1. The study analyzes the effectiveness of the Karet Sudirman pedestrian bridge in Jakarta based on pedestrian characteristics.
2. Data was collected through surveys of pedestrian volume, speeds, and vehicle traffic volume at the bridge.
3. The results found that 60% of the bridge met standards while 40% did not. Pedestrian volume was 1,218 over 3 days with an average speed of 64.18 m/minute. Vehicle traffic on the road was 86,557. Service levels at the bridge ranged from A to E based on different analysis methods.
1. The study analyzes the effectiveness of the Karet Sudirman pedestrian bridge in Jakarta based on pedestrian characteristics.
2. Data was collected through surveys of pedestrian volume, speeds, and vehicle traffic volume at the bridge.
3. The results found that 60% of the bridge met standards while 40% did not. Pedestrian volume was 1,218 over 3 days with an average speed of 64.18 m/minute. Vehicle traffic on the road was 86,557. Service levels at the bridge ranged from A to E based on different analysis methods.
1. The study analyzes the effectiveness of the Karet Sudirman pedestrian bridge in Jakarta based on pedestrian characteristics.
2. Data was collected through surveys of pedestrian volume, speeds, and vehicle traffic volume at the bridge.
3. The results found that 60% of the bridge met standards while 40% did not. Pedestrian volume was 1,218 over 3 days with an average speed of 64.18 m/minute. Vehicle traffic on the road was 86,557. Service levels at the bridge ranged from A to E based on different analysis methods.
¹Mahasiswa, ²Dosen Program Sarjana Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Jayabaya, Jakarta, Indonesia 13710 Korespondensi: egit.pnj@gmail.com
ABSTRACT
Several pedestrian bridges in DKI Jakarta are considered to be less attractive to
pedestrians for various reasons, including the problem of the distance between the long bridges, the condition of the pedestrian bridges often not meeting standards. In terms of safety and comfort, it is still lacking. The purpose of this study is to analyze the feasibility of JPO Karet Sudirman, determine pedestrian characteristics in terms of volume, pedestrian speed and traffic volume, and analyze the service level (LOS) of Sudirman Karet JPO. The data or information used are primary data obtained from direct field surveys and secondary data obtained from the DKI Jakarta Province Bina Marga Office. After data collection, data processing and data analysis were carried out. The data analysis method used is quantitative analysis method with processing in Microsoft Excel. To obtain research data, a direct observation / survey method was used at the research location. The research survey deals with physical data collection for pedestrian bridges, surveying the volume of vehicle and pedestrian traffic. The results of the calculation are 60% have met the standards of Pedestrian Bridge Planning Procedures for Urban Pedestrians (1995) and 40% do not meet the standards. The volume of pedestrian crossing at JPO Karet Sudirman for 3 days of observation was 1,218 people with an average of 406 people / day. The speed of pedestrians has the highest average speed in 3 days of observation of 64.18 m / minute. The volume of vehicle traffic on Jalan Jendral Sudirman, South Jakarta is 86,557 smp. Based on the average speed of pedestrians, the service level of Sudirman Karet JPO is in the LOS E category with a percentage of 100%. Based on the pedestrian module, the service level of the Sudirman Karet JPO bridge has the LOS B category with a percentage of 55.56%. While the percentage of 44.44% has the LOS A category. Based on the pedestrian flow, the service level of Sudirman Karet JPO has a LOS A category value with a percentage of 100%.
Keyowords: JPO Karet Sudirman, Pedestrian, Volume, Speed, LOS
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 92
I. PENDAHULUAN Jembatan Penyeberangan Untuk 1.1. Latar Belakang Pejalan Kaki Di Perkotaan (1995). Di Ibu Kota Provinsi DKI Jakarta, 2. Adanya karakteristik pejalan kaki beberapa fasilitas untuk pejalan kaki yang beragam dilihat dari jumlah berubah fungsi sehingga menyebabkan volume, kecepatan lalu lintas orang, tidak berfungsinya prinsip-prinsip dan volume kendaraan. manajemen lalu lintas perkotaan. JPO 3. Stigma masyarakat terkait tingkat mempunyai tujuan sebagai fasilitas pelayanan JPO terhadap kebutuhan menyeberang yang seharusnya sangat pejalan kaki masih sangat rendah. aman dan nyaman untuk para pejalan kaki mengingat arus lalu lintas yang 1.3. Tujuan Penulisan sangat padat dan beresiko tinggi untuk Tujuan yang ingin dicapai pada menyeberang tanpa fasilitas penyusunan Tugas Akhir ini adalah : penyeberang. Namun, faktanya banyak 1. Menganalisis kelayakan fasilitas fasilitas penyeberangan seperti JPO pejalan kaki yakni JPO Karet yang telah dibangun justru belum ramah Sudirman terhadap Tata Cara digunakan oleh para lansia dan Perencanaan Jembatan penyandang disabilitas. Beberapa JPO Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di Jakarta dinilai kurang diminati oleh Di Perkotaan (1995). pejalan kaki dengan berbagai alasan 2. Menentukan karakteristik pejalan diantaranya masalah jarak antar kaki ditinjau dari volume dan jembatan yang jauh, kondisi JPO kecepatan pejalan kaki yang seringkali tidak memenuhi standar, dan menggunakan JPO Karet Sudirman dari segi keamanan maupun dari segi serta volume lalu lintas kendaraan. kenyamanan yang masih kurang dari 3. Menganalisis tingkat pelayanan JPO tersebut. Lokasi penelitian ini (Level of Service) JPO Karet memiliki tingkat kepadatan lalu lintas Sudirman. yang tinggi dikarenakan adanya pusat perkantoran baik pemerintah maupun 1.4. Batasan Masalah swasta, pusat perbelanjaan, dan pusat Batasan Masalah dalam penulisan perhotelan. Sebelum adanya wabah Tugas Akhir ini sebagai berikut : pandemi covid-19, Setiap minggunya 1. Tinjauan lokasi dibatasi hanya pada Jalan Jendral Sudiman juga sering titik JPO Karet Sudirman dan ruas mengadakan Hari Bebas Kendaraan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Bermotor (HBKB) sehingga Selatan. menjadikan Jalan Jendral Sudirman ini 2. Kegiatan survei yang dilakukan ramai pejalan kaki. dalam penelitian ini diantaranya adalah survei pejalan kaki yang 1.2. Rumusan Masalah melintasi JPO Karet Sudirman dan Rumusan Masalah pada penelitian ini survei volume lalu lintas kendaraan sebagai berikut : yang melintas di bawah JPO Karet 1. Kelayakan fasilitas pejalan kaki Sudirman. yakni JPO Karet Sudirman di ruas 3. Perhitungan yang dilakukan hanya Jalan Jendral Sudirman, Jakarta volume pejalan kaki yang Selatan yang masih belum sesuai menyeberang JPO dan volume lalu standar jembatan penyeberangan lintas kendaraan yang melintas. yaitu Tata Cara Perencanaan 4. Standar pedoman yang digunakan dalam penelitian diantaranya adalah
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 93
Pedoman Tata Cara Perencanaan yang digunakan dalam analisis Jembatan Penyeberangan (1995), karakteristik pejalan kaki adalah Pedoman Persyaratan Umum sebagai berikut : Perencanaan Jembatan (2015), Tata a. Kecepatan pejalan kaki merupakan Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan kecepatan rata-rata berjalan pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan (1995), kaki yang dinyatakan dalam satuan Pedoman Perencanaan, Penyediaan, meter/detik (m/det) atau meter/menit Pemanfaatan Prasaran dan Sarana (m/menit). Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan b. Arus pejalan kaki merupakan jumlah Perkotaan (2014), Manual Kapasitas pejalan kaki yang melintasi suatu Jalan Indonesia (1997), data hasil titik dalam satu sattuan waktu pengamatan JPO, formulir hasil tertentu yang dinyatakan satuan pengamatan pejalan kaki, formulir pedestrian/menit. volume lalu lintas, dan kuesioner c. Aliran per satuan lebar merupakan Pejalan kaki rata-rata aliran pejalan kaki persatuan lebar efektif jalur jalan 1.5. Manfaat Penelitian pejalan kaki yang dinyatakan dalam Adapun dari penelitian ini diharapkan satuan pedestrian/meter persegi dapat memberikan manfaat antara lain: (ped/m²). 1. Bagi Penulis d. Densitas pejalan kaki merupakan penelitian ini dapat meningkatkan kepadatan pejalan kaki berdasarkan pengetahuan dan menambah jumlah rata-rata pejalan kaki per wawasan di bidang transportasi satuan luas di dalam jalur pejalan tentang dalam analisis efektivitas kaki atau daerah antrian yang fasilitas penyeberangan dan dinyatakan dalam satuan karakateristik pejalan kaki. pedestrian/meter persegi (ped/m²). 2. Dinas Bina Marga Provinsi DKI e. Arus pleton (platoon) merupakan Jakarta gambaran sejumlah pejalan kaki Penelitian ini dapat dijadikan saran yang berjalan berjajar atau dan masukan untuk instansi berkelompok yang biasanya tanpa pemerintah khususnya Dinas Bina disengaja dan disebabkan oleh faktor Marga Provinsi DKI Jakarta dalam lampu lalu lintas atau faktor lainnya membangun fasilitas penyeberangan yang dinyatakan dalam satuan tak sebidang pejalan kaki di wilayah pedestrian/menit/meter. Provinsi DKI Jakarta yang sesuai f. Ruang pejalan kaki merupakan rata- kriteria yaitu memenuhi aspek rata ruang yang tersedia bagi setiap keamanan, kenyamanan dan pejalan kaki dalam daerah jalur kemudahan. pejalan kaki atau antrian yang dinyatakan dalam satuan II. KAJIAN PUSTAKA m²/pedestrian. Parameter ini adalah 2.1. Parameter Pejalan Kaki kebalikan dari parameter kepadatan Sebagai salah satu unsur lalu lintas yang pejalan kaki yang biasanya penting, pejalan kaki juga dapat ditinjau digunakan sebagai satuan praktis dengan menggunakan parameter- untuk analisis fasilitas pejalan kaki. parameter Parameter pejalan kaki adalah salah satu faktor utama dalam 2.2. Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki perancangan dan perencanaan fasilitas- Pedestrian Level of Service (PLOS) atau fasilitas pejalan kaki. Adapun parameter biasa disebut tingkat pelayanan untuk
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 94
pejalan kaki dipengaruhi oleh berbagai saat proses penyusunannya faktor karakteristik pejalan kaki, berlangsung, tujuannya agar dapat diantaranya adalah faktor kecepatan, memberikan keterangan yang jelas dari kepadatan dan arus pejalan kaki. awal penelitian, saat penelitian Pergerakan pejalan kaki dapat berlangsung hingga akhir penelitian dan mengalami peningkatan dalam waktu mendapatkan suatu hasil perbandingan tertentu yang mengakibatkan tingkat dengan syarat-syarat atau peraturan pelayanan sewaktu-waktu akan berubah yang ada. sesuai dengan arus pergerakannya. Penelitian ini membutuhkan beberapa Pergerakan pejalan kaki tidak hanya variabel yang dibutuhkan sebagai data berupa perjalanan biasa, terdapat pengambilan keputusan. Variabel yang kegiatan lainnya seperti mengobrol dimaksud adalah analisis kelayakan ketika berjalan, istirahat sejenak ketika JPO terhadap standar tata cara berjalan atau kegiatan ringan lainnya perencanaan jembatan, volume pejalan yang mempengaruhi kecepatan berjalan kaki, kecepatan pejalan kaki, modul pejalan kaki serta arus pejalan kaki. pejalan kaki, volume lalu lintas Ukuran dasar efektivitas fasilitas kendaraan, LOS (Level of Service) JPO pejalan kaki adalah ruang bergerak. berdasarkan kecepatan pejalan kaki, Kapasitas ini diambil dengan asumsi 25 LOS (Level of Service) JPO berdasarkan ped/menit/ft atau setara dengan 82 modul pejalan kaki, dan LOS (Level of ped/menit/meter. Tingkat standar Service) JPO berdasarkan volume arus pelayanan jalur pejalan kaki (PLOS) pejalan kaki. dengan nilai A menunjukkan bahwa fasilitas pejalan kaki memungkinkan 3.2. Bagan Alir Penelitian kebebasan bergerak pada pejalan kaki. Apabila pedestrian level of service (PLOS) bernilai F maka menunjukkan ruang gerak pejalan kaki yang terbatas.
Tabel 1. Tingkat Standar Pelayanan Jalur
Pejalan Kaki
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah Gambar 1 : Bagan Alir Penelitian yang disusun secara sistematis. Baik sebelum proses penyusunannya maupun
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 95
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian formulir survei, alat penunjang Penelitian berlokasi di ruas Jalan ruas lainnya dan menentukan survei Jalan Jendral Sudiman Kelurahan Karet, rencana. Sebelum menyiapkan orang Kecamatan Setiabudi, Kota Adminitrasi surveyor dan kelengkapan survey, Jakarta Selatan, tepatnya di JPO karet Peneliti juga melakukan studi sudirman yang letaknya berada diantara literatur untuk mengetahui dan Gedung Mayapada Tower 2 dan memahami teori-teori penunjang Gedung Le Meridien Jakarta. Adapun dalam melakukan penelitian ini. waktu pelaksanaan survei dilaksanakan 2. Survei Penduluan : Peneliti melakukan survei lokasi 1. Pagi hari, pukul 07.00 WIB hingga dengan melakukan pengambilan data pukul 09.00 WIB. survei pada hari, waktu, dan tempat 2. Siang hari, pukul 12.00 WIB yang sama. Tujuan dilakukannya hingga pukul 14.00 WIB. 3. Sore hari, pukul 16.00 WIB hingga survei pendahuluan yaitu : pukul 18.00 WIB. Penempatan tempat atau titik lokasi surveyor yang memudahkan pengamatan. Penempatan kamera yang tepat sehingga menghasilkan hasil yang optimal saat dilakukan survei pengambilan data yang sebenarnya. Penentuan arah lalu lintas dan jenis kendaraan yang disurvei. 3. Survei Lokasi Penelitian Peneliti melakukan survei lokasi (Sumber : Olahan Penulis, 2020) fasilitas penyeberangan yaitu Gambar 2 : Lokasi Penelitian JPO Karet jembatan penyeberangan orang guna Sudirman, Jalan Jendral Sudirman mengetahui dan memahami kondisi dan situasi objek yang menjadi 3.4. Metode Penelitian tempat pengambilan data survei Metodologi yang dipakai dalam penelitian. penelitian ini adalah dengan melakukan 4. Pengumpulan data observasi langsung ke lokasi penelitian Data yang digunakan dalam secara manual untuk memperoleh data penelitian terdiri dari data primer dan primer dan data sekunder dengan data sekunder. Data primer terdiri dibantu oleh 4 orang surveyor. dari formulir Survei Jumlah Pejalan Penelitian dititikberatkan pada lokasi Kaki, Formulir Survei Waktu Rata- JPO karet sudirman, Jalan Jendral Rata Perjalanan Pejalan Kaki, Sudiman yang letaknya berada diantara Formulir Jumlah Kendaraan yang Gedung Mayapada Tower 2 dan Melewati JPO, dan pengisian data Gedung Le Meridien Jakarta. kuesioner oleh pelaku pejalan kaki 1. Persiapan Penelitian baik yang menyeberang maupun Peneliti menyiapkan 4 orang masyarakat sekitarnya melalui surveyor, kelengkapan survey seperti kuesioner google form. Untuk data seperti DISTO, kamera, alat tulis, sekunder terdiri dari Peta lokasi stopwatch, hand tally counter, penelitian yang diperoleh dari situs
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 96
website Google Maps dan situs website milik Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta terkait peruntukkan titik lokasi penelitian berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. 5. Pengolahan data Melakukan pengolahan data dengan (Sumber : Olahan Penulis, 2020) metode analisis data yang digunakan dengan pengolahan data Microsoft Gambar 2 : Grafik Hasil Analisis Kelayakan Excel. Pengamatan Kondisi Fisik JPO Karet Sudirman
4.2. Analisis Berdasarkan
IV. ANALISIS PENELITIAN DAN Karakteristik Pejalan Kaki di PEMBAHASAN JPO 4.1. Analisis Kelayakan JPO 1. Perhitungan Volume Penyeberangan Pejalan Kaki Tabel 2. Aspek Uji Fisik Kelayakan JPO
Tabel 3 : Volume Penyeberang JPO
Senin Selasa Rabu
Jenis Kelamin/Hari 02/11/2020 03/11/2020 04/11/2020
Laki - Laki 234 215 226
Perempuan 179 188 176 Total 413 403 402 Total 3 Hari Pengamatan 1218 Total Rata - Rata Per Hari 406 (Sumber : Olaham Penulis, 2020) (Sumber : Olahan Penulis, 2020) 2. Perhitungan Kecepatan Pejalan Kaki Hasil analisis kelayakan pengamatan kondisi fisik JPO Karet Sudirman Tabel 4 : Tabel Perhitungan Kecepatan Rata berdasarkan 6 (enam) aspek uji fisik Rata tertinggi Pejalan Kaki yang melewati JPO kelayakan jembatan penyeberangan orang menyatakan bahwa 60% telah memenuhi standar Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di Perkotaan (1995). Sedangkan 40% tidak memenuhi standar Tata Cara (Sumber : Olaham Penulis, 2020) Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di Perkotaan Berdasarkan pada Tabel diatas, (1995). Dari hasil analisis ini, usulan / Perhitungan Kecepatan rata-rata rekomendasi untuk Pemda DKI Jakarta tertinggi pejalan kaki dalam 3 hari khususnya Dinas Bina Marga Provinsi pengamatan sebesar 64,18 m/menit DKI Jakarta agar melakukan perawatan yang terjadi pada hari Senin pukul dan Perbaikan pada eksisting JPO Karet 12.00 s.d 13.00 dan di hari Rabu Sudirman. pukul 12.00 s.d 14.00.
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 97
3. Perhitungan Perhitungan Volume Tingkat pelayanan (LOS) ruas jalan Lalu Lintas Kendaraan, Kapasitas Jendral Sudirman yang Jalan, dan Tingkat Pelayanan Ruas menuju Patung Pemuda Jalan Membangun memiliki nilai F.
Perhitungan Volume Lalu Lintas Perhitungan apasitas Jalan dan
Kendaraan Tingkat Pelayanan Arah Tabel 5 : Total Volume Lalu Lintas Kendaraan Bundaran HI Menuju Patung Arah Bundaran HI Menuju Patung Pemuda Pemuda Membangun Membangun Selama 3 Hari Pengamatan Total Volume Masing-Masing Kendaraan Kendaraan (unit) Kendaraan (smp) Total Kend Hari/Waktu (smp) Bus / Motor Mobil MC LV HV Truck Senin 02/11/2020 11938 11539 765 2985 11539 918 15442 Selasa 03/11/2020 11747 11147 730 2937 11147 876 14960 Rabu 04/11/2020 11927 11135 699 2982 11135 839 14956 Total Keseluruhan 45357 (Sumber : Olaham Penulis, 2020)
Tabel 6 : Total Volume Lalu Lintas Kendaraan
Arah Bundaran HI Menuju Patung Pemuda Membangun Selama 3 Hari Pengamatan
(Sumber : Olaham Penulis, 2020)
Perhitungan apasitas Jalan dan
Tingkat Pelayanan Arah Tingkat pelayanan (LOS) ruas jalan Bundaran HI Menuju Patung Jendral Sudirman Pemuda Membangun yang menuju Bundaran HI memiliki nilai F.
4.3. Analisis Tingkat Pelayanan JPO
1. Tingkat Pelayanan Berdasarkan
Kecepatan Rata-Rata Pejalan Kaki
Tabel 7 : Tabel Hasil Penentuan Level of Service
(LOS) JPO Berdasarkan Kecepatan Rata-Rata Pejalan Kaki
(Sumber : Olaham Penulis, 2020)
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 98
Tingkat pelayanan JPO Karet Sudirman menentukan arah berjalan dengan memiliki nilai E dengan persentase bebas, dengan kecepatan yang relatif 100%. Hal ini menunjukkan bahwa cepat tanpa menimbulkan gangguan antar pejalan kaki. kecepatan pejalan kaki yang menggunakan JPO Karet Sudirman 3. Tingkat Pelayanan Berdasarkan dengan nilai E berjalan dengan Arus Pejalan Kaki kecepatan yang sama, namun pergerakan akan relative lambat dan Tabel 9 : Tabel Hasil Penentuan Level of Service (LOS) JPO Karet Sudirman Berdasarkan Arus tidak teratur. Pejalan Kaki Selama 3 Hari Pengamatan
2. Tingkat Pelayanan Berdasarkan
Modul Pejalan Kaki
Tabel 8 : Tabel Hasil Penentuan LOS JPO
Berdasarkan Modul Pejalan Kaki
(Sumber : Olaham Penulis, 2020)
Tingkat pelayanan JPO Karet Sudirman
berdasarkan arus pejalan kaki memiliki nilai A dengan persentase 100%. Hasil menunjukan bahwa tingkat pelayanan di fasilitas penyeberangan JPO ini memiliki pelayanan yang baik bagi pejalan kaki.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Hasil analisis kelayakan (Sumber : Olaham Penulis, 2020) pengamatan kondisi fisik JPO Karet Sudirman menyatakan bahwa Tingkat pelayanan JPO Karet Sudirman 60% telah memenuhi standar Tata memiliki nilai B dengan persentase Cara Perencanaan Jembatan 55,56% yang terjadi pada pukul 07.00- Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki 09.00 dan pukul 16.00-18.00. Dengan di Perkotaan (1995). Sedangkan karakteristik pejalan kaki berjalan 40% tidak memenuhi standar Tata dengan nyaman dan cepat tanpa Cara Perencanaan Jembatan menganggu pejalan kaki lainnya, namun Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki keberadaan pejalan kaki yang lainnya di Perkotaan (1995). usulan / sudah mulai berpengaruh pada arus rekomendasi untuk Pemda DKI pejalan kaki. Sedangkan persentase Jakarta khususnya Dinas Bina 44,44% memiliki nilai A yang terjadi Marga Provinsi DKI Jakarta agar pukul 12.00-14.00. Dengan melakukan perawatan dan karakteristik pejalan kaki berjalan Perbaikan pada JPO Karet dengan bebas, termasuk dapat Sudirman.
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 99
2. Volume penyeberangan pejalan konflik antara penyeberang jalan kaki di JPO Karet selama 3 hari dengan kendaraan yang melintas. pengamatan sebanyak 1.218 orang 3. Untuk Penelitian selanjutnya, dengan rata-rata perharinya diperlukan tinjauan kembali sebanyak 406 orang/hari. mengenai fasilitas penyeberangan Kecepatan pejalan kaki di JPO pejalan kaki di ruas Jalan Jendral Karet Sudirman memiliki Sudirman. Dikarenakan di ruas kecepatan rata-rata tertinggi dalam jalan tersebut juga memiliki 3 hari pengamatan sebesar 64,18 fasilitas penyeberangan tak m/menit. Volume lalu lintas sebidang seperti terowongan di kendaraan di ruas jalan Jendral Stasiun MRT Setiabudi Astra. Sudirman di kedua arah yaitu Sebaiknya dilakukan perbandingan sebesar 86.557 smp dan tingkat efektivitas fasilitas penyeberangan pelayanan (LOS) dikedua arah dan tingkat pelayanan antara JPO memiliki nilai F. Karet Sudirman dengan 3. Berdasarkan kecepatan rata-rata terowongan di Stasiun MRT pejalan kaki, tingkat pelayanan Setiabudi Astra. jembatan penyeberangan ini memiliki kategori LOS E dengan DAFTAR PUSTAKA persentase pejalan kaki sebesar 100%. Berdasarkan modul pejalan , Direktorat Jenderal Bina kaki, tingkat pelayanan jembatan Marga. (1995), “Tata Cara JPO Karet Sudirman memiliki Perencanaan Fasilitas Pejalan katagori LOS B dengan persentase Kaki di Kawasan Perkotaan”, 55,56%. Sedangkan persentase Departemen Pekerjaan Umum, 44,44% memiliki katagori LOS A. Jakarta. Berdasarkan arus pejalan kaki, tingkat pelayanan jembatan JPO , Direktorat Jenderal Bina Karet Sudirman memiliki nilai Marga. (1995), “Tata Cara kategori LOS A dengan presentase Perencanaan Jembatan 100%. Penyeberangan Untuk Pejalan 5.2 Saran Kaki di Perkotaan Nomor 1. Perlu adanya perbaikan dan 027/T/Bt/1995”, Departemen perawatan kondisi fisik pada JPO Pekerjaan Umum, Jakarta. Karet Sudirman untuk meningkatkan intensitas , Direktorat Jendral Bina penggunaannya. Tidak hanya itu, Marga. (1997), “Manual perlu adanya fasilitas pendukung Kapasitas Jalan Indonesia seperti Closed Circuit Television (MKJI)”, Departemen Pekerjaan (CCTV) dan tempat sampah agar Umum RI, Jakarta. para pejalan kaki semakin nyaman akan menyeberang. , Direktorat Jendral Bina 2. Perlu diperbanyak JPO pada jalur Marga (1997), “Tata Cara dengan tingkat penyeberangan Perencanaan Geometrik Jalan yang tinggi terutama pada kawasan Antar Kota”, Departemen perkotaan di DKI Jakarta dengan Pekerjaan Umum, Jakarta. tingkat arus lalu lintas kendaraan yang tinggi untuk mengurangi
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 100
, Direktorat Jendral Bina Muhammadiyah Surakarta, 12 Marga. (1999), “Pedoman April 2019. Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum”, Departemen Pekerjaan Umum, Indraswara, M.Sahid. (2006), “Kajian Jakarta. Perilaku Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan Jembatan , Peraturan Menteri Penyeberangan”, Universitas Pekerjaan Umum Nomor : Diponegoro, Semarang. 03/PRT/M/2014 (2014), “Pedoman Perencanaan, Khisty, C.Jotin., & Lall, B.Kent. (2003), Penyediaan, Pemanfaatan “Dasar-Dasar Rekayasa Prasaran dan Sarana Jaringan Transportasi, Jilid 1 (Edisi Pejalan Kaki di Kawasan Ketiga)”, Erlangga, Jakarta. Perkotaan”, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta. Mashuri, Muh. Ikbal. (2011), “Studi Karakteristik Pejalan Kaki dan , Peraturan Menteri Pemilihan Jenis Fasilitas Perhubungan Nomor : KM 14 Penyeberangan Pejalan Kaki di (2006), “Manajemen dan Kota Palu (Studi Kasus: Jl. Rekayasa Lalu Lintas di Jalan”, Emmi Saelan Depan Mal Tatura Kementerian Perhubungan Kota Palu)”, Universitas Republik Indonesia, Jakarta. Tadulako, Palu.
, Surat Edaran Menteri Muhamad, Ilham Nur; Arief, Budi;
Pekerjaan Umum dan Rahmah, Andi. (2019), Perumahan Rakyat. Nomor : “Identifikasi Kenyamanan 07/SE/M/2015 (2015), Fasilitas Pejalan Kaki Pada “Pedoman Persyaratan Umum Jembatan Penyeberangan Perencanaan Jembatan”, Orang (JPO) di Kawasan Kementerian Pekerjaan Umum Stasiun Bogor”, Program Studi dan Perumahan Rakyat, Jakarta. Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. , Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Nadjam, Achmad; Ferdiansyah, Perumahan Rakyat Nomor : Mohammad; Sitorus, Hendrik 02/SE/M/2018 (2018), Jonathan (2018), “Efeketivitas “Perencanaan Teknis Fasilitas dan Kepuasan Pengguna Pejalan Kaki”, Kementerian Jembatan Penyeberangan Pekerjaan Umum dan Orang (JPO) Di Pasar Induk Perumahan Rakyat, Jakarta. Kramat Jati”, Politeknologi Teknik Sipil Volume 17, Nomor Idris, Zilhardi. (2007), “Jembatan 1 Januari 2018, Politeknik Penyeberangan di Depan Negeri Jakarta, Depok, 03 April Kampus UMS Sebagai Fasilitas 2019. Pejalan Kaki”, Dinamika Teknik Sipil Volume 7, Nomor Simanjuntak, Marganda Buala; 1 : 87-93.Universitas Yulianto; Rajagukguk, Williater
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 101
(2018), “Studi Efektivitas Penggunaan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Kawasan Lapangan Merdeka Medan (Studi Kasus : Jl. Putri Hujian dan Jl. Guru Patimpus)”, Fakultas Teknik Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Sumatera Utara.
Sundararajan, Komala Devi; Ambak,
Kamarudin; Daniel, Basil David; Sukor, Nur Sabahiah Abdul; Ishak Siti Zaharah. (2019). “Willingness to Use Overhead Bridge Facilities Based on Theory of Planned Behavior”, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, Malaysia.
Tanan, Natalia. (2012), “Kajian Celah
yang Diperlukan untuk Menentukan Fasilitas Penyeberangan Pejalan Kaki (Study On Gap Acceptance To Determine Pedestrian Crossing Facilities)”, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Bandung.
Jurnal Teknik Sipil-Arsitektur Vol. 20 No. 1 (2021) : Mei 2021 102