Professional Documents
Culture Documents
5051 12940 2 PB PDF
5051 12940 2 PB PDF
5051 12940 2 PB PDF
86
Humairah. A. et al. 2022. Identifikasi Senyawa Metabolit … (05): 86 - 91
87
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 05 No. 1 Edisi Februari 2022
dalam plastik yang kecil dan memberi label tersebut. Bila warna yang dihasilkan semakin
atau kode yang sesuai sampel. kuat, maka konsentrasi tanin semakin tinggi.
Identifikasi Alkaloid
Metode Identifikasi
Menuang 1 gram serbuk sampel ke
Mengidentifikasi sampel batang, akar, tabung reaksi, menuang 5 ml klorofom dan
kulit, dan daun dari tumbuhan belaran tapah NH3 5 ml, kemudian didihkan, selanjutnya
dengan senyawa metabolit sekundernya dikocok dan disaring. Hal tersebut untuk
antara lain saponin, flavonoid, quinon, steroid, membuat filtrat. Tahap selanjutnya, menuang
tanin, tritrpenoid, dan alkaloid. Mengolah filtrat 5 ml H2SO4 dengan konsentrasi 2N ke filtrat
dari simplisia untuk pengujian dengan dan kembali dikocok. Menaruh filtrat ke dalam
mendidihkan air 100 ml dan menyampurkan 1 3 bagian tabung reaksi. Pertama pada bagian
gram serbuk sampel, selanjutnya menyaring tersebut meneteskan 1 atau 2 tetes pereaksi
untuk mengidentifikasi saponin, flavonoid, dan Meyer ke filtrat, jika warna putih terbentuk di
quinon), kemudian menaruhnya ke tabung endapannya berarti sampel tersebut
reaksi untuk mengidentifikasi kandungan mengandung alkaloid. Meneteskan 1 sampai 2
senyawa metabolit sekunder pada sampel. tetes pereaksi Wagner ke filtrat untuk bagian
Melakukan identifikasi dengan metode skrining kedua, jika membentuk endapan coklat
fitokimia (Harborne, 1987). menunjukkan bahwa sampel tersebut
mengandung alkaloid. Terakhir, meneteskan 1
Identifikasi Saponin hingga 2 tetes pereaksi Dragendorf ke dalam
Memasukkan 10 ml filtrat ke tabung reaksi filtrat bagian ketiga, jika warna jingga yang
dan mengaduknya secara vertikal selama 10 terbentuk di endapan dapat dikatakan bahwa
detik, setelah itu mendiamkannya 10 menit. ditemukan alkaloid pada sampel tersebut.
Jika membentuk busa yang stabil dan jika Identifikasi Steroid dan Triterpenoid
ditambahkan 1 tetes HCl 1% busa tersebut
tetap stabil maka sampel tersebut terdapat Menuang serbuk simplisia sebanyak 1
senyawa saponin. gram, lalu sebanyak 10 ml klorofom
ditambahkan ke dalamnya, kemudian dikocok
Identifikasi Quinon dan menyaringnya. Perlakuan tersebut untuk
Menyiapkan 5 ml filtrat dan meneteskan membuat filtrat. Setelah itu meneteskan asam
beberapa tetesan bahan kimia NaOH dengan asetat glasial sebanyak 10 tetes ke dalam filtrat
konsentrasi 1N pada filtrat (meneteskan lewat dan meneteskan H2SO4 sebanyak 10 tetesan,
dinding pada tabung reaksi). Bila perubahan jika warna berubah menjadi hijau, maka
warna yang ada menunjukkan warna merah, senyawa steroid terkandung di dalam sampel
artinya teridentifikasi adanya quinon. tersebut dan jika menjadi merah, maka
menunjukkan adanya senyawa triterpenoid.
Identifikasi Flavonoid
Menyiapkan 5 ml filtrat, kemudian Analisis Data
menuang 1 gram Magnesium (Mg) dan
menuang HCl pekat 1 ml ke filtratnya, setelah Mengolah data yang digunakan untuk
itu menuang 5 ml etanol, lalu dikocok dengan hasil yang telah diperoleh ke dalam bentuk
kuat, serta mendiamkannya sampai larutan tabulasi. Hasil pengujian diolah dengan
tersebut terpisah, Jika menjadi merah muda menandai plus dua (++) yang berarti indikasi
(pink) di larutan etanol maka dikatakan sampel kuat dan tajam jika di dalam sampel tersebut
tersebut mengandung senyawa flavonoid. ditemukan indikasi senyawa metabolit
sekunder, menandai plus satu (+) jika indikasi
Identifikasi Tanin di dalamnya lemah atau warna yang dihasilkan
Menuang serbuk simplisia 1 gram ke kurang tajam, jika tidak terdeteksi atau tidak
dalam 200 ml air, selanjutnya memanaskan ada senyawa metabolit sekunder ditandai
sampai mendidih dan mendinginkannya, dengan minus satu (-), kemudian data tersebut
kemudian menyaringnya. Perlakuan tersebut dianalisis memakai metode analisis secara
untuk membuat filtrat. Setelah mebuat filtrat, deskriptif.
kemudian menambahkan larutan FeCl3 1% ke
dalanya, jika perubahan menjadi warna biru
yang tua atau hijau kehitaman dapat diartikan
bahwa tanin terkandung di dalam sampel
88
Humairah. A. et al. 2022. Identifikasi Senyawa Metabolit … (05): 86 - 91
89
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 05 No. 1 Edisi Februari 2022
saponin juga berguna dalam pertahanan alkaloid memiliki kegunaan dalam bidang
tumbuhan terhadap gangguan fungi dan kesehatan antara lain memicu sistem saraf,
mikroba yang mempunyai sifat hemolitik menurunkan dan menaikan tekanan darah,
sebagian dan sebagian lainnya bersifat serta melawan infeksi mikroba. Ayuni &
sitotoksik, serta mampu melawan virus. Sukarta (2013), alkaloid dengan golongannya
Menghambat peningkatan kadar glukosa yang banyak dimiliki tumbuhan adalah alkaloid
dalam darah juga salah satu manfaat dari dengan golongan isokuinolin dan basa
saponin, mekanismenya dengan merupakan sifat yang dimilikinya dan berarti
membendung penyerapan pada glukosa di hanya mampu dilarutkan pada pelarut organik.
usus halus dan membendung pengosongan Wadood et al., (2013) mengemukakan bahwa
lambung, yang menyebabkan absorpsi suatu agen anastesi merupakan pemanfaatan
makanan akan lebih lama, serta akan dari senyawa alkaloid yang biasa dimiliki oleh
mengalami perbaikan untuk kadar glukosa tumbuhan obat. Alkaloid juga berkhasiat untuk
darah (Mahendra & Fauzi, 2005). Menurut anti diabetes, anti malaria, dan anti diare.
Agustina (2016) saponin mempunyai Pernyataan tersebut sejalan pada yang
kemampuan dalam mengikat kolesterol dalam dikatakan oleh (Chen et al., 2007) bahwa
hal efek mengurangi resiko aterosklerosis, bagian biji pada mahoni (Swietenia mahagoni)
serta obat luka luar karena dapat yang mengandung senyawa alkaloid
menghentikan atau mengeringkan darah pada merupakan bahan yang telah dipakai untuk
kulit. Selain itu, kandungan saponin dapat pengobatan tradisional yaitu dimanfaatkan
sebagai antimikroba, mengurangi kadar gula sebagai obat pada penyakit hipertensi,
darah serta penggumpalan darah, malaria, dan diabetes, akan tetapi dibutuhkan
meningkatkan vitalitas, serta meningkatkan adanya identifikasi pada senyawa golongan
sistem kekebalan tubuh, dalam hal tersebut alkaloid, sehingga akan dapat diketahui
yaitu sebagai aktivitas biologis. kegunaannya yang lebih meyakinkan karena
beberapa golongan alkaloid bersifat racun.
Fuller & Mc Clintock (1986) berpendapat
yakni tanin yang ada pada batang dan
daunnya juga berpotensi sebagai obat. Tanin
mampu mengikat protein yang menghambat KESIMPULAN DAN SARAN
aktivitas enzim yang menyebabkan
metabolisme sel terhenti. Melihat dari sifatnya
yang mampu mengikat protein ini yang juga Kesimpulan
berpotensi untuk dipakai sebagai antibakteri,
selain itu juga mampu menghambat Berdasarkan hasil yang telah diperoleh
pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, dapat disimpulkan bahwa senyawa yang
Staphylococcus aureus, dan Bacillus paling banyak ditemukan adalah saponin dan
stearothermophilus mekanismenya dengan hampir di semua bagian, sedangkan senyawa
cara mengubah permeabilitas membran flavonoid, quinon, dan triterpenoid tidak
sitoplasma (Susilawati, 2007). terdapat sama sekali di dalam semua bagian
yang diidentifikasi pada penelitian ini. Tanin
Potensi senyawa triterpenoid yang ada di terkandung pada bagian batang dan daun
dalamnya juga mampu bekerja sebagai belaran tapah. Steroid hanya ditemukan di
antibakteri yaitu seperti diterpenoid, bagian daun yang indikasinya terlihat jelas
triterpenoid glikosida, monoterpenoid linalool, atau kuat. Terakhir yaitu senyawa alkaloid
phytol, dan triterpenoid saponin (Minarno, yang terkandung dari semua bagian yang
2015). Retno et al., (2016) mengatakan bahwa diidentifikasi menunjukkan indikasi yang lemah
alkaloid juga ditemukan pada tumbuhan di dan senyawa ini tidak ditemukan di bagian
bermacam bagiannya, yang ditemukan di kulitnya.
ranting, kulit batang, biji, akar, daun, serta
bunga, tetapi umumnya didapat dalam kadar Saran
yang lebih kecil dan yang tercampur dengan
senyawa rumit yang berasal dari jaringan Memerlukan studi atau penelitian lebih
tumbuhan atau tanaman harus dipisahkan. lanjut pada tumbuhan belaran tapah dalam hal
Keterkaitannya pada hasil identifikasi yaitu di potensinya, baik untuk perhitungan persentase
batang, akar, dan daun memperlihatkan kandungan atau uji fitokimia kuantitatif, uji
indikasi yang lemah (sebagian besarnya), hayati, uji bioaktivitas, maupun uji lain terhadap
sehingga bisa diartikan kadarnya sedikit. Widi
senyawa kimia aktif atau metabolit
dan Indriati (2007) mengemukakan bahwa
90
Humairah. A. et al. 2022. Identifikasi Senyawa Metabolit … (05): 86 - 91
91