Professional Documents
Culture Documents
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan Di Kabupaten Luwu Utara
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan Di Kabupaten Luwu Utara
net/publication/330348180
CITATIONS READS
0 2,586
6 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Erik Kurniawan on 15 November 2020.
Article history:
Strategy and policy development of youth in the District of North Luwu is to
Received
encourage and support the implementation of youth positive activities,
30 April 2018
Revised socialization to increase public awareness, providing accessibility to education,
07 Mei 2018 encourage activities through sports and religion, and encourage cooperation
Accepted between Local Government and the local youth organizations. This study aims
24 Mei 2018 to find out the general picture of youth, the factors that inhibit youth
development, factors that influence the lack of youth achievement, factors
supporting youth development and youth development policy strategies in
Keyword: North Luwu District.. The study conducted in the District of North Luwu,
Policy South Sulawesi Province from April to July 2017. Data analyzed by using
Development SWOT Analysis. The factors that support the implementation of youth
Youth development are accessibility to various facilities provided by the local
Achievemen government, the level of high youth population, the level of participation in
higher education, and support from the government.
62
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
63
Jurnal Bangda Simpurusiang
Vol. 01 No. 01, Mei 2018 : 61 - 79
Menurut Undang-undang Republik saat ini lebih percaya pada koneksi dari pada
Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang kompetisi secara terbuka.
Kepemudaan, yang disebut dengan pemuda 2) Ciri-ciri Pemuda
adalah warga negara Indonesia yang
memasuki periode penting pertumbuhan dan Untuk mengenal lebih jauh mengenai
perkembangan yang berusia 16 (enam belas) pemuda maka perlu dikemukakan mengenai
sampai 30 (tiga puluh) tahun(Indonesia, ciri-ciri seseorang sehingga ia disebut sebagai
2009). pemuda. Menurut (Soekanto, 1990) apabila
dilihat dari sudut kepribadian sebagai berikut:
Berdasarkan definisi pemuda yang
disebutkan sebelumnya, posisi pemuda yaitu a. Perkembangan fisik yang pesat, sehingga
berada diatas masa anak-anak dan remaja. ciri-ciri fisik sebagai laki-laki atau
(Rohmad, 1998) mengatakan pemuda perempuan tampak semakin tegas, hal
merupakan suatu masa transisi dari masa mana secara efektif ditonjolkan oleh para
remaja kepada masa dewasa. Pemuda telah pemuda, sehingga perkembangan fisik
dapat dikategorikan ke dalam angkatan kerja yang baik dianggap sebagai salah satu
karena melihat umur pemuda yang kebanggaan.
digolongkan mulai dari 16 tahun menurut b. Keinginan yang kuat untuk mengadakan
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 dan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih
18 tahun menurut Undang Undang Republik matang kepribadiannya. Kadang-kadang
Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang diharapkan bahwa interaksi sosial itu
Perlindungan Anak walaupun umur tersebut mengakibatkan masyarakat menganggap
masih termasuk ke dalam umur sekolah. pemuda sudah dewasa.
c. Keinginan yang kuat untuk mendapatkan
Ada berbagai faktor yang kepercayaan dari kalangan dewasa
menyebabkan pemuda memasuki angkatan walaupun mengenai masalah tanggung
kerja. Salah satunya karena sudah tidak jawab relatif belum matang.
bersekolah lagi, baik sukarela maupun d. Mulai memikirkan kehidupan secara
terpaksa. Sukarela, misalnya apabila seseorang mandiri, baik secara sosial, ekonomi
telah menamatkan jenjang pendidikan
maupun politik dengan mengutamakan
tertentu, sedangkan yang terpaksa, misalnya kebebasan dari pengawasan yang terlalu
karena alasan ekonomi seseorang memilih ketat oleh orang tua atau sekolah.
putus sekolah sementara masih berkeinginan e. Adanya perkembangan taraf intelektualitas
untuk melanjutkan sekolah, dengan kondisi
(dalam arti netral) untuk mendapatkan
tersebut terpaksa harus bekerja/mencari identitas.
pekerjaan. (Yulianto, 1997) mengemukakan
f. Mengingatkan sistem kaidah atau nilai
bahwa pemuda anak petani banyak yang
yang serasi dan kebutuhan atau
mempunyai keinginan bekerja di luar sektor keinginannya, yang tidak selalu sama
pertanian. dengan kaidah dan nilai yang dianut oleh
(Rohmad, 1998) mengatakan bahwa seseorang dewasa.
orientasi pemuda saat ini dapat dilihat dari Berdasarkan pendapat diatas dapat
beberapa sifat yaitu cara hidup yang terlalu dinyatakan bahwa ciri-ciri atau tanda-tanda
berorientasi kekinian, pandangan hidup yang pemuda secara umum adalah perkembangan
terlalu berorientasi pada status, sehingga
yang pesat, keinginan untuk mencoba dalam
sikapnya lebih berorientasi pada status segala hal yang belum diketahuinya,
daripada fungsi atau prestasi, serta pemuda
64
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
ketidakstabilan dalam perasaan dan emosi, dimiliki oleh individu, namun keduanya
perkembangan taraf intelektualitas untuk mempunyai keadaan berbeda-beda dalam
mendapatkan identitas diri serta keinginan berbagai situasi dan kondisi menurut adanya
yang besar untuk hidup beraktivitas secara prestasi. Lebih jelasnya (Atkinson, 1964)
kelompok. mengemukakan bahwa keberhasilan individu
untuk mencapai kebehasilan dan
B. Tantangan dan Masalah
memenangkan persaingan berdasarkan
Pembangunan Kepemudaan
standar keunggulan, sangat terkait dengan
1) Putus Sekolah tipe kepribadian yang memiliki motif
(Gunawan, 2010) menyatakan bahwa berprestasi lebih tinggi daripada motif untuk
“putus sekolah merupakan predikat yang menghindari kegagalan begitu pula
diberikan kepada mantan peserta didik yang sebaliknya, apabila motif menghindari
tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang terjadinya kegagalan lebih tinggi daripada
pendidikan, sehingga tidak dapat melanjutkan motif sukses, maka motivasi berprestasi
studinya ke jenjang pendidikan berikutnya”. seseorang cenderung rendah.
Hal ini berarti, putus sekolah ditujukan Dari uraian tersebut dapat
kepada seseorang yang pernah bersekolah disimpulkan bahwa motivasi berprestasi atau
namun berhenti untuk bersekolah. achievement motivation merupakan suatu
Hal senada diungkapkan oleh dorongan yang berhubungan dengan
(Ahmad, 2011) bahwa yang dimaksud dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan lebih
putus sekolah yaitu “berhentinya belajar baik, lebih cepat, lebih efisien dibandingkan
seorang murid baik ditengah-tengah tahun dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya,
ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil
berbagai alasan tertentu yang mengharuskan dalam kompetisi dengan suatu ukuran
atau memaksanya untuk berhenti sekolah”. keunggulan yang dapat berupa prestasi orang
Hal ini berarti putus sekolah dimaksudkan lain maupun prestasi sendiri.
untuk semua anak yang tidak menyelesaikan 3) Pernikahan Dibawah Umur
pendidikan mereka.
Perkawinan dibawah umur pada
Berdasarkan konsep putus sekolah umumnya didefinisikan sebagai perkawinan
tersebut maka, yang dimaksud dengan putus yang dilakukan oleh seseorang yang belum
sekolah dalam penelitian ini adalah, mencapai usia dewasa atau anak, sehingga
terhentinya proses pendidikan anak dalam ketika perkawinan tersebut dilangsungkan,
menyelesaikan pendidikan baik dalam tahun jelas telah melanggar hukum positif yang
ajaran atau pada berhenti antara jenjang. berlaku di Indonesia, walaupun secara norma
2) Motivasi Berprestasi agama, khususnya bagi yang beragama Islam,
tingkat usia dewasa (baligh) seseorang tidak
Dalam teori expectancy-value(Atkinson, dapat diukur menggunakan ukuran umur.
1964) mengemukakan bahwa motivasi Anak menurut Pasal 1 Angka 1 Undang-
berprestasi seseorang didasarkan atas dua hal Undang Republik Indonesia Nomor 35
yaitu, adanya tendensi untuk meraih sukses Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
dan adanya tendensi untuk menghindari Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor
kegagalan. Pada dasarnya keadaan motif itu 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
65
Jurnal Bangda Simpurusiang
Vol. 01 No. 01, Mei 2018 : 61 - 79
didefinisikan sebagai “seseorang yang belum 4) Pergaulan Bebas
berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk Pergaulan bebas merupakan salah
anak yang masih dalam kandungan”. Syarat- satu permasalahan yang terjadi di kalangan
syarat perkawinan sebagaimana yang diatur anak muda dalam masyarakat. Pergaulan
dalam Pasal 6 ayat (2) Undang- bebas merupakan bentuk pergaulan yang
UndangRepublik Indonesia Nomor 1 Tahun tidak terikat dengan batas norma-norma
1974 tentang Perkawinan, diatur bahwa
sosial yang ada dan berlaku di masyarakat.
“untuk melangsungkan perkawinan seorang Kasus pergaulan bebas pada umumnya
yang belum mencapai umur 21 (dua puluh identik dengan permasalahan-permasalahan
satu) tahun harus mendapat izin kedua orang sosial seperti kenakalan remaja, seks bebas,
tua”, dan pada Pasal 7 ayat (1) diatur bahwa atau narkotika.
“perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria
mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun Penelitian menunjukkan bahwa
dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 pergaulan bebas menimbulkan dampak yang
(enam belas) tahun”. Pada umumnya, signifikan bagi kalangan muda di Indonesia.
perkawinan dibawah umur terjadi antara laki- Menurut survei Komisi Perlindungan Anak
laki dewasa dengan perempuan yang belum Indonesia (KPAI) pada Tahun 2011, 32%
berusia dewasa, dan antara laki-laki dan remaja antara usia 14 sampai dengan 18
perempuan yang belum berusia dewasa. tahun di Jakarta, Bandung, dan Surabaya
Meskipun demikian, dalam beberapa pernah berhubungan seks, dimana 62,7%
peristiwa, terdapat perkawinan yang diantaranya melakukan hubungan seks pada
dilakukan antara laki-laki yang belum dewasa saat berada di bangku SMP, dan 21,2%
dengan perempuan yang berusia dewasa, diantaranya bahkan pernah melakukan aborsi.
serta laki-laki dan perempuan yang telah Temuan tersebut diperkuat oleh temuan Riset
berusia dewasa. Strategi Nasional Kesehatan Remaja oleh
Kementerian Kesehatan pada Tahun 2011
Indonesia sendiri, memiliki tingkat dan survei yang dilakukan oleh Badan
perkawinan dibawah umur yang cukup tinggi. Kependudukan dan Keluarga Berencana
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Nasional (BKKBN) Tahun 2012 yang
Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama
menunjukkan bahwa 63% remaja di beberapa
dengan the United Nations International
kota besar di Indonesia pernah melakukan
Children's Emergency Fund(UNICEF) Pada seks bebas. Kasus pergaulan bebas sendiri
Tahun 2016, 25% dari perempuan pernah cenderung meningkat setiap tahunnya,
kawin antara usia 20 sampai dengan 24 tahun dimana berdasarkan data KPAI, terjadi
melakukan perkawinan sebelum berusia 18 peningkatan jumlah kasus pengaduan anak
tahun. Menurut perkiraan UNICEF sendiri, yang menjadi korban pergaulan seks bebas
sekitar 1 dari 7 perempuan di Indonesia tiap tahunnya dari 39 kasus pada tahun 2011
menikah sebelum berusia 18 tahun, menjadi 157 kasus pada tahun 2016.
menjadikan Indonesia salah satu dari 10 besar
negara dengan jumlah kasus perkawinan di 5) Konflik antar Kelompok
bawah umur tertinggi di dunia, meskipun hal Konflik dapat didefinisikan sebagai
tersebut juga turut dipengaruhi oleh jumlah tindakan yang menentang dalam situasi biasa
penduduk Indonesia yang tinggi. atau sebagai suatu kesenjangan antara
berbagai tujuan dan kepentingan dalam suatu
sistem sehingga menimbulkan pertentangan.
66
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
67
Jurnal Bangda Simpurusiang
Vol. 01 No. 01, Mei 2018 : 61 - 79
diantaranya adalah persoalan sumber daya, menghindarkan perilaku negatif atau
masalah nilai budaya, kepemilikan teknologi menyimpang.
pekerjaan, keyakinan, dan harga diri. Hal ini Prioritas pembangunan kepemudaan
berdasarkan fakta-fakta yang telah terjadi Indonesia meliputi dua hal yaitu:
dalam peneltian sebelumnya
1. Character building atau pembangunan watak
6) Penyalahgunaan Narkoba pemuda Indonesia.
Penyalahgunaan Narkoba merupakan 2. Competency Improvement atau pengembangan
pemakaian atau penggunaan obat-obatan kemampuan pemuda Indonesia agar
tertentu secara melawan hukum yang bukan memiliki daya saing di tingkat nasional dan
ditujukan untuk pengobatan atau penelitian global.
dan digunakan tanpa mengikuti aturan atau Pemerintah adalah suatu yang urgen
dosis yang dianjurkan. Obat-obatan tertentu bagi proses kehidupan pada semua strata
yang dimaksud merupakan obat-obatan yang masyarakat antara lain, mengenai generasi
digolongkan sebagai narkotika dan
muda sebagai penerima tongkat estafet dalam
psikotropika menurut Undang-Undang pembangunan nasional. Sejarah telah
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 membuktikan bahwa masyarakat, sekecil
tentang Psikotropika dan Undang-Undang apapun kelompoknya bahkan sebagai
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 individu sekalipun, membutuhkan pelayanan
tentang Narkotika.
pemerintah, secara sadar ataupun tidak, harus
Di Indonesia sendiri, terdapat tingkat kita akui bahwa banyak sisi kehidupan kita
penyalahgunaan narkoba yang cukup tinggi. yang tidak lepas dari pelayanan pemerintah.
Menurut World Health Organization Pada sisi lain pemerintah telah
(WHO), sejak tahun 2000 jumlah pengguna menemukan fungsi utama pemerintah yaitu:
narkoba di Indonesia mencapai 1,5 juta orang pengaturan (regulation) dan fungsi pelayanan
, sementara menurut BNN, jumlah pengguna (service), keterbatasan kemampuan pemeritah
narkoba pada tahun 2014 mencapai 4 juta menimbulkan konsekuwensi logis bagi
orang dengan tingkat kematian akibat didistribusikannya urusan-urusan sampai
penyalahgunaan narkoba yang mencapai 33
pada tingkatan masyarakat yang paling
orang per hari , dengan sebagian besar bawah. Peranan pemerintah dalam
pengguna narkoba yang teridentifikasi peningkatan perikehidupan berbangsa dan
tergolong dalam usia remaja. bernegara juga tergantung dari berapa besar
C. Partisipasi Pemerintah dan pemerintah memperhatikan generasi muda
Masyarakat dalam Pembangunan sebagai tongkat estafet dan agen perubahan,
Kepemudaan generasi muda sebagai penerus cita-cita
bangsa dan sumber dan insani bagi
Terkait dengan upaya pencegahan pembangunan nasional.Oleh karena itu perlu
permasalahan sosial pada generasi muda, ditingkatkan upaya pembinaan dan
fungsi organisasi yang perlu untuk pengembangan generasi muda secara terus
dikembangkan adalah bagaimana organisasi menerus dalam kerangka pembangunan
tersebut dalam hal ini karang taruna, dapat nasional, pembinaan dan pengembangan
mempengaruhi orang lain (generasi muda) generasi muda menuntut partisipasi dan
melalui kegiatan-kegiatan positif dalam tanggung jawab semua pihak dan untuk itu
karang taruna diantaranya kegiatan sosial, perlu ditingkatkan kebijaksanaan nasional
rohani, pendidikan, olahraga dan seni, untuk
68
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
69
Jurnal Bangda Simpurusiang
Vol. 01 No. 01, Mei 2018 : 61 - 79
masing sebanyak 21 Organisasi Pemuda. meningkat lagi di tahun 2014 sebanyak 190
Adapun Kecamatan yang paling sedikit organiasi dan di Tahun 2015 Peningkatannya
jumlah organiasi Pemudanya adalah mencapai 193 Organisasi Olah Raga.
Kecamatan Rampi dan Kecamatan Jumlah kegiatan kepemudaan di Kabupaten
Rongkong masing-masing 6 dan 7 Organiasi Luwu Utara menggambarkan tingginya
Pemuda. antusiasme pemuda untuk berperan serta
Jumlah organisasi olahraga di dalam pembangunan daerah. Jumlah kegiatan
Kabupaten Luwu Utara menggambarkan Kepemudaan dari tahun 2011 sampai dengan
kapasitas pemerintah daerah dalam 2015 terjadi peningkatan yang sigifikan dari
memberdayakan masyarakat untuk berperan tahun ketahun. Di Tahun 2012 terdapat 9
serta dalam pembangunan daerah khususnya Kegiatan kepemudaan, dan tahun 2013
dalam menciptakan pelayanan penunjang di menjadi 15 Kegiatan Kepemudaan. Tahun
bidang olahraga. Jumlah Organisasi Olah 2014 meningkat lagi menjadi 19 Kegiatan
Raga di Kabupaten Luwu Utara cenderung Kepemudaan dan meningkat secara drastis di
meningkat dari tahun ke tahun, Tahun 2012 tahun 2015 menjadi 25 Organisasi
terdapat 151 Organiasi Olah raga, meningkat Kepemudaan.
di tahun 2013 menjadi 189 Organiasi dan
70
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
Pemberdayaan pemuda sebagai model tiap cabang olahraga. Dengan melihat adanya
pembangunan alternatif direalisasikan dengan peningkatan kegiatan olahraga tiap tahunnya
diselenggarakannya kegiatan pelatihan di Kabupaten Luwu Utara, maka sudah dapat
kekuatan dan potensi pemuda agar lebih dipastikan bahwa pemuda yang terlibat
berkembang dan berdaya. Pemberdayaan sebagai atlet pada tiap cabang olah raga juga
pemuda melalui program pelatihan memiliki banyak.
tujuan yang ingin dicapai untuk kesejahteraan
A. NAajsmansa
pemuda.
B. Penyebab Penghambat
Kegiatan olah raga tidak akan terlepas Pembangunan Kepemudaan di
dari peran serta pemuda sebagai atlet pada Kabupaten Luwu Utara
71
Jurnal Bangda Simpurusiang
Vol. 01 No. 01, Mei 2018 : 61 - 79
Beberapa hal yang menjadi penyebab pembinaan dan motivasi oleh orang tua
terhambatnya pembangunan kepemudaan di kepada pemuda, sedangkan disisi lainnya
Kabupaten Luwu Utara antara lain: faktor lingkungan (pergaulan) lebih dominan
memberikan pengaruh yang mengakibatkan
1. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme,
pemuda tidak terkontrol.
dan nasionalisme dikalangan masyarakat,
termasuk jiwa pemuda. 12. Kurangnya Kemampuan dan Kemauan
2. Adanya ketidakpastian yang dialami oleh Pemuda
generasi muda terhadap masa depannya. Sebagai pemuda, sudah selayaknya
3. Belum seimbangnya jumlah generasi mengambil peran dalam kehidupan
muda dengan fasilitas pendidikan berbangsa. Pemuda harus bisa menjalankan
(formal maupun non-formal) yang tugas dan kewajiban sebagai generasi penerus
tersedia. bangsa yaitu mampu melakukan perubahan.
4. Kurangnya lapangan dan kesempatan Sebagai tulang punggung perekonomian yang
kerja dikalangan pemuda.
memikul tanggung jawab demi memajukan
5. Tingginya tingkat pengangguran pada bangsa, pemuda harus bisa melanjutkan dan
generasi muda. mengisi peranannya untuk pembangunan dan
6. Masih tingginya jumlah perkawinan di
perbaikan bangsa, termasuk dalam bidang
bawah umur.
ekonomi. Kartono (1992) berpendapat bahwa
7. Masih tingginya angka pergaulan bebas kemampuan adalah segala daya, kesanggupan
yang terjadi pada generasi muda, atau keterampilan teknis maupun sosial.
sehingga membahayakan sendi-sendi
Sedangkan kemauan merupakan motor
moral bangsa. penggerak dalam berpartisipasi. Sebagai
8. Tingginya penggunaan NAPZA pada pemuda, sudah semestinya meningkatkan
kalangan generasi muda. produktivitas dan kualitas dalam berproses.
9. Belum adanya peraturan perundang- Tanpa adanya peningkatan tersebut, pemuda
undangan yang menyangkut generasi tidak akan mampu bersaing karena
muda. kenyataannya masyarakat lebih percaya
10. Kurangnya pembinaan terhadap karakter kepada yang lebih tua dibandingkan kepada
pemuda.
pemuda.
C. Faktor yang Mempengaruhi 13. Rendahnya Tingkat Kemandirian
Kurangnya Prestasi Pemuda di
Pemuda harus mampu dan mau
Kabupaten Luwu Utara
mewujudkan kemandirian dan kemajuan
Faktor-faktor yang berpengaruh bangsa. Hal tersebut perlu didukung oleh
terhadap kurangnya prestasi pemuda di kemampuan mengembangkan potensi diri
Kabupaten Luwu Utara antara lain: dan konsep yang terarah. Konsep
11. Kurangnya Pembinaan dan Motivasi kemandirian tersebut dapat diartikan sebagai
Pemuda upaya pemenuhan dan pengerjaan segala
sesuatu untuk diri sendiri dengan kekuatan
Pembinaan dan motivasi bagi pemuda dan kemauan sendiri tanpa bergantung pada
yang utama berada di keluarga, dalam hal ini orang lain. Dengan demikian, peranan
kedua orang tuanya. Adapun faktor pemuda dalam pembangunan bangsa saat ini
lingkungan adalah sebagai pendukung dan sangatlah dibutuhkan. Hakikat pembangunan
pembanding saja. Kondisi pemuda saat ini yang perlu dilakukan oleh bangsa Indonesia
menunjukkan bahwa masih lemahnya
72
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
73
Jurnal Bangda Simpurusiang
Vol. 01 No. 01, Mei 2018 : 61 - 79
Pendidikan merupakan usaha yang cukup. Besar harapan Indonesia untuk
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan menjadi negara yang mempunyai pendidikan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, yang merata. Masih banyak anak–anak yang
pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di ingin mendapatkan fasilitas untuk bersekolah
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat dengan layak seperti halnya di kota-kota
untuk mempersiapkan peserta didik agar besar. Sehingga nantinya banyak anak–anak
dapat mempermainkan peranan dalam Indonesia yang dapat berkembang dan
berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk menyatukan Indonesia atas nama pendidikan.
masa yang akan datang. Dari pengertian di Dengan demikian, angka tingkat
atas mengungkapkan bahwa pendidikan keikutsertaan pendidikan yang tinggi di
adalah hal yang sangat penting untuk Kabupaten Luwu Utara menjadi cerminan
masyarakat dalam memajukan negara. Dan dan salah satu faktor pendukung
juga sangat penting dalam proses pembangunan kepemudaan sebagai generasi
pembangunan negara untuk menjadi negara penerus di Kabupaten Luwu Utara.
yang lebih maju. Pendidikan nasional tetapi 4. Adanya dukungan dari Pemerintah Daerah
lebih banyak disebabkan karena kesadaran
akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Ketua KNPI Luwu Utara dalam
Indonesia. Salah satunya adalah gelombang kunjungannya mengatakan, sebagai lembaga
globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. induk kepemudaan di Lutra, KNPI Luwu
Kemajuan teknologi dan perubahan yang Utara sangat berkepentingan untuk
terjadi memberikan kesadaran baru bahwa membangun kemitraan dengan pemerintah
Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia daerah dalam hal ini Dispora Luwu Utara
berada di tengah-tengah dunia yang baru, yang secara fungsi lebih banyak bersentuhan
dunia terbuka sehingga orang bebas dengan eksistensi dan aktivitas kepemudaan
membandingkan kehidupan dengan negara di Luwu Utara. Sementara itu, Kepala
lain. Semakin berkembangnya ilmu teknologi Dispora Kabupaten Luwu Utara menyambut
yang tinggi, semakin jatuhnya pendidikan bagi baik ide dan gagasan pemuda yg ingin
anak–anak yang hidup di daerah terpencil. bersinergi program dengan institusi yang
Kesadaran masyarakat di daerah pedalaman dipimpinnya.
akan arti pentingnya pendidikan masih lemah. E. Strategi dan Kebijakan
Contohnya adalah masih banyak anak-anak Pembangunan Kepemudaan di
yang lebih memilih untuk membantu orang Kabupaten Luwu Utara
tuanya untuk bercocok tanam di sawah
dibandingkan untuk menimba ilmu di Analisis SWOT (kekuatan,
sekolah. Ini dikarenakan, mereka belum kelemahan, peluang, dan tantangan)
mengerti bahwa pendidikan sangat penting dilakukan terhadap faktor kunci kebijakan
untuk dirinya dan juga untuk lingkungan di pembangunan kepemudaan di Kabupaten
sekitarnya. Maka itu perlulah pemerintah Luwu Utara. Faktor-faktor kunci tersebut
mengadakan penyuluhan tentang pentingnya meliputi potensi pemuda, potensi ekonomi,
pendidikan di daerah-daerah terpencil. Solusi biofisik wilayah, sumberdaya alam, kondisi
dari berbagai permasalahan di atas dapat infrastruktur dan kondisi kelembagaan yang
diperbaiki dengan komitmen pemerintah dimiliki oleh Kabupaten Luwu Utara.
untuk pengembangan pendidikan di daerah- Selanjutnya, deskripsi dan analisis terhadap
daerah terpencil mulai dari pendanaan, faktor kunci tersebut, akan dipetakan menjadi
penyediaan fasilitas, dan tenaga pendidik yang kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan
74
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
75
Jurnal Bangda Simpurusiang
Vol. 01 No. 01, Mei 2018 : 61 - 79
5. Mendorong kerjasama antara Pemerintah Strategi Kelemahan-Hambatan (WT)
Daerah dengan organisasi-organisasi 1. Menambah lapangan kerja dan
kepemudaan setempat meningkatkan kesempatan kerja bagi
Strategi Kelemahan-Peluang (WO) generasi muda.
2. Menekan angka pergaulan bebas dan
1. Mengoptimalkan program peningkatan
peredaran NAPZA dikalangan generasi
skill pemuda dan menciptakan iklim
muda.
investasi yang kondusif dalam menghadapi
3. Melakukan pemerataan pendidikan kepada
MEA dan Pasar Bebas Global.
generasi muda sehingga memiliki
2. Meningkatkan ketersediaan sarana dan
kepastian masa depan dan menekan
prasarana kepemudaan untuk menangkap
perkawinan di bawah umur pada kalangan
peluang program pencarian bakat.
generasi muda.
3. Penyusunan kebijakan daerah terkait
4. Memperkuat aturan perundang-undangan
pembinaan prestasi kepemudaan selaras
yang terkait generasi muda sehingga dapat
dengan kebijakan nasional.
menghindarkan generasi muda dari
4. Meningkatkan partisipasi dunia usaha
paham-paham bersifat radikal yang telah
dalam pengelolaan bisnis olah raga dan
banyak bermunculan.
seni dengan memanfaatkan teknologi
5. Meningkatkan partisipasi pemuda dalam
komunikasi dan informasi.
berbagai kegiatan kemasyarakat dan
5. Membangun komitmen kerjasama dengan
memperkuat tingkat daya saing yang
lembaga lembaga non pemerintah dalam
dimiliki oleh pemuda.
mendukung pembinaan dan
pengembangan prestasi olah raga, seni Sedangkan strategi dan kebijakan
dan kewirausahaan. pembangunan kepemudaan di Kabupaten
Luwu Utara dapat diuraikan menjadi strategi
Strategi Kekuatan-Hambatan (ST)
dan kebijakan berdasarkan bidang
1. Meningkatkan peran SKPD terkait pembangunan kepemudaan, yaitu sebagai
program penguatan nilai-nilai kearifan berikut:
lokal, agama dan nasional untuk
1. Bidang Olah Raga
menangkal pengaruh negatif globalisasi.
2. Menguatkan konsistensi pelaksanaan a. Konsistensi pemerintah daerah dalam
perencanaan program kegiatan terkait pelaksanaan kebijakan RPJMD terkait
peningkatan prestasi kepemudaan. pembinaan pengembangan bakat dan
3. Memacu prestasi pemuda berdasarkan prestasi kepemudaan.
potensi melalui peningkatan frekuensi b. Dinas Pemuda dan Olahraga
event-event olah raga, seni budaya dan meningkatkan pembangunan sarana dan
kewirausahaan. prasarana olahraga.
4. Meningkatkan peran pemerintah dalam c. Dinas Pemuda dan Olahraga
memfasilitasi kegiatan masyarakat bidang mengidentifikasi, membina dan
olahraga, seni budaya dan kewirauasahaan. mengembangkan minat, bakat dan
5. Memperkuat komitmen bersama untuk kompetensi pemuda.
mengurangi intervensi politik terhadap d. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia
pembinaan prestasi kepemudaan. usaha dalam pembinaan dan
pengembangan prestasi olahraga.
76
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
77
Jurnal Bangda Simpurusiang
Vol. 01 No. 01, Mei 2018 : 61 - 79
kepemudaan yang bersifat positif, g. Menguatkan konsistensi pelaksanaan
mengadakan sosialisasi untuk perencanaan program kegiatan terkait
meningkatkan kesadaran masyarakat peningkatan prestasi kepemudaan.
terhadap permasalahan-permasalahan yang
h. Memacu prestasi pemuda berdasarkan
dihadapi oleh pemuda, menyediakan akses
pendidikan yang lebih besar bagi pemuda potensi melalui peningkatan frekuensi
yang hendak melanjutkan pendidikan, event-event olahraga, seni budaya dan
mendorong aktivitas-aktivitas di bidang kewirausahaan.
olahraga dan keagamaan, dan mendorong i. Meningkatkan peran pemerintah dalam
kerjasama antara Pemerintah Daerah memfasilitasi kegiatan masyarakat bidang
dengan organisasi-organisasi kepemudaan olahraga, seni budaya dan kewirausahaan.
setempat. Sedangkan kebijakan yang telah
j. Meningkatkan ketersediaan sarana dan
diambil oleh Pemerintah Kabupaten Luwu
Utara di bidang kepemudaan antara lain prasarana kepemudaan untuk menangkap
membangun Gedung Pemuda sebagai peluang program pencarian bakat.
fasilitas pelaksanaan kegiatan kepemudaan k. Penyusunan kebijakan daerah terkait
di Masamba, dan mengadakan diskusi pembinaan prestasi kepemudaan selaras
dengan organisasi kepemudaan setempat. dengan kebijakan nasional.
B. Saran l. Membangun komitmen kerjasama dengan
lembaga lembaga non pemerintah dalam
Berdasarkan kesimpulan tersebut,
mendukung pembinaan dan
penulis dapat merekomendasikan beberapa
pengembangan prestasi olah raga, seni,
hal sebagai berikut:
dan kewirausahaan.
1. Kepemudaan
2. Bidang Seni Budaya
a. Memperkuat konsistensi pemerintah
a. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
daerah dalam pelaksanaankebijakan
meningkatkan pembangunan sarana dan
RPJMD terkait pembinaan pengembangan
prasarana pengembangan seni dan budaya.
bakat dan prestasi kepemudaan.
b. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia
b. Memperkuat komitmen bersama untuk
usaha dalam pembinaan dan
mengurangi intervensi politik terhadap
pengembangan prestasi seni dan budaya.
pembinaan prestasi kepemudaan.
c. Mengintensifkan event seni budaya antar
c. Dinas Pemuda dan Olah Raga
kecamatan
mengidentifikasi, membina dan
d. Meningkatkan pembinaan sanggar seni
mengembangkan minat, bakat dan
setiap wilayah kecamatan atau setiap
kompetensi pemuda.
komunitas adat.
d. Meningkatkan peran SKPD terkait dalam
3. Bidang Olah raga
peningkatan kualitas SDM menghadapi
a. Dinas Pemuda dan Olah raga
peluang dan tantangan Masyarakat
meningkatkan pembangunan sarana dan
Ekonomi Asean (MEA).
prasarana olah raga.
e. Meningkatkan pelaksanaan program
b. Dinas Pemuda dan Olahraga
kewirausahaan, kepemimpinan dan
mengidentifikasi, membina dan
kepeloporan pemuda secara berkelanjutan.
mengembangkan minat, bakat dan
f. Meningkatkan peran SKPD terkait
kompetensi pemuda.
program penguatan nilai-nilai kearifan
c. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia
lokal, agama dan nasional untuk
usaha dalam pembinaan dan
menangkal pengaruh negatif globalisasi.
pengembangan prestasi olah raga.
78
Kajian Strategi Kebijakan Pembangunan Kepemudaan di Kabupaten Luwu Utara
Indrianty Sudirman et al.
79