Professional Documents
Culture Documents
Compensation& Benefit - Pay Levels, Mix, and Structure (S06)
Compensation& Benefit - Pay Levels, Mix, and Structure (S06)
Building Market-Competitive
Compensation Systems :
Designing Pay Levels, Mix, and
Structures.
Presented by
2nd Group
Alexander Siburian 2006608825
Joshua Ady Lubis 2006608970
Seruni Arifah Putri 1906419330
Yily Leoni 2006499162
Supervised by
Dr. Ir. Manerep Pasaribu, MM
Designing Pay Levels, Mix, and Pay Structures
Average pay of benchmark jobs set to average pay of Select Relevant Market Factors
similar jobs in comparable companies.—3M Relevant labor market must defined following areas:
• The same occupations/skills
Determining Externally Competitive Pay Levels and • Employees within the same geographic area
Structures • The same product & services
Study Case of
4
Source: Milkovich, G., Newman, J., Gerhart, B. (2017). Compensation (12th. edition) Chapter 8. New York: McGraw-Hill Irwin
What Information to Collect?
5
Source: Milkovich, G., Newman, J., Gerhart, B. (2017). Compensation (12th. edition) Chapter 8. New York: McGraw-Hill Irwin
Interpret Survey Results & Construct A Market Line:
Verify Data
Check accuracy of match Example of anomalies
ilustration
To check the accuracy, some
companies uses benchmark 1. Does any one company
conversion by conducting job dominate?
evaluation of the organization’s Look at Company 51, it dominates
highest & average total
benchmark jobs & the
compensation
corresponding survey job then 2. Do all employers show
determine their relative value.
similar patterns?
By reviewing the data beside, we
Check anomalies know that the patterns between
company is not similar. Such 5 of
the companies give long term
To check the anomalies, we should 1
incentives (LTI), but 7 of the
identify: companies doesn’t give any LTI
• Does any one company 3
3. Is there any outliers?
dominate? Look at Company 51, it gives
• Do all employers show similar maximum LTI $ 74,453. It’s an
patterns? outlier compare to other 4
• Is there any outliers? companies which give LTI as well.
6
Source: Milkovich, G., Newman, J., Gerhart, B. (2017). Compensation (12th. edition) Chapter 8. New York: McGraw-Hill Irwin
Statistical Analysis
pendekatan statistic untuk menganalisa Data survey, seperti
regresi, dan distribusi frekuensi :
1. Frekuensi Distribusi Membantu memvisualisasikan
informasi dan dapat menyoroti anomali yang terkait dengan
gaji, atau penyorotan kebijkanan yang berbeda
2. Central Tendency Mengurangi sejumlah besar data menjadi
satu angka, ada perbedaan antara mean dan weighted
mean di sejumlah perusahaan
3. Variation Membantu kita bagaimana harga tersebar di
pasar, standar Deviasi adalah mungkin ukuran paling umum
dari variasi, kemudian ada quartil dan persentil dengan
tujuan analisa survey gaji
8S
Source: Milkovich, G., Newman, J., Gerhart, B. (2017). Compensation (12th. edition) Chapter 8. New York: McGraw-Hill Irwin
From Policy to Practice : The Pay Policy Line
9S
Source: Milkovich, G., Newman, J., Gerhart, B. (2017). Compensation (12th. edition) Chapter 8. New York: McGraw-Hill Irwin
From Policy to Practice : Board Branding
Pembayaran Band tradisional mungkin hanya mengacu kepada gaji maksimal dan lokasi
kerja yang diterima oleh seorang manager, di era modern sekarang pembayaran gaji
manajer harus mengacu juga dan mempertimbangkan market pasar (Pertimbangan
pesaing) dan
Dua Langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan banding
1. Mengatur beberapa banyak band yang akan dilakukan, missal dari contributor ke
executive, GE menerapkan kompetensi sebagai pembeda
2. Harga Pita mengacu kepada harga pasar (professional senior, muda yang bergerak di
keuangan dan lain lainnya )
10S
Source: Milkovich, G., Newman, J., Gerhart, B. (2017). Compensation (12th. edition) Chapter 8. New York: McGraw-Hill Irwin
Balancing Internal and External Pressure : Adjusting The Pay Structure
Jadi dalam menentukan kompensasi ada dua hal yang perlu di perhatikan yang pertama adalah Job
structure orders job on the basis internal factors (reflects in job evaluation or skill certification) &
Pay Structure (on other hand, is anchored by the organization external competitive position and
reflected in its pay – policies)
Reconciling Differences
Job Structure ini adalah kompensasi yang dibuat oleh internal perusahan berdasarkan perhitungan keahlian
yang dibutuhkan (sertifikasi & training), terkadang juga ada tambahan kondisi fisik maupun kompetensi
yang dimiliki sehingga hal diatas menjadi pembeda kompensasi dari pekerja sedangkan Pay Structure
mengacu kepada ketentuan perbedaan di range market dengan evaluasi internal. Hasilnya seharusnya
mempertimbangkan harga di external terlebih dahulu, jangan sampai external lebih rendah. Keputusan atas
dasar kemanfaatnan dapat merusak integritas keputusan pembayaran
Market Pricing
Penetapan harga pasar mengurangi kekhawatiran pekerja akan Gaji dibawah standar pasar. Penentuan
harga pasar didapatkan dari beberapa metode seperti benchmarking dari beberapa perusahaan, dari
mulai yang terampil sampai yang biasa saja, tujuannya agar gaji lebih baik lagi
13
Source: Martocchio, Joseph J. (2018). Strategic Compensation: A Human Resource Management Approach (9th edition) Chapter 7
Using Published Compensation Survey Data
Defining the Relevant Labor Market Relevant labor markets represent the
The BLS presently conducts various surveys that provide the following types
fields of potentially qualified candidates for particular jobs. Companies collect
of information (the survey names are listed in parentheses): Wages
compensation survey data from the appropriate relevant labor markets. Relevant
(National Compensation Survey), Compensation cost trends (Employment
labor markets are defined on the basis of occupational classification, geography,
Cost Index; Employer Costs for Employee Compensation), Benefits (National
and product or service market competitors.
Compensation Survey)
Compensation Cost Trends Employment cost trends are measured by two Benchmark jobs have four characteristics: The contents are well known,
quarterly indexes measuring change over time in labor costs (ECI) and relatively stable over time, and agreed upon by the employees involved,
quarterly data measuring level of average costs per hour worked. The The jobs are common across a number of different employers, The jobs
Employment Cost Index (ECI) is a quarterly measure of changes in labor represent the entire range of jobs that are being evaluated within a
costs. It is one of the principal economic indicators used by the Federal company, The jobs are generally accepted in the labor market for the
Reserve Bank. purposes of setting pay levels.
14
Source: Martocchio, Joseph J. (2018). Strategic Compensation: A Human Resource Management Approach (9th edition) Chapter 7
Comparing Companies’ Jobs with Compensation Survey Data, Compensation professionals should be aware of
three compensation survey data characteristics. First, compensation surveys
Benchmark Jobs contain immense amounts of information.
15
Source: Martocchio, Joseph J. (2018). Strategic Compensation: A Human Resource Management Approach (9th edition) Chapter 7
16
Source: Martocchio, Joseph J. (2018). Strategic Compensation: A Human Resource Management Approach (9th edition) Chapter 7
Integrating Internal Job Structures with External Market Compensation Policies and Strategic Mandates, Compensation policies refer
Pay Rates: Earlier, we indicated that paying well below or well to choices that compensation professionals make to promote competitive
above the typical market rate for jobs can create a competitive advantage. Broadly, choices are made about pay level policies and pay mix
disadvantage for companies. Thus, it is important that policies. Pay Level Policies, Companies can choose from three pay level policies:
companies set pay rates by using market pay rates as reference Market lead, Market lag, Market match.
points. To this end, we use regression analysis, which is a
statistical analysis technique. Regression analyses enable
compensation professionals to establish pay rates for a set of
jobs that are consistent with typical pay rates for jobs in the
external market. We’ll apply regression analysis to determine
pay rates for the accountant I, accountant II, and accountant III
jobs listed in Table 7-2. Before presenting the regression
analysis technique, we need two sets of information: the job
evaluation point totals for each accountant job based on job
evaluation and the updated salary survey data.
21
Tabel 2, Persamaan II & IV perbedaan antara 2 hipotesis dengan memperluas
HYPOTHESIS persamaan upah dan tingkat permanen pengangguran regional (Blanchflower &
Oswald, 1994) bahwa perkiraan dampak pengangguran menjadi bias karena
variabel-variabel yang berkorelasi dengan pengangguran regional
Hipotesis perkiraan dari efek dua variabel spesifik perusahaan adalah diabaikan. Kecuali variabel harga konsumen regional.
bukan secara numerik atau statistik yang berbeda antara perusahaan
dengan tawar-menawar atau tanpa tawar-menawar local. Hasil Tabel 3, Hasil pengujian signifikansi pada dua variabel spesifik perusahaan dan
model monopsoni dinamis lebih relevan dan menunjukkan model tingkat pengangguran regional menggunakan model efek acak. Ditemukan
insider-outsider, yaitu model upah efisiensi, adanya hubungan positif spesifikasi hipotesis joint nol, baik variabel spesifik perusahaan maupun masalah
antara upah dan variabel spesifik perusahaan. pengangguran regional, dengan tegas ditolak hasil table 3 ini.
Raaum & Wulfsberg (1998) penggunaan data panel untuk (Johansen, 1996, 1999) Perkiraan efek nilai tambah per pekerja lebih kecil dari
perusahaan2 manufaktur di Norwegia, dicocokkan dengan perkiraan tingkat industri yang disebut fenomena agregasi.
pengangguran regional. Hasil penelitian adanya elastisitas positif
terhadap pengangguran terbuka regional. Yaitu adanya perbedaan 2 (Wulfsberg (1997) Perkiraan efek jangka panjang menggunakan data panel level
studi data panel menggunakan model efek tetap, yang meneliti perusahaan, karena faktor individu memiliki hubungan positif antara tingkat
perbedaan upah regional karena dampak waktu-invarian yang sulit upah dan kondisi spesifik perusahaan.
diamati.
Hasil penelitian akhir, tingkat upah signifikan lebih rendah pada wilayah
Perkiraan dampak pengangguran (Tabel 2), Persamaan I & III adalah dengan tingkat pengangguran tinggi dibandingkan dengan wilayah tingkat
campuran dari dampak negative kurva upah dan dampak positif pada pengangguran rendah. Dan tingkat upah lebih kuat responsif hubungan
perbedaan upah kompensasi. Brunstad & Dyrstad 1997 menemukan nya terhadap pengangguran regional dibandingkan dengan data panel
bukti kompensasi perbedaan upah di Norwegia berdasarkan data kondisi spesifik perusahaan di Norwegia (studi Dyrstad &
Johansen, Raaum & Wulfsberg, 1998).
lokasi wilayah industri dan pekerjaan yang berbeda. 22
ARTICLE DISCUSSION #18
(Brown & Medoff 1989; Groshen 1991; Oi & Idson 1999) A. Pelengkap dalam Produksi (Complementarities in Production)
Kesenjangan upah & ukuran perusahaan berhubungan positif
dan kondisi tiap negara berbeda. Gap upah tetap ada untuk Mengatur pola penyortiran pada kompetitif matching model pekerja dan jenis
perusahaan ukuran lebih besar dan cenderung memberikan pekerjaan yang heterogen. Pekerjaan dibedakan oleh tingkat kemampuan
tambahan tunjangan seperti asuransi kesehatan, dan total manajerial (Kremer Becker, 1973, Sattinger, 1979). Ekuilibrium penugasan
kompensasi yang lebih besar (Oi 1983; Even dan Macpherson memaksimalkan produksi di seluruh ekonomi dan komplementaritas produksi
1994). tambahan yang tinggi dari hasil mencocokkan pekerja berkemampuan tinggi
dengan manajer berkemampuan tinggi, atau komplementaritas kemampuan
Kesenjangan upah ada untuk ukuran perusahaan yang lebih manajerial dan total labor input pekerja, berperan penting dalam matching
besar, untuk pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang model & produksi hierarkis dari Lucas (1978) & Rosen (1982) (Waldman,1984).
lebih tinggi, yang merupakan salah satu ukuran
kemampuan (Mellow 1982; Oi 1983; Barth et al. 1987). B. Model Garicano & Rossi-Hansberg (GR)
dan Prediksi yang Tidak Dapat Diuji
Literatur empiris yang lebih baru, tidak menemukan
penyebab kenaikan upah karena faktor modal manusia Garicano & Rossi-Hansberg (2004, 2006; Model GR) memprediksi jumlah
spesifik/tertentu di perusahaan selain modal manusia industri pekerja di perusahaan dengan teknologi memetakan kemampuan pekerja,
atau pekerjaan spesifik (Neal 1995; Kambourov dan Manovski upah meningkat secara dramatis untuk pekerja / manajer berkemampuan
2009). tinggi yaitu cakap mengawasi pekerja produksi di perusahaan size lebih
besar. Model GR struktur dan memastikan semua tingkat
Matching model hierarkis yang memotivasi pekerjaan empiris pekerja menggunakan data upah, ukuran perusahaan, dan tanggung jawab
tidak mengacu pada spesifik modal manusia, atau motivasi pekerjaan.
lain yang mempertimbangkan masa kerja. Penelitian fokus
pada tipe pekerjaan seorang pekerja saat ini, bukan C. Prediksi Numerik yang Dapat Diuji untuk Upah, Tanggung Jawab
karena pekerja dari eksternal recruiters atau promosi Pekerjaan, dan Ukuran Perusahan
internal, atau kepemilikan independen dari total pengalaman
pasar tenaga kerja (Brown & Medoff 1989). Kemampuan pekerja tidak diukur dengan baik pada data tenaga kerja khusus,
Peneliti menggunakan data upah, ukuran perusahaan, dan tanggung jawab
(Teknologi,Doms, Dunne, Troske (1997) melaporkan gap upah pekerjaan untuk menganalisis prediksi model GR. Manajer terbaik
pada size perusahaan yang sama ada tiga tingkat tanggung mendapatkan upah 1,86 dan manajer terburuk kemampuan rata-rata
jawab pekerjaan untuk 258 pabrik di AS. Adopsi teknologi mendapatkan upah 0,963. Pekerja produksi yang paling mampu memperoleh
berhubungan dengan ukuran perusahaan dalam ekuibilirium upah indiferen 0,963, dan pekerja yang paling tidak mampu mendapatkan
(termasuk hierarki model pencocokan). upah 0,708. (Model GR 2004 & GR 2006). 25
Source: Fox, J. T. (2009). Firm-size wage gaps, job responsibility, and hierarchical matching. Journal of Labor Economics, 27(1), 83-126.
D. Pelengkap tanpa Perbedaan Kemampuan
Data Overview
Gibbons & Waldman (1999) bahwa arus produktivitas adalah hasil
kompleks dari pilihan pekerjaan masa lalu, pelatihan, learning by doing, Data jurnal dari Swedia dan Amerika Serikat, sebagai outlier banyak
sekolah, insentif, dan mekanisme lainnya. Formulasi model Calvo dan karakteristik pasar tenaga kerja. Periode sampel, 1970-1990, tawar-
Wellisz (1978), pekerja yang lebih banyak usaha akan menerima lebih menawar upah terpusat dengan serikat pekerja dalam menetapkan
banyak bayaran. Contoh produksi hierarkis dari teori Kremer. manajer upah di Swedia. Data SAF berisi sekitar 60% pekerja kerah putih dan
dengan upaya lebih akan menerima upah lebih banyak daripada pekerja biru di sektor swasta di Swedia tahun 1970-1990.
(fungsi produksi GR menghasilkan kualitas yang sama pada pola
keseimbangan upah, peningkatan produktivitas kerja disertai upah yang Data SIPP sampel populasi sipil Amerika Serikat tahun 1996–99.
lebih tinggi), Calvo dan Wellisz (1978). Kesenjangan upah dan ukuran perusahaan tradisional adalah
berhubungan positif, di Swedia gap upah lebih kecil dari di AS.
E. Input Tenaga Kerja dan Kemampuan Pekerja
Kesenjangan Upah - Ukuran Perusahaan Swedia berdasarkan
Tanggung Jawab Pekerjaan
Gambar 2 stratifikasi tanggung jawab pekerjaan dalam keseimbangan
atau kemampuan yang tidak teramati atau fungsi leksikografis (tanggung Data penelitian mencakup penugasan pekerjaan lebih dari setengah
jawab pekerjaan dan ukuran perusahadi an). Persentase pekerja pemula pekerja sektor swasta di Swedia. Upah mengalami regresi pada ukuran
di persentil ke-75 di perusahaan kecil berada di level lebih tinggi pada perusahaan dan karakteristik perusahaan lainnya. Eksperimen
hierarki dan memiliki kemampuan lebih di perusahaan size besar. Gap membandingkan pekerja di perusahaan besar dan kecil pada jenis
upah & ukuran perusahaan sedikit turun tetapi bertahan ketika ukuran industri dan lokasi geografis yang sama tetapi tidak tidak
kemampuan disertakan. Calvo dan Wellisz (1978) mempertahankan kemampuan pekerja secara konstan. Model GR
memprediksi rentang kendali lebih besar di perusahaan lebih besar. Hasil
F. Ukuran Pendirian, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran Hirarki penelitian: semua pekerja kerah putih dengan tingkat tanggung jawab
yang sama, memiliki rentang kendali lebih besar di perusahaan lebih
Satu perusahaan dapat memiliki banyak perusahaan fisik yang berbeda. Ukuran besar (gap upah rentang kendali meningkat disertai besarnya tanggung
perusahaan dan pendirian relevan untuk hierarki dan pengawasan. Model GR jawab pekerjaan). (Davis and Henrekson, 1999)
dimana jumlah level hierarki tidak terbatas di setiap perusahaan, ada opsi untuk
menjadi wiraswasta, perusahaan ada faktor ekuilibrium dan hierarki secara A. Tugas dan Peringkat (Ranks) Pekerjaan
endogen.
B. Kesenjangan Upah - Ukuran Perusahaan berdasarkan Tanggung
Koordinasi antar perusahaan dapat melalui kontrak. Ada teori model pencocokan Jawab Pekerjaan untuk Tugas Pekerjaan Besar
dan manajer umum di setiap perusahaan (model ukuran perusahaan by Lucas).
C. Kesenjangan Upah Ukuran Perusahaan berdasarkan Kuantitas
Model GR bahwa pekerja dengan tanggung jawab pekerjaan individual bisa
Kuantitas Tanggung Jawab Pekerjaan
mengawasi lebih banyak karyawan di perusahaan size besar (model GR bisa
memilki kontrol lebih besar di perusahaan besar). Jadi ukuran perusahaan dan D. Rentang Kontrol dan Ukuran Perusahaan serta Kesenjangan Upah
ukuran pendirian sebagai ukuran hierarki menentukan kesenjangan upah antar
Upah Upah Rentang Kontrol
ukuran hierarki secara positif. Mellow (1982), Oi (1983), and Barth et al. (1987) 26
Source: Fox, J. T. (2009). Firm-size wage gaps, job responsibility, and hierarchical matching. Journal of Labor Economics, 27(1), 83-126.
RESEARCH MODEL
Firm-Size Wage Gaps
Job Controlled by Variable
Responsibility
Firm-Size Education,
Wage Gaps industry,
Collective bargaining with
Union/Workers,
Region,
Spans of City Size,
Control Hours of work,
firm size and
Age
Profitability
Market Competitiveness
Pay for performance
(Tournament Model)
Data menunjukkan seorang manajer / eksekutif menerima upah sesuai Kesenjangan upah dan ukuran perusahaan juga melibatkan preferensi
jumlah pekerja yang disupervisi dengan ukuran perusahaan yang lebih homogeny pekerja atau kompensasi perbedaan upah. Dengan preferensi
besar. Pada pekerja tingkat pemula akan menerima upah yang sama di homogen, beberapa perusahaan besar memberikan lingkungan kerja yang
semua jenis perusahaan. Model rentang kendali ini tidak memprediksi buruk. Misal, sekolah swasta elit ukuran kecil mampu mempekerjakan guru
kesenjangan upah dan ukuran perusahaan secara positif untuk semua kualitas sangat baik tetapi dibayar upah rendah karena preferensi guru non-
tingkat tanggung jawab pekerjaan (bertentangan dengan data) (Gabax upah mempunyai siswa2 yang baik. Namun, kondisi kerja belum secara positif
dan Landier 2008). menghilangkan kesenjangan upah dan ukuran perusahaan (Troske 1999). Pada
preferensi-mogeneous menemukan perusahaan yang lebih besar memiliki
Teknologi manajerial Model GR, tidak diperuntukkan untuk semua turn over pekerja yang lebih sedikit (Idson 1996).
perusahaan. Misal perusahaan retail besar Walmart di A.S. membayar
upah eksekutif lebih banyak dan membayar pekerja pemula lebih D. Kurva Penawaran Tenaga Kerja Miring ke Atas pada Perusahaan
sedikit daripada perusahaan retail yang lebih lama dan lebih kecil eg. Perorangan
PT Sears. Di Walmart, tugas supervisi juga dibantu IT, sehingga unit
input pengawasan dari seorang manajer lebih efisien. Kesenjangan upah dan ukuran perusahaan menunjukkan peningkatan seiring
bertambahnya usia pekerja (kurva penawaran tenaga kerja masing-masing
B. Model Rent Sharing perusahaan miring ke atas). Perusahaan ukuran besar perlu membayar upah
lebih tinggi dan mempekerjakan lebih banyak pekerja.
Menunjukkan perusahaan yang lebih menguntungkan akan membayar
upah pekerja lebih tinggi; berdasarkan data, perusahaan lebih besar Model pencarian keseimbangan menunjukkan preferensi pengetahuan
lebih banyak menguntungkan nya. Kesenjangan upah dan ukuran ketrampilan pekerja dan tingkat peluang kerja di berbagai perusahaan (Burdett
perusahaan (log) harus dikurangi dengan tanggung jawab pekerjaan. dan Mortensen 1998). Literatur monopsony untuk kesenjangan upah dan
Jika perusahaan menaikkan upah sebesar persentase yang sama per ukuran perusahaan (Green, Machin, Manning 1996; Manning 2003) dimana
pekerja, kesenjangan upah dan ukuran perusahaan (log) tidak boleh perusahaan memaksimalkan keuntungan (kurva penawaran bor miring ke
bervariasi dengan tanggung jawab pekerjaan. Kesenjangan upah dan atas) dan harus mengeksploitasi kekuatan monopsoninya. Namun Kurva di
ukuran perusahaan (log) meningkat disertai tingkat tanggung jawab atas tidak melibatkan fungsi produksi dan output produktifitas perusahaan,
pekerjaan lebih tinggi. Model rent sharing tidak memfasilitasi semua maka disarankan kesenjangan upah dan ukuran perusahaan harus relatif
kesenjangan upah dan ukuran perusahaan karena upah berkorelasi konstan dengan tanggung jawab pekerjaan.
dengan ukuran perusahaan tertentu bahkan setelah mengendalikan
keuntungan (Arai 2003).
28
PREPOSITION (cont’d)
E. Turnamen dan Kompensasi Tertunda F. Pelatihan Umum Sumber Daya Manusia
Model turnamen (Lazear dan Rosen 1981) dan terkait model kompensasi Barron dkk. (1987) menunjukkan perusahaan lebih besar menyediakan
tertunda (Becker, Stigler 1974; Lazear 1981) dimana janji kompensasi di beberapa jenis program latihan. Model ini menyarankan perusahaan
masa depan akan memotivasi kerja atau usaha pekerja hari ini. Model GR, harus mengurangi biaya pelatihan dari upah pekerja (Becker 1962).
pada perusahaan besar cenderung menggunakan kompensasi tertunda
jika produksi bersifat hierarkis dan kompensasi tertunda meningkatkan Program pelatihan SDM di AS tidak terbukti secara positif mengukur
input kinerja tenaga kerja pekerja. kesenjangan upah dan ukuran perusahaan pada semua tingkat
tanggung jawab pekerjaan. Pada penelitian Swedia, pekerja yang
Model Turnamen menjelaskan kesenjangan upah dan ukuran perusahaan menerima pelatihan, menjadi lebih produktif dan dipromosikan,
meningkat disertai tanggung jawab pekerjaan: dilaksanakan di perusahaan sehingga kesenjangan upah dan ukuran perusahaan dapat meningkat
besar, lebih banyak pekerja yang bersaing dalam turnamen, peningkatan disertai peningkatan tanggung jawab pekerjaan.
upah masa depan harus memotivasi pekerja dan memenangkan promosi.
Model turnamen dan kompensasi tertunda lebih sulit dilaksanakan pada
upah pekerja tingkat pemula dimana lebih tinggi rate nya di negara maju. G. Menggabungkan Beberapa Penjelasan
Jika upah tingkat pemula lebih tinggi, tapi memenangkan turnamen lebih Model menggabungkan beberapa penjelasan alternatif dengan
rendah, sehingga mengurangi motivasi pekerja. Karena kesenjangan upah menawarkan upah yang sama pada perusahaan dengan produksi
dan ukuran perusahaan ada efek positif di semua tingkatan pekerja di A.S., hierarkis. Misal, kesenjangan upah dan ukuran perusahaan untuk
Rencana turnamen konsisten terjadi pola kesenjangan upah di Swedia, pekerja tingkat pemula dengan kurva penawaran tenaga kerja yang
terbukti omset perusahaan lebih rendah di Swedia daripada di A.S. miring ke atas, dan peningkatan kesenjangan upah dan ukuran
perusahaan disertai peningkatan tanggung jawab pekerjaan yang
disebabkan oleh kompensasi model peserta turnamen.
29
HYPOTHESIS
Penelitian ini menunjukkan hubungan positif antara kesenjangan upah dan Seorang manajer yang paling mampu akan cocok dengan bawahan yang
ukuran perusahaan yang akan meningkat jika disertai tanggung jawab paling mampu juga dan mampu mengawasi bawahan jumlah besar (prinsip
pekerjaan, yaitu tingkat penugasan pekerjaan dan kode pekerjaan. keseimbangan / equilibrium).
Hubungan / Interaksi positif antara tanggung jawab pekerjaan dan ukuran Masalah dalam prediksi model upah adalah kemampuan dan produktivitas
perusahaan pada data upah regresi ada. Kesenjangan upah dan ukuran pekerja (input kontribusi tenaga kerja) tidak teramati dalam data pasar
perusahaan terjadi peningkatan disertai tanggung jawab pekerjaan pekerja tenaga kerja.
engineer (blue collar) di Swedia.
Pada model GR 2006 menunjukkan stratifikasi pekerjaan-tanggung jawab
Pada pekerja sales dan semua pekerja white collar di Swedia menggunakan pekerja terjadi keseimbangan, adanya kemampuan pekerja, adanya fungsi
ukuran kuantil tanggung jawab pekerjaan. Penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab pekerjaan dan ukuran perusahaan. Input kontribusi pekerja
kesenjangan upah rentang kendali terjadi peningkatan disertai tanggung dapat diamati (dalam hal proksi) jika tanggung jawab pekerjaan dan ukuran
jawab pekerjaan yang meningkat, meskipun kesalahan standar pekerja perusahaan dapat diukur.
tinggi.
Data Swedia model prediksi GR menunjukkan, pekerja dengan tingkat
Kesenjangan upah dan ukuran perusahaan terjadi peningkatan disertai tanggung jawab pekerjaan yang sama, dan rentang kendali yang lebih tinggi
peningkatan usia pekerja white collar di Swedia, tetapi konstan dan tidak terjadi di perusahaan yang lebih besar.
ada peningkatan untuk usia pekerja blue collar, dan karir pekerja blue collar
kemungkinan kecil meningkat dalam hierarki perusahaan. Kesenjangan Kesenjangan upah dan ukuran perusahaan seharusnya meningkat disertai
upah dan ukuran perusahaan terjadi peningkatan disertai peningkatan peningkatan tanggung jawab pekerjaan. Amplifikasi hasil sbb : produk
tanggung jawab pekerjaan untuk semua pekerja white collar dan blue collar marjinal manajer pada perusahaan besar sangat tinggi terjadi karena
di A.S. manajer mengawasi jumlah pekerja yang lebih banyak dan pekerja yang
lebih mampu.
Pada model penelitian lain, kesenjangan upah dan ukuran perusahaan
cenderung meningkat disertai peningkatan tanggung jawab pekerjaan bagi Prediksi empiris model pencocokan hierarkis diverifikasi di Swedia: terjadi
pekerja white collar (entry level vs manajerial) dan pekerja sales di A.S., rentang kontrol yang lebih besar di ukuran perusahaan yang lebih besar
tetapi terjadi penurunan untuk pekerja teknisi dan engineer (blue collar) di dengan mengawasi banyak pekerja yang memiliki tingkat tanggung jawab
A.S., sama.
30
References
Fox, J. T. (2009). Firm-size wage gaps, job responsibility, and hierarchical matching. Journal of Labor
Economics, 27(1), 83-126.
Johansen, K., Kristen, R., Thor, A. T. (2001). Firm profitability, regional unemployment and human
capital in wage determination. Applied Economics, 33, 113-121.
Martocchio, Joseph J. (2018). Strategic Compensation: A Human Resource Management Approach (9th
edition). Pearson: Harlow
Milkovich, G., Newman, J., Gerhart, B. (2017). Compensation (12th edition). McGraw-Hill: New York.
31S
THANK YOU FOR
YOUR ATTENTION!
Do you have any questions?