. Implementasi Kebijakan Penertiban PKL

instansi terkait. Dukungan ini tentu sebagian untuk penanganan pandemi


dilakukan, mengingat dalam Covid-19 diwilayah Kota Sukabumi.
pelaksanaan kegiatan penataan dan Selain itu kaitannya dengan pengaruh
pemberdayaan PKL di Kota Sukabumi lingkungan sosial, masyarakat banyak
tidak bisa dilakukan oleh instansi saja, yang merasa terganggu dengan
artinya perlu adanya kerjasama antar keberadaan PKL yang belum tertata
instansi yang memiliki wewenang dalam dengan baik. Timbulnya rasa
mengatur penataan dan pemberdayaan ketidaknyamanan tersebut tentu
PKL khususnya di Kota Sukabumi. mendorong masyarakat dalam
melaksanakan penataan menjadi lebih
5. Kondisi Lingkungan Ekonomi,
baik. Oleh karena itu, Pemerintah
Sosial dan Politik
Daerah perlu mempertimbangkan aspek
Lingkungan ekonomi, sosial dan
kenyamanan bagi masyakarat agar tidak
politik adalah sejumlah lingkungan
merasa terganggu dengan keberadaan
eksternal organisasi yang turut
PKL yang tidak tertata dengan baik.
mendorong keberhasilan kebijakan
penataan dan pemberdayaan PKL di 6. Sikap/Kecenderungan para
Kota Sukabumi. Lingkungan ekonomi, pelaksana (implementor)
politik dan sosial tentu akan terus Sikap/kecenderungan para
mengalami perubahan, sehingga apabila pelaksana akan banyak mempengaruhi
instansi pelaksana kebijakan tidak keberhasilan suatu kebijakan. Terdapat
adaptif terhadap perubahan lingkungan tiga unsur yang dapat mempengaruhi
tersebut, tentu akan berpengaruh kemampuan dan keinginan para
terhadap proses implementasi pelaksana untuk melaksanakan
kebijakan yang telah dirumuskan. kebijakan, yaitu: (1) kognisi
Selanjutnya bagaimana lingkungan (pemahaman tentang kebijakan) (2)
ekonomi, sosial dan politik arah kecenderungan pelaksana
memengaruhi implementasi kebijakan terhadap ukuran dan tujuan kebijakan,
penataan dan pemberdayaan PKL di dan (3) intensitas tanggapan.
Kota Sukabumi?. lingkungan ekonomi Adapun kaitannya dengan implementasi
dan politik tentu berpengaruh terhadap kebijakan penataan dan pemberdayaan PKL
aktivitas perdagangan PKL di Kota di Kota Sukabumi, para pelaksana
Sukabumi, terutama lingkungan kebijakan, cukup memahami tentang
ekonomi akibat pandemi covid-19. kedalaman Perda Nomor 10 Tahun 2013,
Banyak dari mereka yang merasakan sehingga para pelaksana berpandangan
dampaknya. Oleh karena itu, lingkungan akan pentingnya implementasi Perda
ekonomi dapat dikatakan tidak kondusif tersebut guna mewujudkan harapan
sehingga berpengaruh terhadap roda terciptanya kondusifitas pedagang kaki
perekonomian para PKL. Meski lima di Kota Sukabumi. Alasan lain nya yaitu
demikian, Pemerintah Kota Sukabumi untuk memberikan batasan hak dan
terus berkomitmen untuk tidak kewajiban yang harus dipatuhi oleh
menambah masalah terutama bagi pemerintah dan PKL, sehingga diharapkan
kelangsungan PKL, artinya saat ini para PKL dapat tertata dengan baik.
Pemerintah Kota Sukabumi dalam
melakukan penataan dan
pemberdayaan lebih menggunakan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
pendekatan humanis dan hati nurani. Kesimpulan
Adapun kaitannya dengan kebijakan, Berdasarkan hasil penelitian yang
Pemerintah Daerah mengkikis anggaran telah dipaparkan sebelumnya, berikut
untuk kegiatan penataan dan dibawah ini adalah kesimpulan darri
pemberdayaan PKL dan dialihkan penelitian ini yaitu:
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 87
Volume 8 Nomor 2, Oktober 2022

3. Komunikasi Antar Organisasi dan


1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan Aktivitas Pelaksana
Pada hakikatnya, tujuan kebijakan Untuk dapat mencapai keberhasilan
penataan dan pemberdayaan PKL kebijakan penataan dan pemberdayaan
adalah untuk mewujudkan kota yang PKL, maka perlu adanya komunikasi dan
bersih, indah, tertib, dan aman dengan kordinasi antar SKPD terkait serta
sarana dan prasarana perkotaan yang diharapkan dapat melahirkan aktivitas
memadai dan berwawasan lingkungan. bersama yang dapat menunjang
Namun demikian, tujuan kebijakan keberhasilan kebijakan
tersebut belum tercapai secara optimal. tersebut.Adapun instansi yang terlibat
Hal tersebut karena masih adanya dalam implementasi kebijakan penataan
kesemrawutan kota yang disebabkan dan pemberdayaan PKL di Kota
oleh keberadaan PKL. Sukabumi selalu berkordinasi dan
Sebagai langkah konkrit untuk berkomunikasi dengan baik serta
mewujudkan penataan dan melaksanakan aktivitas penataan dan
pemberdayaan PKL, Pemerintah Daerah pemberdayaan PKL yang diamanatkan
Kota Sukabumi saat ini sedang oleh Perda sesuai dengan tugas dan
melaksanakan pembangunan pasar wewenangnya masing-masing.
pelita yang nantinya akan
diperuntukkan bagi para PKL yang akan 4. Karakteristik Badan Pelaksana
berdagang. Upaya tersebut sebagai Karakteristik badan pelaksana dapat
aktivitas yang dapat menjadi ukuran dilihat dari bagaimana sikap,
keberhasilan penataan dan pengawasan dan dukungan yang
pemberdayaan PKL di Kota Sukabumi. diberikan oleh pimpinan instansi
Karena ketika pembangunan pasar kepada para pegawai dalam proses
pelita tersebut selesai, maka langkah implementasi kebijakan penataan dan
selanjutnya yang akan dilakukan oleh pemberdayaan PKL di Kota Sukabumi.
Pemerintah Daerah yaitu memindahkan Adapun dalam pelaksanaannya dapat
para PKL ke pasar tersebut, sehingga dipahami bahwa instansi yang terlibat
PKL di Kota Sukabumi tertata dengan dalam implementasi kebijakan penataan
baik. dan pemberdayaan PKL, telah
menunjukkan adanya saling dukung
2. Sumberdaya mendukung baik secara internal antar
Sumber daya yang tersedia dalam pimpinan dengan bawahan maupun
implementasi kebijakan penataan dan secara eksternal antar instansi terkait.
pemberdayaan PKL di Kota Sukabumi 5. Kondisi Lingkungan Ekonomi,
yaitu terdiri dari: sumber daya manusia, Sosial dan Politik
sumber daya anggaran, dan sumber Lingkungan ekonomi, sosial dan
daya sarana dan prasarana. Sumber politik adalah sejumlah lingkungan
daya manusia yang dimaksud adalah eksternal organisasi yang turut
para pegawai intansi yang terlibat dalam mendorong keberhasilan kebijakan
kegiatan penataan dan pemberdayaan penataan dan pemberdayaan PKL di
PKL di Kota Sukabumi. Selanjutnya Kota Sukabumi. Lingkungan eksternal
sumber daya anggaran yang besumber yang saat ini paling berpengaruh
dari APBD Kota Sukabumi. Sedangkan terhadap PKL dan kebijakan
sarana dan prasarana adalah segala penataannya ialah lingkungan ekonomi.
sesuatu yang berupa tempat dan Lingkungan ekonomi ini mengalami
perlengkapan yang digunakan untuk perubahan semenjak adanya pandemi
kegiatan penataan dan pemberdayaan Covid-19. Banyak dari PKL yang
PKL di Kota Sukabumi. merasakan dampak dari adanya
88 Bastiar, et al. Implementasi Kebijakan Penertiban PKL

pandemi tersebut. Seperti halnya alternatif tempat yang lebih


mobilitas masyarakat yang mengalami strategis untuk para PKL,
penurunan, sehingga berpengaruh terutama selama proses
terhadap penghasilan para PKL. Selain pembangunan pasar pelita. Hal
itu, lingkungan ekonomi tersebut tersebut agar menjadi daya tarik
berpengaruh terhadap implementasi PKL untuk mudah direlokasi
kebijakan penataan dan pemberdayaan ketempat yang memang tidak
PKL di Kota Sukabumi. Anggaran untuk mengganggu kenyamanan
kegiatan penataan dan pemberdayaan masyarakat khususnya pejalan
PKL sebagian ada yang dikikis dan kaki disekitaran Kota Sukabumi.
dialihkan untuk anggaran penanganan - Agar implementasi kebijakan
pandemi Covid-19 diwilayah Kota penataan dan pemberdayaan
Sukabumi. PKL tetap berjalan dengan baik,
6. Sikap/Kecenderungan para maka Pemerintah Daerah harus
pelaksana (implementor) tetap antisipatif terhadap
Sikap/kecenderungan para perubahan lingkungan eksternal
pelaksana akan banyak mempengaruhi yang terjadi, khususnya dalam
keberhasilan suatu kebijakan. Terdapat hal perekonomian.
tiga unsur yang dapat mempengaruhi - Sebagai upaya untuk
kemampuan dan keinginan para mewujudkan penataan PKL,
pelaksana untuk melaksanakan Pemerintah Daerah perlu
kebijakan, yaitu: (1) kognisi melakukan percepatan
(pemahaman tentang kebijakan) (2) pembangunan pasar pelita
arah kecenderungan pelaksana sehingga para PKL bisa segera
terhadap ukuran dan tujuan kebijakan, dipindahkan dan ditata dengan
dan (3) intensitas tanggapan. Sikap para baik.
pelaksana kebijakan dinilai memahami - Sebagai upaya mengendalikan
kedalaman isi dari Perda Nomor 10 perekonomian daerah yang
Tahun 2013. Selain itu, para pelaksana dihidupkan dari aktivitas
cenderung memahami makna dan perdagangan, sebaiknya
tujuan yang diharapkan dari Perda Pemerintah Daerah
tersebut. Sehingga menyebabkan memperhatikan kondisi dan
munculnya pandangan ataupun keadaan para pedagang (PKL)
tanggapan dari para pelaksana saat ini terutama yang terkena
kebijakan tentang pentingnya dampak pandemi, agar mereka
implementasi kebijakan tersebut. tetap bisa berdagang seperti
Kebijakan penataan dan pemberdayaan biasanya. Sebagai contoh, bisa
dinilai sangat penting, karena untuk dilakukan melalui pembinaan
mewujudkan keamanan dan ketertiban dan pemberian bantuan untuk
umum. modal berdagang para PKL.
2. Untuk Sasaran Kebijakan (PKL)
Rekomendasi - Untuk memimalisir
Berikut dibawah ini adalah rekomendasi kesemrawutan, sebaiknya para
yang perlu peneliti kemukakan berdasarkan PKL memperhatikan kebersihan
hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu dan kerapihan dagangannya agar
sebagai berikut: tidak terlihat kumuh dan tidak
1. Untuk Pelaksana Kebijakan menggangu masyakat terutama
- Untuk meminimalisir pejalan kaki.
kesemrawutan kota, Pemerintah - Untuk memperlancar penataan,
Daerah perlu menyediakan sebaiknya para PKL patuh
Jurnal GOVERNANSI, p-ISSN 2442-3971 e-ISSN 2549-7138 89
Volume 8 Nomor 2, Oktober 2022

terhadap kebijakan yang Satori Djam’an, K. A. (2011). Metode


dikeluarkan oleh Pemerintah Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Daerah, sehingga implementasi Subarsono. (2011). Analisis Kebijakan
kebijakan tersebut dapat Publik (konsep, teori dan aplikasi).
berjalan dengan baik. Maksud Yogyakarta : Pustaka
dari patuh disini adalah para PKL Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
diharapkan memperhatikan hak- Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
hak dan kewajiban yang Alfabeta.
tercantum dalam Perda Nomor Sujianto. (2008). Implementasi Kebijakan
10 Tahun 2013. Publik Konsep, Teori dan Praktik.
Pekanbaru: Alaf Riau.
Tahir, A. (2014). Kebijakan Publik dan
DAFTAR PUSTAKA Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah. Alfabeta.
Buku: Taufiqurokhman. (2014). Kebijakan Publik.
Abdul Wahab, Solichin. (2017). Analisis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kebijakan Dari Formulasi ke Universitas Moestopo Beragama
Penyusunan Model-model Implementasi (Pers).
Kebijakan Publik. Jakarta : Bumi Aksara. Winarno. (2012). Kebijakan Publik Teori dan
Creswell, J. W. (2016). Research Design Proses. Jakarta: Buku Kita.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan.
Mixed. Pustaka Pelajar. Jurnal / Hasil Penelitian:
Dumilah, A. (2015). Kebijakan Kesehatan : Ariftiani, W. dan. (2009). Efektivitas
Prinsip dan Praktik. Raja Grafindo Pelaksanaan Penataan PKL
Persada. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor
Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis 36 Tahun 2009 Tentang Penataan PKL
Kebijakan Publik. Gadjah Mada Kabupaten Jember. Aritikel Ilmiah Hasil
University Press. Penelitian Mahasiswa Universitas
Edward III, G. (1980). Implementing Public Jember.
Policy. Congressional Quarterly Inc. Hanafi, Imam, S. dan E. (2012).
Mazmanian, D. A. & P. A. . S. (1983). Implementasi Kebijakan Penataan
Implementation and Public Policy. Scott, Pedagang Kaki Lima (Studi pada Batu
Forestnan and Company. Tourism Center di Kota Batu).
Meter, D. V. dan C. V. H. (1975). The Policy Universitas Brawijaya, 1(5), 943–952.
Implementation, Process, A Conceptual Hutasoit, R. P. (2018). Implementasi
Frame Work. Sage Publication. Kebijakan Pelayanan Publik dalam
Miles, B. M. dan M. H. (1992). Analisis Data Penataan Pasar Tradisional di Pasar
Kualitatif Buku Sumber Tentang Siborongborong Kabupaten Tapanuli
Metode-metode Baru. UIP. Utara. Universitas Brawijaya.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Sujatna, Y. (2018). Implementasi Kebijakan
Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Penataan Pedagang Kaki Lima di
Ripley, R.B., F. (1986). Policy Kawasan Kota Tua Jakarta. Jurnal
Implementation and Bureaucracy. The Pemberdayaan Masyarakat (JPM), 3(2).
Dorsey Press. Septiani, Shilvi, Nur dan Purwanti (2019).
Kadji, Yulianto. (2015). Formulasi dan Strategi Dinas Koperasi, UMKM,
Implementasi Kebijakan Publik Perdagangan dan Perindustrian dalam
Kepemimpinan dan Perilaku Penataan Pedagang Kaki Lima di Jalan
Birokrasi dalam Fakta Realitas. Kapten Harun Kabir Kota Sukabumi.
Gorontalo : Universitas Negeri Jurnal Papatung. Vol 2 (3).
Gorontalo Press. Syam, A. N. (2016). Implementasi Kebijakan
90 Bastiar, et al. Implementasi Kebijakan Penertiban PKL

Pemerintah Daerah dalam Pembinaan sukabumi-janji-tuntaskan-masalah-


Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus pada tersebut-2088/.
Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Noviandi, Fauzi. 2020. Sepanjang 2020
Paropo Kecamatan Panakukang Kota Terdapat Puluhan PKL yang
Makassar). Universitas Hasanuddin. Melanggar di Kota Sukabumi.
Taufik, Mhd dan Isril. (2013). Implementasi Tribunjabar.id. 10 September 2020.
Peraturan Daerah Badan https://jabar.tribunnews.com/2020/
Permusyawaratan Desa. Jurnal 09/10/sepanjang-2020-terdapat-
Kebijakan Publik. Vol 4 (2). puluhan-pkl-yang-melanggar-di-kota-
sukabumi.
Undang-undang dan Peraturan :
Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012
tentang Koordinasi Penataan dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41
Tahun 2012 tentang Pedoman
Penataan dan Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima.
Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 10
Tahun 2013 Tentang Penataan dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

Internet :
Al Daniah, Anida N. 2020. Pandemi Covid-19
dan Keresahan Pedagang Kaki Lima
Akibat Anjloknya Pendapatan.
Sukabumiupdate.com. 07 April 2020.
https://sukabumiupdate.com/posts/
67376/pandemi-covid19-dan-
keresahan-pedagang-kaki-lima-
akibat-anjloknya-pendapatan.
Ikbal. 2020. Banyak PKL di Kota Sukabumi
Tutup. Radarsukabumi.com. 13 Mei
2020.https://radarsukabumi.com/ko
ta-sukabumi/banyak-pkl-di-kota-
sukabumi-tutup/.
____. 2020. Lagi dan Lagi, 64 PKL di Kota
Sukabumi Kena Sidang Ditempat.
Radarsukabumi.com. 27 Februari
2020.
https://radarsukabumi.com/kota-
sukabumi/lagi-dan-lagi-64-pkl-di-
kota-sukabumi-kena-sidang-
ditempat/.
Jabar.net.com, 2019. Kesemrawutan Kota
Sukabumi Telah Kronis, Pemkot
Sukabumi Janji Tuntaskan Masalah
Tersebut. 23 Juni 2019.
https://jabarnet.com/kesemrawutan-
kota-sukabumi-telah-kronis-pemkot-

You might also like