Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Manajemen Konflik Fix.
Jurnal Manajemen Konflik Fix.
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Jl. Mataram No.01 Mangli, Jember, jawa
1234
Timur, Indonesia
1
E mail: ihsanibadillah@gmail.com
ABSTRACT
Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood, which includes
all the developments experienced as preparation for entering adulthood. The early
adolescent phase which coincides with high school age has emotional characteristics
that are still unstable due to the influence of hormonal changes in adolescents. Where
the pattern of life of adolescents experiencing changes includes procedures for
behaving, socializing, ways of thinking and various other patterns of life that are
characteristic of adolescents. The thing that becomes a concern is that teenagers are
not able to control themselves so that they are out of control and fall into deviant
behavior. Deviant behavior is known as juvenile delinquency. The aims of this study
were (1) to find out the various types of juvenile delinquency at MAN BONDOWOSO
(2) to identify the various factors that influence juvenile delinquency at MAN
BONDOWOSO. The research method used was descriptive qualitative. The results of
the study show that (1) the types of juvenile delinquency that are committed are
speeding, recklessness, fighting, skipping school, drinking, going without saying
goodbye, lying, asocial, stealing, watching pornographic films and smoking, (2)
Factors that influence juvenile delinquency are family conditions, community
conditions, peers, social media, TV, lack of religious knowledge and low
socioeconomic status and (3) Family, village head, RW head, RT head, community
leaders and religious leaders have take preventive, repressive and rehabilitative
actions. The conclusion of this study is that the results of research conducted by the
author are in accordance with the research objectives. Suggestions from this study
Leaderia: ArtikelManajemenPendidikan Islam
are (1) Parents should guide and develop their children to the fullest and (2)
Authorized agencies should always foster families and youth.
ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, yang mencakup semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa. Fase remaja awal yang bertepatan dengan usia SMA
memiliki karakteristik emosi yang masih labil akibat pengaruh perubahan
hormonal pada remaja. Dimana pola hidup remaja mengalami perubahan
meliputi tata cara berperilaku, pergaulan, cara berpikir dan berbagai pola hidup
lain yang menjadi ciri khas remaja. Hal yang menjadi perhatian adalah remaja
tidak mampu mengendalikan diri sehingga lepas kendali dan terjerumus pada
perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang ini dikenal dengan istilah
kenakalan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui
macam-macam kenakalan remaja di MAN BONDOWOSO (2) untuk
mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di MAN
BONDOWOSO. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis kenakalan remaja
yang dilakukan adalah ngebut, ugal-ugalan, tawuran, bolos sekolah, mabuk-
mabukan, pamit, bohong, asosial, mencuri, nonton film porno dan merokok,
(2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah kondisi
keluarga, kondisi masyarakat, teman sebaya, media sosial, TV, kurangnya
pengetahuan agama dan status sosial ekonomi yang rendah dan (3) Keluarga,
kepala desa, ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat dan tokoh agama sudah
melakukan pencegahan tindakan represif dan rehabilitatif. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sesuai
dengan tujuan penelitian. Saran dari penelitian ini adalah (1) Orang tua
hendaknya membimbing dan mengembangkan anaknya secara maksimal dan
(2) Instansi yang berwenang hendaknya selalu membina keluarga dan pemuda.
PENDAHULUAN
Dalam kurun waktu kurang dari satu dasawarsa terakhir, kenakalan remaja semakin
menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Kenakalan remaja yang diberitakan dalam
berbagai forum dan media dianggap semakin membahayakan. Berbagai macam kenakalan
remaja yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti perkelahian secara perseorangan atau
kelompok, mabuk-mabukan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, penganiayaan,
penyalahgunaan o Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa, yang mencakup semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa. Fase remaja awal yang bertepatan dengan usia SMA memiliki
karakteristik emosi yang masih labil akibat pengaruh perubahan hormonal pada remaja.
Dimana pola hidup remaja mengalami perubahan meliputi tata cara berperilaku, pergaulan,
cara berpikir dan berbagai pola hidup lain yang menjadi ciri khas remaja. Hal yang
menjadi perhatian adalah remaja tidak mampu mengendalikan diri sehingga lepas kendali
dan terjerumus pada perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang ini dikenal dengan
istilah kenakalan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui macam-
macam kenakalan remaja di MAN BONDOWOSO (2) untuk mengetahui berbagai faktor
yang mempengaruhi kenakalan remaja di MAN BONDOWOSO. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis
kenakalan remaja yang dilakukan adalah ngebut, ugal-ugalan, tawuran, bolos sekolah,
mabuk-mabukan, pamit, bohong, asosial, mencuri, nonton film porno dan merokok, (2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah kondisi keluarga, kondisi
masyarakat, teman sebaya, media sosial, TV, kurangnya pengetahuan agama dan status
sosial ekonomi yang rendah dan (3) Keluarga, kepala desa, ketua RW, ketua RT, tokoh
masyarakat dan tokoh agama sudah melakukan pencegahan tindakan represif dan
rehabilitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis sesuai dengan tujuan penelitian. Saran dari penelitian ini adalah (1) Orang tua
hendaknya membimbing dan mengembangkan anaknya secara maksimal dan (2) Instansi
yang berwenang hendaknya selalu membina keluarga dan pemuda.bat-obatan seperti
narkoba. Kenakalan remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-norma yang
ada. Kenakalan remaja disebabkan berbagai faktor, baik faktor pribadi, faktor keluarga
yang merupakan lingkungan utama (Willis, 1994), maupun faktor lingkungan sekitar
secara potensial dapat membentuk perilaku seorang anak (Mulyono, 1995).
Dalam kehidupannya, remaja merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari
masyarakat, mereka merupakan harapan yang akan menggantikan generasi tua untuk
meneruskan cita-cita bangsa. Dewasa ini banyak keluarga yang cemas di sebabkan karena
kenakalan remaja yang semakin meningkat, baik yang berada di daerah perkotaan maupun
perdedesaan. Kenakalan remaja mungkin disebabkan adanya kegoncangan dan emosi yang
belum stabil dan suasana luar yang sering pula menyebabkan mereka kurang mampu
menyesuaikan diri sehingga kegelisahan yang tidak terselesaikan itu diwujudkan dalam
Leaderia: ArtikelManajemenPendidikan Islam
bentuk tingkah laku yang cenderung membahayakan dirinya sendiri dan dapat pula
membahayakan orang lain.
Di berbagai media elektonik maupun cetak mungkin hampir setiap hari diberitakan
tentang perilaku penyimpangan yang dilakukan oleh remaja, khususnya pada kalangan
pelajar.Pada umumnya anak lebih banyak melakukan perilaku penyimpangan di
lingkungan sekolah dan masyarakat, dibandingkan dengan di lingkungan keluarga. Hal ini
tentunya sangat logis, sebab ketika anak berada dalam usia remaja maka anak akan lebih
banyak berada pada lingkungan sekolah dan masyarakat, dibandingkan dengan
dilingkungan keluarga. Karena itu, terkadang sebagian orangtua ada yang tidak percaya
manakala anaknya dikabarkan melakukan tindakan penyimpangan atau kenakalan oleh
guru atau masyarakat. Adapun bentuk kenakalan yang sering dilakukan oleh para pelajar di
lingkungan sekolah diantaranya merokok, mencoret-coret dinding sekolah, mencuri barang
milik teman sendiri, bolos sekolah, merusak fasilitas sekolah dan lain sebagainya.
Untuk itu, berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik dan berminat
untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis konflik kenakalan remaja di madrasah
aliyah negeri Bondowoso
METODE
Penelitian ini dirancang tidak untuk menguji hipotesis, tetapi mendeskripsikan data,
fakta dan keadaan atau kecenderungan yang ada, serta melakukan analisis dan prediksi
tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan di waktu yang
akan datang. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah manusia (penulis sendiri) dimana penulis
sendirilah yang menjadi instrumen utama dan yang harus terjun ke lapangan serta berusaha
sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: (1)
wawancara; (2) observasi; (3) studi dokumentasi. Wawancara, digunakan untuk menggali
informasi dari responden secara mendalam menyangkut persepsi, perasaan, dan reaksi
psikologis lainnya yang dapat diungkapkan. Wawancara dilakukan dengan para responden
(informan) yang menurut penulis akan memberikan data/informasi sebanyak-
banyaknya.Teknik analisis data menggunakan model Milles dan Huberman (Sugiyono,
2019) yang dilakukan dengan menggunakan empat langkah yaitu dengan 1) Pengumpulan
data, 2) Reduksi data, 3) Display dan 4) Menarik kesimpulan dan verifikasi.
Teknik analisis data dalam metode kualitatif adalah, diawali dengan proses mencari
dan mengumpulkan data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. (Sugiyono, 2017: 131). .
1. Faktor internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi
dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja
terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
Leaderia: ArtikelManajemenPendidikan Islam
2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang keluarga
merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan
nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan
masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan
kepribadian anak.
Keadaanlingkungankeluarga yang
menjadisebabtimbulnyakenakalanremajasepertikeluarga yang broken-home,
rumahtangga yang berantakandisebabkanolehkematian ayah atauibunya, keluarga
yang diliputikonflikkeras, ekonomikeluarga yang kurang,
semuaitumerupakansumber yang suburuntukmemunculkandelinkuensi remaja.1
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya
kenakalan remaja antara lain:
1) Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan
orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing
sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
2) Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi,
keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau
tidak mendapatkan kompensasinya
3) Anaktidakpernahmendapatkanlatihanfisikdan mental yang
sangatdiperlukanuntukhidup normal,
merekatidakdibiasakandengandisiplindankontrol-diri yang baik.2
Maka dapat di simpulkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja
dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan
kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi
salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama
mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya
dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu
dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan
belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti
mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan
moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan,
nasehat-nasehat yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang baik
berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang
diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi
remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk
mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam
pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui
kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan
tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk
perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral
orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkahlakudanperbuatan
– perbuatan orang dewasa yang tidakbaikmenjadicontohatautauladanbagianak-
anakdanremajasehinggaberdampaktimbulnyakenakalan remaja.3
3. Pengaruh dari lingkungan sekitar,
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika
dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu
adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik
pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan
mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat atau
pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhi untuk mencoba.
Leaderia: ArtikelManajemenPendidikan Islam
Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya sangat senang dengan gaya
hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman
jika tidak mengikutinya.
4. Faktor penyebab dari sekolah
a) Faktorguru
Dedikasi guru merupakan pokok terpenting dalam mengajar. Guru yang penuh
dedikasi berarti guru yang ikhlas dalam mengerjakan tugasnya. Apabila menemui
kesulitan tidak akan mudah mengeluh, berbeda dengan guru yang tidak punya
dedikasi. Ia bertugas karena terpaksa, ia mengajar dengan paksaan karena tidak ada
pekerjaan lain yang mampudikerjakannya.
b) Faktorfasilitaspendidikan
Kurangnya fasilitas sekolah menyebabkan murid tidak bisa menyalurkan bakatnya.
Misalnya tidak ada lapangan basket, akibatnya anak yang tidak bisa menyalurkan
bakat melalui basket, mungkin akan mencari penyaluran kepada kegiatan-kegiatan
yang negatif.
c) Kekurangan guru
Apabilasebuahsekolahkekurangan guru, makaakanterjadikemungkinan,
misalnyapenggabungankelas-kelasolehseorangtenaga guru, guru
mengajartidaksesuaidenganbidangkeilmuan yang dimiliki.4
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya
sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat
memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja.
Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup
yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut
akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan
kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan
menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja
tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung
keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak
dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi
ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan
anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering
keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-
temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau
mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas
apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja
hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam
keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan
buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu
adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun
mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang
memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan
jelek. Untukmerubahsemuanyamenjadi normal kembalimembutuhkanwaktu yang lama
danhati yang penuh keikhlasan.5
Upaya untuk menanggulangi kenakalan remaja tidak bisa dilaksanakan oleh tenaga ahli
seperti pisikomotor, konselor, dan pendidik, melainkan dengan kerjasama semua pihak
antara lain orang tua, guru, pemerintah dan masyarakan. Selain itu persoalan mengenai
kenakalan remaja tidak dapat diselesaikan hanya melalui ceramah dan pidato, akan tetapi
lebih baik dilakukan dengan perbuatan nyata.
1. Upaya di keluarga
a) Orang tuamenciptakankeluarga yang harmonis, terbuka dan jauh dari
kekacauan. Dengan keadaan keluarga yang seperti ini, dapat membuat remaja
lebih sering tinggal dirumahdaripadadiluarrumah
Leaderia: ArtikelManajemenPendidikan Islam
Selayaknya guru berperan sebagai pengganti orang tua saat anak berada di sekolah
sehingga perlu dikembangkan hubungan yang erat serta komunikasi yang efektif,
Selanjutnya guru memberikan contoh yang baik kepada siswanya.
DAFTAR PUSTAKA
Suryandari, S. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja. JIPD (Jurnal
Inov. Pendidik. Dasar)4, 23–29 (2020).
Ginarsih, I. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa di smp darma bakti
kecamatan punggur lampung tengah. Skripsi (2019).
Mardliyah, H., Suhendri & G.Rohastono Ajie. Analisis Faktor Penyebab Kenakalan
Remaja Di Kelurahan Samban. J. Bimbing. dan Konseling Indones.4, 72–77 (2019).
Fatimah, S. & Umuri, M. T. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Desa
Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. J. Citizsh. Media Publ.
Pendidik. Pancasila dan Kewarganegaraan4, 87–96 (2014).
Sumara, D; Humaedi, S; Santoso, M. D. Kenalakan Remaja dan Penanganannya. Penelit.
PPM4, 129–389 (2017).
Karlina, L. Fenomena Terjadinya Kenakalan Remaja. Edukasi Nonform.1, 147–158
(2020).