Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

LITERASI SAINS DAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH

DASAR
Maria Barus
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Email: mariabarusmedan86@gmail.com

ABSTRAK
Literasi sains di dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar dapat dilakukan melalui
dua jenis kegiatan yaitu Pertama, strategi Gerakan Literasi Sains (GLS) di sekolah
dasar berupa literasi sains yang sifatnya lintas kurikulum, kontiunitas, konsisten
dan menyeluruh di sekolah untuk mendukung pengembangan literasi sains bagi
setiap warga sekolah dan Kedua, pengembangan ragam sumber belajar berbasis
literasi sains dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui penyediaan buku-buku
berkaitan dengan sains, baik fiksi maupun nonfiksi, maupun referensi yang sejalan
dengan perkembangan siswa di sekolah dasar dan penyusunan dan pengembangan
bahan ajar berupa rancangan proses pembelajaran yang berisi hakikat sains, literasi
sains, pola pikir sistem, serta bekerja dan berpikir kolaboratif, penggunaan
permainan tradisional edukatif tentang sains yang dapat memperkaya pengalaman
siswa dan terakhir kegiatan festival literasi sains dengan berbagai aktivitas dan
memperbanyak kegiatan jelajah alam sekitar. Literasi sains menjadi kemampuan
utama yang harus dimiliki oleh warga sekolah dasar untuk mengatasi isu-isu yang
terjadi.

Kata kunci : Literasi Sains, Pembelajaran, SD

ABSTRACT
Science literacy in science learning in elementary schools can be carried out
through two types of activities, namely First, the strategy of the Science Literacy
Movement (GLS) in elementary schools in the form of science literacy which is
cross-curriculum, contiunity, consistent and comprehensive in schools to support
the development of science literacy for every school citizen and Second, the
development of a variety of science literacy-based learning resources in learning
can be done through the provision of books related to science, both fiction and
nonfiction, as well as references that are in line with the development of students in
elementary school and the preparation and development of teaching materials in the
form of learning process designs that contain the nature of science, science literacy,
system mindset, as well as collaborative work and thinking, the use of educational
traditional games about science that can enrich the student experience and finally
science literacy festival activities with various activities and increase the activities
of exploring the surrounding nature. Science literacy is the main ability that must
be possessed by elementary school residents to overcome the issues that occur.

Keywords : Science Literacy, Elementary School Learning

PENDISTRA ISSN : p-ISSN 2648-8600 17


e-ISSN 2745-410X
Volume 5 Nomor 1 Juni 2022
PENDAHULUAN produk, proses ilmiah dan
IPA merupakan singkatan dari pemupukan sikap. IPA bukan hanya
Ilmu Pengetahuan Alam yang pengetahuan tentang alam yang
merupakan terjemahan dari Bahasa disajikan dalam bentuk fakta, konsep,
Inggris Natural Science. Natural prinsip atau hukum (IPA sebagai
berarti alamiah atau berhubungan produk), tetapi juga sekaligus cara
dengan alam. Science berarti ilmu atau metode untuk mengetahui dan
pengetahuan. Jadi secara harafiah, memahami gejala-gejala alam (IPA
IPA berarti ilmu tentang alam atau sebagai proses ilmiah) serta upaya
ilmu yang mempelajari peristiwa- pemupukan sikap ilmiah (IPA sebagai
peristiwa di alam (Srini M. Iskandar, sikap).
1996:2). IPA berkaitan dengan cara Adapun tujuan pembelajaran
mencari tahu tentang alam secara IPA di sekolah dasar adalah memberi
sistematis, sehingga bukan hanya kesempatan siswa mempuk rasa ingin
penguasaan kumpulan pengetahuan tahu secara alamiah,
yang berupa fakta-fakta, konsep- mengembangkan kemampuan
konsep, atau prinsip-prinsip saja bertanya dan mencari jawaban atas
tetapi juga merupakan suatu proses fenomena alam berdasarkan bukti,
penemuan. Pembelajaran IPA serta mengembangkan cara berpikir
terkhususnya di tingkat sekolah dasar ilmiah.
diharapkan menjadi wahana untuk Adapun model pembelajaran
mempelajari diri sendiri dan alam IPA yang sesuai dengan anak usia
sekitar, serta prospek pengembangan sekolah adalah model pembelajaran
lebih lanjut dalam menerapkannya di yang mewajibkan dan menyesuaikan
dalam kehidupan sehari-hari. Proses dengan situasi belajar siswa dengan
pembelajarannya menekankan pada situasi kehidupan nyata di
pemberian pengalaman langsung masyarakat. Siswa diberi kesempatan
untuk mengembangkan kompetensi untuk menggunakan alat-alat dan
agar menjelajahi dan memahami agar media belajar yang ada di
memahami alam sekitar secara lingkungannya dan menerapkannya
alamiah. Hakikat pembelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari (Usman
terdiri atas 3 unsur utama yaitu Samatowa, 2006:11-12).

PENDISTRA ISSN : p-ISSN 2648-8600 18


e-ISSN 2745-410X
Volume 5 Nomor 1 Juni 2022
Pembelajaran IPA di sekolah berproses, dan memiliki kemampuan
dasar sudah banyak mengalami sains yang mumpuni akan mencetak
terobosan dan kemajuan, maka tenaga ahli yang handal, ilmuwan,
diperlukan sebuah kompetensi yang insinyur dan professor yang mampu
dimiliki oleh guru SD dan siswa yaitu meningkatkan perekonomian
kompetensi literasi sains. Oleh karena negaranya (Windyariani, 2017).
itu, diperlukan pengemasan Literasi sains perlu
pembelajaran IPA harus dibuat lebih dikembangkan sejak dini, pada
menarik dan mudah dipahami karena jenjang sekolah dasar sehingga secara
IPA lebih membutuhkan pemahaman simultan siswa memiliki kompetensi
daripada hafal. Untuk mengatasi yang semakin lengkap. Literasi sains
permasalahan itu perlu didukung potensial dikembangkan di tingkat
kompetensi/kemampuan literasi sains SD dengan adanya muatan
dimiliki oleh guru di sekolah dasar. pembelajaran IPA yang dilengkap
Penerapan literasi sains dalam dengan kompetensi dasar ranah
pembelajaran diharapkan dapat pengetahuan, keterampilan dan
membantu efektifitas dan tentunya mengembangkan aspek
meningkatkan proses pembelajaran sikap.
serta penyampaikan pesan dan isi
pelajaran dari mudah dipahami. LITERASI SAINS DALAM
Literasi sains sangat PEMBELAJARAN IPA DI SD
bermanfaat bagi individu dan juga 1. Pengertian Literasi Sains
masyarakat umum. Individu yang Ada empat kompetensi utama
memiliki keterampilan literasi sains yang harus dikuasai oleh seseorang
memiliki kemampuan menyelesaikan (guru maupun siswa) pada abad 21
masalah dengan menggunakan yakni literasi, berpikir inventif,
konsep-konsep sains yang dimiliki komunikasi yang efektif dan
(Rahmadani, 2018; Bagasta dkk, produktivitas yang tinggi (Bagasta
2018). Bagi masyarakat, literasi sains dkk, 2018). Hal ini didukung hasil
erta hubungannya dengan kajian World Economi Forum (2016)
perkembangan perekonomian suatu yang menyatakan bahwa seorang
negara. Masyarakat yang objektif, siswa memerlukan 16 keterampilan

PENDISTRA ISSN : p-ISSN 2648-8600 19


e-ISSN 2745-410X
Volume 5 Nomor 1 Juni 2022
agar mampu bertahan di abad ini, berperan dalam membuat pilihan
yakni dasar literasi atau literasi dasar, yang berdampak pada kehidupan.
kompetensi, dan karakter Pengembangan literasi sains
(Kemendikbud, 2019). Literasi sains dalam pembelajaran IPA di sekolah
menjadi salah satu dari 16 dasar pada dasarnya merupakan
keterampilan yang dimaksud. menarik keterlibatan siswa dalam
Literasi sains dapat diartikan proses belajar mengajar dan
sebagai pengetahuan dan kecakapan menciptakan suasana belajar yang
ilmiah untuk mampu menyenangkan. Proses belajar IPA
mengidentifikasi pertanyaan, dilakukan dalam upaya memahami
memperoleh pengetahuan baru, konsep, arti dan hubungan melalui
menjelaskan fenomena ilmiah, serta proses intuitif untuk akhirnya sampai
mengambil simpulan berdasar fakta, kepada suatu kesimpulan. Tentunya,
memahami karakteristik sains, proses pengembangan literasi sains
kesadaran bagaimana sains dan dilakukan melalui observasi,
teknologi membentuk lingkungan klasifikasi, pengukuran, prediksi,
alam, intelektual, dan budaya, serta penentuan dan inferensi.
kemauan untuk terlibat dan peduli
terhadap isu-isu yang terkait sains 2. Prinsip Dasar Literasi Sains di
(OECD dalam Kemendikbud, 2017). SD
Hadirnya literasi sains Adapun prinsip dasar literasi
menjadi salah satu kunci dan solusi sains menurut Kemendikbud (2017:5)
untuk menghadapi berbagai untuk siswa di sekolah dasar yakni
tantangan pada abad 21. Penguasaan Pertama, Kontekstual, sesuai dengan
serta memiliki konsep dasar sains dan kearifan lokal dan pengembangan
teknologi akan sangat membantu zaman. Artinya, stimulus atau
dalam menyelesaikan permasalahan permasalahan yang dibahas diambil
kehidupan. Bukan berarti setiap orang dari nyata ditemukan dalam
harus menjadi pakar sains. Dengan kehidupan sekitar siswa,
memiliki dan menguasai konsep dasar menyesuaikan dengan lokasi daerah,
sains memungkinkan manusia untuk serta memilih isu yang sedang
berkembang misalnya saja tentang

PENDISTRA ISSN : p-ISSN 2648-8600 20


e-ISSN 2745-410X
Volume 5 Nomor 1 Juni 2022
pandemi C-19; Kedua, Pemenuhan lainnya. Artinya, pembelajaran sains
kebutuhan sosial, budaya dan yang optimal terjadi jika siswa
kenegaraan. Artinya, langkah yang diarahkan mencari tahu melalui
disajikan dalam aktivitas sains serangkaian proses penemuan
diharapkan mampu meningkatkan sehingga membantu mereka
keterampilan proses sains siswa. memperoleh pemahaman yang lebih
Pembiasaan cara berpikir yang mendalam (Listiyani, 2015).
sistematis dan terstruktur diharapkan Serangkaian proses penemuan yang
mampu membentuk karakter ilmiah identic dalam pembelajaran sains
pada diri siswa yang solutif terhadap dapat saling beririsan dengan konsep
permasalahan sosial dan budaya yang literasi. Secara parallel siswa
sedang berkembang. Kemampuan mengalami perkembangan
memecahkan permasalahan ini akan keteramplilan untuk membaca,
membantu meningkatkan taraf hidup menulis, menggunakan bahasa lisan
bangsa; Ketiga, Sesuai dengan yang akuntabel, serta terlibat dalam
standar mutu pembelajaran yang proses penalaran yang ilmiah;
sudah selaras dengan pembelajaran Kelima, kolaboratif dan partisipatif.
abad 12. Artinya, Segala aktivitas dan Artinya, dalam pembelajaran
kegiatan untuk mewujudkan profil diperlukan dukungan kerja sama dan
belajar yang literat khususnya dalam partisipasi dari warga sekolah dan
sains dapat dilakukan melalui orang tua dalam melaksanakan
pendekatan saintifik. Langkah dalam kegiatan sains agar kegiatan dapat
pendekatan saintifik sesuai dengan optimal. Sinergi yang tercipta dari
Kurikulum K-13 dengan istilah 5M pihak yang terkai diharapkan mampu
yakni mengamati, menanya, membantu mewujudkan individu
mencoba, menalar dan yang literat.
mengomunikasikan. Kelima langkah
ini bermuara kepada keterampilan 3. Ruang Lingkup Literasi Sains
yakni berpikir kritis, memecahkan di SD
masalah, kreatif, komunikasi dan Pembelajaran dapat dikatakan
kolaborasi; Keempat, holistik dan ideal jika dapat menyeimbangkan
terintegrasi dengan beragam literasi aspek kognitif, afektif dan

PENDISTRA ISSN : p-ISSN 2648-8600 21


e-ISSN 2745-410X
Volume 5 Nomor 1 Juni 2022
psikomotorik. Sama halnya dalam ingin tahu, objektif terhadap fakta,
pengimplementasian pembelajaran rasa tanggung jawab, disiplin, tekun,
IPA, ruang lingkup sains dapat dikaji jujur, terbuka terhadap pendapat
dari tiga komponen utama yakni orang lain, teliti, kehati-hatian, tidak
dilihat dari aspek produk tergesa-gesa mengambil kesimpilan,
(pengetahuan), aspek keterampilan kerjasama, tidak mudah putus asa dan
proses (psikomotorik), dan aspek disiplin.
sikap ilmiah (afektif). Aspek produk Aspek yang ketiga, IPA
dalam sains berupa produk dan hasil dikatakan suatu keterampilan proses
temuan sains seperti fakta, konsep, saat suatu metode yang digunakan
prinsip, hukum dan teori. Beragam untuk memperoleh pengetahuan.
isu yang dapat dikaji dalam literasi Metode yang biasa dikenal dengan
sains yaitu kesehatan, sumber daya nama metode ilmiah atau metode
alam, lingkungan dan bencana alam. keilmuan. Metode keilmuan adanya
Bagaiman seorang guru mengenalkan karena adanya perpaduan antara
siswa pada kondisi aman bencana, pengetahuan melalui pikiran
meningkatkan kepedulian siswa (rasionaliems) dan pengetahuan
terhadap energi, air, pengelolaan melalui pengalaman (empirisme).
sampah dan menjaga kelangsungan Bapak Francis Bacon dikenal sebagai
hidup hayati merupakan contoh isu bapak metode ilmiah. Adapun
yang tidak telah diangkat oleh guru langkah-langkah dalam metode
IPA menjadi sebuah aktivitas untuk ilmiah diantaranya adalah sebagai
mengoptimalkan literasi sains di berikut: (1) sadar akan adanya
sekolah dasar. masalah dan perumusan masalah; (2)
Aspek yang kedua, sains merumuskan hipotesis (dugaan
dilihat dari sikap ilmiah dapat sementara); (3)
diartikan adanya sebuah keyakinan, mengamati/obsbervasi (penyusunan
pendapat dan nilai-nilai yang harus dan klasifikasi data); (4) menguji
dipertahankan oleh seorang ilmuwan kebenaran hipotesis melalui
khususnya ketika mencari atau penyelidikan; (5) menarik
mengembangan pengetahuan baru. kesimpulan.
Contoh sikap ilmiah antara lain rasa

PENDISTRA ISSN : p-ISSN 2648-8600 22


e-ISSN 2745-410X
Volume 5 Nomor 1 Juni 2022
KESMIPULAN DAFTAR PUSTAKA
Literasi sains dalam Bagast, A.R., dkk. (2018). Profil
Kemampuan Literasi Sains
pembelajaran IPA di sekolah dasar
Peserta Didik di Salah Satu
perlu mendapatkan perhatian yang SMA Negeri Kota Sragen.
Pedagogia: Jurnal Pendidikan.
khusus karena pada tingkat inilah
Vol. 7, No.2, Agustus
siswa untuk mempelajari diri sendiri 2018.hlm.121-129
Kemdikbud. (2017). Materi
dan alam sekitar, serta prospek
Pendukung Literasi Sains.
pengembangan lebih lanjut dalam Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan
menerapkannya di dalam kehidupan
Menengah, Kementerian
sehari-hari. Isu yang diperoleh dari Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud, (2019). Desain Induk
kehidupan sehari-hari maka
Gerakan Literasi Sekolah.
diperlukan kemampuan literasi sains Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan
dalam mengidentifikasi pertanyaan,
Menengah, Kementerian
memperoleh pengetahuan baru, Pendidikan dan Kebudayaan.
Listiyani, I. (2015). Efektivitas Model
menjelaskan fenomena ilmiah serta
Pembelajaran Science
mengambil simpulan berdasarkan Technology Society (STS)
disertai dengan Mind Map
fakta, memahami karakter sains,
(MM) untuk Memberdayakan
kesadaran bagaimana sains dan Keterampilan Proses Sains
Siswa. Prem. Educ., Vol. 5,
teknologi membentuk lingkungan
No. 1, hlm. 112-126
alam, intelektual, dan budaya serta Samatowa, Usman. (2006).
Bagaimana Membelajarkan
kemauan untuk terlihat dan peduli
IPA di Sekolah Dasar.
terhadap isu-isu yang terkait sain. Jakarta: Depdiknas
Srini M. Iskandar. (1996/1997).
Pada dasarnya, prinsip literasi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan
sains di sekolah adalah kontekstual, Alam. Bandung: Maulana
Windyariani, S. (2017). Kemampuan
memenuhi kebutuhan sosial, budaya
Literasi Sains Siswa SD pada
dan kenegaraan, sesuai dengan Konteks Melestarikan
Capung. Jurnal Pendidikan
standar mutu pembelajaran yang
Biologi. Vol. 10, No.1, Hal.
sudah selaras dengan pembelajaran 17-21
Rahmadani,Y. et.al. (2018). Profil
abad 21, holistik dan terintegrasi
Keterampilan Literasi Sains
dengan beragam literasi lainnya serta Siswa Menengah Atas (SMA)
di Karanganyar. Jurnal
kolaboratif dan partisipatif.
Pendidikan Biologi. Vol.7,
No.4, hlm. 183-190

PENDISTRA ISSN : p-ISSN 2648-8600 23


e-ISSN 2745-410X
Volume 5 Nomor 1 Juni 2022

You might also like