Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

TEKNOLOGI, Vol.

4 Nomor 1 Maret 2021 p-ISSN: 2620-5726


e-ISSN: 2685-7456

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KAPASITAS PRODUKSI


SAMCOFENAC MENGGUNAKAN METODE AGGREGATE PLANNING UNTUK
MEMENUHI PERMINTAAN DI PT. SAMCO FARMA

Yusuf Purwanto1)

Program Studi Teknik Industri, Universitas Pamulang, Indonesia


1) dosen02211@unpam.ac.id

ABSTRACT

PT. Samco Farma, which is a pharmaceutical industry in Indonesia, has problem meeting cunsomer
demand because production results are not balanced with the number of requests. The goal of this
research is to help the business in determining an appropriate strategy for production capacity of
planning and control. Aggregate planning is one of the appropriate calculation methods to determine
production planning (Kristinawati, 2000). To reach the goal, so the researcher makes effort to analyze
in detail by using Aggregate Planning method. The need planning of production capacity requires the
need of demand forecast of consumer based on the previous data. From the result of the calculation,
the forecasting of Weighted Moving Average (weight=4) is the most accurate method to be used. The
analys of production capacity of planning and control by using Aggregate Planning Method in this
research uses Level Workforce Strategy, Chase Strategy and Level Workforce Plus Overtime Strategy.
Based on the result of calculation done by researchers, Level Workforce Plus Overtime strategy gives
the lowest total cost of production Rp. 433.522.556 and gets profit Rp.48.410.377.444. In conclusion,
planning and controlling production capacity using the Level Workforce Plus Overtime Strategy with
the smallest production costs.

Keywords: Forecasting, Agregat Planning, Level Workforce Plus Overtime

ABSTRAK

PT. Samco Farma yang merupakan sebuah industri farmasi di Indonesia memiliki permasalahan
dalam memenuhi permintaan konsumen dikarenakan hasil produksi tidak seimbang dengan jumlah
permintaan. Penelitian ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam menentukan strategi yang
tepat untuk perencanaan dan pengendalian kapasitas produksi dengan menggunakan metode
Aggregate Planning. Aggregate Planning merupakan salah satu metode perhitungan yang tepat untuk
mengetahui perencanaan produksi (Kristinawati, 2000). Metode yang digunakan dalam perencanaan
kebutuhan kapasitas produksi adalah metode level workforce plus overtime strategy, dan peramalan
permintaan konsumen menggunakan model weighted moving average (WMA). Dari hasil perhitungan
yang dilakukan, peramalan Metode Rata-Rata Bergerak Terbobot (bobot 4) merupakan metode
peramalan paling akurat untuk digunakan. Analisa perencanaan dan pengendalian kapasitas produksi
dengan menggunakan metode Agregat Planning dalam penelitian ini menggunakan strategi Level
workforce, Chase Strategy, dan Level Workorce Plus Overtime. Berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan peneliti, strategi Level Workorce Plus Overtime menghasilkan total biaya produksi terkecil
dengan jumlah Rp.433.522.556 dan memperoleh keuntungan dengan jumlah Rp.
48.410.377.444. Kesimpulannya, perencanaan dan pengendalian kapasitas poduksi
menggunakan strategi level workforce plus overtime dengan biaya produksi yang terkecil.

Kata Kunci: Peramalan, Agregat Planning, Level Workforce Plus Overtime

78
TEKNOLOGI, Vol.4 Nomor 1 Maret 2021 p-ISSN: 2620-5726
e-ISSN: 2685-7456

I PENDAHULUAN

Tabel 1 Data Permintaan Produk Samcofenac


Kebutuhan ekonomi nasional saat ini Periode Januari 2020-Desember 2020
semakin terus meningkat. Seiring dengan Produk (Dus)
perkembangannya persaingan antar perusahaan Bulan
Permintaan Output Selisih
akan semakin ketat khususnya pada industri
Januari 87.500 70.200 17.300
obat di Indonesia. Dengan meningkatnya
Februari 75.000 70.200 4.800
persaingan, tentunya perusahaan akan lebih
Maret 100.000 85.250 14.750
meningkatkan kualitas manajemennya agar
dapat tetap bertahan dengan persaingan. Salah April 125.000 98.000 27.000
satunya adalah memperbaiki kelangsungan Mei 87.500 70.300 17.200
produksi agar dapat memenuhi permintaan Juni 87.500 73.716 13.784
konsumen dengan tepat waktu, dan tentunya Juli 75.000 70.220 4.780
juga dengan biaya produksi yang efisien. Agustus 100.000 85.250 14.750
Perencanaan produksi merupakan perencanaan September 87.500 77.220 10.280
mengenai jumlah tenaga kerja, bahan baku, Oktober 75.000 73.716 1.284
mesin dan peralatan lainnya serta modal yang November 150.000 98.000 52.000
dibutuhkan dalam memproduksi suatu produk Desember 112.500 86.400 26.100
pada periode tertentu dimasa mendatang agar Sumber: PT. Samco Farma, 2020)
sesuai dengan peramalan yang ada.
PT. Samco Farma memproduksi obat Dari Tabel 1 terlihat bahwa hasil output
tradisional dan Etichal. Jenis obat yang produksi belum mampu memenuhi permintaan
diproduksi dibagi dalam 3 jenis yaitu obat konsumen. Oleh karena itu dari permasalahan
tablet, kapsul dan cairan (liquid). Diantara tersebut penulis mencoba menganalisis
ketiga jenis obat yang diprouksi ini, yang masalah permintaan yang berfluktuatif dan
paling tinggi permintaannya adalah obat jenis kapasitas produksi dengan metode Aggregat
tablet. Obat tablet ini memiliki kurang lebih 26 Planning. Aggregat planning merupakan
merek yang sudah dipasarkan, sedangkan proses perencanaan jumlah dan pengaturan
kapsul hanya memiliki 2 merek dan cairan waktu produksi selama periode waktu antara 3
memiliki 5 merek. Sesuai dengan tujuannya, samai 12 bulan melalui penyesuaian variable-
PT. Samco Farma bertekad akan terus menerus variabel yang mempengaruhi tingkat produksi.
berupaya meningkatkan segala cara dan upaya Sehingga perencanaan produksi yang tepat
untuk mencapai hasil yang terbaik bagi diharapkan perusahaan mampu memenuhi
kepentingan seluruh pekerja, mitra usaha, seluruh permintaan dari konsumen. (Heizer &
pemegang saham dan konsumen. Sehingga PT. Render, 2011).
Samco Farma membuat suatu sistem
perencanaan dan pengendalian produksi yang
mempertimbangkan segala ketersediaan baik II METODE DAN TEKNIK
dari penempatan maupun sumber daya yang PENGUKURAN
dibutuhkan. Target produksi tersebut
ditentukan untuk merespon permintaan yang Jenis penelitian yang digunakan dalam
fluktuatif, permintaan produksi yang banyak penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan
ataupun permintaan produksi yang sedikit. kuantitatif untuk memberikan gambaran secara
Namun dalam pemenuhan permintaan aktual, akurat mengenai fakta-fakta, serta
konsumen, seringkali tidak mencapai target hubungan antara fenomena objek penelitian.
yang telah ditentukan. Salah satu yang menjadi Metode deskriptif dilakukan melalui observasi
faktor penyebabnya adalah jenis proses atau pengamatan terhadap fasilitas kerja dan
produksi yang digunakan oleh perusahaan. melakukan pengukuran serta wawancara
Dari ±26 merek yang dipasarkan, produk dengan pihak terkait, yaitu: manajer, kepala
Samcofenac merupakan sebuah produk yang bagian tiap departemen, serta karyawan di PT.
tingkat permintaannya tinggi sehingga Samco Farma.
perusahaan belum mampu memenuhi Mengumpulkan data permintaan pada
permintaan pasar. tahun 2020 dari periode Januari sampai
Desember khususnya produk yang akan diteliti
yaitu samcofenac. Setelah melakukan

79
TEKNOLOGI, Vol.4 Nomor 1 Maret 2021 p-ISSN: 2620-5726
e-ISSN: 2685-7456

pengumpulan selnjutnya menentukan metode Bulan Indeks Permintaa


Ramalan
peramalan yang akan digunakan. Karena data Berdasark
(tahun Waktu n Aktual
bersifat fluktuatif sehingga peneliti an
2020) (t) (A)
menggunakan metode peramalan moving WMA(6)
average, weighted moving average dan Januari 1 87.500 -
Februari 2 75.000 -
exponential smoothing. Setelah dilakukannya
Maret 3 100.000 -
permalan menggunakan ketiga metode yang
April 4 125.000 -
dipilih, selanjutnya dilakukan uji keakuratan Mei 5 87.500 103.750
peramalan terbaik menggunakan mean Juni 6 87.500 100.000
absolute deviation (MAD), mean square error Juli 7 75.000 96.250
(MSE), mean absolute percentage error Agustus 8 100.000 86.250
(MAPE). Hasil peramalan yang diperoleh September 9 87.500 88.750
kemudian diolah untuk menentukan strategi Oktober 10 75.000 88.750
mana yang paling efesien untuk digunakan November 11 150.000 83.750
oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan Desember 12 112.500 110.000
metode agregat planning dengan tiga strategi Januari
13 ??? 113.750
yang digunakan yaitu: 2021
a. level workforce Sumber: Pengolahan Data, 2020)
b. Chase strategy atau variasi jumlah 147.500
tenaga kerja MAD = 8
= 18.437
c. Level workforce plus overtime. 5.646.875.000
MSE = = 705.859.375
8
114,06
IV HASIL DAN PEMBAHASAN MAPE = = 17,63 %
8
17.500
Data yang telah diperoleh kemudian Tracking Signal = 18.437 = +0,9
diolah dengan menggunakan 3 model Tabel 5 Hasil Ramalan Berdasarkan Metode
peramalan yang hasilnya dapat dilihat pada Exponential Smoothing (α=0,4)
Tabel 3,4 dan 5 Ramalan
Tabel 3 Hasil Peramalan Berdasarkan Metode Bulan Indeks Permintaa
Berdasark
Moving Average (n=4) (tahun Waktu n Aktual
an ES
2020) (t) (A)
Bulan Indeks Permintaa
Ramalan (α=0,1)
Berdasark Januari 1 87.500 96.875
(tahun Waktu n Aktual
an Februari 2 75.000 93.125
2020) (t) (A)
MA(n=4) Maret 3 100.000 85.875
Januari 1 87.500 - April 4 125.000 91.525
Februari 2 75.000 - Mei 5 87.500 104.915
Maret 3 100.000 - Juni 6 87.500 97.949
April 4 125.000 - Juli 7 75.000 93.769
Mei 5 87.500 96.875 Agustus 8 100.000 91.261
Juni 6 87.500 96.875 September 9 87.500 84.757
Juli 7 75.000 100.000 Oktober 10 75.000 90.854
Agustus 8 100.000 93.750 November 11 150.000 84.512
September 9 87.500 87.500 Desember 12 112.500 110.707
Oktober 10 75.000 87.500 Januari 13 ??? 111.424
November 11 150.000 84.375 Sumber: Pengolahan Data, 2020)
Desember 12 112.500 103.125 216.350
Januari
MAD = 12
= 18.029,16 ≈ 18.029
13 ??? 106.250 7.128.373.166
2021 MSE = = 594.031.097
12
Sumber: Pengolahan Data, 2020)
137500 210,86
MAD = = 17.187 MAPE = 12
= 17,57 %
8
5.390.625.000
MSE = 8
= 673.828.125 36.376
Tracking signal = 18.029 = +2,0
129,74
MAPE = 8 = 16,21 %
25000
Tabel 6 Perbandingan Hasil Peramalan Permintaan
Tracking Signal = = +1,45 Produk Samcofenac Berdasarkan Tiga Model
17187
Tabel 4 Hasil Ramalan Berdasarkan Metode Peramalan
WMA (4) No Model MA Model Model ES
Deskripsi
. Periode 4 WMA (α=0,4)
80
TEKNOLOGI, Vol.4 Nomor 1 Maret 2021 p-ISSN: 2620-5726
e-ISSN: 2685-7456
Bobot 4 Tabel 8 Hasil Perhitungan Menggunakan Strategi
Nilai Chase Strategy (Hire dan Lay-off)
ramalan
Jan Feb Mar Apr Jumlah
permintaan
Resour
produk
ces:
1. samcofena 106.250 113.750 111.424
Regular -
c untuk 19 19 20 19
worker
periode
Januari Overtim -
0 0 0 0
2021 e (%)
Bervariasi Bervariasi Bervariasi Units 473.011
116.71 122.86 116.71
Nilai-nilai dari -4,79 dari -3,9 dari -2,0 produce 116.717
7 0 7
2. tracking sampai sampai sampai s
signal dengan dengan dengan Sales 113.75 118.32 116.35 465.180
116.750
+1,45 +0,9 +2,0 forecast 0 5 5
Nilai Invento
RSFE ry (end
12.967 12.934 17.469 17.831
(Running of
3. +25.000 +17.500 +36.376 months)
Sum of
Forecast Cost:
Error) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Regular
4. Nilai MAD 34.375 18.437 18.029 79.782. 79.782.9 83.982. 79.782. 323.330
time
673.828.12 705.859.37 594.031.09 900 00 000 900 .700
5. Nilai MSE Overtim
5 5 7 0 0 0 0
Nilai e
6. 16,12 % 17,63% 17,57% Rp. Rp. Rp. Rp.
MAPE Hire/la
Menerima 14.000. 0 2.000.0 4.000.0 20.000.
Menolak Menerima y off
model 000 00 00 000
7. Keputusan model MA model ES Invento Rp.
WMA Rp. Rp. Rp. Rp.
periode 4 α=0,4 ry 306.005
bobot 4 64.835. 64.670.0 87.345. 89.155.
carryin .000
Sumber: Pengolahan Data, 2020) g
000 00 000 000
Setelah proses peramalan selanjutnya Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Total
dengan menentukan strategi yang tepan untuk cost
158.61 144.452. 173.32 172.93 649.335
7.900 900 7.000 7.900 .700
perencanaan dan pengendalian produksi
Sumber: Pengolahan Data, 2020)
dengan menggunakan 3 strategi yang hasilnya Tabel 9 Hasil Perhitungan Menggunakan Strategy
dapat dilihat pada Tabel 7,8dan 9 Level Workforce Plus Overtime
Tabel 7 Hasil Perhitungan Menggunakan Jan Feb Mar Apr Jumlah
Strategi Level Workforce Resour
Jan Feb Mar Apr Jumlah ces:
Resour Regular -
17 17 17 17
ces: worker
Regular - Overtim -
20 20 20 20 0 14.943 14.943 14.943
worker e (%)
Overtim - Units 417.724
0 0 0 0 104.43 104.43 104.43
e (%) produce 104.431
1 1 1
Units 491.440 s
122.86 122.86 122.86
produce 122.860 Sales 113.75 118.32 116.35 465.180
0 0 0 116.750
s forecast 0 5 5
Sales 113.75 118.32 116.35 465.180 Invento
116.750
forecast 0 5 5 ry (end
681 3.305 4.354 7.373 -
Invento of
ry (end months)
19.110 25.220 29.755 36.260
of Cost:
months) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Regular
Cost: 71.384. 71.384.7 71.384. 71.384. 285.538
time
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 700 00 700 700 .800
Regular
83.982. 83.982.0 83.982. 83.982. 335.928 Rp. Rp. Rp. Rp.
time Overtim
000 00 000 000 .000 0 19.805.9 19.805. 19.805. 59.417.
e
Overtim 52 952 952 856
0 0 0 0
e Rp. Rp.
Hire/la
Rp. Rp. 10.000. 0 0 0 10.000.
Hire/la y off
16.000. 0 0 0 16.000. 000 000
y off
000 000 Invento Rp.
Rp. Rp. Rp. Rp.
Invento Rp. ry 78.565.
Rp. Rp. Rp. Rp. 3.405.0 16.525.0 21.770. 36.865.
ry 551.725 carryin 000
95.550. 126.100. 148.77 181.30 00 00 000 000
carryin .000 g
000 000 5.000 0.000
g Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Total
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 84.789. 107.716. 112.96 128.05 433.522
Total cost
195.53 210.082. 232.75 265.28 903.653 700 552 0.652 5.652 .556
cost
2.000 000 7.000 2.000 .000 Sumber: Pengolahan Data, 2020)
Sumber: Pengolahan Data, 2020) Tabel 10 Perbandingan Biaya dan Keuntungan
Strategi Perencanaan Agregat
81
TEKNOLOGI, Vol.4 Nomor 1 Maret 2021 p-ISSN: 2620-5726
e-ISSN: 2685-7456
No. Jenis Strategi Total Biaya Total Biaya pemesanan (S = Rp. 480.000)
Keuntungan
1. Level Rp. Rp.
Biaya penyimpanan (H = Rp. 1.312)
Workforce 903.653.000 47.940.247.000.- Harga perdus (C = Rp. 105.000)
2. Chase Rp. Rp. Jumlah pemesanan ekonomis untuk setiap kali
Strategy 649.335.700 48.194.564.300.-
3. Level pesan dapat diselesaikan dengan:
Rp. Rp.
Workforce 2DS
Plus Overtime
433.522.556 48.410.377.444.- EOQ = √
H
Sumber: Pengolahan Data, 2020)
(2)(1.162.500)(480.000)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa EOQ = √
1.312
strategi level workforce memiliki total biaya
Rp. 903.653.000, dengan penambahan tenaga EOQ = √850.609.756,098
kerja sebanyak 8 orang sehingga jumlah tenaga EOQ = 29.165,214
kerja untuk setiap bulannya adalah 20 orang Sehingga siklus pemesanan dengan sistem
sehingga hasil produksi setiap bulannya POQ adalah:
D
sebanyak 112.860 dus/bulan, inventory diakhir POQ =
EOQ
bulan April 36.260 dus, dan keuntungan 1.162.500
sebesar Rp. 47.940.247.000. Strategi ini POQ = 29.165,214
memiliki biaya inventory dan biaya regular POQ = 39,85 ≈ 40 kali/tahun
workforce yang cukup tinggi dibandingkan Perhitungan persediaan pengamanan dilakukan
dengan strategi lainnya. untuk menjaga terjadinya masalah kekurangan
Strategi yang kedua adalah chase persediaan.
strategy memiliki total biaya produksi sebesar SS = Z × α
Rp. 649.335.700. Dimana pada strategi ini SS = 1,65 × 472.005.208,333
melakukan penambahan dan pengurangan SS = 778.808.593,749 dus
tenaga kerja sesuai dengan jumlah permintaan Untuk ROP pada produk samcofenac adalah
produk. Pada bulan Januari dilakukan sebagai berikut:
penambahan tenaga kerja sebanyak 7 orang ROP = d × LT + SS
sehingga jumlah tenaga kerja sampai bulan 1.162.500
d=
Februari sebanyak 19 orang, pada bulan Maret 12
dilakukan penambahan tenaga kerja sebanyak d = 96.875/bulan
12
1 orang sehingga jumlah tenaga kerja pada LT = 1 minggu = 1 × 52 = 0,237 bulan
bulan Maret sebanyak 20 orang. Tapi pada Maka:
bulan April terjadi pengurangan tenaga kerja ROP = d × LT + SS
sebanyak 1 orang sehingga jumlah tenaga kerja ROP = 96.875 × 0,237 + 778.808.593,749
pada bulan April sebanyak 19 orang. Jumlah ROP = 778.831.553,124 dus
inventory pada bulan April sebanyak 17.831
dus dan keuntungan sebesar KESIMPULAN
Rp.48.194.564.300.
Strategi yang ketiga yaitu level Penentuan peramalan produk dan
workforce plus overtime memiliki total biaya perencanaan strategi produksi merupakan salah
sebesar Rp. 433.522.556, dimana untuk satu hal penting untuk dilakukan pada sebuah
memenuhi permintaan perusahaan melakukan perusahaan khususnya pada produk yang
penambahan jumlah tenaga kerja dan overtime. besaran permintaannya bersifat fluktuatif.
Penambahan tenaga kerja sebanyak 5 orang Perencanaan produksi yang tepat berdampak
sehingga total tenaga kerja dibulan Januari baik pada pemenuhan permintaan konsumen
sampai April adalah 17 orang dan overtime sehingga mampu memberikan pelayanan
dilakukan dari bulan Februari sampai April terbaik dan mempertahankan citra perusahaan.
dengan jadwal tiga kali dalam satu bulan. Berdasarkan hasil kajian maka diperoleh
Jumlah inventory dibulan April sebanyak 7.373 kesimpulan sebagai berikut:
dus dan keuntungan sebesar Rp. 1. Pengendalian persediaan dengan
48.410.377.444. Strategi ini yang memiliki menggunakan model POQ dapat
biaya produksi terkecil dan keuntungan menentukan jumlah pemesanan yang lebih
terbesar dibandingkan dengan strategi level ekonomis dengan siklus pemesanan
workforce dan chase strategy. sebanyak 40 kali, dan ROP dilakukan saat
Jumlah kebutuhan samcofenac dalam persediaan mencapai 778.831.553 dus.
satu tahun (D = 1.162.500 dus) Peramalan untuk permintaan produk
82
TEKNOLOGI, Vol.4 Nomor 1 Maret 2021 p-ISSN: 2620-5726
e-ISSN: 2685-7456

samcofenac dengan mempertimbangkan Badan POM. (2012). Pedoman Cara


antara tiga metode peramalan yaitu moving Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta:
average (MA), weighted moving average Badan Pengawas Obat dan Makanan
(WMA), dan exponential smoothing (ES), RI. Halaman 1-85.
maka metode yang dipilih adalah peramalan
menggunakan metode weighted moving Baroto & Teguh. (2002). Perencanaan dan
average dengan nilai pembobotan 4 Pengendalian Produksi. Jakarta:
berdasarkan nilai-nilai tracking signal dan Ghalia Indonesia.
nilai RSFE yang mendekati nol. Hasil
peramalan produk samcofenac bulan Danang, Sunyoto. (2012). Manajemen Sumber
Januari sebanyak 113.750 dus, bulan Daya Manusia. PT Buku Seru,
Februari 116.750 dus, pada bulan Maret Jakarta.
118.325 dan pada bulan April sebanyak
116.355 dus. Dede Hikmatulloh. (2017). Penerapan
2. Strategi perencanaan agregat dilakukan Perencanaan Agregat (Agregat
dengan tiga strategi yaitu level workforce Planning) Untuk Meningkatkan
strategy, chase strategy dan level workforce Efesiensi Biaya Produksi Kaos Di
plus overtime. Strategi yang diusulkan CV. Mutia Haura Sakti Bandung.
peneliti untuk perencanaan dan Universitas Pasundan Bandung.
pengendalian produksi menggunakan
metode agregat planning adalah strategi Erin Wahyu Kurniasari. (2018). Analisa
level workforce plus overtime. Pengusulan Perencanaan Agregrat Dengan
strategi ini didasarkan atas beberapa Menggunakan Metode Transportasi
pertimbangan diantaranya biaya produksi (Studi Kasus CV. Dwi Jaya Abadi).
yang terkecil dibandingkan dengan dua Universitas Muhammadiyah
strategi lainnya dengan total biaya produksi Sidoarjo.
sebesar Rp.433.522.556 dan dengan
memperoleh total keuntungan sebesar Rp. Esa Rahmadona & Gesit Thabrani. (2019).
48.410.377.444. Meskipun dalam Analisa Perencanaan Agregat
penerapan strategi ini melakukan mixed Dengan Metode Heuristik. Jurnal
antara penambahan jumlah tenaga kerja dan Kajian Manajemen dan Wirausaha.
overtime, tetapi tetap memiliki biaya Vol 1 No. 3. Universitas Negeri
produksi terendah. Padang.

DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, Vincent. 2012. All In One:


Production and Inventory
Agustini D. H & Rahmadani Y. E. (2004). Management. Edisi 8. Bogor:
Riset Operasional. PT. Rineka Vinchristo Publication
Cipta. Jakarta.
Ginting & Romani. (2007). Sistem Produksi.
Allesandra Andri Putri. (2018). Perencanaan Edisi Pertama. PT. Graha Ilmu.
Agregat Untuk Produksi Kapur Yogyakarta.
Kalsium Karbonat Di CV Karya
Mekar Dalam Meminimalisir Biaya Gotisudarmo & Indriyo. (1998). Sistem
Produksi. Universitas Katolik Perencanaan dan Pengendalian
Parahayang. Produksi. UGM, Yogyakarta.

Atika Khoirunisa & Trio Yonathan T.K. Handoko, H. (1984). Dasar-Dasar Manajemen
(2017). Perencanaan dan Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
Pengendalian Produksi Dengan BPFE Yogyakarta.
Metode Agregat Planning Di C-
Maxi Alloycast. Jurnal Teknik Heizer, Jay dan Barry Rander. 2014.
Industri. Fakultas Sains dan Manajemen Operasi, Manajemen
Teknologi UIN Sunan Kalijaga Keberlangsungan dan Rantai
Yogyakarta. Pasokan. Edisi 11. Diterjemahkan
Oleh: Kurnia, Hirson, Saraswati. R,
83
TEKNOLOGI, Vol.4 Nomor 1 Maret 2021 p-ISSN: 2620-5726
e-ISSN: 2685-7456

Wijaya David. Salemba Empat.


Jakarta

Herjanto & Edi. (2007). Manajemen Operasi.


Grasindo. Jakarta.

Murdifin, Haming dan Mahfud


Nurnajamuddin. 2014. Manajemen
Produksi Modern, Operasi
Manufaktur dan Jasa. Buku kesatu.
PT. Bumu Aksara. Jakarta.

Nasution, Arman Hakim & Prasetyawan,


Yudha. (2008). Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Graham
Ilmu, Yogyakarta.

Nasution & Arman Hakim. (2008).


Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Andi Offset. Yogyakarta.

Nisa Meilasani. (2019). Peramalan dan


Perencanaan Agregat Produk Kul
Kul Lollypop grape Berries 50 ml
Dan bulk Regular 8.0 lt Neapolitan
Pada PT. Indolakto (Ice cream
Factory). Politeknik APP Jakarta

Schroeder & Roger G. (1989). Manajemen


Operasi, Decision Making in the
Operations Function. Edisi ketiga.
Erlangga. Mc Graw-Hill, Inc.

Sofyan, Diana Khairani. 2013. Perencanaan


dan Pengendalian Produksi. Edisi
Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Stevenson, William J, dkk. (2014). Manajemen


Operasi: Perspektif Asia. Edisi 11.
Diterjemahkan Oleh: Angelica,
Diana, Wijaya, dkk. Salemba Empat.
Jakarta.

84

You might also like