8068 28578 2 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Psikologi Tabularasa

Vol.17(1) April 2022, 11-25


p-ISSN: 1693-7007 e-ISSN: 2541-013x
h ps://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jpt/index

The relationship between empathy and the resilience


of volunteers from the Indonesian Red Cross disaster
emergency response team in Malang Regency
Hubungan empati dengan resiliensi relawan tim
tanggap darurat bencana Palang Merah Indonesia
Kabupaten Malang
Sultan Takdir Alisabana
Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang
Jl.Terusan Dieng No.62-64, Malang, 65146, Indonesia

ARTICLE INFO: ABSTRACT


Received: 2022-01-13 A volunteer is someone who has a high commitment, ability and challenge to help a problem, especially
Revised: 2022-03-03 in natural disaster management. Volunteers must have high empathy in helping victims of natural
Accepted: 2022-04-01 disasters. Empathy makes volunteers able to survive in a difficult situation and be able to withstand
stress is called resilience. The purpose of this study was to determine the relationship between empathy
and volunteer resilience in the process of natural disaster management. The method in this research
is using cross- sectional quantitative, saturated sample technique (census) with a sample size of 30
respondents. The measuring instrument uses an empathy scale and a resilience scale. Data analysis
Keywords:
using SPSS 22.0 for windows software. The results of the bivariate study obtained p = 0.000 with a
Empathy, resilience, value of r = 0.793 with a positive correlation direction, so there is a relationship between empathy and
natural disaster resilience which is very significant in the strong category and is directly proportional. So it can be said
volunteers. that the higher the level of empathy of a volunteer, the higher the level of resilience.

ABSTRAK
Relawan merupakan seseorang yang memiliki komitmen, kemampuan dan tantangan
tinggi untuk membantu suatu masalah, khususnya dalam penanggulangan bencana alam.
Relawan harus memiliki empati yang tinggi dalam menolong korban bencana alam. Empati
membuat relawan mampu bertahan didalam suatu situasi yang sulit dan mampu bertahan
dalam sebuah tekanan disebut resiliensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara empati dengan resiliensi relawan dalam proses penanggulangan bencana
alam. Metode dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif crossectional, teknik sampel
jenuh (sensus) dengan jumlah sampel 30 responden. Alat ukur menggunakan skala empati
Kata Kunci: dan skala resiliensi. Analisis data menggunakan software SPSS 22.0 for windows. Hasil
penelitian bivariat didapatkan p = 0,000 dengan nilai r = 0,793 dengan arah korelasi positif,
Empati, resiliensi, maka terdapat hubungan antara empati dengan resiliensi yang sangat signifikan dengan
relawan bencana kategori kuat dan berbanding lurus. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi tingkat
alam. empati seorang relawan maka semakin tinggi tingkat resiliensinya.
©2022 Jurnal Psikologi Tabularasa
This is an open access article distributed under the CC BY-SA 4.0 license
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

How to cite: Alisabana, S. (2022). Hubungan empati dengan resiliensi relawan tim tanggap darurat bencana Palang
Merah Indonesia Kabupaten Malang. Jurnal Psikologi Tabularasa, 17(1), 11-25.
doi: https://doi.org/10.26905/jpt.v17i1.8068

Corresponding Author: Sultan Takdir Alisabana│E-mail: sultantakdir95@gmail.com


Jurnal Psikologi Tabularasa
Volume 17, No 1, April 2022: 11–25

1. PENDAHULUAN kelelahan kemudian ditarik untuk kembali.


Dalam kasus ini sejumlah relawan dari
Indonesia merupakan salah satu negara
mahasiswa Universitas Muhammadiyah
dengan tingkat kejadian bencana alam yang
Yogyakarta yang mengalami stres setelah
tinggi. Pendataan dari Badan Nasional Pe-
mendapatkan guncangan dari gempa bumi
nanggulangan Bencana di tahun 2018, tim-
di Lombok. Keberangkatan mahasiswa
bul 2.572 kejadian bencana alam di Indo-
ini ke Lombok Timur yang awalnya untuk
nesia yang berdampak besar akibat bencana melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dirubah
alam tersebut. Ketika terjadi bencana alam, fungsikan menjadi relawan setelah terjadi
terdapat peran relawan yang secara sukarela beberapa kali gempa bumi di Lombok.
untuk menolong korban terdampak bencana. Ditariknya relawan ini dilakukan Rektor
Suatu hal yang bisa dilakukan relawan ketika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
bencana alam seperti pendataan, logistik, dengan mempertimbangkan faktor kesehat-
pemulihan sosial psikologis atau meng- an fisik maupun psikis mahasiswanya
ajak bermain anak-anak korban bencana, (Mukhijab, 2018).
pelayanan kesehatan, pelayanan keperluan Kekuatan fisik dan mental seorang
sandang serta pangan, evakuasi mayat, serta relawan atau pekerja kemanusiaan di zona
penyelamatan (rescue) (BNPB, 2018). Menjadi bencana juga sangat dibutuhkan sehingga
seorang relawan dalam situasi bencana ke- dalam situasi bencana, relawan tidak hanya
mungkinan besar menjadi tertekan, sehingga bermodalkan semangat. Seperti dalam kasus
itu termasuk tugas organisasi relawan yang relawan yang meninggal dunia dikarenakan
harus mengambil tindakan yang sistematis kelelahan ketika ikut menolong korban
guna meminimalisir stress para anggota. Hal gempa bumi di Lombok. Dalam kasus rela-
tersebut bisa saja berdampak negatif kepada wan gempa di Lombok ini, ia meninggal
seorang relawan karena beban kerja yang setelah bangunan masjid yang didirikannya
resmi bersamaan dengan relawan Mapala
begitu besar disertai tugas pendampingannya,
UNISI serta warga di Dusun Boyotan Baru,
ia juga harus bertemu langsung dengan
Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan,
para korban yang mengalami trauma serta
Kabupaten Lombok Utara. Usai memberikan
begitu banyak kasus yang harus ia tangani.
kata sambutan dalam peresmian masjid ter-
(Halimah & Widuri, 2012).
sebut, ia langsung jatuh dan tidak sadarkan
Menjadi seorang relawan tidaklah diri. Dijelaskan dalam kasus ini, ia menjadi
mudah dilakukan, ia harus turun tangan relawan dalam bencana gempa bumi di
langsung ditempat kejadian dengan melihat Lombok tidak hanya membangun masjid.
begitu banyaknya korban yang ditimbulkan. Bersama rekan-rekan relawan lainnya, ia
Dengan situasi dan kondisi seperti itu, di- telah membuat dapur umum, sekolah daru-
harapkan relawan yang berada dilapangan rat, trauma healing, distribusi bantuan, eva-
jangan sampai menjadi beban ataupun kuasi rumah warga yang rusak, mencari
menjadi relawan yang merepotkan. Seperti jenazah, melaksanakan evaluasi serta yang
halnya dalam kasus relawan saat bencana terakhir ia bersama rekan-rekan mendirikan
gempa bumi di Lombok Timur yang merasa masjid (Purnomo, 2018).

| 12 |
The rela onship between empathy and the resilience of volunteers
Sultan Takdir Alisabana

Dalam situasi bencana yang secara berempati untuk membangun hubungan


langsung berhadapan dengan berbagai re- interpersonal dengan korban bencana, 60%
siko membuat relawan diharapkan memiliki relawan merasa kurang dalam kemampuan
kemampuan merespon kejadian yang penuh self efficacy dan 40% relawan merasa kurang
resiko tersebut secara positif. Kemampuan yakin untuk meraih apa yang diinginkan
merespons tantangan dan tekanan dalam dengan kemampuan melawan rasa takut da-
kondisi penuh risiko tersebut secara positif lam situasi sulit demi kesejahteraan korban
disebut resiliensi. Resiliensi itu sendiri dapat bencana.
diartikan sebagai potensial seseorang guna Tingkat stres relawan dalam situasi
harus sanggup menjaga kesehatan secara bencana alam sangat dipengaruhi oleh ada-
psikologis serta sanggup menjaga kestabilan nya resiliensi pada masing-masing indi-
dan pertahanannya sesudah terlewatinya vidu (Setyowati, 2010). Sudaryono (2007)
beberapa kejadian yang traumatis (Samuel menjelaskan bahwa seorang resilien sudah
dalam Nurinayanti & Atiudina, 2010). mengetahui bagaimana harus menyikapi
Relawan dalam sebuah bencana alam saat dihadapkan pada suatu masalah beserta
seharusnya memiliki resiliensi yang tinggi pemecahan masalahnya. Meskipun ling-
untuk menunjang dalam proses penang- kungan yang tidak menentu, para relawan
gulangan bencana sehingga seorang rela- tetap berkembang dan belajar tentang peng-
wan dalam sebuah bencana alam diharap- alaman yang telah terjadi serta harus dapat
kan tidak menjadi beban ataupun menjadi mampu beradaptasi dengan cepat. Pekerjaan
relawan yang merepotkan. Seperti halnya sebagai seorang relawan harus mempunyai
dalam data yang ditemukan peneliti yang tingkat resiliensi tinggi sebab ia dihadapkan
sebelumnya melakukan wawancara ter- langsung dengan berbagai tekanan, tantang-
hadap relawan yang pernah terjun lang- an, serta risiko nantinya (Arianingsih,
sung dalam kondisi bencana alam. Wawan- Rahmawati & Herani, 2013).
cara yang dilakukan tersebut ditemukan Reivich & Shatte (2002) mengatakan
bahwa tujuh dari sepuluh relawan memiliki yaitu terdapat faktor-faktor dalam resiliensi
resiliensi yang rendah. Dari ketujuh faktor yang bisa memengaruhi potensi dalam mem-
resiliensi ditemukan nilai persentase resi- bentuk resiliensi individu antara lain: empati,
liensi diantaranya 70% relawan merasa ku- reaching out, efikasi diri, analisis yang
rang mampu untuk mengontrol implus un- menjadi pemicu suatu permasalahan, opti-
tuk terus bekerja demi kesejahteraan kor- misme, pengendalian impuls, serta regulasi
ban bencana, 60% relawan kurang mampu emosi. Sejalan dengan pendapat Reivich dan
mengendalikan emosi sehingga dapat Shatte, menurut Grotberg (2004) empati juga
mengekspresikan emosi yang kurang tepat, termasuk faktor yang memengaruhi sumber
40% relawan merasa kurang optimis untuk pembentukan resiliensi individu (Desmita,
terus mencari solusi dan bekerja keras da- 2009).
lam situasi bencana, 50% relawan merasa Sesuai pemaparan Baron & Byrne
kurang mampu menganalisis penyebab (2005) menyatakan empati ialah distress
dari masalah, 70% relawan kurang mampu emosional seseorang yang merespons afek-

| 13 |
Jurnal Psikologi Tabularasa
Volume 17, No 1, April 2022: 11–25

tif serta kognitif secara kompleks. Empati (2006) ketika seseorang individu memiliki
ini yakni potensi guna merasakan simpati kemampuan kognitif yang tinggi dalam ber-
dan kondisi emosional orang lain, serta empati, maka akan membuatnya menjadi
mencari jalan keluar setiap masalah de- lebih resilien. Begitupun sebaliknya, ketika
ngan mengambil perspektif orang lain. seorang individu memiliki kemampuan kog-
Seseorang yang mempunyai empati, akan nitif yang rendah dalam berempati, maka ke-
mampu menginterpretasikan bahasa-bahasa mampuan resiliensi individu menjadi rendah.
nonverbal yang diperlihatkan oleh sese- Menurut Holaday (2006) hal ini terjadi ka-
orang dengan lebih terampil, misal mampu rena seorang individu dalam berempati
menangkap apa yang dirasakan serta ter- akan mengerti akan perasaan orang lain
pikirkan orang lain, dan bisa melihat eks- serta tau apa yang menjadi pemicu hal ter-
presi wajah, bahasa tubuh, serta intonasi sebut, sehingga seorang individu menjadi
dari seseorang (Reivich & Shatte, 2002). lebih resilien yaitu memiliki kemampuan
Potensi untuk memposisikan diri dalam
beradaptasi secara positif yang membuatnya
perspektif seseorang serta potensi untuk
bisa mencari solusi dari permasalahan yang
berbagai perasaan pada orang lain itu
dialami (Batson, 2008).
sangat penting bagi munculnya kompetensi
Reivich & Shatte (2002) mengatakan
interpersonal yang baik, yang pada akhirnya,
yaitu empati ialah salah satu potensi yang di-
meningkatkan kesejahteraan psikologis yang
lebih positif (Chow, Ruhl, & Buhrmester, punyai seseorang guna membentuk resiliensi.
2013). Oleh karena itu, empati membantu Lebih lanjut Reivich dan Shatte menjelaskan
untuk terciptanya hubungan sosial dan relasi bahwa ketidakmampuan seorang individu
yang lebih positif, sukses dan kompeten untuk berempati berhubungan langsung
dalam hubungan antar individu (Berndt dengan menurunnya tingkat resiliensi indi-
dalam Smith & Rose, 2011). vidu yang berpotensi menimbulkan kesulit-
an untuk bertahan dalam lingkungannya
Fauziah (2014) berpendapat bahwa
(Desmita, 2009). Sejalan dengan pendapat
ketika seseorang individu memiliki kemam-
puan empati yaitu dapat mengerti persaan dari Reivich & Shatte, Nurinayanti & Atiudina
orang lain dan mau membagi perasaan de- (2010) juga mengatakan bahwa kemampuan
ngan orang lain maka akan menjadikannya empati yang dimiliki dapat mendorong
resilien yaitu dapat menghadapi masalah seseorang menjadi lebih resilien untuk
berat yang dialami. Sejalan dengan pen- mampu beradaptasi dengan permasalahan
dapat dari Fauziah tersebut, Williem & dalam lingkungannya sehingga dapat me-
Dejati (2009) mengatakan, karena adanya lewati masalah yang dihadapi. Hal tersebut
fungsi kognitif dari empati yang mencakup menunjukkan bahwa ketika seorang individu
pengambilan perspektif seseorang, maka bisa memiliki kemampuan empati maka akan
meningkatkan resiliensi individu dengan mampu membentuk resiliensi sehingga da-
menunjukkan kemampuan dalam memi- pat beradaptasi dengan lingkungannya dan
nimalisir suatu permasalahan yang sedang mampu menyelesaikan masalah yang se-
dialami oleh seseorang. Menurut Holaday dang dihadapi.

| 14 |
The rela onship between empathy and the resilience of volunteers
Sultan Takdir Alisabana

Hubungan positif antara empati de- cana Palang Merah Indonesia Kabupaten
ngan tingkat resiliensi yang dimiliki dalam Malang”.
diri individu juga diutarakan oleh Carlo Tujuan dan Manfaat
(2012) yang mengatakan bahwa individu
1) Tujuan Penelitian
yang dapat berempati terhadap sesama da-
Berdasar pokok permasalahan yang
lam lingkungannya akan memiliki kemam-
sebelumnya telah dijelaskan di atas,
puan resiliensi dalam dirinya dengan me-
maka penelitian ini bertujuan guna meli-
nunjukkan kemampuan dalam mencari
hat ada tidaknya hubungan empati
jalan keluar yang sedang dialaminya dan
dengan resiliensi relawan dalam proses
akan mempunyai perasaan positif pada
penanggulangan bencana alam.
saat dihadapkan oleh suatu permasalahan.
2) Manfaat Penelitian
Menurut Grotberg (1995) meskipun individu
mengalami persoalan yang berat, tetapi Hasil penelitian ini diharapkan bisa
tetap menunjukkan sikap kepedulian serta memberi informasi yang bermanfaat.
empati pada orang lain bisa mempengaruhi Dalam hal ini penulis membagi manfaat
pembentukan resiliensi individu. Hal ter- penelitian kedalam 2 perspektif, yakni
sebut ditunjukkan oleh seorang individu dengan cara teoritis serta praktis.
melalui sikap peduli terhadap penderitaan Penjabaran dua perspektif itu yaitu:
serta ketidaknyamanan perasaan terhadap 1. Secara Teoritis
sesama, serta melakukan usaha untuk ikut Penelitian ini diharapkan bisa mem-
membantu dalam mencari solusi dari masa- beri kontribusi ilmiah untuk maju-
lah yang sedang dihadapi. Hasil analisis nya psikologi serta menambahkan
Hendriani (2018) menyebutkan bahwa sese- hasil penelitian yang terdahulu. Hal
orang yang mampu berempati dengan me- ini dilaksanakan melalui memberi
nunjukkan kepekaannya pada kejadian tambahan data empiris yang sudah
yang dialami orang lain di sekitarnya akan dilakukan pengujian ilmiah terkait
menjadi sebuah kontrol untuk individu tetep hubungan empati terhadap resi-
resilien dengan tidak bersikap emosional liensi relawan dalam proses penang-
dalam merespon suatu permasalahan gulangan bencana alam.
(Hendriani, 2018). Berdasar kejadian serta 2. Manfaat Praktis
beberapa teori diatas, peneliti tertarik guna
a. Bagi Mahasiswa
mengungkapkan kebenaran yang timbul
pada subjek dengan memperoleh sebuah Dengan adanya penelitian ini
diharapkan bisa menjelaskan
data empiris. Maka dari itu, penulis ter-
hubungan empati dengan resi-
tarik untuk mengkaji serta meneliti suatu
liensi relawan dalam proses pe-
masalah itu. Guna mendapatkan deskripsi
nanggulangan bencana alam.
secara jelas, sehingga penulis menuangkan
rancangannya kedalam penelitian ini yang b. Bagi Relawan
berjudul “Hubungan Empati dengan Resi- Melalui penelitian ini diharap-
liensi Relawan Tim Tanggap Darurat Ben- kan bisa memberikan masukan

| 15 |
Jurnal Psikologi Tabularasa
Volume 17, No 1, April 2022: 11–25

yang berarti untuk seluruh rel- nya Nurinayanti & Atiudina (2011) meng-
awan yang bertugas, yang telah artikan resiliensi sebagai kapasitas guna
bertugas ataupun yang akan menyesuaikan diri pada saat keadaan yang
bertugas dalam bencana alam. sulit serta berisiko secara positif.
c. Bagi Organisasi Kemanusiaan Reivich & Shatte (2002) memaparkan
Hasil penelitian ini diharap- 7 aspek kemampuan yang membentuk re-
kan bisa memberi masukan siliensi. Tujuh aspek tersebut yakni:
secara tepat untuk organisasi 1. Regulasi Emosi
kemanusiaan yang mendele- Regulasi emosi ialah kapasitas yang di-
gasikan relawan untuk bencana miliki seseorang saat keadaan tertekan
alam agar dalam situasi bencana untuk tetap tenang. Hasil penelitian
tidak terjadi sesuatu hal yang memperlihatkan yaitu seseorang yang
tidak diinginkan. memiliki kapasitas guna mengendalikan
emosi mampu berhadapan dengan keter-
Kajian Teori Resiliensi purukan dalam menjaga serta mem-
bangun hubungan dengan seseorang.
Resiliensi merupakan pengajuan dari
para ahli behavioral terkait konstruk psiko- 2. Pengendalian Impuls
logi dalam berusaha melihat, mengartikan Pengendalian impuls ialah kapasitas
serta pengukuran kemampuan seseorang seseorang guna mengontrol tekanan,
untuk berkembang serta bertahan dalam ke- kesukaan, dorongan, serta keinginan
adaan tertekan (adverse conditions) serta guna yang muncul pada diri individu. Sese-
melihat kapasitas seseorang untuk recovery orang yang mempunyai potensi dalam
(kembali pulih) dari keadaan tertekan mengendalikan diri yang rendah, maka
(McCubbin, 2001). Sesuai pandangan dari akan mempercepat berubahnya emosi
Reivich & Shatte (2002), resiliensi yaitu ke- yang berakhir dengan mengontrol pi-
mampuan guna menanggapi secara produk- kiran serta perilaku mereka.
tif serta sehat pada saat dihadapkan dengan 3. Optimisme
suatu permasalahan, yang dibutuhkan Optimisme yakni individu yang dapat
guna pengelolaan tekanan hidup dalam ke- mengetahui bahwa masa depannya
seharian. Dengan cara sederhana Jackson akan lebih baik serta dipenuhi kebaha-
dan Watkin mengartikan resiliensi sebagai giaan. Optimisme yang dipunyai oleh
kapasitas guna menyesuaikan diri serta seseorang menunjukkan seseorang ter-
keteguhan dalam keadaan saat merasakan sebut yakin bahwa dalam dirinya mem-
kesusahan. Samuel (dalam Nurinayanti & punyai kemampuan guna mencari jalan
Atiudina, 2011) mendefinisikan resiliensi keluar setiap masalah yang timbul di
sebagai kapasitas seseorang guna tetap masa depan.
menjaga kestabilan serta bertahan serta
4. Analisis Penyebab Masalah (Causal analysis)
menjaga kesehatan psikologis sesudah me-
lalui beberapa peristiwa traumatis. Sebalik- Causal analysis ialah kapasitas seseorang

| 16 |
The rela onship between empathy and the resilience of volunteers
Sultan Takdir Alisabana

guna identifikasi permasalahan yang 7. Reaching Out


sedang dihadapinya secara akurat. Seperti halnya yang telah diuraikan se-
Terdapat sebuah konsep yang erat hu- belumnya yaitu resiliensi tak hanya sese-
bungannya dengan analisa apa yang orang yang mempunyai potensi guna
jadi pemicu masalahnya yakni gaya mencari jalan keluar setiap keterpurukan
berfikir eksplanatory. Gaya berfikir kemudian bangkit kembali, tetapi selain
eksplanatory ialah metode yang umum itu resiliensi termasuk kemampuan se-
dipakai seseorang guna mengartikan seorang mencapai aspek positif dari se-
suatu hal yang sedang dialami tersebut buah kemalangan yang sedang dialami-
apakah baik atau buruk. nya.
5. Empati
Empati melibatkan bagaimana sese- Empati
orang mampu membaca pertanda psi-
Allport (dalam Taufik, 2012) meng-
kologis serta emosional orang lain. Se-
artikan empati sebagai peralihan imajinasi
seorang yang memiliki empati mem-
individu kedalam perilaku, pikiran, serta
punyai kemampuan dalam menginter- perasaan orang lain. Allport juga menitik
pretasikan bahasa-bahasa non verbal beratkan perananimitasi dalam empati.
yang diperlihatkan oleh orang lain, Sesuai pemaparan dari Goleman (2007)
misal bahasa tubuh, intonasi suara, empati yakni merasakan perasaan orang
mimik wajah, serta menangkap apa lain, mampu mengerti perspektif mereka
yang dirasakan maupun dipikirkan se- serta meningkatkan hubungan salang mem-
seorang. Maka dari itu, individu yang percayai serta menyelaraskan diri dengan
mempunyai potensi empati tinggi relatif berbagai macam orang. Empati beda dengan
mempunyai hubungan sosial yang simpati. Perasaan simpati selalu terjadi
baik. dalam keseharian yang mendeskripsikan
6. Efikasi Diri perasaan individu pada orang lain.
Efikasi diri ialah sebuah kepercayaan Goleman (2007) memaparkan aspek-
bahwa seseorang mampu menyelesai- aspek empati sebagai berikut:
kan serta berani berhadapan langsung a. Memahami orang lain
dengan permasalahan yang menimpa- Merasakan perspektif serta perasaan
nya secara efisien. Efikasi diri pula orang lain dan memperlihatkan minat
diartikan sebagai keyakinan diri sendiri aktif pada beberapa kepentingan me-
untuk mampu berhasil serta meraih ke- reka. Orang dengan kemampuan ini
suksesan. Seseorang dengan efikasi diri biasanya memiliki kemampuan untuk
yang tinggi berkomitmen bahwa dalam memerhatikan beberapa isyarat emosi
setiap permasalahan pasti terdapat so- serat mendengarkannya dengan baik.
lusinya serta tidak menyerah pada saat b. Mengembangkan orang lain
solusi yang dipakainya mengalami ke-
Mengembangkan orang lain ini ber-
gagalan.
maksud seseorang dapat membantu

| 17 |
Jurnal Psikologi Tabularasa
Volume 17, No 1, April 2022: 11–25

dan merasakan apa yang dibutuhkan bencana Palang Merah Indonesia Kabu-
orang lain guna berkembang serta me- paten Malang masa bakti tahun 2019 –
naikan potensi mereka. Individu yang 2022 yang seluruhnya berjumlah 30 orang
mempunyai kemampuan ini biasanya relawan. Teknik sampling yang digunakan
dapat mengakui serta hargai kekuatan, peneliti menggunakan jenis Non Probability
keberhasilan serta tumbuh kembang Sampling dengan teknik Sampling Jenuh yang
orang lain. dimana teknik ini merupakan suatu teknik
c. Memanfaatkan keragaman penetapan sampel dengan memilih semua
anggota dijadikan sampel (Sugiyono, 2015).
Empati dapat terbentuk akibat adanya
keragaman dalam bermasyarakat. Sese- Instrument penelitian yang digunakan
orang yang mempunyai potensi ini ialah peneliti berupa skala psikologi yang terdiri
seseorang yang hormat dan bisa bergaul dari skala resiliensi dan skala empati. Skala
dengan banyak orang dari latar bela- yang disusun peneliti dalam penelitian ini
kang yang beda. menggunakan model Skala Likert yakni skala
yang telah diberikan alternatif jawabannya,
kemudian subjek penelitian hanya memilih
Hipotesis Penelitian
salah satu alternatif jawaban yang telah di-
Berdasarkan pemaparan dari hubung- berikan (Marlina, 2017).
an empati terhadap resiliensi relawan dalam Penelitian ini dilakukan peneliti de-
proses penanggulangan bencana alam, maka ngan menggunakan pendekatan kuantitatif
hipotesa yang diperoleh peneliti adalah yang menitik beratkan analisanya terhadap
ada hubungan empati terhadap resiliensi data angka yang diolah menggunakan me-
relawan dalam proses penanggulangan tode statistika. Data dalam penelitian ini
bencana alam. diambil menggunakan metode crossectional
yang dilakukan peneliti terhadap seluruh
2. METODE subjek penelitian.

Variabel dalam penelitian ini terdiri Data yang sudah terkumpulkan se-
dari dua variabel yakni resiliensi dan empati. lanjutnya dianalisa menggunakan analisis
Resiliensi menurut Reivich & Shatte (2002) uji regresi sederhana yang sebelumnya di-
terdapat tujuh aspek yang diantaranya lakukan uji asumsi dengan tahapan uji nor-
pengendalian implus, efikasi diri, empati, malitas menggunakan rumus kolmograf
analisa penyebab permasalahan, empati, smirnov dengan Shapiro-wilk sebab jumlah
regulasi emosi, optimisme, serta peningkatan sampel dibawah lima puluh yakni jika p >
aspek positif. Sedangkan empati menurut 0,05 yang menghasilkan nilai p yaitu 0,260
Goleman (2007) terdapat tiga aspek yang pada resiliensi sedangkan pada empati p
diantaranya memahami orang lain, mengem- = 0,128. Uji linieritas pada penelitian ini
bangkan orang lain dan manfaat keragaman. memakai bantuan software SPSS 22.0 for
windows. Sedangkan untuk uji hipotesis me-
Subjek dalam penelitian ini adalah se-
makai teknik korelasi dengan produk moment
luruh anggota relawan tim tanggap darurat

| 18 |
The rela onship between empathy and the resilience of volunteers
Sultan Takdir Alisabana

karena data merupakan data numerik. Tabel diatas menunjukan bahwa jenis
Metode analisa data menggunakan metode kelamin responden terbanyak yakni pria
stastik untuk mengetahui hubungan empati sebesar 27 individu (90%) serta wanita sejum-
dengan resiliensi relawan dengan tahapan lah tiga individu (10%).
univariat menggunakan statistik deskriptif Analisa hubungan empati terhadap
dengan chart (Histogram, pie) sedangkan resiliensi relawan Tim Tanggap Darurat
penskoran dilakukan dengan rumus 5Ø]Ü = Bencana Palang Merah Indonesia Kabupaten
“5ØSÜ x 100 %. Bivariat untuk mengetahui Malang masa bakti Tahun 2019 – 2022
korelasi antar variabel memakai uji statistik merupakan hasil analisis korelasi hubungan
parametik menggunakan product moment dengan linear antara 1 variabel bebas (empati)
karena kedua data bersifat skala numerik dan variabel terikat (resiliensi), dengan kata
dan bersifat normal. lain terdapat variabel yang memberikan
pengaruh serta terdapat yang diberikan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pengaruh. Analisis ini guna melihatarah hu-
bungan diantara variabel bebas dan variabel
Penelitian ini menggunakan 30 sampel
terikat apakah negarif ataupun positif serta
dari seluruh anggota relawan tim tanggap
guna mengetahui nilai variabel terikat jika
darurat bencana Palang Merah Indonesia
nilai variabel bebas menurun ataupun naik
Kabupaten Malang Masa Bakti Tahun 2019-
dan mengetahui keeratan atau tingkat aso-
2022. Dari seluruh sampel terdapat beberapa
siasi diantara variabel terikat serta bebas
kategori yang dibahas dalam penelitian
(Sunyoto, 2013). Pada analisis korelasi pe-
ini seperti halnya usia responden dengan
neliti mengunakan analisa product mo-
rentan umur 31 – 60 tahun yakni sejumlah
ment dibutuhkan sejumlah persyaratan
lima belas responden (50%) serta usia 18-30
yang wajib dipenuhi. Syarat itu yakni data
tahun, yakni sejumlah lima belas individu
memiliki distribusi normal serta korelasi
(50%). Distribusi responden berdasarkan
diantara variabel independen dan variabel
umur dijabarkan pada tabel berikut:
dependen memiliki sifat linier. Uji ini pada
Tabel 1 penelitian memakai uji Kolmogorov-Smirnov
Distribusi Usia Responden
Goodness.Berdasarkan uji normalitas tersebut
Kategori N %
di dapatkan data berdistribusi normal.
Dewasa Muda 15 50 Berdasarkan nilai kemaknaan Shapiro-Wilk
Dewasa penuh 15 50
dengan jumlah responden <50 didapatkan
Distribusi responden menurut jenis nilai ρ=0,128 untuk empati. Distribusi data
kelamin dijabarkan dalam tabel dibawah: normal bila ρ>0,05, artinya untuk distribusi
data empati berdistribusi normal karena
Tabel 2
Distribusi Jenis Kelamin Responden nilai ρ>0,05. Nilai kemaknaan Shapiro-Wilk
Kategori n % dengan jumlah responden <50 didapatkan
Pria 27 90 nilai ρ=0,260 untuk kemampuan resiliensi
Wanita 3 10 relawan Tim Tanggap Darurat Bencana
Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang,

| 19 |
Jurnal Psikologi Tabularasa
Volume 17, No 1, April 2022: 11–25

maka untuk distribusi data resiliensi relawan dan arah korelasi positif yang menunjukan
Tim Tanggap Darurat Bencana Palang Merah bertambah besar empati relawan akan ber-
Indonesia Kabupaten Malang normal sebab tambah besar juga resiliensi relawan dalam
nilai ρ> 0,05. tanggap darurat penangulangan bencana.
Empati merupakan suatu keadaan emo-
Tabel 3 sional individu ketika mengenali perasaan
Analisis Hasil antara skala empati dan resiliensi
dan kondisi individu lain seperti mampu
Analisa product moment Hasil
menginterprestasikan bahasa baik verbal
P 0,000
dan non verbal sehingga mampu mening-
R 0,793
katkan kesejahteraan psikologis orang yang
Arah korelasi Positif
mampu berempati, selain itu empati mam-
pu meningkatkan hubungan sosial dan re-
Berdasarkan hasil penelitian yang di- lasi lebih positif dan kompeten (Jolliffe &
lakukan peneliti “hubungan empati dengan Farrington, 2006; Reivich & Shatte, 2002;
resiliensi relawan Tim Tanggap Darurat Chow, Ruhl, & Buhrmester, 2013, Baron-
Bencana Palang Merah Indonesia Kabupaten Cohen & Wheelwright, 2004; Berndt dalam
Malang” terdapat nilai p = 0.000 memiliki Smith & Rose, 2011). Sedangkan resiliensi
makna bahwa kedua variabel itu memiliki merupakan kemampuan individu dalam
kemaknaan atau hubungan yang sangat menghadapi kesulitan yang sangat erat hu-
signifikan atau hipotesis diterima. Nilai bungannya dengan optimisme dan depresi
koefesien korelasi r = 0,793 ada diantara sesorang (Connor & Davidson, 2003; Bitsika,
nilai 0,60 sampai 0,799 bisa diinterpretasikan Sharpley, & Peters, 2010).
korelasi diantara empati dengan resiliensi Empati dan resiliensi memiliki hu-
relawan Tim Tanggap Darurat Bencana bungan yang kuat dalam membentuk kese-
Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang jahteraan psikologis dan tingkat depresi, hal
di kategorikan kuat sedangkan arah korelasi ini sesuai dengan penelitian Cusi, MacQueen,
positif menunjukan bahwa bertambah besar Spreng & McKinnon (2011) bahwa empati
empati individu bertambah besar reseliensi berkorelasi dengan depresi sedangkan me-
ketika menyelesaikan menghadapi masalah nurut penelitian Schure, Odden dan Goins
atau berbanding lurus, sebaliknya jika empati (2013) individu dengan resiliensi tinggi akan
seseorang rendah maka tingkat resiliensinya mampu mengatur emosi yang lebih positif
rendah dalam menghadapi suatu masalah. dan mampu menurunkan depresi. Hubung-
an antara empati dengan resiliensi yang
sangat bermakna sesuai dengan teori Maddi
Diskusi
& Khoshaba (2005) yaitu adanya dimensi ko-
Berdasarkan hasil korelasi dengan mitmen, kontrol, dan tantangan menjadikan
product moment didapatkan adanya korelasi relawan mampu beradaptasi terhadap per-
yang sangat signifikan/bermakna antara masalahan yang ada dan menganggap ke-
empati dengan resiliensi dengan kategori kuat terlibatannya dalam masyarakat sesuatu

| 20 |
The rela onship between empathy and the resilience of volunteers
Sultan Takdir Alisabana

yang sangat penting untuk diperhatikan sional, walaupun secara teori wanita lebih
walaupun dalam keadaan sulit atau mampu mampu berempati secara afektif (Buck,
berempati. Hal tersebut selaras berdasarkan 1995; Bogaret al, 2006; Lafferty dalam
penelitian Melina (2012) terdapat korelasi Garaigordobil, 2009).
antara resiliensi dengan altruisme dengan Arah korelasi yang positif menunjukan
indikator empati pada relawan dalam tang- bahwa semakin seseorang berempati sema-
gap darurat. Hal in menunjukan bahwa kin besar kempuan untuk menghadapi
empati dan resilensi saling keterkaitan yang masalah atau resiliensi, dan mampu meng-
kuat menjadi kesatuan dan mempengaruhi atasi masalah yang ada. Berdasarkan teori
relawan dalam membatu korban bencana empati didapatkan skala empati menurut
alam, tidak mudah menyerah, dan mampu Goleman (2007) yaitu memahami individu
menyelesaikan masalah dirinya tanpa menyam- lainnya, memanfaatkan keragaman, dan
pingkan urusan orang lain. Kemampuan mengembangkan individu lain, hal ini
relawan dalam memahami sinyal-sinyal mempengaruhi temperamental dan inteligensi
sosial di lingkungan dapat membantunya sehingga tidak mudah ntuk depresi atau
lebih resilien saat menghadapi suatu masa- mampu reseliensi. Sumber reseliensi
lah terutama dalam proses penanganan sesorang menurut groberrg (dalam Desmita,
bencana alam. Korelasi yang kuat antara 2009) ada I Have, I am, and I can dimana orang
empati dan resiliensi dipengaruhi faktor mampumendorong dirinya secara mandiri,
usia pada responden yang berada dalam mampu mecintai dan berempati terhadap
kategori dewasa awal dan pertengahan. orang lain, bertangung jawab, optimis, mam-
Sun dan Stewart (2007) yang menunjukkan pu berkomunikasi, memecahkan masalah,
bahwa usia berpengaruh terhadap resiliensi dan mengatur temperamental. Sehingga
seseorang, semakin matang usia individu, empati mampu menjadikan mutu pribadi
semakin ia mampu untuk memandang suatu yang memungkinkan individu guna meng-
masalah secara lebih positif sehingga me- alami perkembangan ketika menemui kesu-
mungkinkannya untuk lebih resilien. Kemam- karan (Connor & Davidson, 2003). Walau-
puan seorang dalam memahami sinyal-sinyal pun tidak semuanya peristiwa hidup memi-
sosial di lingkungan dapat membantunya liki sifat baik, tetapi untuk seseorang baik
lebih resilien saat memasuki masa transisi kejadian yang baik maupun buruk bisa
kehidupan dan tahap perkembangannya memberikan tantangan pada seseorang guna
(Andriani & Listiyandini, 2017). Selain itu menjadi lebih tegar serta mempunyai empati
jenis kelamin juga mempengaruhi, pada pada hidup individu lain.
penelitian ini didapatkan responden paling Relawan merupakan orang yang de-
banyak laki-laki sehingga lebih kuat dalam ngan sukarela sebab panggilan nuraninya
resiko kerawanan pada perlindungan pada memberi suatu hal yang dipunyainya pada
kondisi yang ada resikonya, respon pada warga merupakan perwujudan tanggung
kesukaran yang ditremui daripada wanita, jawab sosial dan tidak menginginkan pam-
serta resiko kerawanan pada tekanan emo- rih baik kedudukan, imbalan, karier, ke-

| 21 |
Jurnal Psikologi Tabularasa
Volume 17, No 1, April 2022: 11–25

pentingan, ataupun kekuasaan (Tobing, regulasi emosi, sikap optimis dan empati.
Nugroho, & Tehuteru, 2008; Schroeder et al, Adanya tujuh kemampuan tersebut dibutuh-
1995). Untuk menjadi seorang relawan diper- kan relawan untuk menjadikannya relawan
lukan seseorang memiliki tingkat resiliensi resilien. Sejalan dengan hasil penelitian dari
tinggi guna dapat bekerja dan berhadapan peneliti yang menemukan kemampuan ber-
dengan berbagai resiko, tantangan dan tekan- empati sangat dibutuhkan untuk mening-
an dengan mampu berkomitmen. Kemauan katkan resiliensi relawan bencana alam se-
guna menolong sesama serta memiliki hingga penelitian yang dilakukan peneliti
empati merupakan modal terpenting menjadi memperkuat hasil penelitian sebelumnya.
relawan, maka bisa diartikan jika penting Penelitian ini memiliki keterbatasan
untuk relawan guna membangun kapasitas yang peneliti harapkan bisa menjadi bahan
resiliensi yang positif, kemuda dia akan evaluasi terhadap penelitian–penelitian se-
memberi kompetensinya yang paling baik lanjutnya. Keterbatasan-keterbatasan terse-
guna mewujudkan tujuan yakni membantu but meliputi keterbatasan waktu, tenaga
korban bencana alam serta bisa menhadapi dan biaya sehingga peneliti menggunakan
kesulitan yang ada pada lokasi bencana. alternatif dalam pengambilan data terhadap
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh subyek yang berjumlah 30 relawan yang ber-
Erlina (2012) tentang Regulasi Emosi dan gabung pada Tim Tanggap Darurat Bencana
Resiliensi Pada Mahasiswa Tahun Pertama Palang Merah Indonesia Kab. Malang masa
ditemukan bahwa resiliensi seseorang di- bakti Tahun 2019-2022. Diharapkan bagi
pengaruhi beberapa faktor internal yang peneliti berikutnya ketikan mengambil data
salah satunya kemampuan kognitif yang dapat menjangkau relawan yang lebih luas
dapat mengontrol emosi ketika berhadapan sehingga dapat memperoleh gambaran
dengan suatu permasalahan. Kemampuan menyeluruh tentang resiliensi relawan dalam
kognitif secara kompleks muncul akibat proses penanggulangan bencana.
adanya distress emosional yang merupakan
pemaparan dari kemampuan berempati. 4. SIMPULAN
Sehingga penelitian yang dilakukan peneliti
Kesimpulan
memperkuat penelitian sebelumnya dengan
menemukan korelasi yang kuat dengan Berdasar hasil penelitian yang sudah
arah korelasi positif antara empati dengan dilaksanakan, bisa ditarik kesimpulan bahwa
resiliensi. Sama halnya dengan penelitian terdapat hubungan positif diantara empati
sebelumnya yang dilakukan Arianingsih, dengan resiliensi relawan Tim Tanggap
Rahmawati & Herani (2013) tentang resi- Darurat Bencana Palang Merah Indonesia
liensi relawan di pengungsian konflik Sam- Kabupaten Malang Masa Bakti Tahun 2019 –
pang melihat adanya tujuh kemampuan- 2022. Berarti bertambah besar empati relawan
kemampuan yang harus dimiliki relawan maka bertambah besar pula resiliensinya, se-
resilien seperti control implus, kemampuan dangkan bertambah kecil empat, akan ber-
analisis kasual, self effikasi, reaching out, tambah kecil juga resiliensinya. Sehingga

| 22 |
The rela onship between empathy and the resilience of volunteers
Sultan Takdir Alisabana

hipotesis yang dirumuskan penulis tidak variasi penelitian, selanjutnya lebih dalam
ditolak. meneliti terkait resiliensi serta empati pada
proses penanggulangan bencana, berdasar-
Saran kan hal ini peneliti bisa melaksanakannya
dengan membantu subjek guna lebih
1. Untuk Subjek Penelitian
menyadari pentingnya menyiapkan diri
Dalam penelitian, subjek yang dipilih sebelum bertugas, seperti halnya dengan
yakni relawan dari Tim Tanggap Darurat berbagai kemampuan yang harus dimilki
Bencana Palang Merah Indonesia Kabu- oleh seorang relawan sehingga membuat
paten Malang, diekspetasikan guna lebih subjek dalam situasi bencana alam menjadi
ditingkatkan potensinya pada masa menda- lebih resilien dan tidak ada sebuah hal yang
tang, kemudian pada saat dalam situasi ben- tidak dikehendaki misalnya halnya seorang
cana yang kita sama – sama tidak berharap relawan yang menjadi korban dalam me-
terjadi, relawan dapat bertahan dengan nolong sesama.
segala kemampuan yang dimiliki untuk
Peneliti juga berharap untuk penelitian
memberikan bantuan ataupun pertolongan
berikutnya memperhatikan berbagai faktor
terhadap korban bencana secara maksimal.
yang sangat mempengaruhi resiliensi rela-
Relawan juga diharapkan untuk wan dalam proses penanggulangan bencana.
mengembangkan kemampuan secara psiko- Peneliti berikutnya sangat diharapkan un-
logis karena dalam situasi bencana alam, tuk mengembangkan faktor-faktor lain yang
relawan tidak hanya membutuhkan kemam- dapat mempengaruhi relawan dalam ber-
puan atau keahlian dalam menolong korban tugas membantu korban bencana sehingga
bencana namun juga sangat membutuhkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam
kemampuan psikologis seperti halnya me- dunia relawan.
ningkatkan empati relawan dengan mengikuti
Diharapkan dengan bertambahnya
Empathy Care Training. Upaya ini juga di-
penelitian-penelitian tentang relawan dapat
gunakan untuk membangun empati relawan
menjadikan relawan-relawan lebih tang-
yang diharapkan semakin meningkat untuk
guh dalam bencana dengan masukan-ma-
menghadapi korban bencana yang memiliki
sukan dari hasil penelitian dan juga me-
beragam respon dalam situasi bencana.
nambah rujukan keilmuan tentang relawan
Karena relawan yang memiliki empati tinggi
yang dapat diakses oleh generasi-generasi
dapat meningkatkan resiliensi dalam meng-
seterusnya sehingga ketika relawan sebe-
hadapi segala permasalahan yang terjadi di
lum berangkat menuju daerah bencana, rela-
lapangan/daerah bencana.
wan telah meningkatkan kemampuan-ke-
2. Untuk Peneliti Berikutnya mampuan yang menunjang seorang relawan
dalam situasi bencana yang lebih khusus
Peneliti berikutnya yang tertarik guna
kemampuan secara psikologis untuk meng-
melaksanakan penelitian yang serupa diesk-
hadapi situasi bencana.
petasikan menciptakan sejumlah macam

| 23 |
Jurnal Psikologi Tabularasa
Volume 17, No 1, April 2022: 11–25

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, A., & Listiyandini, R. A. (2017). Peran kecerdasan sosial terhadap resiliensi
pada mahasiswa tingkat awal. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(1), 67- 90.
DOI: https://doi.org/10.15575/psy.v4i1.1261

Arianingsih. Rahmawati, I. & Herani, I. (2012). Resiliensi relawan di pengungsian


konflikSampang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2019). Data informasi bencana Indonesia


tahun 2018. bnpb.co.id [on-line]. Diakses dari https://
bnpb.cloud/dibi/laporan5#.

Chow, C. M., Ruhl, H., & Buhrmester, D. (2013). The mediating role of interpersonal competence
between adolescents’ empathy and friendship quality: A dyadic approach. Journal of
Adolescence, 36(1), 191–200. DOI: 10.1016/j.adolescence.2012.10.004

Erlina, L. W. (2012). Regulasi emosi dan resiliensi pada mahasiswa tahun pertama.

Jurnal Humanitas. Vol. 9, No.2, hal. 147-156.


DOI: http://dx.doi.org/10.26555/humanitas.v9i2.341

Fauziah, N. (2014). Empati, persahabatan dan kecerdasan adversitas pada mahasiswa


yang sedang skripsi. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol.13, No.1, hal. 78-
92. https://doi.org/10.14710/jpu.13.1.78-92

Grotberg, E. (1995). A Guide to Promoting Resilience in Children: Strengthening The Human


Spirit. USA: Benard Van Leer Fondation.

Halimah, S. N. & Widuri, E. L. (2012). Vicarious Trauma Pada Relawan Bencana Alam.
Humanitas Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Vol. IX No. 1 Januari
2012 hal. 43-61. DOI: http://dx.doi.org/10.26555/humanitas.v9i1.349

Hendriani, W. (2018). Resiliensi Psikologis. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Mutiah,
D. (2018, 10 Agustus). Relawan PMI Gugur dalam Gempa 6,2 SR Guncang

Lombok. liputan6.com [on-line]. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2018 dari https://www.
liputan6.com/regional/ read/3615113/relawan-pmi-gugur-dalam- gempa-62-sr-
guncang-lombok.

Nurinayanti, R. & Atiudina (2010). Makna kebersyukuran dan resiliensi: Telaah pustaka
tentang pengaruh kebersyukuran dari sudut pandang islam dan pengaruhnya
terhadap daya resiliensi pada korban erupsi Merapi DIY 2010. Jurnal Psikologi
Universitas Gadjah Mada.

Purnomo, E. (2018, 01 September). Kelelahan Bantu Korban Gempa Lombok, Seorang


Relawan Meninggal Dunia. liputan6.com [on-line]. Diakses pada tanggal 01
September 2018 dari https://www.liputan6.com/news/read/3633807/kelelahan-
bantu-korban-gempa-lombok-seorang-relawan-meninggal-dunia.

Reivich, K. & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor: 7 Essential Skills For Overcoming Life’s
Inevitable Obstacles. New York: Random House.

Setyowati, A., Hartati, S., & Sawitri, D.R. (2010). Hubungan antara kecerdasan emosional
dengan resiliensi pada siswa penghuni rumah damai. Jurnal Psikologi, Vol.7, No.1
hal 67-77. https://doi.org/10.14710/jpu.7.1.67-77

| 24 |
The rela onship between empathy and the resilience of volunteers
Sultan Takdir Alisabana

Smith, R. L., & Rose, A. J. (2011). The “cost of caring” in youths’ friendships: Considering
associations among social perspective taking, co-rumina tion, and empathetic distress.
Developmental psychology, 47(6).

Sudaryono. (2007). Resiliensi dan Locus of Control: Guru dan Staf sekolah Pasca Gempa.

Jurnal Kependidikan, 37(1). DOI: https://doi.org/10.21831/jk.v37i1.7295

Sugiyono. (2006). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015). Metode
penelitian kombinasi. Bandung: Alfabeta.

| 25 |

You might also like