Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 52

IMMOBILISASI BAKTERI BIOREMEDIASI DENGAN

MENGGUNAKAN NATRIUM ALGINAT Sargassum sp. UNTUK


MENGURANGI LIMBAH BUDI DAYA UDANG VANAME Litopenaeus
vannamei (Boone, 1931)

(Skripsi)

Oleh

Titi Khusnul Khotimah

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
ABSTRACT

IMMOBILIZATION OF BIOREMEDIATION BACTERIA USING SODIUM


ALGINATE Sargassum sp. TO REDUCE WASTE SHRIMP CULTIVATION
VANAME Litopenaeus vannamei (Boone, 1931)

By

TITI KHUSNUL KHOTIMAH

Total ammonia nitrogen (TAN), becomes one of the problems in shrimp


cultivation waste. One of the efforts in breaking down TAN by utilizing
bioremediation bacteria. However, innovation is needed so that bioremediation
bacteria can live longer and be more effective in reducing TAN. The study aims
to analyze the effectiveness of sodium alginate utilization as an immobilization
matrix to increase the viability of bacillus coagulans bioremediation bacteria in
degrading TAN from vanamei shrimp cultivation waste. The research was
conducted in January-March 2021 in the Fisheries Aquaculture Laboratory,
Department of Fisheries and Marine, Faculty of Agriculture, Lampung
University. The experimental design consisted of 4 treatments namely control,
administration of bioremediation bacteria without immobilization, administration
of mobilized bioremediation bacteria and commercial probiotics (EM4) with 3
repeats. The observed parameters were alginate yield, bacterial viability test, tan
content analysis (total ammonia nitrogen). The results showed that the
immobilization of Bacillus coagulans with the Na alginate matrix was
significantly (P<0.05) capable of lowering TAN from laboratory-scale vanamei
shrimp cultivation waste by 96% (fold). Immobilization of bioremediation
bacteria with sodium alginate Sargassum was feasible to be applied in large-
scale shrimp cultivation in ponds.

Keyword: bioremediation, immobilization, Bacillus cogulans, Viability, Total


Ammonia Nitrogen (TAN).
ABSTRAK

IMMOBILISASI BAKTERI BIOREMEDIASI DENGAN


MENGGUNAKAN NATRIUM ALGINAT Sargassum sp. UNTUK
MENGURANGI LIMBAH BUDI DAYA UDANG VANAME Litopenaeus
vannamei (Boone, 1931)

Oleh

TITI KHUSNUL KHOTIMAH

Total ammonia nitrogen (TAN),menjadi salah satu permasalahan dalam limbah


budi daya udang. Salah satu upaya dalam mengurai TAN dengan memanfaatkan
bakteri bioremediasi. Namun, perlu inovasi agar bakteri bioremediasi dapat hidup
lebih lama dan lebih efektif dalam mereduksi TAN. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis efektivitas pemanfaatan natrium alginat sebagai matriks
immobilisasi untuk meningkatkan viabilitas bakteri bioremediasi Bacillus
coagulans dalam mendegradasi TAN dari limbah budi daya udang vanamei.
Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Maret 2021 di Laboratorium Budidaya
Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Rancangan percobaan terdiri dari 4 perlakuan yaitu kontrol, pemberian
bakteri bioremediasi tanpa immobilisasi, pemberian bakteri bioremediasi
terimmobilisasi dan probiotik komersial (EM4) dengan 3 ulangan. Parameter yang
diamati meliputi rendemen alginat, uji viabilitas bakteri, analisis kandungan (total
ammonia nitrogen) TAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa immobilisasi
Bacillus coagulans dengan matriks Na alginat secara signifikan (P<0,05) mampu
menurunkan TAN dari limbah budi daya udang vanamei skala laboratorium
hingga 96%. Immobilisasi bakteri bioremediasi dengan natrium alginat Sargassum
layak untuk diaplikasikan dalam budi daya udang skala besar di tambak.

Kata kunci : bioremediasi, immobilisasi, Bacillus cogulans, Viabilitas, Total


Ammonia Nitrogen (TAN).
IMMOBILISASI BAKTERI BIOREMEDIASI DENGAN
MENGGUNAKAN NATRIUM ALGINAT Sargassum sp.
UNTUK MENGURANGI LIMBAH BUDI DAYA
UDANG VANAME Litopenaeus vannamei (Boone, 1931)

Oleh

Titi Khusnul Khotimah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


GelarSARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Perikanan dan Kelautan


Fakultas Pertanian Universitas
Lampung

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITASLAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
RIWAYAT HIDUP

Titi Khusnul Khotimah lahir di Bandarlampung pada


tanggal 20 Juli 1999 sebagai anak pertama dari tiga
bersaudara, putri pertama dari pasangan Bapak Yasin
Hidayat dan Ibu Siti Nihayah. Penulis menyelesaikan
pendidikan formal dari Taman Kanak-kanak (TK) Annisa
pada tahun 2005, dilanjutkan ke SD Negeri 2 Hajimena
pada tahun 2011, SMP Negeri 3 Natar pada tahun 2011,
dan SMA Swasta Muhammadiyah 2 Bandarlampung pada tahun 2017. Pada ta-
hun 2017 penulis kemudian melanjutkan pendidikan strata satu (S1) dengan Bea-
siswa Bidikmisi pada Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan
Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Sekretasis Divisi Dana Usaha
pada Forum Komunikasi (Forkom) Bidikmisi Unila pada tahun 2019-2020. Selain
itu penulis juga mengikuti Organisasi Himpunan Mahasiswa Perikanan dan Kela-
utan (HIMAPIK) sebagai anggota bidang Kewirausahaan pada tahun 2019-2020.
Penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Biologi Akuatik, Averte-
brata Akuatik, Ikhtiologi, pada tahun ajaran 2018/2019, mata kuliah Kualitas Air
Akuakultur dan Biologi Akuatik pada tahun ajaran 2019/2020, mata kuliah Tek-
nologi Produksi Pakan Hidup pada tahun ajaran 2020/2021. Penulis pernah me-
laksanakan magang di Balai Riset Perikanan Budi daya Air Tawar (BRPBAT)
Bogor, Jawa Barat dengan judul “Teknik Merakit Yumina-Bumina Sistem Pasang
Surut pada Budi daya Ikan Lele (Clarias sp.) di Instalasi Riset Teknologi Ling-
kungan dan Toksikologi Perikanan Budi Daya Air Tawar, Bogor, Jawa Barat”
pada bulan 1-31 Juli 2019. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Margoyoso, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus sela-
ma 40 hari pada Januari- Februari Selanjutnya penulis melaksanakan Praktik
Umum (PU) di Balai Benih Ikan (BBI) Natar Lampung Selatan dengan judul
“Teknik Pembenihan Ikan Komet (Carassius auratus) di Balai Benih Ikan (BBI)
Natar” pada bulan Juni-Juli 2020. Penulis kemudian melakukan penelitian akhir
pada bulan Januari-Maret 2021, bertempat di Laboratorium Budi daya Perikanan,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dengan judul “ Immobilisasi Bakteri
Bioremediasi dengan Menggunakan Natrium Alginat Sargassum sp. untuk
Mengurangi Limbah Budi daya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) (Boone,
1931).
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat, karunia dan
kemudahan yang selalu dilimpahkan untuk semua hambanya. Kupersembahkan
karya kecil ini kepada :

Bapak dan Mamah tercinta sebagai tanda bakti, hormat dan tanggung jawabku
yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan, cinta yang tiada terhingga
yang tiada mungkin dapat kubalas dengan selembar kertas yang bertuliskan kata
cinta dalam kata persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
Bapak dan Mamah bahagia karena kusadar selama ini belum bisa berbuat lebih.

Kedua adik kembarku yang selalu menjadikan alasanku untuk tetap bertahan dan
menyelesaikan tugas ini hingga akhir, memberikan canda tawanya dalam setiap
hiruk pikuk selama studi. Semoga ini bisa menjadikan motivasi untuk Aa dan
adek karena kusadar selama ini belum bisa memberikan yang terbaik.

Seluruh keluarga besar dan kerabat yang telah memberikan doa serta dukungan
selama masa studi. Teman-teman 2017 yang telah membersamai sejak awal
hingga akhir masa studi.

&
Almamater tercinta “Universitas Lampung”
Perlakuan seseorang terhadap diri kita tergantung perlakuan diri
kita terhadap orang lain, dibales baik lagi atau tidak itu urusan
belakangan yang penting BAIK dulu bukan MENGHARAP
dulu (Titi)

Kesuksesan itu datangnya dari diri sendiri! Sebagus apapun


tempat kita belajar dan berkembang, tidak ada artinya jika
kita sendiri tidak bisa perform dengan baik dan tidak bisa
menikmati hidup!
(Reza Aulia Akbar)

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku,


pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”
(QS. Maryam:33 (19))

If you are patient in one moment of anger, you willescape a


hundred days of sorrow
(Anonymous)

Kita belum disebut gagal sebelum kita menyerah, selama kita


belum menyerah, berapa kalipun kita tidak berhasil, itu belum
bisa disebut gagal!
(Anonim)
SANWACANA

Puji syukur keha dirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Immobilisasi Bak-
teri Bioremediasi dengan Menggunakan Natrium Alginat Sargassum sp. untuk
Mengurangi Limbah Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei (Boone,
1931)”, yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di
Universitas Lampung. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muham-
mad SAW yang selalu menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Dengan terselesaikan skripsi ini penulis mengucapkan teri-ma kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Bunawa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.

2. Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi., M.Si., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan
Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Dr. Agus Setyawan, S.Pi., M.P., selaku Dosen Pembimbing Pertama


yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dalam pe-
ngerjaan skripsi ini dengan baik.

4. Yeni Elisdiana, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing Kedua dan Pembimbing


Akadamik yang telah memberikan arahan, semangat serta masukan da-
lam proses penyelesaian skripsi ini dengan baik.
5. Jajaran dosen dan staf Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, terima kasih telah memberikan ilmu, pengalaman,
serta bantuan selama dalam menempuh pendidikan hingga akhir.
6. Kedua orang tuaku sebagai motivasi utama dan terbesar yang telah memberi-
kan cinta, kasih sayang, kebahagian, dukungan, semnagat, doa serta materi
dibalik semua pencapaian, kelancaran serta kelulusan penulis.
7. Kedua adik kembarku yang selalu ada dan menjadi salah satu alasan penulis
untuk kuat dan bertahan sampai sekarang.
8. Keluarga besarku yang selalu mengayomi dan memberikan semangat, nasihat,
bantuan serta doa-doa baik dalam proses menempuh pendidikan hingga saat
ini.
9. Sahabat tercinta Rossa Charisma, Tia Paksi Safitri dan Ema Nurmiati.
10. Rekan-rekan seperjuangan penelitian Hanesty Resta, M. Darmawan, Dhea
Salsa, Damemuna, Lisa Sylviana, Adil Faadhilah, M. Irfan Pratama, Alfiyan
Hidayat, Anjar Khofifah, Tika Nyla Sari, dan Agus Wibowo,
11. Keluarga besar Budidaya Perairan’17 yang menemani perjalanan selama per-
kuliahan hingga saat ini Zevinna, Dhea, Pita, Inas, Arining, Mega, Siti, Nadia,
Diyah,Yeti, Widya, Purwa. Ade, Imad, Alvin, Danes, Ari, Asmir, Bagoes,
Boby, Latif, Heksa, Fikri, Giri, Ogara, Fahry, Wahyu, Yogo, Fathur, Furqon
dan seluruh angkatan 2017 serta kakak dan adik tingkat atas partisipasi dalam
proses yang dijalani hingga sampai saat ini.
12. Mulyono selaku teknisi tambak Batu Payung, yang telah membantu dalam
proses penelitian akan dilakukan dan ilmu nasihat yang diberikan. Serta semua
pihak terima kasih untuk semuanya.

Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dan membalas atas semua kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada
skripsi ini, dan besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi pembaca.
Bandarlampung, 17 November 2021
Penulis

Titi Khusnul Khotimah


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... xv


DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
1.4 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 4
1.5 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7


2.1 Udang Vaname ................................................................................................ 7
2.2 Limbah Budi daya ........................................................................................... 8
2.3 Bioremediasi...................................................................................................... 9
2.4 Bacillus coagulans .......................................................................................... 11
2.5 Immobilisasi .................................................................................................... 12
2.6 Sargassum sp. ................................................................................................. 13
2.7 Alginat ............................................................................................................ 14

III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 16


3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................... 16
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 16
3.3 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 18
3.4 Prosedur Penelitian .......................................................................................... 19
3.4.1 Pengambilan Sargassum sp. . ............................................................... 19
3.4.2. Proses Ekstaksi Natrium Alginat.......................................................... 19
3.4.3. Proses Immobilisasi Bakteri ................................................................. 20
3.4.4 Persiapan Wadah Penelitian .................................................................. 21
3.4.5 Pengambilan Limbah Budi daya Udang ................................................ 21
3.4.6 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 21
3.5 Parameter Pengamatan .................................................................................... 22
3.5.1 Rendemen Alginat ................................................................................. 22
3.5.2 Uji Viabilitas Bakteri............................................................................. 22
3.5.3 Analisis Kandungan Total Ammonia Nitrogen (TAN) ......................... 23
3.6 Analisis Data ................................................................................................... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 25


4.1 Hasil ................................................................................................................ 25
4.1.1 Rendemen Alginat ................................................................................. 25
4.1.2 Viabilitas Bakteri................................................................................... 25
4.1.3 Analisis Kandungan Total Ammonia Nitrogen (TAN) ........................ 26
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 28
4.2.1 Rendemen Alginat ................................................................................. 28
4.2.2 Viabilitas Bakteri................................................................................... 29
4.2.3 Analisis Kandungan Total Ammonia Nitrogen (TAN) ......................... 31

V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 34


5.1 Simpulan .............................................................................................................. 34
5.2 Saran..................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 35
LAMPIRAN .............................................................................................................. 43
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian .............................................................................. 6


2. Dokumentasi Sargassum sp.................................................................................... 14
3. Tata letak wadah penelitian .................................................................................... 19
4. Viabilitas bakteri pada limbah budi daya udang vaname ....................................... 26
5. Konsentrasi TAN pada limbah budi daya udang vaname ...................................... 27
6. Waterbath ............................................................................................................... 59
7. Kain blacu .............................................................................................................. 59
8. Timbangan ............................................................................................................. 59
9. pH meter ................................................................................................................. 59
10.Gelas ukur 1000 ml ............................................................................................... 59
11. Spekttofotometer ................................................................................................... 59
12. Gelas ukur 10 ml .................................................................................................. 60
13. Spuit 1 ml ............................................................................................................. 60
14. Erlenmeyer 250 ml ............................................................................................... 60
15. Tabung reaksi ....................................................................................................... 60
16. Sprider .................................................................................................................. 60
17. Jarum ose.............................................................................................................. 60
18. Botol sampel......................................................................................................... 61
19. Bunsen .................................................................................................................. 61
20. Autoklaf................................................................................................................ 61
21. Cawan petri .......................................................................................................... 61
22.Inkubator ............................................................................................................... 61
23. Laminar airflow ................................................................................................... 61
24. Hot plate ............................................................................................................... 62
25. Vortex ................................................................................................................... 62
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
26. Shaker ................................................................................................................... 62
27. Micropipet 20-200 µl ........................................................................................... 62
28. Tepung Sargassum sp. ........................................................................................ 63
29. CaCl2 .................................................................................................................... 63
30. Na2CO3 ................................................................................................................. 63
31. pH paper ............................................................................................................... 63
32. Isolat bakteri Bacillus coagulans ......................................................................... 63
33. Etanol ................................................................................................................... 63
34. Persiapan tepung Sargassum sp. ......................................................................... 64
35. Perendaman dengan larutan HCl 1% ................................................................... 64
36. Perebusan dengan laruran Na2CO3 2% pada suhu 60o C ..................................... 65
37. Penyaringam ........................................................................................................ 65
38. Pemucatan dengan larutan NaOCl ....................................................................... 65
39. Proses netralisasi dengan Larutan NaOH dan penambahan etanol ...................... 65
40. Serat alginat .......................................................................................................... 65
41. Alginat kering....................................................................................................... 65
42. Media SWC .......................................................................................................... 66
43. Bakteri Bacillus coagulans dikultur dan diinkubasi pada orbital shaker ............. 66
44. Pencampuran bakteri Bacillus coagulans dengan larutan Na alginat .................. 66
45. Pencetakan manik bola immobilisasi ................................................................... 66
46. Inkubasi manik bola immobilisasi ....................................................................... 66
47. Pencucian manik bola immobilisasi dengan NaCl fisiologis ............................... 67
48. Immobilisasi bakteri ............................................................................................. 67
49. Penambahan larutan fenol, natrium nitroprusida dan larutan pengoksidasi ke
dalam air sampel .................................................................................................. 67
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
50.. Hasil sampel selama 1 jam .................................................................................. 67
51. Pengukuran dengan spektrofotometer .................................................................. 67
52. Pengenceran air sampel ........................................................................................ 68
53. Penumbuhan bakteri pada media agar .................................................................. 68
54. Hasil inkubasi selama 24 jam ............................................................................... 68
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Bahan-bahan penelitian ................................................................................ 17


2. Alat-alat penelitian ....................................................................................... 18
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar istilah .......................................................................................................44


2. Data hasil penelitian ...........................................................................................47
3. Uji statistik viabilitas bakteri dalam limbah budi daya udang vaname ..............48
4. Uji statistik konsentrasi total ammonia nitrogen (TAN) dalam limbah
budi daya udang vaname ....................................................................................50
5. Alat yang digunakan dalam penelitian ...............................................................59
6. Bahan yang digunakan dalam penelitian ............................................................63
7. Dokumentasi prosedur penelitian .......................................................................64
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah komoditas perikanan yang me-


miliki potensi yang baik di Indonesia serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi
karena merupakan komoditas ekspor. Hasil produksi budi daya perikanan salah
satunya pada komoditas udang pada review makro 2015-2019 terus mengalami
peningkatan dengan rata-rata sebesar 3,27% dan 13,98% per tahunnya (KKP,
2019). Produksi udang telah diekspor ke 15 negara antara lain USA, Jepang,
China, Malaysia, dan Vietnam, namun produksi udang di Indonesia baru me-
menuhi 7% dari kebutuhan dunia (Kementerian PPN/BAPPENAS, 2019). Vo-
lume ekspor udang sendiri hingga akhir tahun 2018 mampu mencapai 180 ribu
ton dan meningkat dari tahun 2017 yang hanya mencapai 147 ribu ton (KKP,
2018).

Udang vaname menjadi salah satu prospek dan profit yang baik di Indonesia
karena produksi udang yang selalu tinggi (Arsad dkk., 2017). Namun dalam pe-
laksnaan budi daya udang banyak menghadapi kendala salah satunya adalah
menurunnya kualitas air budi daya. Penurunan kualitas air yang disebabkan
oleh limbah budi daya yang tidak dikelola dengan baik. Limbah budi daya di-
kelompokkan menjadi tiga yaitu limbah metabolik, limbah kimiawi, dan lim-
bah patogenik (Miller dan Semmens, 2002). Adanya limbah budi daya dapat
mengakibatkan penyakit pada udang hingga terjadinya kematian, selain itu juga
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem pantai dan mengganggu budi daya
lain yang ada di pantai, seperti kerapu. Oleh karena itu perlu alternatif penang-
gulangan limbah budi daya udang vaname. Salah satu upaya menaggulangi
2

banyaknya limbah yang dihasilkan dan meminimalisasi terjadinya pencemaran


dapat dilakukan dengan implementasi sistem bioremediasi. Bioremediasi ada-
lah pemanfaatan mikroorganisme pada suatu polutan tertentu dengan tujuan un-
tuk mengurangi kadar polutan tersebut. Bioremediasi dikelompokkan menjadi
dua yaitu in situ (bioremediasi dilokasi tercemar) dan ex situ (dikeluarkan dari
lokasi awal). Beberapa teknik bioremediasi yang dapat dilakukan yaitu phyto-
remediation, rhizofiltration, bioaugmentation, biostimulation bioventing, com-
posting, landfarming, bioleaching, dan bioreactor (Sharma,2012). Pada peneli-
tian sebelumnya sistem bioremediasi memanfaatkan jenis bakteri Micrococcus,
Corynebacterium, Phenylobacterium, Enhyrobacter, Morrococcus, Flavobac-
terium, Bacillus, Pseudomonas, dan Escherichia (Priadie, 2012). Pada peneli-
tian yang akan dilakukan ini bakteri yang dimanfaatkan dalam sistem bioreme-
diasi adalah jenis Bacillus coagulan.

Bakteri yang dinilai sangat menguntungkan dalam kegiatan bioremediasi perlu


ditingkatkan efisiensi kerjanya sehingga lebih maksimal dalam pemanfaatan air
limbah. Metode yang dapat digunakan yaitu metode immobilisasi yang sangat
cocok dalam mengikat bakteri dalam kinerja pada sistem bioremediasi. Immo-
bilisasi bakteri adalah suatu upaya untuk memaksimalkan aktivitas biokatalis
dengan melakukan penangkapan bakteri yang akan diubah menjadi bentuk se-
perti manik-manik bola (Wijayanti, 2020). Bahan yang digunakan dalam peng-
ikatan bakteri pada immobilisasi yaitu dengan menggunakan natrium alginat.
Menurut Sinurat dan Marliani (2017) alginat ini sangat melimpah keberadaan-
nya dan memiliki harga yang murah sehingga banyak dimanfaatkan dalam bi-
dang industri. Selain itu menurut Purwanti dkk. (2019) natrium alginat dapat
dimanfaatkan sebagai matriks karena kemampuan dalam menjebak suatu bak-
teri lebih besar, alginat juga memiliki sifat biodegradable, biokompatibel,
mampu larut dalam air, dan tidak bersifat toksik. Penelitian sebelumnya me-
nunjukkan bahwa alginat mampu melakukan penjebakan bakteri Acinetobacter
baumannii dengan teknik entrapment yaitu sebagai bahan pembawa (carrier)
(Oviantari dan Parwata, 2016). Bakteri Bacillus coagulans memiliki potensi
sebagai probiotik yang dimanfaatkan pada bidang pertanian maupun bidang
3

perikanan. Mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Wijayanti


(2020) salah satu bakteri bioremediasi yang mampu menurunkan kadar total
ammonia nitrogen (TAN) yaitu bakteri Bacillus coagulans dan pada penelitian
Yuka (2020) bakteri lain yang juga mampu mengurangi kandungan total
ammonia nitrogen (TAN) yaitu Bacillus megaterium. Adapun jenis bakteri
lainnya yang mampu menurunkan kadar total ammonia nitrogen (TAN) yaitu
Bacillus polymyxa, dan Corynebacterium kutscheri (Susanti dkk., 2014). Bak-
teri tersebut diperoleh melalui isolasi dan penapisan bakteri dari tambak tradi-
sional udang windu di Desa Mulyosari, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten
Lampung Timur, Provinsi Lampung. Diketahui bahwa Bacillus coagulan tidak
memiliki sifat patogen sehingga bakteri ini dapat dijadikan sebagai agen biore-
mediasi (Wijaya, 2016). Sebelumnya, telah dilakukan uji immobilisasi alginat
untuk bakteri bioremediasi pendegradasi total ammonia nitrogen (TAN), Sar-
gassum sp. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alginat Sargassum efektif me-
ningkatkan aktivitas bakteri yang ditunjukkan dengan berkurangnya TAN dari
0,46 menjadi 0,23 mg/l (Wijayanti, 2020). Hasil uji tersebut memiliki potensi
untuk diterapkanpada budi daya udang. Oleh karena itu, penelitian ini dimak-
sudkan untuk menguji efektivitas immobilisasi bakteri bioremediasi dengan al-
ginat Sargassum untuk mengurai limbah TAN dari budi daya udang vaname
skala laboratorium.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk menganalisis efektivitas peman-


faatan natrium alginat sebagai matriks immobilisasi untuk meningkatkan via-
bilitas bakteri Bacillus coagulan dalam mendegradasi kandungan total ammo-
nia nitrogen (TAN).

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat dilakukannya penelitian ini yaitu memberi informasi pembudi daya
udang agar bisa memanfaatkan limbah hasil budi daya sehingga dapat mengu-
rangi pencemaran air dan lingkungan sekitar dengan upaya dilakukannya
4

bioremediasi bakteri dengan metode imobilisasi dalam memanfaatkan natrium


alginat hasil dari ekstraksi Sargassum sp.

1.4 Kerangka Pemikiran


Budi daya udang vaname merupakan kegiatan budi daya yang terus ditingkat-
kan sampai saat ini oleh para petambak dengan memproduksi udang vaname
lebih banyak. Semakin ditingkatkan produksi udang dan terus dilakukan maka
semakin berdampak pada pencemaran dimana limbah yang dihasilkan akan le-
bih banyak, limbah ini berasal dari hasil budi daya udang berupa sisa-sisa pa-
kan, kotoran padaudang, dan kematian pada plankton. Jika ini terus terjadi ma-
ka dapat menurunya kualitas lingkungan sekitar dan dapat menyebabkan kema-
tian pada udang akan berujung pada kerugian dalam budi daya. Maka usaha
yang dapat dilakukan dalampenanganan limbah budi daya dengan kandungan
zat-zat beracun dengan penerapan bioremediasi. Bioremediasi merupakan sa-
lah satu metode yang mampu memperbaiki kualitas air yang buruk dengan pe-
ngendalian lingkungan dalam memanfaatkan hasil metabolisme, ataupun agen
hayati lainnya sehingga dapat mengoptimalkan lingkungan tersebut dan bisa
meningkatkan hasil produksi yang dilakukan (Kurniawan, 2012).

Bioremediasi yang dilakukan merupakan kinerja dari bahan natrium alginat dan
bakteri yang dijadikan immobilisasi. Salah satu bakteri yang bisa digunakan
dalam metode bioremediasi sekaligus bahan pada penelitian ini, yaitu bakteri
Bacillus coagulan karena dipercaya mampu mengurai akumulasi bahan organik
dari nitrogen seperti amonia . Bahan yang digunakan dalam matriks dalam im-
mobilisasi ini adalah alginat yang merupakan senyawa yang ada dalam kan-
dungan Sargassum sp. yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan industri
tekstil, industri pangan, industri kertas, welding rods, farmasi, dan lainnya. Al-
ginat ini juga biasa digunakan dalam kegiatan penelitian atau riset sebagai ba-
han immobilisasi enzim dan pembentukan bahan biocompatible.
5

Budi daya udang vanname (Litopenaeus vannamei)

Limbah budi daya udang

Pencemaran dan penurunan daya lingkungan

Bioremediasi

Immobilisasi

Meningkatkan aktivitas bakteri

Mengurangi kandungan Viabilitas bakteri


total ammonia nitrogen
(TAN) dalam limbah
budi daya udang

H0 : Pemberian immobilisasi H1 : Pemberian immobilisasi


bakteri menggunakan bakteri menggunakan
natrium alginat tidak natrium alginat
berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap
aktivitas bakteri dalam aktivitas bakteri dalam
limbah budi daya. limbah budi daya.

Mengurangi kandungan TAN

Meminimalisasi terjadinya pencemaran

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Dengan demikian perlu dilakukan penelitian bioremediasi pada limbah budi daya
udang melalui proses immobilisasi yang diharapkan mampu mengoptimalkanpotensi
dari bakteri dan natrium alginat pada limbah budi daya. Sehingga bakteri dan hasil
6

hasil natrium alginat mampu dimanfaatkan secara jangka panjang dan dalam
akuakultur berkelanjutan yang dikhususkan pada limbah budi daya udang de-
ngan mengurangi zat-zat dan senyawa berbahaya pada limbah seperti amonia
dan sisa- sisa pakan pada budi daya udang. Kerangka pemikiran penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 1.

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Viabilitas bakteri

H0 : semua Ʈi = 0 : Pengaruh pemberian bakteri bioremediasi dengan


perlakuan yang berbeda tidak berbeda nyata terhadap
tingkat viabilitas bakteri.

H1 : Min ada satu Ʈi ≠ 0 : Minimal ada satu pengaruh pemberian bakteri bioremediasi
yang berbeda nyata terhadap tingkat viabilitas bakteri.

2. Total ammonia nitrogen (TAN)

H0 : semua Ʈi = 0 : Pengaruh pemberian bakteri bioremediasi dengan


perlakuan yang berbeda tidak berbeda nyata terhadap
kandungan total ammonia nitrogen (TAN) pada
limbah budi daya.

H1 : Min ada satu Ʈi ≠ 0 : Minimal ada satu pengaruh pemberian bakteri bio-
remediasi yang berbeda nyata terhadap kandungan
total ammonia nitrogen (TAN) pada limbah budi
daya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udang Vaname

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan hasil perikanan yang men-


jadi acuan sebagai produksi nasional untuk pencapaian target tertentu, dengan
kemajuan teknologi yang semakin pesat budi daya udang vaname super intensif
kini menjadi potensi yang baik dalam masa depan dengan konsep low volume
high density (Syah dkk., 2017). Budi daya udang vaname banyak dilakukan ka-
rena memiliki nilai yang lebih ekonomis dibanding udang windu (Panaeus mo-
nodon) (purnamasari dkk., 2017).

Beberapa keunggulan dalam budi daya udang vaname dibanding dengan udang
lainnya yaitu, mampu beradaptasi dengan kepadatan yang tinggi, lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan mampu bertahan hidup pada kisaran salinitas
5-30 ppt, sehingga komoditas ini mampu dijadikan bagi para pembudi daya se-
bagai jalan alternatif dari komoditas udang windu, hasil produktivitas udang
vaname mampu mencapai 13.600 kg/ha (Ghufron dkk., 2017).

Budi daya udang vaname di Indonesia dilakukan sejak awal tahun 2000 yang
mana pada saat itu para petambak mengalami kegagalan pada produksi udang
windu karena adanya serangan penyakit white spot syndrome virus (WSSV),
sehingga pada saat itu udang vaname mendominasi sebagai usaha pertambakan
di Indonesia yang sebelumnya adalah udang windu (Supono, 2017). Selain itu,
budi daya udang vaname juga menunjang pada penghasil devisa negara karena
banykanya permintaan dari dalam maupun luar negeri dengan jumlah ekspor
8

ekspor yang cukup besar (Rakhfid dkk., 2018). Faktor penting dalam budi daya
udang vaname yaitu salah satunya memperhatikan kadar salinitas, salinitas sa-
ngat berkaitan dengan osmoregulasi hewan air jika salinitas berubah secara
mendadak dan dalam kisaran yang cukup besar maka sangat akan menyulitkan
dalam pengaturan osmoregulasi pada tubuhnya sehingga berdampak pada ke-
matian (Umiliana, 2016).

Berikut merupakan klasifikasi udang vaname menurut Animal Diversity (2021)


yaitu:

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Familia : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei (Myers, dkk., 2021)

Ada dua cabang (biramous) pada bagian tubuh yang dimiliki oleh udang vana-
me, yaitu expedite dan endopodite. Bentuk tubuh udang vaname ini berbuku-
buku dan adanya aktivitas ganti kulit luar yang juga biasa disebut dengan eksos-
keleton secara periodik 5 x (molting). Terdapat modifikasi pada bagian tubuh
udang vaname yang dapat digunakan dalam beberapa hal seperti makan, berge-
rak dan membenamkan diri ke dalam lumpur (burrowing), menopang insang
karena bentuk sirip udang yang mirip dengan bulu unggas, sebagai organ sensor
yaitu antena dan juga antenula (Haliman dan Adijaya, 2005).

2.2 Limbah Budi daya Perikanan

Limbah adalah hasil akhir yang tidak terpakai pada kegiatan budi daya, sumber
yang utama kandungan limbah adalah berasal dari sisa pakan yang tidak terma-
kan, hasil dari proses metabolisme, pupuk dan juga bibit penyakit, limbah yang
dihasilkan dari kegiatan budi daya tergantung dari kualitas pakan dan manaje-
men pakan yang dilakukan, secara keseluruhan limbah budi daya terdiri dari
9

limbah padat, yaitu campuran dari pakan yang tidak termakan, feses dan koloni
bakteri, sedangkan bahan terlarut seperti amonia, urea, karbondioksida, fosfor
dan hidrogen sulfida (Erlania, 2010). Menurut Iswandi dkk. (2016) peningkatan
padat tebar dan pakan buatan yang kaya protein dapat mengakibatkan terjadi-
nya peningkatan limbah nitrogen toksik dan fosfat, salah satu permasalahan
dalam kegiatan budi daya adalah adanya air buangan budi daya atau limbah
yang berakibat pada kualitas perairan menjadi menurun di lingkungan lokasi
sekitar budi daya karena adanya akumulasi bahan organik dari sisa pa- kan
maupun feses.

Limbah air bekas pemeliharaan ikan memiliki kandungan senyawa organik


yang tinggi dan terbilang besar, pembuangan limbah cair secara langsung dan
terus menerus dapat berdampak pada kondisi lingkungan sehingga terjadinya
pencemaran, dari kondisi tersebut dapat dilakukan dengan upaya pengolahan
limbah sesuai dan memenuhi baku mutu, salah satu proses teknologi yang da-
pat dilakukan dalam pengolahan limbah cair yaitu proses biologi yang meman-
faatkan peran mikroorganisme (Febrianto, 2016). Menurut Effendi dkk. (2015)
kandungan air limbah dapat mempengaruhi proses fisiologis, tingkah laku, per-
tumbuhan dan mortalitas ikan.

Dalam budi daya, pakan menjadi faktor utama dan menyebabkan adanya lim-
bah dalam lingkungan budi daya terutama pada budi daya sistem tertutup be-
rupa N dan P yang berasal dari pakan dan kotoran, semakin lama waktu pe-
meliharaan, maka semakin tinggi limbah budi daya, pada konsentrasi tertentu
limbah dapat menjadi racun (toksik) bagi ikan (Taufik dkk., 2015).

2.3 Bioremediasi

Bioremediasi berasal dari kata bio dan remediasi yang artinya proses dalam me-
nyelesaikan masalah, bioremediasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan.
Bioremediasi berasal dari kata bio dan remediasi yang artinya proses dalam me-
nyelesaikan masalah, bioremediasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan
10

air dan tanah yang terkontaminasi adanya pencemaran dari senyawa-senyawa


berbahaya sehingga dapat menjadi toksik, untuk itu beberapa mikroorganisme
dapat dimanfaatkan sebagai teknik bioremediasi. Hal ini mikroorganisme yang
digunakan seperti khamir, alga, jamur dan bakteri sebagai agen bioremediator,
tidak hanya mikroorganisme dari golongan tanamanpun dapat dimanfaatkan
sebagai bioremediasi yang disebut dengan fitoremediasi (Dewi, 2020).

Bioremediasi merupakan proses penguraian bahan organik/anorganik yang be-


rasal dari sampah organik dengan menggunakan organisme pendegradasi (bak-
teri, fungi, tanaman atau enzim) di tempat yang terkontrol untuk mengendali-
kan pencemaran dan menjadikan bahan yang tidak berbahaya serta dapat di-
manfaatkan kembali dengan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. Re-
mediasi yang dilakukan dengan menggunakan bakteri ini disebut dengan biore-
mediasi, pada kata remediasi diartikan proses dekontaminasi air dan tanah yang
tercemar oleh senyawa yang berbahaya seperti hidrokarbon, poliaromatik hi-
drokarbon (PAH), persistant organic pollutant (POP), logam berat, pestisida,
dan bahan lainnya (Puspitasari dan Khaeruddin, 2016).

Bioremediasi merupakan salah satu pengembangan dari bioteknologi ling-


kungan yang memanfaatkan proses biologi dalam pengendalian pencemaran
dari senyawa yang berbahaya. Menurut Vidali (2001) menyatakan bahwa ada
dua cara bioremediasi yang dapat dilakukan yaitu, secara in situ dimana pro-
ses bioremediasi dilakukan di air atau tanah langsung dari di tempat tersebut
secara alamiah, sedangkan bioremediasi ex situ dilakukan pada tanah dan air di
luar dan tidak langsung terjadi di tempat tersebut. Menurut Aliyanta dkk.
(2011) bioremediasi adalah salah satu teknologi yang ekonomis, ramah ling-
kungan dan efektif karena bioremediasi memanfaatkan aktivitas mikroba se-
perti bakteri sehingga menjadi jalan alternatif pendegradasi dari senyawa ber-
bahaya. Salah satu yang dapat diterapkan langsung yaitu dengan memanfaatkan
bakteri indigenous yang sengaja ditumbuhkan dalam media yang terpapar
mikroplastik yang terkontrol (Fachrul & Rinanti, 2018).
11

2.4 Bacillus coagulans


Bakteri Bacillus coagulans merupakan salah satu bakteri baik yang juga dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan budi daya. Bakteri Bacillus coagulans dipercaya
sebagai probiotik yang mampu meningkatkan performa udang, karena bakteri
ini tidak patogen dan mampu tumbuh dengan baik pada usus halus serta me-
ningkatkan laju pertumbuhan (Supono dkk, 2020). Diketahui sifat dari bakteri
Bacillus coagulans mampu bertahan pada suhu yang tinggi, serta mampu tum-
buh pada larutan garam dengan konsentrasi tinggi (> 10%) dan tahan terhadap
pasteurisasi (Wizna dkk, 2013).

Kemampuan bakteri Bacillus coagulans dalam lingkungan perairan dalam me-


nurunkan kadar zat berbahaya seperti total ammonia nitrogen (TAN). Oleh se-
bab itu, Bacillus coagulans dapat digunakan sebagai probiotik untuk mengem-
balikan kualitas air dalam lingkungan budi daya (Wang dan Zhao, 2012). Bak-
teri Bacillus coagulans banyak dijadikan sebagai probiotik dalam beberapa bi-
dang seperti dunia perikanan dan peternakan.

Berikut merupakan klasifikasi bakteri Bacillus coagulans menurut Sanders dkk.,


(2003).

Kindom : Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Bacili
Ordo : Bacillales
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus coagulans

Manfaat lain bakteri Bacillus coagulans dapat menghasilkan asam laktat se-
hingga mampu dijadikan sebagai probiotik pada budi daya udang dan sudah
dinyatakan aman oleh European Food Safety Authority (EFSA) (Endres dkk.,
2009).
12

2.5 Immobilisasi
Immobiliasai bakteri bertujuan untuk memaksimalkan aktivitas biokatalis de-
ngan capaian yang diinginkan, dengan melakukan penangkapan atau lokalisasi
bakteri utuh pada lingkungan tertentu, immobilisasi harus menggunakan mat-
riks dengan tujuan untuk mempertahankan bakteri tersebut, kategori matriks
immobilisasi yang ideal yaitu mampu bertahan pada cekaman air limbah yang
memiliki kadar kontaminasi, dapat bekerja pada suhu lingkungan yang terjadi
dan dapat membiarkan aliran nutrien dan oksigen dapat mengalir melalui mat-
riks tersebut (Hamdani dkk., 2018). Menurut Riwayati dkk. (2012), ada bebera-
pa jenis metode immobilisasi yang dapat digunakan yaitu adsorpsi, ikatan ko-
valen, crossinking, entrapment dan encapsulation, salah satu metode yang pa-
ling banyak dilakukan adalah dengan metode entrapment, caranya adalah de-
ngan menjebak sel mikroorganisme di dalam matriks polimer.

Adsorpsi immobilisasi merupakan metode paling sederhana yaitu dengan


pengikatan langsung mikroorganisme dengan larutan yang tidak dapat larut di
dalam air, interaksi yang dihasilkan berupa gaya ionik dan juga ikatan hidro-
gen. Keuntungan metode ini lebih efektif, sederhana, ringan, cepat, murah dan
tidak memerlukan zat kimia aditif, ada beberapa faktor yang dapat mempenga-
ruhi metode adsorpsi yaitu bentuk material, bentuk sel dan juga dari ling-
kungan (Bouabidi dkk., 2019). Oktarina dkk. (2017) menyebutkan bahwa
carrier dalam agen immobilisasi yang baik untuk digunakan, yaitu tidak bersi-
fat toksik, tidak menyebabkan polusi, memiliki kualitas yang konstan dan ada
kisaran harga rendah. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses im-
mobilisasi, yaitu secara adsorption, covalent binding, encapsulation, dan
entrapment. Teknik immobilisasi dengan cara adsorption adalah cara yang pa-
ling sederhana dimana interaksi fisik dari mikroorganisme dengan material
mengimobilisasi, keuntungan dari cara ini, yaitu penanganannya mudah dan
tidak adanya kerusakan pada enzim atau sel, sedangkan kerugiannya, yaitu
ikatan yang terjadi tidak spesifik, dan pemisahan produk tidak mudah (Mo-
hamed dkk., 2016). Menurut Martins dkk. (2013) cara covalent binding adalah
immobilisasi yang didasarkan pada pembentukan ikatan kovalen antar
13

sel dengan tujuan sebagai matriks agen pengikat dalam proses immobilisasi.
Kemudian metode immobilisasi dengan cara encapsulation merupakan penje-
bakan substansi enkapsulasi yang berupa bahan inti dalam suatu cangkang
atau lapisan yang mampu menghasilkan kapsul, cara ini hampir mirip dengan
cara entrapment (Krishnamoorthi dkk., 2015). Sedangkan cara entrapment
yang dilakukan, yaitu dengan memanfaatkan mat-riks gel sebagai pelindung
yang mengelilingi pada setiap sel yang terimmobilisasi dalam jaringan polimer
padat, cara ini dinilai baik karena dapat mempertahankan viabilitas mikroorga-
nisme di dalamnya (Le-Tien dkk., 2004).

2.6 Sargassum sp.

Alga coklat banyak ditemui di perairan Indonesia dengan tingkat keanekara-


gaman yang cukup tinggi, kelompok ini memiliki warna yang bervariasi karena
memiliki pigmen penyusun. Pigmen pada alga tersebut adalah pigmen fukosan-
tin yang memberikan warna gradasi yang berbeda, yaitu coklat gelap ataupun
coklat kekuningan (Kumalasari dkk., 2018). Menurut Ardiansyah (2017) Sar-
gassum sp. merupakan jenis rumput laut yang termasuk ke dalam kelas
Phaeophyceae dan terbesar dari family Sargassaceae. Tidak hanya di Indone-
sia Sargassum sp.ternyata banyak tersebar luas di seluruh dunia, alga ini dapat
hidup pada semua musim barat maupun timur serta dapat hidup sepanjang ta-
hun. Beberapa kandungan senyawa kimia pada Sargassum sp. yang banyak
dimanfaatkan antara lain alginat, protein, vitamin C, tanin, yodium dan fenol.

Sargassum sp. adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai ekonomis kare-
na keberadaannya yang melimpah, banyaknya kandungan yang terdapat pada
Sargassum sp. sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan mu-
lai dari industri makanan, farmasi, produk kecantikan, dan tekstil. Sargassum
sp. dipercaya mampu bekerja sebagai antibakteri, antivirus, antijamur dan anti-
oksidan karena senyawa aktif yang ter- terdapat pada Sargassum sp. senyawa
tersebut yaitu steroid, alkaloida, fenol, tri-terpenoid, dan florotanin (Pakidi
dkk., 2017). Menurut Tuiyo (2013) bagian ujung Sargassum sp. dapat dimakan
14

diolah menjadi masakan dan bahan mentah yang dapat dimanfaatkan sebagai
ekstraksi alginat. Berikut adalah klasifikasi Sargassum sp. menurut Angga-
diredja dkk. (2006) yaitu:

Divisi : Thallophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum sp.

Gambar 2. Sargassum sp.

Sargassum sp. hidup di perairan yang terlindungi maupun yang berombak


besar, umumnya memiliki warna coklat, ukuran yang relatif besar, mampu
tumbuh dan berkembang pada dasar substrat yang kuat, pada bagian atasnya
menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau radial (Maharani &
Widyayanti, 2010).

2.7 Alginat
Alginat merupakan kandungan dari alga coklat yang memiliki senyawa hidro-
koloid penting sehingga banyak dimanfaatkan industri pangan yang
15

dijadikan sebagai pengental, pembentuk gel, stabilizer dan bahan pengemulsi,


se- lain industri pangan alginat juga dimanfaatkan sebagai bahan pengental
pada tekstil printing dan pencapan batik, untuk mendapatkan alginat dapat
dilakukandengan proses ekstraksi, jenis Sargassum penghasil alginat lebih
banyak yaitu S. crassifolium dan S. duplicatum dibanding dengan rumput laut
cokelat lain seperti, Padina sp. dan Turbinaria sp. (Maharani dkk., 2017).
Menurut Sinurat dan Marliani (2017) bahwa alginat merupakan senyawa
heteropolisakarida dari hasil pembentukan rantai monomer mannuronic acid
(asam poly Dmannuronat)dan guluronic acid (asam poly L-guluronat dari
dinding sel yang banyak di- jumpai pada alga coklat (Phaeo-phyta), alginat
juga berperan sebagai penguat dinding sel yang memiliki kandungan yang
melimpah dengan mencapai 40% dari berat kering rumput laut coklat.

Menurut Setyoaji dkk. (2019) natrium alginat memiliki banyak kegunaannya


yang dibuat dengan ekstraksi alginat melalui beberapa tahapan demineralisasi,
netralisasi, ekstraksi, filtrasi, presipitasi, dan pemucatan. Untuk isolasi alginat
dari alga coklat menggunakan aseton metanol dan kloroform, dan bisa dipisah-
kan dari pigmen, lemak dan zat ekstraktif lainnya, ukuran partikel alginat ada-
lah nano yang memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri patogen. Alginat
tidak bersifat toksik, justru alginat sebagai antibakteri, antiseptik dan antiinfla-
masi serta dapat menyembuhkan beberapa luka karena sifatnya yang biokom-
patibel dan biodegradable (Pereira dkk., 2013).

Karakter fisik dari natrium alginat yaitu berupa tepung atau serta, berwarna pu-
tih atau kekuningan, tidak berbau, dan berasa (Putriyana dkk., 2018). Natrium
yang dihasilkan berasal dari ganggang coklat dengan kandungan lendirnya yang
mampu mencapai 40%, tingkat stabilitas natrium alginat 2% lebih baik diban-
dingkan dengan basis gel natrium karboksilmetal selulosa pada gel ekstrak
urang-aring (Eclipta postrata) (Rahmi dkk., 2017)
III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2021 bertempat di
Laboratorium Budi Daya Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakul-
tas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan penelitian disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Bahan-bahan penelitian yang digunakan
No. Bahan Fungsi / Kegunaan

1. Sargassum sp. (dalam bentuk tepung) Untuk menghasilkan Alginat

2. Etanol Teknis Sebagai bahan depigmentasi


3. HCl Digunakan pada tahap maserasi
4. Na2CO3 Digunakan untuk mendapatkan
Na alginat
5. NaOCl Digunakan untuk pemucatan
6. NaOH Untuk meningkatkan pH menjadi
basa
7. Bakteri Bacillus coagulans Sebagai bakteri bioremediasi
17

Tabel 2. Alat-alat penelitian yang digunakan


No. Nama Alat Fungsi / Kegunaan
1. Erlenmeyer Wadah ekstraksi dan kultur
bakteri
2. Kain blacu Penyaring Sargassum sp.

3. Pengaduk magnetic Pengaduk larutan


4. Lemari pendingin Tempat penyimpanan bahan dan
bakteri
5. Kolam semen Wadah aklimatisasi awal udang
6. Blower/aerasi Sebagai penyumbang oksigen
dalam wadah percobaan
7. Kontainer Wadah percobaan

8. DO meter Mengukur DO di dalam air


9. pH meter Mengukur pH air
10. Spuit 1 Ml Pembuat manik (bola
immobilisasi)
11. Spektrofotometer Mengukur absorbansi
12. Waterbath Membuat suhu konstan
13. Shaker Menghomogenkan

3.3 Rancangan Penelitian


Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan seperti berikut :
Perlakuan A: Limbah budi daya udang tanpa pemberian bakteri bioremediasi
Perlakuan B: Limbah budi daya udang dengan pemberian bakteri bioremediasi
tanpa imobilisasi
Perlakuan C : Limbah budi daya udang dengan pemberian bakteri
bioremediasiyang diimobilisasi dengan natrium alginat
Perlakuan D : Limbah budi daya udang yang diberi bioremediasi komersial (EM4)
18

Berikut gambar susunan rancangan penelitian:

Gambar 3. Tata letak wadah penelitian

Keterangan :
A1, A2, dan A3 : Perlakuan A dan 1,2,3 merupakan ulangan
B1, B2, dan B3 : Perlakuan B dan 1,2,3 merupakan ulangan
C1, C2, dan C3 : Perlakuan C dan 1,2,3 merupakan ulangan
D1, D2, dan D3 : Perlakuan D dan 1,2,3 merupakan ulangan

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 6 (enam) tahapan yaitu diambil rumput laut Sargassum
sp., diekstraksi alga coklat Sargassum sp. menjadi natrium alginat, kemudian siap-
kan wadah penelitian, disiapkan limbah budi daya udang, dilakukan proses immo-
bilisasi bakteri, dilakukan pelaksanaan, dan dilakukan tahap analisis.

3.4.1 Pengambilan Sargassum sp.


Sampel Sargassum sp. diambil dari perairan Lampung pada bulan Juni 2020 dan
bulan Oktober 2020, lalu rumput laut dicuci dengan air tawar dan dikeringkan di-
suhu ruang selanjutnya rumput laut yang sudah kering dihaluskan hingga menjadi
tepung dan disimpan pada tempat yang tidak lembab untuk selanjutnya dilakukan
proses ekstraksi alginat.

3.4.2 Ekstraksi Natrium Alginat

Rumput laut yang sudah dihaluskan kemudian di ekstraksi Na alginat dengan


menggunakan metode Sinurat (2017) yang dimodifikasi. Rumput laut halus
19

sebanyak 200 g, direndam dengan HCl 1% sebanyak 2 kali berat sampel sela-
ma 60 menit. Kemudian bilas dengan air bersih lalu diekstraksi dengan larutan
kimia Na2CO3 2% sebanyak 6 l tiap 200 g rumput laut dan direbus pada suhu
60o C selama 60 menit. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan mengguna-
kan kain blacu. Setelah itu dilanjutkan tahap pemucatan dengan menambahkan
filtrat alginat dengan NaOCl 2% sebanyak 45 mL, diaduk lalu didiamkan sela-
ma 30 menit sehingga terbentuk asam alginat sampai pH 2-3. Setelah tercapai
pH tersebut lalu dinetralisasi dengan penambahan NaOH encer sampai menca-
pai pH 7 sambil diaduk untuk homogenisasi larutan, kemudian tambahkan eta-
nol bila alginat sudah mencapai pH netral untuk mendapatkan serat Na algi-
nat, selanjutnya serat yang diperoleh dikeringkan dalam bentuk Na alginat.
(Lampiran 7).

3.4.3 Proses Immobilisasi Bakteri


Immobilisasi bakteri pada penelitian ini menggunakan bakteri Bacillus coagu-
lans dengan dilakukan entrapment yaitu penangkapan bakteri. Menurut Susanti
dkk. (2014) Bakteri Bacillus coagulan mampu mengurangi kandungan total
ammonia nitrogen (TAN) sebagai agen bioremediasi. Bakteri kemudian dikul-
tur pada media SWC (sea water complete) cair 1000 ml yang terdiri dari 5 g
bacto pepton, 1 g extract yeast, 3 ml glycerol, aquades 75% dan air laut steril
25%. Selanjutnya bakteri tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30oC.

Setelah bakteri Bacillus coagulan diinkubasi selama 24 jam, lalu saat kepadat-
an bakteri mencapai 106 kemudian dicampurkan dengan larutan Na alginat
10% dari hasil ekstraksi yang telah dilakukan, dengan perbandingan bakte-
ri:Na alginat (v/v) (mL) adalah (1:3). Kemudian larutan yang sudah tercampur
dicetak menjadi berbentuk manik (bola) alginat menggunakan spuit berukuran
1 ml. Proses inilah terjadinya penangkapan bakteri (immobilisasi) dengan nat-
rium alginat. Kemudian larutan diteteskan tetes demi tetes menggunakan spuit
dalam wadah yang telah berisi larutan CaCl2 0,2 M untuk proses gelatinisasi
natrium alginat dengan tujuan pemadatan tetesan campuran dengan berbentuk
manik (bola) alginat (Mahbubillah dan Shovitri, 2013).
20

Kemudian manik alginat disimpan dalam lemari pendingin selama 6 jam. Sete-
lah itu manik alginat dicuci dengan larutan NaCl fisiologis dan dimasukkan
dalam air limbah budi daya. (Lampiran 7).

3.4.4 Persiapan Wadah Penelitian


Wadah penelitian yang digunakan adalah kontainer dengan volume 45 l yang
sudah dibersihkan kemudian disusun pada rak yang sudah disediakan dan diisi
air sebanyak 22 l air dari ukuran bak kontainer. Wadah dilengkapi dengan pe-
nutup waring.

3.4.5 Pengambilan Limbah Budi daya Udang


Limbah budi daya udang yang digunakan berasal dari air pemeliharaan udang
selama14 hari, limbah diambil dari penelitian sebelumnya yang disipon dan di-
tampung kemudian dipindahkan ke dalam 12 kontainer yang telah disiapkan.

3.4.6 Pelaksanaan Penelitian

Bakteri yang telah diimmobilisasi dengan Na alginat diberikan ke dalam limbah


budi daya udang sebanyak 22 manik-manik bola/l atau 484 manik/ kontainer, pa-
da perlakuan bakteri bioremediasi tanpa immobilisasi sebanyak 12,6 ml/kontai-
ner, dan pada perlakuan bakteri biormediasi komersial (EM4) sebanyak 1,25
ml/kontainer pada limbah budi daya dari pemeliharaan udang sebelumnya selama
14 hari. Kepadatan bakteri yang digunakan adalah 106 CFU/ml. Kemudian dili-
hat Kandungan total ammonia nitrogen (TAN), dan uji viabilitas bakteri. Hari
pertama terhitung pada saat mulai perlakuan. Selama berlangsunya penelitian 21
hari dilakukan sampling sebanyak 4 kali yaitu pada hari ke-0 (tanpa perlakuan), 7,
14, dan hari ke-21 pada analisis total ammonia nitrogen (TAN) dan pada uji viabi-
litas bakteri dilakukan pada hari ke-21. Air limbah diamati setiap dilakukan sam-
pling. Pengambilan data kualitas air dilakukan setelah analisis total ammonia nit-
rogen (TAN) dan uji viabilitas bakteri.
21

3.5 Parameter Pengamatan

Adapun parameter yang diamati yaitu rendemen alginat, uji viabilitas bakteri dan
analisis kandungan total ammonia nitrogen (TAN).

3.5.1 Rendemen Alginat

Rendemen adalah perbandingan berat hasil akhir dengan berat sampel kering.
Menurut Septiani dkk. (2017), rendemen hasil ekstraksi dengan metode Na
alginat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Wa
(%) Rendemen = × 100%
Wr

Keterangan:
Wa : Berat produk akhir (g)
Wr : Berat sampel kering (g)

3.5.2 Uji Viabilitas Bakteri


Hal penting lainnya dalam proses bioremediasi adalah viabilitas dan aktivitas
fungsional dari bakteri bioremediasi. Uji viabilitas bakteri ini dilakukan pada
akhir penelitian untuk mengetahui jumlah kepadatan bakteri yang mampu
menguraikan ammonia dalam limbah budi daya. Cara yang dilakukan untuk
uji vabilitas bakteri adalah dengan enumerasi melalui serangkaian seri peng-
enceran. Berikut adalah tahapan uji viabilitas bakteri yang dilakukan pada
penelitian ini berdasarkan metode dari Susilawati dan Purnomo (2016):
a. Masing-masing dari perlakuan diambil sampel air sebanyak 1 ml, kemu-
dian ditambahkan ke dalam 9 ml akuades steril (nilai pengenceran 10-1),
selanjutnya dari pengenceran sebelumnya diambil sebanyak 1 ml dan di-
masukkan dalam 9 ml akuades steril (nilai pengenceran 10-2). Pengen-
ceran ini dilakukan hingga diperoleh nilai pengenceran 10-8.
b. Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dari masing-masing sampel
22

tersebut diambil sebanyak 25 µl pada pengenceran 10-4, 10-6, 10-8 untuk


diinokulasi pada media SWC padat
c. Setelah itu sampel diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator. Kemudian
jumlah koloni yang tumbuh pada media SWC padat dihitung dengan meng-
gunakan metode TPC (total plate count) untuk menentukan viabilitas
bakteri. Perhitungan jumlah bakteri dengan metode TPC (total plate count)
dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
(Susilawati dan Purnomo, 2016): (Lampiran 7).

Rata-rata total koloni


CFU/ml =
Volume yang disebar ke cawan petri × Faktor pengencer

3.5.3 Analisis Kandungan Total Ammonia Nitrogen (TAN)


Analisis kandungan total ammonia nitrogen (TAN) pada limbah budi daya di-
lakukan pada akhir penelitian di Laboratorium Budi Daya Perikanan, Jurusan
Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Analisis
ini dilakukan mengacu pada metode Standar Nasioanal Indonesia (2005)
analisis kandungan total ammonia nitrogen (TAN) dilakukan sebagai berikut:
a. Disiapkan larutan standar ammonia dengan konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8;
dan1 mg/l. Larutan standar berfungsi untuk menentukan kurva standar
yang digunakan untuk perhitungan kandungan TAN dalam sampel
b. Diambil sebanyak 10 ml air yang telah disaring pada setiap sampelnya,
lalu ditambahkan dengan 0,5 ml larutan fenol (C6H5OH) dan dihomo-
genkan

c. Kemudian ditambahkan 0,5 ml larutan natriun nitroprusida (C5FeN6Na2O7)


0,5% dan 1 ml larutan pengoksidasi yang terdiri dari larutan alkalin sitrat
(C6H5Na3O7) dan natrium hipoklorit (NaClO) 5% pada masing-masing sam-
pel tersebut
d. Selanjutnya didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang (28-30oC). Setelah
itu masing-masing sampel diukur absorbansinya menggunakan spektrofoto-
meter dengan panjang gelombang 640 nm
23

e. Nilai absorbansi dari hasil pengukuran kemudian dimasukkan ke dalam per-


samaan kurva standar yang telah ditentukan sebelumnya untuk menentukan
kandungan TAN dalam sampel. (Lampiran 7).

3.6 Analisis Data


Data hasil pengukuran yang diperoleh yaitu diolah dengan menggunakan Mi-
crosoft Excel 2013. Data dengan parameter total ammonia nitrogen (TAN) dan
viabilitas bakteri dianalisis statistik melalui uji one way anova menggunakan
program SPSS 25.0 untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan,
apabila terdapat perbedaan antar perlakuan kemudian dilakukan uji lanjut
Duncan dengan tingkat kepercayaan 95%. Rendemen alginat kemudian di-
analisis secara deskriptif.
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembe-


rian bakteri bioremediasi Bacillus coagulans tanpa immobilisasi pada hari ke-
14 efisien dalam mendegradasi total ammonia nitrogen (TAN) sebesar 0,192
mg/l dan pada perlakuan immobilisasi bakteri bioremediasi menggunakan
natrium alginat Sargassum sp. efektif dalam meningkatkan aktivitas bakteri ter-
sebut dalam mendegradasi total ammonia nitrogen (TAN) sebesar 0,161 mg/l
dalam kurun waktu 21 hari. Pada tingkat viabilitas bakteri hari ke-21 lebih baik
pada pemberian Bacillus coagulans immobilisasi dan Bacillus coagu-
lans tanpa immobilisasi bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan
probiotik komersial EM4.

5.2 Saran

Saran dari penelitian yang telah dilakukan pembudi daya udang dapat menggu-
nakan bakteri bioremediasi dengan metode immobilisasi dengan memanfaatkan
alginat dari ektraksi Sargassum sp. dalam mengurai TAN pada limbah budidaya.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L., Fifendy, M., & In’am, K. 2015. Penambahan gliserol pada bahan
pembawa alginat sebagai penstabil pertumbuhan bakteri Pseudomonas
berfluoresen. Dalam Jayuska, H, A., Ardiningsih, P., Brilliantoro, R.,
& Sofi-ana, M, S, J (Eds.) Prosiding Semirata 2015 Bidang MIPA
BKS-PTN Barat. 86-94 hlm.

Aliyanta, B., Sumarlin, O. L., & Mujab, A. S. 2011. Penggunaan biokompos da-
lam bioremediasi lahan tercemar limbah minyak bumi. Jurnal Valensi.2
(3): 430-442.
Amri, K., & Kanna, I. 2008. Budi Daya Udang Vaname:Secara Intensif, Se-
mi Intensif, dan Tradisional. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
17 hlm.
Anggadireja, J. Z., Purwoto H., & Istini, S. 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya.
Jakarta. 147 hlm.

Animal Diversity Web. 2021. Litopenaeus vannamei classification. https://animal-


diversity.org/account/Litopenaeus_vannamei/classification/. Diakses pada
tanggal 24 Oktober 2021.

Anshar, A. M., & Wahab, A. W. 2013. Daya hambat ekstak na alginat dari alga
coklat jenis sargassum sp terhadap proses pematangan buah manga dan
buah jeruk. https://docplayer.info/40812302-Daya-hambat-ekstrak-na-
alginat-dari-alga-coklat-jenis-sargassum-sp-terhadap-proses-pematangan-
buah-mangga-dan-buah-jeruk.html. Diakses 12 Juli 2021.

Ardiansyah, M. R. 2017. Analisis Kadar Flavonoid Total dari Alga Cokelat (Sar-
gassum sp.) sebagai Obat Analgesik. (Skripsi). Universitas Hasanuddin.
Makassar. 68 hlm.
Arsad, S., Afandy, A., Purwadhi, A. P., Saputa, D. K., & Buwono, N. R. 2017. Studi
kegiatan budi daya pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei)
dengan penerapan sistem pemeliharaan berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan. 9 (1): 1-14.
Bouabidi, Z. B., El-Naas, M. H., & Zhang, Z. 2019. Immobilization of microbial
cells for the biotreatment of wastewater: A review. Environmental Chesmi-
stry Letters. 17 (1): 241-257.
36

Cahyono, K., Nurcahyani, E., Wahyuningsih, S., Irawan, B., & Sumardi. 2021.
Imobilisasi bakteri asam laktat dengan menggunakan alginat. Jurnal Il-
miah Farmasi Farmasyifa. 4 (1): 33-40.
Chrisnawati, V., Rahardja, B. S., & Satyantini, W. H. 2018. Pengaruh pemberian
probiotik dengan waktu berbeda terhadap penurunan amoniak dan bahan
organic total media pemeliharaan udang vaname (Litopenaeus vannamei).
Journal of Marine and Coastal Science. 7 (2): 68-77.
Dewi, E. R. S. 2020. Bioremediasi Mikroorganisme sebagai Fungsi Bioremediasi
pada Perairan Tercemar. Universitas PGRI Semarang Press. Semarang. 1-
12 hlm.
Dong, Y., Zhang, Y., & Tu, B. 2017. Immobilization of ammonia-oxidizing
bacteria by polyvinyl alcohol and sodium alginate. Brazilian Journal of
Microbiology. 48 (3): 515–521.
Effendi, H., Utomo, A. B., Darmawangsa, G. M., & Karo-Karo, R. E. 2015. Fito-
remediasi limbah budi daya ikan lele (Clarias sp.) dengan kangkung (Ipo-
moea aquatica) dan Pakcoy (Brassica rapa chinensis) dalam Sistem resir-
kulasi. Ecolab. 9 (2): 47-104.

Endres J. R., Clewell, A., Jade, K. A., Farber, T., Hauswirth, J., & Schauss, A.
G. 2009. Safety assessment of a proprietary preparation of a novel Pro-
biotic,Bacillus coagulans, as a food ingredient. Food and Chemical
Toxicology.47 (6): 1231-1238.
Erlania. 2010. Pengendalian limbah budi daya perikanan melalui pemanfaatan
tumbuhan air dengan sistem conctructed wetland. Media Akuakultur. 5
(2): 129-137.

Erna, N. M., Sanjoy B., Mohamed, S., & Yusoff, F., M. 2013. Screening, iden-
tification and immobilization of ammonia oxidizing bacterial consorti-
um collected from mangrove areas and shrimp farms. AsianJournal of
Animal and Veterinary Advances. 8 (1): 73-81.
Fachrul, M. F., & Rinanti, A. 2018. Bioremediasi pencemar mikroplastik di eko-
sistim perairan menggunakan bakteri indigenous. Dalam Rianti, A (Ed.)
Prosi- ding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018. 302-312 hlm.

Febrinato, J., Purwanto, M. Y. J., & Santoso, R. B. W. 2016. Pengolahan air lim-
bah budi daya perikanan melalui proses anaerob menggunakan bantuan
material bambu. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. 1 (2): 83-90.
Guhfron, M., Lamid, M., Sari, P. D. W., & Suprapto, H. 2017. Teknik pembesar-
an udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada tambak pendampingan PT.
Central Proteina Prima Tbk. di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Pro-
bolinggo, Jawa Timur. Journal of Aquaculture and Fish Health. 7 (2): 70-
77.
37

Habibi, N., & Shovitri, M. Immobilisasi isolat Bacillus S1 dengan agar dan alginat
untuk bioremediasi logam berat merkuri. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
paper-31011-1509100045-Paper.pdf. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2021.

Haliman, R. W., & Adijaya, D. 2005. Udang Vaname. Penebar Swadaya. Jakarta.
75 hlm.
Hamdani, S., Oktadiana, I., & Astriany, D. 2018. Analisis fragmen DNA dari
bakteri Pseudomonas fluorescens sebelum dan sesudah imobilisasi dalam
K-karagenan. Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi.6 (2): 65-69.

Hardiani, H., Kardiansyah, T., & Sugesty, S. 2011. Bioremediasi logam timbal
(Pb) dalam tanah terkontaminasi limbah sludge industri kertas proses
deinking. Jurnal Selulosa. 1 (1): 31-34.
Hariani, D., & Anis, M. Y. 2019. Pemberian pakan komersial dengan penam-
bahan EM4 (Effective Microorganisme 4) untuk meningkatkan laju per-
tumbuhan lele (Clarias sp.). Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya. 1 (1):
1-8.
Iryanti, T., Wahab, A. W & Bahar, R. 2018. Potential Na-Alginate ekstract from
brown algae Sargassum sp. of the mango maturation Process. Jurnal Akta
Kimia Indonesia. 11 (2): 17-27.
Iswandi, F., El-Rahimi, A. S., & Hasri, I. 2016. Pemanfaatan limbah budi daya
ikan lele (Clarias gariepinus) sebagai pakan alami ikan peres (Osteo-
chillus sp.) pada sistem resirkulasi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan
dan Perikanan Unsyiah. 1 (3): 307-317.
Jayanudin., Lestari, A. Z., & Nurbayanti, F. Pengaruh suhu dan rasio pelarut
ekstraksi terhadap rendemen dan viskositas natrium alginat dari rumput
laut cokelat (Sargassum sp.). Jurnal Integrasi Proses. 5 (1):51-55.
Kementerian Kelautan dan Perikanan 2019. Kinerja pembangunan perikanan
budi daya semester I tahun 2019. https://kkp.go.id/ancomponent/media-
/uploadgambarpendukung/kkp/DATA%20KKP/2019/Materi%20Konpe
rs%20dan%20Halbil%20MKP/DJPB_pressconf%20( Kamis%2C%-
204% 20Juli%202019).pdf. Diakses pada tanggal 18 Januari 2021.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2018. Budi daya udang masih sangat
poten-sial. https://kkp.go.id/djpb/artikel/8688-kkp-budi daya-udang-
masih-sangat-potensial. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2020.
Kementerian PPN/BAPPENAS. 2019. Pengembangan komoditas unggulan stra-
tegis perikanan budi daya, dan tata kelola perizinan untuk memacu inves-
tasi. http://docplayer.info/165205821-Pengembangan-komoditas-unggul-
an-strategis-perikanan-budi daya-dan-tata-kelola-perizinan-untuk-memacu-
investasi.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2020.
38

Krasaekoopt, W., Bhandari, B., & Deeth, H. 2003. Evaluation of encapsulati-


on techniques of probiotics for yoghurt. International dairy journal.
13(1): 3-13.

Krishnamoorthi, S., Banerjee, A., & Roychoudhury, A. 2015. Immobilized


enzyme technology: potentiality and prospects review. Enzymologyand
Metabolism. 1(1): 1-11.

Kumalasari, D. E., Sulistiyowati, H., & Setyati, D. 2018. Komposisi jenis alga
makrobentik divisi Phaeophyta di zona intertidal Pantai Pancur Taman
Nasional Alas Purwo. Jurnal Berkala Sainstek. 6 (1): 28-30.

Kurniawan, A. 2012. Short comunication: Bioremediasi pada sistem budi daya


perikanan. Jurnal Sumberdaya Perairan (AKUATIK). 6 (1): 13-17.
Le-Tien , C., Mateescu, M. A., Mllette, M., & Lacroix, M. 2004. Modified algina-
te and chitosan for lactic acid bacteria immobilization. Biotechnology and
Applid Biochemistry. 39 (3): 347-354.

Maharani & Widyayanti. 2010. Pembuatan alginat dari rumput laut untuk meng-
hasilkan produk dengan rendemen dan viskositas tinggi. Jurnal Teknik
Kimia. 1 (1): 1-5.
Mahbubillah, M., & Shovitri, M. 2013. Imobilisasi sel Bacillus S1dengan matriks
alginat untuk proses reduksi merkuri. Jurnal Sains dan Seni. 1 (1): 1-4.
Martins, S. C. S., Martins, C. M., Fiuza, L. M. C. G., & Sandra, T. S. 2013.
Immobilization of microbial cells: A promissing tool for treatment of to-
xic pollutans in industrial wastewater. African Journal of Biotechnology.
12 (28): 4412-4418.
Miller, D., & K. Semmens, K 2002. Waste Management in Aquaculture. Aqua-
culture Information Series. 2 (1): 1-10.
Mohamed, H., Tamer, T., & Ahmed, O. 2016. Methods of enzyme immobili-
zation. International Journal of Current Pharmaceutical Review and
Reserch. 7 (6): 385-392.
Oktarina, E., Adrianto, R., & Setiawati, I. 2017. Imobilisasi bakteri pada kitosan-
alginat dan kitin-alginat. Majalah Teknologi Agro Industri (TEGI). 9 (2).
Oviantari, M. V., & Parwata, I. P. 2016. Amobilisasi Bakteri Acinobacter bau-
manii menggunakan alginat sebagai bahan pembawa (carrier). Dalam
Hendriyana, H., Lhapan, N. Y. K., Rustiyanti, S., & Abdulah, T (Eds.)
Prosiding Seminar Nasional Riset Inovatif (SENARI) 2016. 160-169
hlm.
Pamungkas, T., Ridlo, A., & Sunaryo. 2013. Pengaruh suhu ekstraksi terhadap
kualitas natrium alginat rumput laut Sargassum sp. Journal Of Marine
Research. 2 (3): 78-84.
39

Pakidi, C. S., & Suwoyo, H. S. 2017. Potensi dan pemanfaatan bahan aktif alga
cokelat Sargassum sp. Jurnal Ilmu Perikanan (OCTOPUS). 6 (1): 551-
562.

Pereira, R., Mendes, A., & Bártolo, P. 2013. Alginate/aloe vera hydrogel films for
biomedical applications. Procedia CIRP. 5: 210-215.
Prasetyaningrum, A., & Purbasari, A. 2002. Ekstraksi alginat dari rumpul laut dan
aplikasinya pada industri. Reaktor. 6 (2): 63-67.

Priadie, B. 2012. Teknik bioremediasi sebagai alternatif dalam upaya pengenda-


lian pencemaran air. Jurnal Ilmu Lingkungan. 10 (1): 28-48.
Purnamasari, I., Purnama, D., & Utami, M. A. F. 2017. Pertumbuhan udang vana-
me (Litopenaeus vannaemi) di tambak intensif. Jurnal Enggano. 2 (1): 58-
67.

Purwanti, T., Puspita, R., & Erawati, T. 2019. Pengaruh matriks kombinasi al-
ginat gelatin (2%:1%) terhadap karakteristik dan aktivitas antibakteri
mikrosfer probiotik lactobacillus acidophilus. Jurnal Farmasi dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia. 6 (1): 1-7.
Putriyana, R. S., Abdulah, I., Purwaningsih, I., & Silvia, L. 2018. Sintesis natrium
alginat dari Sargassum sp. dengan proses leaching. Dalam Yulistiani, F.,
& Basjaruddin, N, C (Eds.) Prosiding Industrial Research Workshop and
National Seminar. 9.
Rahmi, H., Ramadhan, R., & Radjab, N. S. 2017. Pengaruh konsentrasi natrium
alginat terhadap gel ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis l.) sebagai
inhibitor tirosinase. Jurnal Farmasi Indonesia. 14 (2): 162-172.

Rakkfid, A., Halida, W. O., Rochmady., & Fendi. 2018. Aplikasi probiotik untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname (Litopenaeus vanna-
mei) pada padat tebar berbeda. Jurnal Akuakultur. 2 (2): 41-44.

Rasyid, A. 2007. Ekstraksi Natrium alginat dari Padina australis. Oseanologi dan
Limnologi Indonesia. 33 (2): 271-279.

Ratnasari, N., Kusumawati, N., & Kuswardani, I. 2014. Pengaruh konsentrasi nat-
rium alginat sebagai penjerat sel Lactobacillus acidophilus FNCC 0051
dan lama penyimpanan terhadap jumlah sel yang terlepas dan karakter
carrier. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. 13 (2): 81-86.
Riwayati, I., Hartati, I., & Kurniasasi, L. 2012. Teknologi imobilisasi sel mikroor-
ganisme pada produksi enzim lipase. Dalam Kusomo, P., Sinaga, N.,
Marsyahyo, E., Hermawan., & Widiasmadi, N (Eds.) Seminar Nasional
Sains dan Teknologi (SNST) 2012. 55-59 hlm.

Sanders, M. E., Morelli, L., & Tompkins, T. A. 2003. Sporeformers as human


probiotics: Bacillus, Sporolactobacillus, and Brevibacillus. Comprehen-
sive Reviews in Food Science and Food Safety. 2 (3): 101-110.

Sartika, D., Harpeni, E., & Diantari, R. 2012. Pemberian molase pada aplikasi
probiotik terhadap kualitas air, pertumbuhan dan tingkatkelangsungan
hidup benih ikan mas (Cyprinus carpio). Jurnal Rekayasa dan Teknolo-
gi Budi daya Perairan. 1 (1): 58-64.
40

Septiani, E., Pratama G., & Putri R., M., S. 2017. Ekstraksi na alginat dari rum-
put laut Padina sp. menggunakan konsentrasi kalium hidroksida yang
berbeda. Jurnal Biosfera. 34 (3): 110-116.

Setyoaji, M. I., Subehi, M., Susanty., & Nugrahani, R. A. 2019. Pembuatan


natrium alginat dari alga cokelat (phaeophyta) dan pengaruh penam-
bahannya pada sifat antibakterial sabun minyak dedak padi (rice brain
oil). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 7 (3): 370- 379.

Sharma, S. 2012. Bioremediation: features, strategies and applications. Asian


Journal of Pharmacy and Life Science. 2 (2): 202-213.
Sinurat, E., & Marliani, R. 2017. Karakterisitik Na-alginat dari rumput laut
cokelat sargassum crassifolium dengan perbedaan alat penyaring.
JurnalPengolahan Hasil Perikanan Indonesia (JPHPI). 20 (2): 251-
261.

Standar Nasional Indonesia. 2005. Cara Uji Kadar Amonia dengan Spektro-
fotometer Fenat. SNI 06-6989.30-2005. Badan Standarisasi Nasional.
Jakarta.1-6 hlm.

Supono. 2017. Teknologi Produksi Udang. Plantaxia, Yogyakarta. 129 hlm.

Supono., Taqiyatin, H., & Harpeni, E. 2020. Bacillus coagulans sebagai feed
probiotic untuk meningkatkan performa udang jerbung Fenneropenaeus
merguensis (de Man, 1888). Jurnal Agroqua. 18 (1): 08-118.
Suryani, N., Betha, O, S., & Mawaddana, Q. 2019. Uji viabilitas mikroenkap-
sulasi Lactobacillus casei menggunakan matrik natrium alginat. Jurnal
Far- masi Lampung. 8 (1): 1-8.

Susanti, E., Harpeni., Setyawan, A., & Putri, B. 2014. Penapisan bakteri pen-
degradasi total ammonia nitrogen dari sedimen tambak tradisional
udang windu (Penaeus monodon). AQUASAINS. 2 (2): 145-148.

Susilawati, L., & Purnomo, E. S. 2016. Viabilitas bakteri dengan


Cryoprotec- tant Agents berbeda (sebagai acuan dalam
preservasi Culture Collectionsdi Laboratorium Mikrobiologi).
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi. 4 (1): 34-40.

Syah, R., Makmur.,& Fahrur, M. 2017. Budi daya udang vaname dengan padat
penebaran tinggi. Media Akuakultur. 12 (1): 19-26.

Taufik, I., Setiadi, E & Sutrisno. 2015. Panen Ikan, Sayur, dan Buah dengan
Teknik Yumina-Bumina. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hlm.
41

Tuiyo, R. 2013. Identifikasi alga cokelat (Sargassum sp.) di Provinsi Gorontalo.


Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (NIKè). 1 (3): 193-195.
Umiliana, M., Sarjito., & Desrina. 2016. Pengaruh salinitas terhadap infeksi infec-
tious myonecrosis virus (IMNV) pada udang vaname Litopenaeus
vannamei (Bone, 1931). Journal of Aquaculture Management and
Techno-logy.5(1): 73-81

Vidali, M. 2001. Bioremediation. An overview. Pure Appl. Chem. 73 (7): 1163-


1172.
Wijaya, U. 2016. Pengkombinasian Bakteri Bacillus Polymyxa, Corynebacterium
Kutscheri, dan Bacillus Coagulan dalam Mendegradasi TAN (Total Amm-
onia Nitrogen). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 72
hlm.
Wijayanti, A. 2020. Immobilisasi dengan Menggunakan Natrium Alginat Padina
sp. untuk Meningkatkan Aktivitas Bakteri Bacillus coagulans dalam Men-
degradasi Total Ammonia Nitrogen (TAN). (Tesis). Universitas Lampung.
Bandar Lampung. 68 hlm.
Wang, J., & Zhao, L. 2012. Study on the application of Bacillus coagulans to pu-
rify aquaculture water. Advanced Materials Research. 343-344: 988- 993.
Wizna, W., Abbas, H., Dharma, A., & Kompiang, P. 2013. Potensi Bacillus coa-
gulans dari serasah hutan sebagai probiotik ayam broiler. Jurnal Peter-
nakan Indonesia. 15 (1): 75-80.
Yanuar, S. E., & Sutrisno, A. 2015. Minuman probiotik dan air kelapa muda
dengan starter bakteri asam laktat Lactobacillus casei. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. 3 (3): 909-917.
Yuka, R. A., Setyawan, A., & Supono, S. (2020). Identifikasi bakteri pendegra-
dasi TAN (total ammonia nitrogen) dari tambak udang vaname di Lam-
pung Timur. Aquatropica Asia. 1 (1): 1-14.

Zailanie, K., Susanto, T., & Widjanarko, S., B 2012. Ekstraksi dan pemurnian
alginat dariSargassum filipendula kajian dari bagian tanaman, lama
ekstraksi dan konsentrasi isopropanol. Jurnal Teknologi Pertanian. 2
(1): 10-27.

You might also like