Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

Kebijakan Alih Jabatan Struktural Eselon III Dan IV Di Lingkungan Pemerintah

Daerah Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia

Rizky Pratama Pulungan


rizkypratama2321@gmail.com

Helmi
helmi@unja.ac.id

Syamsir
syamsir.fh@unja.ac.id

Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Jambi

Abstract
This study aims 1) to find out and analyze the government's authority in
echelon III and IV structural position transfers in the context of simplifying
the office bureaucracy, 2) to identify and analyze the mechanism of structural
echelon III and IV shifts in government bureaucracies in the regions. The
research method here is a normative juridical type through a conceptual
approach, a statutory approach, and a historical approach. The government
that is divided from the Central Government to the Regional Government
includes Regional Autonomy in it, as well as the authority of the Regional
Government to manage and administer their own regions. Bureaucratic
Reform is a significant change in bureaucratic elements, including
institutions, human resource apparatus, management, accountability of the
apparatus, supervision, and public services. Some of the main reasons for the
birth of Bureaucratic Reform in Indonesia are due to the performance of the
bureaucracy which is rigid, inefficient, large, slow and unprofessional. The
bureaucratic simplification policy emphasizes the process of transforming
echelon III, IV and V positions, but not all of them will be transferred to
functional positions. Bureaucratic simplification policies for structural
positions are excluded for those who meet three criteria.
Keywords: Authority, Policy, Government.

1
Abstrak
Penelitian iini ibertujuan i1) iuntuk imengetahui idan imenganalisis
ikewenangan iPemerintah idalam ialih ijabatan istruktural ieselon iIII idan iIV

idalam irangka ipenyederhanaan ibirokrasi ijabatan, i2) iuntuk imengetahui

idan imenganalisis imekanisme ialih ijabatan istruktural ieselon iIII idan iIV

idalam ibirokrasi ipemerintah idi iDaerah. iMetode ipenelitian idi isini ipenulis

imenggunakan itipe iyuridis inormatif imelalui ipendekatan ikonseptual,

ipendekatan iperundang-undangan, iserta ipendekatan isejarah. iPemerintahan

iyang idibagi idari iPemerintah iPusat ike iPemerintah iDaerah itermasuk

iOtonomi iDaerah ididalamnya, iserta ikewenangan idari iPemerintah iDaerah

iuntuk imengelola idan imengurus idaerahnya isendiri. iReformasi iBirokrasi

imerupakan iperubahan isignifikan ielemen-elemen ibirokrasi, iantara ilain

ikelembagaaan, iaparatur isumber idaya imanusia, iketatalaksnaaan,

iakuntailitas iaparatur, ipengawasan, idan ipelayanan ipublik. iBeberapa ialasan

iutama ilahirnya iReformasi iBirokrasi idi iIndonesia iadalah ikarena ikinerja

ibirokrasi iyang ikaku, itidak iefisien, ibesar, ilambat idan itidak iprofessional.

iKebijakan ipenyederhanaan ibirokrasi imenekankan itentang iproses

itransformasi ijabatan ieselon iIII, iIV idan iV, inamun itidak iseluruhnya iakan

idialihkan ike ijabatan ifungsional. iKebijakan ipenyederhanaan ibirokrasi ibagi

ijabatan istruktural idikecualikan ibagi iyang imemenuhi itiga ikriteria. iKetiga

ikriteria iitu iadalah, imemiliki itugas idan ifungsi isebagai iKepala iSatuan iKerja

idengan ikewenangan idan itanggung ijawab idalam ipenggunaan ianggaran

iatau ipengguna ibarang/jasa, imemiliki itugas idan ifungsi iyang iberkaitan

idengan ikewenangan/otoritas, ilegalisasi, ipengesahan, ipersetujuan

idokumen, iatau ikewenangan ikewilayahan, iserta ikriteria idan isyarat ilain

iyang ibersifat ikhusus iberdasarkan iusulan imasing-masing

ikementerian/lembaga ikepada iMenteri iPAN iRB isebagai ibahan

ipertimbangan ipenetapan ijabatan iyang idiperlukan ikedudukannya isebagai

ipejabat istruktural ieselon iIII, iIV, idan iV.

Kata Kunci: kewenangan, pengawasan izin, kerusakan lingkungan


hidup.

2
A. Pendahuluan

Artikel iini imembahas imembandingkan iantara isuatu ikebijakan


iyang idikeluarkan ioleh iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara idan
iReformasi iBirokrasi iyang iberkaitan idengan iPeraturan iPerundang-
Undangan idi iIndonesia, ijabatan istruktural iyang idimana idengan iadanya
ipenghapusan ijabatan istruktural itersebut idapat imenyebabkan ibeberapa
ipersoalan idan ibisa itidak iterealisasinya ipemerintahan iyang ibaik. iYang
idimana idalam imembuat isuatu iperaturan iatau isuatu ikebijakan iharus
ijelas imakna idan itujuan idalam isuatu ikebijakan iterebut iserta itidak
ibertentangan idengan iaturan iyang iberada idi iatasnya idapat ikita ilihat
ihirarki iperaturan iperundang-undangan. iPengalihan iJabatan iEselon iIII idan
iIV itelah i diserukan i Kementerian i Pendayagunaan i Aparatur i Negara
i dan i Reformasi iBirokrasi i(Kemen i PAN-RB). i Hal i iini iseperti
idikemukakan iMenteri iPendayagunaan iAaparatur iNegara idan iReformasi
iBirokrasi, i program ipengalihan ieselon iIII idan iIV imulai idiberlakukan isaat
idiundangkannya iPeraturan iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara idan
iReformasi iBirokrasi iRepublik iIndonesia iNomor i28 iTahun i2019 itentang
iPenyetaraan iJabatan iAdministrasi ike iDalam iJabatan iFungsional. i
Tujuannya iuntuk imemindahkan iorientasi ipegawai idari ijabatan
istruktural ike ijabatan ifungsional. iPegalihan iJabatan iStrukturan ike
iFungsional iini idiharapkan imampu imengurangi ibiaya iyang itidak idiperlukan
iuntuk imemberikan ifasilitas idinas idan ijabatan ikepada ipejabat ieselon iIII
idan iIV. iAdapun iPeraturan iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara idan
iReformasi iBirokrasi iRepublik iIndonesia iNomor i28 iTahun i2019 itentang
iPenyetaraan iJabatan iAdministrasi ike iDalam iJabatan iFungsional iPasal i2,
idan i3 itersebut imenyatakan:
Ruang lingkup Penyetaraan Jabatan pada Instansi Pemerintah,
meliputi:
a. Jabatan Administrator;
b. Jabatan Pengawas; dan
c. Jabatan Pelaksana (eselon V).
1. Penyetaraan Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dilakukan dengan kriteria:
a. Tugas dan fungsi jabatan berkaitan dengan pelayanan teknis
fungsional;
b. Tugas dan fungsi jabatan dapat dilaksanakan oleh pejabat
fungsional; dan
c. Jabatan yang berbasis keahlian/keterampilan tertentu.
2. Selain kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Jabatan
Administrasi yang dapat dipertimbangkan untuk tidak dilakukan
Penyetaraan Jabatan harus memperhatikan kriteria sebagai
berikut:

3
a. Memiliki tugas dan fungsi sebagai Kepala Satuan Kerja dengan
kewenangan dan tanggung jawab dalam penggunaan anggaran
atau pengguna barang/jasa; atau
b. Memiliki tugas dan fungsi yang berkaitan dengan
kewenangan/otoritas, legalisasi, pengesahan, persetujuan
dokumen, atau kewenangan kewilayahan.
3. Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh
Instansi Pemerintah kepada Menteri sebagai bahan pertimbangan
penetapan jabatan yang diperlukan kedudukannya sebagai
Administrator, Pengawas, dan Pelaksana (eselon V).
Peraturan iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara idan iReformasi
iBirokrasi iRepublik iIndonesia iNomor i28 iTahun i2019 itentang iPenyetaraan
iJabatan iAdministrasi ike iDalam iJabatan iFungsional itersebut iterdapat iisu
ihukum iyakni iKonflik iNorma iterhadap iUndang-Undang iNomor i5 iTahun
i2014 itentang iAparatur iSipil iNegara iPasal i131 i iyang imenyatakan:
1. Jabatan Eselon Ia Kepala Lembaga Pemerintah nonkementerian
serta dengan jabatan pimpinan tinggi utama;
2. Jabatan Eselon Ia dan Eselon Ib setara dengan jabatan Pimpinan
Tinggi Madya;
3. Jabatan Eselon II setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama;
4. Jabatan Eselon III setara dengan Jabatan Administrator;
5. Jabatan Eselon IV setara dengan Jabatan Pengawas; dan
6. Jabatan Eselon V dan Fungsional setara dengan Jabatan Pelaksana.
Kebijakan iyang idikeluarkan ioleh iKementerian iPendayagunaan
iNegara itidak itermasuk idalam ihierarki iperaturan iperundang-undangan,
itetapi idalam ihal iini ikebijakan iyang idikeluarkan ioleh iMenteri
iPendayagunaan iAparatur iNegara itersebut idapat imempengaruhi
iperaturan iperundang-undangan iyang iakan idi ibentuk. iMenurut iUndang-
Undang iNomor i12 iTahun i2011 itentang iPembentukan iPeraturan
iPerundang-Undangan iPasal i8 iAyat i(1) iyang imenyatakan:
a. Peraturan yang ditetapkan oleh MPR;
b. Peraturan yang ditetapkan oleh DPR;
c. Peraturan yang ditetapkan oleh DPD;
d. Peraturan yang ditetapkan oleh MA;
e. Peraturan yang ditetapkan oleh MK;
f. Peraturan yang ditetapkan oleh BPK;
g. Peraturan yang ditetapkan oleh KY;
h. Peraturan yang ditetapkan oleh BI;
i. Peraturan yang ditetapkan oleh Menteri;
j. Peraturan yang ditetapkan oleh Badan, Lembaga atau oleh Komisi
yang setingkat yang dibentuk dengan UU atau Pemerintah atas
perintah UU;
k. Peraturan yang ditetapkan oleh DPRD Provinsi;
l. Peraturan yang ditetapkan oleh Gubernur;
m. Peraturan yang ditetapkan oleh DPRD Kab/Kota;

4
n. Peraturan yang ditetapkan oleh Bupati;
o. Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa.
Dengan iadanya ikebijakan. iyang idikeluarkan ioleh ikementerian iyang
ibersifat iumum iini idapat imempengaruhi iperaturan iperundang-undangan

iyang iada iyang idimana isudah idijelaskan idi iatas iada ibeberapa ikonflik

inorma iyang iterjadi idengan iadanya ikebijakan iKementerian

iPendayagunaan iAparatur iNegara. iDengan ihal iini idapat ikita isadari ibahwa

ikebijakan iyang idikeluarkan ioleh ibadan idan iLembaga itertentu iitu

iharuslah ibersifat ipro iterhadap imasayarakat i(ASN) iyang idimana ididalam

ikajian itesis iini ilebih imengutamakan ikepada iASN iyang idi iPemerintah

iDaerah.

B. Kewenangan Alih Jabatan Struktural Eselon III Dan IV Dalam Rangka


Penyederhanaan Birokrasi Jabatan

Kewenangan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi dalam proses Penyederhanaan Birokrasi Jabatan
di Pemerintah Daerah.

Reformasi iBirokrasi imerupakan iperubahan isignifikan ielemen-


elemen ibirokrasi, iantara ilain ikelembagaaan, iaparatur isumber idaya
imanusia, iketatalaksnaaan, iakuntabilitas iaparatur, ipengawasan, idan
ipelayanan ipublik. iBeberapa ialasan iutama ilahirnya iReformasi iBirokrasi idi
iIndonesia iadalah ikarena ikinerja ibirokrasi iyang ikaku, itidak iefisien, ibesar,
ilambat idan itidak iprofessional.
Salah isatu ilangkah ipemerintah idalam iReformasi iBirokrasi idalam
imeningkatkan iefesiensi idan iefektivitas idalam imenyelenggarakan ibirokrasi
iadalah imengeluarkan iKebijakan iPenyederhanaan iBirokrasi. iKebijakan
iPenyederhanaan iBirokrasi iberdasarkan iPasal i2 iPeraturan iMenteri
iPendayagunaan iAparatur iNegara idan iReformasi iBirokrasi iRepublik
iIndonesia iNomor i28 itahun i2019 iTentang iPenyetaraan iJabatan
iAdministrasi iKe iDalam iJabatan iFungsional iruang ilingkup ipenyetaraan
ijabatan idalam ikebijakan iini imeliputi iJabatan iAdministrator iJabatan
iPengawas iJabatan iPelaksana i(eselon iV). iDengan iadanya ipenyetaraan
ijabatan imenjadi ijabatan ifungsional, itentu iakan imerubah ifungsi, itugas,
itanggung ijawab, iwewenang idan ihak idari iPNS iyang ibersangkutan, imaka
idari iitu iperlu iadanya ikriteria idalam imelakukan ipenyetaraan ijabatan,
isebagaimana idiatur idalam ipasal i3 idan i4 iPeraturan iMenteri
iPendayagunaan iAparatur iNegara idan iReformasi iBirokrasi iRepublik
iIndonesia iNomor i28 itahun i2019 iTentang iPenyetaraan iJabatan
iAdministrasi iKe iDalam iJabatan iFungsional, ipenyetaraan idilakukan idengan
ikriteria:
a. Tugas dan fungsi jabatan berkaitan dengan pelayanan teknis
fungsional;

5
b. Tugas dan fungsi jabatan dapat dilaksanakan oleh pejabat
fungsional; dan
c. Jabatan yang berbasis keahlian/keterampilan tertentu.

Kebijakan ipenyederhanaan ibirokrasi imenekankan itentang iproses


itransformasi ijabatan ieselon iIII, iIV idan iV, inamun itidak iseluruhnya iakan
idialihkan ike ijabatan ifungsional. iKebijakan ipenyederhanaan ibirokrasi ibagi
ijabatan istruktural idikecualikan ibagi iyang imemenuhi itiga ikriteria. iKetiga
ikriteria iitu iadalah, imemiliki itugas idan ifungsi isebagai iKepala iSatuan iKerja
idengan ikewenangan idan itanggung ijawab idalam ipenggunaan ianggaran
iatau ipengguna ibarang/jasa, imemiliki itugas idan ifungsi iyang iberkaitan
idengan ikewenangan/otoritas, ilegalisasi, ipengesahan, ipersetujuan
idokumen, iatau ikewenangan ikewilayahan, iserta ikriteria idan isyarat ilain
iyang ibersifat ikhusus iberdasarkan iusulan imasing-masing
ikementerian/lembaga ikepada iMenteri iPAN iRB isebagai ibahan
ipertimbangan ipenetapan ijabatan iyang idiperlukan ikedudukannya isebagai
ipejabat istruktural ieselon iIII, iIV, idan iV. iBerdasarkan iPasal i5 isampai
idengan iPasal i12 iPeraturan iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara idan
iReformasi iBirokrasi iRepublik iIndonesia iNomor i28 itahun i2019 iTentang
iPenyetaraan iJabatan iAdministrasi iKe iDalam iJabatan iFungsional,
imekanisme ipenyetaraan ijabatan iterbagi ibeberapa itahap, iyaitu itahap
iPenyetaraan iJabatan idan ipelaksanaan iPenyetaraan iJabatan.
Kebijakan iPenyederhanaan iBirokrasi iberlaku ibagi iinstansi
ipemerintah ipusat idan iinstansi ipemerintah idaerah, iinstansi ipemerintah
ipusat ididalamnya iterdiri idari iKementrian, iLembaga iPemerintah iNon
iKementrian, iSekertariat iLembaga iNon iStruktural, iSekertariat iLembaga
iNegara idan iLembaga iPenyiaran iPublik. iInstansi ipemerintah idaerah
ididalamnya iterdiri idari iPemerintah iProvinsi idan iPemerintah
iProvinsi/Kota. iBerdasarkan iPasal i13 iPeraturan iMenteri iPeraturan
iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara idan iReformasi iBirokrasi
iRepublik iIndonesia iNomor i28 itahun i2019 iTentang iPenyetaraan iJabatan
iAdministrasi iKe iDalam iJabatan iFungsional iTata iCara ipelaksanaan
ipenyetaraan ijabatan ifungsional ipada iinstansi ipemerintah ipusat idan
idaerah idilaksanakan isebagai iberikut:
a. Instansi Pemerintah menyampaikan hasil identifikasi dan
pemetaan jabatan administrasi dalam jabatan fungsional yang akan
disetarakan termasuk jabatan khusus yang harus diduduki oleh
pejabat Administrator dengan deskripsinya kepada Menteri;
b. Menteri menyampaikan persetujuan terhadap usulan Penyetaraan
Jabatan;
c. Pejabat Pembina Kepegawaian mengangkat dan melantik pejabat
fungsional yang disetarakan; dan
d. Pejabat Pembina Kepegawaian menyampaikan laporan
penyetaraan jabatan beserta nama pejabat yang disetarakan

6
kepada Menteri dengan tembusan kepada Badan Kepegawaian
Negara dan Instansi Pembina.

Efektivitas Peralihan Jabatan Struktural ke Fungsional dalam Kenaikan


Pangkat Aparatur Sipil Negara di Sektor Pemerintahan Daerah

a. Dampak Batas Usia Pensiun (BUP) terhadap ASN dalam Peralihan


Jabatan Struktural ke Fungsional.

Pensiun imerupakan idambaan imemperoleh ipenghasilan isetelah


imasa ikerja. iSetelah iusia ipensiun itentunya ipegawai inegeri imemasuki imasa
iyang ikurang iproduktif isehingga ijaminan imasa idepan isangat idiperlukan.
iDengan iadanya iprogram idana ipensiun imaka ipegawai inegeri iyang iakan
imemasuki iusia ipensiun itidak iperlu ikhawatir. iSelain iitu idana itersebut ibisa
idigunakan isebagai imodal iusaha isetelah iia ipensiun. iPensiun imerupakan
ijaminan ihari itua idan isebagai ipenghargaan iatas ijasa-jasa ipegawai inegeri
iselama ibertahun- itahun ibekerja idalam iDinas iPemerintah. iDengan
idemikian idapatdikatakan ibahwa isifat ipensiun ipegawai inegeri isipil iadalah
isebagai i“jaminan ihari itua” idan isebagai i“penghargaan”.
Sebagai ibagian iakhir idari isiklus imanajemen iPegawai iNegeri iSipil
i(PNS), ipemberhentian idan ipensiun imendapatkan iperhatian iserius idari
ipemerintah. iBukti ikeseriusan iitu iadalah idiaturnya ipensiun iPNS idalam
isuatu ikebijakan iberupa iUndang-Undang, iyaitu iUndang-Undang iNomor i11
iTahun i1969 itentang iPensiun iPegawai idan iPensiun iJanda/Duda iPegawai.
iDalam ihierarki iperaturan iperundang-undangan, ihal iitu isejajar idengan
iUndang-Undang iNomor i43 iTahun i1999 itentang iPerubahan iatas iUndang-
Undang iNomor i8 iTahun i1974 itentang iPokok-Pokok iKepegawaian iyang
imengatur imanajemen iPNS. iSelain imenyiratkan ikeseriusan, ihal itersebut
ijuga idapat imenjadi iindikasi ibahwa ipemberhentian idan ipensiun ipegawai
iadalah isesuatu iyang itidak ikalah ipenting idibandingkan idengan iunsur
imanajemen iPNS iyang ilain, iseperti iperencanaan, ipengorganisasian,
1
ipelaksanaan, ipengembangan, idan ipengawasan.
Desakan iuntuk imereformasi isistem ipensiun iPNS idan ijaminan isosial
ilainnya iterjadi idi ibanyak inegara. iPencetusnya iadalah ibeban ianggaran, iisu
idemografi idan idinamika isosial, iekonomi idan ipolitik. iJika idi iEropa iterjadi
iperubahan isistem ipensiun iPNS idan isistem ijaminan isosial isecara imassif,
imaka idi iIndonesia idesakan iuntuk imereformasi isistem ipensiun iPNS
iterjadi ikarena isistem ipensiun iPNS iyang iada isekarang isudah itidak irelevan
ikondisi isaat iini ibaik idari iaspek ikebijakan, iaspek ianggaran, iaspek

1
Adhi, A. E, Modul Pengertian Dan Ruang Lingkup Pemberhentian Dan Pensiun Pegawai,
Http://Repository.Ut.Ac.Id/3945/1/ADPG4447-M1.Pdf , (Diakses pada 22 Desember 2021).

7
ikelembagaan, isifat ipensiun, imanfaat ipensiun, ikepesertaan, ibatas iusia
2
ipensiun imaupun iprosedur ipengajuan ipensiun.
Reformasi ibirokrasi isudah idicanangkan isejak iera ireformasi, idengan
isemangat ireformasi, iUndang-Undang iKepegawaian iNo. i43 iTahun i1999
imencoba imengakomodasikan ikepentingan itersebut. iDalam
iimplementasinya, ireformasi ibirokrasi imengalami ibias, ibanyak iyang
iberanggapan ireformasi ihanya isebatas iperubahan idan iadanya iremunerasi
inamun isama isekali ibelum imerubah imind iset idan iculture iset. iKinerja
ibirokrasi imasih ikedodoran idan ibelum imemuaskan. iDari idata itentang
ipenilaian ikinerja ibirokrasi idi inegara-negara iASEAN. iIndonesia ihanya
idiatas iVietnam, inamun ijauh idi ibawah iSingapura, iMalaysia idan iPhilipina.
iIndeks iefisiensi ibirokrasi iIndonesia iadalah i“8,37 idari iskala i1-10”, idimana
iangka i“10 imenunjukkan isangat itidak iefisien”. i“Lebih idari i4,5 ijuta iPNS
iyang itersebar idi iseluruh iIndonesia itentu imembutuhkan ikeselarasan”,
ikesamaan igerak idan ilangkah idalam imembangun ibangsa.
3

Batas iUsia iPensiun i(BUP) iPegawai iNegeri iSipil i(PNS) ipada idasarnya itelah
idiatur idalam iPeraturan iPemerintah iNomor i11 iTahun i2017 itentang

iManajemen iPegawai iNegeri iSipil iPasal i239 imenyatakan:

(l) PNS yang telah mencapai Batas Usia Pensiun diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS.
(2)Batas Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:
a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat administrasi, pejabat
fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli pertama, dan
pejabat fungsional keterampilan;
b. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat
fungsional madya; dan
c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku pejabat
fungsional ahli utama.

Hal iini ijustru iharus imenjadi ipertimbangan idalam ipenyederhanaan


ibirokrasi idikarenakan iPNS iyang isebelumnya imenduduki ijabatan

iadministrasi idan imenjadi ijabatan ifungsional itertentu idapat ibertambah

iBUP, ihal iini ijustu imalah iharus imenjadi ikajian iserius ioleh ipemerintah

ipusat imaupun idaerah iyang idimana ijika isetiap ijabatan iadministrasi idi

ijadikan ijabatan ifungsional itertentu imaka iitu idapat imemperpanjang imasa

ipensiun iPNS itersebut iyang ikita iketahui ihal itersebut iakan iberdampak

ipada iAnggaran iPendapatan iBelanja iNegara i(APBN).

2
Dewan Perwakilan Rakyat, Ringkasan Eksekutif Telaahan Kebijakan Sistem Pensiun
PNS, Http://Ppid.Lan.Go.Id/Wp-Content/Uploads/2014/10/Telaahan-Kebijakan-Sistem-Pensiun-
PNS.Pdf, (Diakses pada 22 Desember 2021).
3
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menuju Perencanaan Profesional, SIMPUL,
Perencanaan, Http://Pusbindiklatren.Bappenas.Go.Id/File/Bukuterbit/Simpul-22.Pdf, (Diakses
pada 22 Desember 2021).

8
b. Dampak Pendapatan (Gaji) PNS yang terjerat dalam Peralihan
Jabatan Struktural ke Fungsional.

Mengingat iproses ipemindahan ijabatan istruktural ike ijabatan


ifungsional iyang idilaksanakan ihanya idalam iwaktu i1 i(satu) ibulan, idalam
iprosesnya iterdapat ikendala iada ibeberapa ijabatan istruktural imasih ibelum
itersedia itipe ikesesuaian iatau irumpun ijabatan ifungsional. iDi isisi ilain,
iproses ipemindahan ijabatan iyang idilakukan idalam iwaktu isingkat iakan
imewajibkan ipejabat iyang idialihkan ike ijabatan iuntuk idapat isegera
iberadaptasi idengan icara ikerja ibaru idan imampu imengerjakan itugas
idengan iprinsip imengutamakan iketepatan idan ikecepatan isehingga idalam
iproses ipengambilan ikeputusan idan ipelayanan ikepada imitra idan
imasyarakat idapat idilaksanakan isecara iefektif idan iefisien.
Mengenai ikompensasi iatau ipendapatan ipejabat istruktural iyang
iterdampak idari iproses ialih ijabatan istruktural ike idalam ijabatan
ifungsional, iKementerian iPAN iRB isudah iberupaya imenjaga itingkat
ipendapatan idengan iacuan ipendapatan isebelumnya isehingga itidak iterjadi
ipenurunan ipendapatan. iLangkah iyang idiambil iKementerian iPAN iRB
iadalah idengan imenambah itugas imanajerial. iDi isisi ilain, ipengaturan
ikelembagaan iatau iorganisasi itentunya ijuga iakan iberdampak ipada ipejabat
iadministrasi iyang itelah idisamaratakan. iDalam ihal iini, iKementerian iPAN
iRB itelah imengeluarkan iPeraturan iMenteri iPAN iRB iNomor i28 iTahun
i2019 ilalu idirevisi idengan iPeraturan iMenteri iPAN iRB iNomor i17 iTahun
i2021 itentang iPenyetaraan ialih iJabatan iAdministrasi ike idalam iJabatan
iFungsional. iPeraturan iini ibertujuan iuntuk imemberikan ijaminan, ipeluang
idan ikepastian idalam ipengembangan ikarir ibagi ipejabat iadministrasi iyang
imenerima idampak ipenyederhanaan ibirokrasi. iRegulasi imerupakan
iinstrumen iyang idapat idimanfaatkan idalam irangka imenciptakan ipeluang
ipengembangan ikarir isehingga istruktur iorganisasi ibaru idapat iberjalan
idengan isistem ikarir iyang itelah iberbasis ifungsional. iProses ialih ijabatan
iadministrasi imenjadi ijabatan ifungsional itelah idilakukan idengan icara iyang
isederhana idan imenjadi idasar idalam isistem ipengembangan ikarier idan
itingkat ikesejahteraannya.
Perubahan idan ipengalihan ijabatan istruktural imenjadi ijabatan
ifungsional iberdampak ipada imekanisme ipengembangan ikompetensi,
ipengembangan ikarier, ipenataan ikelas iformasi, ijabatan, ipeta ipekerjaan
idan ipola ikarir ijabatan ifungsional iyang iharus ilebih idi imenjadi iperhatian
iorganisasi. iPenguatan ikepemimpinan iuntuk iJabatan iPimpinan iTinggi
iPratama isangat idiperlukan imengingat ipola ikepemimpinan idan irentang
ikontrol iyang itidak ilagi iberjenjang inamun imelebar. iPertanyaan ilain idari
iberbagai ikementerian iserta ilembaga iadalah ibagaimana idengan ifungsi
imanajerial iyang imelekat ipada ijabatan iadministrasi isebelumnya, iPejabat
iadministrasi iyang itelah imengalami ipemerataan ijabatan idapat idiberikan
ikegiatan, ifungsi ikoordinasi, itugas, idan ipengelolaan ikegiatan iyang itelah
isesuai idengan ibidang itugas ipokok idan ifungsi imasing-masing, iSementara

9
idi iorganisasi ibaru, ipenugasan idan ifungsi ikoordinasi ihanya idiberikan
isebagai itugas itambahan isebagai ikoordinator iatau iahli iserta isub
ikoordinator iatau iahli imuda. iDalam ihal iini, itugas idan ifungsi ikoordinasi
itidak ilagi itetap idan imelekat itetapi iberdasarkan ikebutuhan ipelaksanaan
itugas idi isetiap iunit ikerja imasing-masing iinstansi. iPosisi ikoordinator idan
isub ikoordinator ibukan ilagi ijabatan imelainkan iperan. iKekuatan ikelompok
ikerja iakan isaling imendukung ikarena idalam ijabatan ifungsional itidak iada
ilagi iatasan idan ibawahan imelainkan imengutamakan ikompetensi idan
ipengalaman idalam ijabatan idan itingkat ijabatan.
Menurut iPeraturan iPemerintah iNomor i21 iTahun i2004 itentang
iPenyusunan iRencana iKerja iAnggaran iKementrian iNegara/Lembaga,
iBelanja iPegawai iadalah ikompensasi ibaik idalam ibentuk iuang imaupun
ibarang iyang idiberikan ikepada ipegawai ipemerintah, ibaik iyang ibertugas idi
idalam imaupun idi iluar inegeri isebagai iimbalan iatas ipekerjaan iyang itelah
idilaksanakan, ikecuali ipekerjaan iyang iberkaitan idengan ipembentukan
imodal. iTermasuk idalam ikelompok ibelanja ipegawai iini iadalah
ipengeluaran-pengeluaran iuntuk igaji idan itunjangan-tunjangan, iuang
imakan, ilembur, ihonorarium idan ivakasi.
Gaji idan itunjangan iadalah ipengeluaran iuntuk ikompensasi iyang
iharus idibayarkan ikepada ipegawai ipemerintah iberupa igaji ipokok idan
iberbagai itunjangan iyang iditerima iberkaitan idengan ijenis idan isifat
ipekerjaan iyang idilakukan ibaik idalam ibentuk iuang imaupun ibarang.
Dalam iketentuan iPasal i21 iUndang-Undang iNomor i5 iTahun i2014
itentang iAparatur iSipil iNegara idisebutkan ibahwa iPNS iberhak
imemperoleh:
a. Gaji;
b. Tunjangan meliputi: tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan;
dan
c. Fasilitas.

Dalam iPasal i80 iUndang-Undang iNomor i5 iTahun i2014 itentang


iAparatur iSipil iNegara idisebutkan ibahwa iselain igaji, iPNS ijuga imenerima
itunjangan idan ifasilitas, idimana itunjangan itersebut imeliputi itunjangan
ikinerja idan itunjangan ikemahalan. iTunjangan ikinerja iyang idiberikan
ikepada iPNS imerupakan itunjangan iyang idibayarkan isesuai ipencapaian
ikinerja, isedangkan itunjangan ikemahalan imerupakan itunjangan iyang
idibayarkan isesuai idengan itingkat ikemahalan iberdasarkan iindeks iharga
iyang iberlaku idi idaerah imasing-masing. iSesuai iketentuan iPasal i80
iUndang-Undang iNomor i5 iTahun i2014 itentang iAparatur iSipil iNegara,
itunjangan iPNS iyang ibekerja ipada iPemerintah iPusat idibebankan ikepada
iAPBN, isedangkan iTunjangan iPNS iyang ibekerja ipada iPemerintah idaerah
idibebankan ipada iAPBD.
Sebagaimana iyang itelah idisebutkan idalam ilatar ibelakang
ipermasalahan, ibahwa iterkait itunjangan iyang ibisa idiberikan ikepada iPNS,
ipada ilevel ipengaturan iuntuk iPNS iDaerah iterdapat iistilah ilain idalam
iPeraturan iPemerintah iNomor i12 iTahun i2019 itentang iPengelolaan

10
iKeuangan iDaerah, iyakni itunjangan itambahan ipenghasilan. iBerikut iakan
idijabarkan iterminologi idari iistilah-istilah itersebut.

C. Mekanisme Alih Jabatan Struktural Eselon Iii Dan Iv Ke Jabatan


Fungsional Di Sektor Pemerintah Daera

Tujuan Pemerintah Dalam Menetapkan Transformasi Jabatan


Struktural
Seiring iperubahan isistem ipemerintahan idari isentralistik imenjadi
iotonomi idaerah idan ireformasi ipemerintahan idalam isegala ibidang,
ipemerintah iterus iberupaya imelakukan iperbaikan idan imeningkatkan
ikinerja, itermasuk ipemerintah idaerah iyang imemperoleh ikewenangan
ibesar idalam imelakukan ipengelolaan idaerah iturut iberupaya imelakukan
ipembenahan, isalah isatu ipembenahan iyang idilakukan iyaitu ipada ibidang
iaparatur isipil inegara. iTerkait ihal itersebut ipemerintah itelah imengeluarkan
iPeraturan iPresiden iNomor i81 iTahun i2010 itentang iGrand iDesign
iReformasi i2010-2025.
Dalam iPerpres iNomor i81 iTahun i2010 itentang iGrand iDesign
iReformasi iBirokrasi i2010-2025 itersebut idisebutkan ibahwa ireformasi
ibirokrasi ibertujuan iuntuk imenciptakan ibirokrasi iPemerintah iyang
iprofesional idengan ikarakteristik iadaptif, iberintegritas, iberkinerja itinggi,
ibersih idan ibebas iKKN, imampu imelayani ipublik, inetral, isejahtera,
iberdedikasi, idan imemegang iteguh inilai-nilai idasar idan ikode ietik iaparatur
inegara. i
Dalam irangka ipelaksanaan iterhadap itujuan iini, idalam iPasal i4
iPerpres iNomor i81 iTahun i2010 itentang iGrand iDesign iReformasi iBirokrasi
i2010-2025 itersebut idisebutkan ibahwa iPelaksanaan ioperasional iGrand
iDesign iReformasi iBirokrasi i2010-2025 iakan idituangkan idalam iroad imap
iReformasi iBirokrasi iyang iditetapkan isetiap i5 i(lima) itahun isekali ioleh
iMenteri iNegara iPendayagunaan iAparatur iNegara idan iReformasi iBirokrasi.
Penyederhanaan ibirokrasi idi iKementerian iPAN iRB idilaksanakan
idengan imenghilangkan ieselon iIII idan ieselon iIV iserta imenggeser
iparadigma ibaru iyang ilebih imenghargai ikeahlian idan ikompetensi iASN
ipada iprinsipnya ibertujuan iuntuk imewujudkan ilingkungan ibirokrasi iyang
ilincah, iprofesional idan idinamis idalam irangka imeningkatkan iefisiensi idan
iefektivitas ikinerja ipemerintahan idalam imemberikan ipelayanan ipublik.
iKementerian iPAN iRB itelah imelakukan iserangkaian iproses iuntuk
imengalihkan ijabatan iadministrator iatau ieselon iIII iserta ijabatan ipengawas
iatau ieselon iIV iberjumlah i141 ipejabat istruktural imenjadi ijabatan
ifungsional iselama i1 i(satu) ibulan. iPada ikenyataannya itidak isemua ijenis
ijabatan istruktural idi iKementerian iPAN iRB ilangsung itepat idialihkan ike
idalam ijabatan ifungsional. iPenyederhanaan ibirokrasi imelalui ipengalihan
ijabatan istruktural ike ifungsional iterus idilakukan idari ipusat ihingga idaerah.
Hal iyang iharus idipahami iadalah, ipenyederhanaan ibirokrasi ibukan
ihanya isekadar ipengalihan ijabatan. iRuang ilingkup ipenyederhanaan

11
ibirokrasi iyang idilakukan ioleh iseluruh ikementerian, ilembaga, idan
ipemerintah idaerah idilakukan imelalui itransformasi iorganisasi,
itransformasi isistem ikerja, iserta itransformasi ijabatan.
Kementerian iPAN iRB itelah imenyusun idan imenerbitkan ibeberapa
ikebijakan isebagai ipanduan ipelaksanaan iserta imendukung
iPenyederhanaan iBirokrasi. iSampai idengan i30 iJuni i2021,
i“penyederhanaan istruktur iorganisasi itelah idilaksanakan ipada i90
ikementerian idan ilembaga, idengan ijumlah istruktur iunit iorganisasi iyang
itelah idisederhanakan isebanyak i46.159. iBeberapa iK/L iyang ibelum
imelaksanakan ipenyederhanaan ibirokrasi idiminta isegera
imenyempurnakan ipenyederhanaan ibirorkasi”.
4

Percepatan iini itentu imembutuhkan iperubahan ipola ipikir isetiap


iaparatur isipil inegara i(ASN). iCore ivalues iASN iBerakhlak idan iemployer
ibranding iBangga iMelayani iBangsa idiharapkan idapat imembentuk iASN
iyang iadaptif idan idapat imenyesuaikan idiri idengan iperubahan iteknologi.
iSebagai ipengingat, iBerakhlak imerupakan isingkatan idari iBerorientasi
iPelayanan, iAkuntabel, iKompeten, iHarmonis, iLoyal, iAdaptif, idan
iKolaboratif.
Menteri iTjahjo imenegaskan, i“pembenahan ibirokrasi iterus idilakukan
isecara ibertahap ibersama ipara ipemangku ikepentingan, iterutama iinstansi
ipaguyuban”. iMenteri iTjahjo i“mengajak iseluruh ikepala iinstansi ipaguyuban
iuntuk iberkomitmen iterhadap itransformasi. iDiperlukan iserangkaian
itahapan iyang isistematis, iterukur, idan iberkesinambungan isecara
5
ikolaboratif”. iDalam iproses ipenyederhanaan ieselonisasi iterdapat isejumlah
ihal iyang imenjadi ipertimbangan idalam iperalihan iJabatan iStruktural ike
iJabatan iFungsional idiantaranya:
1. Kriteria jabatan eselon III ke bawah yang dapat dan tidak dapat
dialihkan.
2. Kesesuaian kompetensi jabatan eselon III ke bawah dengan jabatan
fungsional yang tersedia.
3. Kesiapan dan ketersediaan jabatan fungsional yang akan menjadi
jabatan pengganti.
4. Kemungkinan pengalihan kewenangan jabatan eselon III ke bawah
menjadi kewenangan jabatan fungsional.
5. Kesetaraan tunjangan jabatan eselon III ke bawah dengan
tunjangan jabatan fungsional.
6. Ketersediaan anggaran sebagai akibat dari pengalihan jabatan
dimaksud.
7. Kemudahan proses inpassing jabatan eselon III ke bawah menjadi
jabatan fungsional.
8. Dampak risiko kebijakan pengalihan eselon III ke bawah.6

4
Ibid.
5
Ibid.
6
Internet, https://news.harianjogja.com/read/2019/11/06/500/1024064/data-kemenpan-rb-
total-pejabat-eselon-iii-iv-dan-v-seluruh-indonesia-441148.

12
Adapun imaksud idari i7 i(tujuh) ipertimbangan idalam iproses
ipemangkasan ibirokrasi itersebut idiantaranya ipejabat ieselon iIII ike ibawah
iyang imemiliki ipotensi itidak idapat idialihkan iyakni ipejabat idengan itugas
idan ifungsinya isebagai ikepala isatuan ikerja iyang imemiliki ikewenangan idan
itanggung ijawab ipenggunaan ianggaran iatau ipengguna ibarang/jasa. iPejabat
iyang itugas idan ifungsi iyang iberkaitan idengan ikewenangan iotorisasi,
ilegalisasi, ipengesahan, iatau ipersetujuan idokumen iserta ikewenangan
ikewilayahan.

D. Kesimpulan

Sebagai ibagian iakhir idalam ipenulisan iini, iberikut iadalah ikesimpulan:


Kebijakan iPenyederhanaan iBirokrasi imerupakan ikebijakan iyang
imenyetarakan iJabatan iAdministrator i(eselon iIII) imenjadi iJabatan
iFungsional iAhli iMadya, iJabatan iPengawas imenjadi iJabatan iFungsional
iAhli iMuda idan iJabatan iPenata i(eselon iIV) imenjadi iJabatan iFungsional
iJenjang. iKebijakan iini idilaksanakan iberdasarkan iPeraturan iMenteri
iPendayagunaan iAparatur iNegara idan iReformasi iBirokrasi iRepublik
iIndonesia iNomor i28 itahun i2019 iTentang iPenyetaraan iJabatan
iAdministrasi iKe iDalam iJabatan iFungsional iyang ididalamnya iterdiri idari
itahapan ipelaksanaan idan ijuga itata icara ipelaksanaan, iberdasarkan iPasal
i16 iPeraturan iMenteri iPeraturan iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara
idan iReformasi iBirokrasi iRepublik iIndonesia iNomor i28 itahun i2019
iTentang iPenyetaraan iJabatan iAdministrasi iKe iDalam iJabatan iFungsional
ikebijakan iini iberlaku isampai itanggal i30 iJuni i2020 idan ibagi iinstansi iyang
ibelum imelaksanakan ikebijakan isampai idengan itanggal itersebut
imelaksanakan ipenyetaraan imelalui imekanisme iyang idiatur idalam
iPeraturan iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara idan iReformasi
iBirokrasi iRepublik iIndonesia iNomor i42 iTahun i2018 iTentang
iPengangkatan iPegawai iNegeri iSipil iDalam iJabatan iFungsional iMelalui
iPenyesuaian/Inpassing. iKebijakan iPenyederhanaan iBirokrasi iberlaku ibagi
iinstansi ipemerintah ipusat idan iinstansi ipemerintah idaerah, iinstansi
ipemerintah ipusat ididalamnya iterdiri idari iKementrian, iLembaga
iPemerintah iNon iKementrian, iSekertariat iLembaga iNon iStruktural,
iSekertariat iLembaga iNegara idan iLembaga iPenyiaran iPublik. iInstansi
ipemerintah idaerah ididalamnya iterdiri idari iPemerintah iProvinsi idan
iPemerintah iProvinsi/Kota. iKebijakan iPenyederhanaan iBirokrasi
imenimbulkan iimplikasi ipada ibeberapa iaspek iyang idapat idilihat ipada
ipoin iberikut:
a. Kebijakan penyederhanaan birokrasi menyebebabkan implikasi hukum
terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang ASN
dan manajemen ASN yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun Tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil. Implikasi ini dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2017 yang mengalami penambahan dan perubahan

13
demi menyesuaikan dengan pelaksanaan kebijakan penyederhanaan
birokrasi.
b. Kebijakan ini berimplikasi pada lingkungan instansi pemerintahan yang
terdampak langsung oleh kebijakan ini, termasuk didalamnya struktur
organisasi dan juga individu-individu PNS yang bekerja di instansi
tersebut.
c. Penyetaraan dari jabatan struktural menjadi jabatan fungsional
menimbulkan implikasi pada berubahnya tunjangan kinerja dan
tunjangan jabatan yang diterima oleh PNS yang jabatannya disetarakan
menjadi jabatan fungsional.
d. Kebijakan ini berimplikasi pada pengembangan karier PNS berdasarkan
sistem merit yang didasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja.
PNS pejabat struktural administrator, pengawas dan pelaksana yang
jabatannya disetarakan menjadi jabatan fungsional harus memenuhi
persyaratan yang didalamnya terdiri dari kualifikasi pendidikan,
jabatan, pangkat dan uji kompetensi supaya jabatannya dapat
disetarakan menjadi jabatan fungsional.
Kebijakan iyang idikeluarkan ioleh iMenteri iPendayagunaan iAparatur iNegara
itersebut idalam imekanismenya itidak isemudah iyang idi icantumkan idi
iPERMENPAN iRB itersebut idimana isetiap iinstansi idi idaerah imemiliki isuatu
iorgansisasi itertentu iyang idi imana isetiap iorgan iatau ibagian itersebut
imemiliki itugas iyang iberbeda, ijika idi ijadikan ifungsional imaka iada
ibeberapa ipertanyaan iyang iterbenak ipenulis iapakah isanggup iyang
imenduduki iJabatan iStruktural iEselon iII iuntuk imenampung isemua itugas
iyang isebelumnya idi ipegang iatau idi itangani ioleh iEselon iIII-IV, idan ijika
iPejabat iStruktural iEselon iIII-IV isetelah idi isetarakan ijabatannya imenjadi
iFungsional itetap imenduduki ikursi iyang isama idi idalam iinstansi
iPemerintah iDaerah idan imendapatkan ihaknya iyang isama iseperti
imenduduki iJabatan iStruktural imaka iitu ibisa idi iartikan ihanya isebagai
ipenggantian inama isaja idan ibisa idi ipastikan itidak iakan itercapainya itujuan
idari iPERMENPAN iRB itersebut iyang idimana itujuannya iuntuk imewujudkan
ilingkungan ibirokrasi iyang ilincah.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel/Buku/Laporan

Adhi, A. E, Modul Pengertian Dan Ruang Lingkup Pemberhentian Dan Pensiun


Pegawai, Http://Repository.Ut.Ac.Id/3945/1/ADPG4447-M1.Pdf.

Dewan Perwakilan Rakyat, Ringkasan Eksekutif Telaahan Kebijakan Sistem Pensiun


PNS, Http://Ppid.Lan.Go.Id/Wp-Content/Uploads/2014/10/Telaahan-
Kebijakan-Sistem-Pensiun-PNS.Pdf

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menuju Perencanaan Profesional,


SIMPUL, Perencanaan,
Http://Pusbindiklatren.Bappenas.Go.Id/File/Bukuterbit/Simpul-22.Pdf.

14
Internet, https://news.harianjogja.com/read/2019/11/06/500/1024064/data-
kemenpan-rb-total-pejabat-eselon-iii-iv-dan-v-seluruh-indonesia-441148.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri


Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja


Anggaran Kementrian Negara/Lembaga, Belanja Pegawai.

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 20 Tahun 2011 tentang


Pedoman Penghitungan Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Menteri PAN RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pembentukan dan


Pengembangan Jabatan Fungsional ASN.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan
Administrasi ke Dalam Jabatan Fungsional.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional Melalui Penyesuaian/Inpassing.

15
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Sistem Tunjangan
Kinerja Pegawai Negeri.

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi 2010-
2025.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tunjangan


Jabatan Struktural.

16

You might also like