Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

1.

Diletakkan pada patch katoda (+) , karena senyawa basa lemah menghasilkan ion positif ,
nantinya ion positif akan menuju ke kutub negatif dan menuju ke sirkulasi sistemik
2. Prospek sediaan transdermal cukup menjanjikan karena memiliki efektifitas, kepraktisan serta
tidak menimbulkan rasa sakit jika dibandingkan dengan bentuk sediaan lainnya. Alasan lainnya:

 Menghindari metabolisme hati pertama: Sediaan transdermal dapat menghindari metabolisme


hati pertama, yang dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat karena obat dipecah
sebelum mencapai sasaran terapi.
 Membantu mempertahankan kadar obat yang stabil: Sediaan transdermal dapat membantu
mempertahankan kadar obat yang stabil dalam darah selama periode waktu yang lama,
sehingga mengurangi frekuensi dosis yang diperlukan.
 Memiliki efek samping yang lebih sedikit: Karena obat diberikan secara transdermal, dapat
menghindari beberapa efek samping yang dapat terjadi jika obat diambil secara oral.
 Memudahkan administrasi obat: Sediaan transdermal sangat mudah digunakan dan dapat
diterapkan di rumah tanpa perlu bantuan medis, sehingga memudahkan pasien dalam
menjalankan terapi obat.
 Mudah dilepas jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan
 Cp obat mirip dengan cp secara infus iv dan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan

Namun, ada beberapa tantangan dalam pengembangan sediaan transdermal yang harus diatasi,
seperti masalah peningkatan permeabilitas kulit dan pengendalian laju pelepasan obat.
Meskipun demikian, prospek sediaan transdermal tetap menjanjikan dan terus dikembangkan
untuk digunakan dalam berbagai aplikasi terapeutik.Top of Form

Sebuah industri farmasi yang merencanakan memproduksi patch transdermal untuk senyawa obat XPL-
333, senyawa basa lemah dengan pKa 7,2 dan bobot molekul =333, yang mempunyai efek farmakologi
sebagai anti epilepsi. Hasil studi transpor in vitro menggunakan side-by-side diffusion cell  (dengan kulit
tikus sebagai membran) untuk senyawa tersebut disajikan pada tabel 1. Parameter farmakokinetik XPL-
333 adalah sbb: 1) waktu paruh eliminasi obat yaitu 3 jam; 2) volume distribusi sebesar 30L. Diketahui
bahwa konsentrasi minimal tercapainya efek (KEM) 3 ng/ml dan konsentrasi minimal tercapainya
toksisitas (KTM) adalah 30 ng/ml. Patch yang direncanakan berukuran 10cm2 tersebut diharapkan dapat
melepaskan obat secara terkontrol pada kecepatan konstan selama 4 hari berturut-turut. Bottom of
Form

Dari hasil studi transpor in vitro yang disajikan pada tabel 1, dapat dilihat bahwa laju pelepasan (release
rate) XPL-333 dari patch transdermal adalah 12,5 µg/cm2/jam. Berdasarkan parameter farmakokinetik
XPL-333, dapat dihitung dosis awal (D) yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi terapeutik (CT) pada
waktu t=0, yaitu:

D = CT x Vd D = 12 ng/ml x 30 L D = 360 ng

Karena patch transdermal tersebut diharapkan dapat melepaskan obat secara terkontrol pada
kecepatan konstan selama 4 hari (96 jam), maka dosis total yang diperlukan untuk 4 hari (Dt) adalah:

Dt = D x t Dt = 0,09 mg x 96 jam Dt = 8,64 mg


Selanjutnya, dapat dihitung konsentrasi obat yang dilepaskan oleh patch transdermal pada setiap
jamnya (Ct) dengan menggunakan rumus berikut:

Ct = (Q / A) x F

Dimana:

Q adalah dosis obat yang dilepaskan dalam waktu t (mg)

A adalah luas permukaan patch (cm2)

F adalah faktor koreksi karena perbedaan ketebalan kulit pada tikus dan manusia. Faktor koreksi untuk
tikus adalah 0,16.

Luas permukaan patch adalah 10 cm2, sehingga A = 10 cm2. Faktor koreksi F = 0,16. Selain itu, karena
patch direncanakan melepaskan obat pada kecepatan konstan, maka dosis obat yang dilepaskan dalam
setiap jam sama, yaitu:

Q = Dt / t Q = 8,64 mg / 96 jam Q = 0,09 mg/jam

Dengan demikian, konsentrasi obat yang dilepaskan oleh patch transdermal pada setiap jamnya dapat
dihitung sebagai berikut:

Ct = (0,09 mg/jam / 10 cm2) x 0,16 Ct = 0,000144 mg/cm2/jam

Untuk menghitung konsentrasi terapeutik minimal yang dapat dicapai dengan patch transdermal ini,
perlu diketahui nilai bioavailabilitas obat melalui kulit (F). Berdasarkan literatur, nilai F untuk senyawa
obat anti epilepsi yang diberikan secara transdermal adalah sekitar 40%. Dengan demikian, dapat
dihitung konsentrasi terapeutik minimal yang dapat dicapai dengan patch transdermal ini sebagai
berikut:

CTmin = KEM / F CTmin = 3 ng/ml / 0,4 CTmin = 7,5 ng/ml atau 0,0075 mg/L

Sedangkan konsentrasi toksis minimal (KTM) adalah 30 ng/ml atau 0,03 mg/L. Oleh karena itu, rentang
konsentrasi obat yang aman dan efektif untuk digunakan adalah antara CTmin dan KTM, yaitu 0,0075
mg/L hingga 0,03 mg/L.

3. dapat, karena konsentrasi terapetik tercapai jika melebihi konsentrasi minimal tercapainya efek
(KEM) 3ng/ml, jika dilakukan perhitungan maka konsentrasi terapeutik minimal yang dapat
dicapai dengan patch transdermal ini sebagai berikut:
CTmin = KEM / F CTmin
= 3 ng/ml / 0,4 CTmin = 7,5 ng/ml atau 0,0075 mg/L

Sedangkan konsentrasi toksis minimal (KTM) adalah 30 ng/ml atau 0,03 mg/L. Oleh karena itu,
rentang konsentrasi obat yang aman dan efektif untuk digunakan adalah antara CTmin dan KTM,
yaitu 0,0075 mg/L hingga 0,03 mg/L.

Namun, untuk menentukan apakah iontoforesis dapat mencapai konsentrasi XPL-333


sebesar 12 ng/ml, diperlukan informasi lebih lanjut tentang profil farmakokinetik dan
parameter iontoforesis XPL-333. Perlu diketahui bahwa nilai KEM dan KTM XPL-333
adalah 3 ng/mL dan 30 ng/mL, masing-masing, dan waktu paruh eliminasi obat adalah 3
jam.

Namun, secara umum, iontoforesis dapat meningkatkan laju pelepasan dan penetrasi
obat melalui kulit dan dapat menjadi pilihan yang memungkinkan untuk mencapai
konsentrasi XPL-333 yang dibutuhkan. Namun, diperlukan perhitungan lebih lanjut dan
uji coba untuk menentukan apakah iontoforesis dapat memenuhi kebutuhan
konsentrasi XPL-333 pada kasus epilepsi secara efektif dan aman.

untuk menentukan apakah iontoforesis dapat mencapai konsentrasi XPL-333 sebesar 12 ng/ml,
diperlukan informasi lebih lanjut tentang profil farmakokinetik dan parameter iontoforesis XPL-333.
Perlu diketahui bahwa nilai KEM dan KTM XPL-333 adalah 3 ng/mL dan 30 ng/mL, masing-masing, dan
waktu paruh eliminasi obat adalah 3 jam.

iontoforesis dapat meningkatkan laju pelepasan dan penetrasi obat melalui kulit dan dapat menjadi
pilihan yang memungkinkan untuk mencapai konsentrasi XPL-333 yang dibutuhkan. Namun, diperlukan
perhitungan lebih lanjut dan uji coba untuk menentukan apakah iontoforesis dapat memenuhi
kebutuhan konsentrasi XPL-333 pada kasus epilepsi secara efektif dan aman.

You might also like