Professional Documents
Culture Documents
Peranan Kepuasan Kerja Dan Komitmen Afektif Dalam Membentuk Organizational Citizenship Behavior Pada Dosen Tetap Universitas Aki
Peranan Kepuasan Kerja Dan Komitmen Afektif Dalam Membentuk Organizational Citizenship Behavior Pada Dosen Tetap Universitas Aki
Peranan Kepuasan Kerja Dan Komitmen Afektif Dalam Membentuk Organizational Citizenship Behavior Pada Dosen Tetap Universitas Aki
available at http://ejournal.unp.ac.id/index.php/psikologi/
ELECTRONIC ISSN 2622-6626
dengan teknik samplingnya adalah purposive random sampling . Analisis data yang
digunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dan komitmen afektif terhadap
organizational citizenship behavior dengan nilai R = 0,848; R2 = 0,718; F = 61,249 ( p <
5%). Berdasarkan hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa pengaruh kepuasan kerja
memberikan sumbangsih yang lebih dominan (67,73 %) terhadap organizational
citizenship behavior dibandingkan komitmen afektif (4,02 %). Dosen tetap di Universitas
AKI memiliki tingkat OCB yang tergolong cukup baik (78,43 %). Ini dapat diartikan
bahwa OCB merupakan variabel penting untuk dimiliki khususnya bagi seluruh dosen
dengan melalui peningkatan kepuasan kerjanya agar mereka dapat mengembangkan
secara optimal potensi diri masing – masing serta tercapainya pula visi misi universitas.
Kata kunci : Organizational Citizenship Behavior, Kepuasan Kerja, Komitmen Afektif
PENDAHULUAN
Dosen sebagai bagian dari sebuah pokoknya.Perilaku ekstra dosen inilah yang
organisasi besar yang disebut universitas dalam bahasa Inggrisnya disebut
adalah individu yang dalam kesehariannya organizational citizenship behavior (OCB).
mengemban tugas untuk melaksanakan Jika dikaji lebih mendalam, maka dapat
Tridharma Perguruan Tinggi. Untuk dilihat bahwa kepuasan kerja, komitmen
menunjang hal ini, dosen harus memiliki profesi dan organizational citizenship
kemampuan dan keterampilan serta behavior merupakan bagian yang penting
kompetensi yang nantinya menopang segala dari kajian pengembangan sumber daya
tindakan untuk mewujudkan hal tersebut. Di manusia. Ketiga hal tersebut tentunya sangat
samping itu juga sebagai wujud loyalitas menentukan tercapainya tujuan organisasi /
terhadap lembaga, maka secara tidak sadar universitas. Dosen sebagai salah satu unsur
seorang dosen melakukan aktivitas di luar utama dalam suatu universitas memegang
tugas pokoknya. Hal ini tidak hanya peranan yang sangat penting, guna
memberikan keuntungan pada diri dosen, pendukung berjalannya roda organisasi. Jika
namun memiliki sumbangsih dalam rangka seorang dosen merasa puas terhadap
pencitraan dan pengembangan lembaganya.. pekerjaannya, lingkungan kerjanya,
Kegiatan ini terlaksana jika dosen memiliki pendapatan yang diterimanya, rekan kerja
perilaku ekstra, dimana individu dengan serta atasanya, maka tentunya individu
ikhlas melakukan kegiatan di luar tridharma tersebut akan betah dan merasa nyaman
perguruan tinggi yang menjadi tugas dalam bekerja. Bahkan lebih dari itu, mereka
ELECTRONIC ISSN 2622-6626 UNP JOURNALS
[Siska Adinda Prabowo Putri, Peranan Kepuasan Kerja dan Komitmen Afektif dalam membentuk Organizational Citizenship
Behavior pada Dosen Tetap Universitas AKI]
63
akan berkomitmen untuk bertahan dalam Menurut (Organ & Bies, 1989) OCB
organisasi tersebut walaupun di luar sana (Organizational Citizenship Behavior)
banyak organisasi lain yang menjanjikan. merupakan bentuk perilaku yang merupakan
Berdasarkan pengamatan peneliti pilihan dan inisiatif individual, tidak
sendiri, Universitas AKI selama ini telah berkaitan dengan sistem penghargaan formal
banyak memberikan fasilitas yang baik organisasi tetapi secara agregat
kepada para dosennya terkait pengembangan meningkatkan efektivitas organisasi. Ini
diri dosen, fasilitas kerja yang mendukung berarti, perilaku tersebut tidak termasuk ke
serta suasana kerja yang kondusif dan ini dalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja
berdampak pada sikap organizational karyawan sehingga jika tidak ditampilkan
organization behavior yang ditunjukkan oleh pun tidak diberikan hukuman. Adapun salah
para dosen di Universitas AKI seperti tingkat satu faktor yang mempengaruhi timbulnya
keaktifan dan intensitas menyelesaikan perilaku OCB menurut (Organ et al., 2006)
pekerjaan yang tinggi. Gambaran sebuah adalah adanya kepuasan kerja dan komitmen
perilaku OCB kepada lembaga yang organisasi yang dirasakan karyawan terhadap
dilakukan dengan sadar, sukarela, dan tanpa organisasi dimana dirinya bekerja.
paksaan, mengerjakan tugas di luar job (Hartmann & Bambacas, 2000) juga
description nya, memberikan bimbingan / mengemukakan bahwa ada dua faktor utama
konsultasi tambahan kepada mahasiswa yang mendasari timbulnya OCB yaitu
meski di luar jam kerjanya dll. Sikap yang kepuasan kerja dan komitmen organisasi.
ditunjukkan tersebut merupakan sebuah Kepuasan kerja sebagai faktor kedua
cerminan terhadap kesukarelaannya yang akan diteliti lebih lanjut menurut
melakukan suatu tindakan yang dilakukan peneliti variabel ini banyak dirasakan oleh
tanpa melihat ada atau tidaknya imbalan. Ini setiap karyawan karena variabel ini sangat
pun dilakukan bukan karena tuntutan membantu terciptanya sikap positif karyawan
tugasnya namun merupakan sebuah terhadap organisasinya yang kemudian
keterpanggilan untuk sama-sama memajukan berdampak dalam kinerja yang dihasilkan.
organisasi. Perilaku ini muncul (Hughes et al., 2015) menegaskan bahwa
dimungkinkan oleh banyak hal, dimana pada kepuasan kerja berhubungan dengan
penelitian ini peneliti mengaitkan dengan perasaan atau sikap seseorang mengenai
adanya pengaruh dari kepuasan kerja dan pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan
komitmen organisasi yang dimiliki. promosi atau pendidikan, pengawasan, rekan
kerja, beban kerja dan lain-lain. Penelitian tanggung jawab lembaga dalam
(Hughes et al., 2015) juga menunjukkan menghasilkan output yang memiliki karakter
bahwa individu yang puas lebih cenderung dan nilai-nilai etika serta unggul dalam ilmu
bertahan bekerja untuk organisasi. Pekerja pengetahuan dan teknologi, maka peran dan
yang puas juga cenderung terlibat dalam komitmen dosen sebagai salah satu faktor
perilaku organisasi yang melampaui penentu yang sangat dibutuhkan. Dengan
deskripsi tugas dan peran mereka, serta komitmen dosen yang tinggi dalam
membantu mengurangi beban kerja dan mengemban amanah Tridharma Perguruan
tingkat stress anggota dalam organisasi. Tinggi, maka visi dan misi lembaga bisa
Pekerja yang tidak puas cenderung bersikap tercapai. Komitmen profesi yang tercermin
menentang dalam hubungannya dengan dalam bentuk komitmen dosen di Universitas
kepemimpinan dan terlibat dalam berbagai AKI terhadap profesinya merupakan hasrat
perilaku yang kontraproduktif. Namun ada dosen untuk tetap bertahan memilih
hasil penelitian yang berbanding terbalik profesinya sebagai dosen. Komitmen ini juga
yang dikemukakan dari (Herminingsih, sangat mempengaruhi pilihan dosen untuk
2012) bahwa kepuasan kerja ternyata tidak tetap bekerja sebagai tenaga pengajar dan
berpengaruh terhadap perilaku OCB tidak akan meninggalkan pekerjaan itu
seseorang, hal ini disebabkan kepuasan kerja ataupun alih profesi. Dosen yang memilih
yang dirasakan lebih bersifat eksternal. tetap melaksanakan tugas sebagai
Selain kepuasan kerja, faktor pengemban amanah Tridharma Perguruan
komitmen organisasi yang dimiliki seorang Tinggi berarti memiliki perasaan terikat atau
dosen juga diasumsikan sebagai prediktor setia dengan profesi dan institusinya.
terhadap munculnya OCB. Bagi universitas, Keterikatan dan kesetiaan itu dimungkinkan
tanpa komitmen, setinggi apapun kepandaian oleh banyak hal, misalnya memiliki
seorang dosen tidak akan memberikan kesamaan antara tujuan pribadi dan profesi,
manfaat bagi organisasi. Universitas AKI memiliki perasaan berhutang secara pribadi
sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta kepada lembaga, atau karena adanya norma
di Kota Semarang yang berkomitmen yang menjadikan dosen tersebut tidak
terhadap peningkatan kualitas sumber daya berpaling ke pekerjaan atau jabatan lain.
manusianya juga memperhatikan komitmen Sebaliknya dosen yang memilih
para dosen tetap nya terhadap kinerja Tri meninggalkan pekerjaan berarti tidak
Darma Perguruan Tinggi yang harus memiliki kesetiaan pada profesi maupun
dilakasanakan. Mengingat besarnya lembaganya dan ini merupakan bentuk dari
ELECTRONIC ISSN 2622-6626 UNP JOURNALS
[Siska Adinda Prabowo Putri, Peranan Kepuasan Kerja dan Komitmen Afektif dalam membentuk Organizational Citizenship
Behavior pada Dosen Tetap Universitas AKI]
65
Pada uji normalitas terhadap ketiga Adapun rangkuman hasil hipotesisnya dapat
variabel tersebut dengan menggunakan uji dilihat pada tabel 5
Kolmogorov Smirnov Z dan Shapiro Wilk Tabel 5 Rangkuman Hasil Regresi
diperoleh nilai sig lebih besar dari 5% yang Komponen Hasil
Persamaan : ̂ = 𝟓, 𝟗𝟓𝟏 + 𝟎, 𝟔𝟑𝟏𝑿𝟏 + 𝟎, 𝟒𝟔𝟏 𝑿𝟐
berarti dsitribusi data yang dimiliki pada linear
𝒀
Pembahasan
Uji Heteroskedastistas Terdapat pengaruh kepuasan kerja dan
afektif (X2) memiliki nilai sig = 0.815 yang munculnya sikap OCB pada diri individu.
berarti kedua variabel tersebut memiliki nilai Peningkatan kinerja Dosen melalui
sig lebih besar dari 0.05 sehingga diputuskan pendekatan OCB merupakan pendekatan
tidak ada indikasi heterokedastistas. yang paling efektif karena OCB berasal dari
sisi internal individu. Dosen yang memiliki
VIF 1,002 < 10 yang berarti tidak terjadi semangat serta dedikasi maka tentunya hal
multikolinearitas ini akan memberikan manfaat yang maksimal
Uji Hipotesis bagi segenap sivitas akademika Universitas
AKI. Salah satu indikasi seorang dosen
memiliki OCB tinggi adalah altruism yaitu terbukti bahwa OCB yang dimiliki oleh
perilaku karyawan dalam menolong rekan dosen – dosen Universitas AKI ini tergolong
kerjanya yang mengalami kesulitan cukup baik. Adanya hubungan yang
mengenai tugasnya dalam organisasi maupun signifikan antara kepuasan kerja dan
masalah pribadi orang lain. Dimensi ini komitmen organisasi terhadap
mengarah kepada memberi pertolongan yang organizational citizenship behavior juga
bukan merupakan kewajiban yang ditunjukkan dari hasil penelitian (Wibowo,
ditanggungnya. (Bukhari et al., 2009) 2016), (Qamar, 2012), (Wulandari, 2015)
mengatakan jika karyawan dalam suatu yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dan
organisasi memiliki antusiasme untuk komitmen organisasi berpengaruh secara
membantu satu sama lain dan tidak positif dan signifikan terhadap
mementingkan diri sendiri dalam mencapai organizational citizenship behavior (OCB).
tujuan organisasi, secara alami akan Menurut hasil penelitian Manuel & Rahyuda,
meningkatkan OCB dalam organisasi, contoh (2015) juga menambahkan bahwa seseorang
perilaku OCB pada dosen Universitas AKI yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi
yaitu bersedia menyediakan waktu khusus di akan berpengaruh positif terhadap tingginya
luar jam kerja untuk membimbing komitmen afektif dan tingginya komitmen
mahasiswa terkait tugas kuliah ataupun tugas afektif yang dirasakan oleh karyawan akan
akhirnya, membantu rekan dosen lainnya berakibat secara langsung terhadap
yang tidak mampu menyelesaikan rendahnya tingkat turnover di suatu
pekerjaannya karena beban tugas yang perusahaan / organisasi
berlebih, mendampingi pengajaran rekan Terdapat pengaruh kepuasan kerja
dosen yang baru bergabung. Aspek terhadap OCB
conscientiousness yang juga terlihat pada diri Hasil penelitian ini telah
dosen di Universitas AKI seperti membuktikan bahwa kepuasan kerja
kesediaannya untuk datang ke kampus lebih memengaruhi OCB secara signifikan. Hal ini
awal untuk melaksanakan Tri Dharma juga didukung oleh penelitian sebelumnya
Perguruan Tinggi. Serta aspek sportsmanship seperti (Waspodo et al., 2019), (Nafi’ &
yang ditunjukkan seperti adanya toleransi Indrawati, 2017), (Hayu Vertikallini &
terhadap segala keterbatasan kondisi di Ugung, 2014), (Biyansi, 2015) juga
kampus tanpa mengeluh, tidak mencari-cari menunjukkan hasil yang serupa bahwa
kesalahan dalam organisasi. Oleh karena itu kepuasan kerja berpengaruh signifikan
melalui contoh – contoh konkrit tersebut terhadap perilaku OCB karyawan. Kepuasan
ELECTRONIC ISSN 2622-6626 UNP JOURNALS
[Siska Adinda Prabowo Putri, Peranan Kepuasan Kerja dan Komitmen Afektif dalam membentuk Organizational Citizenship
Behavior pada Dosen Tetap Universitas AKI]
69
kerja yang dimiliki oleh dosen tetap di diadakannya kegiatan gathering antar
Universitas AKI terlihat pada kepuasannya fakultas serta antar staf setiap tahun dsb.
terhadap gaji yang diterima, kepuasan Terdapat pengaruh komitmen afeksi
terhadap atasan, kepuasan terhadap rekan terhadap OCB
kerja. Hasibuan (2011) menyatakan bahwa Hasil penelitian ini juga
organisasi yang dapat menciptakan kepuasan menunjukkan bahwa ada hubungan yang
kerja pada karyawannya maka karyawan signifikan antara komitmen afektif dan OCB.
tersebut akan meningkatkan dedikasinya, Komitmen afektif merupakan bagian dari
moral kerja, kecintaan dan kedisiplinan. komitmen organisasional yang mengacu
Kepuasan dosen di Universitas AKI kepada sisi emosional yang melekat pada diri
terhadap gaji yang diterimanya merupakan seseorang terkait keterlibatannya dalam
bentuk kepuasan yang tertinggi dibandingkan sebuah organisasi. Terdapat kecenderungan
kepuasan terhadap atasan dan rekan kerja. bahwa individu yang memiliki komitmen
Kepuasan terhadap atasan ini muncul karena afektif yang kuat akan senantiasa setia
pimpinan Universitas AKI dimulai dari terhadap organisasi tempat bekerja oleh
Rektor, Wakil Rektor dan Jurusan mampu karena keinginan untuk bertahan tersebut
menciptakan suatu sistem kerja yang berasal dari dalam hatinya.
mendukung munculnya atau timbulnya dari Komitmen afektif dapat muncul
OCB para dosen, maka niscaya hal tersebut karena adanya kebutuhan dan juga adanya
akan meningkatkan kualitas layanan dari ketergantungan terhadap aktivitas-aktivitas
dosen yang ada sehingga dapat memberikan yang telah dilakukan oleh organisasi di masa
manfaat yang maksimal kepada seluruh lalu yang tidak dapat ditinggalkan karena
sivitas akademika Universitas AKI. akan merugikan. Komitmen ini terbentuk
Sedangkan kepuasan terhadap rekan kerja sebagai hasil yang mana organisasi dapat
juga dirasakan sebagai faktor pendukung membuat karyawan memiliki keyakinan
OCB bagi dosen Universitas AKI karena yang kuat untuk mengikuti segala nilai-nilai
budaya organisasi yang diciptakan dalam organisasi, dan berusaha untuk mewujudkan
kampus ini selalu dijaga agar seluruh tujuan organisasi sebagai prioritas pertama,
karyawan (dosen dan staf) merasa nyaman dan karyawan akan juga mempertahankan
bekerja di sini, seperti penerapan 3S keanggotaannya (Putra & Dewi, 2016). Pada
(Senyum, Salam, Sapa) antar dosen, hasil penelitian ini didapatkan bahwa faktor
komitmen afektif yang memberikan
pengaruh terbesar bagi peningkatan OCB gaji, kepuasan terhadap atasan dan kepuasan
pada dosen tetap Universitas AKI adalah terhadap rekan kerja.
faktor ikatan emosional dari diri individu Untuk mampu menjadi universitas
tersebut artinya dosen tetap di Universitas yang maju dan berdaya saing di tingkat
AKI merasa bahwa ada kesesuaian nilai nasional maupun internasional tentunya
antara universitas dan diri dosen tersebut, dibutuhkan dosen - dosen yang bersedia
seperti karakteristik individu, karakterstik melakukan lebih dari sekedar tugas formal
struktur organisasi, signifikansi tugas dan mereka dan mau memberikan kinerja yang
keahlian. Komitmen jenis ini akan menjadi melebihi harapan. Dalam dunia kerja yang
kuat bila pengalamannya dalam suatu dinamis seperti saat ini, di mana tugas makin
organisasi/lembaga konsisten atau sesuai sering dikerjakan dalam tim, fleksibilitas
dengan harapan-harapan dan dapat sangatlah penting. Universitas menginginkan
memuaskan kebutuhan dasarnya. Hasil dosen - dosen yang bersedia melakukan tugas
penelitian ini juga diperkuat oleh Manuel & yang tidak tercantum dalam deskripsi
Rahyuda, 2015) yang menyatakan bahwa pekerjaan mereka dan dosenpun juga
seseorang yang memiliki komitmen afektif memiliki tuntutan akan kepuasan kerja yang
yang tinggi akan memengaruhi rendahnya harus terpenuhi. Oleh karena itu dibutuhkan
tingkat intensi turnover pada karyawan. kerjasama dan saling mengerti mengenai
Selain itu mereka juga menyatakan bahwa kebutuhan antar satu sama lain agar tercapai
seseorang yang memiliki komitmen afektif tujuan bersama.
yang tinggi akan mempengaruhi rendahnya Saran
tingkat intensi turnover pada karyawan Berdasarkan hasil penelitian serta
SIMPULAN DAN SARAN simpulan yang telah diberikan maka peneliti
Simpulan memberikan beberapa saran terkait
Berdasarkan hasil penelitian yang pengembangan penelitian lebih lanjut, yaitu
telah dipaparkan tersebut maka secara garis Bagi universitas
besar dapat disimpulkan bahwa kepuasan Untuk dapat meningkatkan OCB,
kerja dan komitmen afektif memberikan kepuasan kerja dan komitmen profesinya
pengaruh yang signifikan terhadap OCB. maka universitas dapat menyediakan lebih
Variabel kepuasan kerja memberikan banyak pelatihan yang bersifat team work,
kontribusi terbesar dalam peningkatan memberikan jangka waktu penyelesaian
variabel OCB bagi dosen tetap Universitas sesuai dengan beban kerja yang diberikan,
AKI terutama pada aspek kepuasan terhadap sering melakukan gathering antara atasan
ELECTRONIC ISSN 2622-6626 UNP JOURNALS
[Siska Adinda Prabowo Putri, Peranan Kepuasan Kerja dan Komitmen Afektif dalam membentuk Organizational Citizenship
Behavior pada Dosen Tetap Universitas AKI]
71
dan bawahan (pimpinan serta dosen dan staf), Evan Berta Manuel, G., & Ganesha Rahyuda,
A. (2015). Pengaruh kepuasan kerja,
memberikan reward – reward bagi dosen
komitmen afektif, komitmen kalkulatif,
yang berprestasi. dan komitmen normatif terhadap
turnover intention di Ayodya Resort
Bagi dosen
Bali. E-Jurnal Manajemen Universitas
Seluruh dosen khususnya dosen tetap Udayana, 4(8).
diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti
Hartmann, L. C., & Bambacas, M. (2000).
kegiatan dalam organisasi meski kegiatan Organizational commitment: A multi
method scale analysis and test of effects.
tersebut dilakukan di luar jam kerja, aktif
The International Journal of
dalam berinovasi dalam pengembangan Organizational Analysis, 8(1).
https://doi.org/10.1108/eb028912
universitas.
Bagi peneliti selanjutnya Hasibuan, M. S. P. (2011). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi
Bagi yang tertarik untuk menindaklanjuti
Jakarta: Bumi Aksara.
hasil riset ini, peneliti selanjutnya dapat
Hayu Vertikallini & Ugung, D. (2014).
mengkorelasikannya dengan variabel lain
Kepuasan kerja dan organizational
seperti: budaya organisasi, motivasi kerja, citizenship behavior (OCB) pada
karyawan. PSYCHO IDEA, 12 (2), 6-11
kepribadian, lingkungan kerja, gaya
kepemimpinan. Herminingsih, A. (2012). Spiritualitas Dan
Kepuasan Kerja Sebagai Faktor
DAFTAR PUSTAKA
Organizational Citizenship Behavior
Biyansi, A. (2015). Hubungan kepuasan (Ocb). Ilmu Ekonomi Dan Sosial, 1.
kerja dengan organizational citizenship
behavior (OCB) perawat Intalasi Rawat Hughes, R. L., Ginnett, R. C., & Curphy, G.
Inap RSUD Sultan Syarif Mohamad J. (2015). Leadership Enhancing the
Alkadrie Kota Pontianak. Jurnal Lessons of Experience Ninth Edition. In
Proners, 3 (1), 1-12. Dk (Vol. 53, Issue 9).
Boon, O. K., Safa, M. S., & Arumugam, V. Iswara Putra, B., & Kartika Dewi, A. (2016).
(2006). TQM practices and affective Pengaruh kepuasan kerja dan komitmen
commitment: a case of Malaysian organisasional terhadap organizational
semiconductor packaging citizenship behavior. E-Jurnal
organizations. International Journal of Manajemen Universitas Udayana, 5(8).
Management and Entrepreneurship, https://doi.org/10.21831/economia.v9i1
2(1). .1372
Bukhari, Z. ullah, Ali, U., Shahzad, K., & Nafi’, C., & Indrawati, E. (2017). Hubungan
Bashir, S. (2009). Determinants of antara kepuasan kerja dengan
organizational citizenship behavior in organizational citizenship behavior
Pakistan. International Review of pada karyawan CV. ELFA’S Kudus.
Business Research Papers, 5(2). Empati, 6(3).