Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal.

96-104)

Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Terhadap Skala


Nyeri Dismenore Primer Pada Mahasiswi Stikes Amanah di Padang

Vetty Priscillaa, Esi Afriyantia


a
Bagian Keperawatan Meternitas dan Anak, Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, Padang,
25163, Indonesia
b
Bagian Keperawatan Medikal Bedah – Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas, 25163, Indonesia
e-mail : vettypriscilla@gmail.com

Abstract
Puberty in girls is indicated by a menstruation. Each adolescent girls have a different experience of their
periods. Some girls get period without any complaints, but some of them accompanied with dysmenorrhea which
resulted in a sense of discomfort in the form of pain that can interfere their daily activities. According to AHCPR
(Agency for Health Care Policy and Research), pain management that can be performed by nurses are
nonpharmacological therapy, one of which is cutaneous stimulation, Slow-Stroke Back Massage. This study
aimed to investigate the direct effect of cutaneous stimulus: Slow-Stroke Back Massage on primary
dysmenorrhea pain scale. Design for this reasearc is a quasi experiment in one group (one group pre test- post
test design). Subjects in this study were 12 female nursing students of Stikes Amanah Padang who have met
criteria of the study. Subjects had been taught about technique of slow-stroke back message, and practice during
their period when dysmenorrhea felt for 1 week. Previously, pain experience during menstruation assessed using
a scale Numerical Rating Scales (NRS). Data were analyzed using paired t-test. This study showed that more
than half of female students (75%) were experienced a moderate level of dysmenorrhea pain with pain scale was
5.67 ± 1.56 before being given cutaneous stimulus slow-stroke back massage (pretest). After given the slow-
stroke back message (posttest), more than half (58.2%) experienced a mild level of pain dysmenorrhea with pain
scale was 4 ± 2.09. The cutaneous stimulus slow-stroke back message can reduce dysmenorrhea pain scale of
nursing students in STIKes Amanah Padang.

Keywords: Cutaneous Stimulus Slow-Stroke Back Message, Dysmenorrhea Pain, Nursing Students

Abstrak
Masa remaja pada remaja putri salah satunya ditandai dengan datangnya menstruasi. Menstruasi yang dialami
memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Sebagian remaja mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun
beberapa dari mereka disertai keluhan berupa dismenore yang mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa
nyeri yang pada akhirnya berdampak terhadap gangguan aktivitas remaja. Menurut AHCPR (Agency for Health
Care Policy and Research) penatalaksanaan nyeri yang dapat dilakukan perawat adalah terapi nonfarmakologi,
salah satunya adalah stimulasi kutaneus Slow-stroke Back Massage. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek
langsung pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Terhadap Skala Nyeri Dismenore Primer.
Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test – post test design).
Subjek dalam penelitian ini adalah 12 orang mahasiswi Stikes Amanah Padang yang telah memenuhi kriteria
penelitian. Subjek diajarkan teknik stimulus slow-stroke back message, dan mempraktekkannya selama haid
ketika rasa nyeri haid menyerang selama 1 minggu. Sebelumnya dikaji pengalaman nyeri menstruasi mahasiswi
sebelumnya dengan menggunakan skala Numerical Rating Scales (NRS). Data dianalisa dengan menggunakan
paired t–test. Sebelum diberikan stimulus kutaneus slow-stroke back message (pretest). Penelitian ini
memperlihatkan lebih dari separuh mahasiswi (75%) mahasiswi mengalami tingkat nyeri dismenore sedang
dengan skala nyeri 5,67 ± 1,56. Setelah diberikan stimulus slow-stroke back message (posttest) lebih dari
separuh (58,2 %) mahasiswi mengalami tingkat nyeri dismenore ringan dengan skala nyeri 4 ± 2,09. Kesimpulan

Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 96


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

dari penelitian ini adalah stimulus kutaneus slow-stroke back message dapat menurunkan skala nyeri dismenore
pada mahasiswi Stikes amanah Padang.

Kata kunci : Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Message, Nyeri Dismenore, Mahasiswa Keperawata

Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 97


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

PENDAHULUAN Dismenore terjadi karena


peningkatan prostaglandin (PG) F2-alfa
Masa remaja adalah masa transisi yang merupakan suatu siklooksigenase
dari masa kanak-kanak menuju masa (COX-2) yang mengakibatkan hipertonus
dewasa. Menurut Monks (2002) masa dan vasokonstriksi pada miometrium
remaja merupakan suatu fase sehingga terjadi iskemia dan nyeri haid.
perkembangan yang dinamis dalam Selain itu juga terdapat PGE2 alfa yang
kehidupan seseorang. Masa ini merupakan turut serta menyebabkan dismenore primer
periode transisi dari masa anak ke masa (Hillard, 2006). Dismenore yang sering
dewasa yang ditandai dengan percepatan terjadi pada remaja adalah dismenore
perkembangan fisik, mental, emosional, primer. Dismenore primer adalah suatu
dan sosial. Masa remaja ditandai dengan nyeri haid yang tidak terdapat hubungan
munculnya karakteristik seks primer. Hal dengan kelainan ginekologik
ini sangat dipengaruhi oleh mulai (Simanjuntak, 2008). Remaja putri akan
bekerjanya kelenjar reproduksi. Fase lebih sering merasakan sakit akibat
perkembangan ini ditandai dengan dismenore primer karena siklus hormonal
pengalaman mimpi basah pada remaja yang dialami belum begitu stabil, dan
putra dan mengalami menstruasi pada remaja putri belum sering mengalami
remaja putri (Chomaria, 2008). Menstruasi kontraksi uterus seperti wanita dewasa
adalah keluarnya darah dari rahim melalui muda. Dismenore primer ini akan sangat
vagina dan keluar dari tubuh seorang mengganggu konsentrasi dan aktivitas para
wanita setiap bulan selama masa usia subur remaja putri (Junizar, Sulianingsih &
(Faizah, 2000). Widya, 2001).
Keadaan yang sering ditakuti oleh Nyeri haid / dismenore merupakan
remaja putri pertama kali adalah ketidakseimbangan hormon progesteron
menstruasi pertama, atau dalam bahasa dalam darah sehingga mengakibatkan rasa
medis disebut dengan menarche. Kejadian nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut
ini menandakan seorang remaja putri telah berperan terjadinya dismenore pada
memasuki masa pubertas (Riyanto, 2001). beberapa wanita. Wanita yang pernah
Kejadian yang penting dalam pubertas mengalami dismenore sebanyak 90%.
adalah pertumbuhan badan yang cepat, Masalah ini setidaknya mengganggu 50%
timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, wanita masa reproduksi dan 60-85% pada
menarche, dan perubahan psikis usia remaja, yang mengakibatkan
(Sastrawinata, 2008). banyaknya absensi pada sekolah maupun
Wanita yang mengalami menstruasi kantor. Pada umumnya 50-60% wanita
memiliki pengalaman yang berbeda-beda. diantaranya memerlukan obat-obatan
Sebagian wanita mendapatkan menstruasi analgesik untuk mengatasi masalah
tanpa keluhan, namun beberapa dari dismenore ini (Anna, 2009).
mereka yang mendapatkan menstruasi Bentuk nyeri haid yang banyak
disertai keluhan berupa dismenore yang dialami oleh remaja adalah kekakuan atau
mengakibatkan rasa ketidaknyamanan kejang dibagian bawah perut. Rasanya
yang pada akhirnya berdampak terhadap sangat tidak menyenangkan sehingga
gangguan aktivitas. Dismenore merupakan menyebabkan mudah marah, gampang
nyeri perut bagian bawah yang terkadang tersinggung, mual, muntah, berat badan
rasa nyeri tersebut meluas hingga ke naik, perut kembung, punggung terasa
pinggang, punggung bagian bawah dan nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang,
paha (Baziad, 2003). lesu, dan depresi. Biasanya gejala ini

Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 98


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

datang sehari sebelum masa menstruasi vasokonstriksi pada miometrium sehingga


dan berlangsung selama 2 hari sampai terjadi iskemi. Dan juga terdapat PGE-2
berakhirnya masa menstruasi (Dianawati, yang turut serta menyebabkan dismenore
2003). primer. Dimana peningkatan level PGF-
Nyeri haid terjadi pada lebih dari 2alfa dan PGE-2 jelas akan meningkatkan
setengah wanita usia reproduksi dengan rasa nyeri pada saat menstruasi (Hillard,
prevalensi yang beragam. Hampir 2/3 2006).
remaja postmenarche di Amerika Serikat Ada beberapa cara untuk
mengalami nyeri haid dan lebih dari 10% meredakan gejala-gejala dismenore yaitu
dari mereka begitu menderita sehingga dengan cara farmakologi dan non
tidak bisa masuk sekolah, sehingga nyeri farmakologi. Pengobatan yang dapat
haid merupakan penyebab utama absensi dipakai adalah dengan menggunakan agen-
pada remaja wanita (Dito, 2008). Menurut agen anti inflamasi nonsteroid (NSAID)
penelitian, frekuensi dismenore cukup yang bekerja sebagai antiprostaglandin
tinggi hampir 90% wanita mengalami yang dapat meredakan nyeri. Obat
dismenore, 10 – 15% diantaranya farmakologi yang sering digunakan adalah
mengalami dismenore berat yang analgesik dan anti inflamasi seperti asam
menyebabkan mereka tidak mampu mefenamat, ibuprofen, dan lain-lain. Akan
melakukan kegiatan apapun dan ini tetapi penggunaan obat farmakologis
menurunkan kualitas hidupnya (Anna, menimbulkan efek samping seperti
2009). gangguan pada lambung dan penurunan
Menurut beberapa laporan pada darah (anemia).
internasional prevalensi dismenore sangat Pedoman AHCPR (Agency for
tinggi dan setidaknya 50 % remaja putri Health Care Policy and Research) untuk
mengalami dismenore sepanjang tahun penatalaksanaan nyeri menyebutkan bahwa
reproduktif. Studi epidemiologi di Swedia intervensi nonfarmakologis merupakan
juga melaporkan angka prevalensi nyeri intervensi yang cocok untuk pasien yang
menstruasi sebesar 80% remaja usia 19-21 tidak ingin menggunakan terapi obat dalam
tahun mengalami nyeri menstruasi, 15% mengatasi nyerinya dan pasien yang
membatasi aktivitas harian ketika merasa cemas karena masih merasakan
menstruasi dan membutuhkan obat-obatan nyeri setelah menggunakan terapi
penangkal nyeri, 8-10% tidak mengikuti farmakologi. Stimulasi kutaneus, distraksi,
atau masuk sekolah dan hampir 40% relaksasi, bimbingan antipasi, biofeedback
memerlukan pengobatan medis. Keadaan dan hipnosis adalah contoh intervensi
ini disisi pendidikan maupun finansial dan nonfarmakologis yang sering digunakan
kualitas hidup perempuan tidak baik dalam keperawatan dalam mengelola nyeri
(Widjanarko, 2007). Angka kejadian nyeri (Potter & Perry, 2005).
menstruasi primer di Indonesia mencapai Stimulus kutaneus: slow-stroke
54,89%, sedangkan sisanya adalah back massage adalah stimulasi kulit yang
penderita tipe sekunder, yang dilakukan untuk menurunkan intensitas
menyebabkan mereka tidak mampu nyeri sedang, bekerja dengan cara
melakukan kegiatan apapun dan ini akan mendorong pelepasan endorfin, sehingga
menurunkan kualitas hidup pada individu memblok transmisi stimulus nyeri. Cara
masing-masing (Proverawati & Misaroh, lainnya adalah dengan mengaktifkan
2009). transmisi serabut saraf sensori A-beta yang
Nyeri menstruasi terjadi karena lebih besar dan lebih cepat, sehingga
pelepasan prostaglandin (PG) F2-alfa, yang menurunkan transmisi nyeri melalui
merupakan suatu siklooksigenasi (COX) serabut C dan A-delta berdiameter kecil
yang dapat mengakibatkan hipertonus dan sekaligus menutup gerbang sinap untuk
Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 99
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

transmisi impuls nyeri. Teknik untuk masyarakat mulai dengan tingkat ekonomi
stimulasi kutaneus slow-stroke back atas hingga masyarakat ekonomi bawah.
massage dilakukan dengan metode Dengan kondisi seperti di atas,
mengusap kulit klien secara berlahan dan maka sebagai seorang perawat perlu
berirama selama ± 10 menit (Potter & mengetahui tentang tehnik stimulus
Perry, 2005). kutaneus slow-stroke back massage dan
Penggunaan stimulus kutaneus: efeknya yang dapat memberikan rasa
SSBM yang benar dapat mengurangi nyaman bagi penderita nyeri. Hal ini
persepsi nyeri dan membantu mengurangi berguna untuk membantu perawat
ketegangan otot yang dapat menurunkan meningkatkan pelayanannya dalam
intensitas nyeri, disamping itu juga dapat mengurangi rasa cemas dan nyeri yang
menimbulkan pelebaran pembuluh darah dirasakan oleh penderita nyeri, karena rasa
dan memperbaiki peredaran darah di dalam nyeri tersebut mengganggu aktivitas
jaringan tersebut. Dengan cara ini penderita untuk memenuhi kebutuhan
penyaluran zat asam dan bahan makanan hidup mereka sehari-hari.
ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari Beberapa penelitian juga telah
zat-zat yang tidak terpakai akan diperbaiki. mengidentifikasi pengaruh dari slow-
Jadi akan timbul proses pertukaran zat stroke back massage ini. Salah satunya
yang lebih baik. Aktifitas sel yang adalah penurunan kecemasan dan
meningkat akan mengurangi rasa nyeri dan intensitas nyeri bahu pada lansia yang
meningkatkan relaksasi fisik dan dirawat di rumah sakit dengan stroke serta
psikologis (Kusyati, 2006). perubahan positif pada denyut jantung dan
Tehnik ini sederhana dan mudah tekanan darah, yang mengindikasikan
dilakukan, sehingga setiap perawat dan relaksasi pada lansia (Mok E & Woo CP,
institusi kesehatan bisa menerapkannya 2004). Begitu juga hasil penelitian yang
untuk mengatasi masalah nyeri, khususnya dilakukan Medical Shoker (2008),
pada nyeri dismenore. Tindakan ini juga pemberian stimulus kutaneus: slow-stroke
memungkinkan perawat untuk memeriksa back massage berpengaruh terhadap
kondisi kulit pasien (Ester, 2005). intensitas nyeri osteoatritis pada lansia.
Keuntungan dari stimulus kutaneus slow- Namun belum ada penelitian yang khusus
stroke back massage (SSBM) adalah menerapakan teknik ini pada nyeri
tindakan ini dapat dilakukan di rumah, dismenore.
sehingga memungkinkan pasien dan Hasil survey pendahuluan bulan
keluarga melakukan upaya dalam Desember 2013 terhadap 254 orang
mengontrol nyeri (Potter & Perry, 2005). mahasiswi di Program Studi Ilmu
Stimulus kutaneus slow-stroke back Keperawatan Stikes Amanah Padang
massage dapat membantu kemandirian didapatkan jumlah mahasiswi yang
klien dan keluarga dalam mengelola nyeri, mengalami nyeri menstruasi sebanyak 98
khususnya bagi pasien yang sulit orang dengan 56 orang (57,14%) orang
mendapatkan fasilitas pelayanan medis mengalami nyeri ringan, 16 (16,32%)
atau pasien yang tidak ingin mengatasi orang nyeri sedang, dan 26 (26,53%) orang
nyeri dengan menggunakan terapi mengalami nyeri berat sehingga biasanya
farmakologis. Selain itu dalam pemberian mahasiswi-mahasiswi yang mengalami
stimulus kutaneus slow-stroke back dismenore sering minta izin pulang
massage (SSBM) menggunakan teknik dengan alasan mereka tidak sanggup
yang sederhana dan tidak perlu mengikuti kegiatan belajar mengajar.
menggunakan alat khusus yang Dampak dari absensi itu adalah mahasiswi
membutuhkan biaya yang besar sehingga itu sering mendapatkan tugas bahkan ada
stimulus ini dapat diberikan kepada yang tidak dapat mengikuti ujian UAS
Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 100
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

karena tidak lengkapnya kehadiran. Upaya HASIL


penanganan dismenore yang dilakukan
oleh sebagian mahasiswi adalah dengan Penelitian ini telah dilakukan di
istirahat atau tidur di kamar sambil Stikes Amanah pada mahasiswi Tingkat I
menekan bagian perut yang sakit dan dan II pada Bulan Juli sampai November
mengoleskan minyak kayu putih pada tahun 2014 dengan jumlah sampel
daerah nyeri, bahkan ada yang hanya sebanyak 12 mahasiswi. Dari kegiatan
menahan nyeri nya saja sambil menangis. pengambilan data didapatkan sebagai
Berdasarkan uraian diatas bahwa berikut;
banyak dan beratnya konsekuensi akibat Berdasarkan tingkatan nyeri, maka
dismenore ini pada mahasiswi maka dapat dilihat sebarannya sebagai berikut:
dibutuhkan terapi nonfarmakologis yang
dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri, Tabel 1. Berdasarkan tingkatan nyeri,
maka peneliti tertarik untuk meneliti secara maka dapat dilihat sebarannya sebagai
langsung tentang pengaruh Pengaruh berikut:
Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back
No. Tingkat Frekuensi Presentase
Massage Terhadap Skala Nyeri
Nyeri (n) (%)
Dismenore Primer Pada Mahasiswi
Keperawatan Stikes Amanah Padang. 1. Ringan 0 0
2. Sedang 9 75
METODE
3. Berat 3 25
Penelitian ini menggunakan Quasi TOTAL 12 100
Eksperimen dalam satu kelompok (one
group pre test – post test design). Subjek Pada tabel Dari tabel 1, dapat dilihat
dalam penelitian ini adalah 12 orang bahwa sebelum diberi perlakuan yaitu
mahasiswi Tk I dan II Stikes Amanah pijatan slow-stroke Back Message (pretest)
Padang yang memenuhi kriteria sebagai yaitu terdapat 9 orang (75 %) mahasiswi
berikut: Tidak mempunyai kontra indikasi Stikes Amanah Padang mengalami nyeri
utuk dilakukan istimulasi kutaneus: slow– sedang, dibandingkan yang nyeri berat.
stoke back massage seperti: fraktur tulang, Sedangkan yang menderita nyeri ringan
luka bakar/luka terbuka pada daerah tidak ada sama sekali.
punggung, daerah kemerahan pada daerah Nyeri adalah alasan utama seseorang
punggung, osteoporosis dan asam urat; untuk mencari bantuan perawatan
bersedia dilakukan stimulasi kutaneus : (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri bersifat
slow- stroke back massage; Intensitas subjektif, tidak ada dua individu yang
nyeri dismenore skala sedang dan berat; mengalami nyeri yang sama dan tidak ada
respoden yang mempunyai riwayat haid dua kejadian nyeri yang sama
teratur 1 bulan terakhir, tidak menghasilkan respon atau perasaan yang
mengkonsumsi obat pereda nyeri seperti identik pada seorang individu (Potter &
analgesic, tidak menderita suatu penyakit Perry, 2006). Nyeri haid (dismenore)
atau kelainan reproduksi. Subjek diajarkan merupakan nyeri yang diakibatkan karena
teknik stimulus slow-stroke back message, terjadi kontraksi otot rahim akibat
dan akan mempraktekkan selama haid peningkatan prostaglandin sehingga
ketika rasa nyeri haid menyerang selama 1 menyebabkan vasospasme dari arteriol
minggu tersebut. Data dianalisa dengan uterin yang menyebabkan terjadinya
menggunakan paired t–test. iskemia dan kram pada abdomen bagian
bawah yang akan merangsang rasa nyeri di
saat datang bulan (Robert dan David,
Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 101
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

2004). Dismenore yang sedemikian


hebatnya memaksa penderita untuk Tabel 2. Gambaran Tingkat Nyeri
istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau Dismenore Setelah diberikan Slow-stroke
cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa Back Massage Pada Mahasiswi Stikes
jam atau beberapa hari (Simanjuntak, Amanah Padang Tahun 2014
2008).
No. Tingkat Frekuensi Presentase
Berdasarkan hasil pengambilan data
Nyeri (n) (%)
menggunakan skala nyeri mankoski, dari
12 orang mahasiswi yang mengalami 1. Ringan 7 58,2
dismenore yaitu nyeri sedang dan berat. 2. Sedang 3 25,0
Melalui tingkatan dari skala nyeri
mankoski tersebut terdapat gangguan 3. Berat 2 16,7
terhadap aktivitas pada siswi dalam proses TOTAL 12 100,0
belajar yang membutuhkan konsentrasi,
tidur untuk beristirahat, serta aktivitas Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa
lainnya. Hasil penelitian ini juga sesuai setelah diberikan perlakuan (post-test),
dengan penelitian, Tangchai (2004), terdapat 7 orang (58,2 %) mahasiswi
dismenore menyebabkan gangguan stikes Amanah Padang mengalami nyeri
aktivitas sehari-hari dan harus absen dari ringan.
sekolah 1-7 hari setiap bulannya pada 15 %
responden berusia 15 – 17 tahun. Remaja Analisa Bivariat
dengan dismenore berat mendapat nilai Pada analisa bivariat ini menggunakan data
yang rendah (6,5 %), menurunya numerik untuk melihat perubahan nyeri
konsentrasi (87,1%) dan absen dari sekolah dismenore pada mahasiswi akibat
(80,6%). Dimana lebih dari 60% wanita pemberian Slow-stroke Back Massage
dismenore melaporkan bahwa konsentrasi
belajar mereka dipengaruhi oleh nyeri ini.

Tabel 3. Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow Stroke Back Massage Terhadap Skala Nyeri pada
mahasiswi Stikes Amanah Padang tahun 2014

Intensitas nyeri Std. 95% confidence interval T P


mean
deviasi Lower Upper
Pretest – post
1,67 1,44 0,75 2,58 4,02 0,002
test

Dari tabel 3 diatas, diketahui bahwa skala nyerinya. Hal ini juga diperkuat
setelah dilakukan uji paired t – test dengan uji paired t-test yang menunjukkan
dengan derajat kepercayaan sebesar 95% bahwa penurunan skala nyeri dismenore
didapatkan nilai p= 0,002 (p<0,05) yang pada mahasiswa bermakna, yang berarti
artinya secara statistik terdapat penurunan stimulus slow-stroke back message dapat
bermakna tingkat nyeri haid (dismenore ) menurunkan skala nyeri dismenore
setelah pemberian intervensi. mahasiswa stikes Amanah Padang.
Dari tabel 5 diatas menunjukkan Sesuai dengan Gate Control Theory
bahwa setelah diberikan perlakuan (post- bahwa Stimulus kutaneus dapat
test), terdapat 7 orang (58,2 %) mahasiswi menurunkan nyeri, bekerja dengan cara
stikes Amanah Padang mengalami nyeri mendorong pelepasan endorfin, sehingga
ringan, berarti telah terjadi penurunan dari memblok transmisi stimulus nyeri. Cara
Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 102
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

lainnya adalah dengan mengaktifkan pembuluh darah dan memperbaiki


transmisi serabut saraf sensori A-beta yaitu peredaran darah di dalam jaringan tersebut,
serat saraf bermielin yang besar sehingga meningkatkan relaksasi fisik dan
mengantarkan impuls ke sistem saraf pusat psikologis (Potter & Perry, 2005: Kusyati,
jauh lebih cepat dan lebih besar dari pada 2006).
serabut A delta atau serabut C yang, Beberapa penelitian telah
sehingga menurunkan transmisi nyeri membuktikan keefektifan stimulus ini pada
melalui serabut C dan A-delta berdiameter berbagai masalah kesehatan, seperti
kecil sekaligus menutup gerbang sinap penelitian yang dilakukan oleh Mok &
untuk transmisi impuls nyeri (Potter & Woo (2004) membuktikan adanya
Perry, 2005). pengaruh stimulasi kutaneus slow stroke
Sesuai dengan penelitian yang back massage terhadap penurunan
dilakukan oleh Richard (2011), pasien kecemasan dan intensitas nyeri bahu pada
yang menderita nyeri punggung yang lansia yang dirawat di rumah sakit dengan
mendapatkan massase dengan pijat akan stroke serta perubahan positif pada denyut
lebih sedikit menggunakan obat jantung dan tekan darah, yang
penghilang nyeri dan beraktivitas lebih mengindikasikan relaksasi pada lansia.
baik. Begitu juga dengan penelitan yang Penelitian Rowe & Alfred (1999), juga
dilakukan Mok E & Woo CP (2004), membuktikan bahwa adanya efektifitas
adanya penurunan kecemasan dan dari stimulus kutaneus slow stroke back
intensitas nyeri bahu pada lansia yang di massage pada lansia yang menderita
rawat di rumah sakit dengan stroke serta alzaimer dalam perilaku gelisah dengan
perubahan positif pada denyut jantung dan menggunakan scala rating perilaku gelisah
tekanan darah, yang mengindikasikan scoring guide.
relaksasi pada lansia yang diberikan Penanganan nyeri pada dismenore
stimulus kutaneus slow back stroke dapat dilakukan dengan terapi farmakologi
massage. dan terapi nonfarmakologi, tetapi terapi
Setelah dilakukan stimulasi farmakologi yang diberikan dalam jangka
kutaneus slow stoke back massage, 10 dari waktu lama akan berefek samping pada
12 mahasiswi mengalami penurunan skala gastrointestinal seperti pendarahan, ulkus
nyeri dan 2 mahasiswi lagi skala nyerinya lambung, diare dan retensi cairan.
tidak mengalami penurunan yaitu skala Sehingga diharapkan perawat dan
nyeri pretest dan posttest sama. mahasiswi dapat mengaplikasikan
Pada penelitian ini, setelah diberikan pemberian Stimulus kutaneus slow-stroke
stimulus kutaneus slow stroke back back massage untuk mengurangi intensitas
massage pada responden masih terdapat nyeri pada nyeri dismenore.
skala nyeri 9 dan skala 7. Individu
mengekspresikan nyeri berbeda-beda KESIMPULAN
tergantung pada faktor-faktor yang
mempegaruhi nyeri yaitu faktor psikologis, Penelitian ini menyimpulkan :
kognitif berintekrasi, dan faktor 1. Sebelum diberikan stimulus slow-
neurofisiologis disamping itu juga faktor stroke back message (pretest) lebih dari
pengalaman masa lalu terhadap nyeri, usia, separuh mahasiswi (75 %) mahasiswi
budaya, ansietas, makna nyeri dan gaya mengalami tingkat nyeri dismenore
koping (Potter & Perry, 2005). sedang.
Penggunaan stimulus kutaneus yang 2. Setelah diberikan stimulus slow-
benar dapat mengurangi persepsi nyeri dan stroke back message (posttest) lebih
membantu mengurangi ketegangan otot dari separuh (58,2 %) mahasiswi
yang dapat menurunkan nyeri, pelebaran
Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 103
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

mengalami tingkat nyeri dismenore Aesculapius Fakultas Kedokteran


ringan. Universitas
3. Stimulus slow-stroke back message Chattopadhyay I., Biswas K.,
dapat menurunkan skala nyeri Bandyopadhyay U. and Banerjee R.K.
dismenore pada mahasiswi Stikes (2004). Turmeric and curcumin: Biological
amanah Padang. actions and medicinal applications.
Saran yang dapat direkomendasikan Current Science. 87: 44-53.
adalah: Chomaria, N. (2008). Aku sudah gede.
1. Bagi responden agar dapat Jakarta : samudera
memanfaatkan stimulus slow-stroke Dianawati, Ajen. (2003). Pendidikan Seks
back message untuk mengurangi nyeri Seperti Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka.
menstruasi (dismenore) sebagai salah Ditto, Anurogo. (2008). Segala Sesuatu
satu cara non farmakologi yang aman Tentang Nyeri Haid. Diakses pada tanggal
dan mudah untuk didapatkan di rumah 12 November 2010 dari
dan juga dapat mendukung serta http://www.kabarindonesia.com/berita.php
memfasilitasi teman dan anggota ?
keluarga dalam memanfaatkan Ester, M. (2005). Pedoman perawat
stimulus slow-stroke back message pasien. Jakarta: EGC.
untuk mengurangi dismenore. Faizah, J. (2000). Pemberdayaan wanita
2. Bagi institusi pendidikan (sekolah) dalam bidang kesehatan. Yogyakarta:
agar dapat memberikan informasi Yayasan Essenia Medica.
kepada mahasiswi tentang Guyton A.C. and Hall J.E. (2007). Buku
pemanfaatan stimulus slow-stroke Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
back message sebagai salah satu Harel Z. (2006). Dysmenorrhea in
pengobatan secara nonfarmakologi adolescents and young adults: etiology and
dalam menurunkan nyeri menstruasi management. Journal Of Pediatric and
(dismenore), sehingga dapat Adolescent Gynecology. 19 (6), 363.
mengurangi pemakain obat analgesik Hillard P.A.J. (2006). Dysmenorrhea.
bagi mahasiswi yang mengalami Pediatrics in review. 27, 64-71.
dismenore. Holder A., Edmundson L.D., and Erogul
3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan M. (2009). Dysmenorrhea. Diakses pada
untuk dapat melakukan penelitian tanggal 22 September 2011 dari
tentang pengaruh stimulus slow-stroke http://emedicine.medscape.com/article/795
back message pada responden yang 677-overview
mengalami nyeri berat setiap bulannya Jhonson, dkk. (2005). Prosedur perawatan
di rumah pedoman untuk perawat. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA EGC.
Junizar G., Sulianingsih, and Widya K.D.
Anna. (2009). Nyeri Haid. Diakses pada (2001). Pengobatan Dismenore secara
tanggal 16 Februari 2011 dari Akupuntur. Cermin Dunia Kedokteran
http://forum.dudung.net/index.php?action= Kozier, Barbara: Glenora; audrey berman.
printpage;topic=14042.0 (2004). Fundamental nursing: concept and
Asmadi (2008). Konsep dasar nyeri. procedures (edition). USA: Prentice hall.
Diakses tanggal 20 September 2011 dari Kusyati. (2006). Keterampilan dan
http//:qittun.blogspot.com/2008/9/konsep- prosedur laboratorium keperawatan dasar.
dasar-nyeri.htm. Jakarta: EGC
Badziad, A. (2003). Endokrinologi dan Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R.,
ginekologi (edisi 2). Jakarta: Media Wardhani W.I. and Setiowulan W. (2005).

Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 104


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 13, No. 2, Oktober 2017, (Hal. 96-104)

Kapita Selekta Kedokteran. 3rd ed. Vol 1. Widjanarko, Bambang. (2006). Tinjauan
Jakarta: Media Aesculapius. Terapi pada Nyeri Haid Primer. Jakarta:
Mok E & Woo CP. (2004). The effects of Majalah Kedokteran Damianus, Vol 5.
slow-stroke back massage on anxiety and
shoulder pain in elderly stroke patien,
http://www.sciencedirect.com/science,
diakses 30 September 2011.
Poter, P. A., & Perry, A. G. (2006).
Fundamental keperawatan (edisi 4).
Jakarta: EGC.
Prabowo R.P. (2008). Endometriosis. In:
Winkjosastro H., Saifuddin A.B.,
Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. 2nd ed.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Priharjo. (1999). Perawatan nyeri:
pemenuhan aktivitas istirahat pasien.
Jakarta: EGC
Richard, Deyo. (2011). Pijat bagus untuk
mengobati nyeri punggung. Diakses
tanggal 20 Desember 2011 dari
http://www.detik,health.htm
Riyanto. (2001). Nyeri Haid pada Remaja.
Diakes pada tanggal 21 September 2011
dari
http://www.yastroki.or.id/read.php?id=190

Robert & David. (2004). Apa yang ingin


diketahui remaja tentang seks. Jakarta :
Bumi Aksara.
Sastrawinata S. (2008). Gangguan pada
Masa Bayi, Kanak-kanak, Pubertas,
Klimakterium, dan Senium. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Simanjuntak, P. (2008). Gangguan Haid
dan Siklusnya. In: Winkjosastro H.,
Saifuddin A.B., Rachimhadhi T. Ilmu
Kandungan. 2nd ed. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Smeltzer & Bare. (2001). Buku ajar
keperawatan medikal bedah (Edisi 8, vol
I). Jakarta: ECG.
Smith, R.P. (2003). Dysmenorrhea:
Etiology, Diagnosis, and Therapy. Diakses
pada tanggal 21 September 2011 dari
http://www.omenshealthapta.org/csm2003/
4654.pdf.

Vetty Priscilla, dkk., Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke .... 105

You might also like