Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ SECARA

IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)

Effect Of Vitamin C On Ureum And Creatinine Levels In Vivo


In Male Mice (Mus Musculus L)

Desva Julia Pebrina Meydi1, Muhammad Nazarudin1, Rizka Ayu Wahyuni1


1
Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari

Email: desvajulia05@gmail.com

ABSTRACT

Ascorbic acid or often called Vitamin C is a water-soluble vitamin and is often used
as a supplement. Until now, the function of vitamin C known by the public is as an
immune system enhancer, collagen-forming, aging prevention and as a cold
medicine. Empirical evidence suggests excess consumption of vitamins and
minerals will have an effect on health. Like Vitamin C, which is thought by experts to
cause impaired kidney function when vitamin C is consumed in excess. This is
because the continuous consumption of excess amounts of vitamin C will spur the
work of the kidneys in filtration of urine. Therefore, in the long run it will weaken or
shorten the life of the kidneys. Several methods of laboratory examination can be
used to evaluate kidney function. The examination method is carried out by
measuring the body's metabolic waste substances excreted through the kidneys
such as the ureum and creatinine. The type of research used in this study is pre-
experimental, with a Static Group Comparison design. The total sample population in
this study was 35 experimental animals in the form of Male Mice (Mus musculus L)
with 7 treatment groups. The results showed the effect of Vitamin C on Ureum and
Creatinine levels with the average results of the Ureum control group (27.25 mg /
dL), Creatinine (0.29 mg / dL), Group D1 Vitamin C 250 mg Urea (35.25 mg / dL),
Creatinine (0.38 mg / dL), Group D2 Vitamin C 500 mg Urea (39.75 mg / dL),
Creatinine (0.48 mg / dL), Group D3 Vitamin C 750 mg Urea (38.75 mg / dL),
Creatinine (0.42 mg/dL), Group D4 Vitamin C 1000 mg Urea (49.50 mg/dL),
Creatinine (0.42 mg/dL), Group D5 Vitamin C 1500 mg Urea (39 mg/dL), Creatinine
(0.41 mg/dL), Group D6 Vitamin C 2000 mg Urea (43 mg/dL), Creatinine (0.48
mg/dL).

Keywords : Vitamin C, Kidney, Ureum, Creatinine

PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ SECARA


IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
ABSTRAK

Asam Askorbat atau sering disebut Vitamin C merupakan vitamin larut dalam air dan
sering digunakan sebagai suplemen. Hingga saat ini, fungsi vitamin C yang dikenal
oleh masyarakat adalah sebagai peningkat sistem imun, pembentuk kolagen,
pencegah penuaan dan sebagai obat flu. Bukti-bukti empiris menunjukkan kelebihan
konsumsi vitamin dan mineral akan berpengaruh bagi kesehatan. Seperti Vitamin C,
yang diperkirakan oleh para ahli dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal bila
vitamin C dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini karena konsumsi vitamin C dalam
jumlah berlebih secara terus-menerus akan memacu kerja ginjal dalam melakukan
filtrasi urin. Oleh karena itu, dalam jangka panjang akan melemahkan atau
memperpendek usia ginjal. Beberapa metode pemeriksaan laboratorium dapat
digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Metode pemeriksaan yang dilakukan
dengan mengukur zat sisa metabolisme tubuh yang diekskresikan melalui ginjal
seperti ureum dan kreatinin. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pra-eksperimental, dengan desain Static Group Comparison. Jumlah
populasi sampel pada penelitian ini adalah 35 ekor hewan coba berupa Mencit
Jantan (Mus musculus L) dengan 7 kelompok perlakukan. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh Vitamin C terhadap kadar Ureum dan Kreatinin
dengan rata-rata hasil kelompok kontrol Ureum (27.25 mg/dL), Kreatinin (0.29
mg/dL), Kelompok D1 Vitamin C 250 mg Ureum (35.25 mg/dL), Kreatinin (0.38
mg/dL), Kelompok D2 Vitamin C 500 mg Ureum (39.75 mg/dL), Kreatinin (0.48
mg/dL), Kelompok D3 Vitamin C 750 mg Ureum (38.75 mg/dL), Kreatinin (0.42
mg/dL), Kelompok D4 Vitamin C 1000 mg Ureum (49.50 mg/dL), Kreatinin (0.42
mg/dL), Kelompok D5 Vitamin C 1500 mg Ureum (39 mg/dL), Kreatinin (0.41 mg/dL),
Kelompok D6 Vitamin C 2000 mg Ureum (43 mg/dL), Kreatinin (0.48 mg/dL).

Kata Kunci : Vitamin C, Ginjal, Ureum, Kreatinin

PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ SECARA


IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
PENDAHULUAN Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa oksalat
Asam Askorbat atau sering
yang berasal dari dalam tubuh
disebut Vitamin C merupakan
(endogen), dari makanan yang kita
vitamin larut dalam air dan sering
makan serta dari hasil metabolisme
digunakan sebagai suplemen
vitamin C, pada umumnya akan
(Sudatri, et al., 2013). Hingga saat
membentuk kristal dengan kalsium
ini, fungsi vitamin C yang dikenal
yang menyebabkan penyakit batu
oleh masyarakat adalah sebagai
ginjal (Krisna, 2011). Saat ini Vitamin
peningkat sistem imun, pembentuk
C banyak dijual bebas di swalayan,
kolagen, pencegah penuaan dan
toko obat, maupun di apotek
sebagai obat flu. Masyarakat
(Yulianasari, et al., 2008).
mengetahui bahwa vitamin C ini
Beberapa metode
bermanfaat juga untuk orang yang
pemeriksaan laboratorium dapat
sering beraktifitas (Setiawan, et al.,
digunakan untuk mengevaluasi
2016). Disaat pandemi seperti ini
fungsi ginjal. Metode pemeriksaan
banyak masyarakat mengkonsumsi
yang dilakukan dengan mengukur
vitamin C untuk menjaga serta
zat sisa metabolisme tubuh yang
meningkatkan sistem imunitas tubuh
diekskresikan melalui ginjal seperti
sehingga terhindar dari COVID-19
ureum dan kreatinin (Verdiansah,
dan menjadi salah satu vitamin
2016).
untuk menyembuhkan COVID-19.
Sampah utama metabolisme
Bukti-bukti empiris
protein adalah ureum atau urea.
menunjukkan kelebihan konsumsi
Ureum merupakan senyawa nitrogen
vitamin dan mineral akan
non protein yang ada di dalam darah
berpengaruh bagi kesehatan.
(Fatma, et al., 2019). Ureum adalah
Seperti Vitamin C, yang diperkirakan
produksi akhir katabolisme protein
oleh para ahli dapat menyebabkan
atau asam amino yang diproduksi
gangguan fungsi ginjal bila vitamin C
oleh hati dan didistribusikan melalui
dikonsumsi secara berlebihan. Hal
cairan intraseluler dan ekstraseluler
ini karena konsumsi vitamin C dalam
ke dalam darah untuk kemudian
jumlah berlebih secara terus-
difiltrasi oleh glomerulus dan
menerus akan memacu kerja ginjal
Sebagian direabsorbsi pada
dalam melakukan filtrasi urin. Oleh
keadaan diaman urin terganggu
karena itu, dalam jangka panjang
(Verdiansah, 2016).
akan melemahkan atau
Kreatinin adalah produk akhir
memperpendek usia ginjal
dari metabolisme kreatinin. Kreatinin
(Yulianasari, et al., 2008).
terutama disintesis oleh hati,
Pada penelitian yang dilakukan
terdapat hampir semuanya dalam
oleh (Baxmann, et al., 2003) kepada
otot rangka yang terikat secara
pasien batu kalsium bahwa asupan
reversible dengan fosfat dalam
supplement vitamin C 1000 mg dan
bentuk fosfokreatin atau keratinfosfa,
2000 mg perhari dapat
yakni senyawa penyimpan energi.
menghasilkan peningkatan oksalat
Pemeriksaan kreatinin dalam darah
urin yang signifikan, meningkatkan
merupakan salah satu parameter
risiko kristalisasi kalsium oksalat
penting untuk mengetahui fungsi
ditandai dengan salah satunya
ginjal. Tinggi rendahnya kadar
adalah peningkatan kadar ureum
kreatinin dalam darah digunakan
dan kreatinin.
sebagai indikator penting dalam

PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ


SECARA IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
menentukan apakah seseorang menggunakan sonde
dengan ganggguan fungsi ginjal lambung mencit
memerlukan tindakan hemodialysis D0 : Kontrol Negatif
(Alfonso et al., 2016). D1 : Diberi perlakuan vitamin C
Berdasarkan latar belakang di 250 mg
atas peneliti tertarik untuk D2 : Diberi perlakuan vitamin C
melakukan peneilitian tentang 500 mg
”Pengaruh Vitamin C Terhadap D3 : Diberi perlakuan vitamin C
Kadar Ureum Dan Kreatinin Secara 750 mg
In Vivo pada mencit jantan (Mus D4 : Diberi perlakuan vitamin C
musculus L)”. 1000 mg
D5 : Diberi perlakuan vitamin C
1500 mg
METODE PENELITIAN D6 : Diberi perlakuan vitamin C
Jenis dan rancangan penelitian 2000 mg
Jenis Penelitian yang digunakan O : Observasi sampel
dalam penelitian ini adalah penelitian
pra-eksperimental, dengan desain
Static Group Comparison. Penelitian 1.1 Subjek Penelitian
dilakukan secara kuantitatif dengan Perhitungan jumlah
metode cohort (prospektif). sampel pada penelitian ini
Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rumus
menggunakan metode Completely Federer
Randomized Design (Rancangan
Acak Lengkap). Tempat
pelaksanaan penelitian ini dilakukan
di Laboratorium Balai Veteriner
Banjarbaru dan Rumah Sakit
Idaman Banjarbaru. Pelaksanaan
n = Total sampel
penelitian ini akan dilakukan pada
Jadi, sampel yang digunakan
bulan Maret 2022 selama 1 bulan.
minimal 4ekor
mencit/perlakuan
Skema dan rancangan penelitian
Pengolahan dan analisis data
Pengolahan data pada penelitian ini
dilakukan secara bertahap meliputi
editing, coding dan tabulating. Uji
normalitas data dengan Shapiro-Wilk
untuk mengetahui apakah distribusi
data normal. Apabila datanya
berdistribusi normal, dilajutkan
Keterangan : dengan uji homogenitas varian. Jika
R : Randomisasi seluruh variannya homogen maka dilakukan
sampel uji one-way ANOVA tingkat
P : Populasi kemaknaan α yang dipakai adalah
S : Kelompok sampel 5%. Variabel control berskala
T : Diberi Vitamin C dengan ordinal, serta pengukurannya hanya
perlakuan secara oral dilakukan 1 kali.

PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ


SECARA IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
Regresi Data Panel yaitu kadar ureum dan 0.314 untuk kadar
gabungan antara data cross section kreatinin dimana angka ini melebihi
dan data time series, dimana unit dari 0.050 maka data dinyatakan
cross section yang sama diukur berdistribusi dengan normal
pada waktu yang berbeda (memenuhi syarat).

HASIL Tabel 4. Uji Homogenitas data


Tabel 1. Hasil pemeriksaan kadar
ureum pada Mencit Jantan (Mus
musculus L) Dari Tabel 4. Pada hasil uji
homogenitas, nilai Sig untuk kadar
ureun adalah 0.266 > 0.050 dan nilai
sig. Untuk kadar kreatinin 0.369 >
0.050 dapat diartikan bahwa variansi
data adalah homogen dan
memenuhi syarat dilakukan uji
ANOVA.
Pada Tabel 1. di atas Tabel 5. Uji ANOVA
pengaruh Vitamin C terhadap kadar
ureum menggambarkan bahwa hasil
pemeriksaan kadar ureum pada Pada Tabel 5. hasil Uji ANOVA,
mencit jantan yang telah diberi didapatkan nilai signifikan pada
Vitamin C selama 7 hari dengan kadar Ureum yaitu 0.022 < 0.050.
berbagai dosis yaitu tinggi. Dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan bermakna antar
Tabel 2. Hasil pemeriksaan kadar kelompok perlakuan hasil
ureum pada Mencit Jantan (Mus pemeriksaan kadar Ureum. Pada
musculus L) hasil kadar Kreatinin didapatkan nilai
sig. 0.022 > 0.019. Dapat
disimpulkan ada perbedaan
bermakna antar kelompok perlakuan
hasil pemeriksaan Kreatinin.

Tabel 6. Uji Post-Hoc Kadar Ureum

Pada Tabel 2. di atas


pengaruh Vitamin C terhadap kadar
kreatinin menggambarkan bahwa
hasil pemeriksaan kadar ureum Berdasarkan hasil uji LSD pada
pada mencit jantan yang telah diberi Tabel 6. parameter Ureum,
Vitamin C selama 7 hari dengan kelompok yang berbeda bermakna
berbagai dosis yaitu tinggi. antar perlakuan adalah Kontrol
Tabel 3. Uji Normalitas Data negatif dengan kelompok dosis vit C
1000mg (nilai Sig 0.010 < 0.050).
Hal ini menjelaskan bahwa dengan
Dari Tabel 3. menunjukkan bahwa kadar 1000 mg muncul perbedaan
nilai P value pada uji Shapiro-Wilk yang bermakna.
didapatkan hasil sig. 0.077 untuk
PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ
SECARA IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
Tabel 7. Uji Post-Hoc Kadar bahwa pengaruh antar kedua
Kreatinin variabel adalah sebesar 40.3%.
Persamaan regresi yang dapat
dirumuskan berdasarkan hasil
adalah:
Y = 0.364 + 5.8565X yang artinya
kreatinin meningkat 5.8565 mg/dL
setiap miligram vitamin C. Dengan
Berdasarkan hasil pada Tabel 7. uji Grafik Linier sebagai berikut:
LSD , pada parameter Kreatinin,
kelompok yang berbeda bermakna Gambar 2. Grafik Linier Kadar
antar perlakuan adalah Kontrol Kreatinin
negatif dengan kelompok dosis vit C
500 mg (nilai Sig 0.016 < 0.050). Hal
ini menjelaskan bahwa dengan
kadar 500 mg muncul perbedaan
yang bermakna.

Tabel 8. Uji Koefisien Determinasi


Kadar Ureum
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan
Pada Tabel 8. hasil uji koefisien hewan uji yaitu mencit jantan (Mus
determinasi (nilai R Square) adalah musculus L) yang berusia 2 minggu
0.397 = 39.7%. Maka dapat diartikan dengan rentang berat 20 g samapi
bahwa pengaruh antar kedua 30 g. Setiap pengujian kelompok
variabel adalah sebesar 39.7%. perlakuan dilakukan sebanyak 7
Persamaan regresi yang dapat kelompok perlakuan, terdiri dari
dirumuskan berdasarkan hasil Kontrol Negatif dan Vitamin C yang
adalah: telah dibagi menjadi 6 kelompok D1
Y = 33.704 + 0.013X yang artinya (Vitamin C 250 mg), D2 (Vitamin C
ureum meningkat 0.013 mg/dL 500 mg), D3 (Vitamin C 750 mg),
setiap miligram vitamin C. Dengan D4 (Vitamin C 1000 mg), D5
Grafik Linier sebagai berikut: (Vitamin C 1500 mg), D6 (Vitamin C
Gambar 1. Grafik Linier Kadar 2000 mg).
ureum Berdasarkan hasil penelitian
pada 35 sampel darah mencit jantan
yang telah diberikan perlakuan
Vitamin C dengan berbagai dosis
selama 7 hari. Setelah itu dilakukan
Ethical clereance untuk kelaikan etik.
Pembuatan Ethical clereance
dilakukan diKomite Etik Rumah Sakit
Umum Daerah Idaman Banjarbaru
Tabel 9. Uji Koefisien Determinasi dengan No. 030/KEPK-
Kadar Kreatinin RSDI/V/2022.
Hasil data telah disajikan
Pada Tabel 9. hasil uji koefisien pada tabel 1 dengan rata-rata
determinasi (nilai R Square) adalah Kontrol negatif (tidak diberi
0.403 = 40.3%. Maka dapat diartikan perlakuan) yaitu 27.25 mg/dL dan
PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ
SECARA IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
dosis tertinggi yaitu 2000 mg dengan ureum. Bila ureum yang tinggi
rata-rata hasil 43 mg/dL. Untuk dosis tersebut tidak di keluarkan dalam
tertinggi terjadi pada Dosis 1000 mg tubuh maka dapat terjadi sindrom
yaitu 49.5 mg/dL. Dari data hasil uremia yang salah satu gejalanya
pemeriksaan menunjukkan bahwa mengalami fatigue, malnutrisi,
hasil pemeriksaan kadar ureum depresi, dan kurangnya aktivitas
tinggi, fisik.
Dari data hasil statistik yang Ureum dan kreatinin
telah dilakukan kadar ureum pada merupakan senyawa kimia yang
kelompok kontrol negatif menandakan fungsi ginjal normal.
dibandingkan dengan kadar ureum Oleh karena itu, tes ureum kreatinin
sampel yang diberi Vitamin C selalu digunakan untuk melihat
dijumpai perbedaan yang bermakna fungsi ginjal kepada pasien yang
diantara keduanya ( 0.022 < 0.05). diduga mengalami gangguan pada
Hal ini menunjukkan bahwa ada organ ginjal. Apabila diketahui
pengaruh Vitamin C terhadap kadar ureum kreatinin pada air seni
ureum darah. menurun, akan mengakibatkan
Pada Uji lanjutan Post-Hoc penurunan laju filtrasi glomerolus
LSD hasil pemeriksaan Ureum (fungsi penyaringan ginjal).
terjadi perbedaan berarti pada jarak Penurunan laju filtrasi glomerolus
dosis Vitamin C 1000 mg. Ini berarti tersebut yang membuat ureum
ada perbedaan bermakna antar kreatinin akan meningkat di dalam
perlakuan adalah kontrol negatif darah. Kadar ureum dan kreatinin
dengan kelompok dosis vitamin C yang juga tinggi dapat menyebabkan
500 mg dengan nilai sig. 0.010 < komplikasi tambahan yaitu
0.050. selain 2 kelompok ini tidak menyebabkan syock uremikum yang
bermakna perbedaannya. maka, dapat berlanjut menjadi kematian
dapat disimpulkan ada pengaruh (Heriansyah, et al., 2019).
signifikan antara ureum yang diuji Pada tabel 2 hasil
dengan Vitamin C. pemeriksaan kadar kreatinin tinggi
Ureum adalah hasil akhir dibandingkan kontrol negatif. Rata-
metabolisme protein. Berasal dari rata kadar kelompok kontrol negatif
asam amino yang telah di pindah (tidak diberi perlakuan) yaitu 0.29
amonianya di dalam hati dan mg/dL dibanding mencit yang diberi
mencapai ginjal, dan di ekskresikan perlakuan dengan Vitamin C dosis
rata-rata 30 gram sehari. Kadar 2000 mg yaitu 0.48 mg/dL
ureum darah yang normal pada menunjukkan ada pengaruh
manusia adalah 20 mg – 40 mg, pemberian Vitamin C terhadap kadar
Tetapi hal ini tergantung dari jumlah kreatinin.
normal protein yang di makan dan Pada Uji Post-Hoc LSD hasil
fungsi hati dalam pembentukan pemeriksaan Kreatinin terjadi
ureum (Heriansyah, et al., 2019). perbedaan berarti pada jarak dosis
Peningkatan kadar ureum Vitamin C 500 mg dan 2000 mg. Ini
darah bergantung pada penurunan berarti ada perbedaan bermakna
fungsi filtrasi glomerulus. Fungsi antar perlakuan adalah kontrol
ginjal antara lain mengatur negatif dengan kelompok dosis
keseimbangan asam basa, vitamin C 500 mg dan 2000mg
hormonal/eritropoetin dan ekskresi dengan nilai signifikan kelompok
sampah sisa metabolisme seperti dosis Vitamin C 500 mg 0.016 <

PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ


SECARA IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
0.050 dan pada kelompok dosis peningkatan asam laktat hal ini
2000 mg 0.015 < 0.050. dapat membuat jalur penghasil
Pada hasil data uji koefisien energi terhambat, lama kelamaan
determinasi (R2) pada kedua cadangan energi akan habis
parameter pemeriksaan Ureum dan merupakan hasil metabolisme dari
Kreatinin dengan persamaan regresi kreatin dan fosfokreatin. Kreatinin
yang telah dirumuskan, terdapat difiltrasi di glomerulus dan
pengaruh signifikan yang dapat direabsorpsi di tubular. Kreatinin
diartikan bahwa ada pengaruh plasma disintesis di otot skelet
Vitamin C terhadap kadar Ureum sehingga kadarnya bergantung pada
dan Kreatinin. massa otot dan berat badan.
Seperti yang kita ketahui Peningkatan kadar ureum
bahwa Ginjal termasuk organ darah bergantung pada penurunan
penting yang memiliki fungsi , yaitu fungsi filtrasi glomerulus. Penurunan
menyaring dan mengeluarkan racun fungsi ginjal 15% (<15ml/mnt)
maupun kelebihan mineral dari mengindikasikan adanya gagal ginjal
dalam tubuh melalui urin. Jika fungsi dan uremia. Fungsi ginjal antara lain
ginjal terganggu akibat peradangan mengatur keseimbangan asam
atau karena penyakit batu ginjal basa, hormonal/ eritropoetin dan
maka dengan sendirinya tubuh akan ekskresi sampahsisa metabolisme
mengalami keracunan. Dalam dunia seperti ureum.
kedokteran, kasus penyakit batu Kadar ureum dalam darah
ginjal merupakan penyakit yang mempunyai nilai rujukan normal
relatif tinggi jumlah penderitanya yaitu 15-43 mg/dl. Bila kadar ureum
khususnya di Indonesia. Batu ginjal darah tinggi maka disebut uremia.
sering disebut nephrolithiasis atau Sumber protein tinggi dalam
renal calculi merupakan massa makanan dapat dijumpai pada telur,
keras yang mengkristal seperti batu susu daging, semua jenis kacang-
batu kecil yang dapat terbentuk pada kacangan termasuk olahannya
bagian saluran kencing dimana saja seperti tempe dan tahu yang juga
termasuk pada kandung kemih, menjadi pemicu peningkatan kadar
dalam ginjal yaitu di renal pelvis dan urea dalam darah, sementara
calix renalis. Terbentuknya penurunan kadar ureum dapat
kristalisasi itu karena kadar urine disebabkan oleh hipervolemia
yang terlalu pekat karena kurangnya (overhidrasi), kerusakan hati yang
mengkonsusmsi air putih setiap hari berat, diet rendah protein, malnutrisi,
sehingga zat-zat yang ada di dalam kehamilan dan penambahan cairan
urine membentuk kristal batu. Hal- glukosa intravena yang lama dan
hal lain yang dapat menjadi juga konsumsi obat fenotiazin. Ginjal
penyebab batu ginjal adalah adanya dapat mengekskresi kreatinin tanpa
infeksi, obstruksi, kelebihan sekresi kesulitan, berbeda dari ureum
hormon paratiroid, peningkatan berkurang aliran darah dan urin tidak
kadar asam urat, terlalu banyak banyak mengubah ekskresi
menkonsumsi vitamin D atau kreatinin, karena perubahan singkat
kalsium yang tidak larut dengan dalam pengaliran darah fungsi
sempurna (Sudatri, et al., 2013). glomerulus dapat di imbangi oleh
Dalam hal ini akan terjadi meningkatnya ekresi kreatinin oleh
penurunan sekresi kreatinin, tubuh (Heriansyah, et al., 2019).
kreatinin akan menyebabkan

PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ


SECARA IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
Selain itu, indikasi adanya adalah dikarenakan Vitamin C
kerusakan atau penurunan fungsi menurunkan absorbsi Pb di usus
ginjal bisa dilihat dari kadar kreatinin halus. Penelitian ini diperkuat oleh
plasma yang meningkat. Hal ini penelitian lain yaitu pekerja yang
sebagai akibat ketidakmampuan terpapar Pb dengan diberi 1000 mg
ginjal mengeluarkan kreatinin ke Vitamin C/hari selama 30 hari kadar
dalam urin dan dalam jumlah besar Pb darah turun 0.4-1.8 µg/dL mulai
kreatinin masuk kembali ke dalam minggu pertama sampai penelitian
darah hingga kadarnya dalam berakhir (Doloksaribu, 2008).
plasma meningkat di atas batas Vitamin C adalah vitamin
normal (Sudatri, et al., 2013). larut air yang dibutuhkan untuk
Faktor-faktor lain yang dapat fungsi metabolik tubuh dan
mempengaruhi pemeriksaan kadar mencegah oksidatif stress pada
ureum dan kreatinin sangat jaringan tubuh. Selain itu Vitamin C
tergantung dari ketepatan perlakuan dapat menghambat ambilan Pb dan
seperti faktor analitik. faktor analitik menurunkan sitotoksisitas Pb. Dan
relatif lebih mudah dikendalikan oleh terbukti efektif mengurangi
petugas laboratorium karena nephrotoksik dan dapat sebagai
terjadinya di ruang pemeriksaan. pelindung ginjal (Doloksaribu, 2008).
Faktor ini dipengaruhi oleh keadaan
alat, reagen, dan pemeriksaannya KESIMPULAN
sendiri. Proses memerlukan Berdasarkan dari hasil
pengawasan instrumen dan faktor penelitian yang telah dilakukan
hewan coba juga ikut menentukan dapat disimpulkan bahwa:
seperti kurangnya minum air putih 1. Vitamin C dengan dosis 250 mg,
dikarenakan hanya ada 1 tempat 500 mg, 750 mg, 1000 mg, 1500
minum yang membuat hewan coba mg, 2000 mg berpengaruh
sulit untuk minum hal itu akan meningkatkan kadar Ureum
menyebabkan hewan coba dehidrasi Mencit Jantan (Mus musculus
dan terjadi peningkatan kadar ureum L).
serta kreatinin. 2. Vitamin C dengan dosis 250 mg,
Teori pada latar belakang 500 mg, 750 mg, 1000 mg, 1500
pada penelitian yang dilakukan oleh mg, 2000 mg berpengaruh
(Baxmann, et al., 2003) kepada meningkatkan kadar Kreatinin
pasien batu kalsium bahwa asupan Mencit Jantan (Mus musculus
supplement vitamin C 1000 mg dan L).
2000 mg perhari dapat
menghasilkan peningkatan oksalat UCAPAN TERIMA KASIH
urin yang signifikan, meningkatkan Terimakasih yang tak
risiko kristalisasi kalsium oksalat terhingga dan penghargaan yang
ditandai dengan salah satunya setinggi-tingginya saya ucapkan
adalah peningkatan kadar ureum kepada bapak Muhammad
dan kreatinin. Selain itu penelitian Nazarudin S.ST.,M. Imun dan ibu
yang dilakukan pada ibu hamil Rizka Ayu Wahyuni S.Tr.AK.M.,Imun
dengan memberi Vitamin C 1000 serta Ibu Nafila, M. Si yang dengan
mg/hari dapat menurunkan kadar Pb penuh perhatian telah membimbing
darah 1.1-5.1 µg/dL selama dan mendorong saya untuk dapat
kehamilan. Efek Vitamin C dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dimenurunkan kadar Pb darah ini. Tidak akan terlupa orang tua,

PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ


SECARA IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)
saudara, dan seluruh keluarga yang Heriansyah, Humaedi, A., & Widada,
karena merekalah saya berjuang N. (2019). Gambaran Ureum
untuk menyelesaikan pendidikan di dan Kreatinin Pada Pasien
Akademi Analis Kesehatan Borneo
Gagal Ginjal Kronis Di RSUD
Lestari ini.
Karawang. 1(1), 8-14.
DAFTAR PUSTAKA
Heriansyah, Humaedi, A., & Widada,
Alfonso, A. A., Mongan, A. E. & N. (2019). Gambaran Ureum
Memah, M. F. 2016. dan Kreatinin Pada Pasien
Gambaran Kadar Kreatinin Gagal Ginjal Kronis DI RSUD
Serum pada Pasien Penyakit Karawang. Journal Binawan,
Gagal Ginjal Kronik Stadium 1(1), 8-14.
5 Non Dialisis. Jurnal E-
Biomedik, IV(1), pp. 2-7. Setiawan, G. W., Pangemanan, D.
H. C. & Polii, H. 2016.
Baxmann, A. C., G, C. D., Pengaruh Pemberian Vitamin
Mendonca, & Heilberg, I. P. C terhadap Kadar Neutrofil
(2003). Effect of Vitamin C Setelah Latihan Fisik. Jurnal
Supplement on Urinary e- Biomedik (eBm), IV(1), pp.
Oxalate and pH in Calcium 136-140.
stone-Forming Patients.
Kidney Interational, 63, 1066- Sudatri, N. W., Seyawati, I., &
1071. Suartini, N. M. (2013). Kajian
Tentang Efek Samping
Doloksaribu, B. (2008). Pengaruh Vitamin Injeksi Vitamin C
Proteksi Vitamin C Terhadap Dosis Tinggi Terhadap
Kadar Ureum, Kreatinin, dan Kesehatan dengan Memakai
Gambaran Histopologis Tikus Betina (Rattus rattus)
Ginjal Mencit yang Dipapar Dewasa Sebagai Model.
Plumbum. TESIS, 1-98. Proposal Penelitian HIbah
Bersaing, 1-42.
Fatma, R. Z., Martsiningsih, M. A.
& Suryanta 2019. Perbedaan Verdiansah, 2016. Pemeriksaan
Kadar Ureum pada Plasma fungsi Ginjal. II(43), pp. 148-
Lithium Heparin dengan 154.
Penggunaan Separator Tube
dan Vacutainer pada Pasien Yulianasari, A. I., Apriantini, A.,
Post Hemodialisa. SKRIPSI Angkasa, D. & Vivaldy, A.
THESIS, Volume Poltekkes 2008. Pro dan Kontra Dosis
Kemenkes Yogyakarta, pp. Tinggi Vitamin C dan
7-31. Pengaruhnya Terhadap
Ginjal. PKM Ilmiah.
Gujarati, D. N. (2004). Basic
Econometrics (4 ed.).
Singapore: McGraw-Hill Inc.
PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ
SECARA IN VIVO PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L)

You might also like