6621 16320 2 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

RekaRacana: Jurnal Teknik Sipil Vol. 7 | No. 2 | Hal.

142-153
ISSN [e]: 2477-2569 | DOI: https://doi.org/10.26760/rekaracana Juli 2021

Aplikasi Modified Method SNI 03-2834-2000


pada Campuran Self Compacting Concrete
RIYAN NEHEMIA SITUMORANG, PRIYANTO SAELAN

Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Bandung


Email: riyansitumorang.rs@gmail.com

ABSTRAK

Self Compacting Concrete ( SCC ) adalah beton yang dapat memadatkan dirinya sendiri
tanpa pemadatan eksternal. Kadar pasir pada komposisi campuran SCC harus lebih dari
50% dari agregat gabungan. Perhitungan komposisi campuran SCC belum dilakukan
seperti pada perhitungan beton biasa, perhitungan komposisi lebih banyak dilakukan
dengan cara trial dan error. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan
Modified Method SNI 03-2834-2000 pada perancangan campuran SCC, dengan cara
mengevaluasi metode lain perancangan campuran SCC, sehingga diketahui apakah
cara Modified Method SNI 03-2834-2000 dapat digunakan pada perancangan
campuran SCC. Analisis data sekunder dari komposisi bahan serta kaji banding kuat
tekan prediksi mengunakan Modified Method SNI 03-2834-2000, dan hasil uji kriteria
SCC membuktikan bahwa Modified Method SNI 03-2834-2000 dapat digunakan
menjadi salah satu acuan untuk merancang SCC.

Kata kunci: self compacting concrete (SCC), modified method SNI 03-2834-2000,
komposisi campuran beton

ABSTRACT

Self Compacting Concrete (SCC) is a type of concrete that can be placed and
consolidated under its own weight without any external compaction. The sand content
in the SCC mix composition should be more than 50% of the combined aggregate. The
calculation of the SCC mix composition is different from ordinary concrete, because its
composition calculation is mostly done by trial and error. This research aimed to apply
the Modified SNI Method 03-2834-2000 in the SCC mix design. This research was
conducted by evaluating the SCC mix design that used other methods. Thus, the
effectiveness of the Modified SNI Method 03-2834-2000 for use in the SCC mix design
could be identified significantly. In this research, analysis of secondary data from
material composition and comparative assessment of predictive compressive strength
by utilizing Modified SNI Method 03-2834-2000 had been successfully carried out, and
the results of the SCC criteria test indicated that Modified SNI Method 03-2834-2000 is
able to be used as one of the references for designing SCC.

Keywords: self compacting concrete (SCC), modified method SNI 03-2834-2000,


concrete mixed design

RekaRacana – 142
Riyan Nehemia Situmorang, Priyanto Saelan

1. PENDAHULUAN

Perkembangan beton mengalami kemajuan yang sangat pesat baik dilihat dari metode
pelaksanaan maupun dari segi material. Beton memadat mandiri (SCC) yaitu beton yang
mampu melakukan pemadatan sendiri sehingga tidak memerlukan alat pemadat. Campuran
SCC untuk dapat memadatkan dirinya sendiri, dibuat dengan komposisi butiran halus lebih
banyak dari pada butiran kasarnya. Kelecakannya yang sangat tinggi sehingga campuran
beton segarnya dapat mengalirkan massanya sendiri yang diperoleh dengan memberikan
bahan tambahan bersifat superplasticizer dengan dosis yang dapat menyebabkan slump flow.
Perhitungan komposisi beton SCC belum dilakukan dengan cara seperti pada perhitungan
komposisi beton yang biasa dipadatkan. Peracangan komposisi campuran beton cara SNI telah
dikembangkan menjadi Modified Method SNI 03-2834-2000 oleh Saelan (2020). Pada Modified
Method SNI 03-2834-2000 juga dikembangkan perancangan campuran dengan kadar pasir
tinggi yaitu 50%–60% dari agregat gabungan. Mengingat campuran SCC menggunakan kadar
pasir lebih banyak dari kadar agregat kasar, maka diperkirakan Modified Method SNI 03-2834-
2000 dapat digunakan untuk merancang komposisi campuran SCC.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beton Memadat Mandiri (Self Compacting Concrete)


Komposisi SCC secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan komposisi beton normal dengan komposisi SCC


(Sumber: Okamura dan Ouchi, 2003)

Menurut EFNARC, kriteria-kriteria yang harus terpenuhi untuk menghasilkan workability dari
campuran SCC yaitu filling abilty passing ability dan segregation resistence. Batasan ketetapan
yang diziinkan menurut EFNARC dan SKH – 1.7.23 Bina Marga disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Ketetapan Beton SCC


Menurut EFNARC dan SKh-1.7.23 Bina Marga
EFNARC SKh-1.7.23
No. Metode Satuan
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
1 Slump-flow [mm] 650 800 550 850
2 T50 Slump-flow [detik] 2 5 2 5
3 J-ring [mm] 0 10 0 10
4 V-Funnel [detik] 6 12 6 12
5 V-Funnel at T5minutes [detik] 0 3 - -
6 L-box [mm] 0,8 1 0,8 1

Menurut Muhamad Firza (2017) dikatakan kadar superplasticizer yang digunakan yaitu sekitar
1%–2%, kadar superplasticizer yang berlebih bisa menyebabkan segregasi.

RekaRacana – 143
Aplikasi Modified Method SNI 03-2834-2000 pada Campuran Self Compacting Concrete

2.2 Perancangan Campuran Modified Method SNI 03-2843-2000


Berikut adalah paparan konsep Modified Method SNI 03-2834-2000 menurut Saelan (2020) di
antaranya:
1. Data berat jenis adalah data material yang dibutuhkan dalam perancangan campuran
beton, adapun material yang digunakan adalah semen, pasir, batu pecah, air,
superplasticizer tanpa bahan mineral
2. Kurva kuat tekan silinder beton vs FAS untuk semen OPC dan PCC pada kondisi agregat
SSD yang digunakan dalam perancangan campuran beton ( mix design) adalah seperti
pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik kuat tekan silinder beton


(Sumber: Saelan, 2020)

3. Jumlah air bebas (SSD) yang diperlukan campuran pasir alam dan batu pecah untuk
mencapai workability beton segar diberikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Air Bebas SSD [kg/m3] Untuk Mencapai Workability Beton Segar
Slump
Ukuran maksimum agregat kasar
[mm]
(pasir alam + batu pecah)
10 20 40 60 80 100 100-180
[mm]
10 175 188 212 220 227 230 232
20 157 170 188 195 200 203 205
40 138 152 167 175 180 183 185
(Sumber: Saelan, 2020)

4. Komposisi bahan dalam campuran beton dihitung dengan mengaplikasikan formulasi


volume mutlak beton terlihat pada Persamaan 1 berikut.

1 m3 beton = 𝑉𝑐 + 𝑉𝑤 + 𝑉𝑚𝑎 + 𝑉𝑎 …(1)

dengan:
𝑉𝑐 = volume mutlak semen dalam 1 m3 beton,
𝑉𝑤 = volume mutlak air dalam 1 m3 beton,
𝑉𝑚𝑎 = volume mutlak agregat gabungan dalam 1 m3 beton,
= 𝑉𝑓𝑎 + 𝑉𝑐𝑎
𝑉𝑎 = volume udara yang terperangkap, dapat diambil ± 0,02 m3,
𝑉𝑓𝑎 = volume mutlak pasir alam dalam 1 m3 beton,
𝑉𝑐𝑎 = volume mutlak batu pecah dalam 1 m3 beton.

RekaRacana – 144
Riyan Nehemia Situmorang, Priyanto Saelan

Ketentuan yang berlaku pada formulasi volume mutlak tersebut adalah:


a) Untuk beton biasa, yaitu dengan pemadatan (compacting concrete).
1. 𝑉𝑚𝑎 minimum 0,60 m3.
2. 𝑉𝑓𝑎 = 0,40𝑉𝑚𝑎 dan 𝑉𝑐𝑎 = 0,60𝑉𝑚𝑎 .
b) Untuk beton memadat mandiri, yaitu Self Compacting Concrete (SCC)
1. Ukuran butiran batu pecah maksimum 20 mm.
2. 𝑉𝑚𝑎 minimum 0,60 m3.
3. Bahan tambahan berjenis superplasticizer (SP) dan retarder harus digunakan
dengan dosis berdasarkan percobaan.
4. Volume mutlak pasir 𝑉𝑓𝑎 ditentukan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kadar Volume Mutlak Pasir Untuk SCC

Volume Mutlak Agregat Gabungan Kadar Volume Mutlak Pasir


Perkiraan 𝑓𝑐 Hasil Uji
(𝑽𝒎𝒂 ) (𝑽𝒇𝒂)
0,60 – 0,61 m3 (0,56 – 0,58)𝑉𝑚𝑎 1,5Vfa
𝑓𝑐 kurva
0,62 – 0,68 m3 (0,54 – 0,58)𝑉𝑚𝑎 0,51
(Sumber: Saelan, 2020)

5. Persyaratan lainnya yang ditentukan dalam perancangan campuran beton cara


SNI tetap berlaku pada Modified Method SNI 03-2834-2000.

2.3 Kajian Teoritis Aplikasi Modified Method SNI 03-2834-2000 pada SCC
Untuk dapat mengaplikasikan Modified Method SNI 03-2834-2000 maka perlu dikaji secara
teoritis apakah kuat tekan beton dapat tercapai. Kajian aplikasi Modified Method SNI 03-2834-
2000 dilakukan dengan menggunakan metode Dreux yang ditunjukkan pada Persamaan 2.
𝑐
𝑓𝑐 = 𝐹𝑓𝑝𝑐 ( − 0,5) …(2)
𝑤

dengan:
𝑓𝑐 = kuat tekan rata-rata beton umur 28 hari [MPa];
𝑓𝑝𝑐 = kuat tekan mortar semen umur 28 hari [MPa];
𝑐
= rasio berat semen terhadap berat air;
𝑤
𝐺 = faktor granular (0,35−0,65);
= 𝑘 × 𝑉𝑠
𝑉𝑠 = volume mutlak pasir untuk 1 m3 beton;
𝑘 = koefisien yang bergantung pada volume mutlak pasir dalam volume mutlak agregat
gabungan untuk 1 m3 beton. Besarnya nilai 𝑘 tertera pada Tabel 4.

RekaRacana – 145
Aplikasi Modified Method SNI 03-2834-2000 pada Campuran Self Compacting Concrete

Tabel 4. Kadar Volume Mutlak Pasir Untuk SCC


Kadar Volume Mutlak Pasir dalam Volume Mutlak Agregat Gabungan
Volume Pasir
𝒌
Volume Agregat Gabungan
[%]
20 – 24 3,25
25 – 26 3,00
27 – 30 2,75
31 – 34 2,50
35 – 37 2,25
38 – 43 2,00
44 – 49 1,75
50 – 55 1,50
56 – 60 1,25
61 – 65 1,00
(Sumber: Saelan, 2020)
Berdasarkan analisis perhitungan kuat tekan beton menggunakan metode Dreux maka
membandingkan 𝐺 yang tercapai pada Modified Method SNI 03-2834-2000 dan 𝐺 yang
terdapat pada grafik SNI, dapat disimpulkan bahwa kuat tekan beton yang direncanakan
tercapai. Dengan demikian maka, Modified Method SNI 03-2834-2000 dapat digunakan untuk
merancang SCC.
3. METODOLOGI

3.1 Diagram Alir


Agar dapat menyelesaikan penelitian peneliti memerlukan tahapan – tahapan yang harus
dilaksanakan. Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3.

3.2 Data Penelitian


Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari hasil penelitian – penelitian
sebelumnya. Data sekunder dari pekerjaan sebelumnya sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Risdianto (2010) dengan judul Penerapan Self Compacting Concrete (SCC)
pada Beton Mutu Normal. Pengujian ini dilakukan pada kuat tekan 28 hari. Komposisi
campuran beton dari penelitian Risdianto (2010) disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi 1 m3 SCC dari Risdianto (2010)


Campuran
Uraian
1 2 3 4
Semen [kg] 357 357 357 357
Pasir [kg] 1.108 1.108 1.108 1.108
Batu Pecah [kg] 739 739 739 739
Air [kg] 202 202 202 202
SP [%] 0,5 1 1,5 2

2. Penelitian berikutnya oleh Hermansah (2019) dengan judul Studi Mengenai Pengaruh
Ukuran Maksimum Agregat Kasar pada Campuran Beton Memadat Mandiri (SCC).
Pengujian dilakukan pada kuat tekan 7 dan 28 hari. Kuat tekan target 27 MPa dan 47 MPa
pada penelitian Hermansah (2019). Komposisi campuran beton dari Hermansyah (2019)
ditampilkan pada Tabel 6 hingga Tabel 9.

RekaRacana – 146
Riyan Nehemia Situmorang, Priyanto Saelan

Mulai

Mengkaji literatur mengenai campuran pada beton


Memadat mandiri (Self Compacting Concrete)

Topik penelitian
“Aplikasi Modified SNI Method Pada Campuran Beton Memadat Mandiri
(Self Compacting Concrete)”

1. Penelitian tidak dilakukan secara langsung, namun menggunakan


data sekunder.
2. Data sekunder yang dibutuhkan berupa data komposisi campuran
beton Modified SNI Method.

Analisis data sekunder dan pembahsan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. Diagram alir penelitian

Tabel 6. Komposisi 1 m3 SCC dari Hermansah (2019) dengan Modulus Kehalusan Seragam
dan Kuat Tekan Target 27 MPa
Campuran
Uraian
1 2 3
Semen [kg] 350 350 350
Pasir [kg] 931,38 952,75 990,38
Batu Pecah [kg] 573,37 552,38 467,76
Air [kg] 190 190 190
SP [%] 1,5 1,5 1,5

Tabel 7. Komposisi 1 m3 SCC dari Hermansah (2019) dengan Modulus Kehalusan


Bervariasi dan Kuat Tekan Target 27 MPa
Campuran
Uraian
1 2 3
Semen [kg] 350 350 350
Pasir [kg] 918,5 918,5 918,5
Batu Pecah [kg] 753,41 753,42 753,41
Air [kg] 190 190 190
SP [%] 1,5 1,5 1,5

RekaRacana – 147
Aplikasi Modified Method SNI 03-2834-2000 pada Campuran Self Compacting Concrete

Tabel 8. Komposisi 1 m3 SCC dari Hermansah (2019) dengan Modulus Kehalusan Seragam
dan Kuat Tekan Target 47 MPa
Campuran
Uraian
1 2 3
Semen [kg] 525 525 525
Pasir [kg] 1.033,73 1.093,65 1.140,74
Batu Pecah [kg] 495 435,08 388
Air [kg] 190 190 190
SP [%] 1,5 1,5 1,5

Tabel 9. Komposisi 1 m3 SCC Dari Hermansah (2019) dengan Modulus Kehalusan


Bervariasi dan Kuat Tekan Prediksi Target 47 MPa
Campuran
Uraian
1 2 3
Semen [kg] 525 525 525
Pasir [kg] 926,02 926,02 926,02
Batu Pecah [kg] 602,73 602,74 602,73
Air [kg] 190 190 190
SP [%] 1,5 1,5 1,5

3. Penelitian berikutnya oleh Marina (2019) dengan judul Kinerja High Strength Self
Compacting Concrete dengan Penambahan Admixture “Beton Mix” terhadap Kuat Tarik
Belah. Pengujian ini dilakukan pada kuat tekan 7 dan 28 hari. Komposisi campuran beton
dari Marina (2019) ditunjukan pada Tabel 10.

Tabel 10. Komposisi 1 m3 SCC dari Marina (2019)


Campuran
Uraian
1 2 3
Semen [kg] 780 780 780
Pasir [kg] 760 760 760
Batu Pecah [kg] 528 528 528
Air [kg] 195 165,75 195
SP [%] 11,7 12,48 13,65

3.3 Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan cara seperti berikut:
1. Menghitung volume pasir dan volume agregat kasar pada tiap campuran.
2. Menghitung faktor air - semen (𝑤/𝑐) tiap campuran.
3. Membandingkan slump flow tiap campuran dan membandingkan dengan persyaratan
menurut slump flow SCC.
4. Menghitung kuat tekan prediksi pada umur beton 28 hari menggunakan Modified Method
SNI 03-2834-2000.
5. Membandingkan kuat tekan prediksi dengan kuat tekan hasil uji.
6. Menyimpulkan hasil analisis.

RekaRacana – 148
Riyan Nehemia Situmorang, Priyanto Saelan

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Berikut ini merupakan hasil anaisis dan pengujian dari tiap-tiap penelitian ditunjukkan pada
Tabel 11 hingga Tabel 15.

Tabel 11. Komposisi 1 m3 SCC Hasil Pengujian dari Penelitian Risdianto (2010)
Campuran
Uraian Satuan
1 2 3 4
Semen [kg] 357,00 357,00 357,00 357,00
Volume Pasir [m3] 0,44 0,44 0,44 0,44
Volume Batu Pecah [m3] 0,28 0,28 0,28 0,28
Volume Gabungan [m3] 0,72 0,72 0,72 0,72
Persentase Pasir [%] 61,47 61,47 61,47 61,47
Persentase Batu pecah [%] 38,53 38,53 38,53 38,53
Air [kg] 202 202 202 202
SP [%] 0,50 1,00 1,50 2,00
T500 Slump Flow [s] 3,40 1,40 1,20 1,04
T500 Slump Flow pada EFNARC [s] (2 – 5) (2 – 5) (2 – 5) (2 – 5)
V-Funnel time [s] 2,80 2,75 2,68 2,30
L-Box (FL40) [s] 3,00 2,60 1,26 1,00
L-Box (FLujung) [s] 3,80 3,20 2,00 1,20
Kuat Tekan 28 hari Hasil Uji [MPa] 29,00 35,68 31,11 28,83
𝑤/𝑐 0,57 0,57 0,57 0,57
Kuat Tekan Prediksi 28 hari MPa Modified
[MPa] 32,59 32,59 32,59 32,59
Method SNI 03-2834-2000
Presentase Pencapaian Kuat Tekan Hasil Uji
dan Kuat Tekan Prediksi Menurut Modified [%] 89 91,33 95,47 88,46
Method SNI 03-2834-2000

Tabel 12. Komposisi 1 m3 SCC Hasil Pengujian dari Penelitian Hermansah (2019) dengan
Modulus Kehalusan Seragam dan Kuat Tekan Target 27 MPa
Campuran
Uraian Satuan
1 2 3
Semen [kg] 350 350 350
Volume Pasir [m3] 0,37 0,37 0,39
Volume Batu Pecah [m3] 0,22 0,21 0,18
Volume Gabungan [m3] 0,59 0,59 0,57
Persentase Pasir [%] 62,43 63,83 68,42
Persentase Batu pecah [%] 37,57 36,17 31,58
Air [kg] 190 190 190
SP [%] 1,5 1,5 1,5
Slump Flow [mm] 620 630 610
Slump Flow pada Bina Marga [mm] (550 – 800) (550 – 800) (550 – 800)
L- Box Ratio 0,08 0,05 0,11
L- Box pada EFNARC [cm] (0,8 – 1,0) (0,8 – 1,0) (0,8 – 1,0)
V-funnel [s] 12 13 14
Kuat Tekan 28 hari Hasil Uji [MPa] 29,4 29,4 28,9
T500, [s] 5 5 4
w/c 0,54 0,54 0,54
Kuat Tekan Prediksi 28 hari pada Modified Method
[MPa] 29,05 28,62 29,75
SNI 03-2834-2000
Presentase Pencapaian Kuat Tekan Hasil Uji dan Kuat
Tekan Prediksi Menurut Modified Method SNI 03- [%] 98,81 97,33 97,15
2834-2000

RekaRacana – 149
Aplikasi Modified Method SNI 03-2834-2000 pada Campuran Self Compacting Concrete

Tabel 13. Komposisi 1 m3 SCC Hasil Pengujian dari Penelitian Hermansah (2019) dengan
Modulus Kehalusan Bervareasi dan Kuat Tekan Target 27 MPa
Campuran
Uraian Satuan
1 2 3
Semen [kg] 350 350 350
Volume Pasir [m3] 0,36 0,36 0,36
Volume Batu Pecah [m3] 0,29 0,29 0,29
Volume Gabungan [m3] 0,65 0,65 0,65
Persentase Pasir [%] 55,50 55,50 55,50
Persentase Batu pecah [%] 44,50 44,50 44,50
Air [kg] 190 190 190
SP [%] 1,5 1,5 1,5
Slump Flow [mm] 630 640 640
Slump Flow pada Bina Marga [mm] (550 – 800) (550 – 800) (550 – 800)
L- Box (H1/H2) 0,45 0,42 0,43
L- Box pada EFNARC [cm] (0,8 – 1,0) (0,8 – 1,0) (0,8 – 1,0)
V-funnel [s] 10 11 11
Kuat Tekan 28 hari [MpP] 28,9 28,7 27,8
T500, [s] 5 4 4
𝑤/𝑐 0,54 0,54 0,54
Kuat Tekan Prediksi 28 hari pada Modified Method SNI
[MPa] 27,59 27,59 27,59
03-2834-2000
Presentase Pencapaian Kuat Tekan Hasil Uji dan Kuat
Tekan Prediksi Menurut Modified Method SNI 03-2834- [%] 95,46 96,12 99,24
2000

Tabel 14. Komposisi 1 m3 SCC Hasil Pengujian dari Penelitian Hermansah (2019) dengan
Modulus Kehalusan Bervariasi dan Kuat Tekan Target 47 MPa
Campuran
Uraian Satuan
1 2 3
Semen [kg] 525 525 525
Volume Pasir [m3] 0,36 0,36 0,36
Volume Batu Pecah [m3] 0,23 0,23 0,23
Volume Gabungan [m3] 0,60 0,60 0,60
Persentase Pasir [%] 61,12 61,12 61,12
Persentase Batu pecah [%] 38,88 38,88 38,88
Air [kg] 190 190 190
SP [%] 1,5 1,5 1,5
Slump Flow [mm] 640 630 630
Slump Flow Pada Bina marga [mm] (550 – 800) (550 – 800) (550 – 800)
L- Box (H1/H2) 0,38 0,36 0,36
L- Box pada EFNARC [cm] (0,8 – 1,0) (0,8 – 1,0) (0,8 – 1,0)
V-funnel [s] 13 15 17
Kuat Tekan 28 hari Hasil Uji [MPa] 48,70 48,50 48,10
T500 [s] 6 5 5
𝑤/𝑐 0,36 0,36 0,36
Kuat Tekan Prediksi 28 hari pada Modified Method
[MPa] 48,14 48,14 48,14
SNI 03-2834-2000
Presentase Pencapaian Kuat Tekan Hasil Uji dan Kuat
Tekan Prediksi Menurut Modified Method SNI 03- [%] 98,85 99,26 99,92
2834-2000

RekaRacana – 150
Riyan Nehemia Situmorang, Priyanto Saelan

Tabel 15. Komposisi 1 m3 SCC Hasil Pengujian dari Penelitian Marina (2019)
Campuran
Uraian Satuan
1 2 3
Semen [kg] 780 780 780
Volume Pasir [m3] 0,30 0,30 0,30
Volume Batu Pecah [m3] 0,20 0,20 0,20
Volume Gabungan [m3] 0,50 0,50 0,50
Persentase Pasir [%] 59,56 59,56 59,56
Persentase Batu Pecah [%] 40,44 40,44 40,44
Air [kg] 195,00 165,75 195,00
SP [%] 1,50 1,60 1,70
Slump Flow [mm] 630 760 790
Slump Flow pada Bina marga [mm] (550 – 800) (550 – 800) (550 – 800)
L- Box [cm] 0,78 0.89 0,92
L- Box pada EFNARC [cm] (0,8 – 1,0) (0,8 – 1,0) (0,8 – 1,0)
V-funnel [s] 8,00 12,00 5,00
Kuat Tekan 28 hari [MPa] 47,18 54,68 49,21
𝑤/𝑐 0,25 0,21 0,25
Kuat Tekan Prediksi 28 hari pada Modified
[MPa] 48,29 52,68 48,29
Method SNI 03-2834-2000
Presentase Pencapaian Kuat Tekan Hasil Uji
dan Kuat Tekan Prediksi Menurut Modified [%] 97,71 96,34 98,13
Method SNI 03-2834-2000

4.2 Pembahasan
Berikut merupakan hasil analisis data dari Risdianto (2010), persentase pasir dari pengujian
tersebut adalah 61,469% dan persentase agragat kasar adalah 38,351%; maka komposisi dari
penelitian Risdianto (2010) memenuhi syarat dari pembuatan beton SCC yang dimana kadar
pasir harus lebih banyak dari gregat kasar. Slump flow pada pengujian Risdianto (2010) tidak
dicantumkan hasilnya, tapi untuk komposisi campuran beton dalam pengujian ini dapat masuk
dalam kategori beton SCC karena batasan V-funnel AT 5 minute dalam EFNARC yaitu 0 – 3
detik. Kuat tekan prediksi untuk 28 hari berdasarkan Modified Method SNI 03-2834-2000 dapat
dilihat pada Tabel 11.

Selanjutnya penelitian dari Hermansah (2019) dengan modulus kehalusan seragam dan
bervariasi. Komposisi campuran pada Hermansah (2019) memiliki kadar pasir lebih dari 50%
dari kadar agregat gabungan. Persentase agregat kasar dan agregat halus dapat diliat pada
Tabel 12 sampai Tabel 14 dengan demikian komposisi campuran ini memenuhi persyaratan
Modified Method SNI 03-2834-2000. Batas izin slump flow pada EFNARC 2002 yaitu 650 – 800
mm dan batas izin beton SCC pada SKh-1.7.23 yaitu 550 – 850 mm, maka komposisi beton
dari penelitian Hermansah (2019) dapat digolongkan SCC. Kuat tekan prediksi dan kuat tekan
aktual yang disajikan pada Tabel 12 hingga Tabel 14 menunjukkan nilai yang berdekatan.
Nilai faktor air – semen (𝑤/𝑐) ditunjukkan pada Tabel 12 hingga Tabel 14.

Selanjutnya penelitian dari Marina (2019), untuk persentase pasir terhadap agregat gabungan
yaitu 59,599 % dan persentase agregat kasar (batu pecah) yaitu 40,441 [%], dengan demikian
komposisi campuran ini memenuhi persyaratan Modified Method SNI 03-2834-2000. Batas izin
slump flow pada EFNARC 2002 yaitu 650 – 800 mm dan batas izin beton SCC pada SKh-1.7.23
yaitu 550 – 850 mm, komposisi campuran beton SCC marina (2019) terjadi segregasi dapat

RekaRacana – 151
Aplikasi Modified Method SNI 03-2834-2000 pada Campuran Self Compacting Concrete

diliat dari pengujian L-box pada campuran 1 dan 3 tidak memenuhi persyaratan batas izin
pada EFNARC yaitu 0,8 – 1 cm. Komposisi beton dari penelitian Marina (2019) dapat
digolongkan beton SCC. Kuat tekan prediksi dan kuat tekan aktual yang disajikan pada Tabel
15 menunjukan nilai berdekatan. Nilai faktor air – semen (𝑤/𝑐) ditunjukkan pada Tabel 15.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, terdapat hasil uji kuat tekan yang berbeda dengan
hasil uji prediksi menggunakan Modified Method SNI 03-2834-2000 dimana hasil uji tersebut
berada lebih kecil dari 90% kuat tekan prediksi. Perbedaan ini yaitu terdapat pada Tabel 11
yaitu pada campuran 1 dan campuran 4, dimana persentase pencapaian kuat tekan adalah
89% dan 88,46%. Total seluruh campuran pada penelitian ini adalah sebanyak 16 campuran.
Jumlah campuran yang persentase hasil ujinya mencapai di atas 90% adalah sebanyak 14
campuran. Untuk menganalisis toleransi kedekatan hasil uji dengan hasil prediksi maka dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan Abram’s pada kurva kuat tekan beton vs faktor
air – semen. Persamaan Abram’s diperlihatkan pada Gambar 4.

Berdasarkan kurva Abram’s yang terdat pada Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa kuat tekan
terkecil berada pada persentase 90%. Penyebab terjadinya pencapaian hasil uji 89% dan
88,46% tidak dapat diketahui karena penelitian ini menggunakan data sekunder. Namun
demikian pencapainnya masih berdekatan dengan pencapaian 90% sehingga hasil analisis
data sekunder yang dilakukan menunjukan hasil–hasil secara keseluruhan dapat membuktikan
bahwa Modified Method SNI 03-3824-2000 dapat diaplikasikan menjadi salah satu acuan untuk
merancang beton SCC.

Gambar 4. Persamaan Abram’s pada kurva kuat tekan beton vs faktor air – semen
(Sumber: Li Siqi, 2020)

5. KESIMPULAN

Dari hasil analisis data sekunder pada penelitian ini maka dapat disimpulkan:
1. Modified Method SNI 03-2834-2000 dapat diaplikasikan dan dijadikan menjadi salah satu
acuan dalam merancang campuran SCC.
2. SCC dirancang dengan bahan tambahan seperti superplasticizer yang mengakibatkan
flow. Secara teoritis peggunaan air yang banyak akan mengakibatkan segregasi dan
bleeding pada SCC. Oleh karena itu, dosis SP diberikan berdasarkan penggunaan air yang

RekaRacana – 152
Riyan Nehemia Situmorang, Priyanto Saelan

sedikit. Jika dikaitkan dengan nilai Slump maka jumlah air ini berada pada rentang
maksimum nilai slump 30 – 60 mm.
6. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran


sebagai berikut:
1. Dalam pengaplikasian Modified Method SNI 03-2834-2000 tehadap perancangan SCC
dalam penelitian ini perlu adanya pengujian kembali di laboratorium secara langsung,
sehingga data hasil penelitian dapat divalidasi oleh hasil pengujian secara langsung.
2. Dalam pengujian SCC jumlah adukan yang dibuat harus mencakup tiga pengujian, yaitu
pengujian V-funne, L-Box, dan slump flow sehingga tiap adukan tidak mengalami jeda
waktu yang mengakibatkan pengentalan.

DAFTAR RUJUKAN

Direktorat Jendral Bina Marga. (2017). Spesifikasi Khusus - Interim SKh-1.7.23 tentang
Beton Memadat Mandiri (Self Compacting Concrete). Jakarta: Kementrian Pekerjaan
Umum.
EFNARC. (2002). Specification and Guidelines For Self-Compacting Concrete . UK: Achieving
the Highest Standards.
Firza, M. (2017). Studi Mengenai Perancangan Campuran Beton Cara SNI Memadat
Mandiri ( Self Compacting concrete ). Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Hermansah, F. Y. (2019). Studi Mengenai Pengaruh Ukuran Maksimum Agregat Kasar Pada
Campuran Beton Memadat Mandiri (SCC). Bandung: Fakultas Tekniksipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional.
Marina, A. (2019). Kinerja High Strength Self Compacting Concrete Dengan Bahan Tambahan
Admixture "Beton Mix" Terhadap Kuat Tarik Belah. Manado: Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Sam Ratulangi.
Okamura, H. dan Ouchi, M. (2003). Self Compacting Concrete (SCC). japan: Japan Concrete
Institute.
Risdianto, Y. (2010). Penerapan Self Compacting Concrete (SCC) Pada Beton Mutu Normal.
Surabaya: Universitas Negri Surabaya.
Saelan, P. (2020). Perancangan Campuran Beton Cara SNI Termodifikasi (Modified SNI
Method). Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional.
Siqi, L. (2020). Water-Cement-Density Ratio Law for the 28-Day Compressive. Hindawi,
8.
Teresia, Z. (2013). Studi Mengenai Perancangan Campuran Beton Cara Dreux Gorrise.
Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional.

RekaRacana – 153

You might also like