Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Utilitas: Pengembangan Produk Di Kafe Hoax Ancol
Jurnal Utilitas: Pengembangan Produk Di Kafe Hoax Ancol
Abstract
The study intended to describe the implementation of product development at Kafe
Hoax Ancol, a cafe at Taman Impian Jaya Ancol area managed by PT Pembangunan Jaya
Ancol. The research method used was qualitative descriptive method with the researcher as a
key informant. The research informants were the chef, the manager, and the head of product
development division. The data collected by participated observation, interviews, and
documents analysis. Then the data analyzed by the procedures of data reduction, data display,
and data verification. The research result showed that the product development process at Kafe
Hoax initiated by the reviews of food and beverages trends at the local and national level.
Inspired by the thoughts from the consumers, chef, and the trends, then the team developed a
new kind of menu. The developed product can be western style or Indonesian style, snacks or
desserts, with affordable prices. There was no specialized team for product development at the
cafe right now, the existed staffs unbrave to innovate with new menu, following the old menu
lists from the beginning. At the moment, a part time development product team will test the
product before listed at menu lists. After the menu passed from the test, then the marketing
team will use social media and brochures to promote the newly developed product.
Keywords: product development, qualitative research method, food and beverages
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pengembangan produk pada
Kafe Hoax Ancol di PT Pembangunan Jaya Ancol. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif deskriptif. Informan penelitian adalah Kepala Bagian
Pengembangan Produk, Manager dan Chef. Data dikumpulkan dengan cara observasi
partisipatif, wawancara dan analisis dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan langkah-
langkah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengembangan produk di Kafe Hoax Ancol dengan mengkaji kecenderungan mode yang ada
di industri makanan dan minuman di masyarakat. Hasil kajian tersebut kemudian dimodifikasi
menjadi produk yang dijual di kafe. Ahli memasak di kafe, serta pendapat dari konsumen,
melalui muatan kuesioner yang disampaikan, menjadi sumber inspirasi jenis produk yang
dijual. Jenis menu yang dijual adalah dari makanan Indonesia dan Barat, berupa kudapan
maupun makanan berat, dengan harga yang terjangkan konsumen umum. Kelemahan dalam
pengembangan produk adalah tidak adanya tim khusus untuk pengembangan produk, tidak
berani mencoba hal yang baru, serta selalu taat pada konsep awal pendirian kafe. Saat ini, tim
pengembang dadakan akan menguji produk sebelum diproduksi massal. Setelah lolos dari tim
penguji, maka produk akan mulai disosialisasikan oleh tim pemasaran, melalui sosial media
dan media brosur.
Kata kunci : Pengembangan produk, Penelitian Kualitatif, Makanan dan Minuman
Article Info
Received date: December 2018 Revised date: February 2019 Accepted date: April 2019
lain dengan Quality Function Development hasil modifikasi yang lama; 4) produk baru
(QFD).[6] Konsep ini dikembangkan oleh Prof. untuk menggantikan yang lama dengan
Yoji Akao dari Tamagawa University, Jepang. meningkatkan kinerja dan nilai; 5) produk yang
Fokus utamanya adalah melibatkan konsumen ada ditargetkan untuk pasar atau segmen baru,
dalam proses pengembangan produk sedini dan 6) produk baru dengan harga lebih rendah.
mungkin. Teknologi perlu dilibatkan dalam Ada beberapa faktor kegagalan dan
pengembangan produk (barang) dalam bentuk keberhasilan produk baru dilihat dari hasil yang
rekayasa proses, penggunaan bahan penunjang, dicapai produk terhadap tujuan kinerja
dan teknik pengemasan serta penyajiannya. manajemen atau perusahaan.[12]
Dengan demikian pengembangan produk tidak Faktor-faktor penyebab kegagalan produk
hanya semata-mata produk, tetapi melibatkan baru antara lain berupa ketidakmampuan
berbagai aspek yang saling berhubungan dari memuaskan kebutuhan pembeli potensial, tidak
sejak bahan mentah sampai ke penyajian signifikan perbedaannya dengan produk yang
kepada konsumen secara utuh.[7] ada; tidak sesuai harapan pembeli; proses
Pengembangan produk memerlukan tiga prinsip pengembangan produk yang lemah, dan harga
yaitu kesatuan sebagai tim, kepemimpinan, dan yang terlalu mahal serta tidak sesuai dengan
insentif. [8] nilai yang dipersepsikan konsumen. Sedangkan
faktor – faktor yang menyebabkan berhasilnya
Pengembangan Produk pengembangan produk baru, antara lain karena
“Kegiatan interdisipliner yang pemilikian keunikan dan kualitas yang superior;
membutuhkan kontribusi dari hampir semua pengetahuan dan pengenalan pasar sasaran
fungsi perusahaan; namun; tiga fungsi hampir yang lengkap, dan kemampuan menerjemahkan
selalu merupakan sentral untuk proyek konsep produk secara teknis dalam produksi
pengembangan produk pemasaran, desain dan barang ataupun jasa secara komersial.
manufaktur.”[9] Persaingan sangat sengit, dimana
“Mengembangkan konsep produk menjadi kecepatan dan fleksibilitas produk juga sangat
produk nyata untuk dapat memastikan bahwa penting. Oleh karena itu perlu pola baru
ide produk dapat diubah menjadi produk yang pengembangan produk. Oleh karena itu,
bisa dikerjakan.”[10] pengembangan produk pada perusahaan-
“Pengembangan produk strategi perusahaan terkemuka di Jepang, menurut
pemasaran yang mensyaratkan penciptaan penelitiannya, memiliki enam karakteristik
produk baru yang dapat dipasarkan; proses umum dalam pengelolaan pengembangan
konversi aplikasi untuk teknologi baru menjadi produk baru mereka yaitu: “built in instability;
produk yang dapat dipasarkan.”[11] self-organizing project teams; overlapping
Pengembangan produk merupakan “kegiatan development phases, “multilearning”, subtle
atau aktivitas yang dilakukan dalam control, dan organizational transfer of
menghadapi kemungkinan perubahan produk learning.” Built in instability adalah suatu
ke arah yang lebih baik, sehingga dapat kondisi dimana pimpinan tingkat atas
memberikan daya guna maupun daya pemuas mencanangkan proses pengembangan yang
yang lebih besar.” menandakan suatu tujuan yang luas atau arah
Kesimpulan dari beberapa teori mengenai strategi yang umum. Maka pimpinan proyek
pengembangan produk maka dapat akan menerjemahkan tujuan umum itu ke dalam
disintesiskan bahwa pengembangan produk langkah-langkah yang kongkret dengan
merupakan suatu aktivitas dalam merubah, kebebasan bergerak yang diberikan kepada
menambah, atau merumuskan kembali sebuah mereka. Self-organizing project teams adalah
produk yang dimana kegiatan produksinya adanya kepala tim-tim kecil yang dikendalikan
diawali dari analisis persepsi sampai dengan oleh kondisi yang ambigu dan fluktuatif.[13]
pengiriman produk. Fase pengembangan yang tumpang tindih
Enam kategori produk baru, berdasarkan (overlapping) merupakan kondisi dimana setiap
tingkat kebaruan (newness) bagi perusahaan bagian dari perusahaan memiliki horison waktu
dan bagi pasar. Keenam kategori tersebut yang berbeda-beda, namun mereka berusaha
adalah: 1) produk baru dengan penciptaan pasar membuat sinkronisasi dalam mencapai tujuan
baru; 2) produk baru dengan pertama kali perusahaan. Sedangkan multilearning adalah
memasuki pasar yang sudah ada untuk produk keharusan dari semua anggota pengembang
semacam (new product lines); 3) produk baru produk untuk belajar terus secara meluas dan
beragam keterampilan, juga didorong untuk Ide/gagasan yang sudah terkumpul masih
memiliki akumulasi pengalaman di luar area merupakan brainstorming biasanya belum
keterampilan awalnya. Misalnya para tenaga matang. Dan perlu disaring mana yang mungkin
penjualan diharuskan mempelajari bagaimana dikembangkan dan mana yang tidak. Dalam
produk nya dibuat oleh para insinyur menyaring ide/gagasan ini perlu daya prediksi
perusahaan pada kurun waktu tertentu. Subtle yang lebih tinggi. Sebab adakalanya ada ide
control (kontrol halus) adalah suatu cara yang dibuang malah menjadi prospek yang
mengawasi dengan memilih pimpinan proyek sangat menguntungkan di kemudian hari.
yang bisa diterima oleh mayoritas, lingkungan Dalam tahap penyaringan, ide/gagasan yang
kerja yang terbuka, mendorong pembuat produk terkumpul akan diseleksi berdasarkan jumlah
untuk mendengar pendapat pelanggan dan kriteria, seperti tujuan perusahaan, keunikan
penjual, membuat sistem evaluasi dan produk, ketersediaan bahan mentah, serta
penghargaan berdasarkan kinerja kelompok, kesesuaian antara gagasan produk dengan
mengelola perbedaan irama kerja dalam proses portofolio produk yang ada pada saat ini,
pengembangan, toleransi dan antisipasi fasilitas operasi/produksi yang tersedia dan
kesalahan, serta mendorong para pemasok kapabilitas perusahaan saat ini.
untuk bisa mengatur diri sendiri dalam irama Analisis bisnis secara rinci menganalisis
kerja produksi. Transfer of learning adalah beberapa hal seperti modal investasi yang
mengarah kepada akumulasi pengetahuan diperlukan, potensi pasar, dan tingkat harga.
kepada lintas tingkatan dan fungsional. Tahap pengembangan dan pengujian terdiri atas
Membagi pengetahuan keluar dari pengembangan produksi dan pengembangan
kelompoknya. produk yaitu suatu proses dimana para teknisi
menciptakan produk baru yang diinginkan.
Tahapan Proses Pengembangan Produk Selama tahap pengembangan produk, konsep
Baru produk ditransformasi menjadi satu atau
Ada delapan langkah untuk pengembangan beberapa model.
produk baru yaitu: 1) penciptaan ide produk; 2) Pengembangan strategi pemasaran untuk
penyaringan atau pemilihan ide produk; berbagai produk baru tergantung pada apakah
pengembangan dan pengujian konsep; produk baru ini termasuk dalam perbaikan
pengembangan strategi pemasaran; analisa tambahan (incremental improvement) atau baru
bisnis; pengembangan produk;uji pemasaran bagi pasar dan/atau perusahaan (new to the
(skala kecil), dan komersialisasi.[14] market dan/atau market). Dalam hal ini
Agar pengembangan produk baru dapat perusahaan mulai merencanakan strategi
berhasil, maka diperlukan proses pemasaran produk baru dengan memilih
pengembangan sistematik untuk segmentasi pasar tertentu, beserta teknik
mengkoordinasikan keputusan, kegiatan dan promosi yang digunakan.
fungsi yang diperlukan, untuk memindahkan Sebelum memasarkan atau meluncurkan
ide/gagasan atau konsep produk hingga sukses produk baru ke pasar sasaran, ada empat
secara komersial. Proses pengembangan produk keputusan yang harus ditetapkan yaitu 1)
baru dapat dikelompokkan dalam enam tahapan kapan/waktu, yaitu keputusan penentuan waktu
yaitu penciptaan gagasan, penyaringan dan yang tepat untuk memasarkan produk baru; 2)
evaluasi gagasan, analisis bisnis, kemana (strategi geografis), yaitu keputusan
pengembangan dan pengujian, strategi yang disusun berhubungan dengan
pemasaran dan pengujian pemasaran, dan lingkup/cakupan pasar yang akan dituju, apakah
komersialisasi produk akan di pasarkan secara regional,
Tahap pertama dalam proses nasional atau mencakup pasar internasional; 3)
pengembangan produk adalah penciptaan, kepada siapa (pasar sasaran), yaitu
penggalian atau pembangkitan ide/gagasan atau berhubungan dengan penentuan siapa
konsep produk yang cukup meyakinkan dan kelompok pembeli potensial yang terbaik yang
dapat memenuhi tujuan perusahaan. Tahap ini akan dijadikan sebagai sasaran promosi dan
merupakan pemilihan dari sejumlah ide dari distribusi produk baru yang mempunyai kriteria
berbagai sumber. Adapun sumber informasi kuat/tinggi dalam penerimaan produk,
atau ide dapat berasal dari: manajer perusahaan, pemakaian/penggunaan produk, mempunyai
pesaing, para ahli termasuk konsultan, para pendapat positif terhadap produk tersebut serta
penyalur, langganan atau dari lembaga lain. mudah dicapai tanpa memerlukan banyak
biaya, dan; 4) bagaimana (strategi pemasaran), Teknik analisa data yang digunakan adalah
yaitu perusahaan harus mampu menyusun suatu kualitatif deskriptif, yaitu dengan
rencana tindakan dalam pasar sasaran serta mendeskripsikan secara kualitatif, yaitu
melakukan perincian dan pengalokasian reduksi, penyajian, dan verifikasi data dari hasil
anggaran pemasaran baik menurut unsur-unsur penelitian mengenai implementasi
bauran pemasaran maupun menurut jadwal pengembangan produk pada Kafe Hoax PT.
waktu dari berbagai rencana kegiatan yang telah Pembangunan Jaya Ancol.
ditetapkan.
Penting pelibatan pelanggan dalam Pengembangan Produk di Kafe Hoax
pengembangan produk baru. Derajat Berdasarkan temuan penelitian yang
keterlibatan, pendukung, penghambat, dampak, peneliti amati mengenai pengembangan produk
dab juga luaran-luaran yang muncul pada di Kafe Hoax belum ada pedoman maupun
pelibatan ini perlu memperhatikan beberapa prosedur operasional baku (Standard
pertimbangan. [15] Operational Procedure) terkait pengembangan
Agar dapat berhasil, masalah produk itu sendiri. Pada kegiatan observasi
pengembangan produk ini harus ditangani oleh peneliti mendapatkan informasi dari ketiga
satu badan atau departemen tersendiri. informan untuk sementara ini mengenai alur
dari implementasi yang dilakukan oleh Kafe
Metode Penelitian Hoax dalam hal penerapan pengembangan
produk. Berdasarkan data dari para narasumber,
Tempat penelitian di lakukan di Kafe Hoax
maka peneliti menyimpulkan bagan alur proses
Kafe Hoax PT. Pembangunan Jaya Ancol yang
pengembangan produk di Kafe Hoax sebagai
beralamatkan di Kawasan Wisata Ancol Jl.
berikut:
Lodan Timur No.7, Ancol, Jakarta Utara,
Gambar 1
Jakarta 14430. Penelitian ini dilaksanakan
Alur Prosedur Implementasi Pengembangan
selama 8 bulan, dari Bulan Januari 2019 sampai
Produk Di Kafe Hoax
dengan Bulan Agustus 2019. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Sampel diambil dari 3 informan
yaitu satu Orang Manager, satu Orang Chef, dan
satu Orang Kepala Bagian Pengembangan
Produk. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi Partisipatif, peneliti datang ke
tempat kegiatan orang yang diamati, dan
ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Pemerolehan data mengenai
2. Wawancara Semiterstruktur, peneliti dalam pengembangan produk di Kafe Hoax, peneliti
proses pelaksanaan wawancara melakukan peroleh dari wawancara dengan 3 informan
dengan kebebasan sebebas-bebasnya dalam utama yang memahami mengenai
bertanya dan memiliki kebebasan dalam pengembangan produk secara akurat. Selain itu
mengatur alur dan setting wawancara, peneliti juga mewawancarai beberapa orang
namun memiliki batasan tema dan alur pemangku kepentingan (stake holders) dari
pembicaraan, kecepatan wawancara dapat di Kafe Hoax Ancol, yaitu pelanggan dan
prediksi, fleksibel namun tetap terkontrol pengurus wisata Ancol
dalam hal pertanyaan dan jawaban serta
terdapat pedoman wawancara (guideline Pengembangan gagasan
interview) yang dijadikan patokan dalam Dari pembahasan hasil observasi,
membuat pertanyaan wawancara yang wawancara dan dokumentasi peneliti
disesuaikan dengan tema-tema yang telah menyimpulkan bahwa ide merupakan langkah
dibuat. awal yang dilakukan oleh Kafe Hoax Ancol
3. Dokumentasi, peneliti mendapatkan sebelum melakukan pengembangan produk
beberapa dokumentasi dalam bentuk gambar baru. Ide-ide yang telah terkumpul akan
yang berhubungan dengan tahapan ditampung oleh tim pengembangan. Kemudian
pengembangan produk dan catatan lapangan tim pengembangan akan saling berdiskusi
selama melakukan penelitian. bersama pihak internal lainnya untuk
menseleksi ide-ide yang sesuai dengan konsep karena itu, proses penyimpanan memerlukan
kafe yang kekinian serta keinginan pengunjung, tempat yang cukup sesuai dengan bahan
sehingga dapat diterima oleh masyarakat bakunya. Selain bahan baku, juga diperluka
terutama pengunjung di kawasan Ancol. Hasil bahan-bahan penunjang lainnya yang
dari diskusi tersebut akan ditentukan apakah berkualitas. Peranan juru masak dan para
akan dikolaborasikan atau dimodifikasi produk kakitangannya juga penting, untuk menjaga
yang akan dikembangkan. kualitas produk yang dihasilkan.
Dari pembahasan hasil observasi, Produk yang diciptakan akan melewati
wawancara dan analisis dokumentasi peneliti proses pengujian selama periode tertentu,
menyimpulkan bahwa penerimaan gagasan sehingga diperoleh rasa yang tepat. Tepat
produk baru bisa diperoleh dengan mengkaji menurut selera yang umum di lokal tersebut.
hasil angket konsumen yang diisi ketika Setelah memperoleh pengujian dari beberapa
berkunjung, dan pengalaman serta wawasan ahli kuliner dan masyarakat awam yang dipilih
yang dimiliki oleh kepala juru masak (chef). secara acak, maka pengelola akan mulai
Tidak ada kriteria secara khusus, namun dalam memasarkan produk baru yang dimilikinya.
diharapkan bisa sejalan dengan konsep kafe dan
kehalalan produk. Penjualan
Dari pembahasan hasil observasi,
Peluang Pasar wawancara dan dokumentasi peneliti
Dari pembahasan hasil observasi, menyimpulkan bahwa strategi pemasaran yang
wawancara dan dokumentasi peneliti dilakukan dijalankan sesuai dengan rencana
menyimpulkan bahwa kekuatan yang dimiliki yang telah dibuat sebelumnya sehingga mampu
Kafe Hoax Ancol berupa suasana dan lokasi, berjalan dengan efektif. Diawali dengan
harga dan jenis menu makanan dan minuman penentuan waktu peluncuran produk, waktu
yang ditawarkan. Kafe Hoax Ancol mampu yang dibutuhkan untuk melakukan riset pasar
bersaing dikarenakan menjadi salah satu kafe serta strategi sebelum dan sesudah
yang memiliki lokasi nyaman dengan harga pengembangan produk.
yang terjangkau serta manajemen secara Dari pembahasan hasil observasi,
langsung di pihak Taman Impian Jaya Ancol wawancara dan dokumentasi peneliti
sehingga kegiatan pemasaran menjadi lebih menyimpulkan bahwa tim penguji merupakan
segmented (memiliki segmen pasar yang relatif bagian dari tim pengembangan. Apabila
homogen). Sesuai dengan konsep awal kafe, pengujian telah dilakukan selanjutnya tim
Kafe Hoax Ancol menawarkan menu masakan pengembangan akan melakukan promosi
Indonesia dengan menambahkan menu-menu dengan menggunakan pemberian informasi
Barat. yang akan disampaikan oleh pelayan depan
Dari pembahasan hasil observasi, maupun media sosial.
wawancara dan dokumentasi peneliti
menyimpulkan bahwa adapun hambatan yang Komersialisasi
dimiliki Kafe Hoax Ancol berupa pengadaan Dari pembahasan hasil observasi,
barang yang belum memadai, sumber daya wawancara dan dokumentasi peneliti
manusia serta belum faham dalam menganalisa menyimpulkan bahwa komersialisasi sudah
pengunjung, sejalan dengan kelemahannya tepat sesuai dengan target pangsa pasar yang
yakni tidak memiliki tim khusus pengembangan mengarah kepada pengunjung kawasan Ancol
produk dan takut mencoba dan merubah konsep baik anak muda maupun keluarga yang
awal. tentunya dilakukan ketika sudah mendapatkan
persetujuan dari pihak internal. Hasil
Tahap Pengembangan komersialisasi akan terlihat dari respon para
Dari pembahasan hasil observasi, pengunjung.
wawancara dan dokumentasi peneliti Komersialisasi Cafe Hoax Ancol akan
menyimpulkan bahwa proses pengembangan terasa dari bagaimana tempat tersebut menjadi
dimulai dari pencarian bahan baku yang pilihan untuk mencari makanan dan minuman
didapatkan dari pemasok. Bahan baku disimpan setelah berwisata di Taman Impian Jaya Ancol.
di gudang penyimpanan untuk dipakai pada saat Terkenal dengan harga makanan yang
dibutuhkan. Keberadaan bahan baku secara bervariasi, dari Rp. 8.000,- sampai Rp. 45.000,-
berkelanjutan mendukung bagi produksi. Oleh dan berlokasi di pinggir Pantai Lagoon,
[2] Hakim, C.M. "Problema Pengembangan [11] Lamb, C.W., Hair, J. F., and Carl
Produk dalam Bank Syariah". Buletin McDaniel, Essentials of Marketing.
Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 2(3), South – Western Cengage Learning.,
9-21. 2012.
https://doi.org/10.21098/bemp.v2i3.272 [12] Subroto, B. Pemasaran Industri:
. 2003. Bussiness to Bussiness Marketing. Andi
[3] Pugersari, D., Syarief, A., dan Dwinita Offset. 2011.
Larasati, “Eksperimen pengembangan [13] Takeuchi, Hirotaka & Nonaka, Ikujiro
produk fungsional bernilai komersial “The new new product development
berbahan baku Tempurung Kelapa game: stop running the relar race and
Berusia Muda dengan Teknik take up rugby,” Hardvard Bus. Rev.,
Pelunakan.,” Vis. Art Des., vol. 5, p. 1. 1986.
2013.
[14] A. Octa, 8 tahap proses pengembangan