Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

OPTIMALISASI FUNGSI PENGAWASAN DPRD PROVINSI RIAU

TERHADAP ALOKASI ANGGARAN PERCEPATAN


PENANGANAN PANDEMI COVID-19
MELALUI APBD TAHUN 2020

Oleh: M. Dani Eka Wijaya


Program Kekhususan: Hukum Tata Negara
Pembimbing I: Dr. Mexsasai Indra S.H., M.H.
Pembimbing II: Zulwisman, S.H., M.H.
Alamat: Jl. Perum Borneo Amal Sejahtera blok G3 Desa Pandau Jaya
Kecamatan Siak Hulu
Email: @muhammaddanny120699@gmail.com / Telepon: 0812-6862-3255

ABSTRACT
In a democratic country, the existence of a Regional People's
Representative Council or referred to as a legislative body is a must. The reason
is that the legislature is the people's representative in making laws or regional
regulations that will be applied to the people. By law the DPRD has the most
strategic position in carrying out the supervisory function of local governments.
One of the central council functions is the supervisory function, while the actions
referred to by the institution are more preventive in nature which implies
evaluating and supervising local government programs. Likewise in Riau
Province, the Riau Provincial DPRD has supervised the use of the budget for the
acceleration of the handling of the Covid-19 Panemdi in the 2020 APBD. As
stated in the explanation of Article 41 of Law Number 32 of 2014 concerning
Regional Government, it states that "DPRD has functions, among others
legislative function, supervisory function and budget function.
This type of research is empirical juridical research or sociological
legal research, namely a research approach that emphasizes the legal aspects
regarding the subject matter to be discussed, linked to the reality in the field. This
research was conducted at the Riau Provincial DPRD Office and with
Constitutional Law Experts in the city of Pekanbaru. while the sample population
is the whole party related to the problem under study. Sources of data used are
primary data and secondary data, data collection techniques in this study is by
observation, questionnaires, interviews and literature review.
In the results of the research problem there are two main things that can
be concluded. First, in optimizing the supervisory function of the Riau Provincial
DPRD on the use of the budget for the acceleration of handling the COVID-19
pandemic in the 2020 APBD, it went quite well. The second is that the inhibiting
factor for the DPRD's supervision of the APBD is the factor of the Regional
Government.
Keywords : Optimizing DPRD Functions – Budget Allocation – APBD

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 1
BAB I yang melakukan pengobatan dengan
PENDAHULUAN isolasi mandiri sebanyak 746 orang,
dirawat di rumah sakit 490 orang.
A. Latar Belakang Masalah Jumlah pasien sembuh mencapai
Dunia sedang diguncang oleh 23.006 orang. dan 580 orang
pandemi hebat bernama Covid-19 meninggal dunia. Oleh karena itu,
(Corona Virus Disease). perlu tindakan pemerintah dan
Coronavirus sendiri merupakan kesadaran penuh dari masyarakat
sekumpulan virus yang berasal dari agar angka penyebaran virus ini
subfamili Orthocronavirinae dalam dapat ditekan.2
keluarga Coronaviridae dan ordo Pemerintah Provinsi Riau
Nidovirales. Virus ini dapat selama tahun 2020 telah
menyerang hewan dan juga manusia mengalokasikan dana sekitar
dan pada manusia gejalanya berupa Rp474,3 miliar untuk
infeksi yang serupa dengan penyakit penanggulangan pandemi Covid-19
SARS dan MERS, Virus corona dari Anggaran Pendapatan dan
menginfeksi sistem pernapasan Belanja Daerah (APBD) tahun
orang yang terjangkit. Virus Corona 2020. Dari jumlah tersebut
bisa menyebabkan hal yang fatal penyediaan jaring pengamanan
terutama bagi yang mengidap sosial memiliki porsi paling banyak,
gangguan pernapasan sebelumnya yakni Rp288,6 miliar. Sedangkan
akan mengalami sindrom gangguan untuk urusan kesehatan mencapai
pada pernapasan tingkat akut Rp187,53 miliar, dan untuk
walaupun sudah dinyatakan sembuh penanganan dampak ekonomi
dari virus ini. Hal itu disebut mencapai 25 miliar. Ini merupakan
sebagai efek dalam jangka panjang bagian dari komitmen pemerintah
dari infeksi Covid-19 dan penderita provinsi Riau untuk mengutamakan
akan menurun fungsi paru-parunya alokasi anggaran sesuai Instruksi
sebanyak 20 sampai 30 persen Presiden Nomor 4 Tahun 2020
setelah melewati serangkaian dalam mempercepat
pemulihan. Covid-19 bersifat lebih penanggulangan virus corona atau
masif perkembangannya. Indonesia Covid-19. Inpres tersebut berisi
juga merupakan salah satu negara tentang Refocussing Kegiatan,
yang terdampak wabah yang satu Relokasi Anggaran serta Pengadaan
ini. 1 Barang dan Jasa dalam rangka
Berdasarkan data dinas percepatan penanganan Covid-19
Kesehatan Riau pada tanggal 29 dan juga sesuai Permendagri Nomor
desember tahun 2020, total kasus 20 Tahun 2020 Tentang Percepatan
terkonfirmasi Covid-19 mencapai Penanganan Covid-19 di
24.822 kasus. dari jumlah tersebut Lingkungan Pemerintah Daerah,
Menyatakan bahwa Pemerintah
perlu memprioritaskan Penggunaan
1
Iah Wahiah, “Pandemik Covid-19 :
Analisis Perencanaan Pemerintah dan APBD Untuk Antisipasi dan
Masyarakat dalam Berbagai Upaya
Pencegahan”, Jurnal Manajemen dan
2
Organisasi, Vol.11 No.3 Bandung , desember https://corona.riau.go.id, diakses,tanggal,
2020, hlm.180. 10 Maret 2021.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 2
Penanganan Dampak Penularan kebijakan yang ditetapkan oleh
Covid-19.3 pemerintah daerah. 5
Didalam negara kesatuan Fungsi anggaran, DPRD
tanggung jawab pelaksanaan tugas- diberikan wewenang untuk
tugas pemerintahan pada dasarnya membahas dan memberikan
tetap berada di tangan pemerintahan persetujuan rancangan peraturan
pusat, akan tetapi karena sistem daerah mengenai anggaran
pemerintahan Indonesia salah pendapatan dan belanja daerah yang
satunya menganut asas negara diajukan oleh kepala daerah.
kesatuan yang didesentralisasikan, Sesungguhnya fungsi anggaran
maka ada tugas-tugas tertentu yang tidak tepat disebut sebagai satu
diurus sendiri, sehingga fungsi tersendiri.sebab, APBD itu
menimbulkan hubungan timbal dituangkan dalam baju hukum perda
balik yang melahirkan adanya sehingga penyusunan APBD identik
hubungan kewenangan dan dengan pembentukan perda tentang
pengawasan. 4 APBD. Sementara itu, pelaksanaan
Mengenai tugas dan wewenang APBD itu sendiri harus pula
DPRD telah diatur dalam Undang- diawasi oleh DPRD dan
Undang Nomor 9 Tahun 2015 pengawasan demikian termasuk
tentang perubahan kedua atas kategori fungsi pengawasan yang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun dijalankan oleh DPRD.6
2014 Tentang Pemerintah Daerah. Berhubung judul mengangkat
Dapat dijelaskan bahwa fungsi isu masalah covid-19 yang
legislasi adalah legislasi daerah tergolong baru maka belum banyak
yang merupakan fungsi DPRD ditemukan judul skripsi yang
untuk membentuk peraturan daerah membahas covid-19 dan penulis
bersama kepala daerah. Fungsi termasuk orang pertama dari sekian
anggaran adalah fungsi yang orang yang membahas masalah
dijalankan DPRD bersama-sama covid-19. berdasarkan Undang-
pemerintah daerah untuk menyusun Undang Nomor 23 Tahun 2014
dan menetapkan APBD (Anggaran Tentang Pemerintah Daerah, DPRD
Pendapatan dan Belanja Daerah). menilai masih kurang nya
Selanjutnya fungsi pengawasan pengendalian oleh pemerintah
adalah fungsi yang dijalankan daerah dalam menyikapi
DPRD untuk melaksanakan permasalahan pandemi Covid-19 di
pengawasan terhadap pelaksanaan wilayah provinsi Riau, salah satu
undang-undang, peraturan daerah yang menjadi penyebab nya adalah
dan keputusan kepala daerah serta pemerintah kabupaten/kota minim
merelokasi anggaran yang
berdampak pada keterbatasan

3 5
https://www.gugustugas.riau.go.id/uploads/A Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintah
PRIL,10- daerah di Indonesia, Buku Super,2010,hlm.49.
6
MekanismePergeseranAPBD.Pdf,diakses, Dadang Suwanda, Peningkatan Fungsi
tanggal, 12 Maret 2021. DPRD Dalam Penyusunan Perda Yang
4
Ni’Matul Huda, Hukum Pemerintah Responsif, Remaja Rosdakarya, Bandung,
Daerah,Nusa Media, Bandung, 2009, hlm,43. 2016, hlm,17.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 3
daerah dalam membiayai ketiga pada Fakultas Hukum
fokus penanganan Covid-19. Maka Universitas Riau.
dari itu penulis tertarik untuk b. Untuk mengetahui faktor
meneliti permasalahan ini dengan penghambat optimalisasi fungsi
judul “OPTIMALISASI FUNGSI pengawasan DPRD Provinsi
PENGAWASAN DPRD Riau terhadap alokasi anggaran
PROVINSI RIAU TERHADAP percepatan penanganan
ALOKASI ANGGARAN pandemi covid-19.
PERCEPATAN PENANGANAN D. Kerangka Teori
PANDEMI COVID-19 1. Teori Pengawasan
MELALUI APBD TAHUN 2020”. Menurut Handayaningrat
B. Rumusan Masalah adalah Untuk mencegah atau
1. Bagaimanakah upaya dalam memperbaiki kesalahan,
optimalisasi fungsi pengawasan penyimpangan, ketidaksesuaian
DPRD Provinsi Riau terhadap penyelenggaraan yang lain-lain
alokasi anggaran percepatan tidak sesuai dengan tugas dan
penanganan pandemi covid-19 wewenang yang telah ditentukan.
melalui APBD tahun 2020 ? Kemudian agar hasil pelaksanaan
2. Apa sajakah faktor penghambat pekerjaan diperoleh secara
yang dihadapi DPRD Provinsi berdaya guna dan berhasil guna
Riau terhadap pengawasan sesuai dengan rencana yang telah
alokasi APBD tahun 2020 ditentukan sebelumnya. 7
untuk percepatan penanganan 2. Teori Lembaga Negara
pandemi covid-19 ? Hans Kelsen mengenai the
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian concept of the State Organ dalam
1. Tujuan Penelitian buku nya General Theory of law
a. Untuk mengetahui and state. Hans kelsen
optimalisasi fungsi menguraikan bahwa yang
pengawasan DPRD menjalankan suatu fungsi yang
Provinsi Riau terhadap ditentukan oleh suatu tata hukum
alokasi anggaran (legal order) adalah suatu organ.
percepatan penanganan Lembaga negara terkadang
pandemi covid-19 di disebut dengan istilah lembaga
provinsi riau. pemerintahan, lembaga
b. Untuk mengetahui faktor pemerintahan non-departemen,
penghambat optimalisasi atau lembaga negara saja. Ada
fungsi pengawasan DPRD yang dibentuk berdasarkan
Provinsi Riau terhadap kekuasaan oleh konstitusi, ada
alokasi anggaran pula yang dibentuk atas amanat
percepatan penanganan peraturan-perundang-undangan
pandemi covid-19. yang lainnya. Kemudian yang
2. Kegunaan Penelitian membedakannya yakni
a. Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana
7
Strata Satu (S-1) Ilmu Hukum Ridwan Muhammad, Konstruksi Bank
Syariah Indonesia,Pustaka
SM,Yogyakarta,2007,hlm.126.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 4
kedudukan serta hierarki lembaga atau kegiatan, apakah sesuai
itu sendiri. 8 dengan semestinya atau tidak. 12
E. Kerangka Konseptual 4. Corona Virus Disease 2019
Kerangka konseptual merupakan adalah virus RNA strain
kerangka yang menggambarkan tunggal positif, berkapsul dan
hubungan antara konsep-konsep tidak bersegmen.13
khususnya yang ingin atau akan 5. Anggaran Pendapatan Belanja
diteliti. 9 Daerah yang selanjutnya
1. Optimalisasi menurut Kamus disingkat APDB adalah rencana
Besar Bahasa Indonesia ialah keuangan tahunan Pemerintah
tertinggi, paling baik, Daerah yang dibahas dan
sempurna, terbaik, paling disetujui bersama oleh
menguntungkan, Pemerintah Daerah dan DPRD,
mengoptimalkan berarti dan ditetapkan dengan
menjadikan sempurna, menjadi Peraturan Daerah atau Perda.14
paling tinggi, menjadikan F. Metode Penelitian
maksimal, optimalisasi berarti 1. Jenis Penelitian
pengoptimalan.10 Pendekatan masalah yang
2. DPRD Provinsi merupakan digunakan penulis dalam
Lembaga Perwakilan rakyat penelitian ini didasarkan pada
daerah yang berkedudukan penelitian hukum yang dilakukan
sebagai unsur penyelenggara dengan pendekatan sosiologis,
pemerintah daerah provinsi. 11 yaitu sebuah metode penelitian
3. Pengawasan adalah segala hukum yang berupaya untuk
usaha atau kegiatan untuk melihat hukum dalam artian yang
mengetahui dan menilai nyata atau dapat dikatakan
kenyataan yang sebenarnya melihat, meneliti bagaimana
mengenai pelaksanaan tugas bekerjanya hukum di
masyarakat.15
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di
wilayah hukum Kota Pekanbaru
8
Hans kelsen, General Theory of Law and tepatnya di Kantor DPRD
State, Russell, New York, diterjemahkan oleh Provinsi Riau yang
Raisul Muttaqien, Teori Umum Tentang berkedudukan di Jl. Sudirman
Negara dan Hukum, Penerbit Nusamedia,
Bandung, 2006, hlm 276.
9 12
Gary F. Bell, The New Indonesian Laws Jum Anggraini, Hukum Adminitrasi
Relating to Regional Autonomy: Good Negara, Graha Ilmu, Yogyakarta,2012,hlm,78.
Intentions, Confusing Laws, 2 Asian-Pac. L. & 13
uliana, “Corona Virus Disease 2019
Pol'y J. 1, 2001, hlm 15. Pnemonia Wuhan”, Jurnal Wellness And
10
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Healthy Magazine, Vol,2, No.1,Februari 2020
Indonesia, Gita Media Press. Surabaya,2015, Bandar Lampung,Hlm,188.
14
hlm, 562. Pasal 96 ayat 1 Undang-Undang Nomor
11
Pasal 315 Undang-Undang Nomor 17 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
15
Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyarawatan Jonaedi Efendi dan Johnny Ibrahim,
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Metode Penelitian Hukum Normatif dan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Empiris, Pranamedia Group, Depok, 2018,
Rakyat Daerah. hlm. 150.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 5
No.179, Tengkerang Selatan, b. Sampel
Kec. Bukit Raya, Kota Sampel merupakan bagian
Pekanbaru, Riau 28128. dari populasi yang ingin di
Pendekatan yang penulis teliti. Peneliti menggunakan
gunakan dalam penelitian ini teknik purposive sampling,
adalah pendekatan Yuridis yaitu menetapkan sejumlah
Normatif, yakni pendekatan yang sampel yang mewakili
dilakukan dengan menelah jumlah populasi yang ada
berbagai teori beserta konsep- dan kategori sampel telah
konsep, asas-asas serta berbagai ditetapkan sendiri oleh
peraturan perundangan-undang peneliti. 17
maupun regulasi yang memiliki
kaitan dengan fokus Tabel 1.2
permasalahan yang sedang Populasi dan Sampel
ditangani.
3. Populasi dan Sampel N Jeni Jum Ju Perse
a. Populasi o s lah mla ntase
Populasi merupakan Pop Pop h 100
keseluruhan gejala/satuan ulas ulas Sa %
yang ingin diteliti.36dan i i mp
populasi merupakan el
keseluruhan dari unit kerja 1 Ket 1 1 100
atau individu yang akan ua
diteliti, sifat dan DP
karakteristiknya. RD
Sebagaimana yang Pro
dikemukakan oleh Sugiono, vins
populasi adalah wilayah i
generalisasi yang terdiri dari Ria
obyek/subyek yang u
mempunyai kualitas dan 2 Ang 65 4 8
karakteristik tertentu yang gota
ditetapkan oleh peneliti DP
untuk dipelajari dan RD
kemudian ditarik Pro
kesimpulannya. 16 Adapun vins
yang dijadikan populasi i
dalam penelitian ini adalah Ria
Ketua DPRD Provinsi Riau, u
Anggota DPRD Provinsi 3 Pak 4 1 100
Riau, dan Pakar Hukum Tata ar
Negara Riau. Huk
um
16
Sugiono, Metode Penelitian
17
Administrasi, Alfabeta, Bandung: 2010. hlm. Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas
90. Hukum Universitas Riau, 2015, hlm. 15.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 6
Tata pengumpulan data. 19Sumber
Neg data tersebut antara lain:
ara 1) Bahan Hukum Primer
Ria yaitu bahan-bahan
u hukum yang mengikat
Jum 70 6 - terdiri dari peraturan
lah perundang-undangan
Sumber: Data Olahan Bulan yang terkait dengan
November Tahun 2021 objek penelitian ini.
4. Sumber Data a). Undang-Undang
Adapun jenis data yang Dasar Negara Republik
digunakan oleh penulis dalam Indonesia Tahun 1945
penelitian adalah sebagai b). Undang-Undang
berikut: Nomor 23 Tahun 2014
a. Data Primer Tentang Pemerintah
Data primer yaitu data yang Daerah
diperoleh langsung dari c). Peraturan
sumbernya, baik melalui Pemerintah Republik
wawancara, observasi Indonesia Nomor 18
maupun laporan dalam Tahun 2016 Tentang
bentuk dokumen yang tidak Perangkat Daerah.
resmi yang kemudian diolah d). Peraturan Daerah
oleh peneliti. 18 Dalam hal Provinsi Riau Nomor 4
ini data primer diperoleh Tahun 2020 Tentang
dengan cara interview atau Penyelenggaraan
wawancara dengan pihak Kesehatan
yang terkait dengan masalah 2) Bahan Hukum
yang diteliti di DPRD Sekunder
Provinsi Riau. Bahan hukum sekunder
b. Data Sekunder yaitu bahan hukum
Data sekunder adalah data yang memberikan
yang didapat dari catatan, penjelasan bahan huktm
buku, majalah berupa primer, yaitu yang dapat
laporan pemerintah, artikel, berupa rancangan
buku-buku sebagai teori, undang-undang, hasil-
majalah, dan lain hasil penelitian, hasil
sebagainya. Data yang karya ilmiah dari
diperoleh dari data sekunder kalangan hukum, dan
ini tidak perlu diolah lagi. lainnya. 20
Sumber yang tidak langsung 3) Bahan Hukum Tersier
memberikan data pada

19
V. Wiratna Sujarweni, Metodelogi
Penelitian, PT Pustaka Baru, Yogyakarta:
18
Zainuddin Ali, Metode Penelitian 2014, hlm. 74.
20
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hlm. Pedoman Penulisan Skripsi, Op.cit, hlm.
106. 17.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 7
Bahan hukum tersier fungsi pengawasan. Dalam
adalah bahan hukum ilmu adminitrasi fungsi
yang dapat memberikan pengawasan mengandung
penjelasan terhadap tindakan lembaga yang bersifat
bahan hukum primer preventif yang memiliki makna
dan sekunder, seperti mengevaluasi dan mengawasi
kamus, ensiklopedi, dan program-program pemerintah
lainnya. 21 daerah. 22
5. Teknik pengumpulan Data 2. Peran dan Fungsi DPRD
Adapun teknik DPRD adalah lembaga
pengumpulan data yang representasi masyarakat,
digunakan dalam penelitian ini dimana keseluruhan
sebagai berikut: observasi, kepentingan dan kebutuhan
kuisioner, wawancara, dan masyarakat menjadi substansi
kajian kepustakaan. utama yang diperjuangkan
6. Analisis Data untuk menjadi agenda dan
Data yang diperoleh program pembangunan daerah,
baik dari hasil wawancara dan yang dibahas dan ditetapkan
kajian kepustakaan, akan secara bersama dengan kepala
dianalisis dengan menggunakan daerah selaku pemimpin
pendekatan kualitatif. pemerintah daerah. Seperti
Pendekatan kualitatif diatur dalam Pasal 96 ayat 1
merupakan cara penelitian yang Undang-Undang Nomor 23
menghasilkan data deskriptif Tahun 2014 Tentang
yaitu apa yang dinyatakan oleh Pemerintah Daerah, DPRD
responden secara tertulis atau provinsi mempunyai fungsi,
perilaku lisan dan perilaku yaitu: Pembentukan Perda
nyata. provinsi, anggaran dan
pengawasan. 23
BAB II B. Tinjauan Umum Tentang
TINJAUAN PUSTAKA APBD
1. Definisi APBD
A. Tinjauan Umum Tentang Anggaran Pendapatan
DPRD dan Belanja Daerah (APBD)
1. Definisi DPRD pada hakekatnya merupakan
DPRD merupakan salah satu instrumen kebijakan
lembaga yang oleh Undang- yang dipakai sebagai alat untuk
undang memiliki posisi paling meningkatkan pelayanan umum
strategis alam melakukan dan kesejahteraan masyarakat di
fungsi pengawasan terhadap suatu daerah. Di dalam APBD
pemerintah daerah. Salah satu tercermin kebutuhanmasyarakat
fungsi yang sentral adalah
22
Liky Faizal, “Fungsi Pengawasan DPRD
21
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Di Era Otonomi Daerah”, Jurnal TAPIS,
Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Vol.1,NO.1, Juli 2013, hlm.6.
23
Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, Pasal 96 ayat 1 Undang-Undang Nomor
hlm. 13. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 8
dengan memperhatikan potensi 3. Materi Muatan APBD
dan sumber-sumber kekayaan Secara umum, materi
daerah. Menurut Mamesah, muatan peraturan daerah
Anggaran Pendapatan dan dikelompokkkan menjadi:
Belanja Daerah (APBD) dapat ketentuan umum, materi
didefinisikan sebagai rencana pokok yang diatur, ketentuan
operasional keuangan pemda, pidana (jika memang
dimana pada satu pihak diperlukan), ketentuan
menggambarkan perkiraan peralihan (jika memang
pengeluaran setinggi-tingginya diperlukan) dan ketentuan
guna membiayai penutup. Materi muatan
kegiatankegiatan dan proyek- peraturan daerah dapat
proyek daerah selama satu tahun mengatur adanya ketentuan
anggaran tertentu, dan pihak lain pidana. Namun, berdasarkan
menggambarkan perkiraan dan Pasal 15 Undang-Undang
sumber-sumber penerimaan Nomor 12 Tahun 2011
daerah guna menutupi tentang Pembentukan
pengeluaran-pengeluaran yang Peraturan Perundang-
dimaksud. Pengurusan keuangan undangan, ketentuan pidana
di pemerintah daerah diatur yang menjadi materi muatan
dengan membagi menjadi peraturan daerah dibatasi,
pengurusan umum dan yakni hanya dapat mengatur
pengurusan khusus. Pemerintah ketentuan pidana berupa
daerah memiliki APBD dalam ancaman pidana paling lama 6
pengurusan umum dan kekayaan bulan kurungan penjara dan
milik daerah yang dipisahkan denda maksimal Rp.
pada pengurusan khusus.24 50.000.000,00. Materi muatan
2. Mekanisme Pembentukan dalam Perda juga harus
APBD menampung kondisi khusus
Secara umum, daerah, bermakna bahwa
berdasarkan Undang-Undang peraturan daerah sebagai
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang peraturan yang mengagregasi
Perda, mekanisme penyusunan nilai-nilai masyarakat di
Perda terbagi menjadi 4 (empat) daerah yang berisi materi
bagian, yaitu perencanaan, muatan nilai-nilai yang
penyusunan, pembahasan, diidentifikasi sebagai kondisi
penetapan dan pengundangan. 25 khusus daerah.26
4. Asas dan Prinsip
Pembentukan APBD
Pengertian asas
24
Abul Halim, Manajemen Keuangan keterbukaan adalah dalam
Sektor Publik, Salemba Empat, Yogyakarta, Pembentukan Peraturan
2016, hlm,8.
25
Peraturan Menteri Dalam Negeri Perundang-undangan mulai
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2020
26
Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pasal 15 Undang-Undang Nomor 12
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Anggaran 2020 Perundangundangan.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 9
dari perencanaan, di Kawasan ASEAN melalui
penyusunan, pembahasan, kerjasama IMTGT dan IMS-GT.
pengesahan atau penetapan, Wilayah Provinsi Riau mulai dari
dan pengundangan bersifat 01o 05'00 '' Lintang Selatan
transparan dan terbuka. sampai 02o 25'00 '' Lintang Utara
Dengan demikian, seluruh dan 100o 00'00 '' hingga 105o
lapisan masyarakat 05'00 '' Bujur Timur.29
mempunyai kesempatan yang B. Gambaran Umum Dewan
eluas-luasnya untuk Perwakilan Rakyat Daerah
memberikan masukan dalam Provinsi Riau
Pembentukan Peraturan 1. Sejarah Dewan Perwakilan
Perundang-undangan.27 Rakyat Daerah Provinsi Riau
Berdasarkan surat penetapan
BAB III Panitia persiapan Kemerdekaan
GAMBARAN UMUM LOKASI Indonesia (PPKI) tanggal 19
PENELITIAN Agustus, Riau menjadi sebuah
propinsi dan Daerah 39
A. Gambaran Umum Provinsi Riau administrasi. Dengan ditetapkanya
1. Sejarah Provinsi Riau gubernur pertama Provinsi Riau
Secara etimologi, kata Riau yaitu Mr. S.M. Amin Periode
berasal dari bahasa Portugis, 1958 – 1960.Dalam maklumat
“Rio”, yang artinya sungai. Riau mentri di tetapkan bahwa Komite
dirujuk hanya ke wilayah yang Nasional Daerah di bentuk di
dipertuan muda (Raja Bawahan provinsi dan keresidenan tersebut
Johor) di Pulau Penyengat menjadi kota otonom.
Wilayah tersebut kemudian Daerahdaerah tersebut memiliki
menjadi wilayah Residentie Dewan Perwakilan Rakyat yang
Riouw pemerintahan mengatur 71 Ibid. 48 rumah
HindiaBelanda yang tangga sendiri.Dewan Perwakilan
berkedudukan di Tanjung Pinang Rakyat Daerah (DPRD)
dan Riouw oleh masyarakat lokal membentuk suatu badan eksekutif,
dieja menjadi Riau.28 yang terdiri dari 5 orang anggota.
2. Letak Geografis dan Wilayah Pembentukan Dewan Perwakilan
Provinsi Riau secara georgrafis, Rakyat Daerah (DPRD) Riau
geoekonomi dan geopolitik menjadi daerah otonom yang di
terletak pada jalur yang sangat delegasikan oleh pemerintah
strategis baik pada masa kini pusat. Di tetapkan melalui
maupun masa yang akan datang peraturan pemerintah No.8 Tahun
terkait wilayah jalur perdagangan 1974 yang menyatakan dengan
Regional maupun Internasional tegas bahwa provinsi Riau di
27
jalankan oleh Gubernur dan di
Peraturan Menteri Dalam Negeri serahkan kepada Dewan
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2013
Tentang Pedoman Penyusunan Aanggaran Perimbangan Rakyat dan Badan
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Eksekutif pemerintah Daerah Riau
Anggaran 2014
28
9 https://www.riau.go.id/, diakses,
29
tanggal, 20 April 2022. Ibid

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 10
berhubung dengan pemerintah. BAB IV
Pusat dan berada di bawah HASIL PENELITIAN DAN
Menteri-menteri dan selanjutnya PEMBAHASAN
dalam peraturan pemerintah No.8
Tahun 1974 dinyatakan yang A. Optimalisasi Fungsi Pengawasan
merupakan daerah otonom di DPRD Provinsi Riau Terhadap
Sumatera keresidenan dan daerah- Alokasi Anggaran Percepatan
daerah yang di tunjuk sebagai Penanganan Pandemi Covid-19
daerah otonom.30 Melalui APBD Tahun 2020
2. Tugas dan Wewenang DPRD Optimalisasi fungsi
Provinsi Riau pengawasan DPRD merupakan
Membentuk peraturan daerah kebutuhan yang harus segera
provinsi bersama gubernur, diupayakan jalan keluarnya, agar
membahas dan memberikan dapat melaksanakan tugas,
persetujuan rancangan peraturan wewenang, dan hak-haknya secara
daerah mengenai anggaran efektif sebagai lembaga legislatif
pendapatan dan belanja daerah daerah. Optimalisasi peran DPRD
provinsi yang diajukan oleh ini sangat tergantung dari tingkat
gubernur dan melaksanakan kemampuan anggota DPRD, maka
pengawasan terhadap pelaksanaan salah satu upaya yang dilakukan
peraturan daerah dan anggaran dapat diidentikkan dengan upaya
pendapatan dan belanja daerah peningkatan kualitas sumber daya
provinsi. 31 manusia anggota DPRD.33
3. Fungsi DPRD Provinsi Riau Menurut Pakar Hukum Tata
Dalam menyelenggarakan Negara bapak Husnu Abadi dengan
tugas dan wewenang sebagaimana demikian maka DPRD dan Kepala
diatas, DPRD Provinsi Riau Daerah berkedudukan sebagai
mempunyai fungsi yang diatur mitra sejajar yang mempunyai
pada pasal 316 Undang-undang fungsi berbeda. DPRD mempunyai
Nomor 17 Tahun 2014 tentang fungsi pembentukan Perda,
Majelis Permusyawaratan Rakyat, anggaran dan pengawasan,
Dewan Perwakilan Rakyat, sedangkan Kepala Daerah
Dewan Perwakilan Daerah, dan melaksanakan fungsi pengawasan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atas Perda dalam hal ini APBD
diantaranya sebagai berikut : atau Anggaran Pendapatan dan
legislasi, pengawasan dan Belanja Daerah yang
32
anggaran. merupakanrencana keuangan
tahunan pemerintah daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD. 34
30
Ibid
31 33
Pasal 317 Undang-undang Nomor 17 Sadu, et. Al., Meningkatkan Kinerja
Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Fokus Media, Bandung, 2010, hlm.44.
34
Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Wawancara dengan Bapak Husnu Abadi,
Rakyat Daerah. Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum
32
Ibid Universitas Islam Riau, Hari Rabu, Tanggal 1

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 11
Pemerintah provinsi Riau perundang-undangan. Dari jumlah
mengalokasikan anggaran RP.474 tersebut penyediaan jaring
milliar atau setara dengan 6 persen pengamanan sosial memiliki porsi
belanja daerah. Masing-masing paling banyak, yakni Rp288,6
kabupaten seperti Indragiri Hulu, miliar. Sedangkan untuk urusan
Rokan Hilir, Siak, Bengkalis, kesehatan mencapai Rp187,53
Rokan Hulu dan Meranti miliar, dan untuk penanganan
mengalokasikan sekitar 6 persen dampak ekonomi mencapai 25
sampai 8 persen. Hanya kota dumai miliar.35
merelokasikan APBD untuk Fungsi pengawasan
penanganan Covid-19 yakni 14 sebagaimana dimaksud pada ayat
persen belanja daerah. Sementara (1) huruf a dan huruf b
kabupaten/kota yang lain hanya dilaksanakan oleh Bapemperda
mengalokasikan anggaran Covid- melalui kegiatan evaluasi terhadap
19 kurang dari 5 persen belanja efektivitas pelaksanaan Perda,
daerah. Peraturan Gubernur, dan
Berkaitan dengan hal diatas, pelaksanaan peraturan perundang-
besaran anggaran pendapatan undangan yang lain.36
belanja daerah perubahan (APBD Selain itu untuk
P) tahun 2020 provinsi Riau mengembangkan mekanisme
ditetapkan sebesar Rp.8,7 triliun. pengawasan DPRD Provinsi Riau
Angka tersebut mengalami terhadap penggunaan anggaran
pengurangan jika dibandingkan percepatan penanganan pandemi
APBD 2020 murni yang mencapai covid-19 diatur dalam Tata Tertib
Rp.10,2 triliun. Postur anggaran Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata
APBD Perubahan mengacu Tertib Dewan Perwakilan Rakyat
Permendagri Nomor 5 Tahun 2020 Daerah Provinsi Riau. Dikarenakan
Tentang Pecepatan Penanganan DPRD yang menilai masih kurang
Corona Virus Disease 2019. nya pengendalian oleh pemerintah
Pemerintah daerah fokus dalam daerah dalam menyikapi
percepatan penanggulangan Covid- permasalahan pandemi Covid-19,
19 selain untuk pembangunan, ada salah satu penyebab nya adalah
tiga aspek penanganan Covid-19 pemerintah kabupaten/kota minim
meliputi aspek kesehatan, merelokasi anggaran yang
pemulihan ekonomi dan jaringan berdampak pada keterbatasan
sosial. Untuk itu pemerintah daerah dalam membiayai ketiga
provinsi Riau selama tahun 2020 fokus penanganan Covid-19.
telah mengalokasikan dana sekitar Penguatan atau sebagai
Rp474,3 miliar untuk
penanggulangan pandemi Covid-19 35

dari Anggaran Pendapatan dan https://www.gugustugas.riau.go.id/uploads/AP


Belanja Daerah (APBD) tahun RIL,10-
MekanismePergeseranAPBD.Pdf,diakses,
2020 sebagaimana mandat aturan tanggal, 26 April 2022.
36
Wawancara dengan Bapak Yulisman,
Ketua DPRD Provinsi Riau, Hari Senin,
September, 2022, Bertempat di Pasca Sarjana Tanggal 6 Juni, 2022, Bertempat di Kantor
Universitas Islam Riau DPRD Riau.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 12
optimalisasi oleh DPRD dalam tahun 2020 mengalami beberapa
melakukan pengawasan sangat hambatan sekaligus membuat
diperlukan agar pelaksanaan pengawasan oleh DPRD menjadi
Peraturan Daerah (Perda) dan kurang optimal. Hasil penelitian
kebijakan yang ditempuh oleh menunjukkan hambatan yang
Pemerintah Daerah dengan dibantu muncul berkaitan dengan
organisasi perangkat daerah (OPD) kurangnya data-data pelengkap
dan Satgas penanganan pandemi yang membuat sulit DPRD untuk
Covid-19 provinsi Riau dapat melakukan proses pengawasan,
untuk memutus mata rantai keterbatasan dana, penjadwalan
penyebaran Covid-19 di provinsi rapat sering ditunda, dan sikap
Riau. 37 ketidakpedulian masyrakat
B. Faktor Penghambat Yang terhadap peraturan atau kebijakan
Dihadapi DPRD Provinsi Riau yang ditempuh oleh pemerintah.
Terhadap Pengawasan Alokasi Agar dapat mengurangi hambatan-
APBD 2020 Untuk Percepatan hambatan seperti yang telah
Penanganan Pandemi Covid-19 disebutkan, maka upaya yang
Fungsi pengawasan DPRD dilakukan oleh DPRD provinsi
secara tegas mencakup seluruh Riau adalah meminta setiap OPD
kegiatan menilai suatu pelaksanaan yang terlibat digaris depan agar
suatu tugas yang bertujuan untuk menyampaikan kebijakankebijakan
melakukan semacam cross check yang telah diambil kepada DPRD,
atau pencocokan apakah kegiatan menyesuaikan waktu yang pas
yang dilaksanakan telah sesuai untuk menghindari penundaan, dan
dengan tolak ukur yang telah dengan menambah dana yang
ditentukan sebelumnya atau tidak, ditujukan khusus untuk kegiatan
jika terdapat banyak kekurangan kunjungan kerja ke setiap daerah
dan pemerintah daerah keliru serta dorongan dari Badan
dalam mengambil suatu kebijakan Musyawarah meminta kepada
maka kebijakan-kebijakan yang seluruh anggota DPRD hadir dalam
keliru tersebut dapat ditegur oleh pembahasan percepatan dan
DPRD untuk jadi bahan evaluasi penanggulangan pandemi Covid-
pemerintah daerah.38 19.39
Berdasarkan hal di atas, fungsi BAB V
pengawasan dilakukan oleh DPRD PENUTUP
provinsi Riau terhadap penggunaan
anggaran percepatan penanganan A. Kesimpulan
pandemi Covid-19 melalui APBD 1. Peran yang mendukung
optimalisasi fungsi pengawasan
37
Wawancara dengan Bapak Yulisman, DPRD terhadap alokasi
Ketua DPRD Provinsi Riau, Hari Senin, penggunaan anggaran percepatan
Tanggal 6 Juni, 2022, Bertempat di Kantor penanganan pandemi covid-19
DPRD Riau
38
Wawancara dengan Bapak Husnu Abadi,
39
Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Wawancara dengan Ibuk Ade Hartati,
Universitas Islam Riau, Hari Rabu, Tanggal 1 Anggota DPRD Provinsi Riau komisi V, Hari
September, 2022, Bertempat di Pasca Sarjana Selasa, Tanggal 7 Juni, 2022, Bertempat di
Universitas Islam Riau. Kantor DPRD Riau.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 13
melalui APBD tahun 2020 ada B. Saran
tiga poin, poin tersebut 1. Di harapkan DPRD harus lebih
diwujudkan dalam tiga fungsi melakukan penguatan fungsi
yaitu, fungsi pembentukan pengawasan terhadap kinerja
peraturan daerah, anggaran dan Pemerintah Daerah untuk
pengawasan. Maka hal ini sesuai mewujudkan optimalisasi
dengan ketentuan Undang- pengawasan dalam proses
undang Nomor 23 Tahun 2014 penyelenggaraan pemerintah
Tentang Pemerintah Daerah. daerah.
Selanjutnya Dalam hal kebijakan 2. Perlu adanya kerjasama antara
yang ditempuh pemerintah DPRD dengan Pemerintah Daerah
daerah, DPRD menilai masih dalam keterbukaan segala
kurang nya pengendalian oleh kebijakan yang ditempuh
pemerintah daerah dalam Pemerintah Daerah untuk
menyikapi permasalahan menertibkan tata pemerintahan
pandemi Covid-19 di wilayah yang baik dalam proses
provinsi Riau, salah satu yang penyelenggaraan pemerintah
menjadi penyebab nya adalah daerah terutama berkaitan tentang
pemerintah daerah baik Alokasi anggaran percepatan
kabupaten/kota minim penanganan pandemi covid-19
merelokasi anggaran dalam provinsi Riau.
mempercepat penanggulangan 3. Untuk menghindari terjadi nya
Covid-19 yang berdampak pada hambatan DPRD sebelum
keterbatasan daerah dalam dilakukan fungsi pengawasan
membiayai ketiga fokus sebaiknya DPRD harus
penanganan Covid-19. berkoordinasi dengan Alat
2. Untuk mengawal anggaran dalam Kelengkapan Dewan terlebih
kegiatan pemerintahan, maka dahulu untuk menyiapakan segala
upaya yang dilakukan oleh persiapan dalam rangka
DPRD provinsi Riau adalah optimalisasikan fungsi pengawasan
meminta pemerintah daerah dan DPRD.
jajaran baik OPD yang terlibat
digaris depan menyampaikan DAFTAR PUSTAKA
kebijakan- 87 kebijakan yang A. Buku
telah diambil dibahas secara Dadang Suwanda, 2016,
terbuka bersama DPRD , ini Peningkatan Fungsi DPRD
dilakukan agar hambatan- Dalam Penyusunan Perda Yang
hambatan DPRD saat melakukan Responsif, Remaja Rosdakarya,
pengawasan bisa teratasi Bandung.mirudding dan Zainal
sehingga dengan begitu peran Asikin, 2010, Pengantar
DPRD provinsi Riau dalam Metode Penelitian Hukum,
melakukan fungsi pengawasan Rajawali Pers, Jakarta.
terhadap alokasi penggunaan Hans kelsen, General Theory of
anggaran percepatan penanganan Law and State, Russell, New
pandemi covid-19 dapat berjalan York, diterjemahkan oleh
optimal. Raisul Muttaqien, Teori Umum

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 14
Tentang Negara dan Hukum, 2016 Tentang Perangkat
2006, Penerbit Nusamedia, Daerah. Peraturan Menteri
Bandung. Dalam Negeri Republik
Jonaedi Efendi dan Johnny Indonesia Nomor 1 Tahun 2014
Ibrahim, 2018, Metode Tentang Pembentukan Produk
Penelitian Hukum Normatif Hukum Daerah.
dan Empiris, Pranamedia D. Website
Group, Depok https://corona.riau.go.id,
Jum Anggraini,2012,Hukum diakses,tanggal, 10
Adminitrasi Negara, Graha Maret 2021.
Ilmu, Yogyakarta https://www.gugustugas
Ni’Matul Huda,2009, Hukum .riau.go.id/uploads/APR
Pemerintah Daerah,Nusa IL,10-
Media, Bandung MekanismePergeseranA
Nomensen Sinamo, 2010, Hukum PBD.Pdf,diakses,
Pemerintah daerah di tanggal, 12 Maret 2021.
Indonesia, Pustaka Mandiri,
Jakarta https://www.gugustugas.riau.go
B. Jurnal .id/uploads/APRIL,10-
Iah Wahdiah, 2020, Pandemik MekanismePergeseranA
Covid-19: Analisis PBD.Pdf,diakses,
Perencanaan Pemerintah dan tanggal, 26 April 2022.
Masyarakat dalam Berbagai
Upaya Pencegahan, Jurnal https://www.riau.go.id/,
Manajemen dan Organisasi, diakses, tanggal, 20
Vol.11 No.3 Bandung April 2022.
Liky Faizal,2013, Fungsi
Pngawasan DPRD di Era
Otonomi Daerah, Jurnal Tapis,
Vol.No.13, Juli-Desember.
M. Agus Santoso, 2011,Peran
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Dalam Menjalankan
Fungsi Pengawasan, Jurnal
Hukum, Vol, 18, No,4, 18
Oktober.
C. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945. Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2014 Tentang MPR,
DPR, DPD dan DPRD Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintah Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume X Edisi 1 Januari - Juni Page 15

You might also like