Professional Documents
Culture Documents
KHITAN
KHITAN
KHITAN
Abstract. This writing aims to discuss the meaning and position of circumcision in Islamic religious
law that children need to know as learning. The research method used in this research is the library
research method by means of bibliographic research in a scientific systematic manner, which includes
the collection of bibliographic materials related to the research objectives. The type of research used is
qualitative research which is generally carried out by not going into the field in search of data sources
so that this research is carried out only based on written works. The results of this study found an
explanation of the meaning and position of circumcision in Islamic religious law that children need to
know as learning. This paper also mentions the history of circumcision and the scientific reasons for
carrying out circumcision. At the end of the discussion, it was also mentioned the importance of
learning to purify children which must be considered for every parent.
Keywords: Circumcision; Learning; wash up
Abstrak. Penulisan ini bertujuan untuk membahas tentang pengertian dan kedudukan khitan
dalam syariat agama islam yang perlu diketahui oleh anak sebagai pembelajaran. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Kepustakaan dengan cara
penelitian bibliografi secara sistematis ilmiah, yang meliputi pengumpulan bahan-bahan bibliografi
yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif yang pada umumnya dilakukan dengan cara tidak terjun ke lapangan dalam pencarian
sumber datanya sehingga riset ini dilakukan hanya berdasarkan atas karya-karya tertulis. Dalam
hasil penelitian ini ditemukan penjelasan pengertian dan kedudukan khitan dalam syariat agama
islam yang perlu diketahui oleh anak sebagai pembelajaran. Dalam tulisan ini juga disebutkan
sejarah pensyariatan khitan serta alasan-alasan ilmiah dialaksanaknya khitan. Diakhir pembahasan
juga disebutkan pentenginya pembelajaran bersuci bagi anak yang harus diperhatikan bagi setiap
orang tua.
Kata Kunci : Khitan; Pembelajaran; Bersuci
A. PENDAHULUAN
Khitan atau sunat telah menjadi bagian dari tradisi yang menyatu dalam
siklus kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Khitan
bahkan telah menjadi budaya. Dalam hal ini budaya yang berbasis pada ajaran
agama. Khitan menjadi salah satu fase penanda dalam kehidupan sosial, di samping
kelahiran, perkawinan, dan kematian. Khitan di tengah masyarakat menjadi contoh
nyata dari istilah yang berasal dari ranah Minang yang menyatakan, "Adat basandi
syara, syara basandi Kitabullah (Adat bersendi syariat, syariat bersendi
Kitabullah)."(Ni’am Sholeh 2017:3)
Khitan sebetulnya suatu ajaran yang sudah ada dalam syariat Nabi Ibrahim
as. Dalam kitab Mughni al-Muhtaj dikatakan bahwa laki-laki yang pertama
melakukan khitan adalah Nabi Ibrahim as. Kemudian Nabi Ibrahim as. mengkhitan
anaknya Nabi Ishaq as pada hari ketujuh setelah kelahirannya dan mengkhitan Nabi
Ismail as pada saat aqil balig. Tradisi khitan ini diteruskan sampai pada masa
kelahiran Arab pra Islam saat kelahiran Nabi Muhammad saw. Mengenai khitan
Nabi Muhammad saw para ulama berbeda pendapat yakni pertama, sesungguhnya
Jibril mengkhitan Nabi Muhammad saw., pada saat membersihkan hatinya, dan
kedua, bahwa yang mengkhitan Nabi Muhammad saw adalah kakek beliau, yakni
Abdul Muthalib yang mengkhitan Nabi Muhammad saw, pada hari ketujuh
kelahirannya dengan berkorban dan memberi nama Muhammad. Kemudian Nabi
mengkhitankan cucunya Hasan dan Husain pada hari ketujuh.
Berkhitan merupakan salah satu sunah Rasulullah saw yang diperintahkan
kepada ummatnya. Hal tersebut merupakan pelaksanaan ajaran Nabi Muhammad
saw yang menyatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Mengapa bisa
demikian? Hal ini dikarenakan berkhitan merupakan salah satu pendidikan
kesehatan yang sangat penting dalam agama Islam. Karena kepada anak yang
dikhitan diperkenalkan kesehatan dan kebersihan badan terutama alat kelaminnya.
(Ishanuddin 2019)
Selain itu, anak harus juga dikenalkan dengan bersuci. Karena bersuci
merupakan pintu bagi diterima atau tidaknya (sahnya) beberapa ibadah yang
mensyaratkan kesucian. Bersuci sebagai syarat ibadah merupakan sesuatu yang
sangat penting bagi seorang muslim. Kesalahan dalam bersuci akan mengakibatkan
tidak sahnya suatu ibadah. Bersuci yang benar harus diajarkan sejak masa
anakanak, karena kesalahan pada masa anak akan selalu terbawa setelah orang
tersebut dewasa. Beberapa masalah pokok inilah yang akan dibahas secara rinci
didalam uraian-uraian selanjutnya ini.(Saputri n.d.)
A. METODE PENELITIAN
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan.
Metode Penelitian Keputakaan adalah cara penelitian bibliografi secara sistematis
ilmiah, yang meliputi pengumpulan bahan-bahan bibliografi yang berkaitan dengan
sasaran penelitian.(Danandjaja 2014) Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yang pada umumnya dilakukan dengan cara tidak terjun ke lapangan dalam
pencarian sumber datanya sehingga riset ini dilakukan hanya berdasarkan atas
karya-karya tertulis,(Setiawan 2018) termasuk hasil penelitian baik yang sudah
maupun yang belum dipublikasikan. Dalam penulisan ini, penulis mengumpulkan
data dan informasi melalui bantuan bermacam-macam material yang terdapat di
ruangan perpustakaan. Misalnya saja buku-buku, majalah, dokumen, catatan,
perpustakaan elektronik, kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya.
َُوا ِملَّةَ ِإ ۡب ٰ َر ِهي َم َحنِ ٗيف ۖا َو َما َكانَ ِمنَ ۡٱل ُم ۡش ِر ِكين
ْ ق ٱهَّلل ۗ ُ فَٱتَّبِع َ قُ ۡل
َ ص َد
Artinya :
"Katakanlah, benarlah (apa yang difirmankan) Allah, maka ikutilah agama
Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik."
(QS. Ali Imran /3.95)
Kewajiban melaksanakan khitan secara nyata juga disebutkan dalam sebuah
hadits dari Abu Hurairah r.a.,
ِ ب وَت ْقلِيم اَأْلظْ َفا ِر و َنْتف اآْل ب
اط ِ ِ ُّ َالْ ِفطْرةُ مَخْس اخْلِتَا ُن وااِل ْستِ ْح َد ُاد وق
َ ُ َ ُ َ ص الشَّار َ َ ٌ َ
Rasulullah saw., berkata: "Lima hal yang termasuk fitrah yaitu: khitan,
mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut
bulu ketiak " (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Dari sisi kualitas hadis, tidak ada yang meragukan derajat kesahihan
hadis di atas. Namun, terjadi perbedaan pendapat terkait dengan kandungan
hukum yang disimpulkan (istinbath) dari redaksi hadis tersebut. Khitan
termasuk perkara yang disyariatkan Allah swt, kepada hamba-Nya demi
menyempurnakan kesehatan jasmani dan rohani sesuai dengan fitrah-Nya.
Selain itu ada beberapa hadis shohih yang menunujukkan sejarah dan
disyariatkannya khitan diantaranya :
َّ يم َعلَي ِْه ِ ِإ ِ ِ ُ قَ َال رس: عن َأيِب هريرةَ ر ِضي اللَّه عْنه قَ َال
الس اَل م ْ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َس لَّ َم
ُ اختَنَتَ ب َْراه َ ول اللَّه َُ ُ َ ُ َ َ َْ َ ُ ْ َ
ِ وهو ابن مَثَانِني سنة بِالْ َقد
.) (رواه البخاري. ُّوم ًََ َ ُ ْ َ ُ َ
, اخلت ان: الفط رة مخس: ق ال رس ول اهلل علي ه الص الة والس الم: عن أيب هري رة رض ي اهلل عن ه ق ال
.) (متفق عليه. ونتف اإلبط, وتقليم األظافر, وقص الشارب,واالستحداد
ِ ََأن امْرَأةً َك انَت خَت ْنِت بِالْم ِدينَ ِة َف َق َال هَل ا النَّيِب ص لَّى اللَّه عل
( ال: يْه َو َس لَّ َم ِ ِ ْ عن ُِّأم ع ِطيَّةَ اَأْلن
َُ َ ُّ َ َ ُ ْ َ َّ ص اريَّةَ َ َْ
ِ ِ ِ
واحلديث صححه األلباين يف صحيح أيب. ) ْل ِ ب ِإىَل الَْبع
ُّ َأحَ َأحظَى ل ْل َم ْرَأة َو
ْ ك َ ُتْن ِه ِكي فَ ِإ َّن َذل
داود
Adapun usia dianjurkannya berkhitan yaitu sejak usia dini, namun
menjadi wajib jika telah mencapai baligh sesuai dengan hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi :
DAFTAR PUSTAKA
Ni’am Sholeh, Asrorun. 2017. Hukum Dan Panduan Khitan Laki-Laki Dan Perempuan.
Jakarta: Erlangga.
Ni’mah, Ma’sumatun. 2019. Bersuci Sesuai Syari’at Islam. Klaten: Cempaka Putih.
Setiawan, Albi Anggito, Johan. 2018. Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak
Publisher).