Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Available online : https://doi.org/10.32665/james.v5i1.

376

Journal of Mathematics Education


and Science
Copyright (c) Journal of Mathematics Education and Science
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

p-ISSN: 2621-1203 VOL. 5 NO. 1 (2022) : 63-72 e-ISSN: 2621-1211

ANALISIS LITERASI MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI


ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN GAYA BELAJAR

Agustina Kore1, Sonya Fanny Tauran2


Corresponding author : Agustina Kore
Universitas Advent Indonesia, koreagustina01@gmail.com1
Universitas Advent Indonesia, sonya.tauran@unai.edu2
Received : 21 Maret 2022, Revised : 14 April 2022, Accepted : 18 April 2022

Abstract
This study aims to determine how the Mathematical Literacy Ability (KLM) of students on Social
Arithmetic material based on the KLM category and learning style. This research is a qualitative descriptive study.
They collected data using a questionnaire to determine student learning styles and mathematical literacy ability
test questions. Data analysis techniques include the stages of data reduction, data presentation, and conclusion
drawing. The results showed that: 1) the average score of students for the high KLM category was 91.4%, moderate
KLM was 55.0%, low KLM was 35.1%; 2) the average score of KLM of students with auditory learning style is
60.8%, KLM of students with kinesthetic learning style is 60.2%, and KLM of students with group learning style
is 60.6%; 3) students with high auditory learning style and KLM can answer questions number 1, 2, 3, 4, and 6
correctly. Students with a high kinesthetic learning style and KLM can correctly answer questions 1 and 6. Students
with group learning styles at high KLM can correctly answer questions 1, 3, 5, and 6.

Keywords : Mathematical Literacy, Learning Style, Social Arithmetic

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kemampuan Literasi Matematika (KLM) siswa
pada materi Aritmatika Sosial berdasarkan kategori KLM dan gaya belajar. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Pengumpulan data mengunakan angket untuk mengetahui gaya belajar siswa, dan soal tes
kemampuan literasi matematika. Teknik analis data meliputi tahapan pengurangan data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) skor rata-rata siswa untuk kategori KLM tinggi
sebesar 91,4 %, KLM sedang sebesar 55,0 %, KLM rendah sebesar 35,1 %; 2) skor rata-rata KLM siswa dengan
gaya belajar auditori sebesar 60,8%, KLM siswa dengan gaya belajar kinestetik sebesar 60,2%, dan KLM siswa
dengan gaya belajar kelompok sebesar 60,6%. Siswa dengan gaya belajar auditori dan KLM tinggi dapat
menjawab soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 6 dengan tepat. Siswa dengan gaya belajar kinestetik dan KLM tinggi dapat
menjawab soal nomor 1 dan 6 dengan tepat. Siswa dengan gaya belajar kelompok pada KLM tinggi dapat
menjawab soal nomor 1, 3, 5, dan 6 dengan tepat.

Kata kunci: Literasi Matematika, Gaya Belajar, Aritmatika Sosial

1. Pendahuluan mengelolah, menyelesaikan masalah dan bisa


Literasi adalah salah satu hal yang penting mengkomunikasikan ilmu pengetahuan yang
bagi seseorang dalam menjalani kehidupan, dimiliki [1]. Oleh karena itu literasi sangat
apalagi di zaman yang semakin maju sangat dibutuhkan dalam bidang pendidikan demi
diperlukan pengetahuan tentang literasi. kelancaran pembelajaran sehingga bisa
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam menghasilkan manusia yang unggul dan
menjalani kehidupan sehari hari dalam maju.
masyarakat di mana mampu untuk menerima,
63
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Salah satu jenis literasi adalah literasi matematika siswa. Upaya yang dilakukan
matematika. Tiga kata kunci yang ada dalam dapat melalui penerapan model atau strategi
literasi matematika adalah merumuskan, pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya
menerapkan, dan menafsirkan. Menurut belajar siswa.
pendapat Annisa, dkk [2] literasi matematika Gaya belajar yang dimiliki setiap siswa itu
merupakan kemampuan seseorang dalam berbeda-beda, ada siswa yang lebih cepat
merumuskan, menerapkan, menafsirkan mengerti pelajaran dengan berdiskusi, ada
matematika meliputi konsep, prosedur, fakta siswa dengan menulis, membaca dan
dan angka dalam kehidupan sehari-hari. sebagainya. Menurut Saija [6] gaya belajar
Indrawati [3] menuliskan bahwa literasi adalah tindakan seorang siswa dalam
matematika adalah kemampuan untuk kognitif, afektif, dan psikologikal agar
merumuskan, menerapkan dan menafsirkan mendapat hasil pembelajaran yang lebih baik.
matematika dalam berbagai konteks, Gaya belajar adalah metode belajar yang
termasuk penerapan konsep matematika, dilakukan sesuai dengan kesukaan setiap
prosedur, fakta, alat, dan menghubungkannya siswa yang berbeda-beda, sebab setiap siswa
dengan kehidupan sehari-hari. Maka dari itu memiliki keunikan tersendiri dan tidak sama
seorang siswa sangat perlu untuk bisa [7] . Hal penting bagi siswa untuk mengetahui
mempunyai kemampuan literasi matematika dan menemukan gaya belajar yang tepat bagi
agar dapat memahami, mengelola konsep dirinya agar lebih mudah untuk memahami
matematika yang diketahui, menemukan dan mengguasai suatu materi yang dipelajari.
penyelesaian dari masalah, serta mampu Seorang guru perlu untuk mengetahui gaya
menerangkan jawaban dari penyelesaian belajar dari siswanya agar lebih mudah
tersebut. mengatur strategi dalam mengajar, sehingga
Literasi matematika siswa di Indonesia siswa bisa mendapat hasil belajar yang
masih berada pada kategori rendah. Hal ini maksimal.
terbukti dari penelitian yang dilaporkan oleh Gaya belajar mempunyai beberapa jenis
Programme for International Student yang sudah ditetapkan. Ada 6 jenis gaya
Assessment (PISA). PISA adalah kegiatan belajar yang telah dikelompokkan oleh Reid
untuk mengukur prestasi dalam bidang [8] adalah (1) Auditori: siswa yang memiliki
kemampuan sains, matematika, dan membaca gaya belajar auditori lebih efektif
pada anak yang berumur 15 tahun setiap tiga menggunakan indera pendengaran, dan tidak
tahun sekali. Indonesia terlibat mengikuti terlalu menyukai membaca, (2) Kinestetik:
PISA sejak Tahun 2000 dengan mendapat siswa dengan gaya belajar ini lebih efektif
hasil dari kemampuan literasi matematika dengan adanya gerakan tubuh secara
dengan nilai rata-rata 367 dengan peringkat menyeluruh, (3) Kelompok: siswa dengan
39 dari 41 peserta. Tahun 2003 hasil PISA gaya belajar kelompok lebih efektif belajar
untuk negara Indonesia dengan nilai rata-rata saat bersama dengan siswa yang lain, (4)
360 dengan peringkat 38 dari 40 peserta. Visual: siswa dengan gaya belajar visual lebih
Selanjutnya di tahun 2006, 2009, 2012, 2015, efektif menggunakan indera penglihatan, (5)
2018 [4]. Data dari survey PISA 2018 Taktil: siswa dengan gaya belajar taktil lebih
Indonesia mendapat nilai rata-rata 379 yang efektif dengan tangannya atau hands on, (6)
berada di bawah skor rata-rata OECD yaitu Individual: siswa dengan gaya belajar
489 sehingga menempatkan Indonesia individual lebih efektif belajar sendirian.
dengan peringkat 73 dari 79 peserta [5]. Hasil penelitian dari Syawahid &
Indonesia masih berada pada peringkat Putrawangsa [9] menunjukkan bahwa
rendah yang tidak jauh berbeda dengan tahun- kemampuan literasi matematika siswa yang
tahun sebelumnya. Nilai yang masih rendah ditinjau dari gaya belajar Auditoria dan
pada literasi matematika disebabkan karena Kinestetik berada di level 4, dan gaya belajar
siswa Indonesia yang masih sulit visual berada pada level 3, sedangkan
menyelesaikan soal literasi matematika. penelitian Edimuslim, dkk [10] menunjukkan
Kenyataan ini memerlukan upaya untuk bahwa siswa pada gaya belajar visual
meningkatkan kemampuan literasi kesulitan dalam menyatakan masalah
64
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
kedalam bentuk matematika, siswa dengan Literasi Matematika (KLM) siswa
gaya belajar Auditori belum mampu dalam berdasarkan kategori KLM, dan gaya belajar.
penggunaan bahasa dan simbol, sedangkan
siswa pada gaya belajar kinestetik belum 2. Metode
mampu memenuhi indikator komunikasi, Penelitian ini dilakukan menggunakan
matematisasi, strategi pemecahan masalah. pendekatan deskriptif kualitatif yang
Penelitian dari Ahyansyah [11] menemukan bertujuan untuk mendeskripsikan
bahwa siswa dengan gaya belajar visual dan kemampuan literasi matematika siswa SMP
kinestetik mempunyai kemampuan literasi pada materi aritmatika sosial berdasarkan
matematika dengan kategori yang rendah, gaya belajar. Instrumen penelitian yang
sedangkan siswa pada gaya belajar auditori digunakan dalam penelitian ini adalah angket
dengan kategori sedang. gaya belajar, dan tes kemampuan literasi
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian matematika. Angket dari penelitian ini
yang sudah dilakukan oleh peneliti diambil dari angket gaya belajar yang
sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk dikembangkan oleh Reid yang terdiri dari 30
menganalisis literasi matematika siswa SMP pertanyaan, setiap gaya belajar mempunyai 5
berdasarkan gaya belajar siswa pada materi pertanyaan yang mengarah pada gaya belajar
aritmatika sosial. Peneliti melakukan tersebut dengan nilai dari 1 sampai 5. Gaya
peenelitian di SMP, karena masih terdapat belajar tertentu disebut dominan pada seorang
fakta bahwa kemampuan literasi matematika siswa, jika setelah total nilai kelima
siswa SMP masih rendah.ini, pernyataan pada masing-masing gaya belajar
Menurut Putri Eka Indah Nuurjannah, dkk dikalikan dua, hasilnya ada dalam interval 40-
[12] kemampuan literasi matematika di SMP 50. Dari 51 siswa terdapat 27 siswa yang
masih rendah karena siswa belum terbiasa memiliki gaya belajar yang dominan. Subjek
dalam mengerjakan soal dalam bentuk dari penelitian ini adalah 27 siswa yang
kontekstual yang sangat membutuhkan terdiri dari 7 siswa dengan gaa belajar
penalaran yang logis dan solutif. Menurut auditori, 9 siswa dengan gaya belajar
Risma Masfufah dan Ekasatya Aldila kinestetik, dan 11 siswa dengan gaya belajar
Afriansyah [13] kemampuan literasi kelompok. Tes kemampuan literasi
matematika di SMP masih rendah dalam matematika yang terdiri dari 6 soal diberikan
menjawab soal jenis PISA, sehingga sangat kepada siswa dengan gaya belajar yang
perlu untuk membiasakan siswa untuk dominan. Teknik analisis data dalam
diberikan soal dengan jenis PISA. penelitian ini meliputi tahap pengurangan
Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII data, tahap penyajian data, dan penarikan
SMP Advent di Bandung, Jawa Barat karena kesimpulan.
ingin mengetahui kemampuan literasi Kemampuan literasi matematika
matematika berdasarkan gaya belajar siswa, mempunyai indikator,yaitu: (1) Merumuskan
karena mereka sudah mempelajari materi situasi secara matematis, (2) Menerapkan
aritmatika sosial. Peneliti menggunakan konsep matematika, fakta, prosedur, dan
pokok bahasan aritmatika sosial, karena penalaran, (3) Menafsirkan hasil
materi ini berkaitan berhubungan dengan penyelesaian. Menurut Warni [14] Kriteria
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa pengelompokkan siswa berdasarkan kategori
diharapkan memiliki kemampuan literasi kemampuan literasi matematika pada Tabel 1
yaitu: kemampuan untuk merumuskan, sebagai berikut:
menerapkan dan menafsirkan matematika
dalam berbagai konteks, termasuk penerapan Tabel 1. Kriteria Pengelompokan Siswa
konsep matematika, prosedur, fakta, alat, dan Interval Skor Kriteria
Skor ≥ mean + SD Tinggi
menghubungkannya dengan kehidupan Mean – SD ≤ skor < mean + SD Sedang
sehari-hari. Jadi kemampuan literasi Skor < mean – SD Rendah
matematika berkaitan dengan pokok bahasan
aritmatika sosial. Tujuan dari penelitian ini 3. Pembahasan
untuk mengetahui bagaimana Kemampuan
65
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Berdasarkan analisis data yang telah prosedur, penalaran dan menafsirkan hasil
dilakukan oleh peneliti , gaya belajar yang penyelesaian.
dominan adalah gaya belajar auditori, Skor rata-rata KLM siswa dengan gaya
kinestetik, dan kelompok. Data KLM siswa belajar kinestetik sebesar 60,2% memberikan
dengan Skor Maksimum Ideal (SMI)=150 gambaran bahwa 1) siswa kinestetik dengan
berdasarkan gaya belajar dan kategori KLM KLM tinggi mampu merumuskan masalah
ditunjukkan pada Tabel 2. secara matematis dengan tepat, namun kurang
tepat dalam menerapkan konsep, fakta,
Tabel 2. Deskripsi KLM Siswa Berdasarkan Gaya prosedur, penalaran, dan menafsirkan hasil
Belajar penyelesaian, 2) siswa kinestetik dengan
Gaya Kategori KLM
Belajar Tinggi Sedang Rendah (%) KLM sedang kurang tepat merumuskan
N 𝑥̅ N 𝑥̅ N 𝑥̅ N masalah secara matematis, dan menerapkan
Auditori 1 139 5 76,8 1 58 7 60,8
Kinestetik 2 133,5 5 89,4 2 48 9 60,2 konsep, fakta, prosedur, penalaran, belum
Kelompok 1 139 8 81,5 2 52 11 60,6 mampu menafsirkan hasil penyelesaian, 3)
KLM (%) 91,4 55,0 35,1
siswa kinestetik dengan KLM rendah belum
mampu merumuskan masalah secara
Berdasarkan Tabel 2, skor rata-rata kelompok
matematis, kurang tepat menerapkan konsep,
siswa dengan KLM tinggi sebesar 91,4%
fakta, prosedur, penalaran dan belum mampu
memberikan gambaran bahwa semua siswa
menafsirkan hasil penyelesaian.
mampu merumuskan situasi secara
Skor rata-rata KLM siswa dengan gaya
matematis dengan tepat, namun ada siswa
belajar kelompok sebesar 60,6% memberikan
yang kurang tepat dalam menerapkan
gambaran bahwa 1) siswa kelompok dengan
konsep, fakta, prosedur, penalaran, dan
KLM tinggi mampu merumuskan masalah
menafsirkan hasil penyelesaian. Skor rata-
secara matematis dengan tepat, namun kurang
rata kelompok siswa dengan KLM sedang
tepat dalam menerapkan konsep, fakta,
sebesar 55,0% memberikan gambaran bahwa
prosedur, penalaran, dan menafsirkan hasil
hampir semua siswa kurang tepat dalam
penyelesaian, 2) siswa kelompok KLM
merumuskan situasi secara matematis,
sedang belum mampu merumuskan masalah
menerapkan konsep, fakta, prosedur,
secara matematis, ada siswa kurang tepat
penalaran, tetapi belum mampu menafsirkan
dalam menerapkan konsep, fakta, prosedur,
hasil penyelesaian. Skor rata-rata kelompok
penalaran, dan belum mampu menafsirkan
siswa dengan KLM rendah sebesar 35,1%
hasil penyelesaian, 3) siswa kelompok dengan
memberikan gambaran bahwa hampir semua
KLM rendah belum mampu merumuskan
siswa belum mampu merumuskan situasi
masalah secara matematis, kurang tepat
secara matematis, kurang tepat menerapkan
menerapkan konsep, fakta, prosedur
konsep matematika, fakta, prosedur,
penalaran, dan belum mampu menafsirkan
penalaran, dan juga belum mampu
hasil penyelesaian.
menafsirkan hasil penyelesaian.
Deskripsi KLM untuk masing-masing soal
Skor rata-rata KLM siswa dengan gaya
dengan SMI = 25 berdasarkan gaya belajar
belajar auditori sebesar 60,8% memberikan
ditunjukkan pada Tabel 3 - 8.
gambaran bahwa 1) siswa auditori dengan
KLM tinggi mampu merumuskan masalah Tabel 3. Deskripsi KLM siswa untuk soal nomor 1
secara matematis dengan tepat, namun kurang Gaya Kategori
Skor
tepat dalam menerapkan konsep, fakta, N Rata- Deskripsi
Belajar KLM
rata
prosedur, penalaran, dan menafsirkan hasil Audi- Tinggi 1 25 Mampu merumuskan
penyelesaian, 2) siswa auditori dengan KLM tori situasi secara matematis,
menerapkan konsep,
sedang belum mampu merumuskan masalah fakta, prosedur, penalaran
secara matematis, ada siswa kurang tepat dan menafsirkan hasil
penyelesaian.
dalam menerapkan konsep, fakta, prosedur, Sedang 5 14,2 Kurang tepat merumuskan
penalaran, dan menafsirkan hasil situasi secara matematis.
Mampu menerapkan
penyelesaian, 3) siswa auditori dengan KLM konsep matematika, fakta,
rendah belum mampu merumuskan masalah prosedur, dan penalaran.

secara matematis, menerapkan konsep, fakta,


66
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Belum mampu dan KLM rendah mampu menjawab namun
menafsirkan hasil
penyelesaian. kurang tepat.
Rendah 1 14 Kurang tepat merumuskan
situasi secara matematis.
Mampu menerapkan Tabel 4. Deskripsi KLM siswa untuk soal nomor 2
konsep matematika, fakta, Skor
Gaya Kategori
prosedur, dan penalaran. N Rata- Deskripsi
Belajar KLM
Belum mampu rata
menafsirkan hasil Auditori Tinggi 1 25 mampu merumuskan
penyelesaian. situasi secara
Kines- Tinggi 2 25 Mampu merumuskan matematis,
tetik situasi secara matematis, menerapkan
menerapkan konsep, fakta, konsep, fakta,
prosedur, penalaran dan prosedur penalaran
menafsirkan hasil dan menafsirkan hasil
penyelesaian. penyelesaian.
Sedang 5 18,2 Kurang tepat merumuskan Sedang 5 13,2 Kurang tepat
situasi secara matematis, merumuskan situasi
dan menerapkan konsep secara matematis, dan
matematika, fakta, menerapkan konsep
prosedur, dan penalaran . matematika, fakta,
Belum mampu prosedur, penalaran .
menafsirkan hasil Belum mampu
penyelesaian. menafsirkan hasil
Rendah 2 10,5 Kurang tepat merumuskan penyelesaian.
situasi secara matematis. Rendah 1 6 Belum mampu
Mampu menerapkan merumuskan situasi
konsep matematika, fakta, secara matematis,
prosedur, dan penalaran . Kurang tepat
Belum mampu menerapkan konsep,
menafsirkan hasil fakta, prosedur
penyelesaian. penalaran.
Kelom- Tinggi 1 25 Mampu merumuskan Belum mampu
pok situasi secara matematis, menafsirkan hasil
menerapkan konsep, fakta, penyelesaian.
prosedur penalaran, dan Kinestetik Tinggi 2 22 mampu merumuskan
menafsirkan hasil situasi secara
penyelesaian. matematis.
Sedang 8 15,9 Kurang tepat merumuskan Kurang tepat
situasi secara matematis. menerapkan konsep,
Mampu menerapkan fakta, prosedur
konsep matematika, fakta, penalaran dan
prosedur, dan penalaran . menafsirkan hasil
Belum mampu penyelesaian.
menafsirkan hasil Sedang 5 15,2 Kurang tepat
penyelesaian. merumuskan situasi
Rendah 2 14 Kurang tepat merumuskan secara matematis.
situasi secara matematis. Kurang tepat
Mampu menerapkan menerapkan konsep,
konsep matematika, fakta, fakta, prosedur
prosedur, penalaran . penalaran
Belum mampu Belum mampu
menafsirkan hasil menafsirkan hasil
penyelesaian. penyelesaian.
Rendah 2 12 Kurang tepat
merumuskan situasi
Berdasarkan Tabel 3, siswa auditori secara matematis.
Kurang tepat
dengan KLM tinggi mampu menjawab soal menerapkan konsep,
nomor 1 dengan tepat, siswa auditori KLM fakta, prosedur
penalaran
sedang,dan rendah mampu menjawab soal Belum mampu, dan
namun kurang tepat. Siswa kinestetik dengan menafsirkan hasil
penyelesaian.
KLM tinggi mampu menjawab soal nomor 1 Kelompok Tinggi 1 19 Mampu merumuskan
dengan tepat. Siswa kinestetik KLM sedang situasi secara
matematis
dan rendah mampu menjawab soal namum Kurang tepat
kurang tepat. Siswa dengan gaya belajar menerapkan konsep,
fakta, prosedur
kelompok dan KLM tinggi mampu penalaran dan
menjawab soal nomor 1 dengan tepat. Siswa menafsirkan hasil
penyelesaian.
dengan gaya belajar kelompok dan KLM Sedang 8 13,5 Kurang tepat
sedang mampu menjawab soal namun kurang merumuskan situasi
secara matematis.
tepat. Siswa dengan gaya belajar kelompok
67
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Kurang tepat Belum mampu
menerapkan konsep, menafsirkan hasil
fakta, prosedur penyelesaian .
penalaran Kinestetik Tinggi 2 23,5 Kurang tepat
Belum mampu, dan merumuskan situasi
menafsirkan hasil secara matematis.
penyelesaian. Mampu menerapkan
Rendah 2 7,5 Belum mampu konsep, fakta, prosedur
merumuskan situasi penalaran.
secara matematis. Mampu menafsirkan
Kurang tepat hasil penyelesaian .
menerapkan konsep, Sedang 5 13 Kurang tepat
fakta, prosedur merumuskan situasi
penalaran. secara matematis.
Belum mampu, dan Kurang tepat
menafsirkan hasil menerapkan konsep,
penyelesaian. fakta, prosedur
penalaran
Belum mampu
Berdasarkan Tabel 4, siswa auditori menafsirkan hasil
dengan KLM tinggi mampu menjawab soal penyelesaian dan juga
menafsirkan hasil
nomor 2 dengan tepat, siswa auditori KLM penyelesaian.
sedang mampu menjawab soal namun kurang Rendah 2 7,5 Belum mampu
merumuskan situasi
tepat, siswa gaya belajar rendah belum secara matematis.
mampu menjawab soal. Siswa kinestetik Kurang tepat
menerapkan konsep,
dengan KLM tinggi mampu menjawab soal fakta, prosedur
nomor 2 namun kurang tepat. Siswa penalaran.
Belum mampu
kinestetik dengan KLM sedang dan rendah menafsirkan hasil
mampu menjawab soal namun kurang tepat. penyelesaian
Kelompok Tinggi 1 25 mampu merumuskan
Siswa dengan gaya belajar kelompok dan situasi secara matematis,
KLM tinggi menjawab soal nomor 2 namun menerapkan konsep,
fakta, prosedur
kurang tepat. Siswa dengan gaya belajar penalaran dan
kelompok dan KLM sedang menjawab soal menafsirkan hasil
penyelesaian.
namun kurang tepat. Siswa dengan gaya Sedang 8 12,3 Kurang tepat
belajar kelompok dan KLM rendah belum merumuskan situasi
secara matematis.
mampu menjawab soal. Kurang tepat
menerapkan konsep,
fakta, prosedur
Tabel 5. Deskripsi KLM siswa untuk soal nomor 3 penalaran
Gaya Kategori N Skor Deskripsi Belum mampu
Belajar KLM Rata- menafsirkan hasil
rata penyelesaian dan juga
Auditori Tinggi 1 25 mampu merumuskan menafsirkan hasil
situasi secara matematis, penyelesaian.
menerapkan konsep, Rendah 2 7,5 Belum mampu
fakta, prosedur merumuskan situasi
penalaran dan secara matematis.
menafsirkan hasil Kurang tepat
penyelesaian menerapkan konsep,
Sedang 5 12,8 Kurang tepat fakta, prosedur
merumuskan situasi penalaran.
secara matematis. Belum mampu
Kurang tepat menafsirkan hasil
menerapkan konsep, penyelesaian.
fakta, prosedur
penalaran
Belum mampu Berdasarkan Tabel 5, siswa auditori
menafsirkan hasil
penyelesaian dan juga dengan KLM tinggi mampu menjawab soal
menafsirkan hasil nomor 3 dengan tepat, siswa auditori dengan
penyelesaian.
Rendah 1 6 Belum mampu KLM sedang menjawab soal namun kurang
merumuskan situasi tepat, dan siswa auditori dengan KLM rendah
secara matematis.
Kurang tepat belum mampu menjawab soal. Siswa
menerapkan konsep, kinestetik dengan KLM tinggi menjawab soal
fakta, prosedur
penalaran. nomor 3 namun kurang tepat. Siswa
kinestetik dengan KLM sedang menjawab

68
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
soal namun kurang tepat. Siswa kinestetik fakta, prosedur
penalaran.
dengan KLM rendah belum mampu Kurang tepat
menjawab soal. Siswa dengan gaya belajar menafsirkan hasil
penyelesaian.
kelompok dan KLM tinggi mampu menjawab Sedang 8 8,2 Kurang tepat
soal nomor 3 dengan tepat. Siswa dengan merumuskan situasi
secara matematis,
gaya belajar kelompok dan KLM sedang Kurang tepat
menjawab soal namun kurang tepat. Siswa menerapkan konsep,
fakta, prosedur
dengan gaya belajar kelompok dan KLM penalaran.
rendah belum mampu menjawab soal. Belum mampu
menafsirkan hasil
penyelesaian.
Tabel 6. Deskripsi KLM siswa untuk soal nomor 4 Rendah 2 4 Belum mampu
Skor merumuskan situasi
Gaya Kategori secara
N Rata- Deskripsi
Belajar KLM matematika,menerapkan
rata
Auditori Tinggi 1 25 mampu merumuskan konsep, fakta, prosedur
situasi secara matematis, penalaran dan
menerapkan konsep, menafsirkan hasil
fakta, prosedur penyelesaian.
penalaran dan
menafsirkan hasil
penyelesaian. Berdasarkan Tabel 6, siswa auditori
Sedang 5 10,6 Belum mampu dengan KLM tinggi mampu menjawab soal
merumuskan situasi
secara matematis. nomor 4 dengan tepat, siswa auditori dengan
Kurang tepat KLM sedang menjawab soal namun kurang
menerapkan konsep,
fakta, prosedur tepat, dan siswa auditori dengan KLM rendah
penalaran belum mampu menjawab soal. Siswa
Kurang tepat
menafsirkan hasil kinestetik dengan KLM tinggi menjawab soal
penyelesaian dan juga nomor 4 namun kurang tepat. Siswa
menafsirkan hasil
penyelesaian. kinestetik dengan KLM sedang menjawab
Rendah 1 4 Belum mampu soal namun kurang tepat. Siswa kinestetik
merumuskan situasi
secara matematis dengan KLM rendah belum mampu
,menerapkan konsep, menjawab soal. Siswa dengan gaya belajar
fakta, prosedur
penalaran dan kelompok dan KLM tinggi menjawab soal
menafsirkan hasil nomor 4 namun kurang tepat, siswa dengan
penyelesaian
Kinestetik Tinggi 2 21 Kurang tepat gaya belajar kelompok dan KLM sedang
merumuskan situasi menjawab soal namun kurang tepat. Siswa
secara matematis.
Mampu menerapkan dengan gaya belajar kelompok dan KLM
konsep, fakta, prosedur rendah belum mampu menjawab soal
penalaran.
Kurang tepat
menafsirkan hasil Tabel 7. Deskripsi KLM siswa untuk soal nomor 5
penyelesaian dan juga Skor
Gaya Kategori
menafsirkan hasil N Rata- Deskripsi
Belajar KLM
penyelesaian. rata
Sedang 5 11,2 Kurang tepat Auditori Tinggi 1 14 mampu merumuskan
merumuskan situasi situasi secara matematis.
secara matematis, Kurang tepat
menerapkan konsep, menerapkan konsep,
fakta, prosedur fakta, prosedur
penalaran dan penalaran.
menafsirkan hasil Kurang tepat
penyelesaian menafsirkan hasil
Rendah 2 4 Belum mampu penyelesaian dan juga
merumuskan situasi menafsirkan hasil
secara matematis, penyelesaian.
menerapkan konsep, Sedang 5 13,4 Kurang tepat
fakta, prosedur merumuskan situasi
penalaran dan secara matematis.
menafsirkan hasil Kurang tepat
penyelesaian. menerapkan konsep,
Kelompok Tinggi 1 20 mampu merumuskan fakta, prosedur
situasi secara matematis, penalaran.
Kurang tepat Belum mampu
menerapkan konsep, menafsirkan hasil
penyelesaian.
69
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Rendah 1 14 Kurang tepat Siswa kinestetik dengan KLM sedang mampu
merumuskan situasi
secara matematis. menjawab soal namun kurang tepat. Siswa
Mampu menerapkan kinestetik dengan KLM rendah belum mampu
konsep, fakta, prosedur.
Dan penalaran. menjawab soal. Siswa dengan gaya belajar
Belum mampu kelompok dan KLM tinggi mampu menjawab
menafsirkan hasil
penyelesaian soal nomor 5 dengan tepat, siswa dengan gaya
Kinestetik Tinggi 2 17 Mampu merumuskan belajar kelompok dan KLM sedang
situasi secara matematis.
Kurang tepat menjawab soal namun kurang tepat. Siswa
menerapkan konsep, dengan gaya belajar kelompok dan KLM
fakta, prosedur, dan
penalaran. Kurang tepat rendah menjawab soal kurang tepat.
menafsirkan hasil
penyelesaian.
Sedang 5 15,8 Kurang tepat
Tabel 8. Deskripsi KLM siswa untuk soal nomor 6
merumuskan situasi Skor
Gaya Kategori
secara matematis, N rata- Deskripsi
Belajar KLM
Kurang tepat rata
menerapkan konsep, Auditori Tinggi 1 25 Mampu merumuskan
fakta, prosedur situasi secara
penalaran. matematis, menerapkan
Belum mampu konsep, fakta, prosedur,
menafsirkan hasil penalaran dan
penyelesaian menafsirkan hasil
Rendah 2 7,5 Belum mampu penyelesaian.
merumuskan situasi Sedang 5 12,6 Belum mampu
secara matematis. merumuskan situasi
Kurang tepat secara matematis.
menerapkan konsep, Kurang tepat
fakta, prosedur menerapkan konsep,
penalaran. fakta, prosedur dan
Belum mampu penalaran.
menafsirkan hasil Belum mampu
penyelesaian. menafsirkan hasil
Kelompok Tinggi 1 25 mampu merumuskan penyelesaian.
situasi secara matematis, Rendah 1 14 Kurang tepat merumus
menerapkan konsep, kan situasi secara
fakta, prosedur matematis.
penalaran dan Mampu menerapkan
menafsirkan hasil konsep matematika,
penyelesaian fakta, prosedur, dan
Sedang 8 15,5 Kurang tepat penalaran dengan tepat.
merumuskan situasi Belum mampu
secara matematis. menafsirkan hasil
Kurang tepat penyelesaian.
menerapkan konsep Kinestetik Tinggi 2 25 mampu merumuskan
matematika, fakta, situasi
prosedur, dan penalaran. secara matematis, mene
Kurang tepat rapkan
menafsirkan hasil konsep, fakta, prosedur,
penyelesaian. penalaran dan
Rendah 2 9 Belum mampu menafsirkan hasil
merumuskan situasi penyelesaian.
secara matematis. Sedang 5 16 Kurang tepat
Kurang tepat merumuskan situasi
menerapkan konsep, secara matematis,
fakta, prosedur dan Kurang tepat
penalaran. menerapkan konsep,
Belum mampu fakta, prosedur,
menafsirkan hasil penalaran.
penyelesaian. Belum mampu
menafsirkan hasil
penyelesaian.
Berdasarkan Tabel 7, siswa auditori Rendah 2 6,5 Belum mampu
dengan KLM tinggi menjawab soal nomor 5 merumuskan situasi
secara matematis.
namun kurang tepat, siswa auditori dengan Kurang tepat
KLM sedang menjawab soal namun kurang menerapkan konsep,
fakta, prosedur,
tepat, dan siswa auditori dengan KLM rendah penalaran
mampu menjawab soal namun kurang tepat. Belum mampu
menafsirkan hasil
Siswa kinestetik dengan KLM tinggi penyelesaian.
menjawab soal nomor 5 namun kurang tepat. Kelompok Tinggi 1 25 mampu merumuskan
situasi secara
70
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
matematis, menerapkan dapat menjawab soal nomor 1 dan 6
konsep, fakta, prosedur,
penalaran dan dengan tepat. Siswa dengan gaya belajar
menafsirkan hasil kelompok pada KLM tinggi dapat
penyelesaian.
Sedang 8 16 Kurang tepat menjawab soal nomor 1, 3, 5, dan 6 dengan
merumuskan situasi tepat.
secara matematis.
Mampu menerapkan
konsep matematika, 4. Referensi
fakta, prosedur, dan
penalaran. [1] A. Hanun, A. Mujib, and Firmansyah,
Kurang tepat “Literasi Matematis Siswa Menggunakan
menafsirkan hasil
penyelesaian. Etnomatematika Gordang Sambilan,” J.
Rendah 2 10 Belum mampu Ilm. Pendidik. Mat., vol. 5, no. 2, pp.
merumuskan situasi
secara matematis 173–184, 2020.
Kurang tepat [2] A. F. Purwanti, Mutrofin, and R. Alfarisi,
menerapkan konsep
matematika, fakta, “Analisis Literasi Matematika Ditinjau
prosedur, dan dari Kecerdasan Matematis-Logis
penalaran.
Kurang tepat Siswa,” J. Ilmu Pendidik. Sekol. Dasar,
menafsirkan hasil vol. 8, no. 1, pp. 40–57, 2021.
penyelesaian.
[3] F. Indrawati, “Peningkatan Kemampuan
Literasi Matematika Di Era Revolusi
Berdasarkan Tabel 8, siswa auditori
Industri 4.0,” Pros. Semin. Nas. Sains,
dengan KLM tinggi mampu menjawab soal
vol. 1, no. 1, pp. 382–386, 2020.
nomor 6 dengan tepat, siswa auditori dengan
[4] K. Y. Noviana and B. Murtiyasa,
KLM sedang menjawab soal namun kurang
“Kemampuan Literasi Matematika
tepat, dan siswa auditori dengan KLM rendah
Berorientasi PISA Konten Quantity Pada
menjawab soal namun kurang tepat. Siswa
Siswa SMP,” JNPM (Jurnal Nas.
kinestetik dengan KLM tinggi mampu
Pendidik. Mat., vol. 4, no. 2, pp. 195–
menjawab soal nomor 6 dengan tepat. Siswa
211, 2020.
kinestetik dengan KLM sedang menjawab
[5] I. K. Qadry, A. Dassa, and N. Aynul,
soal namun kurang tepat. Siswa kinestetik
“Analisis Kemampuan Literasi
dengan KLM rendah menjawab soal namun
Matematika Siswa dalam Menyelesaikan
kurang tepat. Siswa dengan gaya belajar
Soal PISA Konten Space And Shape
kelompok dan KLM tinggi mampu menjawab
pada Kelas IX SMP Negeri 13
soal nomor 6 dengan tepat, siswa dengan gaya
Makassar,” J. Mat. dan Apl., vol. 2, no. 2,
belajar kelompok dan KLM sedang
pp. 78–92, 2022.
menjawab soal namun kurang tepat. Siswa
[6] L. M. Saija, “Analisis Terhadap Gaya
kelompok KLM rendah kurang tepat
Belajar Siswa Sekolah Menengah Di
menjawab soal.
Bandung,” J. Padegogik, vol. 3, no. 1, pp.
57–70, 2020.
3.Penutup
[7] Y. Chania, M. Haviz, and D. Sasmita,
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah
“Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil
sebagai berikut:
Belajar Siswa pada Pembelajaran Biologi
1. Skor rata-rata siswa dengan KLM tinggi
Kelas X SMAN 2 Sungai,” J. Sainstek,
sebesar 91,4 %, KLM sedang sebesar 55,0
vol. 8, no. 1, pp. 77–84, 2020.
%, KLM rendah sebesar 35,1 %.
[8] J. M. REID, “The Learning Style
2. Skor rata-rata KLM siswa dengan gaya
Preferences of ESL Students,” Tesol Q.,
belajar auditori sebesar 60,8%, KLM siswa
vol. 21, no. 1, pp. 87–110, 1987.
dengan gaya belajar kinestetik sebesar
[9] M. Syawahid and S. Putrawangsa,
60,2%, KLM siswa dengan gaya belajar
“Kemampuan literasi matematika siswa
kelompok sebesar 60,6%.
SMP ditinjau dari gaya belajar,” J. Tadris
3. Siswa dengan gaya belajar auditori dan
Mat., vol. 10, no. 2, pp. 222–240, 2017.
KLM tinggi dapat menjawab soal nomor
[10] Edimuslim, S. Edriati, and A. Mardiyah,
1, 2, 3, 4, dan 6 dengan tepat. Siswa dengan
“Analisis Kemampuan Literasi
gaya belajar kinestetik dan KLM tinggi
71
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES
Matematika ditinjau dari Gaya Belajar [13] R. Masfufah and E. A. Afriansyah,
Siswa SMA,” Suska J. Math. Educ., vol. “Analisis Kemampuan Literasi
5, no. 2, pp. 95–110, 2019. Matematis Siswa melalui Soal PISA,”
[11] Ahyansyah, “Kemampuan Literasi Mosharafa J. Pendidik. Mat., vol. 10, no.
Matematika Siswa Sekolah Dasar 2, pp. 291–300, 2021.
Ditinjau dari Gaya Belajar,” Pros. Semin. [14] A. P. Warni, “Analisis Literasi
Nas. Lemb. Penelit. dan Pendidik. Matematika dalam Menyelesaikan Soal
Mandala, pp. 78–87, 2019. Operasi Hitung Pecahan Siswa Kelas V
[12] P. E. I. Nuurjannah, W. Amaliyah, and A. SDN Darungan 01 Lumajang,” Repos.
Y. Fitrianna, “Analisis Kemampuan Univ. Jember, 2020, [Online]. Available:
Literasi Matematis Siswa SMP di https://repository.unej.ac.id
Kabupaten Bandung Barat,” J. Math
Educ. Nusant., vol. 4, no. 1, pp. 15–27,
2018.

72
https://journal.unugiri.ac.id/index.php/JaMES

You might also like