Maksudin@uin-Suka Ac Id

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

DENGAN PENDEKATAN INTEGRAL

Hamzah Usaid Uzza


Dwi Setia Kurniawan
Maksudin
uzzadelapanenam@gmail.com
dwisetiakurniawanmanis@gmail.com
maksudin@uin-suka.ac.id

Abstract
In the Decree of the Minister of Religious Affairs number 347 of 2022 concerning the
implementation of the Independent Curriculum in Madrasah, Arabic subjects have learning
outcomes that require students to use language skills to communicate and understand Islam.
In this case the integral approach is seen as a learning approach that is relevant to the
learning objectives.
In applying a learning approach, a relevant methodology is needed in accordance
with the philosophy contained in an approach. In the context of an integral approach,
educators are expected to be able to sort and concoct various methods in order to realize an
integrative student learning experience with things that are outside the main material. So that
learning will be more flexible and open and can increase the exploration of students'
knowledge.
That can be the choice of educators in conducting an Arabic language learning with
an integral approach include direct, lingual and natural audio methods.
This method is considered relevant because in its implementation it allows educators
to relate the material to the context of daily student life in which there are various aspects
that have a relationship with other sciences.
Arabic language learning can be related to the culture in which students live, can be
related to natural sciences when discussing the student's living environment, and religious
science when Arabic is used in understanding Islamic religious texts.
Keywords: Approach, Integral, Learning, Arabic

Abstrak
Dalam Keputusan Menteri Agama nomor 347 tahun 2022 tentang implementasi
Kurikulum Merdeka di Madrasah, mata pelajaran bahasa Arab memiliki capaian pembelajaran
yang menuntut siswa menggunkan keterampilan bahasa untuk berkomunikasi dan memahami
agama Islam. Dalam hal ini pendekatan integral dipandang sebagai pendekatan pembelajaran
yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
Dalam menerapkan sebuah pendekatan pembelajaran diperlukan sebuah metodologi
yang relevan sesuai dengan falsafah yang terkandung dalam sebuah pendekatan. Dalam
konteks pendekatan integral pendidik diharapkan mampu memilah dan meramu berbagai
metode agar terwujudnya sebuah pengalaman belajar siswa yang integratif dengan hal-hal
yang ada di luar materi utama. Sehingga pembelajaran akan lebih fleksibel dan terbuka dan
dapat menambah eksplorasi pengetahuan siswa.
Metode-metode yang dapat menjadi pilihan pendidik dalam melakukan sebuah
pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan integral antara lain metode langsung, audio
lingual dan alamiah.
Metode tersebut dinilai relevan karena di dalam implementasinya memunginkan
pendidik untuk mengaitkan materi dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari yang mana di
dalamnya terdapat berbagai aspek yang memiliki keterkaitan dengan keilmuan lain.
Pembelajaran bahasa Arab dapat dikaitan dengan kebudayaan di mana siswa tinggal,
dapat dikaitkan dengan ilmu alam ketika membahas tentang lingkungan hidup siswa, dan
keilmuan agama ketika bahasa arab digunakan dalam memahami teks-teks keagamaan Islam.
Kata Kunci: Pendekatan, Integral, Pembelajaran, Bahasa Arab

PENDAHULUAN
Tujuan telaah bahasa asing adalah mempelajari sesuatu bahasa agar dapat membaca
susastranya atau agar dapat menarik keuntungan dari disiplin mental dan perkembangan
intelektual yang timbul dari telaah bahasa asing itu termasuk bahasa Arab
Kamil Rama Oensyar, menjelaskan dalam bukunya, bahwa tujuan umum
pembelajaran bahasa Arab adalah: (1) untuk dapat memahami al-Quran dan hadist sebagai
sumber hukum ajaran Islam. (2) untuk dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan
Islam yang ditulis dalam bahasa Arab. (3) untuk dapat berbicara dan mengarang dalam bahasa
Arab. (4) untuk dapat digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain (supplementary). (5)
untuk membina ahli bahasa Arab, yakni benar-benar profesional.1
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan fungsi pengajaran
bahasa Arab ialah mengajar peserta didik agar mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab
secara lisan maupun tulisan dengan baik dan dapat memahami isi Qur’an dan Hadits sebagai
sumber hukum di dalam Islam.
Dalam Keputusan Menteri Agama nomor 347 tahun 2022 tentang implementasi
Kurikulum Merdeka di Madrasah, mata pelajaran bahasa Arab memiliki capaian pembelajaran
yang menuntut siswa menggunkan keterampilan bahasa untuk berkomunikasi dan memahami
agama Islam. Poin memahami agama Islam tersebut adalah sebuah sub kompetensi yang
memerlukan intragasi pembelajaran bahasa Arab dengan nilai-nilai agama Islam seperti
akhlaq, fiqih, Al-Qur’an dan Hadits. Artinya paradigma pembelajaran bahasa Arab menuntut
sebuah pendekatan dan metodologi yang bersifat integratif dengan keilmuan lain. Dalam hal
ini pendekatan integral menjadi pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tujuan
pembelajaran yang ada dalam kurikulum
Pendekatan, metode dan teknik adalah tiga istilah yang sering dipahami secara
tumpang tindih dalam pengajaran bahasa. Orang sering kali menyebut salah satu dari tiga
istilah tersebut tetapi yang dimaksud adalah yang lain. Bahkan, orang-orang cenderung untuk
menggunakan istilah metode untuk ketiga istilah tersebut. Sebagian orang berpikir bahwa
ketiga istilah tersebut mengacu pada satu konsep yaitu sebuah prosedur tentang pengajaran
suatu bahasa.
Pendekatan dalam pembelajaran adalah hal yang sangat krusial. Pendekatan dapat
berwujud cara pandang, filsafat, atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya. Maka dari itu

1
H.M. Kamil Ramma Oensyar, M.Pd dan H. Ahmad Hifni, M.Pd, "Pengantar Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab", (Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2015), hlm. 117.
pendekatan adalah cara pandang seorang pendidik dalam pembelajaran yang berimplikasi
pada pemilihan metode dan strategi belajar khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab.2
Pendekatan integral menganut pengertian bahwa pengajaran bahasa harus merupakan
sesuatu yang multidimensional. Artinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pelaksanaan pembelajarannya. Oleh karena itu, pengajaran harus fleksibel dan dengan
metodologi terbuka. Pendekatan bahasa Arab harus terbuka dengan cabang ilmu lain seperti
agama, sains dan sosial humaniora.
Dalam menerapkan sebuah pendekatan pembelajaran diperlukan sebuah metodologi
yang relevan sesuai dengan falsafah yang terkandung dalam sebuah pendekatan. Dalam
konteks pendekatan integral pendidik diharapkan mampu memilah dan meramu berbagai
metode agar terwujudnya sebuah pengalaman belajar siswa yang integratif dengan hal-hal
yang ada di luar materi utama. Sehingga pembelajaran akan lebih fleksibel dan terbuka dan
dapat menambah eksplorasi pengetahuan siswa.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian library research (penelitian pustaka). penelitian ini
berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan pengetahuan langsung
dari lapangan atau saksi mata.3 Jadi objek utama dalam penelitian ini adalah kitab “.
Teknik Pengumpulan data adalah dengan mengumpulakan data berupa pembahasan
dalam setiap bab pada kitab tersebut. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menelaah isi
bab dalam kitab yang berkaitan dengan pokok pembahasan penelitian.
Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif analitif-analisis menurut
Sugiyono, metode ini adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum4

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pendekatan Integral
1. Pengertian pendekatan integral
Pendekatan ini memandang bahwa bahasa sebagai sistem terdiri dari
unsur-unsur fungsional yang menunjukan satukesatuan yang tak dapat
dipisahpisahkan (integral). Pendekatan integral menganut pengertian bahwa
pengajaran bahasa harus merupakan sesuatu yang multidimensional. Artinya,

2
Nia Kurniati, Abdul Khaliq, dan Arif Bulan, “Penilaian Sikap , Pengetahuan Dan Keterampilan
Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Yang Berorientasi Kurikulum 2013”, Seminar Nasional Taman
Siswa Bima Tahun 2019, No. 2 (2019), hlm. 309–316.

3
Mestika Zeid, Metode Penelitian Kepustkaan, (Jakarta, Obor: 2004) hlm. 4

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 29.
banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembelajarannya.5
Pendekatan bahasa Arab harus terbuka dengan cabang ilmu lain seperti agama,
sains dan sosial humaniora.
Pendekatan integral menuntut pembelajaran bahasa Arab berhubungan
dengan aspek lain di luar bahasa Arab demi terciptanya pengetahuan yang luas dan
menempatkan bahasa Arab sebagai media komunikasi. Dalam bahasa Arab
Integrasi disebutdengan At-takamuli, yang mana artinya adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk menghilangkan hambatan-hambatan ketika penyampaian sebuah
materi dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan pengalaman kepada
siswa, dalam hal ini menggunakan beberapa metode yang saling terintegrasi dan
terorganisir, sehingga tujuan dari pembelajaran bisa tercapai secara efektif.
Pendekatan integral adalah pendekatan yang menghasilkan pembelajaran
yang menghubungkan aktivitas anak berinteraksi dengan lingkungan dan
pengalaman dalam kehidupannya. Pendekatan integratifatau terpadu merupakan
seperangkat asumsi-asumsi yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam
penggunaannya, bahasa tidak pernah dipisah-pisahkan atas aspek-aspeknya.6
B. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Pendekatan Integral
1. Metode langsung (direct method)
Metode ini muncul akibat ketidakpuasan dengan hasil pengajaran bahasa
dengan metode gramatika terjamah dikaitkan dengan tuntutan kebutuhan nyata
masyarakat. Menjelang pertengahan abad ke-19, hubungan antar negara di Eropa
mulai terbuka sehingga menyebabkan adanya kebutuhan untuk saling berkomunikasi
aktif diantar mereka. Untuk itu mereka membutuhkan cara baru belajar bahasa kedua,
karena metode yang ada dirasa tidak praktis dan tidak efektif. Maka
pendekatanpendekatan baru mulai dicetuskan oleh para ahli bahasa di Jerman,
Inggris, Perancis, dan lain-lain, yang membuka jalan bagi lahirnya metode baru yang
disebut Metode Langsung. Diantara para ahli itu adalah Francois Gouin (1880-1992)
seorang guru bahasa Latin dari Prancis yang mengembangkan metode berdasarkan
pengamatannya pada penggunaan bahasa Ibu oleh anak-anak. Metode ini
memperoleh popularitas pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika. Pada waktu
yang sama metode ini juga banyak digunakan untuk pengajaran bahasa Arab baik di
negara-negara Arab maupun di negara-negara Islam lainnya termasuk Indonesia.7
Metode ini dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses belajar bahasa
kedua (asing) sama dengan belajar bahasa Ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa
secara langsung dan intensif dalam komunikasi, dan dengan menyimak dan berbicara,
sedangkan membaca dan menulis dikembangkan kemudian.

5
Munirotun Naimah, “Pandangan Dan Pendekatan Pembelajaran Dan Implementasinya Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab”, Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab Universitas Negeri Malang (2016),
21–32.
6
Muhammad Azhari, “Pendekatan Integratif (Integrative Approach) Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab Jarak Jauh Di Masa Pandemi”, Insyirah: Jurnal Ilmu Bahasa Arab Dan Studi Islam Vol. 4, No. 2 (2017):
162–177.

7
Muhammad Ali Bakri, “Metode Langsung (Direct Method) Dalam Pengajaran Bahasa Arab”, Al-
Maraji' : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2, No. 1 (2017): 1–12.
Metode langsung adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran bahasa
asing dengan langkah guru langsung menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa
pengantar tanpa menggunakan bahasa ibu dalam kegiatan pembelajaran bahasa.8
Dengan kata lain, bahasa ibu tidak digunakan dalam setiap kali pembelajaran bahasa
berlangsung. Untuk menjelaskan arti suatu kata atau kalimat, maka menggunakan
gambar-gambar atau peragaan.
Metode direct method bertujuan agar peserta didik mampu berkomunikasi
dengan bahasa asing yang dipelajarinya seperti pemilik bahasa tersebut. Untuk
mencapai kemampuan tersebut, peserta didik diberi banyak latihan secara intensif.
Latihan ini diberikan secara asosiasi langsung, yaitu berupa kata-kata atau kalimat-
kalimat yang disertai maknanya. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, penjelasan
sebuah makna sebuah kata atau kalimat itu melalui demonstrasi atau peragaan,
gerakan, mimik muka, dan lain sebagainya. Metode ini juga sering disebut metode
Berlizt. Hal ini dikarenakan sekolah-sekolah di Berlizt menggunakan metode
tersebut dalam belajar bahasa asing.
Implementasi metode ini dalam pendekatan integral adalah dengan
menjadikan lingkungan sekitar siswa sebagai konten dan sumber belajar. Siswa
dapat mengidentifikasi benda-benda, orang atau apapaun yang ada di lngkungan
mereka lalu mendeskripsikanya. Lingkungan yang di dalamnya berkaitan dengan
berbagai aspek keilmuan akan menambah perbendarahan kosa kata dan pengetahuan
siswa. Hingga, secara tidak langsung pembelajaran bahasa arab akan terintregasi
dengan pokok bahasan dari keilmuan lain seperti kebudayaan, sosial humaniora dan
ilmu alam.
2. Metode audio-lingual
Latar belakang sejarah tentang Metode Audiolingual seperti yang
diungkapkan Tarigan bahwa tahun 1939 Univertas Michigan mengembangkan
institut bahasa Inggris pertama di Amerika Serikat, yang mengkhususkan diri dalam
pelatihan guru-guru bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan dalam pelajaran bahasa
inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. Direktur lembaga tersebut, Charles
Fries memang terlatih dalam linguistik struktural, dan beliau menerapkan prinsip-
prinsip lingusitik struktural itu pada pengajaran bahasa. Fries beserta rekan-rekannya
menolak pendekatan-pendekatan seperti yang terdapat dalam metode langsung yang
merupakan wadah para pembelajar diperkenalkan dalam bahasa, memakainya dan
secara tertahap menyerap polapola gramatikalnya. Bagi Fries, tata bahasa atau
“Struktur” itu merupakan titik tolak.9
Struktur bahasa dikenali dengan pola-pola kalimat dasarnya dan struktur
gramatikalnya bahasa diajarkan dengan perhatian bersistem terhadap ucapan dan
dengan latihan runtun yang intensif mengenai pola-pola kalimat dasarnya. Latihan
pola merupakan teknik dasar kelas. Justru pola-pola dasar inilah yang membangun
tugas sang pembelajar, mereka membutuhkan latihan-latihan atau lebih banyak
latihan runtun namun hanya yang berkosakata memadai sajalah yang mungkin dapat
berlatih dengan baik dan lancar.

8
Muh. Arif, “Metode Langsung (Direct Method) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”, Al-Lisan:
Journal Bahasa & Pengajarannya Vol. 4, No. 1 (2019): 44–56.
9
Sardiyanah, “Pendekatan Dan Metode Audio Lingual (Analisis Metode Sam’iyah Syafawiyah)”,
NASKHI: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Bahasa Arab Vol. 1, No. 1 (2019): 14–20.
Metode Audiolingual didasarkan atas beberapa asumsi, antara lain bahwa
bahasa itu pertama-tama adalah ujaran. Oleh karena itu pengajaran bahasa harus
dimulai dengan memperdengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata atau
kalimat kemudian mengucapkannya, sebelum pelajaran membaca dan menulis.
Asumsi lain dari metode ini ialah bahwa bahasa adalah kebiasaan. Suatu
perilaku akan menjadi kebiasaan apabila diulang berkali-kali. Oleh karena itu,
pengajaran bahasa harus dilakukan dengan teknik pengulangan atau repetisi. Ajarkan
bahasa dan jangan mengajarkan tentang bahasa, juga merupakan prinsip dasar dalam
metode ini. Oleh karena itu pelajaran bahasa harus diisi dengan kegiatan berbahasa
bukan kegiatan mempelajari kaidah-kaidah bahasa.
Metode Audiolingual juga didasarkan pada teori Tata Bahasa Struktural
(TBS). Dalam teori ini, struktur tata bahasa dianggap sama dengan pola-pola kalimat.
TBS berlawanan dengan teori Teori Bahasa Tradisional (TBT) dalam hal-hal berikut.
(1) TBT menekankan kesemestaan tata bahasa sedangkan TBS menekankan fakta
bahwa semua bahasa di dunia ini tidak sama strukturnya. (2) TBT bersifat perspektif
yang berpandangan bahwa bahasa yang baik dan benar adalah yang dikatakan baik
dan benar oleh para ahli tata bahasa. Sedangkan TBS bersifat deskriptif yang
berpandangan bahwa bahasa yang baik dan benar adalah yang digunakan oleh
penutur asli dan bukan apa yang dikatakan oleh ahli tata bahasa. (3) TBT mengkaji
bahasa dari ragam informal yang digunakan oleh penutur asli dalam interaksi sehari-
hari.10
Metode ini menekankan penelaahan dan pendeskripsian suatu bahasa yang
akan dipelajari dengan memulainya dari sistem bunyi (fonologi), kemudian sistem
pembentukan kata (morfologi), dan sistem pembentukan kalimat
(sintaksis).Langkah-langkah pembelajaran metedo Audio Lingual yaitu pelajar harus
menyimak, kemudian berbicara, lalu membaca, dan akhirnya menulis, tata bahasa
harus disajikan dalam bentuk pola-pola kalimat atau dialog-dialog dengan topik-
topik situasi-situasi sehari-hari, latihan (drill/al-tadribat) harus mengikuti operant-
conditioning, semua unsur tata bahasa harus disajikan dari yang mudah kepada yang
sukar atau bertahap (graded exercise/tadarruj/al-tadrib).
Implementasi metode ini dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis integral
adalah dengan menyajikan bahan ajar yang berisi tentang konten yang terintregasi
dengan ilmu lain. Pendidik dapat memberikan materi bacaan yang berhubungan
dengan sains, budaya, iptek dan lain-lain. Pembelajaran tidak hanya berfokus pada
bagaimana penuturan bahasa yang benar tapi juga memahami maksud dan pesan
yang ada dalam sebuah materi. Sebagai contoh siswa disajikan contoh-contoh
kalimat yang di dalamnya berisi pengetahuan-pengetahuan umum. Contoh lain
adalah dengan disajikan teks cerita yang mengandung unsur materi tertentu seperti
keagamaan, pendidikan karakter, sosial budaya da lain-lain.
3. Metode alamiah
Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses pengajaran, atau
bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.
Dalam pengajaran bahasa Arab, metode merupakan salah satu sarana untuk
mencapai tujuan pengajaran tersebut. Makin tepat metodenya, diharapkan efektif
pula dalam pencapaian tujuan pengajaran tersebut.
10
Muh. Qudus dan Yusri, “Keefektifan Penggunaan Metode Audio Lingual Dalam Pembelajaran
Kemampuan Menyimak Bahasa Jerman”, Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI Vol. 20, No. 2 (2017): 127–32.
Metode alamiah pertama kali diungkapkan oleh Tracy D. Terrel dengan nama
Natural Approach dirintis pada tahun 1977 dengan menerapkan prinsip-prinsip
“Naturalistik “ pada ilmu pemerolehan bahasa kedua. Tujuan awal metode ini adalah
untuk pengembangan pembelajaran bahasa perancis. Selanjutnya metode ini
dikembangkan dan digunakan untuk pembelajaran bahasa lain diseluruh dunia.11
Metode bisa saja akan menjadi penghambat jalannya proses pembelajaran,
jika tidak tepat dalam pengaplikasiannya. Oleh karena itu, penting sekali untuk
memahami dengan baik dan benar tentang karakteristik suatu metode. Secara
sederhana, metode pembelajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern.
Metode pembelajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pembelajaran
bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar
bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab,
baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-
sharf) ataupun sastra (adab).
Metode Pembelajaran bahasa Arab modern adalah metode Pembelajaran yang
berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang
sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab
adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu
memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode yang lazim digunakan
dalam Pembelajarannya adalah metode langsung (tariiqah al - mubasysyarah).
Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang
hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak
kecil belajar bahasa.
Istilah alamiah “Natural” dalam metode ini berdasarkan pada suatu
pandangan bahwa penguasaan suatu bahasa lebih banyak bertumpu pada
pemerolehan bahasa dalam konteks yang alamiah dibandingkan dengan
pembelajaran aturan-aturan yang secara sadar dipelajari satu per satu . Fokus dari
metode ini adalah makna dari komunikasikomunikasi sejati dibandingkan pada
ketepatan bentuk ucapan.12
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar,
siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri. Dalam
pelaksanaannya, metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct)
dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa
diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa
anak didik dapat digunakan.13 Gambaran metode ini dalam praktek adalah sebagai
berikut: (a) Kosa kata baru dijelaskan dengan menggunakan kata-kata yangtelah
dipelajari sebelumnya. (b) Guru mengajarkan makna kata dengan cara istinbath

11
Abdurochman, “Manajemen Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab”, AL FATIH:
Https://Journal.an-Nur.Ac.Id/Index.Php/ALF Vol. 1, No. 1 (2021): 23–32.

12
Kartini, “Analisis Metode Pembelajaran Bahasa Arab Terhadap Input Yang Heterogen Pada Institut
Agama Islam Negeri Palopo”, AL IBRAH: Journal of Arabic Language Education Vol. 2, No. 1 (2019): 25–45.
13
Alvia Putri Prima Sari, “Tinjauan Terhadap Metode Pembelajaran Bahasa Arab: Metode Qawaid &
Terjemah, Metode Langsung, Metode Audiolingual Dan Metode Gabungan”, Jurnal Tarbiyatuna Vol. 3, No. 2
(2018): 103–26.
(pemahaman). (c) Penggunaan kaidah nahwu dan sharaf untuk pembetulankesalahan.
(d) Pelajaran dimulai dengan menjelaskan hakikat sesuatu/gambar. (e) Urutan
pembelajaran dimulai dari menyimak berbicara,membaca, menulis, dan kaidah.
Metode ini dinamakan al-thariqah al-thabi’iyyah karena siswa belajar bahasa asing
dengan cara yang alami seperti mereka belajar bahasa ibu.

SIMPULAN
Pendekatan Integral dalam pembelajaran bahasa Arab adalah pendekatan yang
menuntut pembelajaran bahasa Arab berhubungan dengan aspek lain di luar bahasa Arab
demi terciptanya pengetahuan yang luas dan menempatkan bahasa Arab sebagai media
komunikasi. Pendekatan integral adalah pendekatan yang menghasilkan pembelajaran yang
menghubungkan aktivitas anak berinteraksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam
kehidupannya.
Dari uraian yang ada dalam bab pembahasan, dapat disimpulkan bahwa untuk
melakukan sebuah pembelajaran bahasa Arab dalam pendekatan integral dapat menggunakan
beberapa metode yang relevan seperti metode yang telah dijelaskan di atas. Metode-metode
tersebut memungkinkan mengintregasikan beberapa muatan keilmuan lain dalam bahasa Arab.
Pembelajaran bahasa arab dapat dikaitan dengan kebudayaan di mana siswa tinggal, dapat
dikaitkan dengan ilmu alam ketika membahas tentang lingkungan hidup siswa, dan keilmuan
agama ketika bahasa arab digunakan dalam memahami teks-teks keagamaan Islam

DAFTAR PUSTAKA
Abdurochman. “Manajemen Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab.” AL FATIH:
Https://Journal.an-Nur.Ac.Id/Index.Php/ALF Vol. 1, No. 1 (2021): 23–32.
Arif, Muh. “Metode Langsung (Direct Method) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab.” Al-Lisan.
Journal Bahasa & Pengajarannya Vol. 4, No. 1 (2019): 44–56.
Azhari, Muhammad. “Pendekatan Integratif (Integrative Approach) Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab Jarak Jauh Di Masa Pandemi.” Insyirah: Jurnal Ilmu Bahasa Arab Dan
Studi Islam Vol. 4, No. 2 (2017): 162–77.
Bakri, Muhammad Ali. “Metode Langsung (Direct Method) Dalam Pengajaran Bahasa Arab.”
Al-Maraji’ : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2, No. 1 (2017): 1–12.
H.M. Kamil Ramma Oensyar, M.Pd dan H. Ahmad Hifni, M.Pd. Pengantar Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2015).
Kartini. “Analisis Metode Pembelajaran Bahasa Arab Terhadap Input Yang Heterogen Pada
Institut Agama Islam Negeri Palopo.” AL IBRAH: Journal of Arabic Language
Education Vol. 2, No. 1 (2019): 25–45.
Kurniati, Nia, Abdul Khaliq, and Arif Bulan. “Penilaian Sikap, Pengetahuan Dan
Keterampilan Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Yang Berorientasi Kurikulum 2013.”
Seminar Nasional Taman Siswa Bima Tahun 2019, No. 2 (2019): 309–16.
Naimah, Munirotun. “Pandangan Dan Pendekatan Pembelajaran Dan Implementasinya Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab.” Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab, Universitas
Negeri Malang, 2016, 21–32.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
(Jogiakarta: Ar-Ruzz Media, 2016).
Sardiyanah. “Pendekatan Dan Metode Audio Lingual (Analisis Metode Sam’iyah
Syafawiyah).” NASKHI: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Bahasa Arab Vol. 1, No. 1
(2019): 14–20.
Sari, Alvia Putri Prima. “Tinjauan Terhadap Metode Pembelajaran Bahasa Arab: Metode
Qawaid & Terjemah, Metode Langsung, Metode Audiolingual Dan Metode Gabungan.”
Jurnal Tarbiyatuna Vol. 3, No. 2 (2018): 103–26.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2013).
Theodore, Jack C Richards and Rodgers. Approaches and Methods in Language Teaching.
(New York: Cambridge University Press, 2003).
Yusri, Muh. Qudus dan. “Keefektifan Penggunaan Metode Audio Lingual Dalam
Pembelajaran Kemampuan Menyimak Bahasa Jerman.” Jurnal Penelitian Pendidikan
INSANI Vol. 20, No. 2 (2017): 127–32.

https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/FUSHA/author/saveSubmit/5

You might also like