Aplikasi Sensor Cahaya Bh1750 Sebagai Sistem Pendeteksi Longsor Berbasis Pergeseran Tanah

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Dwinata et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp.

xx-xx

Original Article
e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/

APLIKASI SENSOR CAHAYA BH1750 SEBAGAI SISTEM


Received 00th January 20xx PENDETEKSI LONGSOR BERBASIS PERGESERAN TANAH
Accepted 00th Febuary 20xx
Published 00th March 20xx
Febyano Ilham Dwinataa, Ikah Ning Prasetyowati Permanasarib, Mahardika Yoga
Open Access Darmawanc
a
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia
DOI: 10.35472/x0xx0000
b Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia
c Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia

* Corresponding E-mail: febyano.11116066@student.itera.ac.id

Abstract: Landslide may claim many lives and leads to significant loss. Landslide is caused by climate change, human activities,
and geological structure, in which Indonesia is an archipelago country that is prone to natural disaster. To reduce the disaster
risks caused by landslide, it can be made prevention efforts, one of which is by the designing of prototype of land shift based
landslide detector using BH1750 light sensor and LED as sources of light in a pipe programmed using Arduino and integrated
with Internet of Things (IoT). This research aimed to measure and monitor land shift in millimeter (mm) unit on an area that is
prone to landslide with several testing stages. In this research, it was used blue LED with black colored pipe. It was chosen based
on the results of trial for LED and pipe color found determination coefficient value (R²) from graphical data distribution. It was
found that blue LED generated the highest value, so that the error value was smaller than other LED. Therefore, it was used as
parameter for calibration test. The calibration test was performed to the correlation between graphical data distribution of land
shift (mm) and ADC value from sensor output. Data collected from calibration test had linearity equation y = ax + b from sensor,
which was y = -0.2421x + 22.892 with percentage range or error value of (0-5) %. This linearity equation was reprogrammed into
Arduino code as initial code sensor to generate measurement data of land shift and data transmission into IoT platform.
Measurement data of land shift was uploaded online via Antares.id platform with delay time of 3 to 5 seconds as data monitoring
by online and real time.

Keywords: Natural Disaster, Prototype, Arduino, Determination Coefficient, Internet of Things .


Abstrak: Longsor dapat mengakibatkan korban jiwa dan dampak kerugian cukup tinggi. Longsor dapat terjadi akibat adanya
perubahan iklim, aktivitas manusia, dan struktur geologi. Indonesia merupakan negara kepulauan yang rawan terjadinya
bencana alam tersebut. Untuk mengurangi resiko bencana yang diakibatkan dari bencana longsor, dilakukan berbagai upaya
pencegahan salah satunya adalah perancangan prototype pendeteksi tanah longsor berbasis pergeseran tanah menggunakan
sensor cahaya BH1750 dan LED sebagai sumber cahaya dalam pipa yang diprogram menggunakan Arduino dan terintegrasi
dengan Internet of Things (IoT). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan memonitoring pergeseran tanah dalam satuan
milimeter (mm) pada bidang rawan longsor dengan beberapa tahapan pengujian. Pada penelitian ini, LED yang digunakan adalah
LED biru dengan pipa warna hitam, pemilihan itu dilakukan berdasarkan hasil uji coba variasi LED dan warna pipa dimana nilai
koefisien determinasi (R^2) dari sebaran data grafik yang dihasilkan pada LED biru memiliki nilai paling tinggi sehingga nilai galat
yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan LED lain dan digunakan sebagai parameter untuk dilakukan uji kalibrasi. Hasil
uji kalibrasi dilakukan untuk melihat hubungan sebaran data grafik nilai pergeseran tanah (mm) dengan nilai ADC dari keluaran
sensor untuk mendapatkan persamaan linearitas y = ax + b dari sensor dengan rentang persentase nilai galat (0-5)%. Persamaan
linearitas ini diprogram ulang ke dalam source code Arduino sebagai initial code sensor untuk menghasilkan data pengukuran
sensor pergeseran tanah dan pengiriman data ke dalam platform IoT. Data pengukuran pergeseran tanah diunggah melalui
platform Antares.id dengan delay waktu pengiriman data 3 s.d 5 detik sebagai data monitoring secara online dan real time.

Kata Kunci : Bencana Alam, Prototype, Arduino, Koefisien Determinasi, Internet of Things.

Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 1

Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology.


Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licence. Any further distribution of this
work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Journal of Science and Aplicative
Technology (JSAT).
Dwinata et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx

Original Article
e-ISSN: 2581-0545 - https://journal.itera.ac.id/index.php/jsat/

dapat terjadi ketika beban pada lereng lebih besar daripada


gaya penahan, dimana gaya penahan yang dimaksud adalah
Pendahuluan
gaya gravitasi[15].
Indonesia merupakan negara kepulauan yang rawan terjadi
bencana alam dimana lempeng Indo-Australia, lempeng Tanah longsor biasanya terjadi akibat dua faktor yakni faktor
Eurasia, dan lempeng Pasifik bertemu. Bencana alam yang geologi, morfologi, maupun aktifitas manusia. Dalam proses
dapat terjadi akibat pertemuan lempeng tersebut terjadinya, tanah longsor terbagi dalam beberapa tipikal atau
diantaranya adalah gempa bumi, gunung meletus, tanah jenis yaitu bergeser (sliding), menggelinding (rolling),
longsor, dsb.[1]. Salah satu bencana alam yang dapat reruntuhan (falling), dan mengalir (flowing).
menimbulkan korban jiwa serta kerugian yang cukup tinggi
adalah tanah longsor [2], [3]. Longsor dapat terjadi akibat
adanya perubahan iklim, aktivitas manusia, dan struktur
geologi[4]. Tanah longsor masih menimbulkan banyak
korban jiwa dan kerugian karena masih minimnya
pengetahuan dan informasi tentang longsor yang dimiliki
oleh masyarakat. Menurut Data Informasi Bencana
Indonesia (DIBI) oleh BNPB, tanah longsor merupakan
bencana alam yang paling banyak terjadi ketiga di Indonesia
yakni mencapai 1.659 kejadian, setelah puting beliung (2.243
kejadian), dan banjir (2.000 kejadian) dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir terhitung sejak tahun 2016 – 2019[5]. Upaya
mitigasi telah banyak dilakukan para peneliti dalam
mengurangi dampak terjadinya longsor salah satunya adalah
pembuatan Early Warning System (EWS) dan pengembangan
sensor untuk mendeteksi faktor penyebab terjadinya
longsor, diantaranya sudut kemiringan, kelembaban tanah,
intensitas curah hujan, dan pergeseran tanah[6]–[12]. Pada
penelitian ini akan dibuat prototype sistem sensor untuk
mendeteksi longsor berdasarkan pergeseran tanah[13], [14].
Prototype ini menggunakan sensor cahaya BH1750 dan Light
Emitting Diode (LED) yang terhubung dalam pipa. Metode
sensor ini bekerja berdasarkan prinsip intensitas cahaya yang
digunakan untuk mengukur nilai keluaran analog yang
terdeteksi oleh sensor cahaya BH1750. Besar nilai keluaran
akan diolah ke dalam mikrokontroller Arduino yang
terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) dan database Gambar 1. Tipikal atau jenis tanah longsor berdasarkan proses
terjadinya[16]
server pada platform antares.id agar dapat digunakan dan
diakses sebagai monitoring pergeseran tanah dalam satuan
milimeter secara real time. Sensor ini diharapkan dapat Mikrokontroler
memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di Mikrokontroler banyak digunakan dalam penelitian dan
daerah rawan longsor akan adanya pergeseran tanah yang pengembangan terkait perancangan prototype atau alat
dapat memicu longsor melalui aplikasi pada smartphone. pengukuran dan robotic sistem. Mikrokontroler merupakan
komponen umum dalam sistem elektronika modern yang
menggunakan sistem tertanam (embedded system).
Tanah Longsor Mikrokontroller dapat kita gunakan untuk berbagai aplikasi
Secara umum tanah longsor dapat didefinisikan sebagai misalnya untuk pengendalian, otomasi industri, akuisisi data,
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, telekomunikasi, dan lain-lain. Keuntungan menggunakan
bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, mikrokontroler yaitu harganya murah, dapat diprogram
yang bergerak ke bawah atau ke luar lereng. Tanah longsor berulang kali, dan dapat kita program sesuai dengan

Journal of Science and Applicative Technology vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 2

Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology.


Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licence. Any further distribution of this
work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Journal of Science and Aplicative
Technology (JSAT).
Dwinata et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

keinginan. Saat ini keluarga mikrokontroler yang ada terintegrasi dalam satu board. NodeMCU berukuran panjang
dipasaran yaitu intel 8048 dan 8051 ( MCS51 ), Motorola 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram. Board ini sudah
68HC11, microchip PI, hitachi H8, dan atmel AVR. dilengkapi dengan fitur WiFi beserta Firmware yang bersifat
open-source[19].

Arduino
Arduino merupakan papan rangkaian sistem minimum
mikrokontroler yang memang dirancang untuk bisa
digunakan dengan mudah oleh para seniman dan desainer
(yang memang bukan orang teknik). Dengan demikian, tanpa
mengetahui bahasa pemrograman, Arduino bisa digunakan
untuk menghasilkan karya yang canggih. Arduino adalah
pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring Platform, dirancang untuk
memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
bidang. Hardware Arduino memiliki prosesor Atmel AVR dan
softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini
Arduino sangat populer di seluruh dunia. Arduino dapat
memudahkan dalam memprogram sistem robotika dan
elektronika karena mudah dipelajari. Bahasa yang dipakai
dalam Arduino bukan assembler yang relatif sulit, tetapi Gambar 3. Pin NodeMCU ESP32[20]
bahasa C/C++ yang disederhanakan dengan bantuan
pustaka-pustaka (libraries) pada software Arduino. Seperti
Sensor Cahaya BH1750
Mikrokontroler yang banyak jenisnya, Arduino lahir dan
berkembang, yang kemudian muncul dengan berbagai jenis Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang merubah
dan fungsi tertentu[17]. besaran fisis, dalam hal ini adalah cahaya menjadi besaran
elektrik. Jenis sensor cahaya yang digunakan pada penelitian
ini adalah BH1750. Sensor ini bekerja berdasarkan jumla
intensitas cahaya yang diterima oleh sensor dan
menghasilkan nilai keluaran sensor berupa nilai intensitas
dalam satuan lux. Pada penelitian ini, sensor cahaya
difungsikan sebagai sensor pendeteksi longsor yang
terhubung dengan LED sebagai sumber cahaya utama untuk
menghasilkan nilai keluaran sebagai nilai pergeseran tanah
dalam satuan milimeter (mm)[21]

Gambar 2. Arduino IDE[18]

NodeMCU ESP32
NodeMCU ESP32 merupakan salah satu single-board open-
source yang digunakan pada platform IoT dan
pengembangan yang menggunakan bahasa pemrograman
Lua untuk membantu dalam pembuatan prototype produk
berbasis Internet of Things atau bisa dengan memakai script
bahasa pemrograman dengan software Arduino IDE.
Pengembangan kit ini didasarkan pada modul ESP32, yang Gambar 4. Sensor cahaya BH1750[21]
mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), IIC,
1-Wire dan ADC (Analog to Digital Converter) yang semua

Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 3
Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu
Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
Dwinata et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Original Article Journal of Science and Applicative Technology

Light Emitting Diode Metode


Light Emitting Diode merupakan komponen elektronika yang Tahapan pelaksanaan penelitian pada penelitian ini disajikan
dapat memancarkan cahaya. Sesuai dengan namanya, LED dalam Gambar 5 di bawah ini.
adalah salah satu jenis dioda. Sebagaimana yang diketahui,
dioda adalah komponen yang hanya dapat mengalirkan arus
listrik satu arah. Arus listrik tersebut dialirkan melalui
tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif
di2ubungkan ke kaki katoda pada komponen LED[22].

Gambar 5. Light emitting diode (LED)[22]

Antares.id
Antares.id adalah salah satu platform berbasis web server
yang dikhususkan untuk Internet of Things. Platform ini
memiliki fitur umum untuk free user dan fitur khusus untuk
paid user yang dapat digunakan untuk membuat project IoT,
serta dapat diakses dimanapun dan kapanpun menggunakan
jaringan internet. Pada penelitian ini, platform ini difungsikan
sebagai penyimpan data pengukuran sensor dan
menampilkannya ke dalam grafik sebagai monitoring pada
web antares.

Gambar 6. Antares.id Logo[23]

Gambar 7. Diagram tahapan pelaksanaan penelitian

4 | Journal of Science and Applicative Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript
Dwinata et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

Pada tahap pendesainan prototype pada kegiatan penelitian Hasil dan Pembahasan
ini terdiri dari tiga tahapan, diantara lain:
Sistem Rangkaian Sensor Pergeseran Tanah
1. Desain Simulasi
Pada hasil penelitian ini, telah dirancang sistem rangkaian
Perancangan desain simulasi ini dilakukan menggunakan
sensor pergeseran tanah berbasis cahaya menggunakan
software simulasi rangkaian elektronik fritzing agar
sensor cahaya BH1750. Sensor tersebut dapat membaca dan
komponen yang digunakan dapat sesuai serta
menghasilkan besaran pergeseran tanah yang telah
mengurangi tingkat kesalahan dalam build development.
dikonversi ke dalam satuan milimeter (mm). Sistem
2. Desain Packaging
rangkaian ini diintegrasikan dengan active buzzer yang telah
Pendesainan packaging ini bertujuan untuk menyatukan
di program dengan suatu kondisi tertentu dan akan menyala
komponen yang digunakan kedalam box packing agar
apabila telah memenuhi kondisi yang telah di program.
terpasang dengan rapi dan seminimalis mungkin.
Sistem rangkaian yang telah dirancang ditampilkan pada
3. Desain Prototype Akhir
Gambar 9 Cara kerja dari sensor cahaya BH1750 adalah
Pendesainan prototype akhir bertujuan untuk
dengan menangkap cahaya dari LED yang dirancang dalam
memberikan gambaran akhir dari prototype yang akan
pipa. LED diatur dapat bergerak sesuai gerakan pergeseran
dibuat setelah proses packaging.
tanah yang terjadi dan menghasilkan besaran nilai keluaran
dari sensor berupa data lux yang di kemudian dikonversi ke
Prosedur cara kerja alat/sensor ditampilkan pada diagram dalam satuan data analog. Variasi penggunaan warna LED
alir (Gambar 8). dan pipa diperlukan agar dapat mengetahui kecenderungan
besaran nilai keluaran dan menentukan jenis warna LED yang
terbaik.

Gambar 9. Sistem rangkaian sensor pergeseran tanah

Variasi LED dan Pipa


Pengujian variasi warna LED dan warna pipa yang berbeda
yang ditembakkan pada sensor BH1750, untuk melihat nilai
keluaran setiap warna LED dan pipa yang terbaca oleh sensor.
warna pipa yang di uji coba adalah pipa putih dan pipa hitam
pada masing-masing warna LED yaitu hijau, merah, dan biru.
Gambar 8. Diagram alir prototype

Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 5
Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu
Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
Dwinata et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Original Article Journal of Science and Applicative Technology

Sebaran data variasi LED disajikan dalam bentuk grafik pada


Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 12. Grafik sebaran data kalibrasi

Hasil kalibrasi yang telah dilakukan memperoleh suatu


persamaan linearitas sebagai berikut:
Gambar 10. Sebaran data variasi LED pada pipa putih

y = ax + b (1)
y = −0, 2421x + 22,892 (2)

Persamaan tersebut akan digunakan ke dalam sistem


mikrokontroller Arduino untuk menghasilkan besaran
pergeseran jarak dalam satuan milimeter.

Persentase Nilai Galat


Data kalibrasi sensor cahaya BH1750 yang telah diperoleh
akan dihitung persentase nilai error menggunakan
Gambar 11. Sebaran data variasi LED pada pipa hitam
persamaan sebagai berikut:

Data pengukuran variasi LED ini akan digunakan sebagai


pembanding untuk pemilihan LED yang relatif stabil dan DP-DT
memiliki nilai koefisien determinasi (𝑹𝟐 ) paling tinggi untuk %galat = 100% (3)
digunakan sebagai sumber cahaya dari sensor BH1750. DT

Keterangan :
Data Kalibrasi Sensor Cahaya BH1750
%galat = Persentase Nilai Galat
Pengambilan data kalibrasi sensor cahaya BH1750 dilakukan DP = Data Pengukuran
dengan cara menggeser LED yang diarahkan ke sensor setiap DT = Data Teori
1 milimeter per satu pergeseran. Kalibrasi ini bertujuan
untuk melihat linearitas dari pembacaan sensor terhadap
Dari data pengukuran kalibrasi, didapatkan nilai error
suatu intensitas cahaya yang diterima. Banyaknya data
sebanyak data ke-n dimana n merupakan banyaknya 50 data
kalibrasi yang dilakukan sebanyak 45 data dan menghasilkan
pengukuran. Data persentase nilai error yang ditampilkan
grafik sebaran data yang ditampilkan pada Gambar 4.2,
pada Tabel 1.
dimana sumbu x merupakan perubahan jarak LED terhadap
sensor dalam satuan milimeter dan sumbu y merupakan
keluaran dari pembacaan sensor cahaya dalam satuan analog.

6 | Journal of Science and Applicative Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript
Dwinata et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Journal of Science and Applicative Technology Original Article

Tabel 1. Persentase nilai error kembali pada source code sistem mikrokontroller Arduino
Data ke-n y = ax+b Error (%) untuk menghasilkan data pengukuran akhir sensor berupa
pergeseran tanah dalam satuan milimeter. Data pengukuran
1 22,65 4,59
pergeseran tanah tersebut akan diunggah ke dalam platform
10 20,71 0,64 Internet of Things yaitu web server antares.id, sebagai data
20 18,29 1,16 monitoring sensor secara online dan real time dengan delay
waktu pengiriman data 3 s.d 5 detik per satu pengukuran
30 15,87 3,91 data sensor.
40 13,45 1,12
50 11,03 7,26 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dirangkum berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan yaitu
Interpretasi Sensor Pergeseran Tanah
sebagai berikut:
Sistem kerja sensor pergeseran tanah pada penelitian ini
1. Telah berhasil merancang prototype pendeteksi longsor
melalui dua tahapan yaitu secara mekanik dan elektrik.
berbasis sensor cahaya untuk mengukur pergeseran
Sensor pergeseran tanah yang telah dirancang pada
tanah pada bidang rawan longsor dengan rentang
penelitian ini menggunakan sensor BH1750 yang
pengukuran dalam satuan milimeter, dengan
memanfaatkan sumber cahaya LED dan setup dalam pipa
persentase nilai galat yaitu 0-5%, dengan nilai galat
tertutup. Cahaya LED dirancang dapat bergerak maju
tersebut prototype dapat dikategorikan ke dalam
mundur sebagai indikator perubahan nilai keluaran yang
spesifikasi skala lab.
terbaca oleh sensor. Penelitian ini juga telah dilakukan uji
variasi LED dan warna pipa untuk melihat kecenderungan 2. Pengaruh variasi warna LED dan pipa terhadap
setiap LED terhadap nilai keluaran sensor yang terbaca. pembacaan nilai keluaran dari prototype sensor longsor
Berdasarkan nilai koefisien determinasi (𝑹𝟐 ) pada grafik yang memiliki kecenderungan linearitas yang sama tiap
sebaran data, diperoleh nilai 𝑹𝟐 paling tinggi pada LED biru, LED. Koefisien determinasi pada LED biru memiliki nilai
yang artinya sebaran data pada sumbu y dapat paling besar yaitu R² = 0,9965 pada pipa putih dan R² =
direpresentasikan sesuai dengan sebaran data pada sumbu x 0,9927 pada pipa hitam.
dan memiliki nilai galat (error) yang lebih kecil dibandingkan
dengan LED warna lain untuk dilakukan uji kalibrasi. Proses
3. Implementasi prototype pendeteksi tanah longsor
sebagai Early Warning System terintegrasi dengan
kalibrasi dilakukan menggunakan metode yang sama dengan
Internet of Things sebagai data pengukuran real time
tahap variasi LED yaitu dengan cara melakukan sebaran data
dan online yang diunggah pada platform antares.id
grafik sebanyak 50 data pengukuran, dimana sumbu x
dengan rentang delay pengiriman data 3 s.d 5 detik
sebagai perubahan jarak (mm) dan sumbu y sebagai nilai ADC
setiap data pengukuran.
sensor. Hubungan perubahan jarak dengan data sensor
adalah berbanding terbalik, semakin besar pergeseran tanah
maka data sensor yang dihasilkan akan semakin kecil, Konflik Penting
sebaliknya semakin kecil pergeseran tanah maka semakin
besar data sensor yang dihasilkan. Hal tersebut dapat terjadi Upaya mitigasi telah banyak dilakukan para peneliti
berdasarkan dari banyaknya intensitas cahaya LED yang dalam mengurangi dampak terjadinya longsor salah
ditangkap dan dibaca oleh sensor BH1750. Sebaran data satunya adalah pembuatan Early Warning System (EWS)
grafik yang didapat dari proses kalibrasi menghasilkan dan pengembangan sensor untuk mendeteksi faktor
persamaan linearitas seperti yang telah dijelaskan pada penyebab terjadinya longsor, diantaranya sudut
Persamaan 4.1 dan Persamaan 4.2 serta persentase nilai kemiringan, kelembaban tanah, intensitas curah hujan,
galat dengan rentang galat 0-5%. Persentase nilai galat yang dan pergeseran tanah. Diperlukan penelitian lebih lanjut
dihasilkan berdasarkan nilai persamaan linearitas yang dalam merancang sensor pendeteksi longsor yang dapat
didapat melalui proses uji kalibrasi dan digunakan sebagai diaplikasikan untuk masyarakat umum.
data pembanding nilai ADC sensor dalam mengukur
pergeseran tanah. Nilai persamaan linearitas dari hasil uji
kalibrasi yang telah dilakukan digunakan dan diprogram

Copyright © 2019 Journal of Science and Applicative Technology J. Sci. Appl. Tech. vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx | 7
Published by: Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu
Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia
Dwinata et al., Journal of Science and Applicative Technology vol. x (xx), 20xx, pp. x- x

Original Article Journal of Science and Applicative Technology

Ucapan Terima Kasih monitoring,” Measurement, vol. 148, p. 106926, 2019.

Terimakasih kepada kedua orangtua (Umak, Ayah, dan [10] Y. Zheng, D. Huang, Z. wei Zhu, and W. jie Li, “Experimental study
Cak Cin) yang telah memberikan do’a serta dukungan on a parallel-series connected fiber-optic displacement sensor for
kepada penulis. Terimakasih kepada Ibu Dr. Ikah N.P. landslide monitoring,” Opt. Lasers Eng., vol. 111, no. August, pp.
Permanasari S.Si., M.Si. dan Bapak Mahardika Yoga 236–245, 2018.
Darmawan S.T., M.Sc. yang selalu membimbing dan
[11] A. A. J. Deijns, A. R. Bevington, F. van Zadelhoff, S. M. de Jong, M.
mengarahkan serta memberikan saran penulis untuk
Geertsema, and S. McDougall, “Semi-automated detection of
menyelesaikan penelitian ini dan terimakasih kepada
landslide timing using harmonic modelling of satellite imagery,
Maya Efiarni Eka Putri, S.Si. yang selalu memberi
Buckinghorse River, Canada,” Int. J. Appl. Earth Obs. Geoinf., vol.
support serta semangat dan waktu setiap hari tanpa
84, no. July 2019, p. 101943, 2020.
kenal lelah.
[12] G. Herrera et al., “Multi-sensor advanced DInSAR monitoring of
very slow landslides: The Tena Valley case study (Central Spanish
Daftar Pustaka Pyrenees),” Remote Sens. Environ., vol. 128, pp. 31–43, 2013.
[1] Z. Umar, B. Pradhan, A. Ahmad, M. N. Jebur, and M. S. Tehrany, [13] N. Sudibyo and M. Ridho, “Pendeteksi Tanah Longsor
“Earthquake induced landslide susceptibility mapping using an Menggunakan Sensor Cahaya,” J. Teknol. Inf. Magister, vol. 1, no.
integrated ensemble frequency ratio and logistic regression 02, pp. 218–227, 2015.
models in West Sumatera Province, Indonesia,” Catena, vol. 118,
no. September 2009, pp. 124–135, 2014. [14] Lisnawati, “Rancang Bangun Sensor Extensometer Elektris Sebagai
Pendeteksi Pergeseran Permukaan Tanah Dan Sistem Akuisisi Data
[2] A. Aditian, T. Kubota, and Y. Shinohara, “Comparison of GIS-based Pada Komputer,” Bandar Lampung, 2012.
landslide susceptibility models using frequency ratio, logistic
regression, and artificial neural network in a tertiary region of [15] J. F. Shroder and T. Davies, Hazards and Disasters Series: Landslide
Ambon, Indonesia,” Geomorphology, vol. 318, pp. 101–111, 2018. Hazards, Risks, and Disasters. 2015.

[3] H. Nugraha, D. Wacano, G. A. Dipayana, A. Cahyadi, B. W. Mutaqin, [16] A. S. Muntohar, “Tanah Longsor: Analisis-Prediksi-Mitigasi,” p. 13,
and A. Larasati, “Geomorphometric Characteristics of Landslides 2010.
in the Tinalah Watershed, Menoreh Mountains, Yogyakarta, [17] S. Suhaeb, Y. Abd Diawad, H. Jaya, Ridwansyah, Sabran, and A.
Indonesia,” Procedia Environ. Sci., vol. 28, no. SustaiN 2014, pp. Risal, “Mikrokontroler Dan Interface,” Makassar, 2019.
578–586, 2015.
[18] B. Evans, “Arduino Programming Microcontroller Board in the
[4] V. Van Khoa and S. Takayama, “Wireless sensor network in World,” Arduino Program. Microcontroller Board World, vol. 1, no.
landslide monitoring system with remote data management,” october, p. 4, 2011.
Meas. J. Int. Meas. Confed., vol. 118, no. January, pp. 214–229,
2018. [19] J.-D. Warren, J. Adams, and H. Molle, Arduino Robotics. 2011.

[5] BNPB, “Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI),” 2019. [Online]. [20] B. Arduino-compatible, J. F. Kelly, and M. De Vinck, MintDuino.
Available: https://bnpb.cloud/dibi/. [Accessed: 01-Oct-2019]. [21] J. Axelson, The Microcontroller Idea Book. 1994.
[6] S. Biansoongnern, B. Plungkang, and S. Susuk, “Development of [22] M. Margolis, Arduino Cookbook. 2011.
Low Cost Vibration Sensor Network for Early Warning System of
Landslides,” Energy Procedia, vol. 89, pp. 417–420, 2016. [23] T. M. Inc, “ThingSpeak for IoT Projects,” 2019.

[7] B. Andò, S. Baglio, and A. Pistorio, “A low cost multi-sensor


strategy for early warning in structural monitoring exploiting a
wavelet multiresolution paradigm,” Procedia Eng., vol. 87, pp.
1282–1285, 2014.

[8] R. Behling, S. Roessner, D. Golovko, and B. Kleinschmit,


“Derivation of long-term spatiotemporal landslide activity-A multi-
sensor time series approach,” Remote Sens. Environ., vol. 186, pp.
88–104, 2016.

[9] Y. Zheng, Z.-W. Zhu, W.-J. Li, D.-M. Gu, and W. Xiao, “Experimental
research on a novel optic fiber sensor based on OTDR for landslide

8 | Journal of Science and Applicative Technology , vol. xx (xx), 20xx, pp. xx-xx e-ISSN: 2581-0545
Title of Manuscript

You might also like