K13 - Perhutanan Sosial 2020 Update2022

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 40

PERHUTANAN SOSIAL

Oleh: Hari Kaskoyo, Ph.D.

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
BUMI dan TANTANGANNYA
Populasi IDEAL
4,5 M orang

Tahun 2017
7.6 Milyar Orang

Tahun 2050
9.8 Milyar
Tahun 2030 Orang
8.6 Milyar Orang
Sumber: Departemen Populasi Divisi Urusan Sosial dan Ekonomi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juni 2017

1. Tahun 2050 kita perlu 2 planet Bumi, karena idealnya bumi hanya dapat menampung 4,5 M orang.
2. Peningkatan kebutuhan lahan mendorong korporasi ke penguasaan lahan (land grabing) yang
menimbulkan konflik dan destabilisasi Negara.
3. FAO memperkirakan produksi makanan dunia harus ditingkatkan 60% untuk memberi makan 9
Miliar Penduduk di Tahun 2050.
SEJAHTERA atau KESENJANGAN

 Kebijakan afirmatif negara untuk


mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia
 Ketimpangan penguasaan lahan,
mendorong potensi besar untuk konflik
sosial, menggangu stabilitas negara
 Menurunkan Rasio gini Indonesia yang
sudah mencapai 0,41 (World Bank 2014).
saat ini 0,397 (Maret 2016)

Gini Ratio menurun namun kesenjangan


masih tinggi maka Presiden mengeluarkan
“Kebijakan Pemerataan Ekonomi”
KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI
FOKUS PADA:
ASSET
Land Tenure Right
(UUPA No.5/1960)

LAHAN • Korporasi perkebunan BUMN/ swasta dalam


bentuk Hak Guna Usaha (HGU)
• Kepada perorangan/badan hukum dalam
bentuk SHM (sertifikat hak milik)
• Asset Agrarian Reform

TORA 4,1 Juta Ha *Dari Kawasan Hutan

4,9 Juta Ha *Diluar Kawasan Hutan

PEMERATAAN KESEMPATAN ACCESS


EKONOMI Forest Tenure Right
(UU No.41/1999)
(UU No.5/1967)

• IUPHHK pada HPH/HTI To Corporate/BUMN/


Private Distribute consession to the Job
• Access Agrarian Reform

KAPASITAS SDM PERHUTANAN 12,7 Juta Ha


SOSIAL
PROGRAM
PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
1 6 7 Mewujudkan kemandirian
Menghadirkan kembali Meningkatkan produktivitas
ekonomi dengan menggerak
negara untuk melindungi rakyat dan daya saing di pasar
sektor-sektor strategis
NAWACITA segenap bangsa dan
memberikan rasa aman
Internasional
ekonomi domestik

Sub Agenda : Sub Agenda : Sub Agenda :


Pemberantasan tindakan
Akselerasi pertumbuhan Peningkatan
penebangan liar, perikanan
liar dan penambangan liar ekonomi nasional ketahanan air

(RPJMN 2020-2024 Sasaran : Sasaran : Sasaran :

Peraturan Presiden Menurunnya Peningkatan Hasil Ketahanan Air Tahun


frekuensi dan luasan Hutan Kayu 2020 - 2024
No. 18 Tahun 2020) penebangan liar Arah
Arah Kebijakan :
Arah Kebijakan : “Meningkatkan keterlibatan
Kebijakan : Peningkatan masyarakat dalam pemulihan
Peningkatan keterlibatan kesehatan DAS melalui
keterlibatan masyarakat sebagai pengembangan Hutan Tanaman
masyarakat dalam mitra usaha dalam Rakyat (HTR), Hutan
Renstra KLHK (PermenLHK pengamanan hutan bentuk Hutan
Kemasyarakat (HKm), Hutan
Desa (HD), Hutan Adat dan
Nomor P.16/Menlhk- melalui kemitraan, Tanaman Rakyat Hutan Rakyat (HR) serta
Setjen/Set 1/8/2020) termasuk (HTR), Hutan peningkatan Hasil Hutan Bukan
pengembangan hutan Kemasyarakatan Kayu (HHBK) dari realisasi per
adat Oktober 2014 sebesar 500.000
(HKm), Hutan Desa ha menjadi 12.700.000 ha pada
(HD), Hutan Adat 2019 dalam bentuk penambahan
(HA) dan Hutan luas HTR, HKm, HD, Hutan Adat
Rakyat (HR) dan HR dan peningkatan hasil
hutan bukan kayu

PROGRAM
Akses Kelola Perhutanan Sosial 12,7 Juta Ha
PSKL
PERHUTANAN SOSIAL
SAFEGUARD PRINSIP
1. Masyarakat menjadi legal 1. Masyarakat
dalam kawasan hutan mengorganisasikan
2. Program Pemerintah dan dirinya berdasarkan
FUNGSI CSR dapat masuk ke kebutuhan (People
masyarakat di sekitar dan Organization by
12,7 Juta Ha dalam hutan the Necessity)
3. Tidak bisa diperjualbelikan 2. Padat Karya (Labor
• Peraturan Pemerintah Nomor 23 4. Tidak bisa diwariskan Intensive)
Tahun 2021 ttg 5. Tidak bisa ditanami sawit
Penyelenggaraan kehutanan

• P.9 tahun 2021 tentang


Pengelolaan Perhutanan Sosial

• P.39/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/20
EVALUASI
17 tentang Perhutanan Sosial di
Wilayah Kerja Perum Perhutani Izin Bisa Dicabut
• P.39-Menhut-II-2013 ttg
Pemberdayaan Kemitraan
Kehutanan
Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat
PERHUTANAN SOSIAL
Pengertian
Sistem pengelolaan hutan
Tujuan Ruang Lingkur
0 memberikan pedoman 0 1. Hutan
lestari yang dilaksanakan 0
dalam kawasan hutan pemberian hak pengelolaan, Kemasyarakatan
Latar Belakang negara atau hutan perizinan, kemitraan dan Hutan (Hkm)
1. Membuka seluas- hak/hutan adat yang Adat di bidang perhutanan 2. Hutan Desa (HD)
0
luasnya akses kelola dilaksanakan masyarakat sosial.
3 . H u t a n Ta n a m a n
hutan bagi masyarakat setempat untuk menyelesaikan permasalahan
Rakyat (HTR)
meningkatkan tenurial dan keadilan bagi
2. Transparansi masyarakat setempat dan 4. Kemitraan
pengelolaan kesejahteraannya,
masyarakat hukum adat yang Kehutanan di
sumberdaya hutan keseimbangan lingkungan
berada di dalam atau sekitar K P H ATAU
dan dinamika sosial
kawasan hutan dalam rangka Perusahaan
3. Peningkatan pelayanan budaya.
bagi masyarakat. kesejahteraan masyarakat dan 5 . H u t a n Ad a t
pelestarian fungsi hutan

Prinsip-prinsip Dasar Kemitraan Kehutanan, Kemitraan


Hutan Kemasyarakatan (HP, HL)
Konservasi (HP, HL, HK)
Keadilan, keberlanjutan, kapasitas kerja sama antara masyarakat
hutan negara yang mana
hukum, partisipatif, dan bertanggung setempat dengan pengelola hutan,
pengelolaannya dilakukan oleh
gugat pemegang izin usaha pemanfaatan
masyarakat dengan tujuan untuk
Hutan Tanaman Rakyat (HP) memberdayakan masyarakat sekitar hutan/jasa hutan, izin pinjam pakai
agar tercipta kesejahteraan. kawasan hutan, atau pemegang izin
hutan tanaman pada hutan produksi usaha industri primer hasil hutan. .
yang dibangun oleh kelompok Hutan Desa (HP, HL) Hutan Adat
masyarakat untuk meningkatkan
potensi dan kualitas hutan produksi hutan negara yang dalam hutan yang dimiliki oleh masyarakat
dengan menerapkan sistem pengelolaannya dilakukan oleh adat yang sebelumnya merupakan
silvikultur untuk menjamin kelestarian lembaga desa dengan tujuan untuk hutan negara ataupun bukan hutan
hutan. menyejahterakan suatu desa. negara.
Tidaklah mungkin menerapkan
metoda lama !!!

HARUS BISA PECAHKAN


MASALAH UTAMA !!!

+ KEBIJAKAN
12

Peta Indikatif Areal Perhutanan


Sosial (PIAPS)
adalah peta alokasi akses
kelola PS bagi masyarakat,
yang disusun bersama
dengan para pihak
(Pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat sipil)
sebagai acuan permohonan
HKm, HTR, HD, Kemitraan
dan Hutan Adat.
1. Target capaian program
Pemerintah (RPJM tahun
2015-2019) yaitu seluas 12,7
juta hektar.
2. Alokasi areal kelola hutan
bagi masyarakat yang pasti
dan tidak akan diberikan
untuk program lain
3. Penyeragaman peta bagi
semua pihak.
ALOKASI 12,7 MELALUI PIAPS
( PETA INDIKATIF DAN AREAL PERHUTANAN
Revisi 1 dengan Keputusan Menteri Nomor SK.865/Menlhk-PKTL/REN/PLA.0/9/2017
SOSIAL)
Luas Areal per Provinsi (Ha) KET: TIAP 6 BULAN SEKALI DITINJAU KEMBALI

NAD http://webgis.menlhk.go.id:8080/kemenhut/index.php/id/peta/petapiaps
459.018

Sumut Kaltara
550.887 185.268

Riau
Kalteng Sulut
1.420.225 Kaltim
Kalbar 1.564.064 Gorontalo 50.410
1.518.801 660.782 46.992
Kepri Maluku Utara
128.728 68.472 Papua Barat
254.581
Sumsel
492.263 Papua
1.886.607
Sumbar Babel
776.713 123.470
Sulteng
346.788
Jambi
368.253 Kalsel Sulbar
327.251 55.817
Bengkulu Jabar Sultra Maluku
107.254 Jateng 220.440
23.664 1.514 Sulsel 201.911
Lampung
176.108 Jatim 285.870
2.055
Banten
1.278
DIY
1.805 Bali
9.435 NTT
NTB
477.721 667.653
Sumber: Ditjen PSKL

Target 4,38 Juta Ha


(Ada Pendamping dan
Komunitas)
Surat Menteri LHK No.S.576/Menlhk-PSKL/2015
Sebaran Komunitas dalam PIAPS

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
15

http://webgis.menlhk.go.id:8080/kemenhut/index.php/id/peta/petapiaps
CAPAIAN PERHUTANAN SOSIAL
(AKSES LEGAL MASYARAKAT)
Per 8 November 2017

642.554,36…
449.104,23 TOTAL

LUAS (Ha)
Ha
1.091.658,59 Ha
289.134 KK
3947 Unit SK
Ijin/Hak/Mou
TAHUN
36.66 % 63,34 %
±7 Tahun ±3 tahun
Pra Kabinet Kerja Kabinet Kerja
Pra Kabinet Kabinet Kerja
NO SKEMA Kerja 2007- November Total (Ha)
Oktober 2014 2014-2017
1 HD 78.072,00 416.528,83 494.600,83
2 HKM 153.725,15 102.621,52 256.346,67
3 HTR 198.594,87 38.312,03 236.906,90
4 KEMITRAAN 18.712,22 66.764,74 85.476,96
5 HUTAN ADAT - 11.291,34 11.291,34
6 IPHPS - 7.035,90 7.035,90
Jumlah 449.104,23 642.554,36 1.091.658,59
Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat
dan ketahanan pangan
Capaian Perhutanan Sosial
Keanggotaan Pokja PPS di tiap
Provinsi
• Pemerintah, Balai PSKL serta UPT
lingkup Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
• Pemerintah Provinsi, Dinas yang
membidangi Perhutanan Sosial;
• Pemerintah Kabupaten/Kota, Dinas
yang membidangi Perhutanan Sosial;
• Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH);
• Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM);
• Akademisi;
• Lembaga kerja sama internasional;
• Relawan lingkungan dan perhutanan
sosial; dan
• Pelaku usaha.
 Pengarah : Gubernur
 Ketua :
 Sekretaris :
 Bendahara :
 Anggota :
23

http://pkps.menlhk.go.id/akps/index.php/site/index
1. USULAN PERMOHONAN (ONLINE)

2. PERINTAH VERIFIKASI

2 3. VERIFIKASI ADMINISTRASI DAN TEKNIS


1
6 4. HASIL VERIFIKASI/PERBAIKAN
5
5. LAPORAN VERIFIKASI
4
6. SK PENETAPAN IUP/HP

3
Jika Pemda
telah
memasukkan
Program PS 1. USULAN PERMOHONAN (ONLINE)
dalam RPJMD

2. PERINTAH VERIFIKASI

2 3. VERIFIKASI ADMINISTRASI DAN TEKNIS


1
6 4. HASIL VERIFIKASI/PERBAIKAN
5
5. LAPORAN VERIFIKASI
4
6. SK PENETAPAN IUP/HP

3
BISNIS PROSES
PERHUTANAN SOSIAL

PENDUKUNG PEMBIAYAAN EKOLOGI / SOSIAL


INFRASTRUKTUR Asuransi, KUR, BLU, OJK

HULU HILIR
Pemberian Akses (Izin/Hak) Industri Pengolahan Hasil
Berupa HD, HKm, HTR, Hutan Kayu dan Nonkayu,
KULIN KK, HA, IPHPS Jasa Lingkungan, Ekowisata
DAN HR & Plasma Nutfah

JEJARING/
PENDUKUNG KELEMBAGAAN SDM TEKNOLOGI
PEMASARAN

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI
SEKITAR HUTAN, PERHUTANAN SOSIAL
Petani/kelompok petani diberikan hak akses baik dalam bentuk hutan desa, hutan kemasyarakatan,
hutan tanaman rakyat, pengakuan dan perlindungan kemitraan kehutanan, izin pemanfaatan hutan
perhutanan sosial dan hutan hak (hutan adat/hutan rakyat) untuk mengelola dan secara
berkelompok bekerjasama - saling bergantung satu sama lain - dan terkonsentrasi dalam satu
wilayah untuk mengembangkan komoditas tertentu dan tanaman pangan.

Hutan
Kemasyarakatan Kemitraan
Hutan
Hutan Tanaman Hutan
Desa Rakyat Adat

IPHPS

Masyarakat diberikan legalitas akses untuk mengelola hutan Ada pendampingan dan avalis serta offtaker yang
dengan komoditas tanaman tertentu akan menyerap dan menjamin hasil produksi
masyarakat

Perhutanan sosial dapat diberikan hak mengelola atau izin pemanfaatan kawasan hutan,
sehingga dengan adanya program perhutanan sosial ini maka kehidupan petani menjadi
lebih baik karena pendapatan mereka bertambah dari hasil pemanfataan hutan, sehingga
kesejahteraan masyarakat meningkat.
Sesuai dengan UU 41/1999, PP 6/2007, P.83/2016, P.39/2017

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
DUKUNGAN PADA
Kegiatan Perhutanan Sosial
Pengelolaan Perhutanan Sosial dilaksanakan dengan mempertimbangkan luas lahan yang dapat diakses,
jangka waktu pengelolaan, sistem pengelolaan, dan subyek Perhutanan Sosial. Pengelolaan Perhutanan Sosial
didukung oleh ketersediaan offtaker atau avalis, modal usaha, infrastruktur, pendampingan dan penerapan
skema bagi hasil yang lebih bermanfaat kepada petani.

Luas lahan yang dapat


Jangka waktu Sistem pengelolaan Subyek Perhutanan Sosial
diakses

Pengelolaan lahan untuk satu


Jawa : 2 Ha/KK Kelompok masyarakat Izin pengelolaan diberikan
jenis komoditi tertentu yang
luar Jawa : 4 – 5 Ha/KK diberikan izin (akses) kepada kelompok masyarakat,
sudah ditentukan (tanaman
pengelolaan untuk jangka diprioritaskan bagi petani, dan
semusim) dan digarap secara
waktu 35 tahun, dimana setiap izin tersebut tidak dapat
berkelompok sehingga skala
5 tahun dievaluasi diwariskan dan diperjualbelikan.
ekonomi tercapai

DUKUNGAN

Offtaker atau avalis Modal usaha Infrastruktur Pendampingan Bagi Hasil


BUMN, BUMD, BUMS Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pemerintah melalui PUPR, disediakan pendampingan Skema bagi hasil bervariasi
menjamin pembelian hasil dengan bunga 9 %, KEMENTAN, KKP, dan oleh pemerintah (K/L) menurut jenis tanaman
produksi disediakan oleh bank KEMENDES serta penugasan dan/atau perusahaan antara 70-90% kepada
BUMN ke BUMN untuk menyediakan offtaker petani
sarana dan prasarana

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
32

Muara Gembong - Kab Bekasi


Muara Gembong Sub-District is located at the coast of Bekasi District with an area
of 14,009 Ha and a population of 37,738 people living in 6 villages. The
production management of aquaculture practices is not optimum yet the
fishponds are not spread evenly. The location of the Social Forestry Forest
Utilization Permit (SFFUP) is at RPH Singkil, BKPH Ujung Karawang, KPH Bogor.
Lately, works on fishponds with an area of approximately 3 Ha and mangrove
plantation of 2 Ha are established.
Planting Scheme
Pond-based Silvofishery – Komplangan Model (a complete separate
of aquaculture area from the mangrove area)
50% aquaculture practice – 50% Mangrove
Profit Sharing
70% Farmer: 30% State-owned Company (Perhutani) – from the net
profit of Milkfish/ Vaname Prawn production
No Item Unit Target Progress Target Time PIC
1 Access road Km 2 0.5 Des MoPWPH
Progress
2 Fishpond water gate Unit 4 - Des Mandiri
3 Fishpond pump Unit 8 - Des Mandiri
4 Mangrove Pc 26,000 5,000 Des MoEF
5 WWTP Unit 2 - Des Mandiri
33

Gading 2 - Probolinggo
Social Forestry of Gading 2 Block is located at Ranuwurung Village. So
far, the local community mostly grow tobacco continuously.

Planting Scheme
50 % timber plants (sengon), 50% palawija crops (rice, chili
and tobacco) – on rotation
Profit Sharing
- Timber plants  70% Farmer : 30 % Perhutani
- Palawija crops  90% Farmer : 10% Perhutani
Progress
No Item Unit Target Progress Target time PIC
1 Water pump Unit 8 8 BNI
2 Hand Tractor Unit 4 4 BNI
3 Sengon Pc 6,000 6,000 PHT

Sengon crops have been planted in a total area of 3 Ha while


chili crops are in a total area of 1 Ha.
The previously planted crops of tobacco have been harvested.
KEGIATAN PERHUTANAN SOSIAL
HKm Tebing Siring, Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Hutan Kemasyarakatan (Hkm) di Desa


Tebing Siring, Kec.Bajuin di kawasan
Hutan Lindung Gunung Langkaras
seluas 160 Ha dan Hutan Rakyat di
Telaga Langsat, Kec. Takisung seluas
400 Ha telah membuktikan bahwa
persoalan alang-alang dapat
diselesaikan dengan cara membangun
agroforestry.

Agroforestry yang diterapkan Hutan


Kemasyarakatan ini beragam,
diantaranya Padi, Kopi dan tanaman
MPTS.

Panen padi kelompok Ingin


Maju dan Suka Maju dengan
Pendamping

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
KEGIATAN PERHUTANAN SOSIAL
HD Sungai Buluh
HKm KALIBIRU PADANG PARIAMAN, SUMBAR
KULONPROGO, DIY

Jumlah Wisatawan HKm Kalibiru FACTSHEET EKOWISATA Sungai Buluh


Jumlah pengunjung 1.890
443.070 TAHUN 2016 org/bulan Pendapatan rata-rata
Rp.18,1 jt/bulan;
Jumlah Pengelola: Pemanfaatan HHBK:
• Rotan dan Kayu Ransam dijual
9 orang + 53
Rp.1 jt/bulan;
309.541 karyawan • Budidaya jamur tiram menjadi
Pendapatan Kotor: makanan olahan Rp. 2,4 jt /bulan.
Rp.5 Milyar/tahun
Pendapatan Bersih:
Rp.1,17 Milyar/thn
(98,2 jt/bulan)
Lapangan Kerja
79.137 yang dihasilkan:
238 orang
19.012 19.762
7.167 13.039
Sumber: Dit. PKPS, PSKL
Sumber: Ditjen PSKL
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: BPS

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
KEGIATAN PERHUTANAN SOSIAL
HD Penepian Raya
Kapuas Hulu Kalimantan Barat

Hasil panen madu sudah dikemas sesuai dengan


kadar air yang dikehendaki oleh pasar. Kemasan
ini sudah di ekspor ke Malaysia.

Panen madu di Hutan Desa


Penepian Raya, Kapuas Hulu
Kalimantan Barat. Madu hasil
panen ini mampu menggerakan
perekonomian setempat dan
menyerap tenaga kerja melalui
pengelolaan Hutan Desa.

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
15
KEGIATAN PERHUTANAN SOSIAL
Taman Nasional Gunung Leusur
Pemanfaatan ekowisata Tangkahan di
pinggir Taman Nasional Gunung
Leuser telah menghasilkan
pendapatan negara sebesar Rp. 600
juta/tahun dari retribusi pengunjung.
Dengan perputaran Rp. 20
milyar/tahun yangdiperoleh jasa
wisata oleh masyarakat disekitar
Tangkahan (Kec.Batang Serangan
Kab.Langkat). Sedangakan dengan
pola yang sama di bukit Lawang
sebesar Rp. 30 milyar/tahun
(Kec.Bohoro Kab.Langkat).
Bentuk lain dari Hutan Sosial
adalah pemanfaatan Jalak
Bali sebagai komoditas
dikembangbiakan oleh
masyarakat bahkan sudah
menembus pasar
Internasional. Sepasang
jalak bali berumur dua bulan
seharga Rp. 15 juta
sedangkan induk yang
produktif dihargai Rp 35
juta.

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
14
38
MASA DEPAN HUTAN
MELALUI PERHUTANAN SOSIAL
1. Perhutanan Sosial memberikan akses bagi masyarakat untuk
bekerja secara legal di lahan hutan negara, namun tidak untuk
kepemilikan tanah.
2. Masyarakat sekitar hutan yang miskin dan rawan pangan bisa
memperoleh manfaat langsung berupa hasil hutan dan manfaat
tidak langsung sebagai sistem mata pencaharian (agroforestry,
agrosylvopasture, dan agro-silvo-fishery) untuk meningkatkan
kesejahteraan dengan pemanfaatan SDH secara berkelanjutan
dan lestari.
3. Perhutanan Sosial dengan kegiatan pengelolaan sumber daya
hutan secara berkelanjutan dan lestari melalui pemberdayaan
masyarakat dapat menjawab tantangan perubahan iklim dan
ketahanan pangan.
Menteri LHK dalam Roundtables Tingkat Tinggi untuk Aksi Iklim untuk Zero Hunger (SDG2) COP 23 UNFCCC,
di Bonn, Jerman , Selasa 14 November 2017

Perhutanan Sosial dalam mendukung kesejahteraan masyarakat


dan ketahanan pangan
TERIMA KASIH

You might also like