Laporan Praktikum Mikrobiologi - 1

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

PENGENALAN ALAT DAN METODE ASEPTIS

Introduction Tools and Aseptic Method

Aditya Pratama Hartanto1, Aris Munandar2, Dhimas Rizki Alfariza3, Khalisa Nur
Azh-Zharifah Zhaffan4, Niken Inaya Kirana Epriliana5, Maspudoh6, Nur Ihsan
Kamil7, Mochamad Farhan Sodik8, Muhamad Alpard Yalpandi9, Zilda Evalia
Putri10, Naufal Faras Heriawan11
1
Aditya Pratama Hartanto, Kelompok 1, Praktikum Mikrobiologi Akuatik 2023
2
Aris Munandar, 3Dhimas Rizki Alfariza, 4Khalisa Nur Azh-Zharifah Zhaffan, 5Niken
Inaya Kirana Epriliana, 6Maspudoh, 7Nur Ihsan Kamil, 8Mochamad Farhan Sodik,
9
Muhamad Alpard Yalpandi, 10Zilda Evalia Putri, 11Naufal Faras Heriawan, Praktikum
Mikrobiologi Akuatik 2023
*
Corresponding author, e-mail: 4443220081@untirta.ac.id

ABSTRACT
The microbiology laboratory has many tools that need to be known about their
functions, principles and how to use them because working in a microbiology laboratory
cannot be separated from various possible hazards. Aseptic technique is a method of
avoiding any contact between pure cultures, sterile medium and all sterile containers
and work surfaces, with contaminating microorganisms/competitors (unwanted micro-
organisms). The purpose of this practicum is so that practitioners can know the function
of the tools used in microbiology practicum and their working principles, it is also
necessary to understand the aseptic method because the threat of microorganism
contamination is very likely to occur. Microbiology Practicum with the title
Introduction to aseptic tools and methods will be held on Tuesday 14 March 2023, at
15.00 WIB until finished. This practicum took place at the Aquaculture Laboratory
(BDP) and Aquatic Product Technology Laboratory (THP), Department of Fisheries
Science, Faculty of Agriculture, Sultan Ageng Tirtayasa University. The method used is
that the practitioner is introduced directly to microbiology laboratory equipment and is
taught how to use it. From the results of the practicum carried out, the practitioner can
find out the tools in the microbiology laboratory and their functions and working
principles, and also the microbiology laboratory equipment is classified into several
groups, namely glassware, preparations, and visual aids. The conclusion obtained is the
need to learn to understand Microbiology laboratory equipment because with our
understanding we will minimize the occurrence of laboratory work accidents while we
need to learn Aseptic Techniques to ensure safety and prevent hazards because basically
the threat of harm from "competitor" microorganisms is always there (may occur)
because Microorganisms are everywhere.
Keywords: aseptic, microbology, practicum, tools

1
ABSTRAK
Laboratorium mikrobiologi memiliki banyak alat-alat yang perlu diketahui fungsi,
prinsip dan cara penggunaannya karena bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan
lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya. Teknik aseptis merupakan metode
untuk menghindarkan setiap kontak antara kultur murni, medium steril dan semua
wadah steril serta permukaan meja kerja, dengan mikroorganisme
kontaminan/kompetitor (mikroorganisme yang tidak diinginkan). Tujuan dari praktikum
ini agar praktikan dapat mengetahui fungsi dari alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mikrobiologi serta prinsip kerjanya, juga perlunya memahami metode aseptis
karena ancaman kontaminasi mikroorganisme sangat mungkin terjadi. Praktikum
Mikrobiologi dengan judul pengenalan alat dan metode aseptis dilaksanakan pada hari
Selasa 14 Maret 2023, pada pukul 15.00 WIB hingga selesai. Praktikum ini bertempat
di Laboratorium Budidaya Perairan (BDP) dan Laboratorium Teknologi Hasil Perairan
(THP), Jurusan Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Metode yang digunakan yaitu praktikan diperkenalkan langsung dengan alat
laboratorium mikrobiologi serta diajarkan bagaimana cara penggunaannya. Dari hasil
praktikum yang di lakukan praktikan dapat mengetahui alat-alat yang ada dalam
laboratorium mikrobilogi beserta fungsi dan prinsip kerjanya, dan juga alat laboratorium
mikrobiologi digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu alat-alat gelas, preparasi,
dan alat bantu penglihatan. Kesimpulan yang di dapatkan yaitu perlunya belajar
memahami alat-alat laboratorium Mikrobiologi karena dengan kita memahaminya akan
meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan kerja laboratorium sedangkan Teknik
Aseptis pelu kita pelajari untuk menjamin keamanan dan mencegah kontaminasi karena
pada dasarnya ancaman kontaminasi mikroorganisme “kompetitor” selalu ada (mungkin
terjadi) karena mikroorganisme terdapat dimana-mana.
Kata kunci: alat, aseptis, mikrobologi, praktikum

PENDAHULUAN

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari


mikroorganisme. Praktikan perlu belajar mengenai praktikum mikrobiologi yakni agar
dapat menguasai konsep/teori mikrobiologi dan menguasai teknik atau prosedur kerja di
laboratorium mikrobiologi agar dapat mempelajari kehidupan mikroba (Prayitno 2017).
Objek kajiannya biasannya adalah semua makhluk hidup yang perlu dilihat dengan
mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga, protozoa, dan archaea. Mikrobiologi dimulai
sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi
setelah Louis Pateur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat
serum rabies. Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu berupa mikroskop (Agustina
2020)

2
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Raharjo,
2017). Laboratorium membuat perkuliahan lebih bermakna, karena mahasiswa
bertindak langsung dalam melakukan pengamatan atas percobaannya. Selain itu,
keberadaan laboratorium di kampus merupakan keharusan pada pendidikan sains
modern, salah satunya laboratorium kimia sebagai bagian dari sains (Sari et al. 2018).
Pemanfaatan laboratorium atau kegiatan pratikum merupakan bagian dari proses belajar
mengajar. Melalui kegiatan praktikum, mahasiswa dapat membuktikan konsep atau
teori yang sudah ada dan dapat mengalami proses atau percobaan itu sendiri, kemudian
mengambil kesimpulan, sehingga dapat menunjang pemahaman mahasiswa terhadap
materi kuliah. Dalam hal ini, jika mahasiswa lebih paham terhadap materi kuliah
diharapkan hasil belajarnya dapat meningkat (Eliyarti & Rahayu 2021).
Laboratorium mikrobiologi memiliki banyak alat-alat yang perlu diketahui
fungsi, prinsip dan cara penggunaannya. Misalnya saja mikroskop yang merupakan alat
utama yang sering digunakan di laboratorium mikrobiologi, Mikroskop merupakan alat
bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil
(mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme
yang berukuran kecil. Selain Mikroskop pada laboratorium mikrobiologi masih ada
sejumlah alat khususnya antara lain autoklaf, oven, gelas objek, gelas penutup,
inkubator, laminaair flow, spektrofotometer untuk mengukur kepekaan suspensi atau
larutan, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan petri
(Selia et al. 2013).
Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat
sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di
dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi
bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan
prosedur penggunaan alat yang akan digunakan (Zulfikar 2021).

3
Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan jasad
renik di laboratorium. Jadi media biakkan adalah memberikan tempat dan kondisi yang
mendukung pertumbuhan dari mikroorganisme yang ditumbuhkan. Media berfungsi
untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media
(Wahyuni 2020).
Metode Aseptis merupakan metode untuk menghindarkan setiap kontak antara
kultur murni (pure culture), medium steril dan semua wadah steril serta permukaan meja
kerja, dengan mikroorganisme kontaminan/kompetitor (mikroorganisme yang tidak
diinginkan). Teknik aseptik sangat penting untuk menjamin keamanan dan mencegah
kontaminasi. Pencarian teknik aseptik di situs American of microbiologi menguak kalau
beberapa eksperimen laboratorium dan lowongan kerja menyebutkan pentingnya teknik
aseptik. Bekerja dengan teknik aseptik harus digunakan di semua prosedur laboratorium
ketika bekerja dengan mikroorganisme (Aruscavage 2013).
Dasar digunakannya metode aseptis adalah adanya banyak partikel debu yang
mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam
cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan mikroorganisme
yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu
percobaan. Penggunaanteknik aseptik meminimalisir material yang digunakan terhadap
agenpengontaminasi. Pada kenyataanya teknik aspetis tidak dapat melindungisecara
sempurna dari bahaya kontaminan, namun hanya meminimalisir resiko yang
ditimbulkan (Hafsan 2014).
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukannya praktikum
pengenalan alat dan metode aseptis yang bertujuan agar praktikan dapat memahami
metode aseptis karena ancaman kontaminasi mikroorganisme “kompetitor” selalu ada
(mungkin terjadi) karena mikroorganisme terdapat dimana-mana, hal ini dapat
berdampak terhadap hasil kultivasi mikroorganisme dan pemindahan kultur murni dari
satu vessel (tabung reaksi) ke tabung reaksi yang lain apabila tekontaminasi bakteri, dan
juga praktikan dapat mengetahui fungsi dari alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi, karena peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang

4
melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang
akan digunakan, selain itu dengan pengenalan alat laboratorium akan sangat membantu
mahasiswa (pengguna) dalam belajar untuk memahami konsep, memberi pengalaman
nyata, dan membentuk keterampilan, sehingga mahasiswa akan menguasai kompetensi
yang diharapkan yang berarti mutu lulusan meningkat (Jufriyah et al. 2015)

METODE PRAKTIKUM

Praktikum Mikrobiologi dengan judul pengenalan alat dan metode aseptis


dilaksanakan pada hari Selasa 14 Maret 2023, pada pukul 15.00 WIB hingga selesai.
Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan (BDP) dan Laboratorium
Teknologi Hasil Perairan (THP), Jurusan Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Alat dan Bahan yang digunakan:

Alat
1. Mikroskop
2. Autoklaf
3. Cawan Petri
4. Pipet Tetes
5. Gelas Kimia/Beaker Glass
6. Labu Erlenmeyer
7. Object Glass
8. Cover Glass
9. Laminar air Flow
10. Lampu Bunsen
11. Jarum Inokulum
12. Tabung Reaksi

Bahan:

1. Spirulina sp.
2. Alkohol
3. Air/Aqua

5
Skema Kerja Pengenalan Alat:
Pengenalan Mikroskop

Praktikan di perkenalkan dengan alat Bagian yang di jelaskan antara lain lensa
Mikroskop, bagian-bagiannya serta cara objektif, meja benda, tombol on/off,
penggunaannya sumber cahaya, penjeit spesimen, dsb

Langkah pertama yang dilakukan yaitu


Sample yang sudah berada pada object mengambil sample menggunakan pipet
glass letakkan di atas meja benda tetes kemudian letakkan di atas
mikroskop untuk dilakukan pengamatan permukaan object glass lalu di apit oleh
cover glass

Terakhir praktikan diajarkan bagaimana


Sample yang diamati yaitu Spirulina sp. cara mendokumentasikan sample dengan
menggunakan smartphone

Pengenalan Laminar air flow

Praktikan di perkenalkan dengan alat lam- Bagian yang di jelaskan yaitu Blower
inar air flow, bagian-bagiannya serta cara (Membuang uap), Light (Pencahayaan),
penggunaannya dan Sinar UV (Penyeteril)

Pada saat penyeterilan usahakan untuk Langkah pertama yang dilakukan sebe-
tidak ada kegitan di dalam ruangan, Kare- lum menggunakan laminair flow yaitu
na radiasi sinar uv-nya sangat berbahaya sterilkan terlebih dahulu dengan sinar uv
selama ±2-3 jam

Setelah laminar air flow steril,baru bisa dalam pembuatannya pastikan pintu lam-
digunakan sebagai tempat pembuatan me- inair flow tidak terbuka terlalu lebar,
dia agar. mecegah kontaminasi bakteri dari luar
yang masuk ke dalam.

Matikan light dan blower pada laminair Adapun alat pendukung untuk membuat
flow ketika telah digunakan. media agar yaitu lampu Bunsen, jarum
inokulun, dan cawan petri.

6
Pengenalan Autoklaf

Praktikan di perkenalkan dengan alat Au- Bagian yang dijelaskan yaitu tombol
toklaf, bagian-bagiannya serta cara pengatur waktu, katup pengeluaran asap,
penggunaannya. pengukur tekanan, kelep pengaman dan
Tombol on/off.

Setelah terisi air, masukan alat laboratori- Langkah pertama yang dilakukan sebe-
um yang ingin di sterilkan, pastikan alat lum menggunakan Autoklaf yaitu isi au-
sudah terbungkus dengan menggunakan toklaf dengan air aquades sebatas sarin-
kertas (menghindari pecah) gan

Tutup rapat autoklaf lalu nyalakan au- Setelah 15 menit matikan tombol power
toklaf hingga suhu 121oC, setelah suhu pada autoklaf, setelah itu dibuka katup
mencapai 121oC hitung menggunakan pengeluara asap, agar uap di dalam au-
stopwatch selama 15 menit toklaf dapat keluar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum “Pengenalan Alat dan Metode Aseptis” praktikan dapat
mengetahui alat-alat yang ada dalam laboratorium mikrobilogi beserta fungsinya. Dari
hasil yang di ketahui bahwa alat-alat dalam laboratorium mikrobiologi digolongkan
menjadi beberapa kelompok yaitu Alat-alat gelas meliputi : labu erlenmeyer, gelas
beker, pipet tetes, tabung reaksi , cawan petri, object glass & cover glass, Jarum
Inokulum, dan Lampu Bunsen. Alat-alat preparasi meliputi : Autoklaf dan Laminar air
flow. Sedangkan Alat bantu penglihatan yaitu Mikroskop Cahaya (Jufriyah et al. 2015).
Alat-alat mkrobiologi memiliki prinsip kegunaan yang berbeda-beda,
diantaranya adalah mikroskop yang digunakan untuk melihat struktur mikroorganisme
yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni
dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di
lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar.
Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan
di perbesar oleh mata pengamat (Ririn 2016).

7
Lalu prinsip kerja autoklaf adalah dengan mensterilkan alat medis menggunakan
uap panas (121°C) bertekanan tinggi (200 kPa) selama sekitar 15 menit. Energi panas
ditransfer ke air baik melalui listrik ataupun dengan memanaskan menggunakan api.
Energi panas ini akan menaikkan temperatur dalam chamber. Temperatur yang
meningkat akan menaikkan tekanan dalam chamber (Arianto 2017). Pada autoklaf
faktor kontrol tekanan dan suhu berperan sangat penting untuk memastikan autoklaf
berfungsi dengan aman dan akurat (Qin He & Yin 2018).
Laminar Air Flow (LAF) menjadi bagian penting dalam sebuah laboratorium
sebagai alat sterilisasi (Baruno 2021). Prinsip kerja alat ini adalah menyaring udara dari
luar melalui beberapa tahapan penyaringan dan menghasilkan udara yang steril dari zat
berbahaya yang terbawa oleh udara untuk dialirkan ke ruangan tertentu. Penggunaan
alat laminar air flow cabinet dirasa sangat penting akan keberlangsungan penelitian
karena mempunyai tingkat keselamatan dan keamanan bagi pengguna yang lebih tinggi
jika dibandingkan menggunakan peralatan sederhana seperti inkas di laboratorium
mikrobiologi (Harjanto et al. 2017).
Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan
ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Prinsip
kerjanya yaitu medium dapat dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas
sebagai penutup. Tabung reaksi dalam penggunaanya biasanya dibantu dengan penjepit
kayu untuk memudahkan pemanasan bahan yang direaksikan dan untuk menghindari
bahaya yang ditimbulkan dari reaksi (Eliyarti 2020).
Tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan penampungan
cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media padat,
prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi,
tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung
jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain (Ririn 2016).
Pipet tetes pada prinsip penerapannya tekanan udara di dalam tabung yang
besarnya bisa diatur dengan seberapa kuat kita memencet karet pada ujung atas pipet.
Adapun cara menggunakan alat ini yakni menekan karet pada kepala pipet untuk
mengeluarkan udara, kemudian masukkan kedalam larutan yang akan dipindahkan.
Selanjutnya angkat pipet dengan cara menekan karet pada kepala pipet untuk
mengeluarkan larutan dan masukkan kedalam wadah (Hendrawan et al. 2021) .

8
Prinsip kerja labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran
reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya
digunakan untukmencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah (Rahmi 2021).
Prinsip kerja gelas kimia/Beaker glass adalah Wadah larutan, skala pada badan
gelas digunakan untuk mengukur larutansecara tidak teliti (Firda Hariani 2017).
Object glass adalah alat yang digunakan untuk meletakkan objek yang akan
diamati. Prinsip kerja yaitu dengan meletakkan objek yang akan diamati dan kemudian
meletakkan objek glass tersebut untuk diamati di bawah mikroskop (Bruno 2021).
Jarum Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang
berbentuk lurus dan ada pula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau
mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip
kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada
kaca preparat untuk diamati (Rahmi 2021).
Pembakar bunsen / pembakar Spirtus, prinsip kerjanya yaitu dengan
menyalakannya dengan membakar bagian sumbu (pada pembakar spirtus) dengan korek
api atau dengan memberiapi pada bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan
bakar gas). Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi
dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut.
Bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya dalam sterilisasi jarum ose atau
yang lain adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat
menggunakan bahan bakar gas atau metanol (Widodo 2017).
Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang
menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan Mikroorganisme untuk mencegah
kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya
teknik aseptik adalah adanya banyak partikel debu yang mengandung mikroorganisme
(bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut erlenmeyer,
atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan ini
dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Mikroorganisme
dapat juga ”jatuh” dari tangan operator, sarung tangan atau jas laboratorium karena
pergerakan lengan yang relatif cepat. Penggunaan teknik aseptik meminimalisir material
yang digunakan terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya teknik aspetis tidak
dapat melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan (Hafsan 2014).

9
Teknik aseptis digunakan pada saat: Teknik aseptis seharusnya digunakan saat
kita bekerja dengan mikroorganisme hidup dan dengan segala media pertumbuhannya.
Teknik aseptis sebaiknya digunakan ketika kita tidak ingin larutan dari suatu botol tidak
berubah sifat akibat aktivitas mikroorganisme, seperti saat membuat buffer meskipun
buffer dengan konsentrasi garam tinggi atau mengandung deterjen. 71 Teknik aseptis
disarankan pada saat kita bekerja menggunakan agen atau senyawa yang berbahaya
seperti bahan kimia beracun atau bahan radioaktif. Tentu saja perlindungan diri sendiri
dari bahaya senyawa ini lebih penting (Hafsan 2014).

Beberapa aturan umum teknik aseptis menurut Hafsan (2014).


 Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara,
misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu
dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang. Penggunaan kabinet biosafety dapat
menjaga dan mengatur aliran udara tetapi ini bukan merupakan suatu jaminan
mutlak dari resiko terkontaminasi.
 Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan digunakan.
Kultur tua atau pipet bekas seharusnya tidak berada di meja kerja. Kotoran
seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.
 Usap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan.
Di sebagian besar laboratorium umumnya menggunakan etanol 70% untuk
membersihkannya. Sediakan etanol pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah
selesai bekerja, sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.

Saran-saran teknik aseptis menurut Hafsan (2014).


 Minimalisasi gerak: pergerakan tangan dapat menciptakan aliran udara . semakin
cepat pergerakannya semakin cepat aliran udara yang ditimbulkan. Pergerakan
lengan sebaiknya dilakukan seperlu mungkin dan bergerak secara lembut.
 Minimalisasi jarak: jarak antar peralatan diatur seefektif dan seefisien mungkn.
Antar peralatan jangan diletakkan terlalu jauh.
 Minimalisasi keterpaparan : semakin sering menggerakkan sesuatu (mis: cawan
berisi media) melewati udara maka semakin besar partikel udara untuk masuk.
Semakin lama tutup erlenmeyer terbuka juga semakin besar terkontaminasi.

10
Tabel 1. Hasil pengamatan selama praktikum

No Gambar Nama Alat Fungsi


1
Cawan petri merupakan wadah yang berfungsi untuk
Cawan Petri kegiatan isolasi, pemurnian dan membiakkan
(kultivasi) mikroorganisme (Yunilas 2017).
Sumber: wikipedia
2 Seperti namanya, fungsi tabung reaksi adalah sebagai
tempat dimana kitamereaksikan bahan kimia dalam
Tabung Reaksi laboratorium. Alat ini terbuat dari bahan kacasehingga
proses reaksi kimia didalam tabung ini dapat terlihat
Sumber: wikipedia jelas analis (Jati 2018).
3
Pipet tetes berfungi untuk mengambil sample dalam
Pipet Tetes jumlah sedikit / tetesan tidak ada skala ukuran volume
pada alat ini (Juvitasari et al. 2018).
Sumber: minapoli
4 Labu Erlenmeyer berfungsi untuk meracik dan
Labu menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
Erlenmeyer menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur
cair (Widodo 2017).
Sumber: istock

5 Fungsi gelas kimia (gelas beker) yaitu sebagai tempat


Gelas mereaksikan bahan, tempat menampung bahan kimia
Kimia/Beaker berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung, tempat
Glass melarutkan bahan dan tempat memanaskan bahan.
Sumber: bhinneka (Eliyarti et al. 2020).
6 Object Glass berfungsi untuk meletakkan obyek yang
Object Glass & akan diamati, sedangkan Cover Glass berfungsi untuk
Cover Glass menutup objek glass dengan sudut kemiringan 45o
(Amrullah 2021).
Sumber: anugrah

11
7 Mikroskop Cahaya merupakan salah satu alat untuk
melihat sel mikroorganisme. Berfungsi untuk
Mikroskop mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang (Yunilas 2017)
Sumber: labs.co.id
8 Autoklaf menggunakan suhu dan tekanan tinggi 121oC
sehingga memberikan kekuatan yang lebih besar dan
Autoklaf berfungsi untuk membunuh sel untuk penyeterilan
alat. Autoklaf memiliki kelebihan yaitu alat perebus
Sumber: foto yang bertekanan tinggi (Permatasari et al. 2013)
pribadi penulis

9 Laminar air flow memiliki fungsi untuk mesterilkan


dan meminimalisir dari mikroba atau kontaminasi
Laminar Air yang terbawa oleh aliran udara dengan mengalirkan
Flow udara secara kontinyu pada ruangan ke dalam kabinet
Sumber: cv wahana laminar air flow (Amrullah 2021)
10
Spirulina sp. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar
(Hasil secara luas di alam dan dapat ditemukan di berbagai
pengamatan tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar
Sumber: foto Mikroskop) (Buwono & Nurhasanah 2018).
pribadi penulis

11
Jarum ose merupakan jarum inoculum yang terbuat
Jarum dari kawat nichrome atau platinum, berfungsi untuk
Inokulum/ose menginokulasi mikroba dari suatu media ke media
Sumber: inovasi lainnya (Yunilas 2017).
biologi

12
12
Lampu Bunsen befungsi untuk memanaskan larutan
Lampu Bunsen ataupun sterlisasi, caranya yaitu dengan
menyalakannya dengan membakar bagian sumbu.
Sumber: inovasi Fungsi untuk menciptakan kondisi yang steril (Ririn
biologi
2016).

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pengenalan alat-alat


laboratorium mikrobiologi dan metode aseptis ini adalah perlunya belajar memahami
alat-alat laboratorium Mikrobiologi karena dengan kita memahaminya akan
meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan kerja laboratorium karena bekerja di
laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya
bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun
yang bersifat berbahaya sedangkan Teknik aseptis pelu kita pelajari untuk menjamin
keamanan dan mencegah kontaminasi karena pada dasarnya ancaman kontaminasi
mikroorganisme “kompetitor” selalu ada (mungkin terjadi) karena mikroorganisme
terdapat dimana-mana.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D. 2020. Dasar Biomedik 3. DOI: 10.12928/fundadikdas.v3i3.3142

Amrulloh, M. F., Purnama, H., & Margana, A. S. 2021. Sistem Monitoring Kecepatan
Aliran Udara Dan Suhu Pada Laminar Air Flow Cabinet Menggunakan Hmi
Berbasis Mikrokontroller. In SEMNASTERA (Seminar Nasional Teknologi dan
Riset Terapan). 1(3): 144-150.

Ariyanto, M. A. 2017. Pengaruh Waktu Perebusan Terhadap Uji Pembuatan Marning


Singkong (Manihot esculenta) Dengan Menggunakan Autoklaf dan Panci
Pengukus Biasa. [Disertasi] Universitas Diponegoro. 29 hlm.

Aruscavage, D. 2013. Semester-Long Assesment of Aseptic Technique in Microbiology


Labs. Journal of Microbiology & Biology Education. 14(2). DOI:
10.1128/jmbe.v14i2.552
Baruno, A. 2021. Modifikasi Laminar sebagai Alat Pembelajaran Biologi SMA Materi
Mikroorganisme. Jurnal Karya Ilmiah Guru, 6(1), 44-49. DOI:
10.51169/ideguru.v6i1.203

Rahmi, S. P. 2021. Mikrobiologi Akuatik. Nas Media Pustaka.

Buwono, N.R. & Nurhasanah, R.Q. 2018. Studi Pertumbuhan Populasi Spirulina sp.
Pada Skala Kultur yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 10(1),
26-33. DOI=10.20473/jipk.v10i1.8202

Eliyarti, E., & Rahayu, C. 2021. Deskripsi Keterampilan Dasar Laboratorium


Mahasiswa Teknik pada Praktikum Kimia Dasar. Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 6(1), 30-37. DOI: 10.29303/jipp.v6i1.143

Eliyarti, E., Rahayu, C., & Zakirman, Z. 2020. Deskripsi Pengetahuan Awal Alat
Praktikum Materi Koloid Dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa
Teknik. Dalton: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia, 3(1). DOI:
10.31602/dl.v3i1.3104

Hafsan. 2014. Mikrobiologi Analitik. Alaudin University Press: Makasar. 208 hlm.

Harjanto dan Raharjo. 2017. Peran Laminar Air Flow Cabinet Dalam Uji
Mikroorganisme Untuk Menunjang Keselamatan Kerja Mahasiswa Di
Laboratorium Mikrobiologi. 13(2), 55. DOI: 10.14710/metana.v13i2.18016.

Hendrawan, E., Hadi, L., Sahputra, R., Enawaty, E., & Rasmawan, R. (2021). Deskripsi
Pengetahuan Alat–Alat Praktikum Kimia Peserta Didik. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(5), 3385-3396. DOI: 10.31004/edukatif.v3i5.731

14
Jati, A. R. 2018. Perbedaan Kadar Total Protein Berdasarkan Penggunaan Kuvet Dan
Tabung Reaksi Baru [Disertasi] Universitas Muhammadiyah Semarang.

Jufriyah, J., Mar'ah, I., & Isharyudono, K. 2015. Pemeliharaan dan penyimpanan
peralatan laboratorium kimia. Jurnal Pengelolaan Laboratorium
Pendidikan, 1(1), 26-32. DOI: 10.14710/jplp.1.1.26-32

Juvitasari, P. M., Melati, H. A., & Lestari, I. 2018. Deskripsi Pengetahuan Alat
Praktikum Kimia dan Kemampuan Psikomotorik Siswa Man 1
Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 7(7).
DOI: 10.26418/jppk.v7i7.26094

Lating, Z. 2021. Perspektif Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Laboratorium.


Penerbit NEM.

Permatasari et al. 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan


Autoclave. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. I (1)

Prayitno, T. A. (2017). Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Program Studi


Pendidikan Biologi. Jurnal Biota, 3(1), 31-37. DOI: 10.19109/Biota.v3i1.1041

Qin, He and Yin, Chen. 2018. Study of Temperature and Pressure Control of Autoclave
Based on FPGA. 3rd International Conference on Mechanical, Control and
Computer Engineering. DOI: 10.1109/ICMCCE.2018.00023

Raharjo, R. (2017). Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia
Sains Dan Aplikasi, 20(02), 99–104. DOI: 10.14710/jksa.20.2.99-104

Ririn, Andrianti et al. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi.1(1).

Sari, S., Dayana, D., & Farida, I. (2018). Analisis Profil Manajemen Laboratorium
Dalam Pembelajaran Kimia Di SMA Wilayah Sumedang. Jurnal Tadris Kimiya,
3(1), 78–82. DOI: 10.15575/jtk.v3i1.2593

Selia, L.S., Warganegara, E., & Apriliana, E. 2014. Uji Most Probable Number (MPN)
dan Deteksi Bakteri Koliform Dalam Minuman Jajanan yang dijual Di Sekolah
Dasar Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Jurnal Majority, 3(2).

Wahyuni, S. 2020. Mikrobiologi dan Parasitologi. Purwokerto: Pena Persada. DOI:


10.31237/osf.io/8g9fa

Widodo, L. U. (2017). Dasar-dasar Praktikum Mikrobiologi. Microbiological


Applications, A Laboratory Manual in General Microbiology, 1-61.

Yunilas & Eri Yusni. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik. Fakultas
Pertanan: Universitas Sumatera Utara. 45 hlm.

15
Lampiran

Gambar 1. Laminar Air Flow Gambar 2. Penjelasan Laminar Air Flow Gambar 3. Penggunaan Autoklaf

Gambar 4. Penggunaan Autoklaf Gambar 5. Peletakan Alat kedalam Autoklaf Gambar 6. Mikroskop Cahaya
untuk di sterilisasi

Gambar 7. Pengamatan Spirulina sp. Gambar 8. Pengamatan Spirulina sp. Gambar 9. Petunjuk suhu pada Autoklaf
Meggunakan Mikroskop Cahaya

Gambar 10. Tombol pada laminar air flow Gambar 11. Pengisian air pada Autoklaf Gambar 12. Alat-alat Praktikum
Mikrobiologi

16

You might also like