Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU BERKENDARA AMAN (SAFETY RIDING)
PADA KURIR POS SEPEDA MOTOR DI PT. POSINDONESIA
CABANG ERLANGGA SEMARANG2017

Septi Wulandari ,Siswi Jayanti, Baju Widjasena


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: Septiwulandari05@gmail.com

Abstract : Safety riding is a behavior in driving safely to prevent traffic accidents.


Factors that can cause traffic accidents are driver, vehicle, road, and environment
(weather). According to research's initial surveys, 61.1% courier admits that they
have ever violated traffic rules and 33.3% have been in accidents while working.
The purpose of this research is to analyze factors that affecting safety riding
behavior on motorcycle courier in POS Indonesia at Erlangga, Semarang.The
design of this research using quantitave research with cross sectional design
study. The population of this research are 123 motorcycle couriers with 54 people
as sample which using incidental sampling technique. Independent variable in
this research are knowledge, attitude, motivation, driving experience period,
availability of safety equipments, vehicle condition, the role of co-workers, and
safety riding variable. This research using questionnaire. Statistical analysis is
using Chi Square test. The result of this research shows that 42.6% couriers are
driving recklessly and 57.4% couriers behave safely while driving. According to
Chi Square analysis, variable that related to safety riding behavior are knowledge
(p-value:0.054), attitude (p-value:0.007), motivation (p-value:0.000), and role of
co-workers (p-value:0.016). Researcher suggest to gives safety riding training to
increase courier's knowledge and skill and monitoring the properness condition of
motorcycle.

Keywords : safety riding, courier’s post

346
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

A. PENDAHULUAN Mobilitas pengiriman yang tinggi


Safety ridingadalah turut meningkatkan resiko terjadinya
perilakumengemudi secara selamat kecelakaan lalu lintas pada kurir
yang bisamembantu untuk selama perjalanan. Terlebih adanya
menghindari terjadinya kecelakaan tuntutan pegiriman paket barang dan
lalu lintas. Berkaitan mengenai surat kepada customeryang
tatacara berkendara yang aman, mengharuskan sampai dengan tepat
perlengkapan yang harus ada saat waktu dan juga alamat pengiriman
berkendara dan kondisi kendaraan yang berbeda-beda setiap harinya
yang memungkinkan untuk menambah beban kerja seorang
digunakan.3 kurir selama perjalanan
Safety Riding dilakukan untuk mengantarkan paket barang dan
meningkatkan kesadaran surat.Oleh karena itu kedisiplinan
pengendara terhadap segala kurir dalam mematuhi aspek
kemungkinan yang terjadi selama keselamatan berkendara selama
berkendara. Inti dari safety riding itu mengantarkan paket menjadi sangat
sendiri adalah mengutamakan penting dilakukan agar tetap selamat
keselamatan, yaitu keselamatan diri selama perjalanan.
dan juga pengguna jalan lain. Angka fatalitas kecelakaan jalan
Faktor-faktor yang menjadi di Indonesia cukup tinggi. Korps Lalu
penyebab dari kecelakaan lalu lintas Lintas Polri menyebutkan ada
adalah faktor manusia, faktor 31.234 korban kecelakaan yang
kendaraan, faktor jalan (sarana meninggal dunia pada 2010 dan
prasarana) dan faktor lingkungan pada tahun 2011 meningkat menjadi
(cuaca).4 32.657 orang. Tingginya angka
Pada era globalisasi seperti ini korban kecelakaan yang meninggal
perkembangan pembangunan dunia ini karena disiplin berlalu lintas
perekonomian masyarakat terus masih rendah, 90% kecelakaan
meningkat salah satunya dibidang karena faktor manusia. Sebanyak
persaingan perindustrian dan 10% sisanya dibagi rata antara
perdagangan barang dan jasa. Guna kondisi jalan dan rambu lalu lintas
memperlancar distribusi pengiriman serta faktor kendaraan.1Data
barang dan jasa ke seluruh pelosok DepartemenPerhubungan tahun
tanah air bahkan juga dari dalam ke 2011,diperoleh informasi bahwa
luar negeri maka kini semakin 72% dari kecelakaan lalu lintas jalan
banyak jasa pihak atau perusahaan di Indonesiamelibatkan sepeda
yang mengkhususkan bisnisnya motor.2Sudah seharusnya
dalam bidang pengiriman barang berkendara aman (safety riding)
dan jasa. Salah satu penyedia dilakukan oleh setiap pengendara
layanan jasa pengiriman di sepeda motor baik dalam jarak jauh
Indonesia adalah PT. Pos Indonesia maupun jarak dekat.
(Persero) yang merupakan BUMN Berdasarkan penelitian
milik pemerintah Indonesia yang terdahulu tahun 2011, dikatakan
bergerak di bidang pelayanan atau bahwa faktor yang mempengaruhi
pengiriman pos. Jasa pengiriman berkendara aman pada pengendara
paket barang dan surat secara ojek salah satunya adalah
langsung oleh petugas pengantar pengetahuan, dari hasil kajian
paket atau yang biasa disebut pengetahuan pengendara ojek
dengan kurir menggunakan sepeda sepeda motor masih kurang sebesar
motor. 20%, ini berarti pemahaman

347
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berkedara yang aman masih kurang C. HASIL DAN PEMBAHASAN


dan hal itu memungkinkan terjadinya Karakteristik Responden
perilaku berkendara yang tidak Penelitian ini dilakukan pada 54
aman.5 kurir pos sepeda motor PT. Pos
Berdasarkan observasi awal Indonesia Cabang Erlangga
masih ditemukan perilaku yang tidak Semarang. Didapatkan umur kurir
aman seperti hanya memasang satu pos pada usia 20 sampai dengan 35
buah spion, keadaan ban yang licin tahun sebesar 33 orang (61,1%).
serta pemakaian alat pelindung diri Berdasarkan jenjang pendidikan
yang tidak lengkap. Hasil terakhir sebagian besar kurir pos
wawancara pendahuluan yang berada pada tingkat pendidikan
dilakukan kepada 10 orang kurir pos, SMA/SMK sebesar 87,0%.
6 kurir mengatakan pernah
mengalami kecelakaan saat bekerja Perilaku Safety Riding
mengantarkan paket barang dan Berdasarkan hasil penelitian
surat selain itu 8 orang kurir pos diketahui bahwa dari 54 orang kurir
mengaku pernah melanggar lalu yang dijadikan sebagai responden
lintas saat bekerja. terdapat 42% kurir yang tidak
Oleh karena itu peneliti tertarik berperilaku aman dan 57,4% kurir
untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berperilaku aman dalam
saja yang mempengaruhi perilaku berkendara. Perilaku safety riding
aman berkendara (safety riding) dilakukan tidak hanya saat
pada kurir pos sepeda motor PT. berkendara namun juga sebelum
Pos Indonesia cabang Erlangga berkendara dan sesudah
Semarang. berkendara.
Perilaku sebelum berkendara
B. METODE PENELITIAN pada kurir pos diketahui sebesar
Jenis penelitian ini adalah 27,8% kurir pos tidak memanaskan
penelitian penelitian kuantitatif mesin motor sebelum berkendara.
bersifat deskriptif dengan metode Memanaskan mesin 1-2 menit
cross sectionalatau studi potong sebelum berkendara berfungsi untuk
lintang. Populasi dalam penelitian ini melumasi mesin dan menjaga agar
sebesar 123 orang dengan sampel mesin lebih awet dengan begitu
yang diambil sebanyak 54 orang kondisi kendaraan dapat terjaga
kurir pos. Metode pengambilan dengan baik sehingga kondisi
sampel secara insidental (incidental sepeda motor aman dan tidak
sampling) membahayakan saat digunakan.
Analisis data yang dilakukan Kemudian sebesar 22,2%
adalah analisis univariat dan bivariat. responden tidak mengatur posisi
Analisis univariat dilakukan untuk spion sebelum berkendara serta
mendapatkan gambaran distribusi sebesar 27,8% kurir pos mengaku
frekuensi dari variabel dependen tetap berkendara walaupun keadaan
dan independen. Sedangkan analisis tubuh sedang tidak fit.
bivariat digunakan untuk mengetahui Perilaku safety riding saat
hubungan antara variabel bebas dan berkendara, terkait APD saat
variabel terikat. Analisis bivariat berkendara sebesar 100%
dilakukan menggunakan uji chi responden telah menggunakan helm
square (CI: 95%) SNI. sebesar 64,8% responden tidak
menggunakan masker dan sarung
tangan saat berkendara.

348
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Penggunaan masker dan sarung baik terhadap safety riding dan


berguna bagi keamanan dan 42,6% memiliki pengetahuan yang
kesehatan pengendara. baik terhadapa safety riding.
Penggunaan masker berfungsi Berdasarkan hasil tabulasi silang
melindungi pengendara dari polusi menunjukan bahwa responden
udara sehingga dapat terhindar dari dengan perilaku safety riding yang
gangguan pernapasan dan infeksi tidak aman lebih banyak pada yang
saluran pernapasan seperti ISPA memiliki pengetahuan safety riding
sedangkan penggunaan sarung yang tidak baik sebesar 54,8%
tangan berfungsi melindungi tangan dibanding dengan responden yang
pengendara memiliki pengetahuan safety riding
Perilaku setelah berkendara baik sebesar 26,1%. Hasil uji chi
salah satunya adalah dengan square menunjukan bahwa terdapat
melakukan servis rutin dan hubungan antara pengetahuan dan
penggantian oli sesuai jadwal yang perilaku safety riding.
ditentukan dari dealer atau sesuai Hasil penelitian ini sejalan
dengan ketentuan pada buku dengan penelitian yang dilakukan
pedoman atau manual handbook sebelumnya oleh Melisa Arini tahun
yang berasal perusahaan sepeda 2013, yang menyebutkan terdapat
motor. Pada peneletian ini diketahui hubungan bermakna antara
sebesar 40,7% tidak melakukan pengetahuan yang dimiliki oleh
servis rutin sesuai jadwal dan pengendara ojek sepeda motor
sebesar 27,8% tidak mengganti oli dengan perilaku safety riding.5
secara rutin. Servis rutin dilakukan Adanya hubungan antara
sebagai upaya untuk menjaga pengetahuan dan perilaku safety
kualitas kendaraan tetap baik serta riding ini karena semakin luas
mendeteksi komponen kendaraan pengetahuan seseorang maka
yang tidak berfungsi semestinya semakin positif perilaku yang
agar tidak membahayakan saat dilakukannya. Pengetahuan
sepeda motor digunakan, semakin bermanfaat bagi seseorang dalam
jauh jarak tempuh sepeda motor mengambil suatu keputusan
maka penggatian oli yang harus terhadap suatu tindakan, semakin
dilakukan juga harus lebih sering.6 baik pengetahuan seseorang maka
semakin bijak dalam mengambil
Pengetahuan Safety Riding keputusan dalam bertindak.8
Pengetahuan merupakan hasil
dari pengindraan terhadap suatu Sikap Safety Riding
objek tertentu seperti melalui Sikap merupakan respon atau
pengelihatan, pendengaran, reaksi seseorang masih tertutup
penciuman, rasa dan raba. terhadap suatu objek atau stimulus.
Pengetahuan yang dimiliki Sikap belum merupakan suatu
seseorang mempunyai intensitas tindakan atau aktifitas, namun
yang berbeda-beda yang secara merupakan predisposisi dari suatu
umum dibagi menjadi 6 tingkatan tindakan.8Hasil penelitian yang
yaitu tahu, memahami, aplikasi, dilakukan pada kurir pos PT. Pos
analisis, sintesis dan evaluasi.7 Indonesia Cabang Erlangga
Berdasarkan hasil penelitian Semarang diketahui sebesar 51,9%
yang telah dilakuakan diketahui responden memiliki sikap positif
bahwa sebesar 57,4% kurir pos terhadap safety riding dan 48,1%
memiliki pengetahuan yang kurang memiliki sikap negatif.

349
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pada penyataan sikap positif penghargaain dari orang


sebagian besar responden lain/prestise (esteem needs), serta
menjawab dengan jawaban positif, kebutuhan aktualitas diri (self
yaitu setuju dan sangat setuju begitu actualization needs). Motvasi
juga pernyataan sikap negatif, berperilaku aman dalam berkendara
responden lebih banyak menjawab adalah alasan seseorang untuk
dengan jawaban negatif, yaitu tidak bertindak dalam rangka memenuhi
setuju dan sangat tidak setuju. kebutuhan akan keselamatan dalam
Hasil tabulasi silang berkendara.
menunjukan bahwa responden Berdasarkan hasil penelitian
dengan perilaku safety riding yang diketahui bahwa sebesar 50%
tidak aman lebih banyak yang responden memiliki motivasi baik
memiliki sikap negatif terhadap terhadap perilaku safety riding begitu
safety riding sebesar 61,5% juga sebesar 50% responden
dibandingkan dengan responden memiliki motivasi buruk terhadap
yang memiliki sikap positif terhadap safety riding.Hasil tabulasi silang
safety riding sebesar 25,0%. diketahui responden dengan perilaku
Berdasarkan uji chi square pada safety riding yang tidak aman lebih
sikap dan perilaku safety riding, banyak pada yang memiliki motivasi
diketahui bahwa terdapat hubungan buruk terhadap safety riding sebesar
antara sikap dan perilaku safety 66,7% dibandingkan dengan
riding. responden yang memiliki motivasi
Hasil penelitian ini sejalan baik terhadap safety riding sebesar
dengan penelitian yang dilakukan 18,5%.
sebelumnya oleh Melisa Arini tahun Hasil uji chi square pada
2013 yang menyebutan bahwa motivasi dan perilaku safety riding,
terdapat hubungan bermakna antara diketahui bahwa terdapat hubungan
sikap yang dimiliki oleh pengendara antara motivasi dan perilaku safety
ojek sepeda motor dan perilaku riding.Hal ini sejalan dengan
safety riding.5 penelitian yang dilakukan
Adanya hubungan antara sikap sebelumnya tahun oleh Perwitta Sari
dan perilaku safety riding karena tahun 2015 yang menyebutkan ada
sikap merupakan salah satu hubungan bermakna antara motivasi
komponen yang dapat salah mengenai safety riding pada
membentuk kecenderungan pengguna sepeda motor
tindakan (tend to behave).7Dengan Karanganyar dan perilaku disiplin
mengubah sikap seseorang maka dalam berlalu lintas.10Adanya
dapat mengubah perilakunya dalam hubungan anatara motivasi dan
berlalu lintas.9 perilaku safety riding karena jika
seseorang memiliki motivasi tinggi
Motivasi Safety Riding terhadap keselematan diri dalam
berkendara maka akan mengambil
Motivasi adalah kebutuhan yang tindakan atau berperilaku yang
dimiliki oleh setiap orang, motivasi cenderung mewujudkan
dalam digolongkan menjadi 5 kebutuhannya akan rasa
tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis keselamatan dengan cara
(physiological needs), kebutuhan berperilaku aman (safety riding).
keamanan (safety needs), Motivasi keselamatan diri timbul
kebutuhan akan kasih sayang (love karena dorongan dari dalam diri
needs), kebutuhan akan

350
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

individu untuk menjamin bahwa menyebutkan tidak ada pengaruh


dirinya dalam keadaan aman.11 teman kerja sebesar 60,0%
Hasil penelitian menunjukan dibanding dengan responden yang
bahwa sebagian besar kurir pos menyebutkan ada pengarauh teman
telah memliki motivasi yang baik kerja sebesar 27,6%. Berdasarkan
terhadap pentingnya menjaga uji chi square pada peran teman
keselamatan saat bekerja kerja dan perilaku safety riding,
mengantarkan barang dan surat. Hal diketahui bahwa terdapat hubungan
ini dapat dilihat dari motivasi kurir antara peran teman kerja dan
pos dalam berkendara dengan perilaku safety riding.
menggunakan helm, mematuhi Hal ini sesuai dengan
rambu yang ada serta merawat penelitian yang dilakukan
kondisi kendaraan mereka karena sebelumnya oleh Dine wahyu tahun
mereka sadar akan pentingnya 2015 yang menyebutkan bahwa
keselamatan berkendara. terdapat hubungan yang bermakna
antara pengaruh teman sebaya pada
Peran Teman Kerja mahasiswa pengendara sepeda
Pengaruh teman kerja motor dan perilaku safety
terlebih ditingkatan umur dan riding.13Adanya hubungan pengaruh
kedewasaan yang hampir sama atau teman kerja dengan perilaku
biasa disebut dengan teman sebaya. seseorang dikarenakan perilaku
Pada dasarnya manusia memiliki manusia adalah sebagai suatu
keinginan untuk bersatu dengan fungsi dari interaksi antara individu
masyarakat dan bersatu dengan dengan lingkungannya dan
alam, kemudian terbentuklah lingkungannya tersebut seperti
kelompok-kelompok sosial yang budaya, keluarga, teman-teman, dan
menempatkan individu degan orang kelompok-kelompok social serta
lain disekitarnya, dengan kelompok pengaruh-pengaruh lain yang
tersebut terjadilah pertukaran dialami memainkan peran yang
informasi yang akan mempengaruhi cukup besar dalam membentuk
perilaku seseorang.12 perilaku seseorang.14
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui 29 kurir pos (53,7%) Masa Berkendara
membenarkan adanya peran teman Masa berkendara merupakan
kerja dalam praktik berkendara lamanya kerja sebagai kurir di PT.
aman. Sedangkan 25 responden Pos Indonesia Cabang Erlangga
(46,3%) menyebutkan tidak adanya Semarang dari awal hingga saat
peran teman kerja dalam praktik penelitian ini dilakukan. Berdasarkan
berkendara aman. Peran teman hasil penelitian diketahui bahwa kurir
kerja yang dimaksud disini adalah, pos memiliki masa kerja pada 1-10
peran dalam mencontohkan perilaku tahun yaitu sebesar 43 orang
berkendara aman, peran untuk (79,6%) dan yang memiliki masa
mengingatkan jika ada kondisi kerja 11-20 tahun sebesar 11 orang
kendaraan yang tidak sesuai dan (20,4%).Hasil tabulasi silang
dapat menimbulkan bahaya, serta diketahui responden dengan perilaku
mengingatkan jika terdapat perilaku safety riding yang tidak aman lebih
yang tidak aman. banyak pada yang memiliki masa
Hasil tabulasi silang berkendara 11-20 tahun sebesar
diketahui responden dengan perilaku 45,5% dibandingkan dengan
safety riding yang tidak aman responden yang memiliki masa

351
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berkendara 1-10 tahun sebesar riding yang tidak aman lebih banyak
41,9%. Berdasarkan uji chi square pada yang memiliki kondisi
pada masa berkendara dan perilaku kendaraan yang tidak sesuai standar
safety riding, diketahui bahwa tidak sebesar 56,5%. Dibanding dengan
terdapat hubungan antara masa responden yang memiliki kendaraan
berkendara dan perilaku safety sesuai standar sebesar 32,3%.
riding. Berdasarkan uji chi square pada
Hal ini tidak sesuai dengan kondisi kendaraan dan perilaku
penelitian yang dilakukan oleh safety riding, diketahui bahwa tidak
Nurtanti tahun 2002 yang terdapat hubungan antara kondisi
menyebutkan bahwa proporsi kendaraan dan perilaku safety riding.
pengendara yang berperilaku tidak Hasil penelitian tersebut tidak
aman akan menurun seiring sesuai dengan penelitian
bertambahnya pengalaman atau sebelumnya yang dilakukan oleh
masa kerja.15Tidak adanya Melisa tahun 2013 meyebutkan
hubungan antara masa berkendara terdapat hubungan yang bermakna
dengan perilaku safety riding antara kondisi kendaraan
mungkin diakibatkan karena adanya penegndara ojek sepeda motor
perbedaan tingkat pengetahuan, dengan perilaku berkendara aman.
keterampilan dan kesadaran kurir Kondisi kendaraan tidak
pos antara yang memiliki masa kerja berhubungan dengan perilaku safety
10-20 tahun dengan masa kerja 1-10 riding dapat dilihat dari
tahun. kecenderungan masih ada sebesar
32,3% kurir yang kondisi sepeda
Kondisi Kendaraan motornya tidak sesuai standar
Kondisi kendaraan yang laik namun tetap berperilaku aman
jalan sesuai dengan yang tercantum dalam berkendara. Namun
pada pasal 285 Undang-undang berdasarkan penelitian yang telah
Nomor 22 Tahun 2009 yaitu dilakukan terdapat kurir yang belum
persyaratan teknis dan laik jalan melakukan servis berkala dan
yang meliputi kaca spion, klakson, mengganti oli rutin, sehingga masih
lampu utama, lampu rem, lampu ada kendaraan yang kondisinya
penunjuk arah, alat pemantul tidak sesuai standar.
cahaya, alat pengukur kecepatan, ketidaksesuaian itu harusnya segera
knalpot, dan kedalaman alur ban. diperbaiki dan dikontrol melalui
Safety riding menjelaskan bahwa servis rutin kendaraan, terlebih PT.
pentingnya kondisi kendaraan yang Pos Indonesia telah menganggarkan
dipersiapkan sebelum berkendara. dana khusus untuk perawatan
Penerapan safety riding pada kendaraan. Karena melalui servis
kondisi kendaraan antara lain rutin dapat diketahui komponen apa
pengecekan rem, ban, instrumen yang tidak berfungsi sebagaimana
lampu, dan kaca spion.16 mestinya untuk segera ditangani
Berdasarkan hasil penelitian agar tidak menimbulkan celaka
diketahui sebesar 54,7% respoden selama berkendara. Pemeliharaan
memiliki kondisi kendaraan yang kendaraan yang penting dilakukan
sesuai standar dan sebesar 42,6% seperti rem, ban, dan lampu menjadi
memiliki kondisi kendaraan yang faktor utama pencegahan terjadinya
tidak sesuai standar. kecelakaan.16
Hasil tabulasi silang diketahui
responden dengan perilaku safety

352
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Ketersediaan APD helm, jaket ataupun sepatu, selain


Alat Pelindung Diri selama itu karena kurir merasa penggunaan
berkendara digunakan untuk APD seperti masker dan sarung
melindungi pengendara dri paparan tangan menganggu kenyamanan
yang dapat menimbulkan gangguan dan kemudian terdapat juga
pada kesehatan dan keselamatan sebagian kurir tidak menggunakan
selama berkendara. APD yang masker dan sarung tangan juga
dimaksud berupa helm karena mereka tidak memilikinya.
SNI,jaket,masker,sarung Meskipun masker dan sarung
tangan,sepatu.9 tangan tidak mencegah terhadap
Berdasarkan hasil penelitian terjadinya kecelakaan namun
diketahui 63,0% responden memiliki penggunaanya dapat melindugi
APD yang lengkap dan sebalknya pengendara dari paparan
37,0% tidak memiliki APD lengakap. panas,polusi udara yang dapat
Ketidak lengkapan APD yaitu pada mengganggu kesehatan.
35,2% tidak memiliki masker dan
5,6% tidak memiliki sarung tangan.
Hasil tabulasi silang diketahui D. KESIMPULAN
responden dengan perilaku safety Berdasarkan penelitian yang
riding yang tidak aman lebih banyak telah dilakukan menegenai
yang memiliki APD lengkap sebesar “Faktor-faktor yang Berhubungan
44,1% dibanding dengan responden dengan Perilaku Safety Riding
yang memiliki APD tidak lengkap pada Kurir Pos Sepeda Motor di
sebesar 40,0%. Berdasarkan uji chi PT. Pos Indonesia Cabang
square pada ketersediaan APD dan Erlangga Semarang” disimpulkan
perilaku safety riding, diketahui sebagai berikut :
bahwa tidak terdapat hubungan 1. Karakteristik responden atau
antara ketersediaan APD dan kuri pos memiliki usia 20-35
perilaku safety riding. tahun sebesar 61,1%, berada
Hasil penelitian ini tidak sejalan di tingkat pendidikan
dengan penelitian yang dilakukan SMA/SMK sebesar 87%.
sebelumnya oleh Melisa Arini tahun 2. Masa mengendarai
2013 yang menyebutkan terdapat responden berkisar 1-10
hubungan bermakna antara tahun sebanyak 79,6% dan
ketersediaan APD yang dimiliki oleh 11-20 tahun sebanyak 20,4 %
pengendara ojek sepeda motor 3. Responden yang memiliki
dengan perilaku safety riding. Tidak perilaku safety riding yang
adanya hubungan dapat diketahui aman sebesar 57,4%
dari adanya kecenderungan 4. Responden memiliki
meskipun sebagian besar kurir pengetahuan baik sebesar
memiliki APD berkendara yang 57,4%, sikap yang positif
lengkap namun dalam praktiknya sebesar 51,9% dan motivasi
masih terdapat 64,8% responden yang baik sebesar 50%
yang tidak menggunakan sarung 5. Responden dengan kondisi
tangan dan masker saat berkendara. kendaraan yang sesuai
Kurir pos tidak menggunakan sebesar 57,4%, yang memiliki
masker dan sarung tangan karena ketersediaan APD lengkap
penggunaan sarung tangan dan sebesar 63%
masker masih dianggap APD tidak 6. Responden yang mengatakan
terlalu berpengaruh seperti halnya terdapat peran teman kerja

353
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

terhadap perilaku safety riding kondisi kendaraan yang


sebesar 53,7% layak digunakan.
7. Tidak terdapat hubungan 2. Melakukan kontrol
yang bermakna antara masa terhadap kelayakan
berkendara dengan perilaku kendaraan (work permit),
safety riding dan jika terdapat
8. Pada faktor predisposisi komponen kendaraan
terdapat hubungan antara yang tidak sesuai stadar
pengetahuan dan perilaku tidak dizinkan untuk
safety riding terdapat beroperasi
hubungan antara sikap dan mengantarkan paket.
perilaku safety riding dan 3. Melakukan pelatihan
terdapat hubungan antara safety riding kepada
motivasi dan perilaku safety karyawan diawal
riding. penerimaan kerja.
9. Pada faktor pemungkin tidak c. Bagi peneliti selanjutnya
terdapat hubungan antara 1. Gunakan metode indepth
kondisi kendaraan dan interview untuk menggali
perilaku safety riding tidak informasi lebih lengkap.
terdapat hubungan antara 2. Cari tahu penyebab
ketersediaan APD dan sering terjadinya
perilaku safety riding. kecelakaan agar dapat
10. Faktor penguat, terdapat dibuat intervensi sesuai
hubungan bermakna antara penyebab kejadiaannya.
peran teman kerja dan
perilaku safety riding. F. DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Perhubungan.
E. SARAN Angka Fatalitas Kecelakaan
a. Bagi Kurir Pos Jalan di Indonesia Cukup
1. Membiasakan melakukan Tinggi. 2012. < http://dephub.
pengecekan komponen go.id/post/read/angka-fatalitas
kendaraan sebelum dan kecelaka an-jalan-di-indonesia-
setelah berkendara. cukup-tinggi152 86>.accessed
2. Melakukan servis berkala on April, 7 2017.
dan mengganti oli secara 2. Radar Semarang. Angka
rutin untuk menjaga kecelakaan lalu lintas
kondisi kendaraan tetap (Lakalantas) di Kota
sesuai standar dan aman Semarang.2017.<https://radarse
untuk digunakan. marang.com/2017/02/24/satlant
b. PT. Pos Indonesia as-bentuk komu nitas-korban-
1. Lebih memperinci laka/>. accessed on April, 7
peraturan terkait 2017.
keselamatan berkendara 3. Sumiyanto, Andi.Pengaruh
bagi kurir, termasuk Sikap Individu dan Perilaku
mengatur kewajiban Teman Sebaya
memakai APD lengkap, Terhadap Praktik Safety Riding
kecepatan standar Pada Remaja. Semarang.2013.
berkendara dalam 4. Undang-Undang RI Nomor 22
mengantarkan paket, Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.

354
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

5. Melisa,Arini. Analisis Faktor- lalu lintas. FKM Universitas


faktor Yang Mempengaruhi Indonesia.2002
Perilaku Aman Berkendara 16. CDC.Motorcycle Safety
Pada Pengendara Ojek di Foundation (Safety
Universitas Indonesia. Depok : Riding).2005.
Universitas Indonesia.2013.
6. Honda. Jadwal Servis Berkala
Motor
Honda.<https://www.Hondaceng
kareng .com/jadwal-servis-
berkala-motor honda/>acces on
11 Juli 2017.
7. Notoadmodjo, S. Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta
: PT. Rineka Cipta. 2003.
8. Octaviani, Rowella. Gambaran
Pengetahuan,sikap,perilaku
pada staf Pria di Universitas
Indonesia.2009.
9. Ditjen Perhubungan Darat. Buku
Petunjuk Tata Cara Bersepeda
Motor diIndonesia. Jakarta:
Departemen Perhubungan
10. Perwitta Sari,Bayu.Hubungan
Motivasi dan Disiplin
Berlalulintas. Psikologi
Universitas Muhamadiyah
Surakarta. 2015.
11. Ikhsan, M. Lalu Lintas Dan
Permasalahannya. Kuliah umum
DIR LANTAS Polda DIY di
MSTT Pasca Sarjana. UGM
Yogyakarta.2009.
12. Wilodati. Pengaruh Teman
Sebaya dengan Perilaku
Bullying di Sekolah.Jurnal
sosietas.2012.
13. Prima,Dine Wahyu.Faktor-faktor
yang Berhubungan Dengan
Perilaku Safety Riding Pada
Mahasiswa Fakultas X
Universitas Diponegoro.
Universitas Diponegoro.2015.
14. Robert Krietner, Angelo Kinicki.
Organizazional Behaviour.
Salemba Empat:Jakarta.2013
15. Nurtanti.Gambaran perilaku
pengendara sepeda motor di
jalan Arteri Margonda Depok
terhadap kejadian kecelakaan

355

You might also like